Ilmi Atmimnurona Hedys
Ilmi Atmimnurona Hedys
MODEL OBESITAS
TUGAS AKHIR
Oleh:
Ilmi Atmimnurona Hedys
NIM 155070301111008
Judul ............................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................ iv
Abstrak ........................................................................................................ vi
BAB 1 PENDAHULUAN
viii
2.1.1 Etiologi dan Faktor Resiko Obesitas ................................7
ix
4.3.3 Variabel Kendali ...............................................................27
5.3 Rata-rata Asupan Makan, Minum dan Zat Gizi pada Tikus
5.4 Rata-Rata Berat Badan Awal dan Berat Akhir Tikus .................44
x
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Rata-rata Asupan Makan, Minum dan Zat Gizi pada Tikus
AIN-93M ....................................................................................51
BAB 7 PENUTUP
Lampiran ..................................................................................................... 66
xi
ABSTRAK
Hedys, Ilmi Atmimnurona. 2018. Pengaruh Pemberian Diet High Fat High
Fructose (HFHF) Modifikasi AIN-93M terhadap Kadar Interleukin 6 (Il-6)
pada Tikus Putih Rattus Norvegicus Sprague Dawley Model Obesitas.
Tugas Akhir, Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya. Pembimbing: (1) Dr. dr. Sri Andarini,M.Kes (2) Inggita
Kusumastuty, S.Gz, M.Biomed.
Kata Kunci: diet High Fat High Fructose (HFHF), Interleukin-6 (IL-6), obesitas
vi
ABSTRACT
Hedys, Ilmi Atmimnurona. 2018. The Effect of High Fat High Fructose Diet
(HFHF) Administration on the level of Interleukin-6 (IL-6) of Obesity Model
Rattus Norvegicus Sprague Dawley Rats. Final Assignment, Nutrition
Program, Faculty of medicine, Brawijaya University. Supervisors: (1) Dr.
dr. Sri Andarini,M.Kes (2) Inggita Kusumastuty, S.Gz, M.Biomed.
Obesity is a health problem that the prevalence increase each year, when
obesity occurs, the circulation of cytokine pro-inflammation increased. The main
source of pro-inflammation cytokine is adipose tissue, the one of pro-
inflammation cytokines is Interleukin-6 (IL-6). Interleukin-6 (IL-6) is the cytokine
that has pleiotropic effect in inflammation, immune response, and
haematopoiesis. This research is aimed to understand the effect of High Fat High
Fructose diet (HFHF) AIN-93M modification administration to inflammation
marker IL-6 on Rattus Norvegicus Sprague Dawley Rats. Experimental study
using posttest-only control group design was conducted into male Sprague
Dawley rat. The samples in this research were divided into 2 groups, that was
normal AIN-93M modification group and HFHF AIN-93M modification group with
the amount of each group was 16 rats. Rattus Norvegicus Sprague Dawley Rats
were given High Fat High Fructose diet (HFHF) AIN-93M modification and normal
diet AIN-93M modification for ± 17 weeks. The variabel measured was the level
of Interleukin-6 (IL-6) plasma and used ELISA method. Results of this research
indicated that energy intake of HFHF AIN-93M modification group was higher
(69.66 ± 6.22 kkal) than normal AIN-93M modification group (51.71 ± 7.09 kkal),
the result of level of IL-6 plasma analysis between normal AIN-93M modification
group (17.25 ± 5.20 pg/ml) and HFHF AIN-93M modification (20.06 ± 6.99 pg/ml)
was not different (independent t-test, p=0.219). The conclusion of this research
was High Fat High Fructose (HFHF) Diet AIN-93M modificartion was not
significally influence the level of Interleukin-6 (IL-6).
Keywords: High Fat High Fructose (HFHF) diet, Interleukin-6 (IL-6), obesity
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
dunia yaitu sebesar 10% pada laki-laki dan 14% pada perempuan, hal ini
meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 1980 (WHO, 2012). Sedangkan
tahun 2013 meningkat sebesar 11,9% dari tahun 2010, sedangkan pada
reaktan fase akut, dan aktivasi sinyal inflamasi (Wellen et al., 2003).
1
2
lebih dari 1 fungsi atau atau efek) pada inflamasi, respon imun, dan
disekresi di sel yang berbeda-beda dalam tubuh, salah satunya pada jaringan
adiposa. Sitokin ini dapat menstimulasi produksi beberapa reaktan fase akut
yang memegang peran penting dalam reaksi fase akut, inflamasi, dan
Sprague Dawley merupakan jenis hewan coba kategori outbred rat yang
pertama kali digenerasikan oleh Robert S. Dawley pada tahun 1920. Sprague
Dawley (SD) biasa digunakan untuk penelitian yang meneliti tentang kondisi
(Brower, et al., 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Marques et al. (2016)
tentang pemberian diet tinggi lemak pada tikus SD dan tikus Wistar,
mendapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan level plasma leptin serta terjadi
gangguan toleransi glukosa pada Tikus SD dan Tikus Wistar, terdapat juga
diberikan diet tinggi lemak memiliki berat badan, berat liver, berat relatif liver,
tinggi fruktosa. Sedangkan pada tikus yang diberi diet tinggi fruktosa memiliki
tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol dan kelompok yang diberi diet
menunjukkan bahwa mencit yang diberikan diet tinggi lemak dan tinggi
dilakukan oleh Wang et al., (2015) pada tikus SD, yaitu memberikan diet
HFHF dengan komposisi fruktosa sebesar 25% dan lard sebesar 25%
Diet AIN merupakan diet standar dari American Institute of Nutrition (AIN)
untuk tikus laboratorium. Diet ini memiliki kandungan gizi yang adekuat untuk
tikus laboratorium, pada AIN 93-M sendiri memiliki kandungan lemak dan
4
Berbeda dengan diet standar yang digunakan untuk ternak, unggas, dan
hewan sejenis lainnya yang dimana mengandung zat gizi yang lebih sedikit
diet AIN 93-M pada metode pemberian dietnya, salah satunya penelitian
28% dan lemak 22%, lalu ditambahkan fruktosa sebesar 20% pada dietnya
dengan densitas energi sebesar 141 kkal/30g (4.7 kkal/g), sedangkan pada
sebesar 114 kkal/30 g (3.8 kkal/g). Efek pemberien diet HFHF pada
diet tinggi fruktosa yaitu sebesar 20% dari kebutuhan energi (Rippe, 2013).
32%.
diet HFHF, akan tetapi pemberian pakan HFHF dengan cara dan komposisi
obesitas yang dilihat dari kadar Interleukin 6 (IL-6) pada tikus putih Rattus
modifikasi AIN-93M.
AIN-93M.
93M.
IL-6.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Obesitas
yang terdiri dari faktor periferal dan faktor sentral. Salah satu faktor yang
konsumsi energi yang berlebih dan kurangnya energi yang keluar (bisa
7
8
obesitas. Makanan siap saji yang mengandung gula, lemak, dan natrium
sebagai hasil dari iklan di media masa juga akan meningkatkan kejadian
otot skeletal, liver, dan organ serta jaringan yang lainnya. Seseorang
otot yang lebih sedikit dan massa lemak yang lebih banyak. Peningkatan
berat badan yang terjadi dalam waktu lama, maka dapat terjadi
2017).
memperoleh atau diinduksi oleh proses patologi yang sama atau menyerupai
masalah pada praktek klinik dan untuk mengembangkan metode baru dan
Penggunaan hewan coba pada sains, sudah diterima oleh mayoritas orang-
seperti penelitian genetik, penyakit, efek obat, dan topik lainnya yang
untuk penelitian, yaitu Tikus Wistar, Tikus Buffalo dan Fisher 344, dan Tikus
Sprague Dawley.
dan sangat populer untuk penelitian psikologi (Pierce, 2008). Taksonomi dari
Kingdom : Animal
Phylum : Chordata
Class : Mammalia
Order : Rodentia
Suborder : Myomorpha
Family : Muridae
Genus : Rattus
Spesies : Norvegicus
hewan nocturnal, dimana sebagian besar aktivitasnya pada malam hari dan
pada pagi hari. Rattus norvergicus juga merupakan hewan yang tidak
agresif, mempunyai rasa ingin tahu, dan mudah diatur, sehingga mereka
maupun fisiologi dari rattus norvegicus dapat dilihat pada tabel 2.1
11
menggunakan tikus laboratorium. Tujuan dari diet standar ini adalah untuk
bahan dan komposisi mineral mix pada diet standar AIN-93M dapat dilihat
Diet HFHF merupakan diet yang memiliki kandungan lemak dan fruktosa
yang tinggi. Diet HFHF merupakan kombinasi antara diet tinggi lemak dan
diet tinggi fruktosa. Diet tinggi lemak yang biasa digunakan untuk penelitian
perspektif gizi, seorang manusia jika mengkonsumsi 60% lemak dari kalori
diasumsikan jika pemberian diet tinggi lemak dengan kandungan 60% dapat
Banyak diet tinggi lemak pada tikus laboratorium mengandung lebih banyak
13
lemak jenuh, seperti lard, lemak daging sapi, atau minyak kelapa. Jenis
lemak ini dapat dengan cepat menyebabkan obesitas pada tikus (Gajda,
2008). Diet tinggi lemak pada manusia dapat menimbulkan berbagai macam
yang mengkonsumsi diet tinggi asam lemak jenuh. Konsumsi diet tinggi
asam lemak jenuh, lemak trans, MUFA (omega-9), atau PUFA (omega-6)
ekspresi gen dari transporter glukosa (GLUT 1 dan GLUT 4) pada jaringan
Diet tinggi fruktosa pada tikus juga banyak digunakan pada penelitian tanda-
dan menghasilkan glukosa, laktat, asam lemak bebas (FFA), very low-
dan gangguan profil lipid (Schwarz et al., 2015). Konsumsi fruktosa juga
fruktosa dapat meningkatkan jaringan adiposa visceral dan faktor resiko lain
kerusakan jaringan (Pozza, 2018). Family dari sitokin IL-6, yaitu IL-6, IL-11,
jenis IL-6 ini (kecuali IL-31), mengeluarkan memban glikoprotein gp130 yang
yang mengikat IL-6 secara langsung. IL-6R berperan dalam mencari dan
ikatan IL-6 dengan IL-6R dan gp130. Pertama, IL-6 akan berikatan
dengan IL-6R, kemudian ikatan ini akan mengikat dua molekul dari
Hal ini akan menyebaban pembentukan IL-6 atau sIL-6R komplek yang
al., 2016).
yaitu adiponektin, IL-1β, IL-6, TNF-α, MCP-1, dan MIF. Kadar TNF-α
resistensi insulin.
di WAT. Makrofag jaringan adiposa (ATM) memiliki dua jenis sel, yaitu
al., 2013). Hal ini terjadi sebagai respon terhadap terjadinya hipoksia
Hipoksia ini menstimulasi ekspresi gen yang mengkode IL-6 dan leptin
lemak juga memiliki korelasi yang sangat dekat dengan terjadinya stress
insulin dan diabetes melitus tipe 2. Tumour necrosis factor-α (TNF-α) dan IL-6
2006). Jalur lain yang dapat menyebabkan inflamasi yaitu melalui substrat
reseptor insulin (IRS), IL-6 juga dapat menginduksi suppresor signaling insulin
(SCOs) yang juga dapat mengganggu aktivitas reseptor kinase insulin, dengan
mengikat substrat reseptor insulin (IRS) 1 dan IRS 2 yang dapat menyebabkan
terhambat jika kadar IRS menurun (Eder, et al., 2009). IL-6 dapat menstimulasi
lipolisis pada manusia, efek lipolisis ini dapat berkontribusi pada terjadinya
resistensi insulin karena adanya asam lemak dari jaringan adiposa yang masuk
21
insulin pada jaringan yang lainnya, seperti otot skeletal dan liver (Goossens,
2008).
22
BAB 3
Diet HFHF
KH: 29,39%, protein: 21,81%, lemak: 51,64%, dan
fruktosa 30%
↑ penyimpanan trigliserida
Obesitas
↑ M1 ↓ M2
Diteliti
Resistensi Insulin
Tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka konsep
22
23
berlebihan dalam waktu yang cukup lama. Hal ini dapat mempengaruhi
(Monteiro et al., 2010) dan jika berlangsung lama maka akan terjadi penambahan
Tissue (WAT), yang akan berpengaruh juga pada makrofag jaringan adiposa
(ATM). Jumlah ATM akan berubah disesuaikan dengan keadaan genetik atau
keadaan obesitas. ATM memiliki dua jenis sel, yaitu M1 dan M2. Makrofag M1
adalah makrofag yang mensekresikan sitokin inflamasi, yaitu TNF-α, IL-1β, dan
inflamasi yaitu IL-10 dan IL-1RA. Pada keadaan obesitas, proporsi jumlah M1
al., 2013).
reseptor yang dapat menstimulasi jalur c-Jun amino-terminal kinase (JNK) dan
inflamasi (Kahn, et al., 2006). Peningkatan JNK dan NF-қB ini menyebabkan
(Rodriguez-Hernandez et al., 2013). Selain itu sitokin pro inflamasi juga dapat
aktivitas reseptor kinase insulin, dengan mengikat substrat reseptor insulin (IRS)
1 dan IRS 2 dan dapat menyebabkan penurunan IRS (Hummasti & Hotamisligil,
2010).
METODE PENELITIAN
Populasi pada penelitian eksperimental ini adalah seluruh tikus putih Rattus
Norvegicus Sprague Dawley. Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah
tikus putih jenis Rattus Norvegicus Sprague Dawley yang memenuhi kriteria
1. Usia 3 bulan
5. Sehat
25
26
kelompok yang diberi diet normal dan kelompok yang diberikan diet
(t - 1) (n – 1) ≥ 15
(2 – 1) (n – 1) ≥ 15
(n – 1) ≥ 15
n ≥ 16
n = jumlah ulangan
Perhitungan cadangan:
AIN-93M.
(IL-6) plasma.
pembuatan pakan.
pemeliharaan tikus
Januari 2018.
4.5 Bahan dan Alat Penelitian
Kandang tikus
Sekam
badan tikus
Baskom plastik
Timbangan
Sarung tangan
Gelas ukur
Mixer
Oven
Loyang
Beaker glass
Gelas ukur
Erlenmeyer
Labu ukur
Stirer
Timbangan analitik
Sendok
Pipet
Corong
Kertas saring
Jurigen
Pisau bedah
Jarum pentul
Spuit injeksi
30%
1. Diet HFHF Merupakan pakan pelet yang dibuat dari modifikasi Penimbangan Pakan: gram Nominal
modifikasi AIN 93-M AIN-93M dan minuman fruktosa yang dibuat dari Minum: ml
Pakan pelet
Minum fruktosa
2. Diet normal Merupakan pakan standar AIN-93M yang diberikan Penimbangan gram Nominal
(aklimatisasi).
33
aklimatisasi)
perlakuan
4. Interleukin-6 (IL-6) Merupakan sitokin pro inflamasi yang memiliki efek ELISA reader pg/ml Rasio
5. Asupan makan dan minum tikus ditimbang tiap dua hari sekali
yaitu
35
masing
hingga kalis
2017).
yaitu
masing
hingga kalis
2017).
hingga homogen.
sebanyak 8 liter.
±10 jam.
3000 rpm.
berikut
standar.
sampel.
Technology Laboratory)
39
Alur Penelitian
Randomisasi
Pembedahan
4.8.1 Analisa Data Asupan Makan, Fruktosa, dan Zat Gizi Tikus
Percobaan
4.8.2 Analisa Data Berat Badan Awal dan Akhir Tikus Percobaan
perlakuan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah ini
(α=0.05)
Komposisi zat gizi yang terkandung dalam pakan dan minum diet
41
42
Tabel 5.2 Komposisi Zat Gizi Pakan Kelompok Normal Modifikasi AIN-
93M dan kelompok HFHF Modifikasi AIN-93M per 100 gram
Kelompok Normal Kelompok HFHF
Modifikasi AIN-93M Modifikasi AIN-93M
Energi (kkal) 421 508
Protein (gram); (%) 32.96 g (31.32%) 27.69 g (21.81%)
Lemak (gram); (%) 12.07 g (25.81%) 29.14 g (51.64%)
Karbohidrat (gram); (%) 45.12 g (42.87%) 37.32 g (29.39%)
Densitas Energi (kkal/gram) 4.21 5.08
5.3 Rata-rata Asupan Makan, Fruktosa, dan Zat Gizi pada Tikus
setiap dua hari sekali dengan menghitung selisih pemberian pakan dua
hari yang lalu dengan sisa pakan, kemudian dibagi menjadi dua untuk
43
Rata-rata asupan makan, minum, dan zat gizi tikus dapat dilihat
Tabel 5.4 Perbedaan Rata-rata Asupan Makan, Fruktosa, dan Zat Gizi
Tikus Kelompok Normal Modifikasi AIN-93M dan kelompok HFHF
Modifikasi AIN-93M
Kelompok Normal Kelompok HFHF ∆ p
Modifikasi AIN-93M Modifikasi AIN-93M
Asupan makan (g) 12.28 ± 1.68 6.66 ± 1.09 5.62 0.000
Asupan Fruktosa (ml) - 30.60 ± 3.67 - -
Energi (kkal) 51.71 ± 7.09 69.66 ± 6.22 17.95 0.000
Protein (gram) ; (%) 4.05 ± 0.55 1.85 ± 0.30 2.2 0.000
(31.33%) (10.62%)
Lemak (gram) ; (%) 1.48 ± 0.20 1.94 ± 0.32 0.46 0.000
(25.76%) (25.06%)
Karbohidrat (gram);(%) 5.54 ± 0.76 11.67 ± 1.08 6.13 0.000
(42.85%) (67.01%)
300.00
290.00
280.00
270.00
Berat Badan
260.00
BB Lemak
250.00 BB Normal
240.00
230.00
220.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Minggu ke-
Gambar 5.1 Gambaran Perubahan Berat Badan Tikus Sebelum dan Setelah
Perlakuan
didapatkan kadar IL-6 sebesar 20.06 pg/ml. Berdasarkan hasil uji independent t-
test diketahui bahwa kadar interleukin-6 (IL-6) plasma tidak berbeda secara
PEMBAHASAN
6.1 Rata-rata Asupan Makan, Minum dan Zat Gizi pada Tikus Percobaan
yang diberi Diet Normal Modifikasi AIN-93M dan Diet HFHF Modifikasi
AIN-93M
selisih dari asupan yang diberikan dengan asupan yang tersisa. Kebutuhan
pakan seekor tikus percobaan kurang lebih sebanyak 10% dari berat
kebutuhan minum seekor tikus setiap harinya kira-kira 15-30 ml, jumlah ini
Asupan makan tikus dipengaruhi oleh nafsu makan tikus, jika nafsu makan
tikus berlebih maka tikus dapat meningkatkan asupan energi (Smith dan
Mangkowidjojo, 1988).
tikus Wistar kelompok normal yang diberi diet AIN-93M dalam satu hari yaitu
pada penelitian ini yaitu sebesar 6.66 ± 1.09 g/hari. Pada penelitian
rata-rata tikus Wistar yang diberi diet tinggi lemak modifikasi AIN-93M dalam
satu hari yaitu 15.4 ± 1.6 g/hari, jenis lemak yang diberikan pada penelitian
Ramirez et al. (2017) tersebut yaitu Lard, dimana rata-rata asupan makan
47
48
asupan makan tikus pada penelitian ini. Hal ini disebabkan karena densitas
energi pada penelitian oleh Ramirez et al. (2017) lebih rendah yaitu 4.65
kkal/g, sedangkan pada penelitian ini densitas energinya yaitu 5.08 kkal/g.
Densitas energi merupakan jumlah energi yang terkandung tiap berat pada
makanan.
modifikasi AIN-93M. Hal ini juga dapat terjadi karena densitas energi dari
kkal/g), selain itu juga pada kelompok HFHF diberi energi tambahan dari
yang dilakukan oleh Picchi et al. (2011) juga menunjukkan hasil yang sama,
yaitu kelompok yang diberi diet tinggi lemak modifikasi AIN-93M memiliki
asupan makan yang lebih rendah (73.4 ± 13.14 g pada minggu terakhir
21.6 g pada minggu terakhir penelitian). Hal ini disebabkan karena makanan
dengan makanan yang memiliki densitas energi yang lebih tinggi (Ledikwe et
al., 2006). Hal ini sejalan dengan hasil dari penelitian ini, yaitu pada
Asupan tikus juga dapat dipengaruhi oleh tekstur pakan tikus yang
yang memiliki tekstur lebih lunak. Penelitian yang dilakukan oleh Anggraeny,
dkk (2016) menunjukkan bahwa tikus yang diberikan pakan yang lebih padat
memiliki asupan yang lebih tinggi, hal ini disebabkan karena tekstur ini
sesuai dengan pakannya sehari-hari. Selain itu, tekstur pakan yang lebih
padat lebih disukai tikus karena tikus merupakan hewan pengerat (Putri,
2013).
leptin. Leptin merupakan hormon yang disintesis dan disekresi oleh jaringan
adiposa yang berperan pada regulasi nafsu makan dan metabolisme energi.
semakin banyak leptin yang dilepaskan ke dalam darah (Meutia, 2005). Hal
50
ini menunjukkan bahwa pada tikus percobaan pada penelitian ini masih
terjadi homeostasis energi, dibuktikan bahwa kadar leptin pada penelitian ini
juga tidak terdapat perbedaan yang signifikan yaitu 10,72 ± 2,55 ng/ml pada
kelompok normal modifikasi AIN-93M dan 11,11 ± 2,14 ng/ml pada kelompok
lemak yang tinggi. Homeostasis energi juga dapat terjadi karena rata-rata
Gajda (2008), dikatakan tinggi lemak jika asupan lemak sebesar 32 – 60%
modifikasi AIN-93M pada penelitian ini yaitu 30.60 ± 3.67 ml/hari, sedangkan
rata-rata seluruh asupan zat gizi makro antara dua kelompok yaitu protein,
93M. Hal ini disebabkan karena pada kelompok HFHF modifikasi AIN-93M,
fruktosa.
reproduksi, masa hidup, dan respon stimuli. Kebutuhan zat gizi dari tikus
manipulasi genetik dari strain tikus. Sedangkan faktor lingkungan terdiri dari
status mikrobiologi dari lingkungan, tingkat stress, interaksi zat gizi makanan
memiliki asupan makan 5-6 g/100 g BB/hari dan asupan minum 10-12
dari total kebutuhan energi per hari, kebutuhan protein sebesar 20-25% per
hari, dan kebutuhan lemak sebesar 5-15% per hari (Rita, 2001) sedangkan
pada untuk diet tinggi lemak, kandungan lemak yang digunakan yaitu
sebesar 32-60% dari total kalori yang diberikan (Gajda, 2008). Karbohidrat
dan lemak merupakan sumber energi utama dari tikus. Lemak memiliki kalori
pada kedua kelompok tikus akan menyebabkan perbedaan berat badan tikus
lebih tinggi, biasanya lebih berasal dari konsumsi lemak daripada konsumsi
badan akhir sebesar 261.93 ± 29.29 g serta terjadi peningkatan berat badan
sebesar 29.34 g. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
kontrol yang diberikan diet modifikasi AIN-93M (densitas energi 4.71 kkal/g)
(2013) pada tikus percobaan yang diberikan diet HFHF memiliki berat badan
kontrol (288.7 ± 1.6), dimana berat badan awal tikus pada minggu ke-0 yaitu
tetap memiliiki berat badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
dibandingkan dengan berat badan awalnya (Shiyan, 2017), hal ini karena
11.85%, hal ini menunjukkan bahwa tikus kelompok ini tidak dapat dikatakan
dan tikus kelompok HFHF modifikasi AIN-93M tidak masuk kategori obesitas
dapat terjadi karena tikus jenis rattus memiliki HDL yang tinggi, yaitu ± 80%
atherogenesis (Li et al., 2011). Kadar kolesterol HDL darah yang tinggi
melalui empedu, hal ini dapat menurunkan resiko obesitas (Gani, dkk, 2013).
