Daftar Isi: Brighty'19
Daftar Isi: Brighty'19
1. Daftar Isi 1
2. Prakata
(Sambutan Dari Angkatan Brighty’19) 3
3. Sambutan Mursyid (Dosen) Pengampu
Ust. Irpan Husaini, M.E. 5
2|B r i g h t y ’ 1 9
PRAKATA
4|B r i g h t y ’ 1 9
KATA PENGANTAR MURSYID (DOSEN) PENGAMPU
9|B r i g h t y ’ 1 9
Selain sumber pendapatan primer yang berasal dari zakat dan
‘ushr atau zakat dari hasil pertanian, juga terdapat pendapatan
lain diantaranya:
a. Uang tebusan tawanan perang
b. Pinjaman
c. Khumus dan Rikas
d. Amwal Fadilah
e. Wakaf
f. Nawaib
g. Zakat Fitrah
h. Kurban dan Kafarat
C. Perekonomian Pada Masa Khulafaur Rashidin.
Setelah Rasulullah SWT. perekonomian juga berjalan dan
berkembang pada masa khulafaur rasyidin. Berikut prestasi-prestasi
khulafur rasyidin :
1. Memerangi pembangkang membayar zakat
2. Mendistribusikan harta baitul mal sesuai prinsip kesamarataan
3. Melakukan pembagian tanah taklukkan
4. al-Kharraj
5. Ghanimah
6. Perluasan wilayah
7. Dll
10 | B r i g h t y ’ 1 9
3. Masa Bani Umayyah
Dinasti Umayyah didirikan oleh Muawiyah pada tahun 661-
750M, pada usia kurang lebih 90 tahun. Prestasi-prestasi Bani
Umayyah adalah sebagai berikut:
1. Memecat pejabat korup
2. Menetapkan pajak hasil hutan dan sayuran
3. Mencetak uang koin
4. Mencetak mata uang
5. Menerapkan gaji tetap
6. Membangun biro pengumpulan pajak dan administrasi
4. Masa Bani Abbasiyah
Bani Abbasiyah adalah masa kekhalifahan kedua setelah Bani
Umayyah yang didirikan oleh Abu Abbas. Prestasi-prestasi Bani
Abbasiyah dalam bidang ekonomi sebagai berikut :
1. meningkatkan sektor pertanian
2. membangun pelabuhan, pertanian, pertambangan, dan
perdagangan
3. pendapatan negara berasal dari kharaj, jizyah, zakat, fa’i,
ghanimah, dll
4. meningkatkan sektor perdagangan
5. Masa Turki Utsmani/Ottoman
Masa Turki Utsmani biasanya dikenal dengan Bani
Utsmaniyah sebagai ganti dari hancurnya Bani Abbasiyah. Bani
Utsmaniyah terbangun setelah Islam hidup tanpa ke khalifahan
11 | B r i g h t y ’ 1 9
selama 3,5 tahun. Didirikan oleh Atouman atau lebih sering di
kenal sebagai Otsman Gazi. Prestasi-prestasi Bani Utsmaniyah
/Ottoman sebagai barikut :
1. Perluasan wilayah
2. Malakukan interaksi dengan wilayah lain
3. Ajaran tentang prinsip ekonomi
4. Percetakan uang
5. Melakukan pembangunan mulai dari masjid, istana, sekolah,
rumah sakit, panti asuhan, penginapan, pemandian umum,
dan pusat tarekat
Namun dunia tidaklah barat saja karena barat tidaklah mewakili dunia
secara keseluruhan. Sebenarnya, pada sebagaian besar masa Dark Ages
ini justru menjadi masa kegemilangan di dunia Islam. Hal inilah yang
ditutup-tutupi barat. Pada masa itu banyak karya gemilang di berbagai
bidang ilmu termasuk ekonomi yang lahir dari sarjana-sarjana muslim.
13 | B r i g h t y ’ 1 9
a.) Terjadi sebuah kebetulan, yaitu sarjana muslim dan para ekonom
barat memiliki pemikiran dan ide yang sama.
b.) Para barat secara langsung dan tidak langsung sangat dipengaruhi
oleh pemikiran dari para sarjana muslim.
14 | B r i g h t y ’ 1 9
dalam perkembangan moral dan materi, 3) kerja sama dan
penegakan keadilan.
2. Mazhab Muhammad Baqir Ash-Shadr.
Muhammad Baqir Ash-Shadr menyatakan bahwa ilmu
ekonomi tidak pernah dapat disatukan karena keduanya
berasal dari filosofi yang saling kontra-diktif, dimana
ekonomi bersifat anti-Islam dan Islam adalah agama.
Pandangan ini sebagai mana firman Allah Swt. Qs. Al-
Furqan (25): 2. Ada banyak tema dan pembahasan dalam
mazhab ini, salah satunya tentang peran negara dalam
perekonomian :
1) Distribusi sumber daya alam kepada individu berdasarkan
keinginan dan kepastian untuk bekerja.
2) Memastikan pelaksanaa dalam penggunaan sumber daya
sesuai UU yang sah.
3) Memastikan keseimbangan sosial.
3. Mazhab Mainstream IDB.
Dalam melihat masalah ekonomi, mazhab ini hampir
tidak memiliki perbedaan dengan pandangan ekonomi
konvensional. Mazhab ini tidak pernah membuang teori-teori
ekonomi konvensional seluruhnya, melainkan tetap
mengambil hal-hal baik dan bermanfaat. Mazhab ini
berpendapat bahwa hiimah atau ilmu bagi umat Islam
bagaikan barang yang hilang, dimana saja ditemukan maka
15 | B r i g h t y ’ 1 9
berhak untuk mengambilnya. Hal ini tentu jika bertentangan
dengan prinsip ajaran Islam.
4. Pemikiran Pemikiran Alternatif.
Mazhab ini dipelopori oleh Timur Kurun (ketua jurusan
Ekonomi University of Sourthen Cuirfornia), Jomo (Yale,
Cambridge, Harvard, Malaya), Muhammad Arif, dll. Mazhab
ini mengkritik mazhab Baqir Ash Shadr dan mazhab
Mainstream. Mazhab Baqir Ash-Shadr dikritik sebagai
mazhab yang seolah-olah ingin menemukan sesuatu yang
baru padahal sebenarnya sudah ada dan telah ditemukan
orang lain. Sedangkan mazhab mainstream dikritik sebagai
jiplakan dari ekonomi Konvensional dengan menghilangkan
variabel riba lalu memasukkan variabel zakat dan niat.
16 | B r i g h t y ’ 1 9
2
A. EKONOMI
Secara umum, makna ekonomi didefinisikan sebagai ilmu
yang mempelajari perilaku manusia dalam menggunakan sumber
daya yang langka, untuk memproduksi barang dan jasa yang
dibutuhkan manusia.
Secara terminologi, kata ekonomi berasal dari yunani
(oikos) berarti “keluarga, rumah tangga” dan (nomos) berarti
“peraturan, aturan, hukum”. Menurut beberapa ahli diantaranya:
a. Paul A Samuelson
“Ekonomi adalah studi mengenai bagaimana orang memilih
untuk menggunakan sumber daya produktif yang langka atau
terbatas untuk memproduksikan berbagai komiditi dan
17 | B r i g h t y ’ 1 9
mendistribusikan kepada masyarakat untuk konsumsi
mereka”.
b. Alfred Marshall
“Ekonomi merupakan sebuah studi mengenai kehidupan
bisnisnya”. Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa ekonomi Islam bukan hanya merupakan praktik
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh individu dan
komunitas muslim yang ada, namun juga merupakan
perwujudan perilaku ekonomi yang didasarkan pada ajaran
Islam. Ia mencakup cara memandang permasalahan
ekonomi, menganalisis, dan mengajukan alternatif solusi
atas berbagai permasalahan ekonomi.
B. EKONOMI MIKRO
Merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari
ekonomi secara detail dan lingkungannya kecil. Variabel-variabel
yang dibahas dalam ekonomi mikro ruang lingkupnya kecil,
misalnya perusahaan, rumah tangga.
C. EKONOMI MIKRO ISLAM.
Ekonomi mikro Islam berarti suatu sistem yang
didalamnya terdapat perilaku beberapa individu , baik sebagai
konsumen, produsen, atau tenaga kerja yang dalam kegiatan
ekonominya selalu diilhami oleh niali-nilai keislaman.
