Anda di halaman 1dari 10

MODUL AJAR

I P A S
(ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL)

MODUL AJAR

PROJEK IPAS
KELAS X
1
Modul Ajar Projek IPAS_Sampah_SMKN 1 Nguling
MODUL AJAR
I P A S
(ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL)
GLOSARIUM
 3R adalah singkatan dari reduce (kurangi), reuse (pakai lagi), recycle (daur ulang)..
 Anorganik adalah jenis sampah yang berasal dari bahan-bahan non-organik atau tidak
bisa diurai. Contoh sampah anorganik adalah plastik, kaleng minuman, plastik kresek, ban
bekas, besi, kaca, karet, kabel, dan lain sejenisnya..
 Kompos adalah pupuk berbentuk seperti tanah hasil pelapukan alami maupun dengan
bantuan bakteri pengurai dari ranting pohon, dedaunan, sisa makanan, dan materi organik
lainnya. Meski berasal dari sampah organik, kompos tidak lagi berbau, sebaliknya kaya zat
yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan..
 Komposter adalah alat mengolah sampah organik rumah tangga melalui pengomposan
dengan memanfaatkan tong bekas.
 Lindi adalah cairan pekat yang dihasilkan oleh timbunan sampah yang bercampur dengan
air hujan. Cairan ini berbahaya karena bersifat asam dengan prosentase di atas 50%.
Cairan ini pula yang menjadi penyebab utama kendaraan pengangkut sampah lebih cepat
terkorosi.
 Maggot adalah larva lalat tentara hitam. Membudidayakan maggot dapat membantu
mengurai sampah organik dan hasilnya bernilai ekonomi tinggi.
 Organik adalah jenis sampah yang berasal dari bahan-bahan organik atau dapat diurai
oleh bakteri. Contoh: sisa makanan/minuman, ranting tanaman/pohon, dedaunan, dan lain
semacamnya.
 Polusi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dicantumkan sebagai pencemaran atau
pengotoran. Secara umum, polusi ketika ada zat kimia yang masuk ke lingkungan yang
berbahaya bagi kesehatan manusia dan merusak lingkungan.
 Retribusi Sampah, sering juga disebut sebagai iuran sampah, adalah biaya yang
dibayarkan warga atas jasa pengambilan sampah.
 Rosok atau rongsok adalah istilah populer untuk sampah anorganik yang memiliki nilai
ekonomis. Berasal dari barang yang rusak, bekas kemasan barang, atau sisa bahan
produksi.
 Sampah, berdasarkan UU No 18 tahun 2008, adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia
dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
 Sampah basah adalah istilah populer yang dipakai untuk menyebut sampah organik (lihat
keterangan organik di atas).
 Sampah kering adalah juga istilah populer yang dipakai untuk menyebut jenis sampah
anorganik (lihat keterangan anorganik di atas).
 Sari adalah sampah logam kaleng kemasan minuman bersoda.
 Thermoplast adalah jenis sampah plastik yang mudah meleleh ketika dipanaskan dan
mudah mengeras ketika dingin. Di Panggungharjo, thermoplast diolah menjadi bahan baku
plastik kayu (wood plastic) sebagai alternatif pengganti kayu bangunan.
 TPA adalah singkatan dari Tempat Pembuangan Akhir. Di sinilah sampah-sampah dari
sebuah mawasan diletakkan. Biasanya berupa lahan luas di daerah pinggiran atau jauh
dari pemukiman. TPA diadakan dan dikelola oleh pemerintah daerah setempat untuk
menampung sampah warganya.
 TPST adalah singkatan dari Tempat Pembuangan Sampah Terpadu. Berbeda dengan TPA
yang hanya menimbun dan mengurug sampah, di TPST sampah dikumpulkan untum
diolah, digunakan kembali, hingga didaur ulang.
 Transporter adalah orang atau tim yang mengambil sampah dari rumah tangga atau non-
rumah tangga untuk dikirim ke tempat pengolahan sampah.
 Zero Waste pertama kali oleh Daniel Knapp untuk menggambarkan usaha pengelolaan
sampah menyeluruh mulai dari reduce, reuse, dan recyle. Ide ini percaya bahwa sampah
dapat dipilah dan dimanfaatkan sebelum dikirim ke TPA.

