Anda di halaman 1dari 7

Diagram Komponen Tanah

Secara umum tanah tersusun atas 4 komponen utama. Keempat komponen penyusun tanah
tersebut ialah bahan mineral, bahan organic, air dan udara. Akibat perbedaan jenis dari
masing-masing komponen ini tanah kemudian dapat digolongkan menjadi beberapa jenis.

Dan selain itu jenis-jenis tanah yang muncul juga dipengaruhi oleh bagaimana proses
pembentukan tanah serta faktor-faktor yang membentuknya.

Empat komponen penyusun tanah menempati satu ruang di permukaan bumi dengan
komposisi dan persentasenya masing-masing. Persentase komponen penyusun tanah secara
umum bisa ditampilkan pada diagram lingkaran dibawah ini.

Bahan Mineral “45%”


Bahan mineral ialah komponen penyusun tanah dengan persentase tertinggi yaitu kisaran
45%. Komponen ini terbentuk dari proses pelapukan batuan yang berlangsung dalam jangka
waktu sangat lama.

Batuan yang melapuk pada proses pembentukan tanah akan sangat mempengaruhi jenis tanah
yyang dihasilkan. Secara umum ada 3 jenis batuan yang dapat melapuk dan berubah menjadi
tanah yakni batuan beku, batuan sedimen dan batuan malihan.

Bahan Organik “5%”


Komponen penyusun tanah yang selanjutnya ialah bahan organic. Komponen ini berasal dari
proses dekomposisi materi organic yang berasal dari hewan dan tumbuhan mati. Dekomposisi
yang dilakukan oleh decomposer atau detrivivor mengubah materi organik menjadi senyawa-
senyawa organik yang terkandung dalam tanah.

Meskipun tersedia dalam persentase yang sedikit yaitu sekitar 5% senyawa-senyawa organik
tersebut akan sangat mempengaruhi sifat-sifat tanah, terutama sifat fisik dan kimianya.
Materi organik dalam tanah yang menjadi sumber kandungan bahan organic tanah
berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:

 Sumber primer ialah sumber materi organik berasal dari tanaman yang telah mati,
termasuk juga yang berupa bagian dari jaringan tubuhnya, seperti akar, batang, daun
dan lain sebagainya.
 Sumber sekunder ialah sumber materi organic yang berasal dari hewan-hewan yang
telah mati, termasuk juga kotoran atau bagian-bagian tubuhnya.
 Sumber tersier ialah sumber materi organik yang berasal dari pemberian pupuk
organic, baik itu berupa pupuk hijau, pupuk kandang atau pupuk kompos.

Air “25%”
Air dan udara ialah komponen penyusun tanah yang persentasenya bersifat dinamis atau
dapat berubah-ubah. Air dan udara sama-sama menempati pori tanah. Jikan kandungan air
tanah tinggi, maka kandungan udara tanah akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya.

Keberadaan air di dalam tanah ialah akibat kemampuan tanah dalam menyerap air melalui
mekanisme kohesi adhesi maupun gravitasi. Keberadaan air di dalam tanah dapat dibedakan
menjadi yaitu:

 Kapasitas lapang ialah keadaan dimana tanah cukup lembab yang ditunjukan oleh
jumlah air maksimal yang bisa ditahan tanah akibat adanya gaya tarik gravitasi.
 Titik layu permanen ialah keadaan di mana akar-akar tanaman mulai tidak sanggup
menyerap air tanah karena kandungannya yang sangat sedikit. Karena tanah mencapai
titik layu permanen, tanaman biasanya akan mulai layu.
 Air tersedia ialah selisih kadar air kapasitas lapang dengan kadar air titik layu
permanen.

Udara “25%”
Kandungan udara di dalam tanah memungkinkan mikroorganisme tanah dapat hidup dan
melakukan metabolisme. Komponen penyusun tanah satu ini menempati sekitar 25% dari
volume keseluruhan tanah.

Sifat keberadaan udara dalam tanah yang dinamis memungkinkan ia dapat terdorong keluar
tanah saat kandungan air tanah meningkat.

Semoga dengan adanya ulasan tersebut mengenai Komponen Penyusun Tanah dapat berguna
dan bermanfaat bagi kalian semua,, terima kasih banyak atas kunjungannya.
TeksturTanah

Tekstur tanah menunjukkan susunan relative atau kompoisisi dari tiga ukuran zarah tanah,
yaitu pasir (sand) yang berukuran 2000 - 200 mikrometer, debu (silt) berukuran 200 - 2
mikrometer dan liat (clay) berukuran kurang dari 2 mikrometer.
Pasir

- memiliki ciri terasa kasar jika dipegang


- berbutir
- tidak lengket
- tidak bias dibentuk bola atau gulungan 
- pengalirkan air (porous/permeable)
Debu
- terasa tidak kasar
- masih terasa berbutir
- agak melekat
- dapat dibentuk bola atau tegak
Liat
- terasa berat
- halus
- sangat lekat
- dapat dibentuk bola dengan baik
- mudah digulung
- juka dibentuk pita panjang mencapai 5 cm atau lebih 
- agak sulit menyerapkan air (tidak porous /impermeable)

Dari gambar di atas, ada 12 jenis tekstur tanah berdasarkan komposisi ketiga bahan tersebut,
yaitu :
Pasir (Sand)
~        Sangat kasar sekali
~        tidak membentuk bola dan gulungan
~        tidak melekat
Pasir berlempung (Loamy Sand)
~        Sangat kasar
~        membentuk bola yang mudah sekali hancur
~        agak melekat.
Lempung berpasir (Sandy  Loam)
~        Agak kasar
~        membentuk bola agak kuat tapi mudah hancur
~        agak melekat.
Lempung/Geluh  (Loam)
~        Rasa tidak kasar dan tidak licin
~        membentuk bola teguh
~        dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat
~        melekat.
Lempung berdebu (Silty  Loam)
~        Licin
~        membentuk bola teguh
~        dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat
~        agak melekat.
Debu (Silt)
~        Rasa licin sekali
~        membentuk bola teguh
~        dapat sedikit digulung dengan permukaan mengkilat
~        agak melekat.
Lempung berliat (Clay  Loam)
~        Rasa agak kasar
~        membentuk bola agak teguh (lembab)
~        membentuk gulungan tapi mudah hancur
~        agak melekat.
Lempung liat berpasir (Sandy  Clay  Loam)
~        Rasa kasar agak jelas
~        membentuk bola agak teguh (lembab)
~        membentuk gulungan tetapi mudah hancur
~        melekat.
Lempung liat berdebu (Silty  Clay  Loam)
~        Rasa licin jelas
~        membentuk bola teguh
~        gulungan mengkilat
~        melekat.
Liat berpasir (Sandy  Clay)
~        Rasa licin agak kasar
~        membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipilin
~        mudah digulung
~        melekat.
Liat berdebu (Silty  Clay)
~        Rasa agak licin
~        membentuk bola dalam keadaan kering sukar dipilin
~        mudah digulung
~        melekat.
Liat (Clay)
~        Rasa berat
~        membentuk bola sempurna
~        bila kering sangat keras
~        basah sangat melekat.
Horizon Tanah

Setiap lapisan tanah tersebut masih terbagi lagi atas beberapa bagian yang disebut dengan
horizon tanah serta tersusun dalam kesatuan yang disebut dengan profil tanah. Setiap tanah
itu sendiri dicirikan kembali oleh susunan horizon yang berbeda beda, maka secara garis
besar profil tanah biasanya terdiri dari beberapa horizon yang mana bisa dibedakan
berdasarkan sifat fisik, warna, kimiawi serta sifat morfologi lainnya.

