Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. Identitas Usaha
Nama Usaha/Kegiatan : UPT. Labkesda Kab. Dharmasraya
Alamat Usaha/Kegiatan : Jln. Lintas Sumatera KM. 2 Sungai Dareh
No telepon : 08126740478
No Faks : (0754) 40081
Email : labkesda_dharmasraya@yahoo.co.id
Nama Penanggung : dr. Titi Suhartati, M.Biomed
Jawab usaha/kegiatan
Jabatan Penanggung jawab : Kepala UPT. Labkesda Kab.
Dharmasraya
Usaha/Kegiatan
Instasi yang membina : Dinas Kesehatan Kabupaten
Dharmasraya
Usaha/Kegiatan

UPT. Labkesda Kab. Dharmasraya memiliki lokasi yang strategis,


mudah dijangkau, tidak bising dan mempunyai lahan yang cukup luas.
Lahan yang dimiliki UPT. Labkesda Kab. Dharmasraya seluas + 638 M2.

B. Perizinan
Labkesda dalam operasionalnya telah memiliki beberapa perizinan
yaitu berdasarkan Peraturan Bupati Dharmasraya Nomor 18 tahun 2010,
dan mulai beroperasi pada tanggal 2 Februari tahun 2010 dikuatkan dengan
Keputusan Bupati Nomor 189.1/310/KPTS-BUP-2010 tentang Operasional
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Dharmasraya.

C. Latar Belakang Masalah


Setiap usaha dan/atau kegiatan yang mempunyai dampak terhadap
lingkungan hidup wajib memiliki dokumen pengelolaan lingkungan hidup.
UPT. Labkesda Kab. Dharmasraya sebagai salah salah satu Laboratorium
Kesehatan di Kabupaten Dharmasraya yang berperan dalam pelayanan
pembangunan kesehatan sebagai penunjang Usaha Kesehatan Masyarakat
(UKM) dan penunjang Usaha Kesehatan Perorangan (UKP) berupa

1
pencegahan dan pemberantasan penyakit, penyediaan dan pengelolaan air
bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman serta kegiatan lainnya.
UPT. Labkesda Kab. Dharmasraya telah berjalan sejak lama hingga
saat ini belum memiliki dokumen pengelolaan lingkungan hidup.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
P.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Yang Telah
Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen
Lingkungan Hidup maka Labkesda mengajukan izin Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah suatu dokumen
yang berisi informasi dan data mengenai suatu usaha dan/atau kegiatan
serta kajian evaluasi dampak dari usaha dan/atau kegiatan telah berjalan
terhadap lingkungan hidup serta memuat langkah-langkah pengelolaan dan
pemantauan untuk mencegah pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
hidup. DPLH merupakan salah satu pertimbangan untuk pengambilan
keputusan dan dasar untuk menerbitkan ijin melakukan usaha dan atau
kegiatan.

D. Maksud dan Tujuan


Maksud penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup
(DPLH) adalah:
1. Sebagai dokumen acuan bagi pemrakarsa dalam melaksanakan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang berkaitan dengan
kegiatan yang dilaksanakan,
2. Sebagai acuan bagi pemerintah daerah dan masyarakat dalam
melakukan pengawasan dan pemantauan pelaksanaan kegiatan.
Adapun tujuan disusunnya Dokumen Pengelolaan Lingkungan
Hidup (DPLH) adalah sebagai berikut :
1. Mengupayakan secara konsekuen tercapainya pelaksanaan
pengelolaan lingkungan di UPT. Labkesda kab. Dharmasraya dan
sekitarnya,
2. Menghindarkan komponen-komponen lingkungan (abiotis, biotis
dan sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat) dari
kerusakan akibat kegiatan UPT. Labkesda Kab. Dharmasraya
sehingga menurunnya daya dukung lingkungan,

2
3. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara berdaya guna
dan berhasil guna,
4. Meningkatkan dampak positif labkesda terhadap lingkungan,
5. Memantau tingkat perubahan dari komponen–komponen lingkungan
yang terkena dampak dapat diketahui, sehingga pencegahan dan
pengendalian dampak dari kegiatan labkesda dapat dilakukan sejak
dini dan dapat diminimalkan,
6. Melakukan pemantauan secara dini kemungkinan terjadinya
perubahan lingkungan yang dapat mengganggu fungsi lingkungan
secara makro.

E. Kegunaan
Kegunaan dari Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) ini
adalah :
1. Memberikan informasi tentang kegiatan yang potensial
menimbulkan dampak dan komponen lingkungan yang
diprediksikan terkena dampak,
2. Merupakan upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan,
pemeliharaan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan
lingkungan hidup, mengingat kegiatan labkesda dapat mengganggu
atau merusak lingkungan di sekitarnya,
3. Hasil pengelolaan dan pemantauan lingkungan sangat diperlukan
oleh berbagai pihak, termasuk labkesda, masyarakat dan
dinas/instansi terkait, karena hasil pemantauan tersebut merupakan
indikator yang sangat penting bagi pengelolaan kualitas lingkungan
di sekitar labkesda,
4. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat yang berkaitan dengan
keikutsertaannya dalam pengelolaan lingkungan.

F. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan
Pengelolaaan Lingkungan Hidup
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012, tentang Izin
Lingkungan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2014, tentang Pengendalian
Pencemaran Udara

3
5. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014, tentang Kesehatan
Lingkungan
6. Peraturan Menteri kesehatan Nomor 416/MEN.KES/PER/IX/1990,
tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41/PRT/M/2008,
tentang Persyaratan Teknis Proteksi Kebakaran Bangunan Gedung
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010
tentang Persyaratan Kualias Air Minum
9. Perarturan Mentri Kesehatan Nomor 411 Tahun 2010 tentang
Laboratorium Klinik
10. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 tahun 2012,
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup
11. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun
2014, tentang Baku Mutu Air Limbah
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
13. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 56 Tahun
2015, tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dab Beracun dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
14. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
P.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016,tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha Dan/Atau
Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha Dan/Atau Kegiatan
Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364 Tahun 2003, tentang
Laboratorium Kesehatan
16. Peraturan Daerah Kabupaten Dharmasraya Nomor 10 Tahun 2012,
tentang Tata Ruang Wilayah RTRW Kabupaten Dharmasraya
17. Peraturan Daerah Kabupaten Dharmasraya Nomor 02 Tahun 2017,
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
18. Peraturan Bupati Dharmasraya Nomor 21 Tahun 2013 tentang Izin
Mendirikan Bangunan
19. Peraturan Bupati Dharmasraya Nomor 38 Tahun 2017 tentang Tata
Kelola Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup serta Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan dan Pementauan Lingkungan Hidup

4
G. Kegiatan Usaha
Laboratorium Kesehatan Kabupaten Dharmasraya merupakan
laboratorium yang berperan dalam pelayanan pembangunan kesehatan
sebagai penunjang Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) dan penunjang
Usaha Kesehatan Perorangan (UKP) berupa pencegahan dan
pemberantasan penyakit, penyediaan dan pengelolaan air bersih dan
penyehatan lingkungan pemukiman serta kegiatan lain yang ada di
Kabupaten Dharmasraya.

5
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN

A. Latar Belakang
UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya merupakan laboratorium yang
berperan dalam pelayanan pembangunan kesehatan sebagai penunjang
Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) dan penunjang Usaha Kesehatan
Perorangan (UKP) berupa pencegahan dan pemberantasan penyakit,
penyediaan dan pengelolaan air bersih dan penyehatan lingkungan
pemukiman serta kegiatan lain yang ada dikabupaten Dharmasraya.
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Dharmasraya didirikan
berdasarkan Peraturan Bupati Dharmasraya Nomor 18 tahun 2010, dan
mulai beroperasi pada tanggal 2 Februari tahun 2010 dikuatkan dengan
Keputusan Bupati Nomor 189.1/310/KPTS-BUP-2010 tentang Operasional
Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Dharmasraya. Labkesda
Kabupaten Dharmasraya adalah sebagai unsur pelaksana tugas Bupati di
bidang pelayanan kesehatan. UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya
dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Kepala Dinas Kesehatan.
UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya tugas menyelenggarakan
urusan pemerintahan daerah dan tugas pembantuan di bidang pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut
UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya mempunyai Visi “ Sebagai Pusat
Pelayanan laboratorium yang Terbaik menuju Dharmasraya Sehat”
dengan misi sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan Laboratorium yang profesional dan terjangkau
semua lapisan masyarakat,
2. Menerapkan sistem mutu Laboratorium,
3. Berperan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dan sumber daya
manusia di bidang kesehatan,
4. Mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

B. Lingkup Kegiatan

Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Nomor 47.1 Tahun


2016 tentang Struktur Organisasi UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya
dimana laboratorium dikepalai oleh seorang eselon 4A dengan Kepala
Tata Usaha Eselon 4B. Tata usaha laboratorim membawahi keuangan,
kepegawaian, perlengkapan, umum dan tim mutu.