20
Modul Ajar Projek IPAS_Sampah_SMKN 1 Nguling
PENGOLAHAN SAMPAH

Sampah ialah sisa kegiatan sehari-hari dari manusia dan atau proses alam yang
memiliki bentuk padat. Sampah kerap kali mengacu kepada material sisa yang tak diinginkan
atau tidak memiliki manfaat bagi manusia usai berakhirnya suatu kegiatan atau proses domestik.
Untuk buangan industri, material yang sudah tidak diinginkan umumnya disebut dengan limbah
industri.
A. Jenis Sampah
Berdasarkan sifatnya, sampah dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni sampah organik dan
sampah anorganik. Sampah organik adalah jenis sampah yang dapat diolah sedangkan sampah
anorganik adalah sampah yang tidak atau sulit untuk diuraikan. Berikut informasi lebih lanjut
mengenai sampah organik dan anorganik.
1. Sampah Organik
Sampah organik ialah jenis sampah yang berasal dari makhluk hidup, baik manusia,
tumbuhan, maupun hewan. Sampah organik ini umumnya masih bisa dipakai apabila dikelola
menyesuaikan dengan prosedur yang benar. Jadi, sampah ini dapat memiliki berbagai manfaat
bagi kehidupan.
Sampah organik sendiri, dapa terbagi menjadi dua jenis, yakni sampah organik kering dan
basah. Sama seperti namanya, sampah organik kering adalah sampah organik yang kandungan
airnya sedikit sedangkan sampah organik basah adalah sampah organik yang banyak
mengandung air.
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik adalah jenis sampah yang sulit untuk terurai. Berbeda dengan sampah
organik, sampah ini pada umumnya tudak berasal dari mahluk hidup. Sampah anorganik ialah
sampah yang berasal dari bahan non hayati yang juga meliputi produk sintesis dan hasil proses
teknologi dari pengolahan bahan tambang.
Permasalahan limbah anorganik hingga saat ini masih belum menemukan titik terang.
Meskipun beberapa ikhtiar telah dilaksanakan, jumlah sampah di Indonesia masih saja bisa
dikatakan sangat besar besar. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanaan (KLHK) pada tahun 2019, jumlah sampah sebesar 67,8 juta ton, yang terdiri dari
57% sampah organik, 15% sampah plastik, 11% sampah kertas, dan 17% sampah yang lainnya.
Bahan Ajar Projek IPAS_SAMPAH_SMKN 1 Nguling 1
Berdasarkan data yang telah dilaporkan oleh Minderoo Foundation, tiap-tiap warga negara
Indonesia menghasilkan sampah anorganik yakni kurang lebih 9 kg sampah plastik sekali pakai.
Negara Indonesia bahkan menjadi negara yang membuang sampah plastik sekali pakai per
kapita terbesar pada urutan ke-enam di Asia Tenggara.
B. Perbedaan Sampah Anorganik dan Organik
Ada empat perbedaan yang mendasar antara sampah organik dengan sampah anorganik
yang bisa dilihat dari sumber, kandungan di dalamnya, ketahanan terhadap panas, serta reaksi
yang dihasilkan.
1. Sumber
Perbedaan yang pertama dapat dilihat dari sumber sampah tersebut. Sampah organik berasal
dari sisa-sisa organisme hidup baik manusia, tumbuhan, maupun hewan.
Sedangkan sampah anorganik berasal dari organisme yang tidak hidup misalnya plastik.
2. Kandungan Di Dalamnya
Sampah organik pada umumnya memiliki kandungan karbon dan ikatan hidrogen.
Sampah organik juga memiliki kandungan komposisi yang lebih kompleks apabila
dibandingkan dengan sampah anotganik. Sementara itu, sampah anorganik tak mempunyai
kandungan karbon. Sampah ini mempunyai materi tak hidup serta mengandung mineral.
3. Ketahanan Panas
Sampah organik umumnya akan lebih mudah terbakar apabila terkena panas. Berbeda
dengan sampah anorganik yang beberapa diantaranya lebih tahan panas misalnya besi, kaca,
dan barang elektronik yang memerlukan suhu panas yang tinggi untuk menghancurkannya.
4. Reaksi yang Dihasilkan
Sebuah penelitian mengungkapka bahwa sampah organik mempunyai laju reaksi yang
lambat serta tidak menghasilkan garam. Sedangkan sampah anorganik mempunyai laju
reaksi yang cenderung lebih cepat dan bisa membentuk garam. Garam yang dimaksud ialah
bukan garam masak, tetapi membentuk menyerupai garam yang berbutir-butir.

