Anda di halaman 1dari 15

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI - FRAKSI EKSTRAK

ETANOL DAUN MIMBA (Azadirachta indica A. Juss)


DENGAN METODE ABTS

Antioxidant Activity Test of Ethanol Extract Fractions of


Neem Leaves (Azadirachta indica A. Juss) by ABTS
Method

*Eduard W Gaspar 1, Yuri Pratiwi Utami 1, Suwahyuni Mus 1


Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar
1

Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 13,7 Daya Telp./Fax.0411-583190 Makassar 90242


*Email : edwardgaspar1341@gmail.com

ABSTRAK

Mimba (Azadirachta indica A. Juss) merupakan tanaman yang banyak ditemukan di


negara tropis yang memiliki kandungan kimia seperti alkaloid, steroid, flavonoid, saponin
dan tanin. Mimba dimanfaatkan untuk antiinlamasi, antioksidan, insektisida, fungisida dan
antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan fraksi daun
mimba dengan metode ABTS. Daun mimba diekstraksi dengan metode maserasi
menggunakan etanol 70%, kemudian dipartisi dengan metode ekstraksi cair-cair
menggunakan empat pelarut yang berbeda yaitu n-heksan, etil asetat, n-butanol dan air.
Fraksi dari partisi kemudian diuji aktivitas antioksidan menggunakan metode ABTS dan
diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang
gelombang 754 nm. Hasil penelitian diperoleh bahwa fraksi n-heksan memiliki nilai IC 50
200,46 µg/mL, fraksi etil asetat memiliki nilai IC50 59,03 µg/mL, fraksi n-butanol memiliki
nilai IC50 55,45 µg/mL dan fraksi etanol-air memiliki nilai IC 50 62,32 µg/mL. Hasil ini
menunjukkan bahwa fraksi n-butanol memberikan aktivitas antioksidan paling optimal
dengan nilai IC50 terkecil, meskipun fraksi etil asetat, fraksi n-butanol, dan fraksi etanol-air
termasuk dalam kategori antioksidan kuat.

Kata Kunci : Mimba (Azadirachta indica A. Juss), Antioksidan, ABTS

ABSTRACT

Neem (Azadirachta indica A. Juss) is a plants found in many tropical countries, contains
chemical components such as alkaloids, steroids, flavonoids, saponins and tannins.
Neem is used for antiinflamations, antioxidants, insecticides, fungicides and
antibacterials. The aim of this study was to investigate the antioxidant activity of neem
leaves fraction by ABTS method. The extraction of neem leaves was conducted by
maceration using 70% of ethanol, then partitioned by liquid-liquid extraction method using
four different solvents are n-hexane, ethyl acetate, n-buthanol and water. Furthermore,
the partition result were tested for their antioxidant activity using ABTS method and the
absorbance was measured using a UV-VIS spectrophotometer with a wavelength of 754
nm. The result of study showed that n-hexane fraction with IC 50 200,46 µg/mL, ethyl
acetate fraction with IC50 59,03 µg/mL, n-buthanol fraction with IC50 55,45 µg/mL, and
ethanol-water fraction with IC50 62,32 µg/mL. This result showed that n-buthanol fraction
provide the optimals antioxidant activity with smallest IC 50, although ethyl acetate fraction,
n-buthanol fraction and ethanol-water fraction was categorized as strong antioxidant.

