Edukasi Pencegahan Dan Penanganan Cedera Olahraga Pada Tim Futsal Sman 1 Rangkasbitung
Edukasi Pencegahan Dan Penanganan Cedera Olahraga Pada Tim Futsal Sman 1 Rangkasbitung
(Arif P, dkk)
JAIM UNIK | Vol. 6, No. 2, Mei 2023 : 86-95
P -ISSN : 2579-4493
E –ISSN : 2774-9991
ABSTRAK
SMAN 1 Rangkasbitung memiliki tim futsal dan sering terlibat dalam pertandingan antar
sekolah. Intensitas gerakan dalam pertandingan futsal yang tinggi menyebabkan rentan
terjadinya cedera. Cedera olahraga dapat terjadi karena berbagai faktor dan memiliki banyak
bentuk ataupun grade. Oleh karena itu penting untuk diberikan edukasi terkait pencegahan dan
penanganan awal cedera pada tim. Program edukasi yang diberikan meliputi promotif dan
preventif cedera berupa persiapan latihan maupun pertandingan agar terhindar dari cedera.
Selain itu juga pengenalan upaya pertolongan pertama jika terjadi cedera dan program
rehabilitatifnya. Metode yang digunakan berupa penyampaian secara online dan secara
langsung dibantu media leaflet maupun presentasi serta simulasi tindakan program penanganan
cedera berupa teknik PRICE (Protection, Rest, Ice, Compression, Elevation). Hasil dari
kegiatan ini terdapat perubahan tingkat pemahaman para peserta penyuluhan. Sebanyak 57%
peserta mengalami peningkatan pemahaman dari sebelumnya yaitu 33% menjadi 90% setelah
diberikan materi dan demonstrasi tentang penanganan pertama saat terjadi cedera. Dapat
disimpulkan adanya peningkatan pemahaman pada para peserta kegiatan edukasi terkait cara
menghindari cedera dalam olahraga dan pertolongan pertama yang baik dan benar pada kondisi
cedera. Pihak sekolah maupun tim futsal SMAN 1 Rangkasbitung sangat antusias dalam
kegiatan dan dapat diimplementasikan dalam program latihan maupun pertandingan
selanjutnya.
ABSTRACT
SMAN 1 Rangkasbitung has a futsal team and is often involved in inter-school matches. The
high intensity of movement in a futsal match makes it prone to injury. Sports injuries can occur
due to various factors and come in many forms or grades. Therefore it is important to provide
education related to the prevention and early treatment of injuries to the team. The educational
program provided includes promotive and preventive injuries in the form of preparation for
training and matches to avoid injury. In addition, the introduction of first aid efforts in case of
injury and rehabilitative programs. The method used is in the form of online delivery and
directly assisted by leaflet media as well as presentations and simulations of action program
for injury management in the form of the PRICE (Protection, Rest, Ice, Compression,
Elevation) technique. The result of this activity was a change in the level of understanding of
the extension participants. As many as 57% of participants experienced an increase in
understanding from the previous 33% to 90% after being given material and demonstrations
about first aid when an injury occurs. It can be concluded that there is an increase in
understanding of the participants in educational activities related to how to avoid injury in
sports and good and correct first aid in injured conditions. The school and the Rangkasbitung
1 SMAN futsal team were very enthusiastic about the activity and it could be implemented in
the next training program or competition.
PENDAHULUAN
Futsal merupakan cabang olahraga permainan bola yang dimainkan oleh dua tim.
Masing-masing tim terdiri dari lima orang pemain serta adanya pemain cadangan.
Futsal dimainkan di ruangan tertutup dengan lantai datar. Futsal dikategorikan sebagai
olahraga yang memerlukan fisik dan tenaga yang kuat. Ukuran lapangan futsal lebih
kecil dari lapangan sepak bola. Dikarenakan ukuran lapangan yang kecil membuat
intensitas serangan, bertahan, mengejar bola, serta gerakan-gerakan menjadi lebih
tinggi. Para pemain harus aktif terus berlari dan bergerak untuk memasukkan bola ke
dalam gawang lawan yakni dengan menendang bola menggunakan kaki. Para pemain
dituntut untuk selalu bergerak sehingga harus memiliki keterampilan yang baik dan
juga daya tahan fisik yang tinggi (Oktavian & Roepajadi, 2021).
Dalam pertandingan futsal, sangat rentan terjadinya cedera. literatur terbaru
menyebutkan bahwa rasio cedera pada pertandingan futsal antara 4,45 dan 292,40
cedera/1.000 jam (Gene-Morales et al., 2021). Mengutip dari data Badan Pusat Statistik
tahun 2015, jumlah cedera yang diakibatkan oleh pertandingan futsal di seluruh
Indonesia berjumlah 6.936 kasus (Oktavian & Roepajadi, 2021). Cedera di lapangan
dapat terjadi karena berbagai faktor dan berbagai bentuk cedera seperti terjatuh,
terdorong oleh lawan, terkilir, perdarahan, kram otot, dan lainnya. Cedera yang dialami
oleh pemain futsal sangat sering terjadi ketika latihan ataupun pertandingan. terjadinya
cedera dapat disebabkan beberapa hal, antara lain kesalahan teknik olahraga, aktivitas
fisik yang berlebih atau melebihi beban latihan, adanya benturan serta tekanan pada
fisik pemain. Penyebab olahraga dapat dikelompokkan menjadi sebab internal dan
eksternal. Penyebab internal dapat berupa gerakan latihan yang salah, bentuk tubuh
yang kurang bagus, kondisi fisik kurang fit, kelemahan pada otot tubuh, tarikan pada
ligamen maupun otot yang berlebih, dan prosedur keselamatan pada atlet yang tidak
terjamin. Sedangkan penyebab eksternal antara lain tackling atau tabrakan, pukulan
atau benturan, alat yang digunakan kurang baik, dan kondisi lapangan yang buruk
(Herdiandanu & Djawa, 2020).
Sayangnya masih banyak orang yang kurang peduli terhadap pentingnya
penanganan pertama pada cedera olahraga serta hal-hal yang dapat dilakukan untuk
menghindari cedera dalam pertandingan. Dalam pertandingan maupun sesi latihan,
banyak yang memaksakan untuk terus bermain meskipun dalam kondisi cedera karena
dianggap hal sepele. Cedera yang dianggap kecil mungkin akan berdampak besar di
kemudian hari. Dalam banyak kasus, penanganan awal yang salah malah memperparah
kondisi cedera. Selain itu pemahaman terkait persiapan sebelum olahraga guna
menghindari terjadinya cedera saat berolahraga atau melakukan latihan juga penting
(Pristianto et al., 2022).
SMAN 1 Rangkasbitung adalah sekolah jenjang tingkat atas terfavorit di
Kabupaten Lebak. Lingkungan dan fasilitas sekolah sangat mendukung untuk kegiatan
pengembangan fisik dan pembelajaran termasuk bidang olahraga. Adanya lapangan
serta fasilitas lain seperti jumlah bola dan tersedianya gawang, para siswa seringkali
bermain sepakbola versi mini yaitu futsal di sela-sela jam kosong atau saat jam sekolah
berakhir. Selain itu di SMAN 1 Rangkasbitung terdapat kegiatan ekstrakurikuler Futsal
dan tim Futsal sekolah. Berdasarkan penelitian Mina et al. (2020), adanya program
ekstrakurikuler di sekolah akan membantu menyalurkan dan mengembangkan bakat
siswa. Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler futsal di SMAN 1 Rangkasbitung, siswa
dapat memperdalam dan mengembangkan minat serta bakat di olahraga futsal. Selain
itu tim ini sering turun dalam turnamen antar sekolah sehingga latihan rutin sering
dilakukan. Tingginya intensitas latihan dan pertandingan antar sekolah, membuat
pentingnya edukasi terkait pencegahan cedera dan penanganan cedera penting
dilakukan. Tujuan dari kegiatan edukasi ini adalah memberikan gambaran latihan yang
baik agar terhindar dari cedera serta penanganan awal yang benar jika terjadi cedera.