6
Dalam melakukan pelayanan laboratorium klinik di laboratorium
dilayani oleh dokter konselor dan bagian-bagian pemeriksaan laboratorium
seperti plebotomi, parasitologi, kimia klinik, urinologi, hematologi dan
serologi. Sedangkan laboratorium kesehatan masyarakat dilengkapi dengan
pemeriksaan kimia dan fisika air, mikrobiologi air serta pemeriksaan
makanan dan minuman. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi
laboratorium seperti pada bagan berikut:

Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,


UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya saat ini memiliki karyawan
sejumlah 12 orang yang terdiri dari 8 orang teknis, 4 Orang Non Teknis.
Untuk tenaga kerja PNS dikelompokkan seperti terlihat dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1 Pengelompokkan Jenis Tenaga Kerja PNS UPT. Labkesda
Kabupaten Dharmasraya

N Status Kepegawaian
Tenaga
O PNS Honor Daerah Suka Rela
1 S 2 Master Biomedik 1 0 0
2. S1 Keperawatan 0 1 0
2 D III Analis 2 1 3
5 D IV Analis Kesehatan 0 1 0
6 D III Kesehatan Lingkungan 1 0 0
5 SLTA Sederajat 0 2 0
Total 4 5 3

Sejak tahun 2018 Dinas Kesehatan telah memberikan honor untuk


dua orang analis Labkesda sebagai analis yang piket sore (jam 14.00-20.00
WIB) sehingga tinggal tiga analis lagi yang belum dapat honor daerah.

2. Mulai Beroperasi

7
UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya sudah beroperasi sejak tanggal
2 Februari 2010 dan sejak Januari 2018 pelayanan berlangsung selama 12
jam yaitu dari jam 08.00 WIB sampai 20.00 WIB.

3. Jenis dan Kapasitas Pelayanan


Jenis-jenis pelayanan dan waktu pelayanan di UPT. Labkesda
Kabupaten Dharmasraya di bagi sebagaimana terlihat dalam tabel 2.2

Tabel 2.2 Jenis dan Biaya Pelayanan di UPT. Labkesda Kabupaten


Dharmasraya Tahun 2018

NO Pelayanan Pemeriksaan Methoda Tarif


I Laboratorium Kesehatan Masyarakat
1. Bakteriologi Air
E Coli Tabung Ganda Rp. 23.000
Total Coliform Tabung Ganda Rp. 45.000
2. Fisika Air
Bau Organoleptik Rp. 15.000
Kekeruhan Turbidimetri Rp. 15.000
Rasa Organoleptik Rp. 15.000
Suhu Grafimetri Rp. 15.000
Warna Visual Rp. 15.000
3. Kimia Air
Aluminium Photometri Rp. 25.000
Clorida Photometri Rp. 25.000
Tembaga Photometri Rp. 25.000
Florida Photometri Rp. 25.000
Nitrat Photometri Rp. 25.000
Nitrit Photometri Rp. 25.000
Besi Photometri Rp. 25.000
Mangan Photometri Rp. 25.000
pH Photometri Rp. 25.000
Sulfat Photometri Rp. 25.000

4. Pemeriksaan zat tambahan makanan berbahaya


Formalin Test kit Rp. 90.000
Borax Test kit Rp. 90.000
Pewarna Methyl Yellow Test kit Rp. 90.000
Pewarna Rhodamin B Test kit Rp. 90.000
Pewarna Test kit Rp. 90.000
Sikramat Test kit Rp. 90.000
Sakarin Test kit Rp. 90.000

NO Pelayanan Pemeriksaan Methoda Tarif


II Laboratorium Klinik
1. Hematologi
Hemoglobin Elektronik Imdependence Rp. 5.000
Leukosit Elektronik Imdependence Rp. 5.000
Eritrosit Elektronik Imdependence Rp. 5.000
Trombosit Elektronik Imdependence Rp. 5.000

8
LED Westergreen Rp. 5.000
Hematokrit Elektronik Imdependence Rp. 5.000
Hitung Jenis Elektronik Imdependence Rp. 5.000
MCV Elektronik Imdependence Rp. 5.000
MCH Elektronik Imdependence Rp. 5.000
MCHC Elektronik Imdependence Rp. 5.000
Differensial Count Mikroskopis /manual Rp. 5.000
Golongan Darah Aglutinasi Rp. 5.000
2. Kimia Klinik
Gula darah nucter Photometrik colorimetrik/ Rp. 10.000
biuret
Gula darah 2 jam PP Photometrik Rp. 10.000
colorimetrik/biuret
Gula dara Random Photometrik Rp. 10.000
colorimetrik/biuret
Total Cholesterol Photometrik Rp. 15.000
colorimetrik/biuret
LDL Cholesterol Photometrik Rp. 15.000
colorimetrik/biuret
HDL Cholesterol Photometrik Rp. 15.000
colorimetrik/biuret
Trygliserida Photometrik Rp. 20.000
colorimetrik/biuret
Uric acid Photometrik Rp. 15.000
colorimetrik/biuret
Ureum Photometrik Rp. 10.000
colorimetrik/biuret
Creatinin Photometrik Rp. 13.000
colorimetrik/biuret
Phospate Alkali Photometrik Rp. 15.000
colorimetrik/biuret
Calsium Photometrik Rp. 17.000
colorimetrik/biuret
Billirubin Total : Direk dan Photometrik Rp. 12.500
indirek colorimetrik/biuret
Total protein Photometrik Rp. 15.000
colorimetrik/biuret
Albumin Photometrik Rp. 15.000
colorimetrik/biuret
SGOT Photometrik Rp. 13.000
colorimetrik/biuret
SGPT Photometrik Rp. 13.000
colorimetrik/biuret
Serologi/Imunologi
Widal Aglutinasi Rp. 20.000
Tes Keamilan Rapid test Rp. 12.000
Golongan Darah Aglutinasi Rp. 7. 000
HbsAg dan Anti HbsAg Rapid test Rp. 36.000
RF Rapid test Rp. 25.000
CRP Rapid test Rp. 25.000
IgG dan IgM Dengue Rapid test Rp. 48.000
HIV Rapid test Rp. 55.000
3. Urinalisa
Makroskopis : Semi automated strip Rp. 5.000
Warna,Kekeruhan, BJ,Ph reader
Mikroskopis : Protein, Mikroskopis Rp. 5.000

9
Reduksi, Bilirubin, Sedimen
(Epitel, Leukosit,
Eritrosit,Sylinder, CaOxalat)
Uribilinogen Semi automated strip Rp. 5.000
reader
Keton Semi automated strip Rp. 5.000
reader
Nitrogen Semi automated strip Rp. 5.000
reader
4. Parasitologi
Feses : Makroskopis Visual dan mikroskopis Rp. 10.000
(Warna,Konsistensi,Lendir,
dara), Mikroskopis : Telur
cacing, amoeba, eritrosit,
leukosit, dan benda inkubasi
Malaria Aglutinasi Rp. 10.000
Filariasis Rp. 10.000
5 Mikrobiologi
BTA Pewarnaan Rp. 10.000
6. Nafza/ Narkoba
Methamethamine Rapid test Rp. 40.000
Morpine Rapid test Rp. 40.000
THC Mariuzuana Rapid test Rp. 40.000
Cocaen Rapid test Rp. 40.000

4. Sarana Penunjang
Sarana penunjang yang tersedia di UPT. Labkesda Kabupaten
Dharmasraya untuk mendukung pelayanan antara lain :
1) Mobil Dinas : 1 unit
2) Ruangan Plebotomi
Berfungsi sebagai tempat pengambilan sampel darah, yang
bertanggung jawab diruangan ini adalah tenaga analis kesehatan
yang sudah mempunyai sertifikat pelatihan plebotomi. Dengan
resiko terhadap pekerja adanya penularan penyakit Melalui jarum
suntik. Sedangkan infeksi external tidak ada.
3) Ruangan Urinalisa Dan Bakteriologi
Berfungsi sebagai tempat pemeriksaan urine lengkap, malaria,
filaria dan BTA (sputum dan lepra) yang bertanggung jawab
diruangan ini adalah tenaga analis kesehatan. Dengan resiko
penularan penyakit melalui urin, feses, sputum, sedangkan infeksi
external bisa minimal karena limbah diolah langsung oleh IPAL.
4) Ruangan Hematologi
Berfungsi sebagai tempat pemeriksaan darah lengkap (hematologi)
yang bertanggung jawab dirungan ini adalah tenaga analis
kesehatan.dengan resiko penularan penyakit melalui darah.dan

