Anda di halaman 1dari 35

DAFTAR ISI

SAMPUL /HALAMAN JUDUL...................................................................i


HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................v
DAFTAR ISI...................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kajian Teori............................................................................................5
2.1.1 Pengertian Pendapatan..................................................................5
2.1.2 Pengertian Beban ..........................................................................8
2.1.3 Pengakuan Pendapatan dan Beban...............................................10
2.1.4 PSAK 72 .....................................................................................15
2.1.5 Laba..............................................................................................17
2.1.6 Laporan Laba Rugi.......................................................................18
2.2 Penelitian Terdahulu.............................................................................18
2.3 Kerangka Pemikiran..............................................................................24

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Pendekatan Penelitian...........................................................................26
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian................................................................26
3.3 Fokus Penelitian....................................................................................26
3.4 Informan Penelitian ..............................................................................26
3.5 Jenis dan Sumber Data..........................................................................27
3.6 Teknik Pengumpulan Data...................................................................28
3.7 Teknik Analisis Data............................................................................28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang sangat pesat, maka

peranan akuntansi sebagai alat bantu untuk mengkomunikasikan informasi

mengenai transaksi keuangan yang terjadi dewasa ini menjadi semakin besar.

Telah kami ketahui setiap perusahaan hasil menyusun laporan keuangan, karena

laporan keuangan yang disusun oleh setiap perusahaan memberi informasi

keuangan yang dibutuhkan oleh pemakai, yaitu pihak intern maupun ekstern

perusahaan.

Penyusunan laporan keuangan tidak terlepas dari pemilihan-pemilihan

metode, teknik serta kebijakan-kebijakan akuntansi, pemilihan metode maupun

teknik dalam akuntansi dapat berpengaruh terhadap pengakuan pendapatan dan

beban. Dalam menyusun laporan keuangan yang wajar ada beberapa faktor yang

mempengaruhinya salah satunya komponen laporan keuangan yaitu laporan laba

rugi. (Lumingkewas. 2013)

Setiap individu maupun organisasi memiliki tujuan yang mendasar. Secara

umum yang dimaksudkan dengan tujuan adalah segala sesuatu yang dicari

diinginkan, serta yang dibutuhkan untuk dicapai individu maupun organisasi.

Perkembangan perusahaan saat ini sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin

banyaknya perusahaan yang baru muncul dan adanya peningkatan usaha yang

dulu kecil dan sekarang semakin besar. Pada dasarnya usaha yang dijalankan ini

1
2

bertujuan mendapatkan laba semaksimal mungkin agar kelangsungan usahanya

dapat berjalan terus.

Perusahaan jasa yang memberikan pelayanan dalam bentuk jasa, laba yang

diperoleh sangat berpengaruh oleh besarnya pendapatan dan beban selama proses

kegiatan usaha yang berlangsung, karena pendapatan merupakan hasil yang

diperoleh dari kegiatan usaha, sedangkan beban merupakan suatu alat yang

digunakan untuk memperoleh pendapatan. Pada prinsipnya besarnya pendapatan

yang diperoleh dan banyaknya beban antara suatu perusahaan dengan perusahaan

lain adalah beda – beda.

Tujuan pendirian perusahaan yang paling mendasar pada umumnya

diklasifikasikan dalam tiga kelompok besar yaitu: memperoleh laba, pertumbuhan

dan kelangsungan hidup, serta keharmonisan terhadap lingkungan dan masyarakat

dalam arti yang luas. Hal ini disebabkan pendapatan yang mendorong aktivitas

operasi perusahaan dan dengan perantaranya kelangsungan hidup perusahaan.

Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan akan mendayagunakan seluruh

sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien.

Pada masa sekarang ini perusahaan yang bergerak dibidang jasa

berkembang dengan pesatnya dengan mengharap laba yang memadai. Secara

umum, laba merupakan selisih antara keseluruhan pendapatan dan beban suatu

perusahaan dalam periode tertentu. Dengan kata lain pendapatan dan beban

merupakan unsur penting dalam menyajikan informasi laba rugi. Oleh sebab itu

diperlukan adanya pengakuan yang tepat dalam unsur pendapatan dan beban.
3

Dalam menentukan pendapatan dan beban sering menjadi masalah,

pengakuan dilakukan dengan mencatat dan mencantumkan pendapatan dan beban

dalam laporan laba rugi. Pengakuan perlu dilakukan saat yang tepat atas suatu

kejadian ekonomi yang menghasilkan pendapatan dan beban. Bila pendapatan

maupun beban yang diakui tidak sama dengan yang seharusnya , maka informasi

yang disajikan dalam laporan laba rugi menjadi tidak tepat dan dapat

menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan oleh para pengguna

informasi tersebut.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Simbune Kab. Kolaka

Timur adalah suatu perusahaan jasa. Perusahaan jasa sering di hadapkan dengan

masalah apakah penerapan akuntansi pengakuan pendapatan oleh perusahaan

sudah tepat. Hal ini menjadi sangat penting karena dalam kenyataannya jika

pengakuan dan pengukuran pendapatan tidak tepat maka dapat mempengaruhi

laporan keuanagan perusahaan. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan salah

penyajian yang dikhawatirkan dapat menyebabkan para pengguna informasi

keuangan salah dalam mengambil keputusan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pengakuan pendapatan dan beban pada