18 | B r i g h t y ’ 1 9
D. RUANG LINGKUP EKONOMI MIKRO ISLAM.
Ruang lingkup ekonomi Islam harus juga mencakup aspek
makro ekonomi. Pembahasan aspek makro ekonomi dari sistem
ekonomi Islam membawa konsekuensi kepada peranan regulator
(pemerintah) dalam merespon dan mendorong perkembangan
sistem ekonomi Islam. Selanjutnya, ekonomi Islam
membutuhkan tersedianya standar akuntansi yang baku sebagai
pedoman dalam melakukan pencatatan transaksi dan
pelaporannya.
a. Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan menghasilkan atau
menambah nilai guna barang atau jasa yangmana bertujuan
sebagai memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri. Secara
umum produksi barang atau jasa yang dilakukan produsen
memiliki empat tujuan yaitu sebagai berikut:
a) Menghasilkan barang atau jasa
b) Mendatangkan Keuntungan
c) Mengganti barang yang rusak
d) Mencapai Kemakmuran
c. Distribusi
Adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari
produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana
barang atau jasa tersebut diperlakukan. Tujuan dari distribusi
adalah sampainya barang atau jasa ke konsumen atau pihak
yang membutuhkan. Dalam penyaluran barang atau jasa ini
biasanya melalui perantara atau melewati saluran distribusi.
Secara umum tujuan distribusi adalah :
a) Untuk meningkatkan nilai produk atau jasa
b) Pemerataan pemenuhan kebutuhan terhadap suatu produk
c) Membuat ke stabilan harga
d) Menjaga kelangsungan perusahaan dengan
kesinambungan produksi barang atau jasa.
21 | B r i g h t y ’ 1 9
d. Mekanisme Pasar Islami
Konsep mekanisme pasar Islami dapat diruju’ pada hadis
Rasulullah SAW. sebagaimana yang disampaikan oleh Anas r.
a. sehubungan dengan adanya kenaikan harga barang di kota
madinah. Dari hadis ini mengajarkan konsep mekanisme pasar
dari pada Adam Smith.
Mekanisme pasar berdasarkan hadis diatas adalah
kebebasan pasar dalam membentuk harga dan melihat kepada
mashlahah masyarakat umum. Mekanisme pasar Islami dalam
ilmu ekonomi konsep pasar diartikan sebagai setiap struktur
yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis
barang, jasa atau informasi.
e. Permintaan dan Penawaran Islami
Permintaan yang dilakukan oleh seorang muslim dalam
upaya melakukan konsumsi merupakan cara untuk menciptaan
mashlahah bukan untuk kepuasan pribadi. Permintaan
merupakan sejumlah barang yang diminta pada suatu harga
dalam waktu tertentu.
Hukum permintaan adalah apabila barang naik maka
permintaan turun, apabila harga turun maka permintaan naik.
Penawaran merupakan sejumlah barang yang ditawarkan pada
suatu harga dalam waktu tertentu. Hukum penawaran yaitu
semakin tinggi harga produk maka semakin meningkat barang
yang ditawarkan, dan begitu juga sebaliknya.
22 | B r i g h t y ’ 1 9
3
A. PENDAHULUAN
Sistem keuangan dan perbankan Islam adalah bagian dari
konsep ekonomi yang lebih luas tentang ekonomi Islam yang
dianjurkan oleh para ulama dengan memberlakukan sistem nilai
dan etika Islam ke dalam lingkungan ekonomi.
Dasar etika menjadikan ekonomi Islam bagi para muslim
bukan sekedar sistem transaksi komersial. Ekonomi Islam
memiliki asas-asas tertentu yang dimuat dalan surah Al-Qashas
(28:77) :
ََاّللَاِليكَولَت ب ِغَالفساد
ٰ صي بك َِمنَالدُّن ياَواح ِسنَكَمآَاحسن
ِ َال ِخرةَولَت نسَن ٰ واب ت ِغَفِيمآَاٰ ٰتىك
ٰ َاّللَالدار
23 | B r i g h t y ’ 1 9
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan
bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai
orang yang berbuat kerusakan.”
ِ ََجيعاََۗوِّللَِملكَٱلس ٰم ٰو
ِ تَوٱْلر
ََۗضَوماَب ي ن هما ِ ض ِ ي هلِكَٱلم ِسيحَٱبنَمرَيَوأمَۥهَوم
ِ نَِفَٱْلر
26 | B r i g h t y ’ 1 9
4. Berperilaku Adil Kepada Sesama Manusia
Manusia sepatutnya berlaku baik terhadap sesama
manusia. Hendaklah mereka melaksanakan tanggung jawab
terhadap masayarakat dan orang-orang yang berada dalam
kesusahan dan kesempitan.
5. Tidak Boleh Berbuat Kerusakan
Manusia sepatutnya mengelakkan dirinya dari pada
melakukan perbuatan-perbuatan dosa yang termasuk
kegiatan-kegiatan mencari hasil kekayaan yang tidak adil,
memubazirkan, sumber-sumber dan hasil-hasil kekayaan
serta melakukan penipuan dalam peniagaan.
27 | B r i g h t y ’ 1 9
dalam jangka waktu yang lama sehingga barang tersebut
menjadi langka dan berharga mahal.
2. Tidak Melakukan Monopoli
Monopoli adalah kegiatan menahan keberadaan barang untuk
tidak dijual atau tidak diedarkan di pasar agar harganya
menjadi mahal. Kegiatan monopoli dilarang oleh Islam,
apabila monopoli diciptakan secara sengaja dengan
menimbun barang dan menaikkan harga barang.
3. Menghindari Jual Beli Yang Diharamkan
Kegiatan jual dan beli yang sesuai dengan prinsip Islam harus
bersifat adil, halal, dan tidak merugikan salah satu pihak
sehingga transaksi tersebut diridhai oleh Allah Swt.
28 | B r i g h t y ’ 1 9
vertikal yang kokoh kepada sang khalik untuk tunduk kepada
aturan mainnya dengan penuh kesadaran dan kerelaan.
2. Nilai Syariah Islam
Fungsi syariat Islam adalah mengatur dan memelihara aspek-
aspek lahiriyah umat manusia yang berkaitan dengan
individu, sosial dan lingkungan alam sehingga terwujud
keselarasan dan keharmonisan. Berikut ini penjelasan prinsip-
prinsip tersebut :
a. Ta’awun
Manusia adalah mahluk sosial sehingga dalam segala
aktivitasnya tidak bisa menghilangkan oreng lain
termasuk dalam berbagai kegiatan ekonomi.
b. Keadilan
Adil dalam pandangan Islam tidak diartikan sama rata,
tetapi diartikan dengan menempatkan sesuatu sesuai
dengan proporsinya atau hak-haknya.
c. Logis, Rasional dan Tidak Emosional
Islam adalah ajaran agama yang rasional dan senantiasa
mengajak manusia untuk memberdayakan potensi akal
dalam mempelajari ayat-ayat Allah, baik dari ayat
quraniyah maupun kauniyah.
d. Profesional
Seorang muslim diperintahkan oleh Allah untuk bertindak
dan berperilaku sesuai perintah Allah sebagiamana
29 | B r i g h t y ’ 1 9
Rasulullah menyeru kepada umatnya, “berakhlaklah
kalian sebagiamana akhlak Allah”.
e. Fondasi Ihsan Etika Islam
Fungsi ihsan dalam agama sebagai alat kontrol dan
evaluasi terhadap bentuk-bentuk kegiatan ibadah
sehingga aktivitas manusia akan lebih terarah dan maju.
Ketika tindakan ekonomi didasari dengan ihsan maka
tercipta sifat-sifat positif dan produktif sebagai berikut :
1) Amanah (jujur)
2) Sabar
3) Tawakal
4) Qanaah
5) Wara
30 | B r i g h t y ’ 1 9
c. Nubuwwah
Pelaku ekonomi harus memiliki sifat seperti para nabi,
yaitu siddiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Fathonah
(cerdas), serta tabligh (menyampaikan) dengan taktik
hidup yang komunikatif, terbuka dan pemasaran.
d. Khilafah (pemerintahan)
Para muslim sebagai pelaku ekonomi harus mempunyai
sifat tanggung jawab, menerapkan sifat dalam asmaul
husna/nama-nama Allah, dan menjaga keteraturan
interaksi (muamalah).
e. Ma’ad (hasil/keuntungan)
Muslim harus menganggap dunia sebagai tempat bekerja
dan beraktivitas agar mendapat pengembalian dan
mengejar keuntungan di dunia dan akhirat.