10
infeksi external tidak ada karena limbah langsung di olah oleh
IPAL.
5) Ruangan Kimia Klinik
Berfungsi sebagai tempat pemeriksaan kimia darah dan serologi
dengan resiko penularan penyakit melalui darah serta resiko
external tidak ada karena limbah di olah oleh IPAL.
6) Ruangan sterilisasi
Ruangan ini digunakan untuk sterilisasi peralatan untuk tindakan
pemeriksaan klinik non klinik
7) Ruangan mikrobiologi, kimia, fisika
Ruangan ini digunakan untuk pemeriksaan Laboratorium non
klinik di UPT Labkesda. Dengan resiko penularan melalui air
yang terkontaminasi E Coli, formalin, borak, rhodamin,Metanil
yellow. Resiko externaltidak ada karena limbah langsung diolah
IPAL
8) Ruangan timbangan
Ruangan ini digunakan untuk penimbangan reagen untuk
pembuatan reagensia. dengan resiko penularan oleh bahan kimia,
oleh karena itu ketika kontak bahan kimia pemakaian APD
dimaksimalkan
9) Gudang Reagen
Tempat reagen klinik dan non klinik. Resiko terhadap pekerja
kontaminasi bahan kimia dan resiko external tidak ada
10) Ruangan Pimpinan
Ruangan ini digunakan untuk pelaksana kegiatan harian pimpinan
Laboratorium
11) Kantor Administrasi sebagai ruangan tempat pelaksana
ketatausahaan di Labkesda
12) Ruangan Staff
Ruangan tempat berkumpulnya staff
13) Sumber listrik Labkesda dari PLN dengan kapasitas daya : 30.000
Watt
14) Genset yang disediakan untuk mengantisipasi apabila ada
pemadaman listrik dari PLN ada 1 unit dimana kapasitas dayanya
sebesar 12.000 Watt
15) Sumber air bersih di Labkesda berasal dari : Sumur Bor
kedalaman 12 meter dengan titik koordinat -0.967188 latitude dan

11
101.516 Longitude. Untuk kebutuhan air bersih di Labkesda rata-
rata per hari: 750 liter.
16) Sarana Sanitasi meliputi : tempat sampah di ruangan dan selasar
sebanyak 6 buah.
17) Volume sampah domestik/ umum yang dihasilkan dan diangkut
rata-rata per hari sebanyak 1,1 Kg per hari, sedangkan untuk
sampah medis yang dihasilkan dan diangkut oleh pihak ke tiga
rata-rata ± 25 kg per tahun
18) Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) : 1 unit
19) UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya belum memiliki IPAL
(Instalasi Pengolahan Air Limbah) tetapi bekerjasama dengan
Puskesmas Sungai Dareh untuk pengelolaaan limbah cairnya.
IPAL berfungsi untuk mengolah limbah cair Labkesda yang
dihasilkan untuk menjamin keamanan apabila dibuang ke sungai
atau lingkungan sekitar Labkesda. IPAL ini menggunakan sistem
aerob dan bio Filter dalam pengolahannya, dengan kapasitas bak
pengolah total sebesar 10 M³/hari. Sementara limbah cair yang
dihasilkan setiap hari rata-rata 600 Liter dengan perhitungan :
80% x 600 Liter (kebutuhan air bersih ) = 600 Liter

5. Jenis dan Kapasitas Pelayanan

Luas lahan Labkeda Kabupaten Dharmasraya keseluruhan


adalah ± 638 M². Alokasi ruang yang dimanfaatkan untuk banguan
Labkesda dan fasilitas penunjang lainnya disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 2.3 Pemanfaatan Ruang pada Labkesda kondisi saat ini
NO. PENGGUNAAN LAHAN LUAS (M2) KET
1. Bangunan Kantor 442 M²
2. Ruangan Plebotomi 12 M²
3. Ruangan Urinalisa Dan 12 M²
Bakteriologi
4. Ruangan Hematologi 12 M²
5 Ruangan kimia klinik 12 M²
6 Ruangan sterilisasi 12 M²
7 Ruangan mikrobiologi, kimia, 12 M²
fisika

12
8 Ruangan timbangan 12 M²
9 Gudang reagen 12 M²
10 Ruangan Pimpinan 12 M²
11 Ruangan Tata Usaha 12 M²
12 Ruangan Staff 12 M²
13 Ruang Terbuka/Parkir/WC 64 M²
JUMLAH 638 M²
Keterangan : Data DPLH UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya Tahun 2018

6. Prosedur Pelayanan
A. Alur pengelolaan sample klinik

1. PASIEN

 Mendaftarkan diri dan mengisi formulir registrasi pasien
serta menyerahkan lembar permintaan pemeriksaan

2. PETUGAS LABORATORIUM

 Menerima lembar permintaan pasien


 Memindahkan data sample dari formulir permintaan ke
buku register pasien
 Menerima pembayaran atas biaya pemeriksaan sample
 Mengarahkan pasien ketempat pengambilan sample

3. PETUGAS PENGAMBIL SAMPLE DARAH



 Mengambil sample berdasarkan permintaan (darah, urin,
feses atau BTA)
 Memberi label pada sample (no, nama, dan tanggal)

4. PRANATA LABORATORIUM

 Memindahkan data dari buku kerja ke buku pemeriksaan


 Melakukan verifikasi terhadap hasil pemeriksaan
 Membuat kesimpulan terhadap hasil pemeriksaan sample

5. PRANATA LABORATORIUM PELAKSANA

 Memeriksa sample berdasarkan permintaan


 Menyiapkan sample apabila diperlukan tindakan rujukan
ke BLK Padang (untuk pemeriksaan TSH, FT4, T3, T4)

6. PRANATA LABORATORIUM PELAKSANA LANJUTAN

13
 Melakukan verifikasi ketika laporan hasil pemeriksaan
sample
 Memberi paraf

7. KEPALA UPT LABORATORIUM

 Mengesahkan laporan hasil pemeriksaan sample

8. PETUGAS LABORATORIUM

 Mengarsipkan laporan hasil pemeriksaan


 Menyerahkan laporan hasil pemeriksaan

9. PENGIRIMAN SAMPLE

 Menerima laporan hasil pemeriksaan dengan membawa


bukti pembayaran pemeriksaan sample, terhitung 7 hari
kerja setelah sample diterima di Laboratorium

B. Alur pengelolaan sample kesmas

1. PENGIRIMAN SAMPLE

 Mendaftarkan sample dan mengisi formulir registrasi
penerimaan sample

2. PETUGAS LABORATORIUM

 Menerima sample
 Memeriksa dan mengecek kondisi sample
 Menerima pembayaran atas biaya pemeriksaan sample
 Mengantar sample ke ruangan pemeriksaan bakteriologis
atau ruang kimia fisika
 Memindahkan data sample dari formulir register ke buku
register sample

3. PRANATA
 LABORATORIUM KESEHATAN

 mencatat identitas sample ke buku pemeriksaan dan


memberi nomor sample
 Melakukan pemeriksaan sample secara bakteriologis ,
kimia dan fisika
 Mengisi buku kerja
4.PRANATA LABORATORIUM PELAKSANA LANJUTAN

 Memindahkan data dari buku kerja ke buku pemeriksaan

14
 Melakukan verifikasi terhadap hasil pemeriksaan
 Membuat kesimpulan terhadap hasil pemeriksaan sample

5.PRANATA LABORATORIUM PELAKSANA

Membuat laporan hasil pemeriksaan sample

6.PRANATA LABORATORIUM PELAKSANA LANJUTAN

 Melakukan verifikasi ketika laporan hasil pemeriksaan


sample
 Memberi paraf
7.KEPALA UPT LABORATORIUM

 Mengesahkan laporan hasil pemeriksaan sample


8.PETUGAS LABORATORIUM

 Mengarsipkan laporan hasil pemeriksaan


 Menyerahkan laporan hasil pemeriksaan

9.PENGAMBILAN HASIL PEMERIKSAAN SAMPLE

 Menerima laporan hasil pemeriksaan dengan membawa


bukti pembayaran pemeriksaan sample, terhitung 7 hari
kerja setelah sample diterima di laboratorium.

7. Standar Operasional Prosedur


1. Prosedur Tetap Pengelolaan Limbah Padat Labkesda
1). Setiap ruangan penghasil sampah medis disediakan satu tempat
sampah khusus sampah medis, tempat sampah medis tersebut
berwarna kuning dan bertuliskan ”KHUSUS SAMPAH MEDIS”
dan dilapisi kantong plastik
2). Sampah medis yang dihasilkan oleh ruangan dimasukan oleh
petugas ke dalam bak sampah medis yang telah disediakan
3). Petugas kebersihan/cleaning service di Labkesda membawa
plastik sampah medis padat dari ruangan ke tempat
penampungan/gudang limbah medis sementara yang berada
diluar ruangan.