PDAM Tirta Simbune Kab. Kolaka Timur belum sepenuhnya sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan. Penelitian ini menunjukkan bahwa metode

pengakuan pendapatan yang diterapkan PDAM Tirta Simbune Kab. Kolaka Timur

adalah pengakuan pendapatan secara accrual basis yaitu pendapatan diakui pada

saat rekening air pelanggan sudah terbit maka perusahaan langsung mengakui

pendapatan walaupun pelanggan belum membayarkannya. Perusahaan PDAM


4

Tirta Simbune Kab. Kolaka Timur mengakui pendapatan belum sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan, sebaiknya perusahaan melakukan atau menerapkan

pisah batas (cut off) atas pengakuan pendapatan pada akhir periode agar laba lebih

maksimal dan lebih tinggi.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik membahas dan

memilih judul “Analisis Pengakuan Pendapatan dan Beban Terhadap

Kewajaran Penyajian Laporan Laba Rugi Pada PDAM Tirta Simbune Kab.

Kolaka Timur.’’

1.2 Rumusan Masalah

Apakah Pencatatan Akuntansi Atas Pendapatan Dan Beban Pada

PDAM Tirta Simbune Kab Kolaka Timur Sudah Sesuai Dengan PSAK 72?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kesesuaian pencatatan akuntansi atas pendapatan dan

beban pada PDAM Tirta Simbune Kab. Kolaka Timur dengan PSAK 72

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1) Bagi penulis, sebagai bahan untuk menambah pengetahuan dan memperluas

wawasan terutama dalam masalah akuntansi mengenai pendapatan dan beban.

2) Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan menjadi sumber masukan bagi manajemen perusahaan

mengenai pengakuan pendapatan dan beban.


5

3) Bagi peneliti selanjutnya, peneliti diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

reperensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya.


27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pendapatan

1. Pengertian Pendapatan

Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva terdalam

perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

berbeda- beda tergantung jenis usaha jenis usaha yang dilakukan perusahaan.

Pada perusahaan industri, pendapatan timbul terutama dari penjualan barang jadi.

Dalam perusahaan dagang, pendapatan timbul terutama dari penjualan barang

dagang, sedangkan untuk perusahaan jasa, pendapatan diperoleh dari penyerahan

jasa kepihak lain.

Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan.

Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai

peranan yang sangat besar. Pendapatan merupakan faktor penting dalam operasi

suatu perusahaan, karena pendapatan akan mempengaruhi tingkat laba yang

diharapkan akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

Pengertian pendapatan menurut Nafarin (2004), “Pendapatan merupakan

kenaikan kotor dalam modal sendiri (modal pemilik) yang dihasilkan dari

penjualan barang dagangannya, pelakasanaan jasa kepada langganan atau klien,

penyewaan harta, peminjaman uang dan semua kegiatan usaha serta profesi yang

bertujuan untuk memperoleh hasil.’’


28

Menurut Soemarso (2005), diartikan sebagai “Peningkatan manfaat

ekonomi selama satu periode tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan

aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang

tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.”

Menurut Suwardjono (2007), dalam kaitannya dengan operasi perusahaan

yang utama, pendapatan diklasifikasikan menjadi komponen sebagai berikut:

1) Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional adalah pendapatan yang diperoleh perusahan dari

kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan. Namun pendapatan

operasi ini dipengaruhi oleh jenis usaha perusahaan. Untuk perusahaan jasa

pendapatan disesuaikan dengan bidang usaha perusahaan tersebut. Misalnya

perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan dan menanamkan

pendapatannya dengan pendapatan angkutan. Untuk perusahaan perdagangan atau

manufaktur, yang memperoleh pendapatannya dari menjual barang atau produk,

pendapatan operasinya disebut dengan penjualan (sales revenue).

2) Pendapatan Non Operasi

Pendapatan non operasi adalah pendapatan selain yang

diperoleh dari kegiatan utama perusahaan. Pendapatan ini sering

disebut pendapatan lain-lain dan untung (other revenues and gains).

3) Untung Luar Biasa

Untung non operasi yang sifatnya luar biasa kejadiannya

maupun jumlahnya biasaanya dipisahkan dan disebut dengan pos


29

luar biasa. Untung semacam ini biasanya diperoleh perusahaan

akibat kejadian yang tidak dapat dikendalikan manajemen.

Contohnya adalah suatu perusahaan memperoleh ganti rugi yang

besar karena menang dalam perkara pengadilan dalam kasus

pelanggaran hak paten.

2. Jenis-Jenis Pendapatan

Pada dasarnya, pendapatan itu timbul dari penjualan barang atau

penyerahan jasa kepada pihak lain dan dalam periode akuntansi tertentu,

pendapatan timbul dari penjualan, proses produksi, pemberiasan jasa, termasuk

pengangkatan dan proses penyimpanan. Dalam perusahaan dagang, pendapatan

timbul dari penjualan barang dagang. Pada perusahaan manufaktur, pendapatan

terutama diperoleh dari penjualan produk. Sedangkan untuk perusahaan jasa,

pendapatan dari penyerahan jasa kepada pihak lain. Pendapatan umumnya

merupakan sesuatu yang diterima oleh perusahaan yang menambah harta

perusahaan tersebut tetapi penambahan itu terjadi bukan karena adanya pembelian

investasi oleh perusahaan. Adapun jenis pendapatan dari suatu kegiatan

perusahaan dapat di golongkan menjadi pendapatan operasional dan pendapatan

non operasional.

Pendapatan operasional adalah pendapatan yang berasal dari aktiva utama.

Pendapatan dari sumber ini jumlahnya cukup material dan terjadi berulang-ulang

(rutin). Adapun jenis pendapatan operasional untuk tiap perusahaan berbeda

sesuai dengan usaha yang dilakukan perusahaan tersebut. Pendapatan operasional

timbul dari hasil kegiatan usaha dan operasional perusahaan baik dari hasil
30

penjualan barang dagang maupun penjualan jasa dan kegiatan utama perusahaan

lainnya.

Pada dasarnya jenis pendapatan operasional timbul dari berbagai cara

yaitu:

a) Pendapatan timbul dari kegiatan usaha yang dilaksanakan sendiri oleh

perusahaan tanpa menyerahkan jasa yang telah diproduksi,

b) Pendapatan diperoleh dari kegiatan usaha dengan adanya hubungan yang

telah disetujui.

Pendapatan non operasional adalah pendapatan yang

diperoleh dari sumber lain diluar kegiatan utama perusahaan.

Pendapatan non operasional merupakan pendapatan yang berasal

dari aktivitas utama perusahaan yang jumlahnya tidak material dan

sering terjadi. Pendapatan diterima tidak ada hubungannya dengan

aktivitas normal perusahaan dan biasanya disebut sebagai

pendapatan lain-lain.

3. Pengukuran Pendapatan

Secara umum pengukuran pendapatan akan diakui secara:

1) Accrual Basis

Pengakuan pendapatan secara accrual basis berarti bahwa pendapatan

harus dilaporkan selama kegiatan produksi (dimana laba dapat dihitung secara

proporsional dengan penyelesaian pekerjaan).

2) Critical Event Basis

Dalam metode ini yang diperhatikannya adalah kejadian-kejadian


31

penting dalam siklus operasi perusahaan, kejadian krisis itu dapat

berupa: pada saat penjualan, pada saat selesainya proyek, pada saat

pembayaran setelah dilakukan penjualan.

3) The Mathcing Principle

Prinsip ini mengatur agar pembebanan biaya harus dilakukan pada

periode yang sama dengan periode pengakuan hasil.

2.1.2 Beban

1. Pengertian Beban

Beban dapat diartikan sebagai pemakai barang dan jasa

dalam proses pendapatan. Dalam hal ini tersirat 2 pengertian yaitu

adanya pemakaian atau aktivitas menghabiskan barang atau jasa

dan nilai-nilai barang dan jasa menjadi habis pada saat produk

ditransferkan kepada pembeli.

Pengertian beban menurut Skousen (2004), “Beban adalah

arus keluar atau pemakaian aktiva atau terjadinya kewajiban dan

kombinasi keduanya yang berskala dari penyerahan atau produksi

barang, pemberian jasa merupakan operasi ini yang berkelanjutan

dari suatu entitas.”

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2007):

Definisi beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul

dalam aktivitas perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dalam

pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa meliputi, misalnya,

beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Beban tersebut


32

biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas

dan setara kas, persediaan, dan aset tetap.

2. Jenis-Jenis Beban

Beban merupakan arus keluar dan berkurangnya harta

perusahaan tetapi penurunan itu bukan disebabkan oleh pembagian

kepada pemilik modal. Beban umumnya muncul dari penjualan,

proses produksi, penyerahan jasa ataupun kegiatan lainnya yang

merupakan operasi normal perusahaan dalam periode tertentu.

Secara umum, beban dapat digolongkan atas 2 jenis yaitu:

1. Beban Langsung

Beban langsung yaitu beban yang secara langsung dikaitkan dengan pendapatan

dalam periode diakui pendapatan.

Contohnya: biaya bahan baku dan tenaga kerja pabrik, beban komisi penjualan,

beban garansi atas produk yang dijual.

2. Beban Tidak Langsung

Beban tidak langsung adalah beban yang tak berhubungan secara langsung dengan

penjualan produk dan jasa merupakan beban periode dan beban alokasi.

Contoh: beban administrasi umum, beban penyusutan dan beban amortisasi.

2.1.3 Pengakuan Pendapatan dan Beban

1. Pengakuan Pendapatan

Pengakuan adalah proses secara formal untuk mencatat dan

menggabungkan suatu pos di dalam perkiraan dan laporan

keuangan satu kesatuan. Pengakuan mencakup uraian pos itu dalam


33

kata-kata dan angka, dengan jumlah tercakup dalam laporan

keuangan. Pengakuan tidak sama dengan realisasi, meskipun

keduanya kadang-kadang digunakan bergantian didalam literatur

dan praktek akuntansi. Realisasi adalah proses pengubahan sumber

daya bukan kas dan hak menjadi uang dan paling tepat digunakan

dalam akuntansi dan pelaporan keuangan untuk penjualan aktiva

secara tunai atau klaim atas kas. Aktiva bersih yang tidak berasal

dari kontribusi penanaman modal.

Pendapatan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan

manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan

peningkatkan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan

dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan penghasilan

terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva atau

penurunan kewajiban.

Dalam bahasa sederhana, pendapatan diakui apabila perusahaan

yang menghasilkan pendapatan telah menyerahkan barang dan jasa

yang dijanjikan kepada pelanggan dan ketika pelanggan telah

melakukan pembayaran yang pasti (dapat direalisasikan) kepada

perusahaan. Jadi perusahaan telah melaksanakan kesepakatan, dan

konsumen mempunyai kemauan untuk membayar”.

Namun demikian bebera pa ahli akuntansi berpendapat

bahwa, untuk pengakuan pendapatan sebenarnya tidak harus selalu

terjadi pertukaran namun juga dianggap kritis adalah apabila bahwa


34

pengukuran yang objektif dapat juga dicapai jika pertukaran terjadi

atau tidak, di samping proses laba memang benar telah

diselesaikan.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2007):

Pengakuan merupakan proses pembentukan yang memenuhi

definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca dan laba rugi.

Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam

kata-kata maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke

dalam neraca atau laba rugi. Pos yang memenuhi kriteria tersebut

harus diakui dalam neraca ataupun laporan laba rugi. Kelalaian

untuk memakai pos semacam itu tidak dapat diralat melalui

pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupun

melalui catatan atau materi penjelasan.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23

paragraf 19 (2007) menyatakan bahwa: Bila hasil suatu transaksi

yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal,

pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui

dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tingkat

penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca.

Menurut Kieso (2007), Pedoman untuk Pengakuan

Pendapatan Secara umum, pedoman untuk pengakuan pendapatan

cukup luas. Selain itu, industri tertentu juga mempunyai pedoman

yang sangat spesifik yang memberi pandangan tambahan mengenai


35

kapan pendapatan harus diakui. Prinsip Pengakuan Pendapatan

(revenue recognition principle) menetapkan bahwa pendapatan

diakui pada saat direalisasi atau dapat direalisasi dan dihasilkan.

Pendapatan direalisasi apabila barang dan jasa ditukar dengan kas

atau klaim atas kas (piutang). Pendapatan dapat direalisasi apabila

aktiva yang diterima dalam pertukaran segera dapat dikonversi

menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang diketahui.

Pendapatan dihasilkan (earned) apabila entitas bersangkutan pada

hakikatnya telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan

untuk mendapat hak atas manfaat yang dimiliki oleh pendapatan

itu, yakni apabila proses menghasilkan laba telah selesai atau

sebenarnya telah selesai.

Empat transaksi telah diakui sesuai prinsip ini:

a) Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, yang

biasanya diinterprestasikan sebagai tanggal penyerahan kepada pelanggan.

b) Pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa-jasa itu telah

dilaksanakan dan dapat ditagih.

c) Pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva

perusahaan, seperti bunga, sewa, royalti, diakui sesuai dengan berlalunya

waktu atau ketika aktiva itu digunakan.

d) Pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal

penjualan.

2. Pengakuan Beban
36

Setelah pendapatan dari periode akuntansi diakui sesuai

dengan prinsip pendapatan, prinsip penandingan diterapkan untuk

mengakui beban periode tersebut. Perusahaan dalam melaksankan

operasinya menggunakan sumber daya yang digunakan haruslah

dialokasikan dalam hal ini sebagai beban. Beban diakui dalam

laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan

yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan

kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.

Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan

kewajiban atau penurunan aktiva. Beban diakui dalam laporan laba

rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan

pos pendapatan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya

disebut pengaitan biaya dengan pendapatan ini melibatkan

pengakuan pendapatan dan beban secara gabungan atau bersamaan

yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi

atau peristiwa lain yang sama, misalnya berbagai komponen biaya

yang membentuk beban pokok penjualan diakui pada saat yang

sama sebagai penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang.

Namun penerapan konsep ini dalam kerangka dasar tidak

memperkenankan pengakuan pos dalam neraca yang tidak

memenuhi definisi aktiva atau kewajiban.

Menurut Skousen (2004), “Untuk menentukan laba, tidak


37

hanya kriteria pengakuan pendapatan saja harus terpenuhi prinsip

pengakuan beban harus didefinisikan dengan jelas. Sebagian beban

langsung dihubungkan dengan pendapatan sehingga dapat diakui

pada periode yang sama dengan pendapatan terkait. Pengeluaran

lain tidak dapat segera diakui sebagai beban karena berhubungan

dengan pendapatan di masa yang akan datang sehingga dilaporkan

sebagai aktiva. Sebagian beban lagi, tidak dapat dihubungkan

dengan pendapatan tertentu dan diakui pada periode di mana beban

tersebut dibayarkan atau terjadi”.

Biaya yang akan menghasilkan pendapatan pada periode akuntansi

di masa mendatang diakui sebagai aset. Misalnya persedian barang

dagang, beban dibayar dimuka, dan aset pabrik. Biaya-biaya ini

disebut harga perolehan (biaya) yang belum kedaluwarsa

(unexpired cost). Biaya perolehan yang belum kedaluwarsa berubah

menjadi beban dalam dua cara:

1. Harga pokok penjualan. Harga perolehan (biaya) yang ditanggung sebagai

persediaan barang dagang menjadi beban ketika persediaan itu terjual. Biaya-

biaya ini dibebankan sebagai harga pokok penjualan pada periode ketika

penjualan terjadi. Oleh karena itu, terdapat penandingan langsung antara

beban dengan pendapatan.

2. Beban operasional. Harga perolehan (biaya) yang belum kedaluwarsa lainnya

menjadi beban operasional melalui penggunaan atau konsumsi (seperti pada

kasus persediaan toko).


38

2.1.4 PSAK No. 72

1. Pendapatan menurut PSAK 72

PSAK 72 menjelaskan bahwa perusahaan dapat mengakui pendapatan

ketika (atau selama) perusahaan memenuhi kewajiban pelaksanaan dengan

mengalihkan aset yang dijanjikan kepada pelanggan, dimana pengalihan aset

terjadi ketika (atau selama) pelanggan memperoleh pengendalian atas aset

tersebut.

2. Pengakuan Pendapatan

Pada paragraf kedua, PSAK 72 menyebutkan bahwa pendapatan diakui

untuk menggambarkan pengalihan aset berupa barang atau jasa yang dijanjikan

kepada pelanggan. Pada PSAK 72, pendapatan diakui saat transaksi dalam proses

pertukaran aset berupa barang atau jasa telah selesai dilaksanakan. PSAK 72 juga

mendefinisikan kontrak sebagai perjanjian antara dua pihak atau lebih yang

menciptakan hak dan kewajiban yang dapat dipaksakan (paragraf 10).

Tahapan pengakuan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan menurut

PSAK 72 yaitu:

a. Mengidentifikasi kontrak dengan pelanggan

b. Mengidentifikasi kewajiban pelaksanaan

c. Menentukan harga transaksi

d. Mengalokasikan harga transaksi terhadap kewajiban pelaksaan

e. Mengakui pendapatan ketika (pada saat) entitas telah menyelesaikan

kewajiban pelaksanaan

3. Kriteria Pengakuan Pendapatan


39

Entitas mencatat kontrak dengan pelanggan hanya jika

seluruh kriteria berikut terpenuhi:

1) Para pihak dalam kontrak telah menyetujui kontrak (secara tertulis, lisan atau

sesuai dengan praktik bisnis pada umumnya) dan berkomitmen untuk

melaksanakan kewajiban mereka masing-masing.

2) Entitas dapat mengidentifikasi hak setiap pihak mengenai barang atau jasa

yang akan dialihkan.

3) Entitas dapat mengidentifikasi jangka waktu pembayaran barang atau jasa

yang akan dialihkan.

4) Kontrak memiliki substansi komersial (yaitu risiko, waktu, atau jumlah arus

kas masa depan entitas diperkirakan berubah sebagai akibat dari kontrak.

5) Kemungkinan besar entitas akan menagih imbalan yang akan menjadi haknya

dalam pertukaran barang atau jasa yang akan dialihkan pelanggan.

2.1.5 Laba

Laba salah satu indikator prestasi suatu badan usaha adalah

kemampuan menghasilkan laba (profiblity). Laba merupakan

indikasi apakah perusahaan itu berhasil atau tidak dalam

kelangsungan hidup yang merupakan ukuran keberhasilan

perusahaan. Laba yang diperoleh suatu badan usaha akan

mempengaruhi keputusan yang akan di ambil oleh pihak yang

berkepentingan. Adalah sangat penting untuk mengukur dan

melaporkan setepat mungkin hingga laba rugi menggambarkan

hasil yang diperoleh selama periode yang bersangkutan secara


40

layak dan wajar.

Menurut Belkout, Sofya (2001) defenisi tentang laba

mengandung lima sifat yakni:

1) Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu

timbulnya hasil dan biaya untuk mendapatkan hasil tersebut.

2) Laba akuntansi didasarkan pada postutat periode laba itu artinya merupakan

prestasi perusahaan itu pada periode tertentu.

3) Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan

batasan sendiri tentang apa yang termasuk hasil.

4) Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam biaya

historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil tertentu.

5) Laba akuntansi didasarkan pada prinsip matching artinya hasil dikurangi

biaya yang diterima atau dikeluarkan dalam periode yang sama.

Menurut Financial Accounting Standar Board (FASB, Stice

2004) mendefenisikan laba komprehensif merupakan perubahan

dalam ekuitas bisnis selama satu priode dan transaksi, kejadian dan

kondisi lainnya yang berasal dari sumber-sumber selain pemilik

perusahaan atau entitas pemegang saham, sedangkan beban akan

mengkonsumsi aktiva perusahaan.

2.1.6 Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan

bahwa pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu usaha

untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan-pendapatan


41

dan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita

oleh perusahaan. Laporan laba rugi itu kadang-kadang disebut

laporan penghasilan atau laporan pendapatan dan biaya

merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan

perusahaan dan juga merupakan tali penghubung dua neraca yang

berurutan. Maka arti penting dari laporan laba rugi yaitu sebagai

untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan dan

mengetahaui berapakah hasil bersih atau laba yang didapat dalam

periode tertentu.

2.2 Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini diuraikan mengenai hasil-hasil penelitian

sebelumnya yang terkait mengenai pengakuan pendapatan dan

beban, dalam mengungkapkan hasil penelitian sebelumnya

disampaikan secara ringkas namun mempunyai makna yang sama

dalam arti bahwa uraian penelitian sesuai dengan hasil penelitian

yang sebenarnya telah dilakukan. Oleh karena itu, objek penelitian

berbeda kemungkinan akan mempunyai hasil yang tidak sama,

tetapi tetap membantu memberikan arah yang jelas mengenai

penelitian berikutnya.

Rimansyah (2015), melakukan penelitian mengenai Analisa Pengakuan

Pendapatan dan Beban Pada PT Wahana Bumi Riau Cabang Palembang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengakuan Pendapatan dan Beban yang

terdapat pada PT Wahana Bumi Riau Cabang Palembang sudah sesuai atau belum
42

dengan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 tentang Kontrak Konstruksi.

Skripsi ini disusun dengan menggunakan metode komparatif. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dengan teknik pengumpulan

data melalui dokumentasi dan studi pustaka. Sedangkan teknik analisis data

dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil

penelitian untuk perbandingan yang telah dilakukan diketahui bahwa terdapat

perbedaan dalam pencatatan jurnal pendapatan dan beban, serta berpengaruh pada

pendapatan dan beban dimana pada metode kontrak selesai pendapat dan beban

yang terjadi tidak mencerminkan keadaan yang sesungguhnya pada perusahaan

berbeda dengan metode persentase penyelesaian, pendapatan dan beban yang

diperoleh mencerminkan kondisi keuangan yang sesungguhnya terjadi pada

perusahaan, dengan penelitian diatas, maka penulis menyimpulkan perusahaan

menggunakan metode pengakuan pendapatan dan beban yang sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 tentang Kontrak Konstruksi supaya

pendapatan dan beban dapat terealisir dan menghasilkan informasi keuangan yang

layak terhadap laporan keuangan dapat direkomendasikan.

Norfitri (2019), melakukan penelitian mengenai evaluasi matching

principle dalam laporan laba rugi pada PT Megatrans Buana Samudra, tujuan

penelitian untuk mengetahui penerapan metode pengakuan dan pengukuran

pendapatan serta matching principle terhadap laporan laba rugi pada PT

Megatrans Buana Samudra di Surabaya. Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Dari hasil

penelitian ini, pengukuran pendapatan menggunakan cost historis yang


43

berdasarkan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang akan diterima dalam

bentuk kas dan setara kas. Perusahaan menggunakan metode accrual basis dalam

mengakui pendapatan yaitu mengakui pendapatan ketika jasa diberikan kepada

pelanggan. Penerapan matching principle yang diterapkan oleh perusahaan

menggunakan hubungan sebab akibat, suatu pendapatan yang akan didapat

karena adanya suatu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan

tersebut.

Amri (2015), melakukan penelitian tentang metode pengakuan pendapatan

dan beban terhadap laporan keuang pada PT Petrosida Gresik. Tujuan penelitian

ini untuk mengetahui metode pengakuan pendapatan dan beban dalam pembuatan

laporan keuangan PT Petrosida Gresik. Penelitian ini juga menjelaskan apakah

metode pengakuan pendapatan dan beban PT Petrosida Gresik telah sesuai dengan

standar akuntansi keuangan dan laporan keuangan yang dibuat telah wajar

menurut standar akuntansi keuangan. Jenis penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Penelitian ini

menggunakan data sekunder yaitu dokumen keuangan dan jurnal-jurnal yang

berkaitan. Data yang diperoleh digunakan sebagai bahan perbandingan dengan

standar akuntansi keuangan.

Apsa (2018), melakukan penelitian tentang evaluasi

pengakuan, pengukuran dan pelaporan pendapatan bersarkan PSAK

No. 23 pada PT Pelayaran Liba Marindo Tanjung Pinang Periode

2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengakuan,

pengukuran dan pelaporan pendapatan pada PT Liba Marindo


44

Tanjung Pinang telah sesuai dengan PSAK No.23, sehingga dalam

laporan keuangan PT Liba Marindo sesuai dengan standar yang

berlaku umum di indonesia. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan adalah dengan melakukan tinjauan observasi langsung ke

perusahaan, wawancara, dan dokumentasi. Melihat data laporan

pendapatan dan laporan laba rugi penelitian ini menggunakan jenis

penelitiaan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pengakuan pendapatan pada PT Liba Marindo

belum sesuai dengan PSAK No.23 yang mana pada akhir tahun

dalam laporan keuangan PT Liba Marindo tidak mencatat

pendapatan dari pelanggan yang sesungguhnya, karena pendapatan

yang diterima dari pelanggan dibulan desember baru akan diakui

dibulan januari. Sehingga laporan keuangan PT Liba Marindo tidak

menunjukkan hasil yang sebenarnya.

Purigawati (2016), melakukan penelitian tentang analisa

atas pengakuan pendapatan dan beban pada perusahaan jasa

konstruksi pada CV Taruna Bintan Tanjung Pinang. Menurut

penelitian yang dilakukan oleh penulis pada CV Taruna Bintan

Tanjung Pinang bahwa perusahaan mengakui pendapatan dan

beban berdasarkan kemajuan fisik, dapat dilihat bahwa pendapatan

dan laba kotor diakui setiap periode berdasarkan kemajuan proses

konstruksi serta perusahaan telah menggunakan metode deskripsi

persentase penyelesaian, dasar biaya ke biaya karena persentase


45

yang dihasilkan lebih akurat dan rill berdasarkan kondisi yang

terjadi dilapangan. Ini sesuai dengan PSAK No. 34 Paragraf 25

yang menyebutkan bahwa pendapatan kontrak dihubungkan dengan

biaya kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap penyelesaian

tersebut, sehingga pendapatan, beban, dan laba yang dilaporkan

dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan secara

proporsional. Untuk mendapatkan data yang diperlukan oleh

penulis dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang

dilakukan adalah dengan wawancara.

Melinda (2016), melakukan penelitian tentang analisa

pengakuan pendapatan dan beban serta pengaruhnya terhadap

kewajaran penyajian laporan keuangan pada PT Mitra Andalan

Satkomindo. Bertujuan untuk mengetahui penerapan pengakuan

pendapatan dan beban atas kewajaran laporan keuangan dan apakah

metode yang digunakan sudah sesuai dengan Standar Akuntansi

Keuangan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian

kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder (laporan keuangan) dari PT Mitra Andalan Satkomindo

(2013-2014). Hasil yang diperoleh oleh perlakuan pengakuan

pendapatan dan beban dari PT Mitra Andalan Satkomindo

mengatakan tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan

karena masih menggunakan metode cash basis, dimana pendapatan

diakui pada saat kas diterima dan beban diakui pada saat kas
46

dikecualikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah PT Mitra

Andalan Satkomindo telah menerapkan metode cash basis dalam

pengakuan pendapatan dan beban tidak sesuai dengan Standar

Akuntansi Keuangan.

Berdasarkan dari penelitian terdahulu ada beberapa

persamaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian ini yaitu

sama-sama meneliti tentang pendapatan, dan metode teknik analisa

data sama-sama menggunakan analisis kualitatif. Adapun

perbedaan dalam penelitian ini adalah terletak pada objek, lokasi

penelitian, dan instansi yang diteliti. Kemudian yang menjadi hal

baru dalam penelitian ini karena di daerah atau lokasi yang menjadi

tempat penelitian ini belum pernah dilakukan penelitian yang sama.

2.3 Kerangka Pikir

Gambar 2.1

PDAM Tirta Simbune


Kab. Kolaka Timur

Pengakuan Pendapatan dan Beban

PSAK No 72

Laporan Laba Rugi


Analisis
47

Hasil

Kesimpulan

Sumber data primer yang di olah peneliti

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif deskriptif karena untuk mengetahui atau menggambarkan

kenyataan dari kejadian yang akan di teliti, sehingga memudahkan dalam

mendapatkan data yang objektif dalam rangka untuk mengetahui pencatatan


48

akuntansi atas pendapatan dan beban di PDAM Tirta Simbune Kab. Kolaka

Timur. Menurut Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, baik

itu perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik dengan cara deskriptif

dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Diantaranya adalah pengguanaan

studi khusus deskriptif dalam penelitian ini bermaksud agar dapat mengungkap

atau memperoleh informasi dari data penelitian secara menyeluruh dan mendalam.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

a) Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di PDAM Tirta Simbune Kab. Kolaka

Timur.

b) Waktu penelitian

Adapun rencana waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan februari

sampai maret.

3.3 Fokus Penelitian

Fokus penelitian dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif sekaligus

membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan mana yang tidak

relevan (Moleong, 2010), pembatasan dalam penelitian kualitatif ini lebih di

dasarkan pada tingkat kepentingan/urgensi dari masalah yang dihadapi dalam

penelitian ini. Penelitian ini akan di fokuskan pada “PDAM Tirta Simbune Kab.

Kolaka Timur” yang objek utamanya merupakan PDAM Tirta Simbune


49

Kabupaten Kolaka Timur.

3.4 Informan Penelitian

Menurut Moleong (2000) informan penelitian adalah orang yang di

manfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar

belakang penelitian. Untuk memperoleh data secara representatif, maka di

perlukan informan kunci (key informan) yang memahami dan mempunyai kaitan

dengan permasalahan yang dikaji melalui metode wawancara. Adapun informan

dalam penelitian ini adalah sekertaris, Pegawai/Staf PDAM Tirta Simbune Kab.

Kolaka Timur.

3.5 Jenis dan Sumber Data

1) Jenis data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis data

kualitatif merupakan sebuah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan

dari orang-orang maupun perilaku yang dapat diamati

(Moleong,2010)

2) Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder dan data primer

Data primer adalah data yang secara langsung di peroleh dari

lokasi penelitian dengan memberikan informasi yang dicari. Data

primer bersumber dari hasil wawancara langsung dari sumbernya


50

yaitu mengenai pencatatan akuntansi atas pendapatan dan beban di

PDAM Tirta Simbune Kab. Kolaka Timur.

Data sekunder adalah data yang bersumber dari catatan yang

ada pada perusahaan dan dalam penelitian ini, data sekunder

diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan yang terkait dengan

maslah penelitian berupa catatan dan laporan perusahan baik yang

dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah;

1. Wawancara (Interview)

Wawancara (Interview) dilakukan dengan melakukan tanya-jawab

langsung terhadap pihak-pihak yang bersangkutan guna mendapatkan data dan

keterangan yang berlandaskan pada tujuan penelitian. Teknik dilaksanakan untuk

mengetahui bagaimana pengakuan pendapatan dan beban serta pengaruhnya

terhadap kewajaran laporan laba rugi pada Evaluasi Pengakuan Pendapatan dan

Beban Serta Pengaruhnya Terhadap Kewajaran Penyajian Laporan Laba Rugi

Pada PDAM Tirta Simbune Kabupaten Kolaka Timur dengan PSAK No. 23.

2. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan pengumpulan data-data dan dokumen perusahaan

yang relevan dengan penelitian ini.

3.7 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, dimana model

penelitian ini dimasukkan dalam penelitian kualitatif. Mengacu pada Sugiyono


51

(2010), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Langkah-

langkah yang ditempuh untuk melakukan analisis data penelitian ini adalah:

1) Data Reduction (Reduksi Data), yaitu melakukan langkah untuk merangkum,

memilih dan mereduksi data yang diperoleh agar berfokus pada penelitian

yang dilakukan.

2) Data Display (Penyajian Data), yaitu menyajikan data dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya termasuk

teks yang bersifat naratif.

3) Conclusion Drawing/Verification, yaitu melakukan penarikan kesimpulan dan

verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Apabila kesimpulan awal tersebut

didukung oleh bukti yang valid dan konsisten, maka kesimpulan tersebut

kredibel.

Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

Yin (2013) adalah:

1) Pembuatan penjelasan, yaitu dengan cara membuat suatu penjelasan tentang

kasus terkait untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang

diajukan. Pertanyaan tersebut mengenai evaluasi pengakuan pendapatan dan

beban serta pengaruhnya terhadap kewajaran penyajian laporan laba rugi

PDAM Tirta Simbune Kabupaten Kolaka Timur.

2) Penjodohan Pola atau Logic Patter Matching, yaitu dengan membandingkan


52

antara kondisi yang sebenarnya terjadi/dilaksanakan dengan kondisi yang

ideal sesuai dengan peraturan yang berlaku. Penjodohan ini meliputi

kesesuaian pencatatan akuntansi atas pendapatan dan beban pada PDAM Tirta

Simbune Kab. Kolaka Timur dengan PSAK No. 23.


DAFTAR PUSTAKA

Amri, 2015. Metode Pengakuan Pendapatan dan Beban Terhadap Kewajaran


Laporan Keuangan Pada PT. Petrisida Gresik. Universitas Brawijaya.
Mala

Apsa Sari, 2013. Evaluasi Pengakuan, Pengukuran dan Pelaporan Pendapatan


Berdasarkan PSAK No. 23 Pada PT. Pelayaran Liba Marindo
Tanjungpinang Periode 2013. Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Tanjungpinang

Denial, 2009. Pengaruh Pengakuan Pendapatan dan Beban Perusahaan


Terhadap Laba Rugi, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan.

Harahap, 2007. Teori Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan per 1


september 2007, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Kieso, 2007. Akuntansi Intermediate, Edisi Keduabelas jilid 2, Erlangga.


Indonesia : Jakarta
Lewingkewas, Valen A. 2013. Pengakuan Pendapatan dan Beban Atas Laporan
Keuangan. Jurnal Emba. Vol. 1 No.3.199-206, http:// Portal Garuda.E-
Jurnal/, A(diakses pada 24 Desember 2018)

Mark. S, James J, Alvin Elder. 2005. Theory accounting, Erlangga,


Jakarta

Moleong, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Nafarin. M, 2004. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: SalembaEmpat.


Niswonger, C rollin, Philp E fess, 2007. Principle of accounting, Erlangga,
Jakarta

Norfitri Yesie, 2014. Evaluasi Penerapan Matching Principle Dalam Laporan


Laba Rugi Pada PT. Megatrans Buana Samudra, STIESIA Surabaya.
Surabaya

Purigawati Suci, 2010. Analisa Atas Pengakuan Pendapatan dan Beban Pada
Jasa Kontruksi Pada CV. Taruna Bintan Tanjungpinang. Universitas
Maritim Raja Ali Haji. Tanjungpinang

Rimansyah, 2015. Analisa Pengakuan Pendapatan dan Beban Pada PT. Wahana
Bumi Riau Cabang Palembang, Palembang
Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Revisi, Jakarta: Salemba
Empat.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yin. K, Robert. (2013). Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai