Anda di halaman 1dari 110

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN

OTORITER DENGAN STRESS KERJA KARYAWAN DI PERUSAHAAN


CILUBAA BABY SHOP SURABAYA

SKRIPSI

Oleh

Erika Yeti Ayu Suryani

20181770105

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2023
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN
OTORITER DENGAN STRESS KERJA KARYAWAN DI PERUSAHAAN
CILUBAA BABY SHOP SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surabaya


Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat
Sarjana Psikologi

Oleh

Erika Yeti Ayu Suryani

20181770105

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2023
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama : Erika Yeti Ayu Suryani

NIM : 20181770105

Fakultas : Psikologi

Judul skripsi : hubungan antara beban kerja dan gaya kepemimpinan otoriter
dengan stress kerja karyawan cilubaa baby shop

Menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya sendiri dan bukan jiplakan dari
karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surabaya, 27 Juli 2022

Erika Yeti Ayu Suryani


NIM. 20181770105

iii
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN
OTORITER DENGAN STRESS KERJA KARYAWAN DI PERUSAHAAN
CILUBAA BABY SHOP SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Oleh

Erika Yeti Ayu Suryani


20181770105

Disetujui untuk diuji :

Surabaya, 00 Juli 2023

Dosen Pembimbing I

Hetty Murdayani, M.Kes

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2023

iv
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN
OTORITER DENGAN STRESS KERJA KARYAWAN DI PERUSAHAAN
CILUBAA BABY SHOP SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Oleh

Erika Yeti Ayu Suryani


20181770105

Disetujui untuk diuji :

Surabaya, 00 Juli 2023

Dosen Pembimbing II,

Marini, S.Psi., M.Psi. Psi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2023

v
HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN
OTORITER DENGAN STRESS KERJA KARYAWAN DI PERUSAHAAN
CILUBAA BABY SHOP SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Oleh

Erika Yeti Ayu Suryani


20181770105

Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Psikologi


Universitas Muhammadiyah Surabaya dan Diterima untuk Memenuhi
Sebagian dari Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana Psikologi.

Surabaya, 00 Juli 2023

Dekan Fakultas Psikologi


Universitas Muhammadiyah Surabaya

Dra. Wiwik Juwarini Prihastiwi, M.Si.

Dewan Penguji:
Ketua : ABC ( )

Anggota 1 : DEF ( )

Anggota 2 : GHI ( )

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat, kesehatan, kemampuan, serta karunia-Nya kepada penulis,

sehingga penulis dapat melalui semua proses dalam penyusunan skripsi ini.

Tidak berhenti penulis mengucapkan Alhamdulillah karena mampu

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Beban

Kerja dan Gaya Kepemimpinan Otoriter Dengan Stress Kerja di Perusahaan

Cilubaa Baby Shop Surabaya”.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

beban kerja dan gaya kepemimpinan otoriter dengan stress kerja pada karyawan

cilubaa baby shop. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan dan masih memiliki banyak kekurangan. Hal tersebut dikarenakan

penulis memiliki kemampuan yang masih terbatas dan masih perlu belajar untuk

menambah pengetahuan yang penulis miliki. Kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan. Skripsi ini

diajukan dan disusun dalam rangka memenuhi ujian akhir Studi S1 Psikologi

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Demikian pengantar sederhana ini yang penulis dapat utarakan, semoga

dapat memberikan kesan yang mendalam bagi para pembaca dan penelitian ini

dapat memberikan wawasan serta bermanfaat bagi semuanya.

Surabaya, Juli 2023

Penulis

vii
UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan menyebut nama Allah SWT, Alhamdulillah saya ucapkan atas

segala limpahan dan karunia-Nya berupa kekuatan, kemudahan, kesehatan,

kemampuan dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Hubungan Antara Beban Kerja dan Gaya Kepemimpinan Otoriter

Dengan Stress Kerja di Perusahaan Cilubaa Baby Shop Surabaya”. Dalam proses

penyusunan skripsi ini, saya banyak mendapat banyak dukungan, waktu dan

tenaga, pengetahuan serta bimbingan yang sangat membantu saya dalam

menyelesaikan skripsi ini. Dengan ketulusan dan kerendahan hati saya

mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Allah SWT atas segala rahmat, kekuatan, kasih sayang-Nya kepada saya

dalam semua hal di dalam kehidupan saya dan mengabulkan doa-doa saya

untuk bisa melanjutkan kuliah, meskipun harus sambil bekerja dan

menjalankan berbagai tanggungjawab peran yang diamanahkan-Nya

kepada saya. Dan melalui setiap sujud saya dalam segala hal kondisi yang

saya alami, Dia selalu ada dan menguatkan pundak serta jalan saya untuk

menyelesaikan skripsi ini. Karena ridho dari Allah SWT, saya bisa sampai

pada titik kehidupan ini.

2. Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi panutan dalam mencapai

keselamatan dalam kehidupan di jalan yang lurus sesuai dengan perintah

Allah SWT dalam bait ayat-ayatNya di dalam Al-Qur’an maupun Hadits.

3. Orangtua saya tercinta, Ibu Ekawati dan Bapak Hari Surjadi, ST yang

viii
senantiasa memanjatkan doa tanpa putus, dukungan, nasehat, semangat,

dan sebagai pengingat saya dalam penyusunan skripsi ini. Serta menjadi

motivasi terbesar saya dalam menjalani semua aspek kehidupan saya.

Semoga ilmu yang saya peroleh, dapat memberikan kebahagiaan kepada

beliau.

4. Bapak Dr. dr. Sukadiono, M.M, selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Surabaya, yang telah memberikan banyak dedikasi untuk

kemajuan Universitas Muhammadiyah Surabaya.

5. Ibu Dra. Wiwik Juwarini Prihastiwi, M.Si selaku Dekan Fakultas

Psikologi Universitas Muhammadiyah Surabaya, yang telah banyak

memberikan arahan, nasehat, kemandirian, teladan, ketegasan dalam

berperilaku, kepedulian, untuk saya dan kepada seluruh mahasiswanya

melalui pengajaran mata kuliah maupun di luar jam mata kuliah. Ibu telah

mengajarkan kepada saya bahwa kedisiplinan dan ketegasan dalam

bersikap dan berperilaku adalah prinsip dalam menjalani kehidupan yang

berkualitas bagi diri dan orang lain.

6. Ibu Dewi Ilma Antawati, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku Wakil Dekan 1

Fakultas Psikologi dan dosen pengajar mata kuliah yang dengan

pembawaannya yang tenang dan ramah membuat saya mudah untuk

memahami semua pelajaran yang disampaikannya.

7. Ibu Fety Khosianah, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku Wakil Dekan 2

Fakultas Psikologi dan dosen pengajar mata kuliah yang selalu bersikap

tenang dalam pengajaran, memberikan tugas-tugas kuliah yang membuat

saya banyak belajar dari menganalisis setiap kasus nyata yang terjadi, dan

ix
senantiasa memberi arahan untuk semua hal yang ingin saya ketahui.

8. Ibu Hetty Murdiyani, S.Psi, M.Kes, sebagai dosen pembimbing

akademik, Kaprodi Fakultas Psikologi, dosen pembimbing utama, serta

dosen mata kuliah, yang memberikan kebanggaan tersendiri bagi saya

menjadi mahasiswi beliau, yang sejak dari awal masuk kuliah hingga

penyelesaian skripsi telah membuat saya memahami arti dari sebuah

kesabaran melalui perilaku beliau yang lembut, ramah, dan tenang. Beliau

telah banyak membimbing, meluangkan waktu, mengingatkan, dan

membantu saya untuk mencapai setiap tujuan saya dengan baik, terlebih

dalam proses penyusunan skripsi ini.

9. Ibu Marini, S.Psi., M.Psi., Psikolog sebagai dosen pembimbing

pendamping dan pengajar mata kuliah yang sangat menyenangkan,

perhatian, dan ramah. Karakteristik beliau yang bersahabat, suka

bercerita, dan selalu siap menerima setiap sharing yang saya utarakan

membuat kami mahasiswanya banyak belajar bersikap dalam menghadapi

situasi apapun.

10. Ibu Rinanti Resmadewi, S.Psi., M.Psi., Psikolog, selaku dosen pengajar

mata kuliah yang penuh dengan kedisiplinan, ketegasan, lembut dan

bersahabat. Beliau selalu mengingatkan kami dengan tegurannya yang

baik ketika kami melakukan sesuatu hal yang tidak patut untuk diteladani

oleh masyarakat.

11. Bapak Agus Poerwanto, S.Psi., M.Kes selaku dosen pengajar mata kuliah

yang sangat menyenangkan dengan karakteristik beliau yang ceria dan

bersahabat, serta senantiasa membantu ketika saya sedang mengalami

x
kesulitan.

12. Ibu Dra. Siti Atiyyatul Fahiroh, M.Si sebagai dosen pengajar mata kuliah

yang senantiasa memberikan materi perkuliahan dengan sabar, telaten,

dan menginspirasi melalui semangat mengajar yang ditunjukkan oleh

beliau.

13. Ibu Andini Dwi Arumsari, S.Psi., M.Psi., Psikolog selaku dosen pengajar

mata kuliah yang sangat sabar, ramah, dan pembawaan beliau yang santai

dalam memberikan pelajaran buat kami.

14. Bapak Dzulkifli, S.Psi., M.Si selaku dosen pengajar mata kuliah yang

selalu sabar menghadapi mahasiswanya dalam perkuliahan dan banyak

memberikan wawasan kepada saya dan semuanya terkait mata kuliah.

15. Staff Admin Fakultas Psikologi, Bu Nur, Mas Isa, dan Pak Weka yang

selalu responsif untuk membantu dalam kepengurusan administrasi dari

mulai awal kuliah hingga skripsi ini selesai.

16. Segenap Staff Pengajar Fakultas Psikologi, yang tidak dapat penulis

sebutkan satu-persatu yang luar biasa membagi ilmu, wawasan, pelajaran

hidup, dan pengetahuan selama saya menjadi seorang mahasiswi di

Universitas Muhammadiyah Surabaya.

17. Saudara saya Sylvia Adinda Ayu Suryani, atas semua dukungan dan

ocehannya yang tiada henti untuk menyemangati saya dalam menjalani

kehidupan dan masa kuliah hingga penyusunan skripsi ini selesai. Serta

malaikat kecilku Evika Isyaura yang selalu duduk disamping saya dan

berusaha menghibur saya dengan tingkah lucunya ketika mengerjakan

skripsi ini dan dengan semua doa doa tulusnya yang menguatkan saya

xi
untuk menghadapi semua proses ini.

18. Seseorang yang spesial dalam hidup saya Bagas Al Ridho yang telah

menemani saya dari lembaran kosong hingga kesimpulan. Terimakasih

sudah meluangkan waktu, support, materi, tenaga, dan pikiran untuk terus

memberikan dukungan dengan tulus untuk menyemangatiku agar terus

berjuang menyelesaikan skripsi ini hingga tuntas.

19. Teman-teman Fakultas Psikologi 2018, terimakasih telah menyemangati

saya untuk bangkit dari masa-masa kelam di tahun 2022 sehingga di tahun

2023 ini saya bisa melanjutkan perkuliahan saya terimakasih selalu ada

dalam lima tahun ini dengan semua momen-momen yang begitu banyak

dan berharga.

20. Sahabat-sahabat saya, Deka, Ugha, Meirina, Uswa, Virly Citra, Zahra,

bang Ucup, pak Rizky, pak Nugroho yang sudah banyak mengingatkan

dan membantu saya dalam hal apapun termasuk dalam penyusunan skripsi

ini.

21. Seluruh responden yang telah bersedia untuk membantu pengisian


kuisioner penelitian ini. Serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu dalam proses penyusunan skripsi maupun selama
perkuliahan yang telah banyak membantu saya. Semoga amal kebaikan
kita semua senantiasa mendapat pahala dari sisi Allah SWT.

Akhir kata saya ucapakan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi para
pembaca serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya psikologi.

Surabaya, 27 Juli 2023

Penulis

xii
ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA ……… ….JUDUL TULIS DISINI

Nama Mahasiswa

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surabaya

---------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------

Kata Kunci: afaf, afafa, afafa

xiii
ABSTRACT

CORELLATION BETWEEN ……………..JUDUL DALAM BAHASA


INGGRIS
Nama Mahasiswa
Faculty of Psychology, Universitas Muhammadiyah Surabaya
This study aims to find corellation ---------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------
Keywords: adada, adadadam, adafa
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN...................................................................................iii

SURAT PENGESAHAN ................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................viii

ABSTRAK ......................................................................................................... xi

ABSTRACT ...................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ....................................................................................................xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 8

A. ABC ........................................................................................................ 8
1. AVAF ................................................................................................ 8
2. SDASF .............................................................................................. 8
3. FAFA .............................................................................................. 10
B. VDF ....................................................................................................... 12
1. FAFA .............................................................................................. 12
2. Afaf ................................................................................................. 13
3. afaf................................................................................................... 15
4. sfsf ................................................................................................... 17
C. sfsfs ....................................................................................................... 18
1. sfsfs ................................................................................................. 18
2. sfsf ................................................................................................... 19
3. sfsfs ................................................................................................. 21
4. sfsf ................................................................................................... 22
5. sfsf ................................................................................................... 23
D. Hubungan Antara sfsf ........................................................................... 28
E. Kerangka Konseptual ............................................................................ 32
F. Hipotesis................................................................................................ 33
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 34

A. Desain Penelitian ................................................................................... 34


B. Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................. 34
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian .............................................. 35
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............................ 36
1. Populasi ........................................................................................... 36
2. Sampel ............................................................................................. 36
3. Teknik Pengambilan Sampel........................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 37
F. Alat Ukur............................................................................................... 42
G. Teknik Analisis Data ............................................................................. 44
H. Kerangka Kerja ..................................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 46

A. Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 46


1. Gambaran Umum Tempat Penelitian .............................................. 46
2. Tanggal Penelitian ........................................................................... 46
3. Gambaran Umum Subyek Penelitian .............................................. 46
B. Hasil Analisis Statistik .......................................................................... 47
1. Uji Daya Diskriminasi Seluruh Alat Ukur ...................................... 47
2. Uji Reliabilitas Seluruh Alat Ukur .................................................. 51
C. Hasil Uji Asumsi ................................................................................... 53
1. Uji Normalitas Data ........................................................................ 53
2. Uji Linearitas ................................................................................... 54
D. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................ 56
1. Menguji Model 1 ............................................................................. 56
2. Menguji Model 2 ............................................................................. 57
E. Hasil Kategorisasi Jenjang .................................................................... 60
F. Pembahasan ........................................................................................... 64
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 67

A. Kesimpulan ........................................................................................... 67
B. Saran ...................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 69
LAMPIRAN ...................................................................................................... 75
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 cfafa ................................................................................................... 38

Tabel 3.2 afaf .................................................................................................... 39

Tabel 3.3 fafa .................................................................................................... 40

Tabel 3.4 afafa .................................................................................................. 41

Tabel 4.1 fafa .................................................................................................... 47

Tabel 4.2 afafa ................................................................................................... 48


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual .................................................................... 32

Gambar 3.1 Diagram Analisis Jalur .................................................................. 44

Gambar 3.2 Kerangka Kerja ............................................................................. 45

Gambar 4.1 Diagram Regresi Model 1 ............................................................. 57

Gambar 4.2 Diagram Regresi Model 2 ............................................................. 59


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 jblghogh ......................................................................................... 75

Lampiran 2 xdvg ............................................................................................... 83

Lampiran 3 sgsg ................................................................................................ 92

Lampiran 4 gsgs ................................................................................................ 96

Lampiran 5 sgsgt ............................................................................................... 97

Lampiran 6 dgtet .............................................................................................. 98


8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan pasti memiliki struktur organisasi tergantung pada jenis

dan tujuan perusahaan tersebut. Struktur organisasi merujuk pada cara perusahaan

mengatur dan mengelompokkan tugas, tanggung jawab dan hubungan antara

anggota organisasi. Oleh karena itu sumber daya manusia (SDM) berperan

sebagai motor penggerak atau mesin dari suatu organisasi. Peran sumber daya

manusia dalam organisasi memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan

perusahaan. Sumber daya manusia yg di kelola perusahaan ini merupakan aset

dan berpotensi yang menjanjikan bagi keberlangsungan hidup suatu perusahaan.

Karyawan memiliki peran yang strategis terhadap tugas yang diberikan

kepada mereka. Jika karyawan diberi kesempatan untuk berkembang secara

optimal secara fisik, mental, sosial, dan spiritual, mereka akan mampu memikul

tanggung jawab dengan baik. Melihat tingkat kepuasan karyawan di setiap aspek

pekerjaan adalah salah satu cara untuk melihat keberlangsungan suatu perusahaan

dalam jangka panjang. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan perusahaan

diperlukan karyawan yang sesuai dengan persyaratan dalam perusahaan, dan juga

harus mampu menjalankan tugas-tugas yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja

karyawannya, dengan harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan akan tercapai.
9

Berdasarkan Notoatmodjo (2003), manajemen SDM adalah sebuah seni

yang digunakan dalam upaya membuat perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, serta pengawasan segala aktivitas yang melibatkan SDM atau

sumber daya manusia dan karyawan atau tenaga kerja agar berhasil mencapai

tujuan dari organisasi. Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, stress kerja

menjadi isu yang penting dalam pengelolaan sumber daya manusia. Stress kerja

dapat memiliki dampak negatif pada kesejahteraan dan produktivitas individu di

tempat kerja. Pada dasarnya, manusia memiliki kemampuan terbatas dalam

memenuhi kebutuhannya. Usaha yang dilakukan karyawan sering kali

menghadapi beberapa kendala atau hambatan yang berada di luar sehingga dapat

mempengaruhi kondisi kesehatan mental karyawan. Stress kerja telah menjadi

perhatian serius dalam konteks lingkungan kerja modern. Karyawan di berbagai

industri dan sektor sering kali menghadapi tekanan dan tuntutan yang tinggi

dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka. Stress kerja dapat

berdampak negatif pada kesejahteraan fisik dan mental karyawan. Serta

mempengaruhi kinerja dan produktivitas mereka.