15
4). Setelah kantong sampah medis dibawa, petugas kebersihan
mengganti kantong plastik sampah medis dengan yang baru
5). Pihak ketiga pengelola limbah medis padat mengambil sampah
medis padat sesuai dengan jabwal yang ditetapkan
b. Prosedur Tetap Penanganan Limbah Medis Benda Tajam
1). Setiap ruangan penghasil limbah medis benda tajam disediakan
safety box.
2). Limbah medis benda tajam dimasukkan ke dalam safety box
kapasitas 1,5 kg yang telah disediakan
3). Safety box yang berisi limbah benda tajam tersebut bila penuh
akan dibawa oleh petugas kebersihan ke tempat penampungan
limbah medis yang kemudian akan diambil oleh pihak ketiga
yang sesuai jabwal ditetapkan.
c. Prosedur Tetap Pengolahan Air Bersih
1). Air bersih diambil dari dalam tanah dengan menggunakan pompa
air, kemudian disalurkan ke dalam reservoar (bak penampung);
2). Air bersih yang berada di reservoar (bak penampung) kemudian
didistribusikan ke unit-unit melalui jaringan air bersih yang
sudah ada;
3). Petugas Labkesda secara rutin melakukan pengecekan jaringan
air bersih dari sumber air sampai ke titik terjauh dan melakukan
perbaikan jika terjadi kerusakan;
4). Petugas Labkesda melakukan pemeriksaan kimia, fisika dan
bakteriologi air bersih di Labkesda satu kali enam bulan.
6). Petugas Labkesda secara berkala melakukan pemeriksaan air
bersih pada titik-titik yang telah ditentukan dan di kirimkan ke
laboratorium rujukan diprovinsi untuk diperiksa kandungan
fisika, kimia dan bakteriologi sekali enam bulan.
d. Prosedur Tetap Pengolahan Limbah Cair
1). Limbah yang berasal dari setiap ruangan pemeriksaan di
salurkan ke septic tank yang sudah tersedia.
2). Dari septic tank kemudian disalurkan ke Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang ada di UPT Puskesmas
Sungai Dareh;
3). Setiap hari IPAL dioperasionalkan untuk melakukan
pengolahan limbah cair Labkesda;

16
4). Petugas Labkesda secara rutin melakukan pemeriksaan
indikator alat pengolahan limbah yang ditandai dengan air
tidak hitam, ikan masih hidup dikolam penampungan.
5). Petugas Labkesda sekali enam bulan mengambil sampel
limbah cair di bak terakhir (outlet IPAL) untuk dikirim dan
diperiksa ke laboratorium yang telah ditunjuk
6). Setiap enam bulan sekali UPT. Labkesda Kabupaten
Dharmasraya melaporkan hasil pemeriksaan sampel
airlimbah cair ke Dinkes dan Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Dharmasraya.

8. Izin PPLH yang harus di miliki


a. Izin TPS Limbah B3
Limbah medis sangat penting untuk dikelola secara benar, hal ini
mengingat limbah medis termasuk kedalam kategori limbah
berbahaya dan beracun. Sebagian limbah medis termasuk kedalam
kategori limbah berbahaya dan sebagian lagi termasuk kategori
infeksius. Limbah medis berbahaya yang berupa limbah kimiawi,
limbah farmasi, logam berat, limbah genotoxic dan wadah bertekanan
masih banyak yang belum dikelola dengan baik. Sedangkan limbah
infeksius merupakan limbah yang bisa menjadi sumber penyebaran
penyakit baik kepada petugas, dan masyarakat di sekitar lingkungan
Labkesda. Limbah infeksius biasanya berupa, jarum suntik, darah,
perban, biakan kultur, bahan atau perlengkapan yang bersentuhan
dengan penyakit menular atau media lainnya yang diperkirakan
tercemari oleh penyakit pasien. Pengelolaan lingkungan yang tidak
tepat akan beresiko terhadap penularan penyakit. Beberapa resiko
kesehatan yang mungkin ditimbulkan akibat keberadaan Labkesda
antara lain: penyakit menular (Hepatitis, Diare, Campak, AIDS,
Influenza), penyakit degeneratif ( DM, ) dan resiko bahaya kimia
lainnya.
Oleh karena itu sebelum sampah dibakar tentunya harus ada Tempat
Penyimpanan Sementara Limbah B3 supaya tidak terjadinya
penularan penyakit harus dikunci sebelum diambil oleh pihak ke tiga.
b. Izin Pembuangan air limbah
Perizinan pembuangan air limbah merupakan upaya pembatasan
beban limbah cair yang dibuang ke perairan umum/sumber air.

17
Tujuannya adalah agar air yang ada pada sumber air tidak tercemar
dan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk memenuhi
berbagai kebutuhan sesuai dengan peruntukannya, dengan adanya izin
pembuangan limbah ini maka limbah yang dibuang kebadan air harus
memenuhi baku mutu yang ada.

BAB III
IDENTIFIKASI DAMPAK LINGKUNGAN YANG TERJADI

A. Dampak Terhadap Komponen Abiotis


1. Peningkatan Limbah (Medis dan Domestik)
a. Jenis dampak :
Meningkatnya limbah medis dan domestik di lingkungan
Labkesda.
b. Sumber dampak :
Penyelenggaraan kegiatan laboratorium klinik dan non klinik
c. Sifat & tolok ukur :

18
Sifat dampak bersifat sementara. Tolok ukurnya adalah Permen
LH Nomor 56 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan
Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
d. Analisa terhadap hasil pemantau:
Dampak dari peningkatan limbah medis dan domestik padat dapat
dilihat visual di tempat penampungan sementara kedua limbah
tersebut. Dampak dari limbah medis dan domestik cair yang langsung
masuk ke septik tank yang di olah oleh alat IPAL dan dilakukan
pemeriksaan air olahannya setiap bulan.

2. Penurunan Kualitas Air Tanah


a. Jenis dampak :
Menurunnya kualitas air tanah yang ada di lingkungan
Labkesda.
c. Sumber dampak :

Perembesan air limbah dari septik tank Labkesda


d. Sifat & tolok ukur :
Sifat dampak bersifat sementara. Tolok ukurnya adalah Nilai Ambang
Batas sesuai dengan Permenkes Nomor. 32 Tahun 2017

d. Analisa terhadap hasil pemantauan :

Berdasarkan hasil pemantauan secara visual terhadap kualitas air tanah


tidak terjadi perubahan warna dan bau. Untuk itu harus dilakukan uji
laboratorium terhadap kualitas air sumur yang digunakan Labkesda dan sumur
tetangga di sekitar Labkesda dengan memperhitungkan kontur tanah baik secara
fisika, kimia dan mikrobiologis sudah sesuai NAB yang ditetapkan.
3. Peningkatan Air Larian dari Air Hujan
a. Jenis dampak :
Adanya peningkatan kuantitas air hujan di lingkungan Labkesda.
b. Sumber dampak :
Adanya perubahan tata guna lahan menjadi bangunan Labkesda.
c. Sifat & tolok ukur :
Sifat dampak bersifat sementara. Tolok ukurnya adalah
peningkatan kuantitas air hujan di musim hujan yang masuk
dalam drainase air hujan yang ada dan menggenangi permukaan
tanah di lingkungan Labkesda.

19
d. Analisa terhadap hasil pemantauan :
Drainase air hujan yang ada di lingkungan Labkesda kurang
terpelihara dengan baik sehingga mengakibatkan terjadinya
genangan air hujan diperkarangan Labkesda.
B. Dampak terhadap komponen Biotis
4. Peningkatan Populasi Serangga dan Tikus
a. Jenis dampak :
Berkembangnya serangga dan tikus yang dimungkinkan
menjadi vector penyakit misalnya : nyamuk, lalat, kecoa, dan
tikus.
b. Sumber dampak :
1) Adanya buangan limbah padat (medis dan domestik) dan cair
hasil kegiatan operasional UPT. Labkesda Kabupaten
Dharmasraya yang tidak dikelola dengan baik.
2) Penataan dan penempatan barang-barang yang tidak rapi
sehingga menjadi tempat perkembangbiakan serangga dan
tikus

c. Sifat dan tolok ukurnya :


Sifat dampak sementara. Tolok ukurnya adalah sesuai dengan
Kepmenkes RI Nomor 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Labkesda dimana untuk kepadatan lalat
di sekitar tempat limbah melebihi 2 (dua) ekor lalat per block
grill.
d. Analisa terhadap hasil pemantauan :
Berdasarkan pemantauan di lapangan masih ditemukan populasi
serangga yang cukup mengganggu estetika, dan adanya jejak
tikus yang terlihat di beberapa lokasi.

C. Dampak terhadap Komponen Sosial, Ekonomi, Budaya &


Kesehatan Masyarakat
5. Peningkatan Terjadinya Infeksi Nosokomial
a. Jenis dampak :
Terjadinya penularan penyakit akibat infeksi nosokomial
b. Sumber dampak :
Adanya kondisi lingkungan yang memungkinkan terjadinya
kontak antara pasien yang menderita penyakit menular dengan
petugas, pengunjung dan masyakat di sekitar Labkesda.