Keywords : Neem (Azadirachta indica A. Juss.), Antioxidant, ABTS

Eduard Gaspar, 2019, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar


PENDAHULUAN dimanfaatkan untuk antiinflamasi,
Radikal bebas merupakan antioksidan, insektisida, fungisida
suatu senyawa atau molekul yang dan antibakteri (Biswas et al., 2002).
tidak berpasangan pada orbit luarnya Menurut penelitian Cai et al.,
yang dapat menyebabkan senyawa (2003), flavonoid merupakan
tersebut sangat reaktif mencari golongan senyawa fenol yang
pasangan dengan cara menyerang berkontribusi secara signifikan
dan mengikat elektron molekul terhadap aktivitas antioksidan.
berbeda di sekitarnya seperti lipid, Kapasitas antioksidan pada senyawa
protein maupun DNA (Winarsi, fenol terutama disebabkan karena
2007). sifat redoks yang memungkinkan
Untuk melindungi tubuh dari senyawa fenol dapat berperan
radikal bebas, tubuh menghasilkan sebagai agen pereduksi, donor
senyawa antiradikal bebas atau hidrogen dan khelator logam
disebut juga antioksidan. Antioksidan (Balasundram et al., 2006). Hasil
merupakan senyawa yang dapat penelitian sebelumnya, aktivitas
melindungi sistem sel dan organ antioksidan ekstrak etanol daun
tubuh dari spesies oksigen reaktif mimba (Azadirachta indica A. Juss)
karena mampu menangkap radikal dengan metode ABTS, memiliki
bebas yang dapat mengoksidasi aktivitas antioksidan (Burem, 2018).
asam nukleat, protein, lipid maupun Hasil penelitian Supriyanto
DNA (Percival, 1998). (2018), menunjukkan bahwa fraksi
Mimba (Azadirachta indica A. etil asetat dari ekstrak metanol daun
Juss) merupakan tanaman yang mimba merupakan fraksi yang
banyak ditemukan di negara tropis, memiliki aktivitas antioksidan paling
salah satunya adalah Indonesia. tinggi untuk menghambat radikal
Tanaman ini memiliki manfaat yang bebas (DPPH) dengan nilai IC50
sangat banyak bagi kehidupan 101,53 µg/mL dibandingkan dengan
manusia. Tanaman mimba fraksi-fraksi yang lain. Berdasarkan
mengandung senyawa bioaktif uraian di atas, maka peneliti tertarik
alkaloid, steroid, flavonoid, saponin untuk melakukan uji aktivitas
dan tanin baik pada bagian batang, antioksidan fraksi-fraksi ekstrak
daun maupun bijinya (Susmitha, et etanol daun mimba (Azadirachta
al., 2013). Daun mimba

Eduard Gaspar, 2019, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar


indica A. Juss) dengan metode Sulfonic Acid), HCI pekat, FeSO4,
ABTS. K2S2O8, aquadest, etil asetat, n-
butanol, n-heksan, serbuk Mg,
METODE PENELITIAN vitamin C murni.
1. Jenis Penelitian 4 Prosedur Penelitian
Jenis penelitian ini adalah 4.1 Pengambilan sampel
penelitian eksperimen berskala Sampel daun mimba
laboratorium. (Azadirachta indica A Juss.) diambil
2. Waktu dan Tempat Penelitian di area Masjid Ikhtiar, Kompleks
Penelitian ini dilaksanakan di Baraya, Makassar.
Laboratorium Biologi Farmasi, 4.2 Penyiapan sampel
Laboratorium Kimia Farmasi Sekolah Daun mimba yang diambil
Tinggi Ilmu Farmasi Makassar dan daun tua (bukan daun kuning) daun
Laboratorium Kimia Farmasi kelima dari pucuk, lalu disortasi
Universitas Hasanudin Makassar basah, kemudian dicuci dengan air
pada bulan September hingga mengalir, kemudian dirajang untuk
Desember 2018. memudahkan proses pengeringan,
3. Alat dan Bahan pengeringan dilakukan dengan cara
Alat yang digunakan dalam di angin-anginkan sampai daun
penelitian antara lain : beaker gelas menjadi kering. Simplisia yang telah
(Pyrex®), bejana maserasi, cawan kering disortasi untuk memisahkan
porselin, corong pisah (Pyrex®), simplisia yang rusak selama proses
®
gelas ukur (Pyrex ), labu ukur 5mL sebelum dan setelah pengeringan
dan 25 mL (Pyrex ), mikro pipet®
agar diperoleh simplisia yang baik,
(Huawei 1000®), neraca analitik lalu dilakukan pengepakan agar tidak
(Mettlet Toledo®), pipet tetes, rotary terkontaminasi saat penyimpanan,
evaporator (Boeco germany), kemudian simplisia diserbukkan
seperangkat alat spektrofotometer (Depkes RI., 2007).
UV-Vis (Shimadzu®), tabung reaksi 4.3 Pembuatan Ekstrak
(Pyrex®). Sebanyak 500 gram serbuk
Bahan yang digunakan antara simplisia kering daun mimba
lain : daun mimba, etanol 70%, dimasukkan ke dalam bejana
etanol p.a, FeCl3, ABTS (2,2- maserasi dan dilakukan pembasahan
Azinobis-(3-Etilbenzotiazolin-6- terlebih dahulu. Kemudian