Kualitas pelayanan yang bermutu dapat dilihat berdasarkan peran sumber

daya manusia (karyawan) yang ada di perusahaan tersebut dalam melakukan

tugas yang diemban masing-masing individu. Segala macam bentuk stress pada

dasarnya disebabkan oleh ketidakmengertian manusia akan keterbatasan-

keterbatasannya sendiri. Ketidakmampuan untuk melawan keterbatasan inilah

yang akan menimbulkan frustasi, konflik, gelisah dan rasa bersalah yang

merupakan tipe-tipe dasar stress. Akibat-akibat stress terhadap seorang individu


10

dapat bermacam-macam tergantung pada kekuatan konsep dirinya yang akhirnya

menentukan besar kecilnya toleransi tersebut terhadap stress (Karim, Nurlia,

2013). Penelitian tentang stres mendasarkan pada asumsi bahwa stres

disimpulkan sebagai gejala-gejala dan tanda-tanda faal, perilaku, psikologikal

dan somatik adalah hasil dari tidak/kurang adanya kecocokan antara orang (dalam

arti kepribadiannya, bakatnya dan kecakapannya) dengan lingkungan yang

mengakibatkan ketidakmampuannya untuk menghadapi berbagai tuntutan

terhadap dirinya secara efektif (Munandar, 2011).

Berney & Selye (1997) mengungkapakan bahwa ada empat macam stres

Eustres, Distress, Hyperstress, Hypostress. Stres mengarah pada timbulnya

penyakit fisik maupun mental atau mengarah pada perilaku yang tak wajar.

Cooper (1995) stres kerja didefinisikan sebagai tanggapan atau proses internal

atau eksternal yang mencapai tingkat ketegangan fisik dan psikologis sampai

pada batas atau melebihi batas kemampuan subyek. Beehr & Newman ( 1997)

mengemukakan stres kerja sebagai suatu situasi atau keadaan yang timbul antara

interaksi manusia dan pekerjaannya. Definisi tersebut menunjukkan bahwa stress

kerja merupakan tuntutan pekerjaan yang tidak diimbangi oleh kemampuan

karyawan. Seorang pekerja yang mengalami stres kerja menunjukkan gejala-

gejala yang mempengaruhi fisik, psikis dan juga perilaku.

Cooper (1995) menyebutkan faktor-faktor pekerjaan yang dapat

menimbulkan stres dikelompokkan dalam enam kategori besar yaitu faktor-faktor

kondisi pekerjaan, stress peran, faktor interpersonal, perkembangan karir,


11

struktur organisasi, serta pekerjaan rumah tangga. Sedangkan Robbins (2003)

menyebutkan tiga faktor dari stress faktor lingkungan, Faktor organisasi meliputi

tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan hubungan antar pribadi, struktur

organisasi, kepemimpinan organisasi, tingkat hidup organisasi, Faktor individual

mencakup faktor-faktor dalam kehidupan pribadi karyawan.

Terdapat berbagai macam perusahaan di dalam industri dan organisasi

khususnya di Kota Surabaya, yaitu salah satunya bergerak di bidang retail.

Bidang usaha retail mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat

surabaya salah satunya adalah retail baby shop. Baby Shop adalah sebuah

perusahaan ritel yang khusus menyediakan berbagai kebutuhan dan produk untuk

bayi dan balita. Baby Shop menyediakan berbagai macam barang seperti pakaian

bayi, perlengkapan makan, mainan, perlengkapan mandi, peralatan tidur, dan

banyak lagi. Perusahaan ini berfokus pada menjual produk-produk berkualitas

tinggi yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kenyamanan bayi

dan balita. Baby Shop menjadi destinasi utama bagi para orangtua dalam

memenuhi kebutuhan bayi dan balita dengan menyediakan produk-produk

berkualitas tinggi dan pelayanan terbaik.

Di dalam sebuah perusahaan, tentunya kesehatan mental karyawan

menjadi hal penting yang perlu untuk diperhatikan. Hal ini dikarenakan sumber

daya manusia atau karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut sangat

penting untuk tercapainya visi dan misi suatu perusahaan. Pada dasarnya, tujuan

setiap perusahaan di bidang penjualan adalah sama, yaitu mencapai omset


12

penjualan sesuai dengan target yang telah ditentukan setiap bulan atau setiap

tahunnya.

Fenomena yang terjadi berkaitan dengan stres kerja yang dialami para

karyawan di perusahaan Baby Shop. Berdasarkan kuisioner yang dilakukan oleh

peneliti kepada 28 orang karyawan pada perusahaan perlengkapan bayi baby

shop di Kota Surabaya, didapatkan informasi bahwa terdapat beberapa karyawan

yang mengeluh disebabkan oleh tuntutan kerja yang sedang mereka jalani.

Masalah yang timbul di lingkungan kerja menimbulkan dampak yang

berpengaruh bagi karyawan.


13

Tabel 1.1 Hasil Kuisioner

Saya merasa gelisah atau gugup karena pekerjaan saya 67,9 32,1

Bekerja disini membuat saya sulit menghabiskan waktu dengan


60,7 39,3
keluarga

Pekerjaan yang diberikan kepada saya melebihi dari yang


53,6 46,4
seharusnya

Saya terlalu banyak menghabiskan waktu di tempat kerja sampai


56,4 44,6
saya melupakan hal-hal kecil

Seringkali pekerjaan membuat saya melampaui batas kemampuan


57,1 42,9
saya

Bekerja disini menyisakan sedikit waktu kegiatan lain 67,9 32,1

Ketika saya berpikir mengenai pekerjaan, terkadang dada saya


65 35
terasa sesak

Saya merasa seperti menikah dengan pekerjaan 58,6 41,4


14

Saya memiliki terlalu banyak pekerjaan dengan terlalu sedikit


57,1 42,9
waktu untuk melakukannya

Saya merasa bersalah ketika saya mengambil cuti dari pekerjaan 53,6 46,4

Terkadang saya merasa takut ketika telepon dirumah berdering,


42,9 57,1
karena mungkin panggilan tersebut berkaitan dengan pekerjaan

Saya merasa seperti tidak memiliki hari libur 57,1 42,9

Terlalu banyak orang yang setingkat dengan saya di kantor


71,4 28,6
mengalami kelelahan karena tuntutan pekerjaan

Hasil 59,1 40,9

Berdasarkan Tabel 1.1 hasil survei awal yang diperoleh dilapangan dapat

disimpulkan bahwa 59% pekerja di retail baby shop mempunyai indikasi

mengalami stress kerja.

Selain itu, karyawan harus mampu tampil maksimal dan tuntas dalam

menyelesaikan pekerjaan sesuai tenggat waktu yang telah ditentukan oleh

perusahaan. Situasi seperti terlalu banyak bekerja dan hubungan dalam pekerjaan

yang tidak baik terlihat dari kepercayaan yang rendah, minat yang rendah dalam
15

pemecahan masalah organisasi yang dirasakan karyawan juga dapat merupakan

faktor yang mempengaruhi stress kerja yang dimiliki oleh karyawan. Manajemen

sumber daya manusia yang baik dapat membantu perusahaan untuk mendapatkan

karyawan yang tepat dengan yang dibutuhkan perusahaan. Karyawan tersebut

yaitu karyawan yang mempunyai kemampuan yang sesuai dengan beban kerja

yang akan menjadi tanggung jawabnya dalam perusahaan. Hal ini dapat

dimaksudkan agar karyawan dapat bekerja secara efektif. Selain itu, keberhasilan

suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu karyawannya. Setiap

karyawan maupun organisasi akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja

karyawan. Kinerja karyawan merupakan hal yang sangat penting dalam

perusahaan untuk mencapai tujuannya, sehingga berbagai usaha dilakukan untuk

meningkatkan kinerja karya.

Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Cooper (1995) stres

kerja didefinisikan sebagai tanggapan atau proses internal atau eksternal yang

mencapai tingkat ketegangan fisik dan psikologis sampai pada batas atau

melebihi batas kemampuan subjek. Stres dapat muncul apabila seseorang

mengalami beban atau tugas berat dimana orang tersebut tidak dapat mengatasi

tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan merespon dengan tidak mampu

terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami stres (Hidayat,

2011). Beban kerja mencakup semua tugas, tanggung jawab, dan tuntutan yang

dihadapi oleh individu di tempat kerja. Beban kerja yang berlebihan dapat

menyebabkan peningkatan tekanan dan ketegangan, yang pada akhirnya dapat

berujung pada stress kerja. Hart & Staveland (1988) mengemukakan bahwa
16

beban kerja adalah suatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan tugas-tugas,

lingkungan kerja dimana digunakan sebagai tempat kerja, keterampilan, perilaku,

dan persepsi dari pekerja.

Prestasi kerja setiap karyawan juga sangat bergantung pada keterampilan

manajemennya (manajer). Dibawah manajemen semua karyawan,

mengkoordinasikan semua aktivitas mereka dan menciptakan suasana kerja yang

menyenangkan dan kondusif. Pemimpin adalah aset utama dari setiap organisasi.

Seorang pemimpin menurut (Sunyoto, 2013) manajemen adalah proses

mempengaruhi tindakan individu atau kelompok mencapai tujuan. Dengan

demikian, berhasil atau tidaknya karyawan dalam berprestasi kerja dapat

dipengaruhi oleh gaya manajemen atasannya.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Gibson, Ivancevich & Donnelly (2013)

mengenai faktor yang mempengaruhi stress kerja terdapat pengaruh pimpinan.

Manajemen yang buruk dapat menyebabkan karyawan tidak produktif dan kurang

efektif, sehingga pengaruhnya tidak mencapai kesuksesan karir menjadi tujuan

karyawan. Penatalaksanaan dilakukan oleh para pemimpin organisasi memiliki

karakteristik yang berbeda ciri-ciri ini sering disebut sebagai gaya

kepemimpinan. Gaya kepemimpinan dianggap sebagai cara untuk mempengaruhi

pemimpin dan memimpin bawahannya. Gaya kepemimpinan merupakan peran

penting pemimpin dalam mempengaruhi, mengarahkan, dan menunjukkan

kemampuanya agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan yang telah

ditentukan (Hasibuan, 2011).


17

Menurut Hasibuan (2014), terdapat beberapa macam gaya kepemimpinan

yaitu kepemimpinan otoriter, kepemimpinan partisipasi, kepemimpinan delegasi.

Sementara itu, gaya kepemimpinan otoriter ditandai oleh penekanan pada

kendali, ketegasan, dan pengawasan yang ketat terhadap bawahan. Gaya

kepemimpinan ini dapat menciptakan iklim kerja yang kurang kooperatif dan

dapat meningkatkan tingkat stress kerja individu. Dalam konteks organisasi,

manajemen yang efektif dalam mengurangi tingkat stress kerja menjadi penting

untuk menjaga kesejahteraan dan kinerja karyawan.

Menurut Cheng, dkk (2004) kepemimpinan otoriter berarti para pemimpin

menekankan otoritas mereka yang tidak dapat dipertanyakan dan mutlak. Mereka

melakukan kontrol yang ketat dan menuntut kepatuhan penuh dari bawahan.

Sutikno (2014) mengatakan gaya kepemimpinan otoriter ini menganggap bahwa

kepemimpinan adalah hak pribadinya sebagai seorang pemimpin, sehingga ia tidak

perlu berkonsultasi dengan orang lain dan tidak boleh ada orang lain yang turut

campur. Seorang pemimpin yang tergolong otokratik memiliki serangkaian

karakteristik yang biasanya dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Seorang

pemimpin otokratik adalah seorang yang egois. Seorang pemimpin otokratik akan

menunjukan sikap yang menonjolkan keakuannya, dan selalu mengabaikan peranan

bawahan dalam proses pengambilan keputusan, tidak mau menerima saran dan

pandangan bawahannya.

Pimpinan yang otoriter akan memusatkan segala keputusan dan kebijakan

pada dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab
18

dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya

melaksanakan tugas yang telah diberikan. Menurut Widiyanti (2008) hal tersebut

akan mengakibatkan interaksi antara karakter lingkungan, dengan perubahan

psikologis dan fisiologis yang menyebabkan penyimpangan dari performa normal

mereka dan disebut stress kerja

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui dan

memahami hubungan antara beban kerja dan gaya kepemimpinan otoriter kerja

dengan stress kerja karyawan baby shop. Penelitian ini menjadi hal yang penting

dikarenakan individu tidak terlepas dari tanggung jawab pekerjaannya yang

sebagian besar menopang kehidupan mereka. Untuk itu, melalui penelitian ini

diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi stres kerja di dalam pekerjaan

agar dapat meningkatkan kesejahteraan mental karyawan sehingga mampu

bekerja dengan baik bagi perusahaan dan bagi diri karyawan itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara beban kerja dan gaya kepemimpinan otoriter

dengan stress kerja karyawan Cilubaa Baby Shop Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan antara Beban Kerja dan Gaya Kepemimpinan

Otoriter dengan Stress Kerja karyawan Cilubaa Baby Shop Surabaya.


19

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan bagi peneliti dalam kajian ilmiah ini
yaitu:

1. Manfaat Bagi Perusahaan

Memberikan masukan kepada perusahaan terkait dengan permasalahan beban

kerja, gaya kepemimpinan otoriter, dan stres kerja karyawan sehingga

permasalahan dapat diselesaikan dan menjadikan masukan untuk perbaikan

dimasa yang akan datang.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Menjadi referensi bagi peneliti berikutnya yang mengambil topik atau

permasalahan yang sama.


20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Karyawan

1. Pengertian Karyawan

Karyawan atau juga disebut dengan sumber daya manusia adalah aset

perusahaan yang paling penting dan pada dasarnya berfungsi sebagai

kekuatan pendorong untuk semua kegiatan perusahaan. Sumber daya manusia

merupakan sumber daya yang paling penting untuk perencanaan,

ppengusahaan, pengarahan, dan penggerak elemen-elemen yang ada dalam

suatu perusahaan atau perusahaan. Sumber daya harus dikelola dengan baik.

Berdasarkan Notoatmodjo (2003), manajemen SDM adalah sebuah seni yang

digunakan dalam upaya membuat perencanaan, pengusahaan, pengarahan,

serta pengawasan segala aktivitas yang melibatkan SDM atau sumber daya

manusia dan karyawan atau tenaga kerja agar berhasil mencapai tujuan dari

perusahaan.

Hadari Nawawi (2008) pengertian SDM perlu dibedakan antara

pengertiannya secara makro dan mikro. Secara makro adalah semua manusia

sebagai penduduk atau warga Negara suatu Negara atau dalam batas wilayah

tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja. Dalam arti mikro adalah

manusia atau orang yang bekerja atau menjadi anggota suatu perusahaan yang

disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga dan lain-lain. Ada tiga

pengertian dari sumber daya manusia, yaitu:


21

a. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah manusia yang bekerja di lingkungan

suatu perusahaan (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau

karyawan).

b. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak

perusahaan dalam mewujudkan eksistensinya.

c. Sumber Daya Manusia (SDM adalah potensi yang merupakan aset dan

berfungsi sebagai modal (non material/non financial) di dalam perusahaan

bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik

dan nonfisik dalam mewujudkan eksistensi perusahaan.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia

human capital merupakan proses pemberdayaan individu secara atau

manusiawi dalam perannya sebagai pekerja agar potensi fisik dan psikisnya

berfungsi secara optimal untuk mencapai tujuan perusahaan (perusahaan).

2. Peran dan Kewajiban Karyawan

Karyawan dalam perusahaan memiliki beberapa peranan yang

harus dilaksanakan, menurut Soedarjadi (2009) meliputi:

a. Melaksanakan kewajiban dalam pekerjaan sesuai dengan tugas serta

perintah yang telah diberikan.

b. Menjaga keamanan dan ketertiban perusahaan demi kelangsungan

perusahaan,

c. Bertanggung jawab pada semua hasil produksi.

d. Menciptakan kondisi dan suasana ketenangan pekerjaan di perusahaan.


22

Menurut Soedarjadi (2009), di dalam perusahaan karyawan juga

harus melakukan kewajibannya, diantaranya:

a. Melaksanakan pekerjaan dengan baik, karyawan diharapkan untuk

melakukan tugas yang diberikan dengan komitmen dan tanggung

jawab. Karyawan harus mengesampingkan masalah pribadi mereka

dan melakukan pekerjaan mereka dengan baik. Hal ini adalah

komitmen yang pada akhirnya mengarah pada hasil produksi yang

optimal.

b. Kepatuhan untuk aturan perusahaan. Setiap perusahaan memiliki

beberapa aturan yang mengatur kewajiban masing-masing pihak.

Karyawan harus menghormati komitmen itu dan senantiasa mematuhi

hal tersebut agar terhindar dari masalah di dalam perusahaan.

c. Menciptakan ketenangan kerja. Salah satu indikator keberhasilan

hubungan internal yang harmonis dalam suatu perusahaan adalah

tercapainya ketenangan di lingkungan perusahaan.

3. Ciri-ciri karyawan

Perusahaan menuntut pegawai menunjukkan kinerja yang produktif,

untuk itu pegawai harus memiliki ciri individu yang produktif. Ciri ini menurut

Sedarmayanti (2001) harus ditumbuhkan dalam diri pegawai guna meningkatkan

kinerjanya. Adapun ciri-ciri atau karakteristik dari individu yang produktif

antara lain:

a. Kepercayaan diri
23

b. Rasa tanggung jawab

c. Rasa cinta terhadap pekerjaan

d. Pandangan ke depan

e. Mampu menyelesaikan persoalan

f. Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang berubah

g. Memberi kontribusi yang positif terhadap lingkungan

h. Kekuatan untuk menunjukkan potensi diri.

B. Stres Kerja

1. Pengertian Stres Kerja

Menurut Santrock (2003) stress diartikan sebagai suatu respon

seseorang terhadap kejadian atau keadaan yang dapat memicu stress, yang

mengganggu dan mengancam kemampuan individu untuk menyelesaikannya.

Menurut Mangkunegara (2017) Stres kerja adalah perasaan tertekan yang

dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Stres ini tampak dari

Simptom, antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka

menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks, cemas,

tegang, gugup, tekanan darah meningkat, dan mengalami gangguan

pencernaan.

Selye (1975) membedakan antara distress yang destruktif dan eustress

yang mengarah pada kekuatan yang positif. Beehr & Newman (1997)

mengemukakan stres kerja sebagai suatu situasi atau keadaan yang timbul

antara interaksi manusia dan pekerjaannya. Sedangkan menurut Cooper


24

(1995) stres kerja didefinisikan sebagai tanggapan atau proses internal atau

eksternal yang mencapai tingkat ketegangan fisik dan psikologis sampai pada

batas atau melebihi batas kemampuan subyek.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas stres dapat diartikan sebagai

respon individu saat melihat ada ketidakseimbangan keadaan atau kondisi

lingkungan yang dinilai membebani ataupun melebihi kekuatannya yang dapat

mengganggu kesehatan secara fisik maupun psikologis.

2. Jenis-Jenis Stres

Stres kerja tidak selalu bernilai buruk, meskipun seringkali dibahas

dalam konteks yang negatif. Selye (1975) membedakan antara distress yang

destruktif dan eustress yang mengarah pada kekuatan yang positif. Stres yang

positif terjadi apabila dapat berperilaku profesional dengan menganggap

bahwa tuntutan kerja dianggap sebagai tantangan yang positif untuk

menaikkan kualitas pekerjaan. Stres yang bernilai negatif jika terdapat

hambatan atau sesuatu hal yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Berney

& Selye (1997) mengungkapkan bahwa ada 4 macam stres, yaitu:

a. Eustres (Good Stress), adalah stres yang memunculkan stimulus dan

kegairahan, sehingga mempunyai efek positif yang bermanfaat bagi

seseorang yang mengalaminya. Seperti peningkatan tanggung jawab yang

meningkat, tekanan waktu, dan tantangan yang dihasilkan dari tugas-

tugas berkualitas tinggi.


25

b. Distress, adalah stres yang berdampak buruk bagi mereka yang

mengalaminya. Misalnya tuntutan yang tidak nyaman atau berlebihan

yang menguras energi individu dan membuatnya rentan terhadap

penyakit.

c. Hyperstress, yaitu stres yang berdampak besar pada individu

yang mengalaminya. Meskipun dapat berupa positif atau negatif,

seseorang yang mengalami stres berdampak pada terbatasnya

kemampuan individu untuk beradaptasi. Seperti stres akibat serangan

teroris.

d. Hypostress, adalah stres yang muncul disebabkan karena kurangnya

stimulasi. Misalnya stres karena bosan atau karena pekerjaan yang rutin.

3. Gejala-gejala Stres Kerja

Cooper and Straw (1995) menyebutkan bahwa gejala stres kerja

ditempat kerja yaitu:

a) Kepuasan kerja rendah

b) Kinerja yang menurun

c) Semangat dan energi menjadi hilang

d) Komunikasi tidak lancar

e) Pengambilan keputusan jelek

f) Kreativitas dan inovasi kurang

g) Bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif

Terry Behr dan John Newman (1997) mengkaji ulang beberapa kasus

stres pekerjaan dan menyimpulkan tiga gejala dari stres pada individu, yaitu:
26

a. Gejala Psikologis yang utama dari stres kerja meliputi:

1) Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung

2) Perasaan frustasi, rasa marah, dan dendam (kebencian)

3) Sensitif dan hyperreactivity

4) Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi

5) Komunikasi yang tidak efektif

6) Perasaan terkucil dan terasing

7) Kebosanan dan ketidakpuasan kerja

8) Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan

konsentrasi

9) Kehilangan spontanitas dan kreativitas

10) Menurunnya rasa percaya diri

b. Gejala fisiologis yang utama dari stres kerja meliputi:

1) Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan

mengalami penyakit kardiovaskular

2) Meningkatnya sekresi dari hormon stres

3) Gangguan lambung

4) Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan

5) Kelelahan fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan yang

kronis

6) Gangguan pernafasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada

7) Gangguan pada kulit

8) Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot


27

9) Gangguan tidur

10) Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk resiko tinggi kemungkinan

terkena kanker

c. Gejala perilaku yang utama dari stres kerja meliputi:

1) Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan

2) Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas

3) Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan

4) Perilaku sabotase dalam pekerjaan

5) Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai pelampiasan,

mengarah ke obesitas

6) Perilaku makan yang tidak normal (kekurangan) sebagai bentuk

penarikan diri dan kehilangan berat badan secara tiba-tiba, kemungkinan

berkombinasi dengan tanda-tanda depresi

7) Meningkatnya kecenderungan berperilaku beresiko tinggi, seperti

menyetir dengan tidak hati-hati dan berjudi

8) Meningkatnya agresivitas, vandalisme, dan kriminalitas

9) Menurunnya kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan

teman

10) Kecenderungan untuk melakukan bunuh diri


28

4. Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja

Cooper (2015) faktor yang memengaruhi stres kerja diantaranya:

a. Stressor kondisi pekerjaan

Seperti beban kerja berlebihan secara kuantitatif dan kualitatif, keputusan

yang dibuat oleh seseorang, bahaya fisik, jadwal bekerja.

b. Stressor stress peran

Ketidakjelasan tanggung jawab, adanya prasangka dalam membedakan

jenis kelamin dan stereotipe peran jenis kelamin (pelecehan seksual).

c. Stressor faktor interpersonal

Meliputi hasil kerja dan dukungan sosial yang buruk, persaingan politik,

kecemburuan sosial, kemarahan, dan kurangnya perhatian manajemen

terhadap karyawan.

d. Stressor perkembangan karir

Seperti promosi jabatan yang lebih rendah dari kemampuannya, promosi

jabatan yang lebih tinggi dari pada kemampuannya, keamanan

pekerjaannya, ambisi yang berlebihan sehingga mengakibatkan frustrasi.

e. Stressor struktur organisasi

Meliputi struktur yang kaku dan tidak bersahabat, pertempuran politik,

pengawasan dan pelatihan yang tidak seimbang, ketidakterlibatan dalam

membuat keputusan.
29

f. Stressor pekerjaan rumah tangga

Seperti mencampurkan masalah pekerjaan dengan masalah pribadi,

kurangnya dukungan dari pasangan hidup, konflik pernikahan, stres karena

memiliki dua pekerjaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi stress kerja menurut Gibson, Ivancevich &

Donnelly (2013) yaitu:

a. Kelebihan beban kerja

b. Tanggung jawab atas orang lain

c. Pengembangan karir

d. Kurangnya kohesi kelompok

e. Dukungan kelompok yang kurang memadai

f. Struktur dan iklim organisasi, wilayah dalam organisasi, karakteristik

tugas, dan pengaruh pimpinan.

Sedangkan menurut Robbins (2003) terdapat tiga faktor dari stress antara

lain yaitu:

a. Faktor lingkungan, keadaan lingkungan yang tidak menentu akan

mempengaruhi desain dari struktur organisasi dan juga mempengaruhi

tingkat stress di kalangan karyawan dalam organisasi tersebut.

b. Faktor organisasi, dalam faktor organisasi terdapat beberapa faktor yang

menimbulkan stress yaitu tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan

hubungan antar pribadi, struktur organisasi, kepemimpinan organisasi,

tingkat hidup organisasi.


30

c. Faktor individual, kategori ini mencakup faktor-faktor dalam kehidupan

pribadi karyawan. Terutama persoalan keluarga, persoalan pribadi antara

keluarga yang akan mempengaruhi pekerjaan individu itu sendiri.

5. Aspek Stress Kerja

Cooper (2015) terdapat enam aspek -aspek atau karakteristik atau ciri-

ciri dari stres kerja, yakni:

a. Pekerjaan itu sendiri

Mengacu pada jumlah dan kompleksitas tugas yang harus dilakukan oleh

seseorang. Jika beban kerja terlalu besar atau terlalu rumit, individu

cenderung merasa terbebani dan mudah mengalami stres.

b. Manajemen peran

Berkaitan dengan kejelasan peran dan harapan yang diberikan kepada

seseorang dalam pekerjaannya. Apabila seseorang tidak mengerti tugas

dan tanggung jawabnya dengan jelas, ini bisa menimbulkan kebingungan

dan tekanan.

c. Hubungan interpersonal

Terjadinya konflik dengan rekan kerja atau atasan, ketidakmampuan

untuk menjaga hubungan kerja yang sehat dan harmonis serta kurangnya

keterlibatan dan dukungan sosial dari pimpinan atau lingkungan kerja.

d. Pengembangan karir

Perkembangan karir seringkali ditandai dengan peningkatan tanggung

jawab dalam pekerjaan. Salah satu indikator dari perkembangan karir

adalah kenaikan jabatan. Individu yang aktif mengembangkan diri dengan


31

mengikuti pelatihan, kursus, atau program pengembangan profesional

memiliki tanda yang positif dalam perkembangan karir. Peningkatan

pendapatan adalah salah satu tanda penting dari perkembangan karir.

Ketika individu berhasil mendapatkan kenaikan gaji yang signifikan,

bonus, atau imbalan keuangan lainnya, ini menunjukkan kemajuan dalam

karir mereka.

e. Konflik rumah tangga

Salah satu indikator utama konflik antara pekerjaan dan keluarga adalah

ketidakmampuan untuk menggabungkan waktu yang memadai antara

kedua hal tersebut. Ketika tuntutan pekerjaan menghabiskan sebagian

besar waktu seseorang sehingga mereka tidak dapat menyisihkan waktu

yang cukup untuk keluarga, konflik dapat muncul.

f. Gaya kepemimpinan

Berdasarkan persepsi individu mengenai sejauh mana keadilan diterapkan

dalam organisasi, termasuk adilnya distribusi sumber daya, proses

pengambilan keputusan yang adil, dan perlakuan yang adil dalam

hubungan antar individu.

5. Indikator Stres kerja

Indikator stres kerja menurut Cooper (2015) yaitu :

a. Kondisi Pekerjaan, meliputi:

1) Beban kerja berlebihan secara kuantitatif

2) Beban kerja berlebihan secara kualitatif


32

3) Jadwal bekerja

b. Stres karena peran

1) Ketidakjelasan peran

2) Faktor interpersonal

3) Hasil kerja dan sistem dukungan sosial yang buruk

4) Kurangnya perhatian manajemen terhadap karyawan

c. Perkembangan karier

1) Promosi ke jabatan yang lebih rendah dari kemampuannya

2) Promosi ke jabatan yang lebih tinggi dari kemampuannya

3) Keamanan pekerjaannya.

d. Struktur organisasi

1) Struktur yang kaku dan tidak bersahabat

2) Pengawasan dan pelatihan yang tidak seimbang

3) Ketidakterlibatan dalam membuat keputusan

e. Masalah rumah tangga

1) Mencampurkan masalah pekerjaan dengan masalah pribadi

2) Kurangnya dukungan dari pasangan hidup

3) Konflik pernikahan

4) Stres karena memiliki dua pekerjaan.


33

Indikator Stres Kerja Menurut Robbins (2006) yaitu meliputi:

a. Konflik Peran, yaitu:

1) Pertentangan antara tugas yang dilakukan dengan tanggung jawab

yang telah diberikan,

2) Tugas yang harus dilakukan tapi tidak dianggap sebagai bagian dari

pekerjaannya.

3) Tuntutan yang saling berlawanan dari atasan, rekan, bawahan, atau

orang lain yang dinilai penting bagi seseorang.

4) Bertentangan dengan nilai keyakinan dalam dirinya dalam

melaksanakantugasnya.

b. Ketidakjelasan Peran, meliputi:

1) Ketidakjelasan dari tugas-tugas.

2) Ketidakpastian tentang kewajiban dan tanggung jawab

3) Ketidakjelasan tentang alur kerja.

4) Ketidakpastian tentang apayang diharapkan.

5) Ketidakpastian tentang prestasi pekerjaan.

c. Pengembangan Karir, beberapa faktornya yaitu :

1) Peluang untuk menggunakan jabatan sepenuhnya

2) Kesempatan dalam menggunakan keterampilan yang baru

3) Saran karir untuk membuat keputusan karir lebih mudah. Termasuk

ketidakstabilan pekerjaan, promosi berlebih dan kurang.


34

d. Hubungan dalam Pekerjaan

Hubungan yang optimal dengan rekan kerja dianggap sebagai

faktor utama untuk menjaga kesehatan perusahaan suatu perusahaan.

1) Struktur dalam Perusahaan, kemampuan karyawan agar dapat terlibat

atau berperan serta pada dukungan.

2) Tuntutan dari luar pekerjaan meliputi permasalahan tentang keluarga,

krisis kehidupan, kesulitan keuangan, persepsi pribadi, konflik,

tuntutan perusahaan. Hal tersebut adalah faktor di luar pekerjaan yang

dapat memicu stres.

3) Ciri-ciri Individu: kepribadian Tipe A dan Tipe B, kecakapan (unjuk

kerja), serta nilai dan kebutuhan.

C. Beban Kerja

1. Pengertian Beban Kerja

Beban kerja adalah proses dalam menetapkan jumlah jam kerja sumber

daya manusia yang bekerja, digunakan, dan dibutuhkan dalam menyelesaikan

suatu pekerjaan untuk kurun waktu tertentu (Koesoemowidjojo, 2017). Beban

kerja didefinisikan sebagai suatu perbedaan antara kapasitas atau kemampuan

pekerja dengan tuntutan pekerja yang harus dihadapi. Kelancaran aktivitas

sebuah perusahaan sedikit banyaknya bergantung pada seberapa banyak

jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh karyawan pada sebuah

perusahaan perusahaan. Mengingat kerja manusia bersifat mental dan fisik,

maka masing-masing mempunyai tingkat pembebanan yang berbeda-beda.


35

Hart & Staveland (1988) mengemukakan bahwa beban kerja adalah

suatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan tugas-tugas, lingkungan kerja

dimana digunakan sebagai tempat kerja, keterampilan, perilaku, dan persepsi

dari pekerja. Beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh

suatu jabatan atau unit perusahaan dan merupakan hasil kali antara volume

kerja dan norma waktu (Sitepu Agripa, 2013).

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa beban

kerja merupakan sejauh mana kapasitas individu pekerja dibutuhkan dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya, yang dapat diindikasikan dari

jumlah pekerjaan yang harus dilakukan, waktu/batasan waktu yang dimiliki

oleh pekerja dalam menyelesaikan tugasnya, serta pandangan subjektif

individu tersebut sendiri mengenai pekerjaan yang diberikan kepadanya.

2. Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja

Menurut Hart dan Staveland (1988) terdapat tiga faktor utama yang

menentukan beban kerja adalah tuntutan tugas, usaha dan performansi.

a. Faktor tuntutan tugas, argumentasi berkaitan dengan faktor ini adalah bahwa

beban kerja dapat ditentukan dari analisa tugas-tugas yang dilakukan oleh

pekerja. bagaimanapun perbedaan-perbedaan secara individu harus selalu

diperhitungkan.

b. Usaha atau tenaga, jumlah yang dikeluarkan pada suatu pekerjaan mungkin

merupakan suatu bentuk intuitif secara alamiah terhadap beban kerja.


36

Bagaimanapun juga, sejak terjadinya peningkatkan tuntutan tugas, secara

individu mungkin tidak dapat meningkatkan tingkat effort.

c. Performansi, sebagian besar studi tentang beban kerja mempunyai perhatian

dengan tingkat performansi yang akan dicapai. Bagaimanapun juga,

pengukuran performansi sendirian tidaklah akan dapat menyajikan suatu

matrik beban kerja yang lengkap.