Horizon tanah yang telah melewati masa perkembangan lanjutan ini biasanya memiliki
beberapa macam horizon yang dikelompokan kembali berdasarkan lapisan tanah untuk
menghindari erosi tanah. Solum ini terbagi menjadi dua yaitu lapisan atas dan juga lapisan
bawah, pada lapisan atas atau pun top soil ini memiliki dua horizon, yaitu horizon O dan juga
horizon A, lapisan tanah pada bagian bawah ini memiliki dua horizon pula, yaitu horizon E
juga B. Tetapi pada profil tanah dengan susunan yang lengkap memiliki banyak sekali
horizon dengan sifat dan juga karakteristik yang unik atau pun khas.

Secara umum dari lapisan tanah yang paling atas hingga terbawah terdiri atas horizon O, A,
E, B, C dan R, untuk penjelasan lengkapnya sebagai berikut:

1. Horizon O
Horison ini terletak pada bagian paling atas lapisan tanah, lapisan tanah yang mengandung
bahan organik hasil dari pelapukan dan juga hanya terkandung humus. Horison ini sangat
bisa ditemukan pada hutan hutan alami yang belum terganggu oleh manusia. Horizon organik
ini  merupakan tanah yang mengandung bahan organik yang lebih dari 20 persen dari
keseluruhan penampang tanah.

Horizon O ini terbagi lagi akan menjadi dua yaitu horizon O1 yang terbentuk dari sisa sisa
tanaman yang masih terlihat, seperti guguran bunga dan daun ataupun seperti ranting pohon
sedangkan untuk horizon O2 berada pada di bawah O1 yang terbuat dari sisa bagian tanaman
yang sudah tidak berbentuk lagi karena telah mengalami pelapukan lanjutan.

2. Horizon A
Untuk Horizon A ini merupakan horizon tanah mineral yang terbentuk di permukaan tanah.
Untuk horison ini terjadi apabila terjadi kehilangan pada sebagian besar ataupun seluruh
struktur batuan asli pada dalam tanah serta memperlihatkan sifat akumulasi bahan organik
yang telah bercampur dengan mineral dengan sangat intensif.

Horizon A ini terdiri atas berbagai topsoil, seperti materi organik dengan warna yang gelap
bercampur dengan butiran mineral karena efek dari aktivitas organisme. Partikel yang lebih
halus akan mudah larut dan terbawa ke lapisan bawah.

3. Horizon E
Untuk jenis lapisan ini berada dibawah permukaan tanah yang sudah tidak memiliki
kandungan mineral yang cukup besar. Horizon E ini kerap kali melekat pada jenis Horizon A
dengan tujuan menggantikan lapisan tersebut. Untuk menjadi pembeda antara batas horizon
di bawahnya, yaitu dengan cirinya yang warna lebih terang daripada horizon B.

4. Horizon B
Proses dari terbentuknya horizon B ini berada di bawah horizon A, E, O yang sudah
mengalami perkembangan. Sebagian besar hingga dari seluruh struktur dari batuan asli
dicirikan hilang pada horizon ini. Kemudian akan terlihat satu atau lebih sifat tanah. Seperti
jenis tanah alluvial dari silikat, humus, alumunium, senyawa besi, juga karbonat dalam
bentuk gabungan maupun tunggal.

5. Horizon C
Horizon C ini merupakan lapisan bahan induk tanah. Proses penciptaanya disebabkan oleh
sedikit proses pedogenik dan tidak memiliki karakteristik seperti horizon O, A, E, juga B.
Letaknya berada pada lapisan tanah terbawah yang terdiri atas batuan dasar yang melapuk.

6. Horizon D atau R
Horizon D atau R ini memiliki lapisan batuan induk paling dasar yang tercipta dari batuan
yang sangat padat. Pada area ini belum sempat mengalami pelapukan pada batuan-batuannya.
Batuan yang ada pada horizon D maupun R ini terdiri atas batu pasir, basal, granit, batu
gamping, dll.

Anda mungkin juga menyukai