4. Perilaku Islam Dalam Ekonomi
Ekonomi Islam dikembangkabn berdasarkan asumsi bahwa
masalah ekonomi bersifat kompleks atau multidimensional
sehingga memerlukan pendekatan antar disiplin, khususnya
antar disiplin ilmu keagamaan tradisional dan ilmu
pengetahuan umum.
31 | B r i g h t y ’ 1 9
4
32 | B r i g h t y ’ 1 9
syariat atas semua hukum-Nya dengan tujuan menjadi target hukum -
hukum particular untuk direalisasikan dalam kehidupan manusia baik
berupa perintah, mubah, individu, keluarga, jamaah dan ummat.
1. Tsabit (pasti) yang artinya realisasi yang pasti atau minimal dugaan
yang mendekati pasti.
2. Zhuhur (jelas) yakni jelas sehingga dapat dipahami semua fuqaha’
tanpa perbedaan pendapat seperti menjaga nasab yang disyariatkan
dalam pernikahan.
3. Inthibath (terukur) yakni makna tersebut terukur,jelas batasannya
sehingga tidak berlebih dan tidak berkurang.misalnya menjaga akal
sebagai tujuan dari diharamkannya khamar.
4. Ithrad (universal), yakni berlaku untuk setiap orang dan sepanjang
zaman.
34 | B r i g h t y ’ 1 9
C. URGENSI MAQASID SYARIAH
Tidak diragukan lagi bahwa semua orang yang mempelajari
syariah Islam bisa membangun hukum -hukum atas dasar riayah
maslahah manusia,menolak mafsadah dan merealisasikan kebaikan
untuk mereka.hal ini sesuai dengan tujuan diutusnya nabi kepada
manusia sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Anbiya’
َوَماَارسلناكَالَرمحةَللعاملي
“dan tiadalah kami mengutus kamu Muhammad, melainkan
(untuk) menjadi rahmat bagi semesta alam”
35 | B r i g h t y ’ 1 9
6. Membantu mukallaf dalam melaksanakan kewajiban dengan
pelaksanaan yang baik.
7. Membantu khatib,juru dakwah,guru,hakim,mufti,paramursyid
dan lainnya.
8. Al-maqasid As-syariah dapat membantu untuk mengetahui hukum
-hukum yang bersifat umum.
9. Memahami nash-nash syar’I secara benar dalam tatanan praktik.
10. Membatasi makna lafadz yang dimaksud secara benar.
11. Ketika tidak ada dalil yang pasti dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah
pada masalah baru ( kontemporer).
12. Al-maqasid As-syariah membantu mujtahid untuk menarjih
sebuah hukum yang terkait denagn perbuatan manusia.
13. Menegaskan karakteristik Islam yang sesuai dengan zaman,abad
dan menarik.
14. Memadukan secara seimbang prinsip mengambil dzahir nash
dengan prinsip memerhatikan ruh dan substansi nash.
D. Ijtihad dalam Ekonomi Islam
Posisi teori maqasid syariah pokok pangkal dari proses
ijtihad.Imam Asy-Syathibi memperkenalkan dua langkah dalam
proses ijtihad, yaitu Ijtihad Ishtinbathi dan Ijtihad Tathbiqi.
Pembagian yang dilakukan oleh asy-syathibi dapat memudahkan
untuk memahami mekanisme ijtihad.
Dalam Ijtihad Istinbathi seorang ekonomi muslim memfokuskan
perhatian pada upaya penggalian ide yang terkandung dalam teks ( Al-
36 | B r i g h t y ’ 1 9
Qur’an dan Hadist ) yang masih abstrak.setelah memperoleh ide -ide
abstrak tersebut pada permasalahan-permasalahan yang terjadi
dilapangan yang disebut dengan ijtihad tathbiqi atau ijtihad
penerapan.
Objek ijtihad istinbathi adalah teks, Sedangkan objek kajian
ijtihad tathbiqi adalah manusia dengan dinamika perubahan dan
perkembangan yang dialaminya sehingga masuk akal jika syathibi
menyebut ijtihad tathbiqi sebagai ijtihad yang tidak akan berhenti
sampai akhir zaman.
37 | B r i g h t y ’ 1 9
2. Wants Versus Needs
Wants dalam teori ekonomi konvensional muncul dari
keinginan naluriah yang muncul dari konsep bebas nilai.
3. Maslahah versus Utility
Teori hukum konvensional menjelaskan utilitas sebagai
upaya untuk menguasai atau memiliki barang dan jasa untuk
memuaskan keinginan manusia.
Tiga alasan tentang maslahah lebih superior dari pada
vitilitas yakni :
1. Maslahah memang bersifat subjektif karena setiap individu
dapat menentukan suatu yang baik atau maslahah yang baik
bagi mereka sendiri.
2. Konflik antara kepentingan individu dan sosial dapat
dihindari atau setidaknya diminimalisasi.
3. Konsep maslahah berlaku pada semua aktifitas ekonomi pada
masyarakat baik dalam produksi atau konsumsi
38 | B r i g h t y ’ 1 9
5
ِ )َوكلو87(َبَالَمعت ِدين
َاَِما ِ َيأيُّهاَال ِذينَآمنواَلَُت ِرمواَطيِب
ِ اتَماَأحلَاّللَلكمَولَت عتدواَ إِنَاّللَل
َُّ َُي
41 | B r i g h t y ’ 1 9
b. Permintaan efektif.
Permintaan efektif adalah permintaan barang dan jasa yang
disertai kemapuan untuk membeli.
2. Jenis-Jenis Permintaan.
Berikut ini jenis permintaan dilihat dari sisi Islam (dalam at-
Atsariyyah, 2012), yaitu:
a. Isti’arah kepada Allah yang mengandung kesempurnaan
sikap dalam merendahkan diri sebagai seorang hamba kepada
rabbnya dengan menyerahkan seluruh perkara kepadanya dan
meyakini bahwa hanya Allah yang bisa memberi kecukupan
padanya. Isti’arah seperti ini tidak boleh diserahkan kecuali
kepada Allah.
b. Isti’arah kepada makhluk dalam perkara makhluk tersebut
mampu melakukannya. Hokum jenis isti’arah seperti ini
tergantung perkara yang diminta. Pertolongan padanya. Jika
berupa suatu kebaikan maka boleh, jikalau berupa perkara yang
diharamkan maka tidak boleh.
c. Isti’arah kepada makhluk dalam perihal makhluk tersebut
tidak bisa melakukannya, hukumnya adalah perbuatan sia-sia dan
tidak ada gunanya.
d. Isti’arah kepada orang-orang mati scara mutlak (orang mati
itu nabi atau wali apalagi selain mereka) atau kepada orang yang
masih hidup dalam perkara gaib yang tidak mapu dilakukan.
Isti’arah seperti ini adalah kesyirikan, kecuali meyakini bahwa
42 | B r i g h t y ’ 1 9
makhluk tersebut mempunyai kelebihan terembunyi untuk
mengatur alam.
e. Isti’arah dengan perantara amal-amal sholeh dan keadaan-
keadaan yang dicintai Allah isti’arah seperti ini diperbolehkan.
3. Hukum Permintaan Dalam Islam.
“Apabila harga mengalami penrunan, jumlah permintaan
akan naik atau bertambah, dan sebaliknya apabila harga
mengalami kenaikan, jumlah permintaan akan menurun atau
berkurang”. Hukum permintaan berbanding terbalik dengan harga.
Jika jumlah barang yang dibeli tergantung pada berbagai
kemunkinan tingkat harga, disebut permintaan harga. Jika jumlah
barang yang dibeli tergantung pada berbagai kemunkinan tingkat
pendapatan, disebut permintaan pendapatan. Jika jumlah barang
yang dibeli tergantung pada berbagai kemunkinan tingkat harga
barang lain, disebut permintaan silang.