3. Aspek Beban Kerja

Hart dan Staveland (1988) mengemukakan aspek-aspek beban kerja yaitu:

a. Physical demand

Physical Demand menunjukan seberapa besar aktivitas fisik yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, misalnya mendorong,

mengangkat, memutar dan lain-lain.

b. Effort

Effort menunjukan seberapa besar usaha yang dibutuhkan baik secara fisik

maupun mental untuk mencapai tingkat performansi yang diinginkan.

c. Mental demand

Mental demand menunjukkan seberapa besar aktivitas mental dan

perseptual yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan, misalnya

berpikir, memutuskan, menghitung, mengingat, mencari, membandingkan

dan lain-lain.

d. Temporal demand

Temporal Demand menunjukan seberapa besar tekanan waktu yang

dirasakan dalam melaksanakan pekerjaan, apakah pekerjaan harus


37

diselesaikan dengan cepat dan tergesa-gesa atau dapat dikerjakan dengan

santai dan cukup waktu.

e. Frustration levelFrustration Level menunjukan seberapa besar tingkat

stress, kepuasan, kenyamanan, rasa tidak aman, jengkel yang dirasakan

selama melaksanakan pekerjaan.

f. Performance

Performance menunjukan seberapa tingkat keberhasilan terhadap pekerjaan

dan seberapa puas dengan tingkat keberhasilan yang sudah dicapai.

Munandar (2001), mengklasifikasikan beban kerja kedalam faktor-

faktor intrinsik dalam pekerjaan sebagai berikut:

a. Tuntutan Tugas

Kerja shift/kerja malam sering kali menyebabkan kelelahan bagi para

pegawai akibat dari beban kerja yang berlebihan. Beban kerja berlebihan

dan beban kerja terlalu sedikit dapat berpengaruh terhadap kinerja

pegawai.

b. Tuntutan Fisik

Kondisi kerja tertentu dapat menghasilkan prestasi kerja yang optimal

disamping dampaknya terhadap kinerja pegawai, kondisi fisik berdampak

pula terhadap kesehatan mental seorang tenaga kerja.

4. Indikator Beban Kerja

Beban kerja menurut Hart dan Staveland (1988) terdapat enam

indikator yang harus diperhatikan yaitu:


38

a. Mental Demand (MD), indikator ini menunjukkan seberapa besar

aktivitas mental dan perseptual yang dibutuhkan untuk melakukan suatu

pekerjaan.

b. Physical Demand (PD), indikator ini menunjukan seberapa besar aktivitas

fisik yang dibutuhkan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan

c. Temporal Demand (TD), indikator ini menunjukkan seberapa besar

tingkat keberhasilan suatu pekerjaan dan tingkat kepuasan operator dalam

melaksanakan pekerjaannya.

d. Own Performance (OP), indikator ini menunjukkan seberapa besar tingkat

keberhasilan suatu pekerjaan dan tingkat kepuasan operator dalam

melaksanakan pekerjaannya.

e. Effort (EF), indikator ini menunjukkan seberapa besar usaha mental dan

fisik yang dibutuhkan oleh operator dalam menyelesaikan suatu pekerjaan

f. Frustation (FR), indikator ini menunjukkan seberapa besar tingkat

kecemasan yang dirasakan bisa dibandingkan dengan perasaan kepuasan

diri terhadapan pekerjaanya oleh operator selama menyelesaikan suatu

pekerjaan.

5. Pengukuran Beban Kerja

Hart and Staveland (1988) menjelaskan beberapa pengembangan metode

NASA-TLX antara lain:

a. Kerangka Konseptual

Beban kerja timbul dari interaksi antara kebutuhan tugas dan pekerjaan,

kondisi kerja, tingkah laku, dan persepsi pekerja (teknisi). Tujuan kerangka
39

konseptual adalah menghindari variabel yang tidak berhubungan dengan

beban kerja subjektif. Dalam kerangka konseptual, sumber-sumber yang

berbeda dan hal-hal yang dapat mengubah beban kerja disebutkan satu demi

satu dan dihubungkan.

b. Informasi yang diperoleh dari peringkat (Rating) subjektif

Peringkat subjektif merupakan metode yang paling sesuai untuk mengukur

beban kerja mental dan memberikan indikator yang umumnya paling valid

dan sensitif. Peringkat subjektif merupakan satu-satunya metode yang

memberikan informasi mengenai pengaruh tugas secara subjektif terhadap

pekerja atau teknisi dan menggabungkan pengaruh dari kontributor beban

kerja.

c. Pembuatan skala rating beban kerja

Memilih kumpulan sub skala yang paling tepat:

1) Menentukan bagaimana menggabungkan sub-skala tersebut untuk

memperoleh nilai beban kerja yang sensitif terhadap pekerja atau

teknisi dan menggabungkan pengaruh dari kontributor beban kerja yang

berbeda, baik diantara tugas maupun diantara pemberi peringkat.

2) Menentukan prosedur terbaik untuk memperoleh nilai terbaik untuk

memperoleh nilai numeric untuk subskala tersebut.

d. Pemilihan sub skala

Ada tiga subskala dalam penelitian, yaitu skala yang berhubungan dengan

tugas, dan skala yang berhubungan dengan tingkah laku (usaha fisik, usaha
40

mental, performansi), skala yang berhubungan dengan subjek (frustasi,

stress, dan kelelahan).

D. Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Menurut Sunyoto (2013), kepemimpinan adalah setiap upaya seseorang

yang mencoba untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok,

upaya untuk mempengaruhi tingkah laku ini bertujuan mencapai tujuan

perorangan, tujuan teman, atau bersama-sama dengan tujuan perusahaan yang

mungkin sama atau berbeda.

Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dalam

manajemen perusahaan. Kepemimpinan dibutuhkan manusia karena adanya

keterbatasan-keterbatasan tertentu pada diri manusia. Dari Sinilah timbul

kebutuhan untuk dipimpin dan memimpin. Kepemimpinan didefinisikan ke

dalam ciri-ciri individual, kebiasaan, cara mempengaruhi orang lain, interaksi,

kedudukan dalam perusahaan dan persepsi mengenai pengaruh yang sah.

Menurut Fahmi (2014), kepemimpinan merupakan suatu ilmu yang

mengkaji secara komprehensif tentang bagaimana mengarahkan,

mempengaruhi, dan mengawasi orang lain untuk mengerjakan tugas sesuai

dengan perintah yang direncanakan. Sedangkan menurut Griffin dan Ebert

(2007), kepemimpinan adalah proses memotivasi orang lain untuk mau bekerja

dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.


41

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan

bahwa kepemimpinan merupakan usaha yang dilakukan oleh setiap pemimpin

untuk dapat merealisasikan tujuan-tujuan individu maupun perusahaan.

2. Tipe-Tipe Kepemimpinan

Tipe-tipe kepemimpinan menurut Hasibuan (2014) ada tiga tipe

kepemimpinan yaitu:

a. Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan otoriter adalah jika kekuasaan atau wewenang,

sebagian besar mutlak tetap berada pada pimpinan atau kalau pimpinan

itu menganut sistem sentralisasi wewenang. Pengambilan keputusan dan

kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh pemimpin, bawahan tidak

diikutsertakan untuk memberikan saran, ide dan pertimbangan dalam

proses pengambilan keputusan. Bawahan hanya bertugas sebagai

pelaksana keputusan yang telah ditetapkan pimpinan.

Pimpinan menganggap dirinya orang yang paling berkuasa, paling

pintar dan paling cakap. Pengarahan bawahan dilakukan dengan

memberikan instruksi/perintah, ancaman hukuman serta pengawasan

dilakukan secara ketat. Orientasi kepemimpinannya difokuskan hanya

untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan dengan kurang

memperhatikan perasaan dan kesejahteraan bawahan. Pimpinan

menganut sistem manajemen tertutup (closed management) kurang

menginformasikan keadaan perusahaan pada bawahannya. Pengkaderan

kurang mendapat perhatiannya.


42

b. Kepemimpinan Partisipatif

Kepemimpinan partisipatif adalah apabila dalam

kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan

kerjasama yang serasi, menumbuhkan loyalitas dan partisipasi para

bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut memiliki

perusahaan. Falsafah pemimpin ialah pimpinan (dia) adalah untuk

bawahan. Bawahan harus berpartisipasi memberikan saran, ide, dan

pertimbangan-pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan.

Keputusan tetap dilakukan pimpinan dengan mempertimbangkan

saran atau ide yang diberikan bawahannya. Pemimpin menganut sistem

manajemen terbuka (open management) dan desentralisasi wewenang.

Pemimpin dengan gaya partisipatif akan mendorong kemampuan

bawahan mengambil keputusan. Dengan demikian, pimpinan akan selalu

membina bawahan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar.

c. Kepemimpinan Delegatif

Kepemimpinan delegatif apabila seorang pimpinan

mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap.

Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan

kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan

pekerjaannya. Pemimpin tidak peduli bagaimana cara bawahan

mengambil keputusan dan mengerjakan pekerjaannya, sepenuhnya

diserahkan kepada bawahan. Pimpinan tidak akan membuat peraturan-

peraturan tentang pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan itu dan hanya sedikit


43

melakukan kontak dengan bawahannya. Dalam hal ini, bawahan dituntut

memiliki kematangan dalam pekerjaan (kemampuan) dan kematangan

psikologis (kemauan). Kematangan pekerjaan dikaitkan dengan

kemampuan untuk melakukan sesuatu yang berdasarkan pengetahuan dan

keterampilan.

3. Pengertian Gaya Kepemimpinan Otoriter

Pengertian gaya kepemimpinan menurut Cheng, dkk (2004) adalah

kepemimpinan otoriter berarti para pemimpin menekankan otoritas mereka yang

tidak dapat dipertanyakan dan mutlak. Mereka melakukan kontrol yang ketat dan

menuntut kepatuhan penuh dari bawahan.

Sedangkan menurut Sutikno (2014) mengatakan gaya kepemimpinan

otoriter ini menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak pribadinya

(pemimpin), sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dan tidak

boleh ada orang lain yang turut campur. Seorang pemimpin yang tergolong

otokratik memiliki serangkaian karakteristik yang biasanya dipandang sebagai

karakteristik yang negatif. Seorang pemimpin otokratik adalah seorang yang

egois. Seorang pemimpin otokratik akan menunjukan sikap yang menonjolkan

keakuannya, dan selalu mengabaikan peranan bawahan dalam proses

pengambilan keputusan mau atau tidak mau menerima saran dan pandangan

bawahannya.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa gaya

kepemimpinan otoriter gaya kepemimpinan otoriter atau authoritarian adalah


44

gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil

dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab

dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut.

4. Indikator Gaya Kepemimpinan Otoriter

Indikator gaya kepemimpinan otoriter menurut Cheng, dkk (2004)

indikator dari pemimpin yang otoriter yaitu:

a. Atasan meminta bawahan untuk mematuhi instruksinya sepenuhnya.

b. Atasan menentukan semua keputusan dalam organisasi apakah penting atau

tidak.

c. Atasan selalu memiliki keputusan terakhir dalam rapat.

d. Atasan selalu bersikap memerintah di depan karyawan.

e. Karyawan merasa tertekan saat bekerja atasan.

f. Atasan menjalankan disiplin yang ketat terhadap bawahannya.

g. Atasan memarahi karyawan ketika tidak dapat menyelesaikan tugas.

h. Atasan menekankan bahwa karyawan harus memiliki kinerja terbaik dari

semua unit dalam organisasi.

i. Bawahan harus mengikuti aturan atasan untuk menyelesaikan sesuatu. Jika

tidak, atasan menghukum bawahan dengan keras.

Sedangkan indikator gaya kepemimpinan otoriter menurut Sutikno

(2007) tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :


45

a. Keputusan terpusat

Maksudnya pemimpin dengan gaya otoriter ini merasa memiliki

hak-hak istimewa dan harus diistimewakan oleh bawahannya. Proses

pengambilan keputusan hanya terpusat pada pimpinan saja. Dengan kata

lain karyawan tidak berhak dengan semua yang diputuskan oleh

pemimpin, serta karyawan juga tidak diikutsertakan dalam proses

pengambilan keputusan. Karyawan hanya menjalankan keputusan dan

perintah pimpinan dalam proses pengambilan keputusan hanya terpusat

pada pimpinan saja. Dengan kata lain karyawan tidak berhak dengan

semua yang diputuskan oleh pemimpin, serta karyawan juga tidak

diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan. memiliki kewajiban

dan tanggung jawab melaksanakan.

b. Tugas diperinci

Maksudnya pimpinan memberitahu tentang apa saja yang dikerjakan

karyawan harus sesuai dengan keinginan pemimpin.

c. Subjektifitas pemimpin

Sikap pemimpin kepada bawahan, pemimpin melibatkan perasaan

pribadinya. Seperti menilai pekerjaan karyawan, pemimpin hanya

melibatkan perasaan pribadinya saja, penilaian ini berdasarkan seleranya

terhadap karyawan tersebut. Dalam hal ini pimpinan tidak benar-benar

memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berpartisipasi dalam

memberikan pendapat, saran atau sejenisnya, hal ini dikarena semua

keputusan hanya dibuat oleh pimpinan saja pengawasan ketat, pimpinan


46

mengawasi semua yang dikerjakan bawahannya saat bekerja, apakah

proses pengerjaanya sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh

perusahaan tersebut, hal ini akan mempengaruhi ruang gerak dari setiap

karyawan dan menjadikan karyawan merasa tertekan dengan pengawasan

yang berlebihan dari pimpinan.

E. Hubungan antar variabel

1. Hubungan antara beban kerja dengan stress kerja

Hart & Staveland (1988) mengemukakan bahwa beban kerja adalah suatu

yang muncul dari interaksi antara tuntutan tugas-tugas, lingkungan kerja dimana

digunakan sebagai tempat kerja, keterampilan, perilaku, dan persepsi dari

pekerja. Selye (1975) berpendapat bahwa Stres dapat muncul apabila seseorang

mengalami beban atau tugas berat dimana orang tersebut tidak dapat mengatasi

tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan merespon dengan tidak mampu

terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut dapat mengalami stres. Beban

kerja mencakup semua tugas, tanggung jawab, dan tuntutan yang dihadapi oleh

individu di tempat kerja. Beban kerja yang berlebihan dapat menyebabkan

peningkatan tekanan dan ketegangan, yang pada akhirnya dapat berujung pada

stress kerja.

Hal ini juga relevan dengan penelitian terdahulu oleh Padila & Juli Andri

(2022) Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif observasional dengan

metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden paling

banyak pada kategori beban kerja tinggi berjumlah 19 responden (61,3%) dan
47

kategori tingkat stress tinggi berjumlah 16 responden (51,6%) serta p-value

0,029 (<0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara beban kerja

dengan stress kerja perawat dengan nilai correlation coefficient bernilai positif.

Menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara beban kerja (X) dengan

stress kerja (Y) perawat di masa pandemi COVID-19.

2. Hubungan antara gaya kepemimpinan otoriter dengan stress kerja

Gaya kepemimpinan dianggap sebagai cara untuk mempengaruhi

pemimpin dan memimpin bawahannya. Gaya kepemimpinan merupakan peran

penting pemimpin dalam mempengaruhi, mengarahkan, dan menunjukkan

kemampuanya agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan yang telah

ditentukan Hasibuan (2011). Menurut Hasibuan (2014), terdapat beberapa

macam gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan otoriter, Kepemimpinan

Partisipasi, Kepemimpinan Delegasi.

Sementara itu, gaya kepemimpinan otoriter ditandai oleh penekanan pada

kendali, ketegasan, dan pengawasan yang ketat terhadap bawahan. Gaya

kepemimpinan otoriter menurut Cheng, dkk (2004) adalah kepemimpinan

otoriter berarti para pemimpin menekankan otoritas mereka yang tidak dapat

dipertanyakan dan mutlak. Mereka melakukan kontrol yang ketat dan menuntut

kepatuhan penuh dari bawahan. Sutikno (2014) mengatakan gaya kepemimpinan

otoriter ini menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak pribadinya

(pemimpin), sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dan tidak

boleh ada orang lain yang turut campur.


48

Hal ini sesuai dengan Hasibuan (2007) yang menyatakan bahwa faktor

penyebab stres kerja diantaranya beban kerja yang sulit dan berlebihan, waktu

dan peralatan kerja yang kurang memadai, balas jasa yang diterima terlalu

rendah, adanya konflik antara pribadi dengan pimpinan maupun konflik dengan

kelompok kerja, tekanan dan sikap pimpinan yang tidak adil dan kurang wajar,

masalah-masalah keluarga seperti anak, istri dan lain-lain. Sedangkan menurut

Gibson, Ivancevich & Donnelly (2013) kelebihan beban kerja, tanggung jawab

atas orang lain, pengembangan karir, kurangnya kohesi kelompok, dukungan

kelompok yang kurang memadai, struktur dan iklim organisasi, wilayah dalam

organisasi, karakteristik tugas, dan pengaruh pimpinan adalah faktor dari stress

kerja.

Hal ini juga relevan dengan penelitian terdahulu oleh Mery Yosepha

Sitanggang (2020) penelitian ini di bersubjek pada perawat Rumah Sakit Sari

Mutiara Lubuk Pakam. Sampel penelitian sebanyak 250 orang, sampel diambil

dengan menggunakan purposive sampling. Skala ukur yg digunakan adalah

skala stres kerja dan skala gaya kepemimpinan. Skala stres kerja disusun

berdasarkan aspek-aspek stres kerja yang dikemukakan oleh Robbins dan Judge.