Eduard Gaspar, 2019, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar


ditambahkan pelarut etanol 70% lagi kemudian disaring. Filtrat yang
sebanyak 4 liter (1:8) sampai sampel diperoleh ditambahkan serbuk Mg
terendam lalu wadah ditutup, 0,1 g dan 2 tetes HCl pekat.
disimpan pada temperatur ruangan Terbentuknya warna merah pada
dan terlindung dari cahaya selama 3 lapisan etanol menunjukkan adanya
hari sambil sesekali diaduk. Maserat flavonoid (Harborne, 1987).
disaring dan residu diremaserasi c. Uji Tanin
dengan pelarut yang sama, proses Ekstrak sebanyak 50 mg
remaserasi dilakukan sebanyak 3 dididihkan dengan 20 mL air di atas
kali hingga pelarut berwarna jernih. penagas air, lalu disaring. Filtrat yang
Maserat yang diperoleh dikumpulkan diperoleh ditambah beberapa tetes
dan diuapkan dengan rotary (2-3 tetes) FeCl3 1% dan
evaporator hingga diperoleh ekstrak terbentuknya warna coklat kehijauan
kental daun mimba. atau biru kehitaman menunjukkan
5. Uji Kandungan Kimia adanya tanin (Harbone, 1987).
a. Uji Alkaloid d. Uji Terpenoid dan Steroid
Ekstrak sebanyak 50 mg Ekstrak sebanyak 50 mg
dicampur dengan 5 mL kloroform dicampur dengan 3 mL kloroform
dan 5 mL amoniak kemudian atau 3 mL etanol 70% dan ditambah
dipanaskan, dikocok dan disaring. 2 mL asam sulfat pekat dan 2 mL
Asam sulfat 2 N sebanyak 5 tetes asam asetat anhidrat. Perubahan
ditambahkan pada masing-masing warna dari ungu ke biru atau hijau
filtrat, kemudian kocok dan menunjukkan adanya senyawa
didiamkan. Bagian atas dari masing- steroid dan terbentuknya warna
masing filtrat diambil dan diuji kecokelatan antar permukaan
dengan pereaksi Mayer, pereaksi menunjukkan adanya senyawa
Wagner dan pereaksi Dragendorf. terpenoid (Harborne, 1987).
Terbentuknya endapan putih, cokelat e. Uji Saponin
dan jingga menunjukkan adanya Ekstrak sebanyak 50 mg
alkaloid (Harborne, 1987). dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
b. Uji Flavonoid air panas sebanyak 10 mL
Ekstrak sebanyak 50 mg ditambahkan, dinginkan dan
dicampur dengan 3 mL etanol 70% kemudian dikocok kuat-kuat selama
lalu dikocok, dipanaskan dan dikocok 10 detik. Positif mengandung

Eduard Gaspar, 2019, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar


saponin jika terbentuk buih setinggi 7.1 Pembuatan Larutan
1-10 cm selama tidak kurang dari 10 a. Pembuatan Larutan Stok
Fraksi Daun Mimba
menit dan pada penambahan 1 tetes
Larutan stok 1000 µg/mL
HCl 2 N, buih tidak hilang (Depkes
disiapkan dengan cara ditimbang
RI., 1995).
masing-masing 50 mg sampel yaitu
6. Partisi / Fraksinasi
fraksi n-heksan, fraksi etil asetat,
Fraksinasi ekstrak etanol
fraksi n-butanol dan fraksi etanol-air
daun mimba dilakukan dengan
daun mimba lalu dilarutkan dengan
metode ekstraksi cair-cair. Ekstrak
etanol p.a sambil dihomogenkan,
etanol daun mimba sebanyak 5 g
volume akhir dicukupkan dengan
dilarutkan dengan 50 mL air dan
etanol p.a sampai 50 mL dalam labu
ditambahkan 50 mL n-heksan (1:1) di
ukur.
dalam corong pisah, kemudian
b. Pembuatan Larutan Stok
dilakukan pengocokan hingga terjadi
Vitamin C
pemisahan, proses ini dilakukan Larutan stok 1000 µg/mL
sebanyak 3 kali sampai pelarut disiapkan dengan cara menimbang
berwarna jernih. Ditambahkan etil 10 mg vitamin C murni dan dilarutkan
asetat 50 mL di dalam corong pisah dengan etanol p.a, volume akhir
dan dilakukan pengocokan hingga dicukupkan hingga 10 mL dalam labu
terjadi pemisahan, proses ini ukur. Kemudian dilakukan
dilakukan sebanyak 4 kali sampai pengenceran, dipipet sebanyak 0,5
pelarut berwarna jernih. mL dari konsentrasi 1000 µg/mL,
Ditambahkan pelarut n-butanol 50 volumenya akhir dicukupkan hingga
mL di dalam corong pisah dan 5 mL dalam labu ukur, sehingga
dilakukan pengocokan hingga terjadi diperoleh konsentrasi 100 µg/mL.
pemisahan, proses ini dilakukan 4 Kemudian diinkubasi selama 12-16
kali sampai pelarut berwarna jernih. jam.
Proses fraksinasi dilakukan c. Pembuatan Larutan Stok
sebanyak 5 kali, hasil fraksi n- ABTS
heksan, fraksi etil asetat, fraksi n- a) Larutan A : Ditimbang 7,105 mg
butanol dan fraksi etanol-air ABTS, dilarutkan dalam 5 mL
dikumpulkan kemudian diuapkan aquadest.
hingga diperoleh fraksi kental.
7. Uji Aktivitas Antioksidan