4. Teori Permintaan Islam
Dalam ekonomi konvensional hanya bertujuan mencapai
kepuasan dan hasil setinggi-tingginya aka tetapi dalam ekonomi
Islam dibatasi dengan variabel moral, kesederhanaan, keadilan,
sikap mendahulukan orang lain, dan sebaliknya. Dalam surat al-
Isra’ ayat 26-30 ada beberapa poin yang harus kita renungkan
yaitu:
a. Allah menyuruh manusia untuk memberikan hak orang lain dari
harta yang dimiliki, mulai dari kerabat dekat, tetangga yang
43 | B r i g h t y ’ 1 9
miskin, dan orang-orang yang pantas menerima infaq dari
harta kita.
b. Tabzir yaitu menyia-nyiakan harta atau menggunakan harta
padan sesuatu yang tidak semestinya. Hal ini sangat dilarang
dalam Islam karena menafikan syukur dan berpotensi untuk
kufur.
c. Allah mengajarkan kepada kita tentang adab ketika menghadapi
orang yang berhajat kepada kita sedngkan kita tidak memiliki
sesuatu yang dapat menutupi hajat mereka. Maka tolaklah
dengan sopan sekiranya tidak menyakiti mereka.
d. Allah melarang berbuat kikir dan juga melarang perbuatan
terlalu pemurah. Selayaknya bagi kita ditengah-tengah tidak
kikir dan tidak terlalu pemurah. Dalam Islam seorang muslim
berkonsumsi didasarkan pertimbangan berikut:
a. Manusia tidak kuasa sepenuhnya mengatur secara rinci
permasalahan ekonomi masyarakat atau negara.
b. Dalam konsep Islam, kebutuhan yang membntuk pola
konsumsi seseorang muslim dan dalam memenuhi
kebutuhan seorang muslim tidak akan melakukan
konsumsi secara berlebihan.
c. Perilaku konsumsi seorang muslim diatur perannya
sebagai makhluk social maka harus ada sikap menghormati
dan menghargai.
44 | B r i g h t y ’ 1 9
5. Permintaan Barang Dalam Keadaan Darurat.
Darurat didefinisikan suatu yang mengancam keselamatan
jiwa. Sifat darurat itu sementara sementara permintaan harampun
hanya bersifat sementara. Misalnya, dalam keadaan darurat
semisal jatuhnya pesawat terbang, permintaan daging bangkai
hanya berlaku pada keadaan darurat itu. Tidak dapat dinilai bila
telah lima hari tidak makan, permintaan daging bangkai satu kilo,
sedangkan jika empat hari sejumlah tiga perempat kilo. Dalam
ilmu ekonomi, hal ini tidak memenuhi satu dari tiga aksioma atau
postulat yang menjadi dasar teori utility function. Jadi, dalam
keadaan darurat mengkonsumsi juga tidak boleh berlebihan.
45 | B r i g h t y ’ 1 9
sama, orang tersebut bisa lebih banyak membeli banyak
barang.
b. Pengaruh subtitusi.
Jika harga suatu barang naik, orang itu akan mencari barang
lain yang harganya lebih murah tetapi fungsinya sama.
c. Penghargaan subjektif.
Tinggi rendahnya harga yang bersedia dibayar konsumen
untuk barang tertentu mencerminkan kegunaan atau
kepuasan dari barang tersebut. Semakin banyak dari suatu
macam barang yang dimiliki, semakin rendah penghargaan
dari barang tersebut.
7. Perbedaan Teori Permintaan Islam Dan Konvensional.
Definisi dan factor-faktor yang mempengaruhi permintaan
konvensional dan permintaan Islam mempunyai kesamaan.
Namun ada perbedaan mendasar antara keduanya yaitu:
a. Perbedaan utama antara keduanya adalah sumber hokum dan
Batasan syariat dalam teori permintaan Islam. Islam
berprinsip sebagai pedoman hidup yang langsung dibimbing
oleh Allah. Sedangkan ekonomi konvensional berfokus pada
keuntungan dan materialisme. Dan sumber hokum mereka
adalah akal mereka sendiri.
b. Permintaan dalam Islam menilai suatu komoditi tidak
semuanya bisa untuk dikonsumsi atau digunakan dibedakan
antara yang halal dan yang haram. Sedangkan dalam
46 | B r i g h t y ’ 1 9
permintaan konvensional tidak membedakan anatara yang
halal dan yang haram.
c. Dalam permintaan Islam menekankan pada kebutuhan.
Sedangkan pada permintaan konvensional menekankan pada
nilai kepuasan.
d. Permintaan dalam Islam untuk mendapat kesejahteraan atau
kemenangan akhirat sedangkan dalam permintaan
konvensional tidak ada.
47 | B r i g h t y ’ 1 9
6
A. PENDAHULUAN
Teori penawaran pada ekonomi Islam sebenarnya
merupakan kelanjutan dari pembahasan tentang teori permintaan
dalam ekonomi Islam. Telah dibahas pada bab-bab sebelumya
tidak ada perusahaan yang bersedia berproduksi ketika tingakt
harga yang berlaku lebih keci; dari pada biaya variabel rat-rata.
Jadi, setiap perusahaan hanya akan berproduksi jika harga yang
berlaku lebih tinggi daripada biaya variabel.
48 | B r i g h t y ’ 1 9
Seperti halnya pada permintaan dalam Islam yang
diturunkan dari fungsi konsumsi, maka teori penawaran Islam
pada hakikatnya adalah derivasi dari perilaku individu-individu
perusahaan dalam analisis biayanya. Pada dasarnya terdapat garis
harga yang tak terbatas jumlahnya di atas titik perpotongan antara
kurva biaya marginal dengan kurva biaya rata-rata, dan dari
sinilah kita dapat menemukan beberapa kuantitas yang dapat
ditawarkan pada setiap tingkatan harga.
1
Yogi, Ekonomi Manajerial, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 7.
49 | B r i g h t y ’ 1 9
hubungan antara tingkat harga dengan jumlah barang yang
ditawarkan. Ibn khaldun berpendapat tentang penawaran, bila
penduduk kota memiliki makanan berlebih dari yang mereka
butuhkan akibatnya harga makanan menjadi murah, tapi di kota
kecil, bahan makanan sedikit, maka harga bahan makanan akan
tinggi. Ketika barang-barang yang tersedia sedikit, maka harga
akan naik.
Namun bila jarak antar kota dekat dan aman akan banyak
barang yang diimpor sehingga ketersediaan barang akan
melimpah, sehingga harga akan turun.2 Keinginan para penjual
dalam menawarkan harganya pada berbagai tingkat harga
ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
2
Rozalinda, Ekonomi Islam:Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2015) ed.1 cet.2 hal. 71-72.
50 | B r i g h t y ’ 1 9
Tingkat teknologi memegang peranan penting dalam
menentukan banyaknya jumlah barang yang dapat
ditawarkan. Kenaikan produksi dan perkembangan ekonomi
yang pesat di berbagai negara terutama disebabkan oleh
penggunaan teknologi yang semakin modern.
4. Jumlah penjual
Jumlah penjual memiliki pengaruh besar terhadap
penawaran. Makin banyak jumlah penjual yang mampu
menjual pada tingkat harga tertentu maka makin tinggi
penawaran.
5. Kondisi alam
Kondisi alam juga mempengaruhi penawaran. Karena jika
terjadi bencana alam, maka akan mengakibatkan penawaran
barang-barang tertentu akan berkurang khususnya barang-
barang hasil pertanian.
51 | B r i g h t y ’ 1 9
Keuntungan merupakan bagian dari mashlahah karena dapat
mangakumulasi modal yang pada akhirnya dapat digunakan
untuk berbagai aktivitas lainya dengan kata lain. Keuntungan
akan menjadi tambahan modal untuk memperoleh mashlahah
lebih besar lagi untuk mencapai falah. Faktor-faktor yang
mempegaruhi keuntungan antara lain:
1) Harga barang
Jika harga turun, produsen akan cendrung mengurangi
penawaran sebab tingkat keuntungan yang diperoleh juga
akan turun.
2) Biaya produksi
Jika biaya turun, ceteris paribus maka keuntungan
prodosen/penjual akanmeningkat yang seterusnya akan
mendorongnya untuk meningkat jumlah pasokan pasar
sebaliknya.
3) Harga input produksi
Kenaikan haarga input produksi berpengaruh negatif
terhadap penawaran yaitu akan mendorong produsen
untuk mengurangi jumlah penawaran, demikian
sebaliknya.
4) Teknologi produksi
Kenaikan teknologi dapat menurunkan biaya produksi
sehingga meningkatkan keuntungan produsen.