Skala kepemimpinan disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh

Mar’at. Data dianalisis dengan menggunakan uji Product Moment.

Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara stres kerja dengan

kepemimpinan otoriter di Rumah Sakit Lubuk Pakam (rxy =-0,639 dengan P =

0,000 < 0,050. Artinya ada hubungan positif antara gaya kepemimpinan otoriter

dengan stres kerja Rumah Sakit Sari Mutiara Lubuk Pakam dapat diterima. Hasil
49

penelitian menunjukkan kepemimpinan otoriter berkontribusi terhadap stres

kerja sebanyak 40,9%. Kepemimpinan otoriter yang diterima oleh sampel

diketahui tergolong tinggi (mean hipotetik 82,5> mean empirik 97,95 dan

selisihnya melebihi SD 8,159). Stres kerja tergolong tinggi (mean hipotetik 70 <

mean empirik 85,00 dan selisihnya melebihi SD 8,122).

3. Hubungan antara beban kerja dan gaya kepemimpinan otoriter terhadap


stress kerja

Cooper (2015) mengemukakan stres kerja didefinisikan sebagai

tanggapan atau proses internal atau eksternal yang mencapai tingkat ketegangan

fisik dan psikologis sampai pada batas atau melebihi batas kemampuan subjek.

Beehr & Newman ( 1997) mengemukakan stres kerja sebagai suatu situasi yang

muncul di dalam interaksi antara manusia dan pekerjaan. Menurut Robbins

(2006), stres adalah reaksi negatif dari individu individu yang mengalami

tekanan berlebih yang dibebankan kepada mereka akibat tuntutan, hambatan,

atau peluang yang terlampau banyak. Cooper (2015) faktor yang mempengaruhi

stres kerja adalah kondisi pekerjaan, stress peran, faktor interpersonal, Stressor

perkembangan karir, struktur organisasi, rumah tangga pekerjaan.

Hal ini juga relevan dengan penelitian terdahulu, yang dilakukan oleh

Arni Kurniati dan Yuli Mardianti (2021) pada PT Pupuk Kujang. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari

penyebaran kuesioner kepada karyawan Divisi Produksi PT. Pupuk Kujang.

Metode pengolahan data menggunakan metode analisis jalur dengan bantuan

program SPSS 24. Pola pengaruh beban kerja terhadap stres kerja beban kerja
50

secara langsung berpengaruh signifikan terhadap stres kerja. Semakin tinggi

beban kerja maka semakin tinggi juga stres kerja yang dialami karyawan, begitu

sebaliknya semakin rendah beban kerja maka semakin rendah tingkat stres kerja

yang dialami karyawan. Nilai koefisien sebesar 0,334 dan signifikansi 0,000

(0,000 < 0,05) hasil perhitungan tersebut berarti adanya hubungan beban kerja

yang mempengaruhi stress kerja.

Kepemimpinan secara langsung berpengaruh signifikan terhadap stres

kerja. Semakin baik dan bagus kepemimpinan dalam sebuah perusahaan maka

semakin rendah tingkat stres kerja yang dialami karyawan, begitu sebaliknya

semakin buruk kepemimpinan dalam sebuah perusahaan maka semakin tinggi

tingkat stres kerja yang dialami karyawan. Nilai koefisien sebesar 0,227 dan

signifikansi 0,010 (0,010 < 0,05). Hasil perhitungan tersebut menyatakan adanya

pengaruh kepemimpinan terhadap stress kerja.

Artinya ada pengaruh antara beban kerja terhadap stress kerja, adanya

pengaruh gaya kepemimpinan otoriter terhadap stress kerja, dan adanya

pengaruh secara bersamaan antara beban kerja dan gaya kepemimpinan otoriter

terhadap stress kerja.


51

F. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa variabel beban kerja (X1) dan

gaya kepemimpinan (X2) berpengaruh secara simultan terhadap stress kerja (Y).

Berdasarkan hasil penelusuran penelitian terdahulu dan kajian teori, maka

kerangka konseptual penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Karyawan

Gaya Kepemimpinan Beban Kerja

Stress Kerja

Tinggi Rendah
52

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan teori dan kerangka konseptual diatas maka hipotesis


yang diajukan pada penelitian ini adalah:

Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dan gaya
kepemimpinan dengan stress kerja karyawan.

Ho: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja dan gaya
kepemimpinan dengan stress kerja karyawan.
53

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk

mencapai suatu tujuan, sedangkan tujuan dari penelitian adalah mengungkapkan,

menggambarkan, menyimpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara tertentu

sesuai dengan prosedur penelitiannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif, metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan data

konkrit (positivistik), yaitu data penelitian yang berupa angka-angka kemudian

diukur menggunakan statistik sebagai alat uji penghitungan yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti untuk menghasilkan suatu kesimpulan (Sugiyono,

2019).

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek

atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2019). Variabel

adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Pada penelitian ini

menggunakan tiga variabel. Variabel bebas atau independen (X) dan variabel

terikat atau dependen (Y). Variabel bebas merupakan variabel yang dapat

mempengaruhi variabel lain dan hubungannya dengan variabel lain dapat

bertindak sebagai penyebab.

Variabel terikat merupakan variabel yang tergantung dengan variabel lain

atau variabel yang dapat dipengaruhi variabel lain.


54

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel Bebas (X)

a) X1: Beban kerja

b) X2: Gaya Kepemimpinan

2. Variabel Terikat (Y)

a) Y: Stress kerja

C. Definisi Operasional

Definisi Operasional Variabel merupakan seperangkat petunjuk yang

lengkap mengenai apa yang harus diamati dan mengukur suatu variabel atau

konsep untuk menguji kesempurnaan. Definisi operasional variabel ditemukan

aitem-aitem yang dituangkan dalam instrumen penelitian (Sugiyono, 2014).

Definisi operasional dari variabel bebas dan variabel terikat dalam

penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas

Stres Kerja

Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi

emosi, proses berfikir, dan kondisi individu karena adanya tekanan-tekanan

yang terlalu besar dari sesama rekan kerja. Variabel stres kerja diukur dengan

melihat beberapa indikator, indikator stres kerja menurut Cooper (1995),

yaitu kondisi pekerjaan meliputi beban kerja berlebihan secara kuantitatif,

beban kerja berlebihan secara kualitatif, jadwal bekerja ; Stres karena peran

meliputi ketidakjelasan peran, faktor interpersonal hasil kerja dan sistem


55

dukungan sosial yang buruk, kurangnya perhatian manajemen terhadap

karyawan; Perkembangan karir meliputi promosi ke jabatan yang lebih

rendah dari kemampuannya, Promosi ke jabatan yang lebih tinggi dari

kemampuannya, keamanan pekerjaannya.; Struktur organisasi meliputi

struktur yang kaku dan tidak bersahabat, pengawasan dan pelatihan yang

tidak seimbang, ketidak terlibatan dalam membuat keputusan ; Rumah

tangga-pekerjaan meliputi mencampurkan masalah pekerjaan dengan

masalah pribadi kurangnya dukungan dari pasangan hidup, konflik

pernikahan, stres karena memiliki dua pekerjaan.

Keberfungsian stres kerja diukur dengan menggunakan kuesioner

dalam bentuk skala likert dengan empat pilihan jawaban yaitu: Sangat Setuju

(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

2. Variabel Terikat

a. Beban Kerja

Hart & Staveland (1988) mengemukakan bahwa beban kerja adalah

suatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan tugas-tugas, lingkungan

kerja dimana digunakan sebagai tempat kerja, keterampilan, perilaku, dan

persepsi dari pekerja. Beban kerja didefinisikan sebagai suatu perbedaan

antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerja yang

harus dihadapi. Kelancaran aktivitas sebuah perusahaan sedikit banyaknya

bergantung pada seberapa banyak jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan

oleh karyawan pada sebuah perusahaan perusahaan.


56

Mengingat kerja manusia bersifat mental dan fisik, maka masing-

masing mempunyai tingkat pembebanan yang berbeda-beda. beban kerja

diukur dengan melihat beberapa indikator-indikator, menurut Hart dan

Staveland (1988) terdapat enam indikator yang harus diperhatikan yaitu

mental demand (MD), indikator ini menunjukkan seberapa besar aktivitas

mental dan perseptual yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan;

physical demand (PD), indikator ini menunjukan seberapa besar aktivitas

fisik yang dibutuhkan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan; temporal

demand (TD), indikator ini menunjukkan seberapa besar tingkat keberhasilan

suatu pekerjaan dan tingkat kepuasan operator dalam melaksanakan

pekerjaannya; own performance (OP), indikator ini menunjukkan seberapa

besar tingkat keberhasilan suatu pekerjaan dan tingkat kepuasan operator

dalam melaksanakan pekerjaannya; effort (EF), indikator ini menunjukkan

seberapa besar usaha mental dan fisik yang dibutuhkan oleh operator dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan; frustration (FR), indikator ini menunjukkan

seberapa besar tingkat kecemasan yang dirasakan bisa dibandingkan dengan

perasaan kepuasan diri terhadapan pekerjaanya oleh operator selama

menyelesaikan suatu pekerjaan.

Tingkat beban kerja diukur dengan menggunakan kuesioner dalam

bentuk skala likert dengan empat pilihan jawaban, yaitu: Sangat Tinggi

Sekali (STS), Tinggi Sekali (TS), Sedikit (S), Sangat Sedikit (SS).
57

b. Gaya Kepemimpinan Otoriter

Pengertian gaya kepemimpinan menurut Cheng, dkk (2004) adalah

kepemimpinan otoriter berarti para pemimpin menekankan otoritas mereka

yang tidak dapat dipertanyakan dan mutlak. Mereka melakukan kontrol yang

ketat dan menuntut kepatuhan penuh dari bawahan. Gaya kepemimpinan

menurut Cheng dkk (2004) terdapat sembilan indikator, yaitu atasan meminta

bawahan untuk mematuhi instruksinya sepenuhnya; atasan menentukan semua

keputusan dalam organisasi apakah penting atau tidak; atasan selalu memiliki

keputusan terakhir dalam rapat; atasan selalu bersikap memerintah di depan

karyawan; karyawan merasa tertekan saat bekerja atasan; atasan menjalankan

disiplin yang ketat terhadap bawahannya; atasan memarahi karyawan ketika

tidak dapat menyelesaikan tugas; atasan menekankan bahwa karyawan harus

memiliki kinerja terbaik dari semua unit dalam organisasi; bawahan harus

mengikuti aturan atasan untuk menyelesaikan sesuatu. Jika tidak, atasan

menghukum bawahan dengan keras.

Tingkat gaya kepemimpinan otoriter diukur dengan menggunakan

kuesioner dalam bentuk skala likert dengan empat pilihan jawaban, yaitu:

Sangat Tinggi Sekali (STS), Tinggi Sekali (TS), Sedikit (S), Sangat Sedikit

(SS).
58

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah area generalisasi yang terdiri dari obyek

atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian mengambil sebuah

kesimpulan. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau

subyek yang dipelajari, tetapi juga meliputi seluruh karakteristik atau sifat

yang dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut (Sugiyono, 2019).

Karakteristik dari penelitian ini adalah:

a) Subjek merupakan karyawan cilubaa baby shop yang bertempatkan di

ruko pasifik megah blok c7.

b) Subyek berusia dari usia 18 tahun hingga 65 tahun.

c) Aktif bekerja minimal 3 bulan.

2. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam kategori ini yaitu purposive

sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel secara acak

dimana kelompok sampel ditargetkan memiliki atribut-atribut tertentu.

Metode ini dapat digunakan pada banyak populasi, tetapi lebih efektif dengan

ukuran sampel yang lebih kecil dan populasi yang lebih homogen.
59

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, karena mempunyai keterbatasan

dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi yang mewakili (Sugiyono, 2019). Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam kelompok nonprobability

sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang

yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel.

Untuk menemukan jumlah dalam penelitian ini menggunakan teori

Roscoe yang menyatakan jika ukuran sampel yang layak berjumlah 30

sampai 500 dan pada analisis multivariate jumlah sampel minimal 10 kali

dari jumlah variabel penelitian (Sugiyono, 2018). Pada penelitian ini terdapat

69 sampel yang didapatkan melalui kuesioner.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan model skala

likert untuk mengukur tiga variabel yaitu menggunakan skala stres kerja, skala

beban kerja, dan skala gaya kepemimpinan otoriter pada karyawan yang bekerja

di cilubaa baby shop Kota Surabaya. Metode kuesioner merupakan metode

pengumpulan data yang fleksibel melalui daftar pernyataan atau pertanyaan yang

disebarkan untuk mendapatkan data dari responden (Azwar, 2013).


60

Peneliti memilih menggunakan skala likert, sebab skala ini memiliki

beberapa kelebihan sebagai berikut (Nazir, 2005) :

1) Pembuatannya lebih mudah.

2) Skala likert mempunyai reliabilitas yang relatif tinggi.

3) Karena rentang respon yang lebih besar pada skala likert, dapat memberikan

keterangan yang lebih nyata dan jelas tentang sikap atau pendapat responden

tentang isu yang dipertanyakan.

Berdasarkan pada teknik penelitian, Metode yang digunakan pada penelitian

ini ialah menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok mengenai fenomena sosial

(Sugiyono, 2016). Menggunakan empat instrument, yaitu: 4 (Sangat Setuju), 3

(Setuju), 2 (Tidak Setuju), 1 (Sangat Tidak Setuju).

Penelitian ini menggunakan 3 skala, yaitu: Beban Kerja, Gaya Kepemimpinan

Otoriter, dan Stres Kerja. Untuk melakukan penelitian ini telah disusun alat ukur

Vx dan Vy adalah sebagai berikut Disajikan dengan mengelompokkan dua

kelompok aitem (pernyataan). Aitem favorable merupakan aitem berupa isi yang

mendukung, memihak atau menunjukkan ciri adanya atribut yang diukur dan aitem

unfavorable yaitu item yang isinya tidak mendukung atau tidak menggambarkan

ciri atribut yang diukur sehingga mengindikasikan rendahnya atribut yang diukur.
61

Hal tersebut ditunjukkan dengan menggunakan empat alternatif pilihan

jawaban, yaitu:

Tabel 3.1 Skor Skala Likert

Jawaban Aitem Favorable Aitem Unfavorable

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Untuk menyusun dan mengembangkan instrumen, peneliti membuat blueprint

yang memuat aspek atau dimensi keperilakuan, indikator dalam masing masing

aspek yang akan dijadikan acuan dalam penulisan aitem (Azwar, 2013).

1. Skala Stres Kerja

Skala stress kerja yang digunakan dalam penelitian ini


menggunakan skala kepuasan kerja yang disusun berdasarkan teori dari
Cooper.
62

Tabel 3.2 Blueprint Stres Kerja

Bobot
Dimensi No Indikator Fav Unfav n
(%)
Pekerjaan saya
sangat rumit, dan
1 1 1 5%
ada beban kerja
yang berat
Khawatir tentang
2 keamanan pribadi 2 1 5%
Pekerjaan itu
di tempat kerja
sendiri
Saya sering lembur
3 dalam pekerjaan 3 1 5%
saya
Tanggung jawab
4 besar, takut 4 1 5%
akuntabilitas
Saya tidak tahu
5 banyak tentang 5 1 5%
pekerjaan saya
Pekerjaan saya
belum dijelaskan
6 6 1 5%
Managemen dan dijelaskan
peran dengan jelas
Kadang-kadang
saya menerima
7 persyaratan 7 1 5%
pekerjaan yang
berbeda dari
63

pimpinan
pekerjaan

Kadang-kadang
saya ditugaskan ke
8 posisi yang 8 1 5%
berbeda pada
waktu yang sama
Konflik atau
9 ketidakbahagiaan 9 1 5%
Hubungan dengan rekan kerja
interpersonal Merasa terisolasi
10 dalam pekerjaan 10 1 5%
gaya organisasi
Kurangnya
11 dukungan dari 11 1 5%
pimpinan
Pemimpin tidak
mau atau tidak
dapat membantu
12 12 1 5%
saya dengan
Gaya
masalah pekerjaan
kepemimpinan
saya
Sistem
13 pengupahan unit 13 1 5%
tidak masuk akal
Organisasi tidak
14 merespon kinerja 14 1 5%
saya dengan baik
64

Pengembangan
karir

Saya khawatir
dengan
15 pengembangan 15 1 5%
karir saya di masa
depan
Stabilitas
pekerjaan buruk,
Pengembangan
khawatir unit tidak
karir 16 16 1 5%
bisa mendapatkan
proyek setelah
proyek ini
Hak-hak saya
terkadang tidak
17 17 1 5%
terlindungi konflik
keluarga-pekerjaan
Saya merasa
memiliki beban
18 keuangan yang 18 1 5%
berat pada keluarga
saya
Konflik dalam Sifat pekerjaannya
keluarga memerlukan
pemisahan dan
19 tanggung jawab 19 1 5%
yang tidak cukup
untuk mengurus
keluarga
65

Anggota keluarga
tidak memiliki
20 cukup pengertian 20 1 5%
dan dukungan
untuk pekerjaan

2. Skala Beban Kerja

Skala beban kerja yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan skala beban kerja yang yang disusun berdasarkan teori dari

Hart dan Staveland.

Tabel 3.3 Blueprint Beban Kerja

Dimensi No Indikator Fav Unfav n Bobot (%)


Bagaimana
aktivitas fisik
diperlukan
(mis.,
mendorong,
menarik,
memutar,
mengendalikan
, mengaktifkan,
Physical demand 1 dll.) 1 1 12,5%
Seberapa keras
Anda harus
bekerja (secara
mental dan
fisik) untuk
Effort 2 mencapai 2 1 12,5%
66

tingkat kinerja
Anda?

Seberapa
frustrasi (mis.,
tidak aman,
putus asa,
jengkel, stres,
dan kesal)
versus puas
(mis., aman,
puas, puas,
santai, dan
berpuas diri)
yang Anda
rasakan selama
Frustration level 3 tugas? 3 1 12,5%
Berapa banyak
aktivitas
mental dan
perseptual
yang
diperlukan
(misalnya
berpikir,
memutuskan,
menghitung,
Mental demand 4 mengingat, 4 1 12,5%
67

melihat,
mencari, dll.)?

Seberapa besar
Anda harus
mengendalikan
emosi Anda
(misalnya
marah,
gembira,
5 kecewa)? 5 1 12,5%
Berapa banyak
tugas yang
mengharuskan
Anda untuk
memantau
kinerja Anda
(yaitu
memastikan
kinerja Anda
pada tingkat
Performance 6 tertentu)? 6 1 12,5%

Seberapa
sukses menurut
7 Anda dalam 7 1 12,5%
68

menyelesaikan
tugas?

Berapa banyak
tekanan waktu
yang Anda
rasakan karena
laju atau
kecepatan
terjadinya
tugas atau
Temporal demand 8 elemen tugas? 8 1 12,5%

3. Skala Gaya Kepemimpinan Otoriter

Skala gaya kepemimpinan otoriter yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan skala yang disusun berdasarkan teori oleh

Cheng, dkk.

Tabel 3.4 Blueprint Gaya kepemimpinan

Indikator No Fav Unfav n Bobot


(%)

Atasan meminta bawahan


untuk mematuhi 1 1 1 11%
instruksinya sepenuhnya.

Atasan menentukan semua 1 2 1 11%


keputusan dalam
69

organisasi apakah penting


atau tidak.

Atasan selalu memiliki


keputusan terakhir dalam 1 3 1 11%
rapat.

Atasan selalu bersikap


memerintah di depan 1 4 1 11%
karyawan.

Karyawan merasa tertekan


1 5 1 11%
saat bekerja atasan.

Atasan menjalankan
disiplin yang ketat 1 6 1 11%
terhadap bawahannya.

Atasan memarahi
karyawan ketika tidak 1 7 1 11%
dapat menyelesaikan tugas.

Atasan menekankan bahwa


karyawan harus memiliki
1 8 1 11%
kinerja terbaik dari semua
unit dalam organisasi.

Bawahan harus mengikuti


aturan atasan untuk
menyelesaikan sesuatu.
1 9 1 11%
Jika tidak, atasan
menghukum bawahan
dengan keras.
70

F. Teknik Analisis Data

1. Validitas

Menurut Azwar (2000) Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Menurut Sugiono (2006)

Uji Validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi

(content) dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan

instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian (Payadnya & Atmaja, 2020).

Jenis validitas pada penelitian ini adalah validitas isi. Menurut Gregory (2000)

validitas isi menunjukkan sejauh mana pertanyaan, tugas atau butir dalam suatu

tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku

sampel yang dikenal tes tersebut (Payadnya & Atmaja, 2020), yaitu dengan cara

memberikan reward atau hadiah bagi responden yang berkata jujur.

2. Daya Diskriminasi Aitem

Pengukuran ini didapatkan melalui koefisien korelasi aitem total

(rix) atau dikenal dengan daya diskriminasi aitem. Daya diskriminasi

aitem adalah kemampuan aitem untuk membedakan antara individu atau

kelompok individu yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur

(Azwar, 2013).

Untuk mengetahui ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan

fungsi pengukuran, maka dalam penelitian ini dilakukan pengujian

keselarasan fungsi item dengan fungsi tes dengan melakukan komputasi

koefisien korelasi antar distribusi skor pada setiap item dengan suatu

kriteria yang relevan yaitu distribusi total tes yang akan menghasilkan
71

korelasi item-total (rix) yang umumnya dikenal dengan sebutan indeks

daya beda item. Adapun pengujian yang akan dilakukan dengan

menggunakan formula koefisien korelasi product-moment Pearson

(Azwar, 2009) dengan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

𝑛 𝛴𝑋1 𝑌1 −(𝛴𝑋1 )(𝛴𝑌1 )


𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛𝛴𝑋12 −(𝛴𝑋1 )2 }{𝑛𝛴𝑌12 −(𝛴𝑌1 )2 }

Keterangan:

n = Banyaknya pasangan data X dan Y

𝑋1 = Total jumlah dari variabel X

𝑌1 = Total jumlah dari variabel Y

𝑋12 = Kuadrat dari total jumlah variabel X

𝑌12 = Kuadrat dari total jumlah variabel Y

3. Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur

dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran

yang diperoleh relatif konsisten, maka alat tersebut reliabel. Dapat

disimpulkan bahwa reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur

dalam mengukur gejala yang sama (Azwar, 2015).


72

Teknik uji reliabilitas dalam penelitian menggunakan rumus Alpha

Cronbach’s. Adapun rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach’s sebagai

berikut:

𝑘 𝛴𝜎𝑖 2
r=( ) (1- )
𝑘−1 𝜎2

Keterangan:

r = Koefisien reliabilitas yang dicari

k = Jumlah butir pernyataan

𝜎𝑖2 = Varians butir-butir pernyataan

𝜎2 = Varians skor tes

G. Analisis Data

Analisis data merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan setelah data

dari responden telah terkumpul. Kegiatan yang dilakukan dalam menganalisis

data adalah tabulasi data, menyajikan data, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2016). Setelah data terkumpul dari

hasil pengumpulan data, maka data tersebut perlu segera dianalisis oleh peneliti

(Arikunto, 2006). Analisis data yang digunakan untuk mengetahui adanya

hubungan antara variabel X dan variabel Y maka peneliti menggunakan Uji

Analisis Regresi Berganda.

Analisis regresi berganda adalah analisis regresi yang melibatkan

hubungan dari dua atau lebih variabel bebas (Wibisono, 2005). Menggunakan
73

rumus sebagai berikut:

Y' = a + b1X1 + b2X2 + + bnXn

a= Konstanta b= Koefisien regresi

X1, X2 = Variabel bebas Yꞌ= Variabel terikat

Untuk mempermudah proses analisis data, maka penghitungan untuk

pembuktian hipotesis dilakukan dengan bantuan program SPSS 25 for

windows.
74

H. Kerangka Kerja

Fenomena yang terjadi


sehubungan dengan
hubungan antara beban Variabel bebas (X1) : Beban Kerja
kerja dan gaya Variabel bebas (X2) : Gaya
kepemimpinan otoriter Rumusan
Kepemimpinan Otoriter
dengan stress kerja Masalah
karyawan di perusahaan Variabel terikat (Y) : Stres Kerja
cilubaa baby shop
surabaya

Penyusunan Alat Ukur


Kesimpulan Analisis Data Pengumpulan Data

Gambar 3.1 Kerangka Kerja


75

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan Tempat Penelitian

1. Gambaran Umum Tentang Tempat Penelitian

Cilubaa Baby Shop adalah perusahaan distributor perlengkapan baby dan

pakaian jadi yang bergerak Di bidang perdagangan grosir dan Ritel. Citra berlokasi

di wilayah Surabaya. Produk lokal dan impor. Perusahaan Citra melayani custumer

di seluruh Indonesia dari mulai dalam kota, luar kota maupun luar pulau baik secara

offline maupun online. Berdiri sejak tahun 2010.

2. Gambaran Subjek Penelitian

Penelitian melibatkan beberapa karyawan dari Cilubaa baby shop. Kriteria

untuk subjek adalah karyawan yang sedang bekerja di Cilubaa baby shop dengan

jumlah sebesar 69 responden.

Tabel 4. 1. Gambaran Subjek Penelitian


Usia Masa Kerja
Kurang dari 1 1-5
19-25 26-40 tahun tahun Lebih dari 5 tahun
Laki-laki 25 11 8 21 7
Perempuan 20 13 10 19 4
Total 69 69
76

B. Hasil Analisis Statistik

1. Uji Validitas Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji daya beda aitem dipilih untuk mengetahui setiap aitem variabel yang

digunakan di da1am variabel pene1itian. Pada pene1itian ini digunakan tiga

variabel dengan total jumlah 37 aitem, yang terdiri dari 20 aitem untuk alat ukur

Stres kerja, 8 aitem untuk alat ukur beban kerja dan 9 aitem untuk skala Gaya

kepemimpinan. Pengujian daya beda pada penelitian ini dibantu dengan

menggunakan IBM SPSS versi 25 untuk mengetahui hasil uji daya beda aitem.

1) Hasil Uji Daya Deskriminasi Pada Skala Stres Kerja

Aitem pada skala stress kerja yang berjumlah 20 pernyataan diujikan pada

subyek sejumlah 69 responden. Hasil uji daya beda aitem yang dilakukan pada skala

kepuasan kerja yaitu terdiri dari 20 aitem. Terdapat 20 aitem yang valid dan 0 aitem

yang gugur. Berikut rincian aitem tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.2 Blueprint Stress Kerja setelah Uji Daya Beda Aitem
Aitem Aitem
No. Total
Aspek Valid Gugur
1 Pekerjaan itu sendiri 1,2,3,4 - 4
2 Managemen peran 5,6,7,8 - 4
Hubungan
9,10 - 2
3 interpersonal
4 Gaya kepemimpinan 11,12,13,14 - 4
5 Pengembangan karir 15,16,17 - 3
Konflik dalam
18,19,20 - 3
6 keluarga
Jumlah 20 0 20
77

2) Hasil Uji Daya Deskriminasi Pada Skala Beban Kerja

Aitem pada skala stres kerja yang berjumlah 8 pernyataan diujikan pada

subyek sejumlah 69 responden. Hasil uji daya beda aitem yang dilakukan pada

skala stres kerja yaitu terdiri dari 8 aitem. Terdapat 7 aitem yang valid dan 1 aitem

yang gugur. Adapun aitem yang gugur nomor 1. Berikut rincian aitem tersebut dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Blueprint Beban Kerja setelah Uji Daya Beda Aitem

Aitem Aitem
Total
No. Aspek Valid Gugur
1 Physical demand 1 1
2 Effort 2 - 1
3 Frustration level 3 - 1
4 Mental demand 4,5 - 2
5 Performance 6,7 - 2
6 Temporal demand 8 - 1
Jumlah 7 1 8

3) Hasil Uji Daya Deskriminasi Pada Skala Gaya Kepemimpinan

Otoriter

Aitem pada skala konflik kerja yang berjumlah 9 pernyataan diujikan

pada subyek sejumlah 69 responden. Hasil uji daya beda aitem yang dilakukan

pada skala konflik kerja yaitu terdiri dari 9 aitem. Tidak ada aitem yang gugur

dalam skala ini. Adapun rincian aitem tersebut dapat dilihat pada tabel di

bawah:
78

Tabel 4.4 Blueprint Kepemimpinan Otoriter setelah Uji Daya Beda Aitem

Aitem Aitem
Indikator Total
No. Valid Gugur
Atasan meminta bawahan untuk
1 - 1
1 mematuhi instruksinya sepenuhnya.
Atasan menentukan semua keputusan
dalam organisasi apakah penting atau 2 - 1
2 tidak.
Atasan selalu memiliki keputusan
3 - 1
3 terakhir dalam rapat.
Atasan selalu bersikap memerintah di
4 - 1
4 depan karyawan.
Karyawan merasa tertekan saat bekerja
5 - 1
5 atasan.
Atasan menjalankan disiplin yang ketat
6 - 1
6 terhadap bawahannya.
Atasan memarahi karyawan ketika tidak
7 - 1
7 dapat menyelesaikan tugas.
Atasan menekankan bahwa karyawan
harus memiliki kinerja terbaik dari 8 - 1
8 semua unit dalam organisasi.
Bawahan harus mengikuti aturan atasan
untuk menyelesaikan sesuatu. Jika tidak,
9 - 1
atasan menghukum bawahan dengan
9 keras.
Jumlah 9 0 9
79

2. Uji Reliabilitas Seluruh Alat Ukur

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner sebagai alat

pengukuran konstruk atau variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban

seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu

(Azwar, 2009). Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat tingkat kestabilan suatu alat

ukur dalam mengukur suatu gejala atau kejadian. Semakin tinggi reliabilitas suatu

alat ukur, maka semakin stabil pula alat ukur tersebut (Azwar, 2009).

Azwar (2013) juga mengungkapkan bahwa reliabilitas dinyatakan koefisien

reliabilitas jika menunjukkan rentang angka dari 0 - 1,00. Semakin tinggi koefisien

reliabilitas mendekata angka 1,00 maka semakin tinggi realibilitasnya. Sebaliknya

koefisien yang semakin rendah mendekati angka nol, maka semakin rendah

reliabilitasnya. Adapun nilai reliabilitas pada penelitian ini, yaitu :

a. Uji Reliabilitas Skala Stres kerja


Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Skala Stres kerja
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items

.931 20

Berdasarkan hasil uji reliabilitas tersebut, alat ukur stres kerja pada

tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai Alpha Cronbach’s sebesar 0,931 dengan

jumlah 20 aitem valid. Nilai yang didapatkan mendekati 1,00 sehingga dapat

disimpulkan bahwa alat ukur stres kerja ini reliabel.


80

b. Uji Reliabilitas Skala Beban Kerja

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Skala Beban Kerja


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items

.759 7

Berdasarkan hasil uji reliabilitas tersebut, alat ukur beban kerja pada tabel

4.6 menunjukkan bahwa nilai Alpha Cronbach’s sebesar 0,759 dengan jumlah 7

aitem valid. Nilai yang didapatkan mendekati 1,00 sehingga dapat disimpulkan

bahwa alat ukur beban kerja ini reliabel.

c. Uji Reliabilitas Skala Gaya Kepemimpinan Otoriter

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Gaya Kepemimpinan Otoriter


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items

.897 9

Berdasarkan hasil uji realibilitas tersebut, alat gaya kepemimpinan

otoriter pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai Alpha Cronbach’s sebesar

0,897 dengan jumlah aitem 9 valid. Nilai yang didapatkan mendekati 1,00

sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ukur gaya kepemimpinan otoriter ini

reliabel.
81

C. Hasil Uji Asumsi

Uji asumsi adalah uji prasyarat sebelum dilakukan analisis data, uji

asumsi ditunjukkan untuk memperoleh model estimasi yang tidak bias dan

pengujian dapat dipercaya (Priyatno, 2012).

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidak sebaran

data variabel penelitian dalam populasi. Uji normalitas pada penelitian ini

menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test, dilakukan dengan

menggunakan SPSS versi 25 dengan taraf signifikansi p> 0,05. Jika nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat dinyatakan normal antara variabel

bebas (X) dengan variabel terikat (Y).

Tabel 4.8 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


BebanKerj GayaKepemi
StresKerja a mpinan
N 69 69 69
Normal Parametersa Mean 55.0000 22.2609 27.8409
Std. Deviation 13.77124 3.85644 11.45335
Most Extreme Absolute .091 .112 .066
Differences Positive .071 .068 .066
Negative -.091 -.112 -.046
Kolmogorov-Smirnov Z .756 .932 .552
Asymp. Sig. (2-tailed) .617 .350 .921
a. Test distribution is Normal.
82

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel 4.8 diatas, alat ukur dengan

menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test, maka didapatkan nilai

sig stres kerja 0,617, sig beban kerja sebesar 0,350, sig gaya kepemimpinan

otoriter sebesar 0,921. Nilai yang didapat > 0,050 maka dapat disimpulkan

bahwa distribusi data normal pada alat ukur beban kerja, gaya kepemimpinan

otoriter dan stres kerja maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempuyai

hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Pengujianlinearitas pada

penelitian ini dilakukan dengan SPSS versi 25 menggunakan test for linearity

dengan taraf signifikansi 0,05. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka

terdapat hubungan yang linear secara signifikan antara variabel bebas (X) dengan

variabel terikat (Y).

Hasil uji linear pada variabel bebas beban kerja (X1) dan variabel bebas

gaya kepemimpinan (X2) dengan variabel terikat stres kerja (Y) adalah sebagai

berikut :
83

Tabel 4.9 Hasil Uji Linearitas Beban Kerja dengan Stres Kerja

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
StresKerja * Between (Combined) 5547.258 14 396.233 2.912 .002
BebanKerja Groups Linearity 31.49
4286.271 1 4286.271 .000
6
Deviation from
1260.988 13 96.999 .713 .743
Linearity
Within Groups 7348.742 54 136.088
Total 12896.00
68
0

Berdasarkan tabel 4.9 hasil uji linearitas diatas, hasil uji linearitas antara

beban kerja dan stres kerja diperoleh nilai p = 0,743. Menunjukkan bahwa nilai

yang didapatkan dari deviation from linearity p > 0,05, maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan linear antara variabel beban kerja dan stres kerja.

