Blasting Newmont Sumbawa
Blasting Newmont Sumbawa
JUDUL
A. Bagi Mahasiswa
1. Dapat menambah wawasan yang lebih luas tentang ilmu pengetahuan yang
B. Bagi Perusahaan
berkembang.
V. DASAR TEORI
dengan cara pemboran dan peledakan dengan tujuan untuk menghancurkan batuan
batuan. Proses pecahnya batuan oleh peledakan dapat dibagi dalam tiga tahap
3. Tingkat pertama
diakibatkan karena adanya tekanan yang sangat tinggi dari bahan peledak
4. Tinkat kedua
Gelombang tekan keluar dari segala arah berasal dari lubang ledak, dengan
kecepatan yang sangat tinggi di dalam batuan. Ketika gelombang tekan ini
dalam massa batuan di antara lubang ledak dan bidang bebas. Jika daya
regang pada batuan telah terlampoui maka batuan akan hancur di daerah
burden.
5. Tingkat ketiga
bidang bebas, maka massa batuan di antara lubang ledak dan bidang bebas
baik, dihasilkan oleh pemboran yang cepat dan dalam posisi yang tepat.
Arah pemboran dibagi menjadi dua, yaitu tegak dan miring. Arah
pecah karena stress tarikan lebih besar dari kuat tarik batuan yang dimulai
Lubang tembak yang dibuat tegak, pada bagian lantai jenjang akan
menerima gelombang tekan terbesar dari pada yang ke arah bidang bebas,
2. Pola pemboran
Pola pemboran adalah pengaturan letak dari lubang tembak, sehingga pola
- Bila penyalaan serentak dalam satu baris dan antar barisnya beruntun,
Pada umumnya ada dua macam pola pemboran lubang tembak, yaitu :
tembak dalam baris (row) yang beruntun dan sejajar dengan burden.
terletak pada baris yang berurutan tidak sejajar terhadap bidang bebas
(burden).
Dalam penerapannya, pola pemboran sejajar adalah pola yang umum,
karena lebih mudah dalam pemboran dan pengaturan lebih lanjut bila
C. Geometri Peledakan
1. Burden ratio
AF1 =
AF2 =
Dimana :
KB = Burden ratio
KBstd = 30
2. Burden
Burden adalah jarak yang diukur dari isian bahan peledak tegak lurus
terhadap bidang bebas terdekat atau pada arah dimana diharapkan sebagian
KB = (12 x B) / De
Dimana :
KB = Burden ratio
B = Burden
3. Spacing
Spacing adalah jarak antar lubang tembak dalam satu baris. Untuk
Ks = S / B
Dimana :
Ks = Spacing ratio
S = Spacing
B = Burden
Bila lubang tembak dalam satu baris diletakkan secara serentak maka
digunakan perbandingan spacing dan burden sebesar dua (Ks = 2). Apabila
(ks = 1).
4. Stemming
Stemming adalah bagian dari lubang tembak yang tidak diisi bahan
KT = T / B
Dimana
KT = Stemming ratio
T = Stemming
B = Burden
persamaan :
KH = H / B
Dimana :
B = Burden
subdrilling adalah :
KJ = J / B
Diamana :
KJ = Subdrilling ratio
J = Subdrilling
B = Burden
D. Rock Factor
5. Kekerasan (Hardness)
massive.
batuan massive yang keras, harus digunakan bhan peledak yang mempunyai
kekuatan dan kecepatan detonasi yang tinggi. Pada batuan friable dan lemah,
Joint plane spacing adalah sapasi rekahan, dimana spasi rekahan ini
sangat penting untuk menilai struktur massa batuan. Spasi kekar batuan yang
menjadi lemah jika batuan tersebut memiliki spasi rekahan yang besar. Oleh
karena itu dalam menilai massa batuan, tidak ada sifat-sifat fisik batuan
tersebut tetapi juga perlu diperhitungkan struktur pada maassa batuan tersebut.