20
c. Sifat dan tolok ukur :
Sifat dampak sementara bisa permanen. Tolok ukurnya adalah
terjadinya kasus infeksi nosokomial yang pada pasien, petugas,
pengunjung dan masyarakat di sekitar Labkesda.
d. Analisa terhadap hasil pemantauan :
Dampak terjadinya infeksi nosokomial di Labkesda selama ini
belum tercatat dengan baik, sehingga belum ada data yang akurat
tentang terjadinya kasus infeksi nosokomial di Labkesda.
6. Kemacetan dan Kecelakaan Lalu Lintas
a. Jenis dampak :
Terjadinya kepadatan dan kemacetan lalu lintas, bahkan hal ini
memungkinkan terjadinya kecelakaan lalu lintas di depan UPT.
Labkesda Kabupaten Dharmasraya.
b. Sumber dampak :
Adanya sirkulasi kendaraan bermotor yang berlebihan dari
petugas dan pengunjung Labkesda yang keluar masuk di
komplek Labkesda terutama saat jam berkunjung pasien pada
saat pemeriksaan jamaah haji.
c. Sifat dan tolok ukur :
Sifat dampak sementara. Tolok ukurnya : kasus terjadinya
kemacetan dan kecelakaan lalu lintas di sekitar Labkesda.
d. Analisa terhadap hasil pemantauan :
Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan selama ini,
pernah terjadi kemacetan di lingkungan Labkesda karena
ketidakteraturan kendaraan parkir pada saat jam pelayanan
pemeriksaan jamaah haji di Labkesda. Hal ini dimungkinkan
karena lahan parkir Labkesda yang sempit dan sebagian pasien
parkir di lapangan parkir puskesmas sehingga mengganggu arus
keluar masuk kendaran pasien yang berobat ke puskesmas.

7. Penurunan Kualitas Pelayanan Labkesda


a. Jenis dampak :
Menurunnya kualitas pelayanan Labkesda terhadap masyarakat /
konsumen.
b. Sumber dampak :

21
Pelayanan terhadap pasien yang tidak maksimal dikarenakan
banyaknya pasien yang datang dalam waktu yang bersamaan
(saat pemeriksaan jamaah haji)

c. Sifat dan tolok ukur :


Sifat dampak sementara. Tolok ukurnya adalah adanya
komplain, saran/kritikan dari konsumen mengenai pelayanan di
Labkesda.
d. Analisa hasil pemantauan :
Berdasarkan hasil kotak saran dari pelanggan/konsumen
Labkesda.

22
BAB IV
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

A. Upaya Pengelolaan Lingkungan


1. Peningkatan Limbah (Medis dan Domestik)
a. Jenis dampak :
Meningkatnya limbah medis dan domestik di lingkungan
Labkesda.
b. Sumber dampak :
Penyelenggaraan
c. Sifat & tolok ukur :
Sifat dampak bersifat sementara. Tolok ukurnya adalah Permen LH
Nomor 56 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
d. Tujuan pengelolaan dampak:
Meminimalkan limbah padat (medis dan domestik) dan limbah cair
yang dihasilkan oleh kegiatan laboratorium klinik dan non klinik.
e. Upaya pengelolaan dampak:
1) Dampak dari peningkatan limbah medis padat dengan
menyediakan kulkas penampungan limbah medis padat dan
menyusunnya dengan rapi sebelum di ambil oleh pihak ke
tiga. Melakukan pemberantasan vektor baik di dalam safety
box, ruangan dan kulkas tempat penyimpanan sementara.
2) Dampak dari limbah medis dan domestik cair yang langsung
masuk ke septik tank yang di olah oleh alat IPAL dan
dilakukan pemeriksaan air olahannya setiap bulan.
3) Dampak dari peningkatan limbah domestik padat dapat
dilihat visual di tempat penampungan sementara baik organik
maupun anorganik. Untuk limbah organik dilakukan
pengolahan yang efektif dan efisien dengan metoda 3R
( reuse, reduce dan recycle). Reuse dengan menggunakan
kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi
yang sama/lain, seperti botol tempat sampel air bersih bisa
digunakan kembali setelah disterilkan. Reduce adalah
mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah
seperti menggunakan cairan kebersihan atau yang lainnya
dalam bentuk refil daripada yang botolan. Recycle adalah

23
mendaur ulang kembali sampah yang ada seperti sampah
dedaunan yang ada di kubur/diolah dengan cara yang lain
sehingga jadi kompos. Untuk limbah anorganik dikumpulkan,
disusun dengan rapi dan dilakukan pemantauan serta
pemberantasan vektor sebelum diambil pihak ke tiga.
2. Penurunan Kualitas Air Tanah

a. Jenis dampak :
Menurunnya kualitas air tanah yang ada di lingkungan Labkesda.
b. Sumber dampak :
Perembesan air limbah dari septik tank Labkesda
c. Sifat & tolok ukur :
Sifat dampak bersifat sementara. Tolok ukurnya adalah nilai ambang
batas sesuai dengan Permenkes RI Nomor 32 tahun 2017
d. Tujuan pengelolaan dampak :
Meminimalkan limbah cair yang mencemari kualitas air tanah di
lingkungan Labkesda.
e. Upaya pengelolaan dampak :
1) Membuat septik tank yang kedap dan memastikan tidak terjadi
kebocoran/perembesan septik tank limbah cair Labkesda,
2) Melakukan pemeriksaan sumber air bersih di sekitar lokasi
Labkesda secara berkala sekali enam bulan pada laboratorium
rujukan,
3) Melakukan pemeriksaan indikator IPAL setiap hari oleh petugas
yaitu warna air olahan akhir tidak hitam, ikan masih hidup dan
kolom penampungan ditumbuhi lumut.

f. Lokasi dan waktu pengelolaan :


Lokasi : Sumber air bersih yang berada di perkarangan Labkesda.
Waktu pengelolaan : Untuk sumber air bersih di periksa sekali enam
bulan sedangkan untuk pemeriksaan indikator IPAL dilakukan
setiap hari.
g. Pelaksana : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya
Pengawas : Dinkes dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Dharmasraya
3. Peningkatan Kuantitas Air Hujan
a. Jenis dampak :

24
Adanya peningkatan kuantitas air hujan yang ada di lingkungan
Labkesda.
b. Sumber dampak :
Adanya perubahan tata guna lahan menjadi bangunan Labkesda.
c. Sifat & tolok ukur :
Sifat dampak bersifat sementara. Tolok ukurnya adalah peningkatan
kuantitas air hujan di musim hujan yang masuk dalam drainase air
hujan yang ada dan menggenangi permukaan tanah di lingkungan
Labkesda.
d. Tujuan pengelolaan dampak :
Meminimalkan kuantitas air hujan yang tidak dapat tertampung
dalam saluran air hujan dan memaksimalkan air hujan agar terserap
ke dalam tanah.
e. Upaya pengelolaan dampak :
1) Pembuatan dan pemeliharaan drainase air hujan yang ada
sehingga mampu menampung luapan air hujan yang ada di
lingkungan Labkesda
2) Pembuatan lahan hijau dan penanaman pohon perindang di
lingkungan Labkesda sehingga dapat membantu penyerapan air
hujan ke dalam tanah.
3) Pembuatan sumur resapan air hujan dan biopori di tempat-
tempat tertentu untuk meresapkan air hujan ke dalam tanah.
f. Lokasi dan waktu pengelolaan :
Lokasi : Kompleks UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya
Waktu pengelolaan : Selama operasional UPT. Labkesda Kabupaten
Dharmasraya.
g. Pelaksana : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya
Pengawas : Dinkes dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Dharmasraya.

