Anda di halaman 1dari 4

LAMPIRAN PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Penanya: Faradibah

Apakah kurikulum bisa digunakan oleh semua siswa?

Jawaban:

Iya, sudah seharusnya kurikulum dapat digunakan oleh semua siswa sebab

pada hakikatnya pengembangan kurikulum selalu disesuaikan dengan apa

yang dibutuhkan siswa serta disesuaikan pula dengan perkembangan zaman

yang ada. Selain itu, semua siswa memang harus menggunakan kurikulum

karena tanpa kurikulum, suatu proses pendidikan tidak akan berjalan dengan

semestinya karena yang kurikulumlah yang selama ini menjadi pedoman

dalam proses pendidikan yang berlangsung di Indonesia. Seperti yang

dikemukakan oleh Hamalik (2019) menyatakan bahwa pengembangan

kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan

bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara mempelajarinya.

Oleh karena itu, semua siswa dari berbagai jenjang pendidikan tentu saja bisa

menggunakan kurikulum.

Sumber: Hamalik, Oemar. 2019. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:

Bumi Aksara.

2. Penanya: Fadillah Nizahra Amir

Faktor apakah yang dapat mempengaruhi kurikulum sehingga mengalami

perubahan?
Jawaban:

Dalam hal ini ada beberapa faktor yang mengaruhi perubahan sebuah

kurikulum, dan yang menjadi faktor utama adalah karena kurikulum tersebut

sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman sehingga harus

diperbaharui. Selain itu, Sukmadinata (2018) mengemukakan beberapa faktor

penyebab perubahan kurikulum adalah:

a. Tantangan masa depan diantaranya meliputi arus globalisasi, masalah

lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu dan

teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan.

b. kompetensi masa depan yang antaranya meliputi kemampuan

berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan

mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi

warga negara yang efektif, dan kemampuan mencoba untuk mengerti dan

toleran terhadap pandangan yang berbeda.

c. Fenomena sosial yang mengemuka seperti perkelahian pelajar, narkoba,

korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam berbagai jenis ujian, dan gejolak

sosial.

d. Persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu

menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat, dan

kurang bermuatan karakter.

Sumber: Sukmadinata. 2018. Peranan Pengembangan Kurikulum di SDN 1


Sindang Sari. Jurnal Pendidikan. Volume 2, No.1, Halaman 97-112.
Banten: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
LAMPIRAN PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Penanya: Nurul Azmi Multazam

Apa saja tantangan yang dihadapi dalam implementasi kurikulum merdeka?

Jawaban:

Di antara tantangan yang dihadapi dalam implementasi Kurikulum Merdeka

adalah:

Pertama, kesiapan pendidik. Di Kurikulum Merdeka, guru dituntut menjadi

mentor dan fasilitator bagi keragaman siswa, mendiagnosa potensi siswa,

serta memberi pembelajaran yang sesuai tingkat pemahaman dan capaian.

Melihat tantangan tersebut, sangat penting bagi Kemdikbudristek terus

memberi bekal dan pelatihan bagi pendidik agar mampu

mengimplementasikan kurikulum Merdeka dengan baik. Keleluasaan guru

dan sekolah dalam Kurikulum Merdeka bukan berarti lepas dari tanggung

jawab meningkatkan mutu pendidikan.

Kedua, kesiapan anak didik. Tak hanya pendidik, ketidaksiapan anak dalam

Kurikulum Merdeka juga bisa menjadi tantangan. Keleluasaan dalam memilih

apa yang akan dipelajari, harus tetap mendapatkan bimbingan dan support

yang positif. Kesuksesan Implementasi Kurikulum Merdeka bergantung pada

kesiapan guru, anak didik, kepala sekolah, dan seluruh stake holder terkait.

Semua mesti paham peranan masing-masing dan bersinergi untuk

menciptakan suatu perubahan positif demi meningkatkan kualitas pendidikan.

Sumber: Tilaar, H.A.R. 2020. Standarisasi Pendidikan Nasional. Suatu


Tinjauan Kritis.  Jakarta : RINEKA CIPTA.
2. Penanya: Fadillah Nizahra Amir

Perubahan-perubahan apa saja yang terjadi dari kurikulum 2013 ke kurikulum

merdeka di tingkat SD?

Jawaban:

Pada jenjang SD Kurikulum Merdeka dirancang agar pembelajaran berjalan

secara konsisten dan berkesinambungan atau berkesinambungan dengan

pembelajaran di tingkat SD. Ketika memasuk hari awal di kelas 1, siswa SD

tidak dituntut memiliki capaian pembelajaran berupa keterampilan membaca,

menulis, dan berhitung. Hal ini bertujuan agar guru PAUD tidak terbebani

untuk mengajarkan keterampilan menulis dan membaca. Struktur kurikulum

SD atau MI tidak banyak berubah kecuali IPA dan IPS. Kedua mata pelajaran

ini digabungkan menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sosial.

Perubahan ini dilakukan bertujuan untuk mengurangi materi pelajaran dan

menekankan pada pemahaman tentang ilmu pengetahuan yang lebih

mendalam. Perubahan lain adalah pembelajaran berbasis projek sebagai

kegiatan kokurikuler. Pembelajaran berbasis Project merupakan kegiatan

yang kontekstual, kolaboratif, dan berorientasi pada penelitian program atau

pembuatan karya. pembelajaran ini dirancang untuk mengembangkan

kompetensi dan karakter Profil Pelajar Pancasila.

Sumber: Sanjaya, Wina. 2020. Kurikulum, Prinsip, dan Pengembangannya.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai