Sak Hernia
Sak Hernia
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyebab penyakit hernia yaitu dengan bekerja berat untuk memenuhi kebutuhan seperti mengangkat benda berat,
kebiasaan mengkonsumsi makanan kurang serat, yang dapat menyebabkan konstipasi sehingga mendorong mengejan saat
defekasi. Selain itu, batuk, kehamilan, dapat juga berpengaruh dalam meningkatkan tekanan intra abdominal sehingga terjadi
kelemahan otot - otot abdomen yang dapat menimbulkan terjadinya hernia inguinalis, yang dapat menjadi hernia scrotalis bila
kantong hernia inguinalis mencapai scrotum. Bisa juga karena orang yang mempunyai penyakit dengan tonjolan dilipat paha
kemudian dibawa ke dukun sebelum dibawa ke rumah sakit atau dokter. Ada pula sebagian masyarakat yang merasa malu bila
diketahui mempunyai penyakit demikian, sehingga hal-hal inilah yang kadang kala memperlambat penanganan penyakit dan
khususnya hernia. Dapat juga karena sebab didapat atau anomali congenital.
Penyakit hernia atau yang lebih dikenal dengan turun berok adalah penyakit akibat turunnya buah zakar seiring
melemahnya lapisan otot dinding perut. Penderita hernia memang kebanyakan laki-laki terutama anak-anak. Kebanyakan
penderitanya akan merasakan nyeri, jika terjadi infeksi di dalamnya misalnya jika anak-anak penderitanya terlalu aktif. Berasal
dari bahasa Latin, herniae yaitu menonjolnya isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding
rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan
isi yang keluar berupa bagian dari usus.
Hernia yang terjadi pada anak-anak lebih disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup
seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Sementara pada orang dewasa, karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga
perut dan karena faktor usia yang menyebabkan lemahnya otot dinding perut.
B.TUJUAN
1. Tujuan Umum
Perawat ruang Cempaka dapat memberikan asuhan keperawatan pasien hernia
2. Tujuan Khusus
1. Mengambarkan
BAB II
KONSEP DASAR
A.DEFENISI
Hernia Adalah suatu tonjolan yang abnormal dari organ-organ intraabdominal keluar dari cavum abdomen tetapi masih diliputi
oleh perifoneum.
Macam –macam hernia dilihat dari lokasinya:
a. Hernia inguinlis
· Lateralis/indirekta : 50%
· Medialis /direkta : 20%
b. Hernia A femorlis 5%
c. Hernia insisional (hernia dhiafragmaticalheria ventralis ) : 10%
d. Hernia umbilicalis : 3%
Hernia juga dapat digolongkan menjadi hernia reponibiilis dan ireponibilis. Hernia reponibilis yaitu suatu hernia yang dapat
dikembalikan dengan manipulasi manual ke bentuk normalnya dengan kantong pada dinding abdomen. Sedangkan hernia
ireponibilis tidak dapat dikembalikan keposisi normalnya karena adhesi atau leher kantong hernia terbalik. Bila hernia ireponibilis di
sertai dengan gangguan nyeri vaskuler maka digolongkan pada hernia incarcerate.
pada umumnya manifesttasi klinis pada hernia adalah asimtomatik. Penderita pada umumnya mengeluh adanya benjolan yang
timbul bila mengejan, berdiri, berjalan, dan menghilang bila tidur.
B.ETIOLOGI
1. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun wanita. Pada Pasien – pasien penyakit ini disebabkan
karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis. Pada orang dewasa khususnya
yang telah berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan
peningkatan tekanan dalam rongga perut (Giri Made Kusala, 2009).
2. Jenis Kelamin
Hernia yang sering diderita oleh laki – laki biasanya adalah jenis hernia Inguinal. Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi
pada daerah selangkangan, hal ini disebabkan oleh proses perkembangan alat reproduksi. Penyebab lain kaum adam lebih
banyak terkena penyakit ini disebabkan karena faktor profesi, yaitu pada buruh angkat atau buruh pabrik. Profesi buruh yang
sebagian besar pekerjaannya mengandalkan kekuatan otot mengakibatkan adanya peningkatan tekanan dalam rongga perut
sehingga menekan isi hernia keluar dari otot yang lemah tersebut (Giri Made Kusala, 2009).