5. Peningkatan Populasi Serangga dan Tikus


a. Jenis dampak :
Berkembangnya serangga dan tikus yang dimungkinkan menjadi
vector penyakit, misalnya : nyamuk, lalat, kecoa dan tikus.
f. Sumber dampak :

25
3) Adanya buangan limbah padat (medis dan domestik) dan cair
hasil kegiatan operasional UPT. Labkesda Kabupaten
Dharmasraya yang tidak dikelola dengan baik.
4) Penataan dan penempatan barang-barang yang tidak rapi
sehingga menjadi tempat perkembangbiakan serangga dan
tikus

g. Sifat dan tolok ukurnya :


Sifat dampak sementara. Tolok ukurnya adalah sesuai dengan
Kepmenkes RI Nomor 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Labkesda dimana untuk kepadatan lalat
di sekitar tempat limbah melebihi 2 (dua) ekor lalat per block
grill.
d. Tujuan pengelolaan dampak :
Mengendalikan populasi serangga dan tikus sehingga tidak menjadi
vektor penularan penyakit dan menimbulkan kerusakan pada barang
dan alat di lingkungan Labkesda.
e. Upaya pengelolaan dampak :
1) Menyediakan tempat sampah tertutup di setiap ruangan baik
sampah medis maupun domestik, kemudian dilakukan
pengumpulan sampah secara rutin sesuai dengan jenisnya yaitu
sampah medis padat, sampah medis tajam, sampah domestik
baik organik maupun anorganik.
2) Dilakukan pengambilan sampah secara rutin dan diletakan di
tempat pembuangan sementara yang tertutup, sebelum di ambil
oleh pihak ke tiga.
3) Merencanakan dan mengadakan sarana dan prasarana untuk
pembuangan sementara yang sesuai standar pengelolaan sampah
padat baik medis maupun domestik.
4) Melakukan pengendalian dan pemberantasan populasi serangga
dan tikus dengan cara seperti: penyemprotan serangga dengan
bahan kimia, memasang lem lalat/tikus, memasang umpan/
perangkap tikus, dan lainnya.
5) Melakukan penataan barang dan ruangan dengan baik sehingga
meminimalkan kemungkinan sebagai tempat perkembangbiakan
serangga dan tikus.
f. Lokasi dan waktu Pengelolaan :
Lokasi : Kompleks UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya,

26
Waktu pengelolaan : selama opersional UPT. Labkesda Kabupaten
Dharmasraya.
g. Pelaksana : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya
Pengawas : Dinkes dan Dinas Lingkungan Hidup kabupaten
Dharmasraya.
6. Peningkatan Terjadinya Infeksi Nosokomial
a. Jenis dampak :
Terjadinya penularan penyakit akibat infeksi nosokomial
b. Sumber dampak :
Adanya kondisi lingkungan yang memungkinkan terjadinya
kontak antara pasien yang menderita penyakit menular dengan
petugas, pengunjung dan masyakat di sekitar Labkesda.
c. Sifat dan tolok ukur :
Sifat dampak sementara bisa permanen. Tolok ukurnya adalah
terjadinya kasus infeksi nosokomial yang pada pasien, petugas,
pengunjung dan masyarakat di sekitar Labkesda.
d. Tujuan pengelolaan dampak :
Mengurangi/meminimalkan resiko terjadinya penularan penyakit
akibat infeksi nosokomial
e. Upaya Pengelolaan dampak :
1) Penggunaan alat pelindung diri bagi petugas misalnya jas labor,
masker, sarung tangan,dan kaca mata.
2) Mengadakan survey jentik nyamuk pada bak kamar mandi/ WC
secara rutin untuk memutus rantai penularan penyakit Demam
Berdarah/ DB di lingkungan Labkesda.
3) Dibentuk Tim PPI (Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi)
yang bertugas untuk memantau, mengendalikan dan
menindaklanjuti terjadinya kasus infeksi nosokomial di UPT.
Labkesda Kabupaten Dharmasraya.
4) Pemeriksaaan laboratorium berkala pada semua petugas labor
terhadap resiko penularan penyakit.
5) Merencanakan pemberian vaksinasi untuk pencegahan penularan
penyakit seperti hepatitis.
f. Lokasi dan waktu pengelolaan
Lokasi pengelolaan : Kompleks Labkesda.
Waktu pengelolaan :

27
1) Penggunaan alat pelindung diri bagi petugas selama pemeriksaan
laboratorium,
f. Mengadakan survey jentik nyamuk pada bak kamar mandi/ WC secara
rutin sekali sekali tiga bulan,
g. Pemantau dan pengendalikan oleh Tim PPI dilakukan setiap haridan
menindaklanjuti Tim PPI (Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi)
yang bertugas untuk terjadinya kasus infeksi nosokomial di UPT.
Labkesda Kabupaten Dharmasraya.

h. Pemeriksaaan laboratorium berkala pada semua petugas labor


terhadap resiko penularan penyakit.
1) Merencanakan pemberian vaksinasi untuk pencegahan penularan
penyakit seperti hepatitis.

g. Pengelola : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya.


Pengawas : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya , Dinas
Kesehatan Kabupaten Dharmasraya.
7. Kemacetan dan Kecelakaan Lalu Lintas

a. Jenis dampak :
Terjadinya kepadatan dan kemacetan lalu lintas di lingkungan
UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya terutama saat jam
berkunjung pasien yang dimungkinkan terjadinya kecelakaan lalu
lintas di komplek UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya.
b. Sumber dampak :
Adanya sirkulasi kendaraan bermotor yang berlebihan dari petugas
dan pengunjung Labkesda yang keluar masuk di komplek Labkesda.
c. Sifat dan tolok ukur :
Sifat dampak sementara. Tolok ukurnya kasus terjadinya kemacetan
dan kecelakaan di lingkungan Labkesda.
d. Tujuan pengelolaan dampak :
Mengurangi/meminimalkan terjadinya resiko kemacetan dan
kecelakaan lalu lintas di lingkungan UPT. Labkesda Kabupaten
Dharmasraya.
e. Upaya Pengelolaan dampak :
1) Mengatur dan membedakan pintu masuk pengunjung Labkesda
dan keluar.

28
2) Mengembangkan dan menambah area parkir untuk pengunjung
dan karyawan Labkesda yang lebih representatif dan aman untuk
pengunjung dan karyawan Labkesda.
f. Lokasi dan waktu pengelolaan :
Lokasi : area parkir dan jalan di depan UPT. Labkesda Kabupaten
Dharmasraya
Waktu pengelolaan : selama operasional UPT. Labkesda Kabupaten
Dharmasraya
g. Pengelola : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya, Dinas
Perhubungan Kabupaten Dharmasraya
Pengawas : Polres Kabupaten Dharmasraya, Dinas Perhubungan
Kabupaten Dharmasraya

8. Peningkatan Terjadinya Kerawanan Tindak Kejahatan


a. Jenis Dampak :
Labkesda sebagai tempat pelayanan umum dimungkinkan terjadinya
tindak kejahatan misalnya pencurian
b. Sumber dampak :
Adanya keluarga pasien dan petugas Labkesda yang membawa
barang berharga/ uang di Labkesda.
c. Sifat dan tolok ukur :
Sifat dampak sementara. Tolok ukurnya adalah adanya kasus tindak
kejahatan di lingkungan Labkesda
d. Tujuan pengelolaan dampak :
Mengurangi terjadinya kerawanan tindak kejahatan di lingkungan
UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya dan sekitarnya.
e. Upaya pengelolaan dampak :
1). Memberi besi tralis pada jendela di setiap ruangan.
2). Melaporkan setiap kejadian tindak kejahatan kepada pihak
kepolisian.
f. Lokasi dan waktu pengelolaan :
Lokasi pengelolaan : kompleks Labkesda,
waktu pengelolaan: selama operasional Labkesda
g. Pengelola : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya
Pengawas : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya, Polres
Dharmasraya

29
9. Peningkatan Terjadinya Konflik Sosial
a. Jenis dampak :
Dimungkinkan terjadinya konflik sosial antara masyarakat di sekitar
Labkesda dan pihak Labkesda, misalnya : komplain masyarakat di
sekitar Labkesda, operasional Genset, dan lain- lain.
b. Sumber dampak :
Adanya rekrutmen tanaga, dan genset
c. Sifat dan tolok ukur :
Sifat dampak sementara. Tolok ukurnya adalah adalah terjadinya
konflik sosial dilingkungan Labkesda dan masyarakat sekitarnya.
d. Tujuan pengelolaan dampak :
Mengurangi terjadinya konflik sosial di UPT. Labkesda Kabupaten
Dharmasraya dan masyarakat sekitarnya.
e. Upaya pengelolaan dampak :
1). Mengadakan pendekatan dengan tokoh masyarakat setempat agar
bisa mendukung kegiatan dan operasional Labkesda
2). Melibatkan warga masyarakat di sekitar Labkesda dalam
kegiatan-kegiatan yang diadakan, agar ada kedekatan antara
masyarakat dengan pihak Labkesda, misalnya : temu pelanggan,
gontong royong
3). Menjalin komunikasi yang baik dan harmonis dengan
masyarakat di sekitar Labkesda misalnya : mengikuti Pertemuan
Tingkat Jorong dan nagari
5). Mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan misalnya :
berpartisipasi dalam kegiatan jorong atau nagari misalnya
mengikuti perlombaan HUT RI, menghadiri undangan buka
bersama, halal bihalal dan pengajian.
f. Lokasi dan waktu pengelolaan :
Lokasi : Kompleks Labkesda dan lingkungan sekitarnya
Waktu pengelolaan : selama operasional Labkesda
h. Pengelola : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya
Pengawas : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya, Muspika,
Pemerintahan nagari

10. Penurunan Kualitas Pelayanan Labkesda


a. Jenis dampak :

30
Menurunnya kualitas pelayanan Labkesda terhadap masyarakat /
konsumen.
b. Sumber dampak :
Pelayanan terhadap pasien yang belum maksimal dikarenakan adanya
keterbatasan SDM, fasilitas pendukung pelayanan yang kurang
memadai.
c. Sifat dan tolok ukur :
Sifat dampak sementara. Tolok ukurnya adalah adanya komplain,
saran/ kritikan dari masyarakat mengenai pelayanan di Labkesda dan
menurunnya jumlah kunjungan pasien.
d. Tujuan pengelolaan dampak :
Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan di
UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya .
e. Upaya pengelolaan dampak :
1) Peningkatan kualitas SDM dengan mengikuti pelatihan,
workshop, seminar baik fungsional maupun managemen,
melanjutkan studi yang lebih tinggi, studi banding ke Labkesda
lain yang lebih baik.
2) Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di
Labkesda untuk mendukung pelayanan yang lebih baik
3) Menindaklanjuti masukan, baik langsung maupun melalui kotak
saran yang disampaikan oleh masyarakat dan pelanggan/
konsumen Labkesda.
f. Lokasi dan waktu pengelolaan :
Lokasi : Kompleks Labkesda dan lingkungan sekitarnya
Waktu pengelolaan : selama operasional Labkesda
b. Pengelola : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya
Pengawas : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya, Dinkes
Kabupaten Dharmasraya.