Eduard Gaspar, 2019, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar


b) Larutan B : Ditimbang 3,500 mg diukur serapan dengan
K2S2O8, dilarutkan dalam 5 mL spektrofotometer UV-Vis pada
aquadest. panjang gelombang 754 nm.
c) Larutan A dan B : Dicampur c. Pengukuran Aktivitas
larutan A dan B (dalam ruang Pengikatan Radikal Bebas
ABTS Dengan Sampel Fraksi
gelap) dan dicukupkan
Etil Asetat
volumenya dengan etanol p.a Larutan stok sampel fraksi etil
sampai 25 mL. Kemudian asetat daun mimba 1000 µg/mL
diinkubasi selama 12-16 jam. dipipet masing-masing 100 µL, 150
7.2 Pengukuran Aktivitas µL, 200 µL, 250 µL dan 300 µL,
Antioksidan Dengan Metode
campuran ditambah 1 mL larutan
ABTS
a. Pengukuran Serapan ABTS lalu dicukupkan volumenya
Larutan Blanko ABTS sampai 5 mL dengan etanol p.a
Larutan ABTS dipipet sebanyak 1 sehingga diperoleh larutan dengan
mL dan dicukupkan volumenya konsentrasi 20 µg/mL, 30 µg/mL, 40
sampai 5 mL etanol dalam labu ukur. µg/mL, 50 µg/mL dan 60 µg/mL.
Larutan ini kemudian diukur dengan Selanjutnya dihomogenkan dan
spektrofotometri UV-Vis pada dibiarkan selama 15 menit, lalu
panjang gelombang 754 nm. diukur serapan dengan
b. Pengukuran Aktivitas spektrofotometer UV-Vis pada
Pengikatan Radikal Bebas
panjang gelombang 754 nm.
ABTS Dengan Sampel
Fraksi n-Heksan d. Pengukuran Aktivitas
Larutan stok sampel fraksi n- Pengikatan Radikal Bebas
ABTS Dengan Sampel Fraksi n-
heksan daun mimba 1000 µg/mL
Butanol
dipipet masing-masing 500 µL, 750 Larutan stok sampel fraksi n-
µL, 1000 µL dan 1250 µL, 1500 µL, butanol daun mimba 1000 µg/mL
campuran ditambah 1 mL larutan dipipet masing-masing 100 µL, 150
ABTS lalu dicukupkan volumenya µL, 200 µL, 250 µL dan 300 µL,
sampai 5 mL dengan etanol p.a campuran ditambah 1 mL larutan
sehingga diperoleh larutan dengan ABTS lalu dicukupkan volumenya
konsentrasi 100 µg/mL, 150 µg/mL, sampai 5 mL dengan etanol p.a
200 µg/mL, 250 µg/mL dan 300 sehingga diperoleh larutan dengan
µg/mL. Selanjutnya dihomogenkan konsentrasi 20 µg/mL, 30 µg/mL, 40
dan dibiarkan selama 15 menit, lalu µg/mL, 50 µg/mL dan 60 µg/mL.