3. Penyakit penyerta
Penyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada kondisi tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu
kandung kencing atau pembesaran prostat, penyakit kolon, batuk kronis, sembelit atau konstipasi kronis dan lain-lain. Kondisi ini
dapat memicu terjadinya tekanan berlebih pada abdomen yang dapat menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang lemah ke
dalam kanalis inguinalis.
4. Keturunan
Resiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia.
5. Obesitas
Berat badan yang berlebih menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh, termasuk di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu
pencetus hernia. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding
organ yang lemah.
6. Kehamilan
Kehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi tekanan lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi
pencetus terjadinya hernia
7. Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat menyebabkan terjadinya hernia. Contohnya, pekerjaan buruh
angkat barang. Aktivitas yang berat dapat mengakibatkan peningkatan tekanan yang terus-menerus pada otot-otot abdomen.
Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang
lemah.
8. Kelahiran prematur
Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal daripada bayi yang lahir normal karena penutupan kanalis
inguinalis belum sempurna, sehingga memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus melalui kanalis inguinalis
tersebut. Apabila seseorang pernah terkena hernia, besar kemungkinan ia akan mengalaminya lagi. (Giri Made Kusala, 2009).
C.MANIFESTASI KLINIS
1. Berupa benjolan keluar masuk atau keras dan yang tersering tampak benjolan di lipatan paha.
2. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit di sertai perasaan mual
3. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi
4. Bila terjadi hernia inguinalis tragulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas
5. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandungan kencing sehingga menimbulkan gejala sakit kencing atau disuria di sertai
hematuria ( kencing darah ) di samping benjolan di bawah sela paha
6. Hernia diafragmatika menimbulkan persaan sakit di daerah perut di sertai sesak nafas
7. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar
D.PATOFISIOLOGI
Hernia bisa terjadi secara konginetal maupun accuired. Hernia yang bersifat
konginetal seperti hernia ingunalis indirect. Sedangkan yang bersifat accuired bisa terjadi adanya peningkatan tekanan intra
abdominal.
Peningkatan tekanan intra abdomibal anatara lain disebabkan oleh :
· Pengejanan mendadak
· Obesitas
· Gerak badan terlalu aktif
· Batuk menahun
· Asites
· Mengejan pada saat BAB
· Kehamilan
· Massa abdomen yang besar
Akibat peningkatan tekanan intra abdominal ini:
· Kelemahan dasar kanal ingunalis yang tidak memasuki kanal melali cincin internal tetapi langsung melalui trasvrse facia dan
keluar cincin eksternal sehingga terjadilah hernia inguinalis direct.
· Kelemahan fasc`ial marginalis dari cincin inguinalis eksternal dan keluar abdomen melalui cincin inguinalis lewat kanal inguinalis
dan menembus cincin eksternal sehingga terjadi hernia inguinalis indirect.
· Arteri femoralis yang melewati paha dan membengkak pada lipatan paha, jika bagian pencernaan omentum melalui cincin
femorallis tersebut dapat terjadi hernia femoralis
· Struktur muscular menjadi abnormal dimanaterjadi kegagalan pembukaan umbilical yang seharus menutup setelah kelahiran
dapat menyebabkan hernia umbilicalis
· Adanya infeksi, inadekuat nutrisi, distensi abdomen, ekstreme atau obesutas yang mempengaruhi letak insisi bedah tertentu
dapat menyebankan hernia insisional.
Pada hernia incacerata dapat terjadi gangguan atau kehilangan suplai darah pada hernia karena obstruksi dari usus sehingga
berakibat stragulasi hernia. Hernia stragulasi itulah yang memerlukan intervensi bedah darurat karena dapat terjadi iskemi.