Tabel 4.10 Hasil Uji Linearitas Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres Kerja

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
StresKerja * Between (Combined) 7977.530 22 362.615 3.391 .000
GayaKepemimpi Groups Linearity 6063.219 1 6063.219 56.706 .000
nan
Deviation from
1914.312 21 91.158 .853 .646
Linearity
Within Groups 4918.470 46 106.923
Total 12896.00
68
0
84

Berdasarkan tabel 4.10 hasil uji linearitas diatas, hasil uji linearitas

antara konflik kerja dan kepuasan kerja diperoleh nilai p = 0,646. Menunjukkan

bahwa nilai yang didapatkan dari deviation from linearity p> 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan linear antara variabel gaya

kepemimpinan otoriter dan stres kerja.

3. Uji Regresi
Penelitian ini menggunakan uji analisis regresi linear berganda, regresi

linear berganda merupakan suatu metode analisis regresi yang melibatkan

hubungan dari dua variabel bebas. Tabel dibawah ini adalah hasil yang diperoleh

berdasarkan uji korelasi menggunakan teknik linear berganda dengan bantuan spss

statistik versi 25.

Tabel 4.11. Hasil Uji Regresi

Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .720a .518 .503 9.70377
a. Predictors: (Constant), GayaKepemimpinan,
BebanKerja

Berdasarkan tabel 4.11 hasil uji regresi diatas, hasil uji regresi antara

beban kerja dan gaya kepemimpinan otoriter diperoleh nilai R Square sebesar

0,518 yang berarti 51%. R square adalah sumbangan dan kontribusi dari 2

variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y sebanyak 51% sedangkan sisanya

sebesar 49% di pengaruhi oleh faktor lain di luar model penelitian. Hasil uji

koefisien determinasi tersebut memberikan makna, bahwa masih terdapat

variabel independen lain yang mempengaruhi stress kerja pada karyawan.


85

ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 6681.235 2 3340.617 35.477 .000a
Residual 6214.765 66 94.163
Total 12896.000 68
a. Predictors: (Constant), GayaKepemimpinan, BebanKerja
b. Dependent Variable: StresKerja

Berdasarkan hasil regresi di atas diketahui nilai signifikan untuk pengaruh

X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap Y adalah sebesar 0,000. Dapat simpulkan

bahwa X1 dan X2 secara bersama-sama berpengaruh signifikan antara beban kerja,

gaya kepemimpinan dengan stress kerja karyawan.

Tabel 4.12. Hasil Koefisien Hubungan Beban Kerja dan Gaya

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.438 7.061 .204 .839
BebanKerja .960 .375 .269 2.562 .013
GayaKepemimpina
1.156 .229 .529 5.043 .000
n
a. Dependent Variable: StresKerja

Berdasarkan pada tabel di atas diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Pada hubungan beban kerja dengan stress kerja karyawan diperoleh nilai

signifikansi sebesar 0,013 dan nilai t sebesar 2,562 maka dapat

disimpulkan bahwa beban kerja berhubungan positif dengan stress kerja

karyawan.
86

b. Pada hubungan gaya kepemimpinan otoriter dengan stres kerja diperoleh

nilai signifikansi sebesar 0,000 dan nilai t sebesar 5,043 untuk hubungan

antara variabel gaya kepemimpinan otoriter dengan stress kerja maka

dapat disimpulkan bahwa beban kerja berhubungan positif dengan stress

kerja karyawan.

D. Hasil Kategori Jenjang


Berdasarkan dari hasil data yang sudah diperoleh, selanjutnya peneliti

melakukan kategorisasi jenjang. Kategorisasi ini bertujuan untuk menempatkan

skor individu ke dalam kelompok yang posisinya berjenjang menurut suatu

kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Banyaknya jenjang kategori tidak

lebih dari lima dan tidak kurang dari tiga (Azwar, 2013).

Cara menentukan kategorisasi berdasarkan distribusi model normal

yaitu perhitungannya kemudian dinyatakan sebagai acuan atau norma dalam

pengelompokan skor individu yang dikenai skala stress kerja dan konflik kerja

dengan kepuasan kerja. Pada penelitian ini peneliti menggunakan lima

kategorisasi. Menurut Azwar (2012) menjelaskan data yang dikelompokkan

dalam tingkatan-tingkatan kemudian disusun, menggunakan rumus :

X ≤ (Mean-1,5SD) : Kategori Sangat Rendah

(Mean-1,5SD) ≤X≤ (Mean-0,5SD) : Kategori Rendah

(Mean-0,5SD) ≤X≤ (Mean+0,5SD) : Kategori Sedang

(Mean+0,5SD) ≤X≤ (Mean+1,5SD) : Kategori Tinggi

X ≥ (Mean+1,5SD) : Kategori Sangat Tinggi


87

Berdasarkan dengan norma lima kategorisasi tersebut, kategorisasi jenjang

masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Stres Kerja

Jumlah aitem valid : 20 Nilai skala : 1,2,3,4

Skor Minimum : 1 x 20 = 20

Skor Maksimum : 4 x 20 = 80

Luas Jarak Sebaran : 80 – 20 = 60

Standart Deviasi (δ) : 60/5 = 12

Mean (μ) : 100 / 2 = 50

Tabel 4.13 Kategorisasi Stres Kerja (Y)

Pedoman Skor Kategori N

X ≤ (Mean-1,5SD) X ≤ 32 Sangat Rendah 3

15
(Mean-1,5SD) ≤X≤ (Mean-0,5SD) 32 ≤ X ≤ 44 Rendah

(Mean-0,5SD) ≤X≤ (Mean+0,5SD) 44 ≤ X ≤ 56 Sedang 19

(Mean+0,5SD) ≤X≤ (Mean+1,5SD) 56 ≤ X ≤ 68 Tinggi 19

X ≥ (Mean+1,5SD) X ≥ 68 Sangat Tinggi 13


Berdasarkan tabel diketahui bahwa terdapat 3 responden dalam kategori

stress kerja sangat rendah, 15 responden dalam kategori stres kerja rendah, 19

responden dalam stres kerja sedang, 19 responden dengan stres kerja tinggi dan 13
88

responden dengan kategori stres kerja sangat tinggi.

2. Beban Kerja

Jumlah aitem valid: 7 Nilai skala : 1,2,3,4

Skor Minimum:1 x 7 = 7

Skor Maksimum: 4 x 8 = 28

Luas Jarak Sebaran: 28 – 7 = 21

Standart Deviasi (δ): 21/5 = 4,2

Mean (μ) : 35 / 2 = 17,5

Tabel 4.14 Kategorisasi Beban Kerja (X1)

Pedoman Kategori
Skor N

X ≤ (Mean-1,5SD) X ≤ 11,2 Sangat Rendah 0

(Mean-1,5SD) ≤X≤ (Mean-0,5SD) 11,2 ≤ X ≤ 15,4 Rendah 0

(Mean-0,5SD) ≤X≤ (Mean+0,5SD) 15,4 ≤ X ≤ 19,6 Sedang 9

(Mean+0,5SD) ≤X≤ (Mean+1,5SD) 19,6 ≤ X ≤ 23,8 Tinggi 15

X ≥ (Mean+1,5SD) X ≥ 23,8 Sangat Tinggi 45

Berdasarkan tabel diketahui bahwa terdapat 0 responden dalam kategori

beban kerja sangat rendah, 0 responden dalam kategori beban kerja rendah, 9

responden dalam beban kerja sedang, 15 responden dengan beban kerja tinggi dan

45 responden dengan kategori beban kerja sangat tinggi.


89

3. Gaya Kepemimpinan Otoriter

Jumlah aitem valid :9 Nilai skala : 1,2,3,4

Skor Minimum :1x9=9

Skor Maksimum : 4 x 9 = 36

Luas Jarak Sebaran : 36 – 9 = 27

Standart Deviasi (δ) : 27/5 = 5,4

Mean (μ) : 45/2 = 22,5

Tabel 4.15 Kategorisasi Gaya Kepemimpinan Otoriter (X2)

Pedoman Skor Kategori N

X ≤ (Mean-1,5SD) X ≤ 14,4 Sangat Rendah 2

(Mean-1,5SD) ≤X≤ (Mean-0,5SD) 14,4 ≤ X ≤ 19,8 Rendah 6

(Mean-0,5SD) ≤X≤ (Mean+0,5SD) 19,8 ≤ X ≤ 25,2 Sedang 13

(Mean+0,5SD) ≤X≤ (Mean+1,5SD) 25,2 ≤ X ≤ 30,6 Tinggi 16

X ≥ (Mean+1,5SD) X ≥ 30,6 Sangat Tinggi 32

Berdasarkan tabel diketahui bahwa terdapat 2 responden dalam kategori

gaya kepemimpinan otoriter sangat rendah, 6 responden dalam kategori gaya

kepemimpinan otoriter rendah, 13 responden dalam gaya kepemimpinan otoriter

sedang, 16 responden dengan gaya kepemimpinan otoriter tinggi dan 32 responden

dengan kategori gaya kepemimpinan otoriter sangat tinggi.


90
91

A. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara beban

kerja dan gaya kepemimpinan otoriter dengan stress kerja karyawan. Berdasarkan

pada hasil Sig. (2-tailed), hasil koefisien variabel beban kerja dengan variabel stress

kerja menunjukkan signifikansi sebesar 0,013 yang artinya nilai tersebut lebih kecil

dari signifikansi kesalahan 5% (0,05), sehingga dapat diartikan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stres kerja karyawan cilubaa

baby shop. Sesuai dengan pendapat Cooper (2015) bahwa salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi stress kerja seorang karyawan diantaranya kondisi pekerjaan,

managemen peran, faktor interpersonal, pengembangan karir, struktur organisasi,

konflik keluarga yang dibawa ke pekerjaan. Hal ini juga relevan dengan penelitian

terdahulu oleh Padila & Juli Andri (2022) pada perawat di masa pandemi COVID-

19 menunjukkan bahwa beban kerja dan stress kerja berpengaruh secara signifikan.

Untuk variabel gaya kepemimpinan otoriter dengan variabel stress kerja

menunjukkan signifikansi sebesar 0,000, yang artinya nilai tersebut lebih besar dari

signifikansi kesalahan 5% (0,05) sehingga dapat diartikan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan otoriter dengan variabel

stress kerja. Sesuai dengan pendapat Gibson, Ivancevich & Donnelly (2013) bahwa

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi stress kerja seorang karyawan

diantaranya kelebihann beban kerja, tanggung jawab atas orang lain,

pengembangan karir, kurangnya kohesi kelompok, dukungan kelompok yang

kurang memadai, struktur dan iklim organisasi, wilayah dalam organisasi,

karakteristik tugas dan pengaruh pimpinan. Hal ini juga relevan dengan penelitian
92

terdahulu oleh Mery Yosepha Sitanggang (2020) pada perawat Rumah Sakit Sari

Mutiara Lubuk Pakam menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh

signifikan terhadap stres kerja karyawan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diberi kesimpulan bahwasanya hasil

penelitian yang telah dilakukan dengan judul Hubungan Antara Beban Kerja dan

Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stress Kerja Karyawan di Cilubaa Baby

Shop, menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara beban

kerja dan gaya kepemimpinan dengan stress kerja pada karyawan. Artinya semakin

tinggi beban kerja dan gaya kempemimpinan otoriter seseorang maka semakin

tinggi pula stres kerjanya. Begitu juga, jika semakin rendah beban kerja dan gaya

kepemimpinan otoriter maka stress kerjanya juga akan rendah.


93

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji coba korelasi pada variabel Beban Kerja, dan Gaya

Kepemimpinan Otoriter, dengan Stress Kerja Karyawan, dapat dijelaskan bahwa

secara statistik ada hubungan signifikan antara Beban Kerja, dan Gaya

Kepemimpinan Otoriter, dengan Stres Kerja Karyawan ditunjukkan dengan

koefisien korelasi 0,013 dengan taraf signifikansi p = 0,000 < 0,5 5% (0.05).

Adanya hubungan yang signifikan antara Beban Kerja, Gaya Kepemimpinan

Otoriter dengan Stres Kerja ditunjukan dari nilai R square = 0,518 yang berarti 51%

sumbangan dan kontribusi dari 2 variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara beban kerja dan gaya

kepemimpinan dengan stres kerja karyawan.

B. Saran

Berdasarkan pada penelitian ini, maka peneliti memberikan saran :

1. Disarankan pihak Cilubaa baby shop untuk memperbaiki sistem gaya

kepemimpinan yang diterapkan serta lebih memahami para karyawan

dalam memberikan beban pekerjaan sehingga karyawan dapat

melakukan pekerjaan sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing.

2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan perlu pengembangan yang lebih

lanjut dan mendalam menjelaskan hubungan beban kerja dan gaya

kepemimpinan otoriter dengan stres kerja.


94

DAFTAR PUSTAKA

Agripa Toar Sitepu, 2013. “Beban Kerja dan Motivasi Pengaruhnya Terhadap Kinerja
Karyawan pada PT. Bank Tabungan Negara Tbk Cabang Manado”, Jurnal EMBA.
Vol.1 No.4, Hal. 1123-1133. Bandung

Beehr, TA, & Newman, J.E. 1978. Job stress, employee health and organization
effectiveness, afacet analysis, model and literature review. Personnel Psychology,
31, 665-697. Bennis, W. dan Goldsmith, J. 1997. Learning to Lead Reading.

Cheng, B. S. Chou, L. F. Wu. T. Y. Huang, M. P., & Farh, J. L. (2004). Paternalistic


leadership and subordinate responses: Establishing a leadership model in Chinese
organizations. Asian journal of social psychology, 7(1), 89-117.

Cooper, Cary dan Straw, Alison. 1995. Success of Stress Management On A Week.
Jakarta : Kesaint Blanc

Fahmi, Irham. 2014, Manajemen Kepemimpinan Teori dan Aplikasi, Bandung, Alfabeta

Gibson, J.L., Ivancevich, J. M., Donnelly, J. H. 2013. Perilaku dan Manajemen


Perusahaan. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Griffin, Ricky W. dan Ronald J. Ebert. 2007. BISNIS, edisi Kedelapan. Jakarta :
Erlangga

Hart, S. G., & Staveland, L. E. (1988). Development of NASA-TLX (Task Load Index):
Results of empirical and theoretical research. In Advances in psychology (Vol. 52,
pp. 139-183). North-Holland.

Hasibuan, Malayu S.P .2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung,
PT. Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
95

Hasibuan, Malayu SP. 2014. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan keempat
belas, Jakarta ,Penerbit : Bumi Aksara.

Hidayat, AAA.2011. Pengantar konsep dasar keperawatan, Salemba Medika, Jakarta

Kurniati, Arni dan Yuli Mardianti. 2021. Pengaruh Beban Kerja dan Kepemimpinan
Terhadap Stres Kerja Serta Dampaknya Kepada Produktivitas Kerja Karyawan
Divisi Produksi PT Pupuk Kujang. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas
Borobudur

Mangkunegara, A. P.2017. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya.

Munandar.2001. Psikologi Industri dan Perusahaan. Jakarta: universitas indonesia

Nawawi, Hadari. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang
Kompetitif. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Notoatmodjo, S.2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT RINEKA


CIPTA

Padila, P., & Andri, J.2022. Beban Kerja dan Stres Kerja Perawat di Masa Pandemi
Covid-19. Jurnal Keperawatan Silampari.

Robbin.2002.Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan.


Universitas Diponegoro: Semarang

Robbins, S. P. 2006. Perilaku Perusahaan. Alih Bahasa: Benyamin Molan. Edisi


Kesepuluh. Penerbit PT.Indeks, Kelompok Gramedia. Jakarta.

Santrock, J.W.2003. Adolescence- Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga

Sedarmayanti.2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju.

Selye, H.1975. Stress and distress. Comprehensive therapy, 1(8), Sepekan. Jakarta :
Kesaint Blanc
96

Sitanggang, M. Y.2020. Hubungan Gaya Kepemimpinan Otoriter dengan Stres Kerja


Perawat Rumah Sakit Sari Mutiara Lubuk Pakam (Doctoral dissertation,
Universitas Medan Area).

Soedarjadi. 2009. Hak dan Kewajiban Pekerja Pengusaha.Yogyakarta: Pustaka Yustisia

Sunyoto, D.2013. Teori, Kuesioner, dan Proses Analisis Data Perilaku Perusahaan.
Jakarta : CAPS (Center For Academic Publishing Service).

Sutikno. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan: Tips Praktis untuk Menjadi Pemimpin
yang

Weinberg, A., Sutherland, V., & Cooper, C.2015. Organizational stress management:
A strategic approach. Springer.

Widiyanti, Anik.2008.Analisis Pengaruh Work-Family Conflict dan Stress Kerja


Terhadap Kepuasan Kerja (Studi pada Polwan Kantor Polisi Daerah Jawa Tengah).
Tesis. Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
97

Timestamp
Informed
Alamat
Nama
Consent1.
email
Usia
(boleh
aktif
Jenis
(tulis
Saya
inisial
Masa
Kelamin
angkanya
telah
) KerjaJabatan
memahami
saja) tujuan
dalam
1. dan
Pekerjaan
pekerjaan
2. Saya
3.hak
Saya
4. -khawatir
Tanggung
5.
hak
(posisi)
saya
sering
Saya
6. saya
Pekerjaan
7.
sangat
tidak
tentang
8.
Kadang-kadang
Saat
lembur
jawab
dalam
Kadang-kadang
9. terlalu
Saya
rumit,
ini
10.
saya
besar,
keamanan
dalam
penelitian
11.
Saya
merasa
12.
paham
dan
Saya
tidak
takut
pekerjaan
13.
merasa
Pemimpin
ada
saya
14.
terlalu
ini2.
merasa
Saya
saya
pribadi
tentang
ada
akuntabilitas
15.
beban
Organisasi
menerima
Saya
16.
terisolasi
konflik
ditugaskan
merasa
Saya
saya
jelas
di
tidak
17.
kurangnya
Saya
kerja
pekerjaan
tempat
berhak
18.
khawatir
Saya
dan
atau
mau
19.
sistem
permintaan
tidak
yang
merasa
Saya
dalam
Manajemen
belum
20.
ke
ketidak
merasa
Sifat
kerja
membatalkan
atau
dukungan
saya
21.
merespon
berat
Anggota
posisi
merasa
dengan
pengupahan
pekerjaan
22.
stabilitas
pekerjaan
diterangkan
tidak
Bagaimana
bahagiaan
23.
hak-hak
pekerjaan
Berapa
yang
peran
24.
pengembangan
memiliki
dapat
keluarga
Berapa
dari
kinerja
25.
keterlibatan
Seberapa
pekerjaan
berbeda
saya
pimpinan
unit
banyak
saya
26.
membantu
Berapa
dengan
aktivitas
yang
dengan
banyak
27.
saya
beban
Seberapa
tidak
memerlukan
terkadang
28.
Seberapa
pada
berbeda
aktivitas
besar
buruk,
banyak
dengan
29.
jelas
masuk
memiliki
Seberapa
rekan
fisik
keuangan
saya
karir
tekanan
31.
saya
waktu
Atasan
sukses
Anda
diperlukan
30.
saya
Atasan
tanpa
dari
kerja
tidak
mental
tugas
baik
keras
akal
pemisahan
dengan
32.
Atasan
cukup
yang
waktu
frustrasi
harus
pimpinan
yang
saya
33.
di
khawatir
Atasan
terlindungi
mendapatkan
menurut
yang
masa
Anda
saya
34.
dan
sama
Saya
masalah
pengertian
(mis.,
berat
yang
meminta
saya
mengendalikan
35.
Atasan
perseptual
mengharuskan
(mis.,
dan
selalu
harus
saya
depan
36.
unit
merasa
Atasan
Anda
Anda
dalam
mendorong,
menentukan
37.
tanggung
Atasan
tidak
pekerjaan
selalu
tidak
saya
bekerja
memiliki
sanksi
Kita
dan
dalam
rasakan
saya
keluarga
tertekan
yang
bisa
aman,
menjalankan
dukungan
untuk
harus
saya
bersikap
emosi
jawab
(secara
apapun3.
menyelesa
memarahi
Anda
menarik,
keputusa
mendapa
semua
saya
diperluka
karena
menek
mema
mengi
saat
putus
saya
Anda
yang
untu
me
un
mkb
## Ya,ricowendy200585@gmail.com
SayaRico
setuju38
dan
Pria
bersedia
Lebih dari 5Marketing
tahun 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4
## Ya,evilia0309@gmail.com
SayaEvilia
setuju25
dan
Wanita
bersedia
Kurang dariAdmin
1 tahun
finance3 1 3 3 2 2 4 4 3 2 3 3 2 2 4 2 3 4 3 1 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2
## Ya,farhanaji1233@gmail.com
SayaFsetuju23
dan
Pria
bersedia
1 - 5 tahun Staff 3 4 3 2 2 2 4 2 3 3 4 2 2 3 4 1 4 3 3 2 2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 2 4
## Ya,cicirh630@gmail.com
Sayaccsetuju26
dan
Wanita
bersedia
1 - 5 tahun Konten Kreator
4 3 2 2 1 1 3 2 2 1 3 3 3 2 1 2 2 3 2 1 3 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 2 3 3 4 4 3
## Ya,aggnwlkr@gmail.com
SayaAnggn
setuju32
dan
Wanita
bersedia
1 - 5 tahun Asisten HRD 3 1 2 4 2 3 3 1 1 2 3 2 3 2 2 3 3 1 1 2 1 3 2 3 3 3 4 2 3 4 3 4 2 3 3 2 2
## Ya,24maylina@gmail.com
SayaLina
setuju28
dan
Wanita
bersedia
Lebih dari 5Store
tahunmanager
3 2 4 4 1 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 4 3 2 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2
## Ya,putrsla@gmail.com
Sayaputri
setuju29
dan
Wanita
bersedia
Lebih dari 5kepala
tahun gudang
3 3 1 3 1 3 4 4 3 2 2 3 4 3 4 3 4 4 3 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4
## Ya,vhirleycitra@gmail.com
Sayalula
setuju25
dan
Wanita
bersedia
Kurang daristaff
1 tahun
toko 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
## Ya,balfadri@gmail.com
SayaFadri
setuju26
dan
Pria
bersedia
Lebih dari 5Teknisi
tahun 1 2 2 2 4 1 2 1 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 4 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1
## Ya,fatmaw07@gmail.com
Sayafatma
setuju20
dan
Wanita
bersedia
1 - 5 tahun admin 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 4 4 4 3 3 3 1 4 4 2 1 4 3 3 1
## Ya,ameliafit855@gmail.com
Sayaamel
setuju20
dan
Wanita
bersedia
1 - 5 tahun checkker 3 2 2 3 1 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 2 1 4 4 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3 4 1 2 2 1
## Ya,bimayf@gmail.com
SayaBima
setuju27
dan
Pria
bersedia
Lebih dari 5Staff
tahuntoko 2 1 2 2 1 2 3 1 3 1 2 4 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 1 2 4 3 1 3 3 2 3 2 2 3 2 2
## Ya,tetypratikasari@gmail.com
Sayatety
setuju23
dan
Wanita
bersedia
Kurang dariadmin
1 tahun 4 3 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 2 4 1 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
## Ya,anamh0728@gmail.com
SayaAsetuju24
dan
Pria
bersedia
1 - 5 tahun packer 4 2 3 3 1 2 4 4 3 2 4 4 4 3 2 2 4 4 4 1 4 2 4 2 4 4 3 4 1 4 4 1 4 4 2 3 2
## Ya,Bagasar4@gmail.com
SayaBsetuju24
dan
Pria
bersedia
1 - 5 tahun ADMIN 3 2 2 4 1 2 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3 2 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3
## Ya,sylviaadinda9@gmail.com
SayaSylvia
setuju20
dan
Wanita
bersedia
1 - 5 tahun SPV 3 4 4 4 3 4 2 4 2 4 3 4 3 4 3 2 4 1 2 1 2 4 3 2 2 4 3 3 2 1 4 4 4 3 4 2 3
## Ya,vinojuki355@gmail.com
SayaVino
setuju23
dan
Pria
bersedia
1 - 5 tahun staf toko 3 3 4 4 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4
## Ya,lailaptr207@gmail.com
SayaLaila
setuju21
dan
Wanita
bersedia
1 - 5 tahun SPV 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 4 3 3 4
## Ya,okii201@gmail.com
Sayaoki
setuju19
dan
Wanita
bersedia
Kurang dariAdmin
1 tahun 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 3 3 4 4
## Ya,niaaniooo_29@gmail.com
SayaCalvin
setuju21
dan
Pria
bersedia
1 - 5 tahun Admin gudang4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3
## Ya,nukeptr2711@gmail.com
SayaArdiansyah
setuju26
dan
Pria
bersedia
1 - 5 tahun helper 4 4 4 4 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3
## Ya,ainyarmy92@gmail.com
SayaRina
setuju23
dan
Wanita
bersedia
1 - 5 tahun spg 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4
## Ya,ptrlaila207@gmail.com
SayaPutri
setuju20
dan
Wanita
bersedia
Kurang dariSPV
1 tahun 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4
## Ya,agusfirmansyah368@gmail.com
Sayaagus
setuju
bendollabe
22
dan
Pria
bersedia
1 - 5 tahun packer 3 3 4 3 1 1 3 4 1 1 1 2 2 2 1 2 2 4 2 1 2 4 3 1 4 4 2 2 3 3 2 3 1 4 3 2 1
## Ya,setiyo800@gmail.com
SayaMucharom
setuju32
dan
Pria
bersedia
Kurang dariKepala
1 tahunGudang
2 1 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 4 3 4 3 4 4 3 1 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4
## Ya,vviadin@gmail.com
SayaVina
setuju23
dan
Wanita
bersedia
Kurang dariStaff
1 tahun
pemasaran
3 4 2 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4
## Ya,arsyaqw87@gmail.com
SayaFelix
setuju20
dan
Pria
bersedia
1 - 5 tahun Manajer Pemasaran
4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
## Ya,rvnptraa@gmail.com
SayaRevan
setuju26
dan
Pria
bersedia
1 - 5 tahun HRD 4 3 4 4 2 2 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 4 3
## Ya,rira_rirua69@gmail.com
SayaAuri
setuju22
dan
Pria
bersedia
Kurang daripacking
1 tahun 4 3 4 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3
## Ya,elziamanova@gmail.com
SayaElzia
setuju24
dan
Wanita
bersedia
1 - 5 tahun Admin 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4
## Ya,deslianputri@gmail.com
SayaLian
setuju34
dan
Wanita
bersedia
1 - 5 tahun Manajer gudang
4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
## Ya,clararenatasya@gmail.com
SayaClara
setuju27
dan
Wanita
bersedia
Kurang dariSPV
1 tahun 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4
## Ya,Rianarisa25@gmail.com
SayaRiana
setuju25
dan
Wanita
bersedia
1 - 5 tahun Staff sponsor3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
## Ya,Budipangestu71@gmail.com
SayaBudi
setuju23
dan
Pria
bersedia
Kurang dariManajer
1 tahun gudang
3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
## Ya,Dewimujiati66@gmail.com
SayaDewi
setuju28
dan
Wanita
bersedia
1 - 5 tahun spv 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
## Ya,zahranurhaliza@gmail.com
SayaZahra
setuju24
dan
Wanita
bersedia
1 - 5 tahun Administrasi 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4
## Ya,deannalinda99@gmail.com
SayaLinda
setuju24
dan
Wanita
bersedia
1 - 5 tahun Admin 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
## Ya,Retnohandayani@gmail.com
SayaRetno
setuju37
dan
Wanita
bersedia
Lebih dari 5Buyer
tahun 3 2 1 3 1 1 2 3 3 1 3 2 3 3 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4
## Ya,diasnovita21@gmail.com
SayaDs
setuju26
dan
Wanita
bersedia
1 - 5 tahun Admin exim 4 3 4 3 1 1 4 1 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 3 1 4 4 2 3 4 1
## Ya,delviknasnaw1334@gmail.com
SayaDlv
setuju29
dan
Wanita
bersedia
1 - 5 tahun Marketing 4 2 3 4 3 1 4 1 4 2 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 3 4 3 3 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3
## Ya,cahyok9701@gmail.com
SayaChy0
setuju30
dan
Pria
bersedia
1 - 5 tahun Driver 2 1 4 4 1 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 2 3 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 3 4 3 1
## Ya,Arisrarna_232@gnail.com
SayaArs
setuju37
dan
Pria
bersedia
Kurang dariHelper
1 tahun 4 2 1 4 2 3 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 3 4 2 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 2
## Ya,lailiada4444@gmail.com
SayaLA setuju21
dan
Wanita
bersedia
Kurang dariSPG
1 tahun 2 3 4 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3
## Ya,shihabuddin10@gmail.com
SayaMuhammad
setuju
24 dan
Tahun
Pria
bersedia
Shihabuddin
1 - 5 tahun Helper 2 1 1 2 1 1 4 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 4 2 1 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1
## Ya,zainullohzain0@gmail.com
SayaZain
setuju24
dan
Pria
bersedia
1 - 5 tahun,Pramuniaga
Lebih dari 5 tahun
1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3
## Ya,naufalsyarif212@gmail.com
SayaNaufal
setujuS
2dan
2 Pria
bersedia
Kurang dariPramuniaga
1 tahun 3 2 4 3 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 2 3 2 3 3 3 2 2 1 4 1 1 1 1 1 2 1
## Ya,sintaamaliasftr@gmail.com
SayaSftr
setuju22
danWanita
bersedia
Kurang dariAdmin
1 tahun 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
## Ya,raimanazis@gmail.com
SayaHsetuju30
dan
Pria
bersedia
1 - 5 tahun Staf toko 3 4 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 1 1 1 2 4 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2
## Ya,Ayuamel725@gmail.com
SayaAmeilia24
setuju dan
Wanita
bersedia
1 - 5 tahun Kasir 3 4 4 4 1 2 2 3 4 4 2 3 4 2 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 4 4 2
## Ya,azizwisnua4@gmail.com
SayaAziz
setuju21
dan
Pria
bersedia
Kurang dariAdmin
1 tahun 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 2 2 2 3 4 2 2 3 3 3 1 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3
## Ya,muhammadagungfahlevi@gmail.com
SayaAgung
setuju24
dan
Pria
bersedia
1 - 5 tahun office boy 1 3 1 1 1 1 2 1 3 3 2 1 2 2 1 2 1 1 1 3 4 1 1 1 2 3 3 1 1 4 3 4 3 3 4 3 4
## Ya,Rikialvares2108@gmail.com
SayaRsetuju24
dan
Pria
bersedia
Lebih dari 5Helper
tahun 2 2 2 2 4 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2
## Ya,lazuardiandryo76@gmail.com
Sayaand
setuju24
dan
Pria
bersedia
Lebih dari 5Pramuniaga
tahun 2 2 2 4 1 1 4 4 4 1 2 2 1 1 1 2 2 3 3 1 2 2 2 1 2 4 4 1 2 4 2 4 2 4 4 2 2
## Ya,rizkydwis80@gmail.com
SayaRizky
setujuDuwi
24
dan
Pria
Saputra
bersedia
Kurang dariHelper
1 tahun 3 3 2 3 3 2 2 1 4 3 2 2 3 1 1 4 2 2 2 3 2 2 3 4 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4
## Ya,farisrahman1406@gmail.com
SayaFariz
setuju22
dan
Pria
bersedia
1 - 5 tahun Marketing 3 3 2 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
## Ya,alvianputra574@gmail.com
SayaAlvian
setuju27
dan
Pria
bersedia
Lebih dari 5Staff
tahun 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
## Ya,fajarnugroho@gmail.com
SayaFajar
setuju25
dan
Pria
bersedia
1 - 5 tahun Admin 3 3 1 3 2 1 3 3 1 1 2 4 3 3 4 4 4 4 1 2 1 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
## Ya,rzaamalia1@gmail.com
SayaRiza
setuju23
dan
Wanita
bersedia
1 - 5 tahun Sales Advisor2 1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 4 1 4 4 4 4 4 2 2 2 2 3 1 2 2 2
## Ya,febri.fir94@gmail.com
Sayaeby setuju27
dan
Pria
bersedia
Lebih dari 5Pramuniaga
tahun 2 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 3 4 4 4 4 4 1 1 3 4 3 1 3 3 4 2 2 2 2 2 1 1 1 3 2
## Ya,yokanansgr0@gmail.com
SayaEdo
setuju21
dan
Pria
bersedia
1 - 5 tahun packer 2 2 4 2 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 1 2 3 3 1 4 3 3 1 1 2 2 3 1
## Ya,prastiyanidsaputri@gmail.com
SayaDenis
setuju27
dan
Wanita
bersedia
Kurang dariQC
1 tahun 1 1 4 3 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 3 2 2 1 1 1 1 2 2 4 4 4 3 1 3 3 2 1 1 3 3 4 1
## Ya,Abdulhakim020299@gmaol.com
SayaHakim
setuju24
dan
Pria
bersedia
1 - 5 tahun Helper 3 2 3 4 3 2 3 1 2 4 1 2 3 2 2 2 4 1 1 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 2 2 3 2 2 3
## Ya,admgst.sby@gmail.com
Sayaifsetuju26
dan
Wanita
bersedia
Lebih dari 5admin
tahun input 4 1 1 3 1 1 4 4 4 2 3 3 2 2 4 2 3 1 2 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2
## Ya,imeldanila525@yahoo.com
SayaImelda
setuju24
dan
Wanita
bersedia
1 - 5 tahun Kasir 3 2 1 3 1 1 4 4 2 2 1 1 1 1 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 4 3 2 3 4 3 4 4 3
## Ya,muhammad.qodri2000@gmail.com
SayaZen
setuju23
dan
Pria
bersedia
1 - 5 tahun Admin Logistik
4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 3 1 4 3 4 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4
## Ya,salimmuzakki2906@gmail.com
SayaSalim
setujuMuzakki
25
dan
Pria
bersedia
1 - 5 tahun packer 2 2 4 3 1 1 3 3 2 2 3 2 3 1 3 2 1 4 2 1 1 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2
## Ya,SaifulHuda5000@gmail.com
SayaHamba
setuju22
Allah
danPria
bersedia
1 - 5 tahun Staff Administrasi
3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 4 3 3 2
## Ya,echiyban@gmail.com
SayaEchiy
setuju27
dan
Wanita
bersedia
1 - 5 tahun Ass Personalia
3 1 2 4 1 2 3 3 2 1 2 3 3 3 2 3 3 4 2 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3
## Ya,satorowahyu98@gmail.com
SayaSatoro
setuju25
dan
Pria
bersedia
Kurang daridriver
1 tahun 3 3 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3

Anda mungkin juga menyukai