- Horizontal
- Dip out of face
50 .
index dan selanjutnya dapat ditentukan nilai rock factor pada batuan tersebut.
parameter yang dapat dijadikan ukuran untuk menilainya baik tidaknya hasil
besarnya sudut lereng serta tinggi tumpukan material hasil peledakan. Apabila
atau pemuatan material hasil peledakan yang dilakukan oleh alat muat.
menjadi tiga yaitu bentuk tumpukan material apabila menggunakan rope shovel
daya produksinya rendah tetapi bila menggunakan wheel loader daya produksinya
tinggi dan sangat aman untuk operator alat, bentuk tumpukan material apabila
rope shovel daya produksinya tinggi dan sangat aman untuk operator alat, bentuk
tumpukan material apabila wheel loader daya produksinya rendah tetapi bila
apabila menggunakan rope loader daya produksinya dan berbahaya untuk operator
alat, serta bentuk tumpukan material apabila menggunakan kedua alat daya
L=
Dimana :
B = Burden (m)
Fungsi tersebut merupakan hubungan langsung dari energi yang ditimbulkan oleh
penyebaran gas.
F. Pemuatan
waktu edar, efisiensi kerja, factor pengisian (fill factor) dan metode pemuatan.
1. Waktu Edar
Waktu edar adalah waktu yang diperlukan oleh alat mekanis untuk untuk
menyelsaikan sekali putaran kerja. Semakin kecil waktu edar alat, maka
2. Metode pemuatan
Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran produksi maka metode
pemuatan juga harus diperhatikan. Dengan alat muat Electric Hidraulic Shovel
dengan metode pemboran dan peledakan. Kemajuan jenjang ada tiga metode
pemuatan yang dilakukan oleh alat muat dan alat angkut, yaitu :
a. Frontal cuts
Yaitu alat muat di depan jenjang dan menggali ke permuka kerja (lurus) lalu
ke samping. Pada pola pemuatan ini alat muat melayani lebih dulu alat angkut
sebelah kiri nya kemudian setelah penuh dilanjutkan pada alat angkut sebelah
kanannya. Swing angel bervariasi antara 10o – 110o namun untuk operasi
b. Drive by cut
Alat muat bergerak memotong dan sejajar muka penggalian. Cara ini lebih
efisien untuk alat muat dan alat angkut, walaupun swing angelnya lebih besar
dari frontal cut, karena alat angkut secara berurutan dimuati oleh alat muat.
c.Pararel cut
Pola pemuatan ini dilakukan posisi alat angkut berada di samping alat muat.
Alatangkut mendekati alat muat dari belakang kemudian mengatur posisi agar
Qt =
Diman :
We = Efesiensi kerja
penulisan tugas akhir ini, maka masalah pokok yang akan dikaji dan dianalisa
fragmentasi material yang sesuai dengan alat muat Electric Hidraulic Shovel pada
berdasarkan data yang ada, baik data yang dikumpulkan dari hasil penyelidikan
A. Tahap persiapan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data geometri lubang tembak, arah
lubang ledak, pola pemboran, dan alat bor yang digunakan untuk membuat
lubang ledak, yang digunakan pada saat ini dan dasar teknis penyusunan
Setelah melalui tahap ini maka akan dilanjutkan dengan analisa terhadap
dicapai serta pemaparan masalah yang akan terjadi dengan kondisi geometri
dan data-data lapangan, terutama data-data primer yang didapat dari perusahaan
berikut :
- Orientasi lapangan
D. Akuisisi data meliputi pengelompokkan data, jumlah data dan pengujian data
E. Pengolahan data
(regresi linier).
F. Kesimpulan
X. JADWAL PENELTIAN
No Kegiatan 2003
Juni Juli Agustus
2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 Studi Literatur X X X X X X X X X X
2 Orientasi Lapangan X X
3 Pengambilan Data X X X X X X
4 Pengolahan Data X X X X
5 Penyusunan Draft X X X X
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I PENDAHULUAN
II TINJAUAN UMUM
2.3 Iklim
2.4 Cadangan
3.2 Pemboran
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
DAFTAR FUSTAKA
2. Konya, C. J, & Edward J. Walter, “Surface Blast Design”, Prentice Hall Inc.,
Untuk Insinyur dan Ilmuan”, terbitan ke-2, Penerbit ITB, bandung, 1986.