52 | B r i g h t y ’ 1 9
D. PENGARUH ZAKAT TERHADAP PENAWARAN
Kewajiban zakat mengikat bagi seorang pengusaha
muslim, maka sedini mungkin ia akan mengalokasikan sejumlah
dananya untuk digunakan membayar zakat.3 Sehingga melalui
zakat tersebut akan menjadikan suatu tanggung jawab bagi umat
Islam untuk tolong menolong. Dalam kewajiban zakat
terkandung unsur moral, sosial dan ekonomi. Dalam bidang
ekonomi, zakat mencegah terjadinya penumpukan kekayaan pada
seseorang dan mewajibkan orang kaya untuk mendistribusikan
harta kekayaannya pada orang miskin.
Zakat yang dikenakan kepada hasil produksi adalah zakat
perniagaan. Pengenaan zakat perniagaan memberikan pengaruh
yang berbeda dibandingkan dengan pengenaan pajak penjualan.
Dalam konsep Islam, zakat perniagaan dikenakan bila
terpenuhinya dua hal: nisab (batas minimal harta yang menjadi
objek zakat, yaitu setara 96 gram emas) dan haul (batas minimal
waktu harta tersebut dimiliki yaitu satu tahun).
3
Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Ekonisia, 2007), hal. 211.
53 | B r i g h t y ’ 1 9
impas jangka pendek (short-run break-even point). Di titik impas
jangka pendek ini produsen tidak mendapat laba yang ekonomis,
tetapi hanya mencapai tingkat BEP saja. Jadi bisa dikatakan
bahwa titik impas akan beroperasi bila harga di atas AVC. Ketika
produsen ingin mengoptimalkan keuntungannya maka produsen
akan memproduksi ketika MC=MR, yang di asumsikan pasar
bersifat persaingan sempurna maka harga berfungsi sebagai MR.
54 | B r i g h t y ’ 1 9
7
A. PENGERTIAN KONSUMSI
Secara umum konsumsi didefinisikan sebagai penggunaan barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam ekonomi Islam
konsumsi juga memiliki pengertian yang hampir sama, tapi ada
4
Prof Dr Veithzal Rivai Zainal, S.E Dkk, Ekonomi Mikro Islam. Hal 246
55 | B r i g h t y ’ 1 9
perbedaan yang melingkupinya. Perbedaan yang mendasar adalah
tujuan pencapaian dari konsumsi dan cara pencapaiannya yang harus
memenuhi Kaidah Syariah Islam.
Landasan Teori Konsumsi :
ِ وكلو
)88(َاَِماَرزقكمَاّللَحللَطيِباَوات قواَاّللَال ِذيَأن تمَبِ ِهَمؤِمنون
“dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah
telas rezekikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada -Nya” (Q.S Al-Maidah 5: 88)
56 | B r i g h t y ’ 1 9
masyarakat akan memberikan dampak yang disebut mashlahah.
Mashlahah adalah segela bentuk keadaan, baik material maupun non
material yang mampu meningkatkan kedudukan manusia sebagai
makhluk yang paling mulia.
Kandungan mashlahah terdiri atas manfaat dan berkah. Dalam
konsumsi, seorang konsumen akan mempertimbangkan manfaat dan
berkah yang dihasilkan dari kegiatan konsumsinya. Konsumen akan
merasakan adanya manfaat dalam konsumsi ketika kebutuhannya
terpenuhi. Berkah akan diperoleh ketika ia mengkonsumsi barang dan
jasa yang dihalalkan oleh syariat Islam5
5
Adiwarman A.Karim. Ekonomi Mikro Islam. (Jakarta. 2007) hal. 64
6
Ika Yunia Fauzia dan Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif
Maqashid Al-Syari‟ah, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014 h. 176
7
Ibid., h. 179
57 | B r i g h t y ’ 1 9
58 | B r i g h t y ’ 1 9
D. FINAL SPENDING DAN KONSUMSI UNTUK AKHIRAT
Final spending adalah konsumsi dan infak seorang muslim, yaitu
konsumsi yang berorientasikan duniawi untuk menjaga berbagai
macam kebutuhan dlaruriyat. Lebih jauh lagi maksud dari konsumsi
itu sendiri adalah penjagaan dalam eksistensi agama (al-din),
kehidupan (al-nafs), akal (al-aql), keturunan (al-nasl), dan juga harta
benda (al-mal). Kelima hal ini dikenal dengan suatu konsep tentang
al-khulliyat al-khamsah. Adapun infak merupakan representasi dari
kebutuhan seseorang yang berorientasi kepada akhirat, untuk menjaga
al-khulliyat al khamsah orang lain yang berpendapatan rendah demi
terciptanya keadilan dan kesejahteraan. Selain itu, infak juga
merupakan tabungan pahala disisi Allah, yang ketika frekuensi
kegiatannya naik maka akan menaikkan keberkahan dalam harta
seseorang.8
8
Ika Yunia Fauzia dan Abdul kadir Riyadi, Prinsip dasar..., h. 174
59 | B r i g h t y ’ 1 9
ini akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan usaha yang
dikeluarkan untuk mendapatkan konstrain yang tinggi. Semangat
hidup sederhana akan sangat membantu seorang konsumen
muslim untuk mencukupkan diri kepada hal-hal yang tidak
berlebihan. Dengan gaya hidup seperti itu maka seseorang akan
merasa puas dengan apa yang ada bahkan dapat menyisihkan sisa
anggarannya untuk di tabung (reserve). Sehingga pola hidup yang
konsumtif dapat diganti dengan pola investasi yang dapat
meningkatkan kesejahteraan dalam hal materi.
2. Konsumsi Halal dan Thoyyib.
Dengan Tingkat Kesehatan Masyarakat Lazim dipahami
dalam teori ekonomi, bahwa peningkatan permintaan suatu
produk akan berpengaruh terhadap peningkatan usaha penyedia
(Supply Side) produk tersebut. Dalam Islam bahwa halal itu jelas
begitu juga dengan haram. Setiap yang diharamkan oleh Allah
pasti mengandung mudharat/kerusakan bagi manusia itu sendiri
begitu juga sebaliknya. Contoh, sebagian besar ulama
mengharamkan rokok disebabkan oleh banyaknya mudharat yang
timbul akibat merokok, minuman keras yang dapat merusak otak
dan jaringanjaringan fital manusia, berjudi yang dapat
menyebabka penzoliman/merugikan salah satu pihak, atau lain
sebagainya. Oleh sebab itu pentingnya kesadaran masyarakat
untuk menghindari produk-produk yang haram dapat
meningkatkan kesejahteraan kesehatanmasyarakat yang jangka
60 | B r i g h t y ’ 1 9
panjangnya dapat melahirkan generasigenerasi yang sehat secara
jasmani maupun rohani. Begitu juga dengan supply produk halal
yang akan terus meningkat, disebabkan oleh kesadaran
masyarakat akan konsumsi produk halal dan thoyyib sehingga
permintaan akan produk tersebut pun meningkat.
3. Kedermawanan Akan Melahirkan Produktivitas Ekonomi.
Islam sangat memuliakan orang yang dermawan dan
melaknat sikap kikir. Prilaku dermawan adalah prilaku mulia
yang sangat didorong oleh Islam. Banyak dalil Al-Qur’an dan
Hadits yang memotivasi manusia untuk menyuburkan prilaku
kedermawanan dalam kehidupan. Kedermawanan juga dapat
menggairahkan aktivitas ekonomi, dikarenakan orang yang
mempunyai daya beli (Purchasing Power) akan mensuply orang-
orang yang tidak mempunyai daya beli, dengan itu ekonomipun
akan bergerak kearah yang positif.9
9
Abu Bakar Al Baihaqi, Ahmad Ibn Husain, Syu‟ab al Iman, Riyadh, Maktabahal
Haromaini.
61 | B r i g h t y ’ 1 9
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang
mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.10
10
Tatik Suryani, Perilaku Konsumen: Implikasi pada Strategi Pemasaran,
Yogjakarta: Graha Ilmu, 2012, h. 5-6
62 | B r i g h t y ’ 1 9
8
Dalam hal lain terjadi kasus rekayasa pasar dalam permintaan hal
ini terjadi Ketika produsen memberikan permintaan yang seolah-olah ada
banyak permintaan terhadap suatu barang, sehingga harga barang
menjadi naik. Hal ini berdampak terhadap penjual akan menyuruh orang
lain memuji barngnya agar konsumen tertarik untuk membeli padahal
orang lain itu tidak bermaksud untuk membeli tetapi ia bermaksud
menipu orang lain agar benar-benar membeli. Disanalah alasan mengapa
66 | B r i g h t y ’ 1 9
kegiatan transaksi ini diharamkan, karena dapat merugikan pihak lain
yang tertipu. Unsur tipuan disini tidak disahkan dalam transaksi apapun.
Karena bertentangan dengan adanya tujuan ekonomi.
69 | B r i g h t y ’ 1 9
9
A. PENDAHULUAN.
Produksi adalah aktivitas menciptakan manfaat di masa kini dan
mendatang, produksi juga merupakan proses transformasi input
menjadi output, sehingga segala jenis input yang masuk ke dalam
proses produksi untuk menghasilkan output disebut juga faktor
produksi. Islam menggambarkan kegiatan produksi sebagai sesuatu
yang sangatlah indah, banyak dari ayat-ayatsuci Al Quran yang
menjelaskan mengenai pentingnya kegiatan produksi dan Allah SWT
menyediakan fasilitas yang luar biasa banyaknya. Beberapa ahli
ekonomi Islam memberikan definisi yang berbeda mengenai
pengertian produksi, meskipun substansinya adalah sama. Berikut
adalah beberapa pengertian produksi menurut para ekonom muslim
70 | B r i g h t y ’ 1 9
kontemporer.
72 | B r i g h t y ’ 1 9
ekonominya saja tetapi juga harus bisa sejalan dengan fungsi
sosial, sehingga untuk mencapai fungsi sosial kegiatan produksi
harus mencapai surplus. Hal ini sesuai dengan kutipan surat Al
Hadid 57:7 yang artinya, “berimanlah kamu kepada Allah dan
Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah
telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang
beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari
hartanya memperoleh pahala yang besar.”
Melalui konsep tersebut, kegiatan produksi harus
bergerak di atas dua garis optimalisasi. Tingkat optimal pertama
adalah mengupayakan berfungsinya sumber daya insani ke arah
pencapaian kondisi full employment, dimana semua orang bekerja
dan menghasilkan suatu karya kecuali mereka yang udzur syar’i
seperti sakit dan lumpuh. Optimalisasi yang kedua adalah
memproduksi kebutuhan primer (dharuriyyat), sekunder
(hajiyyat) dan tersier (tahsiniyyat) secara proporsional, sehingga
tidak saja harus halal tetapi juga harus baik dan bermanfaat
(thayyib). Berbeda dengan ekonomi konvensional yang
mengedepankan memaksimalkan kuntungan dan kepuasan
(maximization profit and utility), tujuan yang ingin dicapai oleh
kegiatan produksi dalam perspektif Islam adalah kecukupan
setiap individu, swasembada ekonomi umat dan kontribusi untuk
mencukupi kebutuhan umat dan bangsa lain.
Pendapat lain yang mejelaskan mengenai tujuan produksi
73 | B r i g h t y ’ 1 9
dalam perspektifIslam adalah menyediakan barang dan jasa yang
memberikan mashlahah maksimum bagi konsumen. Secara lebih
spesifik, tujuan kegiatan produksi adalah meningkatkan
kemashlahatan yang bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk,
diantaranya adalah:
74 | B r i g h t y ’ 1 9
berdasarkan Al- Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW dimana
Islam memberikan arahan mengenai prinsip-prinsip produksi
sebagai berikut, yaitu:
75 | B r i g h t y ’ 1 9
dalam agama-agama selain Islam. Tawakal dan sabar
adalah konsep penyerahan hasil kepada Allah SWT,
sebagai pemilik hak prerogative yang menentukan segala
sesuatu setelah segala usaha dan persyaratan dipenuhi
dengan optimal.
1. Alam (Tanah).
77 | B r i g h t y ’ 1 9
tanah termasuk segala sesuatu yang terdapat di permukaan
bumi, seperti gunung, hutan; di bawah permukaan bumi
dalam bentu bahan galian/tambang dan kekayaan laut; dan
di atas permuakaan bumi, seperti: hujan, angin, keadaan
iklim, geografi, dan sebagainya. Selanjutnya afzalurrahman
menjelaskan bahwa tidak diragukan lagi faktor produksi yang
paling penting adalah permukaan tanah yang di atasnya kita
dapat berjalan, mendirikan rumah, perusahaan, serta
melakukan apa saja menurut kehendak kita.
2. Tenaga Kerja.
3. Modal
83 | B r i g h t y ’ 1 9
Sistem ekonomi Islam yang bebas bunga tidak
memperkenankan memainkan pengaruhnya yang merugikan
pekerja, produksi, dan distribusi. Sehingga dalam ekonomi
Islam, modal memiliki tempat yang khusus. Dalam hal ini
kita cenderung menganggap modal sebagai sarana produksi
yang menghasilkan tidak sebagai faktor produksi pokok,
melainkan sebagai suatuperwujudan tanah dan tenaga kerja
sesudahnya.
4. Manajemen (Organisasi).
85 | B r i g h t y ’ 1 9
keuntungan menjadi urusan bersama
86 | B r i g h t y ’ 1 9
10
A. PENGERTIAN HARGA
Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan
jumlah uang yang dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan
sejumlah kombinasidan barang atau jasa berikut pelayananya. Menurut
Sayyid Sabiq harga adalah apa yang sama-sama disetujui oleh kedua
belah pihak yang berintraksi baik itu harga lebih besar, leih kecil atau
sama. Harga adalah unsur penting dalam menentukan pendapatan
perusahaan, karna pendapatan perusahaan atau total revenue ( TR) adalah
hasil kali dari harga (p) dengan kuantitas yang terjual, tinggi rendahnya
harga akan mempengaruhi jumlah dengan barang yang dijual dengen
demikian berapa pentingnya membuat kebijakan harga. Menurut Henry
Faizal Noor harga adalah biaya tambahan, margin atau merk-up biaya
(cost plus pricing) sedangkan harga jual adalah jumlah dari biaya- biaya
ditambah keuntungan (cost plus pricing) penetapan harga jual didasarkan
87 | B r i g h t y ’ 1 9
pada besarnya biaya yang dikeluarkan ditambah keuntungan yang
dikehendaki produsen.
91 | B r i g h t y ’ 1 9
terendah di suatu wilayah tertentu. Pada hakikatnya, baik
penetapan harga tinggi maupun rendah bertujuan untuk
meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran
produk yang ditawarkan perusahaan.
4. Stabilisasi Harga Dalam Pasar Yang Konsumennya Sangat
Sensitif Terhadap Harga,.
Bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para
pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi
seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga
dalam industri-industri tertentu yang produknya sangat
terstandarisasi (misalnya minyak bumi). Tujuan stabilisasi
dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu
perusahaan dan harga pemimpin industry (industry leader).
93 | B r i g h t y ’ 1 9
adalah :standard markup pricing, cost plus percentage of cost
pricing, cost plus fixed fee pricing dan experience curve pricing.
3. Penetapan Harga Berbasis Laba.
Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan
biaya dalam penetapan harganya. Upaya ini dapat dilakukan atas
dasar target volume laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk
persentase terhadap penjualan atau investasi. Termasuk dalam
metode ini: target profit pricing, target return on sales pricing dan
target return on investment pricing.
4. Penetapan Harga Berbasis Persaingan.
Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan,
atau laba, harga juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu
apa yang dilakukan pesaing. Metode penetapan harga berbasis
persaingan terdiri atas empat macam, yaitu customary pricing,
above, at, or below market pricing, loss leader pricing, dan sealed
bid pricing.
F. PENUTUP
Harga merupakan salah satu unsur bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan, unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya.
Harga adalah unsur program pemasaran yang paling mudah
disesuaikan; ciri-ciri produk, saluran bahkan promosi membutuhkan
lebih banyak waktu. Harga juga mengkomunikasikan posisi nilai
yang dimaksudkan perusahaan tersebut kepada pasar tentang produk
atau mereknya. Sebagai produk yang dirancang dan dipasarkan
dengan baik, dapat menentukan premium harga dan mendapatkan
laba besar. Dalam teori harga ada beberapa hal yang harus dipelajari
untuk memahami secara keseluruhan, yaitu di antaranya: Tujuan
penetapan harga, metode penetapan harga Hukum asal harta yaitu
tidak ada penetapan harga (al-tas’ir), dan ini merupakan kesepakatan
para ahli fikih. Imam Hambali dan Imam Syafi‟i melarang untuk
menetapkan harga karena akan menyusahkan masyarakat sedangkan
Imam Maliki dan Hanafi memperbolehkan penetapan harga untuk
barang-barang sekunder. Mekanisme penentuan harga dalam Islam
96 | B r i g h t y ’ 1 9
sesuai dengan Maqashid al-Syariah, yaitu merealisasikan
kemaslahatan dan menghindari kerusakan di antara manusia.
97 | B r i g h t y ’ 1 9
11
98 | B r i g h t y ’ 1 9
Al-Qur’an sendiri menjelaskan bahwa setiap harta yang kita miliki
terdapat hak-hak orang lain termasuk hak orang miskin.
Jadi pada intinya sebelum mengalokasikan dan mendistribusikan
sumber daya yang dimiliki terlebih dahulu mempertimbangkan dan
memikirkan kemaslahatan umat dan bukan self interest. Demikian halnya
dalam pembahasan pada bab selanjutnya akan diuraikan mengenai
pengalokasian secara efisiensi dan pendistribusian pendapatan dari
konsep ekonomi umum (konvesional), kemudian perbandingannya
dengan konsep efisiensi alokasi dan distribusi pendapatan menurut Islam.
99 | B r i g h t y ’ 1 9
umat. Pelaku distribusi kini telah menjadi pelaku ekonomi dominan di
samping konsumen dan produsen.11
Distribusi dalam pandangan Islam didasarkan pada dua nilai
manusiawi yang sangat mendasar dan penting, yaitu nilai kebebasan
dan nilai keadilan. Pendapat ini didasarkan atas kenyataan bahwa
Allah sebagai pemilik mutlak kekayaan telah memberi amanat kepada
manusia untuk mengatur dan mengolah kekayaan disertai kewenangan
untuk memiliki kekayaan tersebut
Dr. Yusuf Qardhawi menjelaskan distribusi dalam ekonomi
kapitalis terfokus pada pasca produksi, yaitu pada konsekuensi proses
produksi bagi setiap proyek dalam bentuk uang ataupun nilai, lalu
hasil tersebut didistribusikan pada komponen-komponen produksi
yang berandil dalam memproduksinya.
Ada 4 bagian yang berkaitan dengan distribusi hasil produksi,
yaitu: (1) upah atau gaji untuk para pekerja; (2) keuntungan sebagai
imbalan modal yang dipinjam oleh pengelola proyek; (3) sewa tanah
yang digunakan untuk melaksanakan proyek itu dan (4) laba bagi para
manajer yang mengelola, dan mengurusi pelaksanaan proyek, dan
sebagai penanggungjawabnya.
Berikut ini beberapa konsep Islam yang terdapat di dalam Al-
Qur’an yang berkaitan dengan distribusi pendapatan:
11
Rokhmat Subagiyo, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta : Alim’s Publishing, 2016), hlm.
120
100 | B r i g h t y ’ 1 9
1. Kedudukan manusia yang berbeda antara satu dengan yang lain
merupakan kehendak Allah. Di dalam Al-Qur’an telah di jelaskan
dalam surat al-An’am (6) ayat 165.
2. Pemerintah dan masyarakat mempunyai peran penting untuk
mendistribusikan kekayaan kepada masyarakat. Hal tersebut juga
telah dijelaskan dalam QS. Adz Dzariyat ayat 19.
3. Islam menganjurkan untuk membagikan harta lewat zakat,
sedekah, infaq dan lainnya guna menjaga keharmonisan dalam
kehidupan sosial. Terdapat dalam QS. Al-Hasyr ayat 7.12
12
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2007), hlm. 157
13
101 | B r i g h t y ’ 1 9
indiviu 2 hingga 180o, maka kita akan mendapatkan sebuah kotak
yang berisikan ruang konsumsi untuk kedua individu. Dengan tidak
mengubah letak titik origin maka kita melihat bahwa titik origin (baik
OA maupun OB)maka semakin tinggi tingkat kepuasan konsumsi.
Kita asumsikan ada dua komoditi yang dikomsumsi oleh individu A
dan B, yaitu beras dan gandum. Jumlah komsumsi beras diilustrasikan
dengan garis horizontal (X) dan gandum dengan garis vertikal (Y). A
dan B adalah sama dengan total penawran beras (X). Demikian pula
untuk konsumsi gandum.
Dalam literatur kontemporer, kotak dari ruang konsumsi untuk
menganalisa pertukaran dua komoditi dari dua individu disebut
dengan Edgeworth box.4 Individu A maupun individu B akan
mengombinasikan kedua komoditas tersebut sesuai dengan prefensi
dan endwment yang dimiliki. Kita tuliskan saja konsumsi untuk
individu A adalah CA =(CAX, CAY), di mana CAX
mempresentasikan konsumsi poin keseimbangan konsumsinya kita
tuliskan CB=(CBX, CBY). Keadaan di mana CA dan CB adalaha
tingkat konsumsi yang fair maka hal inilah yang dimaksudkan dengan
alokasi. Alokasi untuk konsumsi komoditas X dan Y dibatasi oleh total
penawaran dari komoditas X dan Y:
102 | B r i g h t y ’ 1 9
C. EFISIENSI ALOKASI
Efisiensi alokasi sering disebut Pareto Efficient.Pareto adalah
Ekonom Itali yang menulis konsep ini. Suatu alokasi dikatakan Pareto
Efficient apabila barang-barang yang tidak dapat dialokasikan ulang
untuk membuat keadaan seseorang lebih baik tanpa membuat keadaan
orang lain lebih buruk. Dalam ekonomi konvensional keadaan ini
dikenal sebagai Efficient Allocation of Goods. Yaitu alokasi barang-
barang dikatakan efisien apabila tidak seorang pun dapat
meningkatkan utilitynya tanpa mengurangi utility orang lain. Situasi
semacam ini dianggap efisien, karena pada situasi lainnya masih
terdapat peluang untuk meningkatkan kegunaan seseorang tanpa
mengurangi kegunaan orang lain. Imam Ali KW. diriwayatkan pernah
mengatakan “Janganlah kesejahteraan salah seorang di antara kamu
meningkat namun pada saat yang sama kesejahteraan yang lain
menurun.”
Misal, Firman dan Ryan mempunyai 10 unit makanan dan 6
pakaian. Awalnya Firman memiliki 7 unit makanan dan 1 unit pakaian
sedangkan Ryan memiliki 3 unit makanan dan pakaian.Bagi Ryan, ia
bersedia memberikan 3 unit pakaian untuk mendapatkan 1 unit
makanan. Sedangkan bagi Firman, ia bersedia memberikan ½ unit
pakaian untuk mendapatkan 1 unit makanan. Karena Firman lebih
menyukai pakaian dari pada Ryan, maka keduanya dapat lebih tinggi
utilitynya dengan melakukan pertukaran. Selama MRS (marginal rate
of subtitusion) dari Firman dan Ryan berbeda, maka mereka akan terus
103 | B r i g h t y ’ 1 9
melakukan pertukaran karena keduanya dapat terus meningkatkan
utilitynya. Atau bisa dikatakan, selama MRS nya berbeda maka
alokasi belum dikatakan efisien. Alokasi yang efesien tercapai ketika
MRS setiap orang sama.
104 | B r i g h t y ’ 1 9
pandangan Islam karena tidak memberikan insentif bagi orang yang
bekerja keras. Tidak adil dalam pandangan Islam karena orang yang
endowment-nya tinggi mempunyai posisi tawar yang lebih kuat dari
pada yang endowment-nya kecil sehingga yang kuat dapat
mendzalimi yang lemah. Lebih dari sekedar efesinsi dan keadilan,
konsep ekonomi Islam juga mendorong pada upaya membesarkan
endowment (meningkatkan production possibility frontier) atau
dalam konteks ini membesarkan Edgeworth Box.
Oleh karena itu, konsep Islam adalah mendorong terjadinya
positive sum game. Misalnya utility Firman naik 5, utility Ryan naik
5, kenaikan total utility 10. Jadi bukan hanya mempersoalkan
bagaiaman “kue” akan akan dibagi secara adil namun bagaimana
“kue” yang akan dibagi bertambah besar
Sebagai pemuda hendaknya kita dapat memahami Ilmu efisiensi
alokasi dan sistem pendistribusian dalam sistem Islam agar kita tidak
hanya dapat keuntungan di dunia namun di akhirat kelak serta
kegunaan dari pendistribusian ini adalah menjaga keharmonisan
dalam kehidupan sosial.