B. Upaya Pemantauan Lingkungan


1. Penurunan Kualitas Air Tanah
a. Jenis dampak :
Menurunnya kualitas air tanah yang ada di lingkungan Labkesda.
b. Sumber dampak :

31
Resapan dan buangan limbah cair dari septic tank yang belum
masuk ke dalam IPAL misalnya limbah KM/WC dari kantor, IRD,
dan laboratorium.
c. Parameter yang dipantau :
Kualitas air bersih sesuai dengan Permenkes RI Nomor 32 tahun
2017 tentang Syarat- Syarat Kualitas Air untuk keperluan Hygiene
Sanitasi
d. Tujuan pemantauan dampak :
Mengetahui kualitas air tanah yang ada di lingkungan Labkesda.
e. Metode pemantauan dampak :
1) Pemeriksan kualitas air bersih baik kimiawi maupun bakteriologi
secara periodik (sekali enam bulan)
2) Pemeriksaan sewaktu pantau meliputi sisa chlor, PH, kekeruhan
f. Lokasi pemantauan :
sumur, bak reservoar, jaringan perpipaan air bersih di UPT.
Labkesda Kabupaten Dharmasraya dan sumur tetangga dengan
mempertimbangkan kontur tanah
g. Jangka waktu & frekuensi :
Sekali enam bulan dan selama operasional UPT. Labkesda
Kabupaten Dharmasraya
h. Pelaksana, pengawas dan pelaporan
Pelaksana : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya
Pengawas : Dinkes Dharmasraya, Dinas Lingkungan hidup
Kabupaten Dharmasraya
Pelaporan : Bupati Dharmasraya cq. Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Dharmasraya.
Tabel 3.1. Hasil uji sampel Air Bersih UPT. Labkesda Kabupaten
Dharmasraya Tahun 2018
Hasil Analisa
No Parameter Satuan Baku Mutu Sampel
(sumur Bor)
1 Total Coliform CFU/100 ml 50 0
2 Coliform Tinja CFU/100 ml 10 0
3 Besi mg/l 1 <0,11
4 Fluorida mg/l 1,5 0,22
5 Kekeruhan NTU 25 0,61
6 Kesadahan (CaCO3) mg/l 500 17
7 Kholorida mg/l - 5,06
8 Mangan mg/l 0,5 <0,026
9 Nitrat mg/l 10 0,80

32
1 Nitrit mg/l 1 <0,006
0
1 Sulfat mg/l 400 3,25
1
1 Warna TCU 50 <0,5
2
1 Zat organik mg/l 10 1,42
3
1 Ph - 6,5-8,5 6,67
4
Sumber : data primer terolah
*) Sesuai dengan Permenkes No.32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum

2. Peningkatan Kuantitas Air Hujan


a. Jenis dampak :
Adanya penambahan volume air di permukaan tanah yang ada di
lingkungan Labkesda.
b. Sumber dampak :
Adanya perubahan tata guna lahan menjadi bangunan Labkesda.
c. Parameter yang dipantau :
Kuantitas air hujan yang masuk ke dalam drainase air hujan di
lingkungan Labkesda.
d. Tujuan pemantauan dampak :
Mengetahui kuantitas air hujan yang ada di lingkungan Labkesda
pada musim penghujan.
e. Metode pemantauan dampak :
1) Pemantauan kuantitas dan kelancaran jalannya air hujan yang
masuk dalam drainase air hujan.
2) Pemantauan terhadap adanya genangan air hujan di permukaan
tanah di lingkungan Labkesda.
f. Lokasi pemantauan :
Lingkungan UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya
g. Jangka waktu & frekuensi :
Setiap musim penghujan
h. Pelaksana, pengawas dan pelaporan
Pelaksana : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya
Pengawas : Dinkes Dharmasraya, Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Dharmasraya

33
Pelaporan : Bupati Dharmasraya cq. Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Dharmasraya
3. Penurunan Kualitas Udara Akibat Debu dan Asap.
a. Jenis dampak :
Menurunnya kualitas udara karena adanya asap, debu dan bau
b. Sumber dampak :
Kegiatan operasional genset, kendaraan bermotor yang ada di
kompleks Labkesda.
c. Parameter yang dipantau :
Kualitas udara untuk parameter : debu/ Partikel Total (TSP), SO 2,
NO2 ,NO2, H2S, CO dan bau/ Ammonia (NH3) sesuai dengan Dirjen
PPM & PLP Depkes RI, tentang Pedoman Pengendalian
Pencemaran Udara Ambien Yang Berhubungan Dengan Kesehatan
Masyarakat
d. Tujuan pemantauan lingkungan :
Mengetahui kualitas udara di Labkesda dibandingkan dengan NAB
yang ditetapkan untuk parameter tertentu misalnya : Partikel Total /
debu (TSP), SO2, NO2, NH3, H2S , CO.
e. Metode pemantauan dampak :
1) Melakukan uji udara ambien di lingkungan sekitar Labkesda baik
di dalam maupun diluar kompleks Labkesda, dengan radius kira-
kira 100 meter.
2) Melakukan uji emisi pada genset satu kali, apabila hasil uji sudah
memenuhi baku mutu
f. Lokasi pemantauan :
lingkungan sekitar Labkesda
g. Jangka waktu & Frekuensi :
sekali satu tahun dan Selama operasional UPT. Labkesda
Kabupaten Dharmasraya.
h. Pelaksana, pengawas dan pelaporan
Pelaksana : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya.
Pengawas : Dinkes Dharmasraya, Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Dharmasraya
Pelaporan : Bupati Dharmasraya cq. Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Dharmasraya.
4. Penurunan Kualitas Lingkungan Akibat Kebisingan.
a. Jenis dampak :

34
Menurunnya penurunan kualitas lingkungan karena adanya
kebisingan.
b. Sumber dampak :
Kegiatan operasional genset pada saat listrik dari PLN padam.
c. Parameter yang dipantau :
Kualitas lingkungan untuk kebisingan sesuai dengan Dirjen PPM &
PLP Depkes RI, tentang Pedoman Pengendalian Pencemaran Udara
Ambien Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Masyarakat
d. Tujuan pemantauan lingkungan :
Mengetahui kualitas lingkungan karena adanya kebisingan
dibandingkan dengan NAB yang ditetapkan.
e. Metode pemantauan dampak :
Pengukuran tingkat kebisingan yang ditimbulkan baik di dalam area
Labkesda maupun di lingkungan sekitar secara visual dan
laboratorium.
f. Lokasi pemantauan :
Di dalam area UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya, lingkungan
sekitar Labkesda
g. Jangka Waktu & frekuensi :
Sekali satu tahun dan Selama operasional UPT. Labkesda
Kabupaten Dharmasraya

h. Pelaksana, pengawas dan pelaporan


Pelaksana : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya.
Pengawas : Dinkes Dharmasraya, Dinas Lingkunga Hidup
Kabupaten Dharmasraya
Pelaporan : Bupati Dharmasraya cq. Dinas Lingkunga Hidup
Kabupaten Dharmasraya

5. Peningkatan Populasi Serangga dan Tikus


a. Jenis dampak :
Berkembangnya serangga dan tikus yang dimungkinkan menjadi
vector penyakit, misalnya : nyamuk, lalat, kecoak, tikus.
b. Sumber dampak :
1) Adanya buangan limbah padat atau sampah hasil kegiatan
operasional UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya yang tidak

35
dikelola dengan baik sehingga menjadi tempat perindukan
serangga dan tikus.
2) Penataan dan penempatan ruangan/ bangunan yang dapat
menjadi tempat perkembangbiakan tikus.
c. Parameter yang dipantau :
Jumlah populasi serangga dan tikus di lingkungan Labkesda.
d. Tujuan pemantauan lingkungan :
Mengetahui tingkat kepadatan populasi serangga dan tikus
e. Metode pemantauan dampak:
Pemantauan dan pengukuran keberadaan serangga dan tikus di
lingkungan Labkesda
f. Lokasi Pemantauan :
kompleks UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya
c. Jangka waktu & frekuensi :
dua kali setahun dan Selama operasional UPT. Labkesda Kabupaten
Dharmasraya
h. Pelaksana, pengawas dan pelaporan
Pelaksana : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya
Pengawas : Dinkes Dharmasraya, Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Dharmasraya
Pelaporan : Bupati Dharmasraya cq. Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Dharmasraya.