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilakukan dengan dua metode yaitu secara online melalui zoom
meeting dan tatap muka di lapangan “BJ Futsal”. Peserta kegiatan sejumlah 17 orang
yang merupakan anggota tim serta official Futsal SMAN 1 Rangkasbitung. Kegiatan
dilakukan dari rentang waktu 10 – 16 Desember 2021. Metode pada kegiatan ini berupa
program edukasi baik promotif maupun preventif mengenai pencegahan cedera dan
latihan untuk mempersiapkan pertandingan agar terhindar dari cedera olahraga. Selain
itu, diberikan program rehabilitasi fisioterapi sebagai upaya penanganan pertama dalam
cedera kram otot dan sprain ankle berupa teknik pemanasan/warming up, stretching
dan PRICE (Protection, Rest, Ice, Compression, Elevation). Instrumen yang digunakan
berupa materi powerpoint mengenai pencegahan cedera dan penanganan pertama pada
olahraga futsal dilengkapi gambar-gambar penjelasan serta teknik yang
didemontrasikan dalam bentuk video. Hal tersebut dijelaskan oleh ketua tim
pengabdian secara daring dengan dilanjutkan sesi tanya jawab. Kegiatan dilanjutkan
dengan penyampaian secara tatap muka oleh anggota tim pengabdian di lokasi dengan
membagikan leaflet, demonstrasi tindakan warming up dan stretching, serta pengenalan
penanganan pencegahan cedera dengan teknik PRICE. Kegiatan ini menggunakan
penilaian kuisioner pre-test dan post-test untuk mengetahui evaluasi tingkat
pemahaman para pemain futsal sekaligus efektifitas kegiatan pengabdian. Kuisioner
disajikan menggunakan google form. Alur kegiatan dijelaskan pada Gambar 1.
Analisis Masalah
Observasi Perencanaan Solusi
(Pre-test)
Tingkat Pemahaman
33%
67%
Tingkat Pemahaman
10%
90%
Jawaban tepat Jawaban keliru
diberikan edukasi. Peran fisioterapi dalam olahraga yang diedukasikan kepada tim
futsal mencakup aspek pelayanan promotif, kuratif, preventif, serta rehabilitatif. Pada
penelitian Mardiyanto & Perdana (2021) dijelaskan bahwa penanganan awal pada
cedera akan menentukan hasil penyembuhan. Selain itu, bagi pemain yang dalam tahap
perkembangan karir tentunya akan mempengaruhi masa depan dari pemain tersebut.
Aspek pelayanan promotif pada kegiatan ini dijalankan dengan kegiatan
pemaparan materi secara daring yang menjelaskan tentang cedera olahraga, baik pada
aspek pencegahan maupun pada aspek penanganan pertama pada cedera yang bersifat
akut. Sedangkan pada aspek pelayanan kuratif, program fisioterapi diberikan dengan
edukasi serta simulasi stretching dan PRICE secara luring dengan tujuan agar
responden mengetahui penanganan cedera dengan cara stretching, terutama pada otot
gastrocnemius dan hamstring, serta penanganan pertama pada cedera akut dengan
teknik PRICE.
Teknik PRICE merupakan teknik yang ditujukan untuk melindungi area yang
mengalami cedera sehingga kondisinya tidak bertambah buruk. Teknik ini terdiri atas
Protection (melindungi area cedera), Rest (pengistirahatan area cedera), Ice (terapi
dingin pada area cedera), Compression (penekanan pada area cedera), serta Elevation
(meninggikan area cedera). Teknik kuratif ini ditujukan agar tim futsal dapat
menangani cedera olahraga, terutama sprain ankle, secara tepat apabila selama
pelaksanaan olahraga terdapat anggota dari tim yang mengalami cedera. Selanjutnya
aspek pelayanan preventif dan rehabilitatif yang ditujukan untuk memaksimalkan
fungsi tubuh serta meminimalisir terjadinya cedera. Aspek ini berfokus pada
pencegahan cedera sebelum dan setelah bertanding serta pada latihan rutin yang
dilakukan setiap hari dengan penerapan warm-up sebelum latihan dimulai dan
pendinginan setelah latihan selesai dengan durasi 25 – 30 menit (Silva et al., 2020).
Kegiatan ini diharapkan memberi pemahaman lebih kepada tim futsal mengenai
pencegahan dan penanganan cedera serta peran fisioterapi dalam bidang olahraga pada
aspek promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif.
cedera dan pertolongan pertama yang baik dan benar pada kondisi cedera olahraga. Hal
ini diharapkan dapat meminimalisir kejadian dan kondisi yang memperparah cedera
yang dialami oleh anggota tim Futsal SMAN 1 Rangkasbitung. Pihak sekolah maupun
tim futsal SMAN 1 Rangkasbitung sangat antusias dalam kegiatan ini sehingga dapat
diimplementasikan dalam program latihan maupun pertandingan selanjutnya. Tentunya
program edukasi ini dapat dilaksanakan dan dikembangkan bagi ekstrakurikuler cabang
olahraga lainnya yang akan menunjang latihan dan persiapan kompetisi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Chussurur, M.M. (2015). Survei Cedera dalam Permainan Futsal Pada Jenis
Lapangan Rumput Sintetis, Semen dan Parquette (Lantai Kayu) di Kota
Semarang. (Thesis Under Graduates). Universitas Negeri Semarang. Retrieved
from: http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/21276
Gene-Morales, J., Saez-Berlanga, A., Bermudez, M., Flández, J., Fritz, N., & Colado,
J.C. (2021). Incidence and Prevalence of Injuries in Futsal: A Systematic Review
of the Literature. Journal of Human Sport and Exercise, 16(Proc3), S1467–
S1480. DOI: https://doi.org/10.14198/jhse.2021.16.Proc3.63
Mardiyanto, H. & Perdana, S.S. (2021). Perbandingan Agility Pada Pemain Sepak Bola
Paska Rehabilitasi Rekonstruksi Anterior Cruciate Ligament Dengan Pemain
Sepak Bola Sehat. FISIO MU: Physiotherapy Evidences, 2(1), 36-38. DOI:
10.23917/fisiomu.v2i1.12931
Mina, M., Rispratama, R., & Waluyo, B. (2020). Pelaksanaan Ekstrakurikuler Sepak
Bola sebagai Ekstrakurikuler Unggulan di SMP Muhammadiyah 7 Surakarta.
Buletin Literasi Budaya Sekolah, 2(1), 67-73. DOI: 10.23917/blbs.v2i1.11614
Pristianto, A., Andini, R.M., & Naufal, A.F. (2022). Kejadian Cedera Muskuloskeletal
saat Melakukan Exercise Selama Masa Pandemi COVID-19. Quality: Jurnal
Kesehatan, 16(1), 73-81. DOI: https://doi.org/10.36082/qjk.v16i1.439
Safitri, D.A., Khusniya, I., & Da'i, M. (2021). Pengetahuan dan Penanganan Cidera
Berat pada Atlet Karate. Seminar Nasional Sosial, Ekonomi, Pendidikan,
Silva, N., Travassos, B., Gonçalves, B., Brito, J., & Abade, E. (2020). Pre-match Warm-
Up Dynamics and Workload in Elite Futsal. Front. Psychol., 11:584602. DOI:
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.584602
Sucipto, A., Puspaningtyas, D.E., Afriani, Y., & Sari, S.P. (2022). Pengetahuan dan
Penanganan Cedera Olahraga Atlet PS Sleman Development Center Melalui
Edukasi Online. Dharma Bakti, 5(2), 85–94. DOI:
https://doi.org/10.35842/jpdb.v5i2.194