Penurunan berat badan tikus bisa terjadi karena asupan yang menurun juga,
modifikasi AIN-93M dimana tekstur pakan tikus lebih lunak dari sebelumnya.
Hal ini dapat berpengaruh pada asupan pakan tikus, pada penelitian ini
terjadi penurunan asupan pakan tikus pada minggu ke-13, hal ini sejalan
dengan penurunan berat badan tikus HFHF modifikasi AIN-93M yang dimulai
dari minggu ke-13. Pada saat tubuh kekurangan asupan energi maka tubuh
karena lamanya waktu penelitian. Pada penelitian ini, lama waktu pemberian
penelitian yang dilakukan oleh Wang (2015) dengan pemberian diet HFHF
HFHF dapat mempengaruhi nafsu makan pada tikus melalui sekresi hormon
ghrelin menurun sebesar 20% dan 29% pada tikus yang diberikan diet tinggi
semakin lama pemberian diet tinggi lemak maka akan menurunkan kadar
diberikan diet tinggi lemak (Zigman, 2005). Selain itu, penelitian yang
diberikan diet tinggi lemak juga mengalami penurunan nafsu makan mulai
karakteristik dari sindrom metabolik (Wang et al., 2015). Diet tinggi lemak
pada saat jangka waktu yang lama akumulasi positif ini akan menjadi
peningkatan berat badan dan semakin lama durasi pemberian diet, maka
akan terjadi peningkatan berat badan yang lebih tinggi pula (Picchi, 2011).
laktat, free fatty acid (FFA), very-low density lipoprotein (VLDL)-TG, dan
asam urat (Zhang, et al., 2017) sehingga konsumsi tinggi fruktosa dapat
kadar interleukin-6 (IL-6) plasma pada tikus. Beberapa faktor yang dapat
tikus yang diberikan diet HFHF memiliki kadar IL-6 lebih tinggi (± 42
56
signifikan juga, yaitu 341.6 ± 5.73 g pada kelompok HFHF dan 288.7 ±
pada adiposit dan sel endotel dan keberadaanya dirangsang oleh sitokin
lain, seperti IL-1 atau Tumor Necrosis Factor-α (TNF-α). Interleukin-6 (IL-
6) akan berikatan dengan reseptor IL-6 (IL-6R) yang akan diikuti dengan
inflamasi (Baran, 2018). Ikatan antara IL-6, IL-6R, dan gp130 ini dapat
badan dan massa lemak tubuh, seperti yang dibahas sebelumnya bahwa
lemak akibat adanya kelebihan energi ini akan disimpan di white adipose
tissue (WAT), karena adanya peningkatan berat badan maka akan terjadi
akan menjadi free fatty acids (FFAs), FFAs ini dapat mengaktifkan jalur
badan yang berlebih maka jenis sel makrofag M1 akan lebih besar
berat badan kedua kelompok tikus serta penambahan berat badan tikus
yang tidak lebih dari 20% (11.85%), sehingga simpanan lemak di WAT
juga tidak terlalu tinggi yang akan berpengaruh pada ekspresi sitokin pro-
inflamasi IL-6 plasma pada tikus yang diberikan diet HFHF. Hal ini
ditunjukkan pada hasil analisis WAT pada penelitian ini juga menunjukkan
hasil yang tidak signifikan, dimana total WAT pada kelompok normal
dengan lebih cermat dan teliti, selain itu kesehatan tikus percobaan juga
harus diperhatikan, hal ini dikarenakan kesehatan tikus juga mungkin akan
didapat, karakteristik fisik pakan tikus yang baik adalah yang padat dan
Pada penelitian ini, karakteristik pakan tikus kelompok HFHF modifikasi AIN-
58
93M masih bertekstur lunak sehingga kurang disukai oleh tikus. Pada
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.2 Saran
agak lembek atau kurang padat sehingga dapat menurunkan nafsu makan
cara pengolahan pakan tikus dan cara penyimpanan yang tepat, sehingga
didapatkan pakan yang digemari oleh tikus yaitu pakan dengan tekstur padat
dan lebih beraroma. Hal ini perlu, karena dapat menurunkan resiko adanya
59
60
DAFTAR PUSTAKA
Ali, A., Amalia, L., & Suptijah, P. Pemberian Kitosan Dan Pengaruhnya Terhadap
Berat Badan Dan Kadar Trigliserida Darah Tikus Sprague-Dawley. Yang,
2015, 10(1), 9–16.
Anggraeny, O., Dianovita, C., Putri, E. N., Sastrina, M., & Dewi, R. S. Korelasi
Pemberian Diet Rendah Protein Terhadap Status Protein, Imunitas,
Hemoglobin, dan Nafsu Makan Tikus Wistar Jantan. Indonesian Journal
of Human Nutrition, 2016, 3(2), 105–122.
Baran, P., Hansen, S., Waetzig, G. H., Akbarzadeh, M., Huber, H. J., Ahmadian,
M. R. The balance of Interleukin (IL)-6, IL-6:soluble IL-6 receptor (IL-6R)
and IL-6:sIL-6R:sgp130 complexes allows simultaneous classic and trans-
signaling. J. Biol. Chem, 2018, 130(Il).
Barnes, T. C., Anderson, M. E., & Moots, R. J. The many faces of interleukin-6:
The role of IL-6 in inflammation, vasculopathy, and fibrosis in systemic
sclerosis. International Journal of Rheumatology, 2011.
Brower, M., Grace, M., Kotz, C. M., & Koya, V. Comparative analysis of growth
characteristics of Sprague Dawley rats obtained from different sources.
Laboratory Animal Research, 2015, 31(4): 166–73.
Coelho, D. F., Pereira-Lancha, L. O., Chaves, D. S., Diwan, D., Ferraz, R.,
Campos-Ferraz, P. L., Lancha, A. H. Effect of high-fat diets on body
61
Eder, K., Baffy, N., Falus, A., & Fulop, A. K. The major inflammatory mediator
interleukin-6 and obesity. Inflammation Research, 2009, 58(11): 727–736.
Firdayanti, Shella Ernita. 2018. Pengaruh Pemberian Diet High Fat High Fructose
(HFHF) Modifikasi AIN-93M terhadap Kadar Leptin pada Tikus Gaur Putih
Sprague Dawley. Skripsi. Tidak Diterbitkan, Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang.
Gajda, A. High fat diets for diet-induced obesity models. Research Diets, 2008.
Gani, N., Momuat, L. I., & Pitoi, M. M. Profil Lipida Plasma Hiperkolesterolemia
pada ( Abelmoschus manihot L .) Tikus Wistar Pemberian Gedi yang
Merah. Jurnal MIPA UNSRAT Online, 2013, 2(1), 44–49.
Glund, S., dan Krook, A. Role of interleukin-6 signalling in glucose and lipid
metabolism. Acta Physiologica, 2008, 192(1): 37–48.
Gomez, G., Han, S., Englander, E. ., & Greeley Jr, G. Secretion and Ghrelin-
Induced Food Intake in Rats. Regulatory Peptides, 2013, 173(409), 60–
63.
Huang, B. W., Chiang, M. T., Yao2, H. T., dan Chiang, W. The effect of high-fat
and high-fructose diets on glucose tolerance and plasma lipid and leptin
levels in rats. Diabetes, Obesity and Metabolism, 2004, 120–126.
62
Huang, H. Y., Korivi, M., Tsai, C. H., Yang, J. H., dan Tsai, Y. C.
Supplementation of lactobacillus plantarum K68 and fruit-vegetable
ferment along with high fat-fructose diet attenuates metabolic syndrome in
rats with insulin resistance. Evidence-Based Complementary and
Alternative Medicine, 2013.
Indirasari, Adiza Pramesti. 2018. Pengaruh Pemberian Diet High Fat High
Fructose (HFHF) Modifikasi Standar AIN-93M terhadap Body Fat Index
(BFI) pada Tikus Sprague Dawley Jantan. Skripsi. Tidak DIterbitkan,
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
Keller, E. T., Wanagat, J., & Ershler, W. B. Molecular And Cellular Biology Of
Interleukin-6 And Its Receptor. Frontiers in Bioscience, 1996, 1, 340–357.
Ledikwe, J. H., Blanck, H. M., Khan, L. K., Serdula, M. K., Seymour, J. D., Tohill,
B. C., & Rolls, B. J. Dietary energy density is associated with energy intake
and weight status in US adults. Am J Clin Nutr, 2006, 83, 1362–1368.
Lewis, S. M., Ullrey, D. E., Barnard, D. E., & Knapka, J. J. 2006. Nutrition.
Li, X., Liu, Y., Zhang, H., Ren, L., Li, Q., & Li, N. Animal models for the
atherosclerosis research : a review. Protein Cell, 2011, 2(3), 189–201.
https://doi.org/10.1007/s13238-011-1016-3
Lozano, I., Van Der Werf, R., Bietiger, W., Seyfritz, E., Peronet, C., Pinget, M.,
Dal, S. High-fructose and high-fat diet-induced disorders in rats: Impact on
diabetes risk, hepatic and vascular complications. Nutrition and
Metabolism, 2016, 13(1): 1–13.
Marques, C., Meireles, M., Norberto, S., Leite, J., Freitas, J., Pestana, D.,
Calhau, C. High-fat diet-induced obesity Rat model: a comparison
between Wistar and Sprague-Dawley Rat. Adipocyte, 2016, 5(1): 11–21.
Monteiro, R., dan Azevedo, I. Chronic inflammation in obesity and the metabolic
syndrome. Mediators of Inflammation, 2010.
Murni, A. W., Darwin, E., Zubir, N., & Nurdin, A. E.. Analyzing Determinant
Factors for Pathophysiology of Functional Dyspepsia Based on Plasma
Cortisol Levels , IL-6 and IL-8 Expressions and H . pylori Activity. Acta
Medical Indonesia, 2018, 50(1), 38–45.
Nascimento, A. F., Sugizaki, M. M., Leopoldo, A. S., P., A., Nogueira, Luvizotto,
R. A. M., Cicogna, A. C. A Hypercaloric Pellet-Diet Cycle Induces Obesity
and Co-Morbidities in Wistar Rats. Arq Bras Endocrinol Metab, 2008,
52(6).
Patel, J., Iyer, A., dan Brown, L. Evaluation of the chronic complications of
diabetes in a high fructose diet in rats. Indian Journal of Biochemistry and
Biophysics, 2009, 46(1), 66–72.
Picchi, M. G., Mattos, A. M. De, Rodrigues, M., Barbosa, Passos, C., Iii, D., & De,
M. A high-fat diet as a model of fatty liver disease in rats. Acta Cirúrgica
Brasileira, 2011, 26, 25–30.
Pozza, C., & Isidori, A. M. What’s Behind the Obesity Epidemic. Imaging in
Bariatric Surgery, 2018, 1–8.
Ramirez, N. M., Lopes, R. C., Castro, M. E., Stampini, H., Martino, D., Benjamin,
A., Ribeiro, R. Anti-obesity effects of tea from Mangifera indica L . leaves
of the Ubá variety in high-fat diet-induced obese rats. Biomedicine &
Pharmacotherapy, 2017, 91, 938–945.
64
Ratnayani, K, Dwi Adhi, dan Gitadewi. Penentuan Kadar Glukosa dan Fruktosa
pada Madu Randu dan Madu Kelengkeng dengan Metode Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi. Jurnal Kimia, 2008, 2 (2): 77-86.
Reeves, Nielsen, F. H., & Fahey, G. C. AIN-93 Purified Diets for Laboratory
Rodents: Final Report of the American Institute of Nutrition Ad Hoc Writing
Committee on the Reformulation of the AIN-76A Rodent Diet. The Journal
of Nutrition, 1993, 123(11): 1939–1951.
Scheller, J., Chalaris, A., Schmidt-Arras, D., dan Rose-John, S. The pro- and
anti-inflammatory properties of the cytokine interleukin-6. Biochimica et
Biophysica Acta - Molecular Cell Research, 2011, 1813(5): 878–888.
Schwarz, J. M., Noworolski, S. M., Wen, M. J., Dyachenko, A., Prior, J. L.,
Weinberg, M. E., Mulligan, K. Effect of a high-fructose weight-maintaining
diet on lipogenesis and liver fat. Journal of Clinical Endocrinology and
Metabolism, 2015, 100(6), 2434–2442.
Sharp, Patrick E., M. C. L. R. 2010. The Laboratory Rat. Taylor & Francis.
Sinha, A., & Kling, S. A review of adolescent obesity: Prevalence, etiology, and
treatment. Obesity Surgery, 2009, 19(1): 113–120.
Tanaka, T., Narazaki, M., dan Kishimoto, T. IL-6 in inflammation, immunity, and
65
Timper, K., Denson, J. L., Steculorum, S. M., Rose-john, S., Wunderlich, F. T.,
Timper, K., Engstro, L. IL-6 Improves Energy and Glucose Homeostasis in
Obesity via Enhanced Central IL-6 trans -Signaling Article IL-6 Improves
Energy and Glucose Homeostasis in Obesity via Enhanced Central IL-6
trans -Signaling. Cell Reports, 2017, 19, 267–280.
Wang, O., Liu, J., Cheng, Q., Guo, X., Wang, Y., Zhao, L., Ji, B. Effects of ferulic
acid and γ-Oryzanol on high-fat and high-fructose diet-induced metabolic
syndrome in rats. PLoS ONE, 2015, 10(2): 1–14.
WHO. 2012. World Health Statistics 2012. World Health Statistics 2012 (Vol. 27).
Zhang, D. M., Jiao, R. Q., dan Kong, L. D. High dietary fructose: Direct or indirect
dangerous factors disturbing tissue and organ functions. Nutrients, 2017,
9(4)
Zigman JM, Nakano Y, Coppari R, Balthasar N, Marcus JN, Lee CE, et al. Mice
lacking ghrelin receptors resist the development of diet-induced obesity. J
Clin Invest, 2005, 115:3564–3572.