105 | B r i g h t y ’ 1 9
12
A. PENDAHULUAN
Pemisahan kepemilikan perusahaan dengan manajemen
perusahaan agar keuntungan yang didapat semaksimal mungkin
dengan biaya yang seefisien mungkin. Penggunaan dana dari
kepemilikan eksternal dan pengolahan oleh manajemen yang
professional diharapkan mampu memaksimalkan pertumbuhan
perusahaan di tengah persaingan lingkungan bisnis yang sangat
ketat. Delam perekonomian global, persaingan ekonomi semakin
kompetitif. Semua negara melakukan reformasi di bidang
ekonomi dengan mulai membuka diri terhadap perdagangan dan
penanaman modal di luar batas negaranya. Pasar modal adalah
106 | B r i g h t y ’ 1 9
salah satu lembaga yang mampu meningakatkan pertumbuhan
perekonomian di Indonesia sebagai sumber pembiayaan jangka
menengah dan panjang untuk menggerakkan dana masyarakat
demi pengembangan dunia usaha.
Di era industrialisasi yang semakin kompetitif, setiap
pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia
industeri akan selalu mengevaluasi dan menentukan langkah-
langkah yang harus ditempuh dan memberikan perhatian penuh
terhadap kualiatas tenaga kerja. Dengan tenaga kerja yang
berkualitas akan menghasilkan produk berkualitas yang bebas
dari kerusakan dan memiliki sejumlah keistimewaan yang
mampu meningkatkan kepuasan konsumen. Perusahaan tidak
akan pernah berhenti menghadapi permasalahan di dalam dan
luar perusahaan.
107 | B r i g h t y ’ 1 9
selalu ada di masyarakat dan berlangsung setiap hari. Salah
satunya adalah persaingan dalam bidang ekonomi. Persaingan di
bidang ekonomi atau ekonomi kompetitif timbul karena
terbatasnya alat pemuas kebutuhan dibandingkan dengan
kebutuhan manusia yang tidak terbatas.
1. Efektifitas Dalam Ekonomi Kompetitif.
Efektif adalah pencapaian atau pemilihan tujuan yang
tepat dari beberapa alternatif lainnya. Jika suatu kegiatan atau
perkerjaan bisa selesai dengan pemilihan cara-cara yang
sudah ditentukan berarti cara tersebut benar atau efektif.
Efektifitas adalah cara pencapaian tujuan secara tepat atau
memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian pilihan
cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya.
Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran
keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah
ditentukan. Jika dikaitkan dengan ptoses produksi agar
menghasilkan barang yang bermanfaat.
2. Ekuitas Dalam Ekonomi Kompetitif
Teori ini dikenal dengan teori social reference group.
Teori ini dipelopori oleh Zakemik (1958) dan dikembangkan
oleh Adams (1963). Teori ini sering disebut teori keadilan
dengan memfokuskan pada perbandingan relatif antara input
dan output dari individu lainnya. Jika tingkat rasio
perbandingan seseorang menunjukkan keseimbangan
108 | B r i g h t y ’ 1 9
dengan rasio orang lain maka ia akan merasa puas. Prinsip
teori ini adalah seseorang akan merasa puas atau tidak puas
tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan (equity)
3. Efesien Dalam Ekonomi Kompetitf
Efesien adalah tepat atau sesuai untuk mengerjakan
(menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang
waktu, tenaga, biaya), mampu menjalankan tugas dengan
tepat dan cermat, berdaya guna, bertepat guna. Sedangkan
efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum
demi pencapaian hasil yang optimum.
Tindakan ekonomi (efisiensi) adalah tindakan
penghematan atau tindakan yang menggunakan prinsip
efisiensi, yaitu menggunakan input seperlunya untuk
mendapatkan output yang diinginkan. Secara umum efisiensi
adalah perilaku untuk pengendalian dari kemubadziran (dari
sisi produksi) dan ketamakan (dari sisi konsumsi) atau
menghindari hal-hal yang berlebuhan dan tidak perlu.
4. Produktivitas Dalam Ekonomi Kompetitif
Secara umum produktivitas merupakan istilah dalam
kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran
(output) dengan masukan (input).
Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran
yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur
dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal.
109 | B r i g h t y ’ 1 9
Produktivitas dapat digunakan sebagai tolak ukur
keberhasilan suatu industri atau UKM dalam menghasilkan
barang atau jasa. Sehingga semakin tinggi perbandingannya,
berarti semakin tinggi produk yang dihasilkan.
Dalam era persaingan yang sangat ketat, setiap individu
atau perusahaan harus senantiasa berupaya untuk
meningkatkan produktivitas jika tidak ingin tertinggal oleh
para pesaing. Dunia usaha yang kompetitif diperlukan dalam
mengantisipasi era globalisasi perekonomian. Ada empat
tahap dalam siklus yang saling terhubung dan tidak terputus
antara lain pengukuran, evaluasi, perencanaan, dan
peningkatan.
5. Ekonomi Kompetitif
Perusahaan tidak akan pernah berhenti menghadapi
permasalahan. Permasalahan di dalam menyangkut aspek
restrukturisasi organisasi perusahaan, akuisisi, merger, dan
aliansi strategik.
Dalam aspek yang lebih operasional menyangkut
manajemen finansial, produksi, pemasaran, manajemen
administrasi, dan manajemen sumber daya manusia.
Sementara itu masalah eksternal ditandai oleh aktivitas
ekonomi pasar yang sefemikian dinamisnya seperti tuntutan
pelanggan pansi pasar perusahaan lain, teknologi dan
pesaing. Dalam upaya mencapai keunggulan kompetitif,
110 | B r i g h t y ’ 1 9
perusahaan harus menghadapi tantangan serta tekanan-
tekanan internal dan eksternal itu.
Ada dua prinsip pokok yang perlu dimiliki perusahaan
untuk meraih keunggulan kompetitif, yaitu adanya nilai
pandang pelanggan dan keunikan produk yang dapat dilihat
dari berbagai sisi pandang.
6. Kesenjangan Efisiensi
Ada banyak definisi yang dipaparkan oleh para pemikir
muslim dalam menjelsakan keadilan Islam. Namun secara
garis besar, keadilan ekonomi dalam Islam bermakna
terciptanya kesejahteraan umum, terbukanya kesempatan
yang sama, dan keseimbangan dalam pembagian kekayaan
dan pendapatan. Dengan makna ini, dari satu sisi Islam
menekankan prinsip memerangi penimbunan harta dan
memberantas kemiskinan.
Dalam sistem ekonomi Islam, keadilan ekonomi bisa
diwujudkan melalui dua cara. Pertama, dengan memberi hak
kepada seluruh anggota masyarakat untuk memiliki
kehidupan insani yang layak dan terhormat. Kedua,
menerapkan aturan yang menyeimbangkan kekayaan dan
pendapatan.
7. Kesenjangan Dukungan
Kesenjangan di negara kita terlalu lebar antara masyarakat
perkotaan dan pedesaan. Apabila hal ini dibiarkan terus
111 | B r i g h t y ’ 1 9
terjadi, bukan hal mustahil masyarakat pelosok akan dilanda
sikap apatis, tidak berinisiatif, serta lemah motivasi.
Salah satu faktor timbulnya kesenjangan adalah bias
kebijakan. Dalam doktrin politik ekonomi Islam, pemusatan
dan penguasaan kekayaan mesti diurai dari industri dan
perusahaan besar melalui suatu kebijakan negara agar
tersebar secara merata kepada mereka yang tidak bernasib
baik. Terlalu besar dukungan kebijakan pada perekonomian
perkotaan, sementara minin dukungan pada perekonomian
pedesaan akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang
timpang. Di perkotaan ekonomi tumbuh, sementara di
pedesaan ekonomi stagnan. Akibatnya, pertumbuhan yang
terjadi adalah pertumbuhan semu yang tidak berkualitas.
C. KEPUASAN MARGINAL
Upaya memenuhi kepuasan melalui kebutuhan dalam
konsumsi yang Islami sebagai berikut:
1. Tauhid (Unity/ Kesatuan)
2. Adil
3. Kehendak Untuk Bebas
4. Amanah
5. Halal
6. Sederhana
112 | B r i g h t y ’ 1 9
113 | B r i g h t y ’ 1 9