C. Contoh Sampah Organik


1. Sisa-sisa makanan
Sisa makanan ini termasuk atau merupakan ke dalam golongan sampah organik
karena memiliki sifat yang bisa didaur ulang kembali untuk dijadikan sebagai pupuk
kompos.
2. Kotoran manusia dan hewan
Kotoran hewan adalah salah satu di antara berbagai sampah organik yang
mempunyai manfaat yang cukup baik. Satu di antaranya ialah kotoran sapi. Kotoran sapi
merupakan contoh sampah organik yang bisa dimanfaatkan menjadi biogas alam.
Sementara itu, kotoran manusia juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman yang
memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi.
3. Kayu
Kayu merupakan satu di antara berbagai sampah organik lain yang mungkin
dianggap tidak memiliki kegunaan bagi sebagian orang. Meski demikian, apabila kayu
berada di tangan orang yang kreatif, kayu tersebut bisa dimanfaatkan sebagai karya seni
maupun sumber energi terbaharukan karena kayu mengandung sellulosa
4. Dedaunan
Dedaunan yang telah rontok jika tidak dilakukan perawaatan tertentu, secara alami
akan menjadi pupuk bagi tumbuhan di sekitarnya. Akan tetapi, daun juga bisa
dimanfaatkan sebagai karya seni serta pupuk kompos yang dapat diperjualbelikan.
Bahan Ajar Projek IPAS_SAMPAH_SMKN 1 Nguling 2
D. Contoh Sampah Anorganik
1. Sampah anorganik padat
Limbah anorganik padat adalah sampah yang bersifat keras dan padat. Contoh
limbah anorganik padat adalah aluminium, besi, alas, botol bekas, plastik, dan beberapa
barangsejenis.
2. Sampah anorganik cair
Sampah anorganik cair adalah sampah berupa cairan yang bisa sangat berbahaya,
yang berasal dari pabrik atau perusahaan produksi.
3. Sampah anorganik gas
Sampah anorganik gas adalah sampah yang tidak dapat diraba oleh indera.
Biasanya, limbah gas anorganik berasal dari cerobong asap di pabrik-pabrik produksi.
Asap atau gas tersebut bisa berbahaya karena dapat menyebabkan Bumi menjadi lebih
panas, rawan terhadap hujan asam, dan berbagai polusi akan bertambah.
E. Ciri-Ciri Sampah Organik dan Anorganik
1. Ciri – Ciri sampah organik
Mudah Terurai melalui proses pembusukan. Biasanya sisa dari mahluk hidup Jika diolah
lagi dapat bermanfaat untuk mahluk hidup lain
2. Ciri – ciri sampah anorganik
Sangat sulit terurai dan membutuhkan waktu bertahun – tahun. Sisa dari kemasan yang
di buat oleh pabrikasi. Dapat diolah kembali menjadi produk yang sama atau produk
kerajinan lain
F. Pengolahan Sampah
1. Pengolahan Sampah Organik
Sampah organik merupakan jenis sampah yang cukup mudah diolah. Sampah
organik dapat diolah menjadi berbagai produk yang fungsional dan memiliki nilai
ekonomis.
Adapun cara mengolah sampah organik sebagai berikut.
a. Pupuk Kompos
Pupuk kompos adalah jenis pupuk organik yang berasal dari penguraian sampah
organik seperti daun kering. Pembuatan kompos ini bisa dilakukan secara alami.
Namun saat ada tindakan dari manusia seperti penambahan mikroorganisme pengurai,
pengomposan terjadi lebih cepat.
Cara membuat kompos sangat mudah dan kandungan haranya juga cukup lengkap
sehingga sangat berguna untuk budidaya tanaman. Berdasarkan penjelasan di
Prosiding Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPP2M), berikut ini
langkah-langkah membuat kompos dari sampah organik. Siapkan bahan kompos