6. Kemacetan dan Kecelakaan Lalu Lintas


a. Jenis dampak :
Terjadinya kepadatan dan kemacetan lalu lintas di lingkungan
UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya terutama saat jam
berkunjung pasien yang dimungkinkan terjadinya kecelakaan lalu
lintas di komplek UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya.
b. Sumber dampak :
Adanya sirkulasi kendaraan bermotor yang berlebihan dari petugas
dan pengunjung Labkesda yang keluar masuk di komplek Labkesda.
c. Parameter yang dipantau:
Tingkat kejadian/ kasus kemacetan dan kecelakaan di lingkungan
Labkesda.
d. Tujuan pemantauan lingkungan :

36
Terciptanya kelancaran lalu lintas di lingkungan UPT. Labkesda
Kabupaten Dharmasraya.
e. Metode pemantuan dampak :
Dilakukan evaluasi terhadap adanya kejadian kecelakaan lalu lintas
yang terjadi di lingkungan Labkesda dan sekitarnya.
f. Lokasi pemantauan :
Kompleks Labkesda, jalan di sepan Labkesda dan area parkir UPT.
Labkesda Kabupaten Dharmasraya
g. Jangka Waktu dan frekuensi :
Dua kali setahun dan Selama operasional UPT. Labkesda Kabupaten
Dharmasraya
h. Pelaksana, pengawas dan pelaporan
Pelaksana : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya, Dinas
Perhubungan Kabupaten Dharmasraya
Pengawas : Polres Dharmasraya, Dinas Perhubungan Kabupaten
Dharmasraya
Pelaporan : Bupati Dharmasraya cq. Dinas Lingkungan Hidup
kabupaten Dharmasraya

7. Peningkatan Terjadinya Infeksi Nosokomial


a. Jenis dampak :
Terjadinya penularan penyakit akibat infeksi nosokomial
b. Sumber dampak :
Adanya kondisi lingkungan yang memungkinkan terjadinya kontak
antara pasien yang menderita penyakit menular dengan petugas,
penunggu, pengunjung pasien di Labkesda.
c. Parameter yang dipantau :
Adanya kasus/ kejadian infeksi nosokomial di lingkungan Labkesda.
d. Tujuan pemantauan lingkungan :
Mengetahui tingkat kebersihan lingkungan dan sterilisasi di
Labkesda.
e. Metode pemantauan dampak :
Dilakukan pencatatan dan peleporan kasus-kasus infeksi nosokomial
yang terjadi pada pasien atau petugas di Labkesda
f. Lokasi pemantauan :
Kompleks Labkesda.
g. Jangka waktu dan frekuensi:

37
Dua kali setahun dan Selama operasional UPT. Labkesda Kabupaten
Dharmasraya
h. Pelaksana, pengawas dan pelaporan
Pelaksana : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya
Pengawas : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya, Dinas
Kesehatan Kabupaten Dharmasraya
Pelaporan : Bupati Dharmasraya cq. Dinas Lingkungan Hidup
kabupaten Dharmasraya

8. Peningkatan Terjadinya Kerawanan Tindak Kejahatan


a. Jenis Dampak :
Labkesda sebagai tempat pelayanan umum dimungkinkan terjadinya
tindak kejahatan misalnya pencurian
b. Sumber dampak :
Adanya petugas dan keluarga pasien yang membawa barang
berharga/uang, alat-alat di Labkesda.
c. Parameter yang dipantau :
Banyaknya kasus/ kejadian tindak kejahatan di lingkungan
Labkesda.
d. Tujuan pemantauan lingkungan :
Terciptanya keamanan dan kenyamanan di lingkungan Labkesda.
e. Metode pemantauan dampak :
Mengevaluasi kasus/kejadian tindak kejahatan di lingkungan
Labkesda
f. Lokasi pemantauan :
kompleks Labkesda,
g. Jangka waktu dan frekuensi
Dua kali setahun dan Selama operasional UPT. Labkesda Kabupaten
Dharmasraya
h. Pelaksana, pengawas dan pelaporan
Pelaksana : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya
Pengawas : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya, Polsek Pulau
Punjung
Pelaporan : Bupati Dharmasraya cq. Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Dharmasraya

9. Peningkatan Terjadinya Konflik Sosial

38
a. Jenis dampak :
Dimungkinkan terjadinya konflik sosial antara masyarakat di sekitar
Labkesda dan pihak Labkesda, misalnya : komplain masyarakat di
sekitar Labkesda, operasional Genset, dan lain- lain.
b. Sumber dampak :
Limbah, genset dan sentral
c. Parameter yang dipantau :
Hubungan sosial antara Labkesda dan warga di sekitarnya.
d. Tujuan pemantauan lingkungan :
Terciptanya hubungan sosial yang harmonis antara Labkesda dengan
lingkungan sekitarnya.
e. Metode pemantauan:
Mengevaluasi kasus/kejadian/konflik sosial di lingkungan Labkesda
f. Lokasi pemantauan :
Kompleks Labkesda dan warga sekitarnya
g. Jangka waktu dan pemantauan :
Dua kali setahun dan Selama operasional UPT. Labkesda Kabupaten
Dharmasraya
h. Pelaksana, pengawas dan pelaporan
Pelaksana : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya

Pengawas : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya, Pemerintahan


Nagari
Pelaporan : Bupati Dharmasraya cq. Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Dharmasraya

10. Penurunan Kualitas Pelayanan Labkesda


a. Jenis dampak :
Menurunnya kualitas pelayanan Labkesda terhadap masyarakat /
konsumen.
b. Sumber dampak :
Pelayanan terhadap pasien yang belum maksimal dikarenakan
adanya keterbatasan SDM, fasilitas pendukung pelayanan yang
kurang memadai.
c. Parameter yang dipantau :
Tingkat kepuasan konsumen dan masyarakat atas pelayanan yang
diberikan oleh Labkesda

39
d. Tujuan pemantauan dampak :
Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan di UPT.
Labkesda Kabupaten Dharmasraya.
e. Metode pemantauan :
Mengadakan survey pelanggan, menyediakan kotak saran di
beberapa lokasi di lingkungan Labkesda.
f. Lokasi pemantauan :
Kompleks Labkesda dan masyarakat sekitarnya
g. Waktu dan frekuensi pengelolaan :
Setiap tahun
h. Pelaksana, pengawas dan pelaporan
Pelaksana : UPT. Labkesda Kabupaten Dharmasraya
Pengawas : Dinkes Pemerintah Kabupaten Dharmasraya
Pelaporan : Dinkes cq. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Dharmasraya

Tabel 3.1. Hasil uji sampel Air Bersih UPT. Labkesda Kabupaten
Dharmasraya Tahun 2018
Hasil Analisa
No Parameter Satuan Baku Mutu Sampel
(sumur Bor)
1 Total Coliform CFU/100 ml 50 0
2 Coliform Tinja CFU/100 ml 10 0
3 Besi mg/l 1 <0,11
4 Fluorida mg/l 1,5 0,22
5 Kekeruhan NTU 25 0,61
6 Kesadahan (CaCO3) mg/l 500 17
7 Kholorida mg/l - 5,06
8 Mangan mg/l 0,5 <0,026
9 Nitrat mg/l 10 0,80
1 Nitrit mg/l 1 <0,006
0
1 Sulfat mg/l 400 3,25
1
1 Warna TCU 50 <0,5
2
1 Zat organik mg/l 10 1,42
3
1 Ph - 6,5-8,5 6,67
4
Sumber : data primer terolah

40
*) Sesuai dengan Permenkes No.32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene
Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum

1) Memberikan penyuluhan dan pengertian terhadap


seluruh karyawan, dan masyarakat. tentang
pengelolaan sampah yang dilakukan pihak Labkesda
sehingga telah memahami bahwa sampah yang
dihasilkan sudah dikelola secara baik dan benar.
Kemudian juga memberikan pemahaman kepada
masyarakat agar dapat menjaga kebersihan
lingkungan dengan benar, misalnya dengan
pemasangan tulisan / stiker tentang ajakan untuk
menjaga kebersihan lingkungan di Labkesda.

41

Anda mungkin juga menyukai