E.PATHWAY
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
G.KOMPLIKASI
1. Hematoma (luka Pada skrotum)
2. Retensi urine akut
3. Infeksi pada luka
4. Nyeri kronis
5. Nyeri dan pembengkakan testis yang menyebabkan atrofi testis
6. Rekurensi hernia
H.Penatalaksanaan
I.PENGKAJIAN TERFOKUS
Hal-hal yang dikaji antara lain :
a. Biodata
Mencakup identitas nama, umur, jenis kelamin (hernia inguinalis lebih banyak terjadi pada laki-laki sedangkan hernia umbilicalis
lebih banyak terjadi pada wanita dan infant). Pekerjaan (terutama pekerjaan yang berat dan yang dapat meningkatkan intra
abdominal).
b. Riwayat penyakit sekarang
Meliputi perjalanan penyakit mulai penderita merasakan adanya kelainan samapai penderita masuk rumah sakit.
c. Riwayat penyakit sebelum nya
Apakah penderita pernah menderita hernia sebelumnya, apakah merupakan kekambuhan atau penyakit lain seperti batuk
menahun.
d. Pemeriksaan fisik
Pada Inspeksi : saat pasien mengedan dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan diregio ingunalis
yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah.
Palpasi: kantong hernia yang kosong dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong
yang memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera, tetapi umumnya tanda
ini sukar ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ maka tergantung isinya, Pada palpasi mungkin teraba usus, omentum
( seperti karet ), atau ovarium.
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
a. Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan mneghilang
setelah berbaring.
b. Hernia inguinal
Lateralis : muncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral ke medial, tonjolan berbentuk lonjong.
Medialis : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.
c. Hernia skrotalis : benjolan yang terlihat sampai skrotum yang merupakan tojolanlanjutandari hernia inguinalis lateralis.
d. Hernia femoralis : benjolan dibawah ligamentum inguinal.
e. Hernia epigastrika : benjolan dilinea alba.
f. Hernia umbilikal : benjolan diumbilikal.
g. Hernia perineum : benjolan di perineum.
2. Palpasi
a. Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL) ditekan lalu pasien disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di
sebelah medial maka dapat diasumsikan bahwa itu hernia inguinalis medialis.
b. Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum (AIM) ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di
lateral titik yang kita tekan maka dapat diasumsikan sebagai nernia inguinalis lateralis.
c. Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalis inguinalis) ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika
terlihat benjolan di lateralnya berarti hernia inguinalis lateralis jika di medialnya hernia inguinalis medialis.
Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dua
permukaan sutera, tanda ini disebut sarung tanda sarung tangan sutera. Kantong hernia yang berisi mungkin teraba usus,
omentum (seperti karet), atau ovarium. Dalam hal hernia dapat direposisi pada waktu jari masih berada dalam annulus eksternus,
pasien mulai mengedan kalau hernia menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis dan kalau samping jari yang
menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis. lipat paha dibawah ligamentum inguina dan lateral tuberkulum pubikum.
Hernia femoralis : benjolan lunak di benjolan dibawah ligamentum inguinal
Hernia inkarserata : nyeri tekan.
3. Perkusi
Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan hernia strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.
4. Auskultasi
Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang mengalami obstruksi usus (hernia inkarserata). (Hudack&
Gallo, 2007).
BAB III
TINJAUAN KASUS
4 ntoleransi aktifitas Tujuan: Aktifitas dapat maksimal1. Menjelaskan batasan aktifitas pasien sesuai Mengurangi resiko cedera.
berhubungan terjadi. kondisi. Melatih otot tubuh akibat tirah
dengan respon Kriteria Hasil: Memperlihatkan2. Meningkatkan aktifitas secara bertahap. baring.
tubuh akibat luka kemajuan aktifitas s.d mandiri dan ada3. Merencanakan waktu istirahat sesuai Mengontrol aktifitas sesuai
post-op. respon positif terhadap aktifitas. jadwal. kebutuhan.
4. Memotivasi peningkatan dan beri
penghargaan pada kemajuan yang telah
dicapai.
PELAKSANAAN KEPERAWATAN