seperti sampah dari daun-daunan, kotoran ayam, arang sekam, EM4, gula pasir, dan
air. Kemudian buat starter dengan cara melarutkan gula dengan air. Selanjutnya
tambahkan EM4 dalam starter dengan takaran yang telah ditentukan. Tahap
selanjutnya diamkan starter selama 24 jam. Lalu campurkan seluruh bahan untuk
membuat kompos seperti daun, kotoran ayam, dan arang sekam. Siram bahan dengan
starter yang sudah dibuat kemudian aduk sampai merata. Diamkan kompos tersebut
selama kurang lebih 17 hari. Apabila bahan tersebut sudah berwarna kehitaman, maka
kompos telah siap digunakan.
Bahan Ajar Projek IPAS_SAMPAH_SMKN 1 Nguling 3
b. Biogas
Selain kompos, sampah organik juga bisa diolah menjadi biogas. Menurut
penjelasan di modul “Pengolahan Limbah Organik/Cair menjadi Biogas, Pupuk Padat,
dan Cair”, biogas adalah gas dari aktivitas anaerobik atau fementasi bahan organik.
Biogas yang dihasilkan memiliki kandungan seperti metana, karbon dioksida,
nitrogen, hidrogen, hidrogen sulfida, dan oksigen.
Biogas diperoleh oleh bakteri dari bahan organik dalam kondisi kedap udara.
Biogas yang berasal dari kotoran tenak memiliki kandungan 60% gas metan. Produksi
gas bisa dipengaruhi dengan jumlah bahan organik yang digunakan. Semakin tinggi
bahan organik yang digunakan maka gas yang dihasilkan juga semakin banyak.
Kecepatan produksi gas juga dipengaruhi oleh kondisi fisik dan temperatur. Bahan
kering dan berserabut umumnya lebih lama dibandingkan dengan bahan yang basah
dan halus. Sementara itu, temperatur yang optimal yaitu 32 – 37 oC. Jumlah bakteri
juga bisa mempengaruhi proses pembuatan biogas. Kelompok bakteri yang diperlukan
untuk mempercepat fementasi
c. Pupuk Organik Cair (POC)
Selain diolah menjadi kompos dan biogas, sampah organik juga bisa diolah
menjadi pupuk organik cair. Mengutip dari modul “Pembuatan Pupuk Padat dan Cair
dari Sampah Organik”, berikut cara membuat pupuk organik cair. Bahan dan Alat
Pembuatan POC Drum 200 liter beserta tutupnya. Stop kran diameter 1 – 1,5 inchi.
Sock berderat pipa pralon PVC, ukurannya disesuaikan dengan stop kran. Sealent, seal
karet ban dalam. Plastik yang telah dilubangi sesuai dengan ukuran drum. Sampah
organik seperti sisa sayur dan buah. EM-4
Cara Membuat POC Pasang pelat plastik yang telah dilubangi ke dalam drum.
Pasang penahan dibawah pelat plastik untuk menahan sampah yang akan dijadikan
pupuk organik cair. Buat lubang di samping drum untuk tempat stop kran. Pasang stop
kran di lubang tersebut lalu lapisi dengan karet seal pada bagian luar dan dalam. Pada
bagian dalam pasang sock pipa plastik dengan stop kran. Lalu kencangkan agar stop
kran tidak bocor. Setelah alat pembuatan selesai, lanjutkan dengan memasukan
seluruh sampah organik yang sudah dicincang ke dalam wadah tersebut. Masukkan
juga EM-4 sebagai starter. Tutup drum dengan rapat. Setelah fermentasi selesai,
tampung pupuk cair dalam wadah lalu lakukan aerasi agar aroma fementasi hilang.
Terakhir, kemas POC dalam wadah tertutup lalu aplikasikan ke tanaman. Perlu
diketahui bahwa proses pembuatan POC membutuhkan waktu kurang lebih 2 minggu.
Anda bisa melakukan pengecekan secara berkala. Jika aroma fermentasi sudah harus
atau menyerupai aroma tape, maka POC telah selesai dibuat dan proses fermentasi
bisa dihentikan.

2. Pengolahan Sampah anorganik


Pengelolaan limbah anorganik secara khusus bisa dilakukan dengan cara
menerapkan sistem 3R (reuse, reduce, dan recycle). Reuse artinya yakni menggunakan
kembali sampah anorganik yang masih memiliki fungsi lainnya. Reduce memiliki arti
yakni mengurangi penggunaan barang sekali pakai. Sementara, recycle memiliki arti
yakni mendaur ulang sampah anorganik menjadi berbagai benda yang memiliki manfaat
lebih dan mempunyai nilai baru.
Bahan Ajar Projek IPAS_SAMPAH_SMKN 1 Nguling 4
Selain itu, berdasarkan penjelasan di dalam Jurnal Formatif 4 (2), ada beberapa
tahapan yang dapat dilakukan dalam pengelolaan sampah anorganik.
1. Mencegah dan Mengurangi Sampah dari Sumbernya
Mencegah serta mengurangi sampah dari sumbernya dapat terlaksana dengan cara
melakukan pemilahan atau pemisahan sampah organik dengan anorganik. Pemisahan
tersebut dapat dilakukan dengan cara menyediakan tempat sampah khusus bagi tiap-tiap
jenis sampah yang berbeda.
2. Pemanfaatan Kembali
Cara untuk mengolah sampah anorganik yang berikutnya ialah dengan memanfaatkan
kembali produk tersebut. Misalnya dengan memakai kertas hasil daur ulang atau membuat
aneka kerajinan yang bahan dasarnya yakni sampah plastik.
3. Bank Sampah
Bank sampah ialah salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi tumpukan sampah
anorganik. Dengan berdasarkan pada prinsip 3R, kehadiran bank sampah bisa
memberikan peluang untuk menabung serta menjaga kebersihan lingkungan dari dampak
buruk sampah anorganik. Secara umum, sistem bank sampah di Indonesia dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu pemilihan sampah, penyortiran, serta penjualan sampah.
1. Pemilahan
Pada tahap ini sampah dapat dipisahkan menjadi dua kategori, yakni organik dan
anorganik. Untuk jenis anorganik, sampah dipilah kembali ke dalam beberapa jenis, yakni
kertas, botol, plastik, maupun besi. Sampah organik diolah untuk dijadikan sebagai pupuk
kompos, sementara sampah non-organik inilah yang akan disetor ke bank sampah.
2. Penyortiran
Setelah sampah anorganik terkumpul, semua sampah tersebut langsung disetorkan ke
bank sampah terdekat yang nantinya akan dikategorikan sebagai deposit atau semacam
uang yang akan disetorkan ke bank konvensional.
3. Penjualan
Sampah akan ditimbang di bank serta dikonversikan ke dalam bentuk uang ke
rekening bank sampah. Apabila Grameds merupakan nasabah baru, petugas akan
meminta Grameds untuk membuat rekening. Perlu diingat, harga sampah pada tiap-tiap
bank sampah dapat berbeda-beda menyesuaikan pada ketentuan masing-masing bank
sampah.

G. Dampak Sampah bagi Manusia dan Lingkungan

1. Dampak Sampah bagi Kesehatan


Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak
terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai
binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.
Menurut Gelbert dkk (1996; 46-48) Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah
sebagai berikut;
a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah
dengan pengelolaan yang tidak tepat dapat bercampur dengan air m inum. Penyakit demam

Bahan Ajar Projek IPAS_SAMPAH_SMKN 1 Nguling 5


berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang
memadai.
b. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit)
c. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu
penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam
pencernaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah
d. Sampah beracun; Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat
mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah
yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.

2. Dampak Sampah terhadap Lingkungan


a) Pencemaran Udara
Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut merupakan sumber bau tidak sedap
yang memberikan efek buruk bagi daerah sensitif sekitarnya seperti permukiman, perbelanjaan,
rekreasi, dan lain-lain. Pembakaran sampah seringkali terjadi pada sumber dan lokasi pengumpulan
terutama bila terjadi penundaan proses pengangkutan sehingga menyebabkan kapasitas tempat
terlampaui. Asap yang timbul sangat potensial menimbulkan gangguan bagi lingkungan
sekitarnya.
Sarana pengangkutan yang tidak tertutup dengan baik juga sangat berpotensi menimbulkan
masalah bau di sepanjang jalur yang dilalui, terutama akibat bercecerannya air lindi dari bak
kendaraan. Proses dekomposisi sampah di TPA secara kontinu akan berlangsung dan dalam hal ini
akan dihasilkan berbagai gas seperti CO, CO2, CH4, H2S, dan lain-lain yang secara langsung akan
mengganggu komposisi gas alamiah di udara, mendorong terjadinya pemanasan global, disamping
efek yang merugikan terhadap kesehatan manusia di sekitarnya.
Pembongkaran sampah dengan volume yang besar dalam lokasi pengolahan berpotensi
menimbulkan gangguan bau. Disamping itu juga sangat mungkin terjadi pencemaran berupa asap
bila sampah dibakar pada instalasi yang tidak memenuhi syarat teknis. Seperti halnya
perkembangan populasi lalat, bau tak sedap di TPA juga timbul akibat penutupan sampah yang
tidak dilaksanakan dengan baik. Asap juga seringkali timbul di TPA akibat terbakarnya tumpukan
sampah baik secara sengaja maupun tidak. Produksi gas metan yang cukup besar dalam tumpukan
sampah menyebabkan api sulit dipadamkan sehingga asap yang dihasilkan akan sangat
mengganggu daerah sekitarnya.
b) Pencemaran Air
Prasarana dan sarana pengumpulan yang terbuka sangat potensial menghasilkan lindi
terutama pada saat turun hujan. Aliran lindi ke saluran atau tanah sekitarnya akan menyebabkan
terjadinya pencemaran. Instalasi pengolahan berskala besar menampung sampah dalam jumlah
yang cukup besar pula sehingga potensi lindi yang dihasilkan di instalasi juga cukup potensial
untuk menimbulkan pencemaran air dan tanah di sekitarnya.
Lindi yang timbul di TPA sangat mungkin mencemari lingkungan sekitarnya baik berupa
rembesan dari dasar TPA yang mencemari air tanah di bawahnya. Pada lahan yang terletak di
kemiringan, kecepatan aliran air tanah akan cukup tinggi sehingga dimungkinkan terjadi cemaran
terhadap sumur penduduk yang trerletak pada elevasi yang lebih rendah.
Bahan Ajar Projek IPAS_SAMPAH_SMKN 1 Nguling 6
c) Pencemaran Tanah
Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya di lahan kosong atau TPA
yang dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan lahan setempat mengalami pencemaran
akibat tertumpuknya sampah organik dan mungkin juga mengandung Bahan Buangan Berbahaya
(B3). Bila hal ini terjadi maka akan diperlukan waktu yang sangat lama sampai sampah
terdegradasi atau larut dari lokasi tersebut. Selama waktu itu lahan setempat berpotensi
menimbulkan pengaruh buruk terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya.
Gangguan Estetika
Lahan yang terisi sampah secara terbuka akan menimbulkan kesan pandangan yang sangat
buruk sehingga mempengaruhi estetika lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat terjadi baik di
lingkungan permukiman atau juga lahan pembuangan sampah lainnya. Proses pembongkaran dan
pemuatan sampah di sekitar lokasi pengumpulan sangat mungkin menimbulkan tumpahan sampah
yang bila tidak segera diatasi akan menyebabkan gangguan lingkungan. Demikian pula dengan
ceceran sampah dari kendaraan pengangkut sering terjadi bila kendaraan tidak dilengkapi dengan
penutup yang memadai.
Di TPA ceceran sampah terutama berasal dari kegiatan pembongkaran yang tertiup angin
atau ceceran dari kendaraan pengangkut. Pembongkaran sampah di dalam area pengolahan
maupun ceceran sampah dari truk pengangkut akan mengurangi estetika lingkungan sekitarnya.
Lokasi TPA umumnya didominasi oleh ceceran sampah baik akibat pengangkutan yang kurang
baik, aktivitas pemulung maupun tiupan angin pada lokasi yang sedang dioperasikan. Hal ini
menimbulkan pandangan yang tidak menyenangkan bagi masyarakat yang melintasi / tinggal
berdekatan dengan lokasi tersebut.
Kemacetan Lalu lintas
Lokasi penempatan sarana/prasarana pengumpulan sampah yang biasanya berdekatan
dengan sumber potensial seperti pasar, pertokoan, dan lain-lain serta kegiatan bongkar muat
sampah berpotensi menimbulkan gangguan terhadap arus lalu lintas. Arus lalu lintas angkutan
sampah terutama pada lokasi tertentu seperti transfer station atau TPA berpotensi menjadi gerakan
kendaraan berat yang dapat mengganggu lalu lintas lain; terutama bila tidak dilakukan upaya-upaya
khusus untuk mengantisipasinya. Arus kendaraan pengangkut sampah masuk dan keluar dari lokasi
pengolahan akan berpotensi menimbulkan gangguan terhadap lalu lintas di sekitarnya terutama
berupa kemacetan pada jam-jam kedatangan.
Dampak Sosial
Hampir tidak ada orang yang akan merasa senang dengan adanya pembangunan tempat
pembuangan sampah di dekat permukimannya. Karenanya tidak jarang menimbulkan sikap
menentang/oposisi dari masyarakat dan munculnya keresahan. Sikap oposisi ini secara rasional
akan terus meningkat seiring dengan peningkatan pendidikan dan taraf hidup mereka, sehingga
sangat penting untuk mempertimbangkan dampak ini dan mengambil langkah-langkah aktif untuk
menghindarinya.

Bahan Ajar Projek IPAS_SAMPAH_SMKN 1 Nguling 7


3. Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat, bau tidak sedap dan pemandangan yang buruk Karena sampah
bertebaran dimana-mana.
b. Memberikan dampak negative terhadap kepariwisataan
c. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk
mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya
produktivitas)
d. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan
dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.

Bahan Ajar Projek IPAS_SAMPAH_SMKN 1 Nguling 8

Anda mungkin juga menyukai