Eduard Gaspar, 2019, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar


Selanjutnya dihomogenkan dan konsentrasi 1 µg/mL, 1,1 µg/mL, 1,2
dibiarkan selama 15 menit, lalu µg/mL, 1,3 µg/mL, 1,4 µg/mL.
diukur serapan dengan Selanjutnya dihomogenkan lalu
spektrofotometer UV-Vis pada serapan diukur dengan
panjang gelombang 754 nm. spektrofotometer UV-Vis pada
e. Pengukuran Aktivitas panjang gelombang 754 nm.
Pengikatan Radikal Bebas 8. Analisis data
ABTS Dengan Sampel Fraksi
Persentase penghambatan
Etanol-Air
Larutan stok sampel fraksi terhadap ABTS yang dihasilkan oleh
etanol-air daun mimba 1000 µg/mL masing-masing konsentrasi fraksi-
dipipet masing-masing 150 µL, 200 fraksi ekstrak etanol daun mimba dan
µL, 250 µL, 300 µL dan 350 µL, vitamin C murni dihitung dengan
campuran ditambah 1 mL larutan rumus :
ABTS lalu dicukupkan volumenya (Abs Blanko-Abs Sampel)
Daya antioksidan = x100%
sampai 5 mL dengan etanol p.a Absorbansi Blanko
sehingga diperoleh larutan dengan Nilai IC50 (50% Inhibitory
konsentrasi 30 µg/mL, 40 µg/mL, 50 Concentration) untuk mendapatkan
µg/mL, 60 µg/mL dan 70 µg/mL. kekuatan aktivitas antioksidan dari
Selanjutnya dihomogenkan dan fraksi-fraksi ekstrak etanol daun
dibiarkan selama 15 menit, lalu mimba (Azadirachta indica A. juss)
diukur serapan dengan dan vitamin C murni dihitung dengan
spektrofotometer UV-Vis pada menggunakan persamaan regresi
panjang gelombang 754 nm. linear.
f. Pengukuran Aktivitas HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengikatan Radikal Bebas Sampel yang digunakan
ABTS Dengan Vitamin C Murni
dalam penelitian ini adalah daun
Pengujian dilakukan dengan
mimba (Azadirachta indica A. Juss).
memipet masing-masing 50 l, 55 µl,
Bagian tumbuhan yang digunakan
60 µl, 65 µl, 70 µl dari larutan stok
pada penelitian ini yaitu daun mimba
vitamin C murni 100 µg/mL,
dalam bentuk simplisia kering karena
campuran ditambah 1 mL larutan
kadar air yang terdapat dalam
ABTS lalu dicukupkan volumenya
simplisia pada umumnya lebih sedikit
sampai 5 mL dengan etanol p.a
sehingga memudahkan cairan
sehingga diperoleh larutan dengan
penyari masuk ke dalam sel

Eduard Gaspar, 2019, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar


tumbuhan dan menarik zat aktif yang kualitatif untuk mengidentifikasi
terkandung secara sempurna. kandungan senyawa metabolit
Simplisia daun mimba sekunder yang terdapat di dalam
(Azadirachta indica A. Juss) ekstrak yang akan diujikan.
sebanyak 500 gram dimaserasi Penentuan secara kualitatif dapat
hingga didapatkan ekstrak kental dilihat dari perubahan warna,
sebanyak 113,38 gram dan terbentuknya buih atau endapan jika
rendemen sebesar 22,67%. sampel direaksikan dengan bahan
Rendamen adalah hasil persentase kimia tertentu. Hasil pengujian
antara bagian yang dapat terekstrak fitokimia ekstrak etanol daun mimba
dari bahan mentah. Selanjutnya (Azadirachta indica A. Juss) disajikan
dilakukan pengujian fitokimia secara pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Hasil Pengujian Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Mimba (Azadirachta
indica A. Juss)

Ket
Golongan senyawa Hasil
P.Mayer Endapan putih +
Alkaloid P.Wagner Endapan cokelat +
P.Dragendorf Larutan cokelat -
Steroid Berwarna hijau kehitaman --
Terbentuk warna cokelat antar +
Triterpenoid permukaan +

Flavonoid Berwarna merah +


Terbentuk buih yang tidak hilang
Saponin +

Berwarna cokelat kehijauan


Tanin +

Uji kandungan kimia triterpenoid, flavonoid, saponin dan


bertujuan untuk memberikan tanin pada tabel 2.
gambaran awal komposisi Ekstrak etanol daun mimba
kandungan kimia (Depkes RI., 2000). (Azadirachta indica A. Juss)
Uji kandungan kimia dilakukan dilanjutkan dengan ekstraksi cair-cair
terhadap ekstrak etanol daun mimba, (ECC) menggunakan empat pelarut
hasil yang diperoleh menunjukkan yang berbeda tingkat kepolarannya
bahwa ekstrak etanol daun mimba yaitu n-heksan, etil asetat, n-butanol
mengandung senyawa alkaloid, dan air.

Eduard Gaspar, 2019, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar


Sebanyak 25 gram ekstrak pembanding vitamin C. Aktivitas
dilakukan ekstraksi cair-cair dan antioksidan dapat ditandai dengan
diperoleh berat masing-masing fraksi adanya nilai IC50 (inhibitory
n-heksan concentration). Nilai IC50 merupakan
sebanyak 1,7 gram, fraksi etil asetat nilai konsentrasi antioksidan untuk
sebanyak 2,6 gram, fraksi n-butanol meredam 50% aktivitas radikal
sebanyak 3,6 gram dan fraksi etanol- bebas. Setelah didapatkan %
air sebanyak 14,5 gram. penghambatan, maka dibuat grafik
Hasil dari fraksi inilah yang persamaan regresi linear.
selanjutnya diuji aktivitas antioksidan Dari data hasil penelitian,
menggunakan metode ABTS. diketahui bahwa fraksi n-heksan
Metode yang digunakan dalam ekstrak etanol daun mimba
pengujian aktivitas antioksidan pada tabel 3 dengan nilai IC50
adalah metode ABTS. Kelebihan dari sebesar 200,46 µg/mL, hasil tersebut
metode ini adalah dapat digunakan menunjukkan bahwa fraksi n-heksan
di sistem larutan berbasis air maupun termasuk dalam kategori antioksidan
organik, mempunyai absorbansi lemah dengan range 151-200 µg/mL.
spesifik pada panjang gelombang Sedangkan, fraksi etil asetat pada
region visible dan membutuhkan tabel 4 dengan nilai IC50 sebesar
waktu reaksi yang lebih sedikit (Lee 59,03 µg/mL, fraksi n-butanol pada
et al., 2003). Senyawa radikal bebas tabel 5 dengan nilai IC50 sebesar
ABTS merupakan senyawa yang 54,45 µg/mL dan fraksi etanol-air
diperoleh dari hasil oksidasi kalium ekstrak etanol daun mimba pada
persulfat dengan garam diammonium tabel 6 dengan nilai IC50 sebesar
ABTS. Adanya aktifitas ditunjukan 62,32 µg/mL, hasil tersebut
dengan hilangnya warna biru akibat menunjukkan bahwa fraksi etil
tereduksinya ABTS oleh antioksidan. asetat, fraksi n-butanol dan fraksi
Intensitas warna biru ini diukur pada etanol-air termasuk dalam kategori
panjang gelombang 754 nm. antioksidan kuat dengan range 50-
Konsentrasi yang didapat 100 µg/mL.
kemudian diukur pada
spektrofotometer UV-Vis dengan

Eduard Gaspar, 2019, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar


Eduard Gaspar, 2019, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar
Tabel 2. Nilai IC50 Pengujian Aktivitas Antioksidan Fraksi n-Heksan Daun
Mimba Terhadap Radikal Bebas ABTS
Konsentrasi % peredaman Nilai IC50
Absorbansi Rata-rata Persamaan garis
(µg/mL) ABTS (µg/mL)
0,44701
100 0,44641 0,44616 19,267
0,44506
0,32903
150 0,32691 0,32733 40,770
0,32604 y = 0.2737x -
0,27893 4.8658 200,46
200 0,27872 0,27835 49,633 R² = 0.9831
0,27739
0,20382
250 0,20374 0,20337 63,199
0,20256
0,13114
300 0,12986 0,13004 76,469
0,12912
0,55558
Blanko 0,55137 0,55264
0,55096

Tabel 3. Nilai IC50 Pengujian Aktivitas Antioksidan Fraksi Etil Asetat Daun
Mimba Terhadap Radikal Bebas ABTS
Konsentrasi % peredaman Nilai IC50
Absorbansi Rata-rata Persamaan garis
(µg/mL) ABTS (µg/mL)
0,51505
20 0,51898 0,51758 6,344
051871
0,47061
30 0,47002 0,46962 15,022
0,46823 y = 1.1573x -
0,40236 18.314 59,03
40 0,40056 0,40119 27,405 R² = 0.9952
0,40064
0,33953
50 0,33806 0,33823 38,797
0,33710
0,26661
60 0,26208 0,26350 52,320
0,26180
0,55558
Blanko 0,55137 0,55264
0,55096

Tabel 4. Nilai IC50 Pengujian Aktivitas Antioksidan Fraksi n-Butanol Daun


Mimba Terhadap Radikal Bebas ABTS
Konsentrasi % peredaman Nilai IC50
Absorbansi Rata-rata Persamaan garis
(µg/mL) ABTS (µg/mL)
0,51422 y = 1.0944x - 55,45
20 0,51286 0,51357 7,073 10.691
0,51357 R² = 0.9503
0,39701
30 0,39287 0,39403 28,700
0,39221
0,37623
40 0,37415 0,37504 32,136
0,37475
50 0,31756 0,31644 42,741
0,31658

Eduard Gaspar, 2019, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar


0,31517
0,25072
60 0,24961 0,24995 54,771
0,24952
0,55558
Blanko 0,55137 0,55264
0,55096

Tabel 5. Nilai IC50 Pengujian Aktivitas Antioksidan Fraksi Etanol-Air Daun


Mimba Terhadap Radikal Bebas ABTS
Konsentrasi % peredaman Nilai IC50
Absorbansi Rata-rata Persamaan garis
(µg/mL) ABTS (µg/mL)
0,45807
30 0,45921 0,45739 17,234
0,45490
0,39757
40 0,39826 0,39651 28,251
0,39371 y = 0.9784x -
0,33904 10.977 62,32
50 0,33883 0,33869 38,714 R² = 0.984
0,33820
0,27494
60 0,27378 0,27368 50,477
0,27232
0,24852
70 0,24924 0,24846 55,041
0,24762
0,55558
Blanko 0,55137 0,55264
0,55096

Tabel 6. Nilai IC50 Pengujian Aktivitas Antioksidan Fraksi Vitamin C Daun


Mimba Terhadap Radikal Bebas ABTS
Konsentrasi % peredaman Nilai IC50
Absorbansi Rata-rata Persamaan garis
(µg/mL) ABTS (µg/mL)
0,42762
1 0,42378 0,42490 23,113
0,42331
0,34839
1,1 0,34538 0,34597 37,397
0,34413 y = 78.166x -
0,32803 52.498 1,31
1,2 0,33266 0,33124 40,061 R² = 0.96
0,33304
0,27690
1,3 0,27765 0,27589 50,078
0,27311
0,24466
1,4 0,24518 0,24396 55,856
0,24203
0,55558
Blanko 0,55137 0,55264
0,55096
Berdasarkan hasil dari IC50 sebesar 55,45 µg/mL, fraksi
pengujian aktivitas antioksidan etanol-air dengan nilai IC50 sebesar
menggunakan metode ABTS yang 62,32 µg/mL dan nilai IC50 vitamin C
telah dilakukan terhadap fraksi n- sebagai pembanding yaitu sebesar
heksan dengan nilai IC50 sebesar 1,31 µg/mL. Nilai IC50 vitamin C
200,46 µg/mL, fraksi etil asetat termasuk antioksidan yang sangat
dengan nilai IC50 sebesar 59,03 kuat karena <50 µg/mL,
µg/mL, fraksi n-butanol dengan nilai dibandingkan dengan keempat fraksi

Eduard Gaspar, 2019, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar


ekstrak etanol daun mimba karena sekunder yang terekstrak
vitamin C murni merupakan (Soeksmanto et al., 2007). Senyawa
antioksidan alami. Menurut
fenol seperti flavonoid dapat larut
klasifikasi yang dilakukan oleh
Molyneux, nilai IC50 dari fraksi etil dengan baik pada pelarut semi polar
asetat, fraksi n-butanol, dan fraksi dan polar yaitu fraksi etil asetat,
etanol-air termasuk antioksidan yang
fraksi n-butanol dan fraksi etanol-air,
kuat yaitu berada pada rentang 50-
100 µg/mL, fraksi n-heksan sedangkan pada fraksi n-heksan
mempunyai aktivitas antioksidan tidak karena merupakan pelarut non
yang lemah yaitu berada pada
polar.
rentang 151-200 µg/mL.
Menurut Bubua dkk. (2017), Dari hasil ini menunjukkan
200,46 fraksi n-butanol memiliki aktivitas
µg/mL Nilai IC50
antioksidan yang paling optimal, hal
ini ditandai dengan nilai IC50 sebesar
59,03 55,45 62,32 55,45 µg/mL paling kecil
µg/mL µg/mL µg/mL
dibandingkan dengan nilai IC50
fraksi-fraksi lainnya. Meskipun, fraksi
Fraksi n- Fraksi Etil Fraksi n- Fraksi
Heksan Asetat Butanol Etanol-air
etil asetat, fraksi n-butanol, dan
senyawa fenol seperti flavonoid yaitu
fraksi etanol-air termasuk dalam
flavonol dan flavon berperan sebagai
kategori antioksidan kuat. Semakin
antioksidan. Aktivitas flavonoid
kecil nilai IC50 semakin kuat daya
sangat bergantung terhadap jumlah
antikoksidannya.
dan lokasi gugus -OH dimana dalam
Kesimpulan
hal ini berperan dalam menetralkan
Berdasarkan pengamatan
radikal bebas. Kemampuan
dan pembahasan, maka dapat
flavonoid dalam menekan radikal
ditarik kesimpulan, yaitu :
bebas pun berkaitan dengan 1. Fraksi n-heksan, fraksi etil asetat,
kemampuannya mendonorkan fraksi n-butanol dan fraksi etanol-air
elektron. Senyawa fenolik dalam memiliki aktivitas antioksidan dengan
ekstrak sampel dapat berubah nilai IC50 sebesar 200,46 µg/mL,
dengan perbedaan tingkat kepolaran 59,03 µg/mL, 55,45 µg/mL dan 62,32

pelarut yang digunakan (Kahkonen µg/mL.


2. Fraksi yang paling optimal dalam
et al., 2001). Perbedaan tingkat
kepolaran pelarut tentunya memberikan efek antioksidan

berpengaruh pada jenis metabolit adalah fraksi n-butanol.

Eduard Gaspar, 2019, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar


Saran Chinese medicinal plants.
Life Sci.78:2872–2888.
Diharapkan agar dilakukan
penelitian selanjutnya untuk aktivitas Depkes RI., 1995, Materia Medika
Indonesia, Departemen
farmakologi dan potensi lain seperti Kesehatan RI : Jakarta.
sitotoksik atau antikanker. Depkes RI., 2007, Sediaan Galenik,
Departemen Kesehatan RI :
Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Harborne, J.B., 1987, Metode
Balasundram, N., Sundram, K., Fitokimia, Penuntun Cara
Sammar, s., 2006, Phenolic Modern Menganalisis
compounds in plants and agri Tumbuhan, terbitan kedua,
industrial by-products: ITB : Bandung, Indonesia.
Antioxidant activity,
occurrence, and potential Kahkonen, M.P., Hopia, A.I.,
uses. Food Chem. 68:91– Heinonen, 2001, Berry
203. phenolics and their
antioxidant activity. Journal
Biswas, K., Chattopadhyay, I., of Agricultural and Food
Banerjee, R. K., Chemistry. 49: 4076-4082.
Bandyopadhyay, U., 2002,
Biological activities and Lee, K. W., Kim, W. J., Lee H. J.,
medicinal properties of neem Lee, C. Y., 2003, Cocoa Has
(Azadirachta indica). Current More Phenolic
Science, 82(11), 1336–1345. Phytochemicals and a Higher
Antioxidant Capacity than
Burem, E., 2018. Uji Aktivitas Teas and Red Wine, Journal
Antioksidan Ekstrak Etanol of Agricultural Food
Daun Mimba (Azadirachta Chemistry Vol. 51: 7292-
indica A. Juss) Dengan 7295.
Metode ABTS (2,2-Azinobis-
(3-Etil Benzotiazolin-6- Molyneux, P., 2004, The use of the
Sulfonic Acid), SKRIPSI, stable free radical diphenyl
Sekolah Tinggi Ilmu picrylhydrazyl (DPPH) for
Farmasi : Makassar. estimating antioxidant
activity. Journal of Science
Bubua, I.K., Imrawati., Mus, S., and Tecnology. Vol. 26 (2).
Gani, A., S., 2017,
Antioxidant Activity of Ethyl Percival, M., 1998, Antioxidants.
Acetate Fraction of Muntingia Clinical Nutrition Insights.
calabura L. Leaves. Journal NUT031 1/96 Rev. 10/98.
of Pharmaceutical and Copyright © 1996 Advanced
Medicinal Sciences, Sekolah Nutrition Publications, Inc.,
Tinggi Ilmu Farmasi : Revised 1998.
Makassar. Soeksmanto, A., Hapsari, Y.,
Cai Y.Z., Sun, M., Xing, J., Luo, Q., Simanjuntak, P., 2007,
Corke, H., 2006, Structure- Kandungan Antioksidan pada
radical scavenging activity Beberapa Bagian Tanaman
relationships of phenolic Mahkota Dewa Phaleria
compounds from traditional macrocarpa (Scheff) Boerl.

Eduard Gaspar, 2019, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar


(Thymelaceae). Biodiversita. Vijayaragavan, R., 2013,
8(2):92-95. Phytochemical extraction and
antimicrobial properties of
Supriyanto, 2018, Aktivitas azadirachta indica (neem),
Antioksidan Fraksi Metanol Glob. J. Pharmacol., vol. 7,
Ekstrak Daun Mimba no. 3, pp. 316–320, 2013.
(Azadirachta Indica A. Juss).
Universitas Brawijaya : Winarsi, H., 2007, Antioksidan Alami
Malang. dan Radikal Bebas. Penerbit
Kanisius : Yogyakarta.
Susmitha, S., Vidyamol, K.K.,
Ranganayaki, P.,

Eduard Gaspar, 2019, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar

Anda mungkin juga menyukai