Anda di halaman 1dari 29

KARYA TULIS ILMIAH

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah

Sistem Informasi Manajemen dengan dosen pengampu Sultikman S.T., M.Kom.

Disusun Oleh :

Sendy Bryan Syahputra (193402416449)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NASIONAL

2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan kekuatan dan petunjuk sehingga penulis dapat menyusun karya
tulis ilmiah ini dengan sebaik-baiknya, yang berjudul “Pengembangan Sistem
Informasi” disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem
Informasi Manajemen yang diampu oleh Bapak Sultikman S.T., M.Kom.

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk menambah wawasan
Pengembangan Sistem Informasi. Sebelum itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan Karya Tulis
Ilmiah ini sehingga terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis berharap atas kritikan dan saran yang membangun
agar Karya Tulis Ilmiah ini jauh lebih baik. Dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 31 Juli 2023

(Penyusun)

2
ABSTRAK

Sistem informasi baru tumbuh dari proses pemecahan masalah organisasional.


Sebuah sistem informasi baru diciptakan sebagai solusi untuk beberapa jenis masalah
atau sekumpulan masalah yang dihadapi perusahaan. Masalahnya mungkin adalah
seorang manajer atau karyawan menyadari bahwa perusahaan tidak berjalan sesuai
yang diharapkan, atau bisa juga timbul dari kesadaran bahwa perusahaan seharusnya
mengambil keuntungan dari kesempatan-kesempatan baru untuk menjadi sukses.
Aktivitas yang mengarah pada pembuatan solusi sistem informasi perusahaan
untuk mengatasi masalah perusahaan atau memanfaatkan kesempatan disebut
pengembangan sistem (system development). Pengembangan sistem adalah suatu
jenis pemecahan masalah yang terstruktur dengan aktivitas yang jelas. Aktivitas-
aktivitas ini terdiri atas analisis sistem, perancangan sistem, pemrograman, pengujian,
konversi, serta produksi dan pemeliharaan.

3
PENDAHULUAN
Di era globalisasi saat ini, dimana informasi dapat diakses secara “real time”
sehingga tidak ada dinding pembatas (baik secara geografis, politik, dan lain
sebagainya), masyarakat sangat haus akan kebutuhan informasi. Sehingga, tidak
berlebihan jika informasi dikategorikan sebagai kebutuhan pokok disamping
kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Seiring dengan hal itu, informasi telah
berubah bentuk menjadi suatu komiditi yang dapat diperdagangkan. Keadaan ini
terbukti dengan semakin berkembangnya bisnis pelayanan informasi, seperti stasiun
televisi, surat kabar, radio dan internet yang telah memasuki sendi-sendi kehidupan
manusia. Perubahan lingkungan yang pesat, dinamis dan luas tersebut didukung oleh
kemajuan teknologi informasi disegala bidang. Hal ini telah mendorong transformasi
masyarakat tradisional menjadi masyarakat informasi.
Perkembangan teknologi informasi telah membawa dampak dalam kehidupan
masyarakat. Sejak ditemukannya komputer pada tahun 1955, peradaban dunia telah
memasuki era informasi. Teknologi informasi dengan komputer sebagai motor
penggeraknya telah mengubah segalanya. Pemrosesan informasi berbasis komputer
mulai dikenal orang hingga saat ini sudah banyak software yang dapat digunakan
orang sebagai alat pengelolaan data untuk menghasilkan informasi.
Teknologi informasi muncul sebagai akibat semakin merebaknya globalisasi
dalam kehidupan organisasi, semakin kerasnya persaingan bisnis, semakin singkatnya
siklus hidup barang dan jasa yang ditawarkan. Untuk mengantisipasi semua ini,
perusahaan mencari terobosan baru dengan memanfaatkan teknologi. Teknologi
diharapkan dapat menjadi fasilitator dan interpreter. Semula teknologi informasi
digunakan hanya terbatas pada pemrosesan data. Dengan semakin berkembangnya

4
teknologi informasi tersebut, hampir semua aktivitas organisasi saat ini telah
dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi informasi.
Kata infomasi sudah tidak asing lagi bagi setiap orang, hampir setiap hari
orang-orang mendapatkan informasi dari mana saja. Sebuah informasi sangatlah
dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempermudah kelangsungan hidup, dengan
adanya informasi semua orang mengetahui hal-hal kecil hingga besar, dan dapat
mengatur kehidupannya sendiri. Begitupun bagi sebuah organisasi atau perusahaan,
informasi berguna untuk pengambilan keputusan atau pengendalian baik di dalam
organisasi atau perusahaan itu.
Informasi yang baik dan akurat akan membuat sebuah organisasi atau
perusahaan berkembang menjadi lebih baik, karena dengan adanya informasi para
pengelola dapat mengenal lebih baik kondisi obyektif dari organisasi atau perusahaan.
Untuk dapat menghasilkan sebuah informasi yang baik dan akurat maka
dibutuhkan sebuah sistem informasi yang baik pula. Sistem informasi adalah suatu
sinergi antara data, mesin pengolah data (yang biasanya meliputi komputer, program
aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk menghasilkan informasi. Karena fungsi dari
sistem informasi itu adalah menyajikan atau memberikan infomasi, sehingga bila
sistem tersebut mengalami gangguan atau kerusakan maka sebuah informasi tidak
akan disajikan secara baik dan benar. Oleh karena itulah dibutuhkan pengembangan
sistem informasi guna memaksimalkan kinerja suatu sistem informasi.

5
LITERATUR TEORI

A. SISTEM
Beberapa definisi sistem menurut para ahli:
1. L. James Havery
Sistem merupakan prosedur logis dan rasional guna melakukan atau
merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu sama lain.
2. Salisbury
Sistem adalah sekelompok bagian atau komponen-komponen yang bekerja
sama sebagai suatu kesatuan fungsi.
3. Koentjaraningrat
Sistem adalah susunan yang berfungsi dan bergerak.
4. Mulyadi
Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan
antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Sistem berasal dari bahasa Latin systēma yang
artinya keseluruhan yang terdiri dari macam-macam bagian. Dari beberapa
definisi dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sebuah kumpulan dari
komponen-komponen dimana beberapa dari komponen tersebut saling
berhubungan secara tetap dalam jangka waktu tertentu dan saling bekerja
sama untuk mencapai tujuan.
B. INFORMASI
Beberapa definisi informasi menurut para ahli:
1. George H. Bodnar, (2000: 1)
Informasi adalah data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk
mengambil keputusan yang tepat.
2. Tata Sutabri, S.Kom., MM
Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau
diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

6
3. Lani Sidharta (1995: 28)
Informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang berguna untuk
membuat keputusan.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data
yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk membuat keputusan.
Informasi berguna untuk membuat keputusan karena informasi menurunkan
ketidakpastian (atau meningkatkan pengetahuan). Informasi menjadi penting,
karena berdasarkan informasi
itu para pengelola dapat mengetahui kondisi obyektif perusahaannya.
Informasi tersebut
merupakan hasil pengolahan data atau fakta yang dikumpulkan dengan
metode ataupun
cara-cara tertentu.
C. SISTEM INFORMASI
Beberapa definisi sistem informasi menurut para ahli:
1. Al-Bahra (2005:9)
Sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang
terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu
tujuan yaitu menyajikan informasi.
2. Kertahadi (dalam Fatta, 2007)
Sistem Informasi adalah suatu alat untuk menyajikan informasi
sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Tujuannya
adalah untuk menyajikan informasi guna pengambilan keputusan pada
perencanaan, pemrakarsaan, pengorganisasian, pengendalian kegiatan
operasi suatu perusahaan yang menyajikan sinergi organisasi pada proses.
Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan prosedur
organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi
pengambil keputusan dan/atau untuk mengendalikan organisasi.

7
D. MANFAAT SISTEM INFORMASI
Beberapa manfaat dari sistem informasi:
1. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi,
mengurangi biaya dan menghasilkan pendapat sebagai salah satu produk
atau pelayanan mereka.
2. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah
dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
3. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan
persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang
yang tersedia.
E. PEMAKAI SISTEM INFORMASI
Sebagian besar sistem informasi berlandaskan komputer terdapat di dalam
suatu organisasi dalam berbagai jenis. Anggota organisasi adalah pemakai
informasi yang dihasilkan sistem tersebut termasuk manajer yang bertanggung
jawab atas pengalokasian sumber daya untuk pengembangan dan
pengoperasian perusahaan.
F. KOMPONEN SISTEM INFORMASI
1. Hardware: terdiri dari komputer, periferal (printer) dan jaringan.
2. Software: merupakan kumpulan dari perintah/fungsi yang ditulis dengan
aturan tertentu untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas
tertentu. Software dapat digolongkan menjadi Sistem Operasi (Windows
95 dan NT), aplikasi (akuntansi), utilitas (anti virus, speed disk), serta
bahasa (3 GL dan 4 GL).
3. Data: merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih
lanjut untuk menghasilkan informasi.
4. Prosedur: dokumentasi prosedur/proses sistem, buku penuntun operasional
(aplikasi) dan teknis.

8
5. Manusia: yang terlibat dalam komponen manusia seperti operator,
pemimpin sistem informasi dan sebagainya. Oleh sebab itu perlu suatu
rincian tugas yang jelas.
G. KEGIATAN SISTEM INFORMASI
1. Input: menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data untuk
diproses.
2. Proses: menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk
menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah.
3. Output: suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses di atas
tersebut.
4. Penyimpanan: suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data.
5. Kontrol: suatu aktivitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

9
PEMBAHASAN

A. DEFINISI SISTEM INFORMASI


Sistem informasi merupakan sistem yang menyediakan informasi untuk
manajemen dalam mengambil keputusan dan juga untuk menjalankan
operasional perusahaan. Sistem tersebut merupakan kombinasi dari orang-
orang, teknologi informasi, dan prosedur-prosedur yang tergorganisasi.
Para ahli memiliki pendapat yang berbeda dalam menanggapi pengertian
sistem informasi. Berikut beberapa pengertian menurut para ahli:
1. Mc Leod
Pengertian sistem informasi menurut Mc Leod adalah suatu sistem yang
memiliki kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber dan
menggunakan berbagai media untuk menampilkan informasi.
2. Erwan Arbie
Erwan Arbie berpendapat bahwa pengertian sistem informasi adalah suatu
sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian, bantuan, dan dukungan operasi.
Sistem ini bersifat manajerial dari suatu organisasi dan membantu
memfasilitasi penyediaan laporan yang diperlukan.
3. O’Brien
O’Brien menyatakan bahwa pengertian sistem informasi merupakan
kombinasi dari setiap unit yang dikelola orang-orang, hardware (perangkat
keras), software (perangkat lunak), jaringan komputer, serta jaringan
komunikasi data (komunikasi), dan database (basis data) yang
mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi tentang bentuk
organisasi.

10
4. John F Nash
Menurut John F Nash, pengertian sistem informasi merupakan kombinasi dari
manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur, dan pengendalian yang
ditujukan untuk mengatur jaringan komunikasi yang penting, proses transaksi
tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern, dan
menyediakan dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat.
5. Alter
Sedangkan Alter memiliki pendapat tersendiri, pengertian sistem
informasi ialah sebagai tipe khusus dari sistem kerja dimana manusia dan atau
mesin melakukan pekerjaan dengan menggunakan sumber daya untuk
memproduksi produk tertentu dan atau jasa bagi pelanggan.
B. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Informasi menjadi penting, karena berdasarkan informasi para pengelola dapat
mengetahui kondisi obyektif organisasi dan perusahaannya. Sebuah sistem
informasi digunakan untuk mengatur manusia dan komponen-komponen
mesin, dan prosedur-prosedur yang saling berkaitan untuk mendukung
kebutuhan informasi atau bisnis pada sebuah organisasi dan para pengguna
sistem. Hal yang dilakukan agar sistem informasi dapat bekerja dengan baik
dan sesuai dengan yang diharapkan yaitu dengan melakukan pengembangan
sistem informasi. Pengembangan sistem informasi (systems devlopment) yaitu
memperbaiki sistem sebelumnya atau mengganti sistem yang sudah ada
dengan suatu sistem yang baru, hal itu dilakukan karena sistem sebelumnya
memiliki masalah, tidak efisiennya operasi, dan lain sebagainya.
Pengembangan sistem informasi adalah aktivitas untuk menghasilkan sistem
informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan persoalan organisasi atau
memanfaatkan kesempatan (oppurtinities) yang timbul dengan menggunakan
metode dan teknik tertentu.

11
C. HAL MENDASAR DALAM PENGEMBANGAN SISTEM

Dalam pengembangan dan perancangannya, penganalisa sistem merupakan


bagian dari tim yang berfungsi mengembangkan sistem yang memiliki daya
guna tinggi dan memenuhi kebutuhan pemakai akhir. Pengembangan
dipengaruhi sejumlah hal, yaitu :
a. Produktifitas
Saat ini dibutuhkan sistem yang lebih banyak, lebih baik dan lebih cepat.
Hal ini membutuhkan lebih banyak programmer dan penganalisa sistem
yang berkualitas, kondisi kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk
mengembangkan sendiri, bahasa pemrograman yang lebih baik, perawatan
sistem yang lebih baik (umumnya 50% s.d 70% sumber daya digunakan
untuk perawatan sistem), disiplin teknis pemakaian perangkat lunak, dan
perangkat pengembangan sistem yang terotomasi.
b. Reliabilitas
Waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara umum menghabiskan
50% dari waktu total pengembangan sistem. Dalam kurun waktu 30 tahun
sejumlah sistem yang digunakan diberbagai perusahaan mengalami
kesalahan dan ironisnya tidak mungkin untuk diubah. Sebagai contoh
kasus; untuk setiap program yang dihasilkan dari IBM’s superprogramer
Project punya tiga sampai lima kesalahan untuk setiap kesalahan untuk
setiap sepuluh statement pemrograman.

D. TUJUAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

a.) Perlunya Pengembangan Sistem


Sistem lama yang perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena
beberapa hal :
1. Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama.
Permasalahan yang timbul dapat berupa :

12
• Ketidakberesan sistem yang lama : Ketidakberesan dalam sistem
yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi
sesuai dengan yang diharapkan.
• Pertumbuhan organisasi : Kebutuhan informasi yang semakin luas,
volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip
akuntansi yang baru menyebabkan harus disusunnya sistem yang
baru, karena sistem yang lama tidak efektif lagi dan tidak dapat
memenuhi lagi semua kebutuhan informasi yang dibutuhkan
manajemen.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan
Dalam keadaan persaingan pasar yang ketat, kecepatan informasi atau
efisiensi waktu sangat menentukan berhasil atau tidaknya strategi
dan rencana-rencana yang telah disusun untuk meraih kesempatan-
kesempatan dan peluang-peluang pasar, sehingga teknologi informasi
perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi agar dapat
mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
manajemen.
3. Adanya instruksi
Penyusunan sistem baru karena adanya instrusi-instruksi dari atasan
atau luar organisasi misalnya aturan pemerintah. Dengan adanya
pengembangan sistem dari yang lama ke baru diharapkan terjadi
peningkatan-peningkatan sistem yang baru antara lain :
• Performance (kinerja)
Kinerja sistem harus lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari jumlah
pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu. Respond time
adalah rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau
pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menanggapi
pekerjaan tersebut.

13
• Information (informasi), peningkatan kualitas informasi yang
disajikan.
• Economy (ekonomi), peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau
keuntungan-keuntungan atau penurunan biaya yang terjadi.
• Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk
mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta
kecurangan yang akan terjadi.
• Efficiency, peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi
berbeda dengan ekonomis, ekonomis berhubungan dengan jumlah
sumber daya yang digunakan, efisiensi berhubungan dengan
bagaimana sumberdaya tersebut digunakan dengan pemborosan
yang minimum.
• Service (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang
diberikan oleh sistem.
E. PRINSIP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.
Setelah sistem selesai dikembangkan, maka yang akan menggunakan
informasi dari sistem ini adalah manajemen, sehingga sistem harus dapat
mendukung, kebutuhan yang diperlukan oleh manajemen. Pada waktu
Anda mengembangkan sistem, maka prinsip ini harus selalu diingat.
2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang besar.
Sistem informasi yang akan Anda kembangkan membutuhkan dana
modal yang tidak sedikit, apalagi dengan digunakannya teknologi yang
mutakhir. Sistem yang dikembangkan ini merupakan investasi modal
yang besar. Seperti halnya dengan investasi modal lainnya yang
dilakukan oleh perusahaan, maka setiap investasi modal harus
mempertimbangkan 2 hal berikut ini:

• Semua alternatif yang ada harus diinvestigasi.

14
• Investasi yang terbaik harus bernilai.

3. Sistem yang dikembangkan memerlukan orang-orang yang


terdidik.
Manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil tidaknya
suatu sistem, baik dalam proses pengembangannya, penerapannya,
maupun dalam proses operasinya. Oleh karena itu orang yang terlibat
dalam pengembangan maupun penggunaan sistem ini harus merupakan
orang yang terdidik tentang permasalahan-permasalahan yang ada dan
terhadap solusi-solusi yang mungkin dilakukan.
4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses
pengembangan sistem.
Proses pengembangan sistem umumnya melibatkan beberapa tahapan
kerja dan melibatkan beberapa personil dalam bentuk suatu team untuk
mengerjakannya. Pengalaman menunjukan bahwa tanpa adanya
perencanaan dan koordinasi yang baik, maka proses pengembangan
sistem tidak akan berhasil dengan memuaskan. Untuk maksud ini
sebelum proses pengembangan sistem dilakukan, maka harus dibuat
terlebih dahulu skedul kerja yang menunjukkan tahapan-tahapan kerja
dan tugas-tugas pekerjaan yang akan dilakukan, sehingga proses
pengembangan sistem dapat dilakukan dan selesai dengan berhasil
sesuai dengan waktu dan anggaran yang direncanakan.
5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut.
Prinsip ini kelihatannya bertentangan dengan prinsip nomor 4, tetapi
tidaklah sedemikian. Tahapan kerja dari pengembangan sistem di prinsip
nomor 4 menunjukkan langkah-langkah yang harus dilakukan secara
bersama-sama. Ingatlah waktu adalah uang. Misalnya di dalam
pengembangan sistem, perancangan output merupakan tahapan yang
harus dilakukan sebelum melakukan perancangan file. Ini tidak berarti

15
bahwa semua output harus dirancang semuanya terlebih dahulu baru
dapat melakukan perancangan file, tetapi dapat dilakukan secara
serentak, yaitu sewaktu proses pengadaan hardware.
6. Jangan takut membatalkan proyek.
Umumnya hal ini merupakan pantangan untuk membatalkan suatu
proyek yang sedang berjalan. Keputusan untuk meneruskan suatu
proyek atau membatalkannya memang harus dievaluasi dengan cermat.
Untuk kasus-kasus yang tertentu, dimana suatu proyek terpaksa harus
dihentikan atau dibatalkan karena sudah tidak layak lagi, maka harus
dilakukan dengan tegas. Keraguan untuk terus melanjutkan proyek yang
tidak layak lagi karena sudah terserapnya dana kedalam proyek ini
hanya akan memubang dana yang sia-sia.
F. PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Pencarian asal muasal proses pemecahan masalah secara sistematis mengarah


pada John Dewey, seorang profesor ilmu filosofi di Columbia University.
Dalam sebuah buku di tahun 1910, Dewey mengidentifikasikan tiga rangkaian
pertimbangan yang terlihat dalam pemecahan sebuah kontroversi scara
memadai.
1. Mengenali kontroversi.
2. Mempertimbangkan klaim - klaim alternatif
3. Membentuk suatu pertimbangan.

Dewey tidak mempergunakan istilah pendekatan sistem, namun ia menyadari


adanya sifat berurutan dari pemecahan masalah hingga mengidentifikasi suatu
masalah, mempertimbangkan berbagai cara untuk memecahkannya, dan
terakhir memilih solusi yang terlihat paling baik.
Kemudian Dewey juga mngidentifikasi bahwa sisfat proses yang berurutan ini
dapat dipergunakan untuk mengidentiikasi permasalahan yang lain hingga

16
membentuk sebuah metode perulangan tahapan yang serupa yang kemudian
dinamakan dengan siklus hidup pengembangan sistem (SDLC).

SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM


Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu
cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem
adalah metodologi dasar dalam segala memecahkan jenis masalah. Siklus
hidup pengembangan system (Systems development life cycle - SDLC) adalah
aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.

SDLC TRADISIONAL
Tidak dibutuhkan waktu lama bagi seorang pengembang sistem yang pertama
untuk mengetahui bahwa terdapat beberapa tahapan pekerjaan pengembangan
yang perlu dilakukan dalam urut - urutan tertentu jika suatu proyek ingin
memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar.

Tahapan - tahapan tersebut adalah:


• Perencanaan
• Analisis
• Implementasi
• Penggunaan

Proyek direncanakan dari sumber - sumber daya yang dibutuhkan untuk


melakukan pekerjaan kemudian disatukan. Sistem yang ada juga dianalisis
untuk memahami masalah dan menentukan persyaratan fungsonal dari sistem
yang baru. Sistem baru ini kemudian dirancang dan diimplementasikan.
Gambar di bawah ini mengilustrasikan sifat melingkar dari siklus hidup.

17
ketika sebuah sistem telah melampaui masa manfaatnya dan harus di ganti,
satu siklus hidup baru akan di mulai, dengan diawali oleh tahap perencanaan.

PROTOTYPING
Meskipun sulit untuk membantah SLDC tradisional dengan diungkpkan
tahapan-tahapan di atas secara logis, metode ini masih memiliki kelemahan.
Seiring dengan brtambahnya ukuran dan kompleksitas suatu sistm, melewati
tahapan-tahapan dengan sekali jalan menjadi suatu hal yang semakin tidak
mungkin dilakukan.

Prototipe (prototyping) adalah satu versi dari sebuah sistem potemsial yang
memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna. proses
pembuatan prototipe ini disebut prototyping.
Jenis - jenis Prototipe
Satu pertanyaan umum yang sering kali di tanyakan masyarakat ketika
pertama kali mendengar tentang prototipe komputer adalah, "Apakah
prototype akan menjadi sistem aktual nantinya?" Jawabannya adalah
"tergantung".

Terdapat dua jenis prototipe: evolusioner dan persyaratan. Prototipe


evolusioner (evolutionery prototype) terus-menerus disempurnakan sampai
memiliki seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang
baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Ketika persyaratan
ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain
akan dimulai untuk pengembangan sistem baru. Oleh karena itu, suatu
prototipe persyaratan tidak selalu menjadi sistem aktual.

18
Pengembangan Prototipe Evolusioner
1. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna. Pengembang mewawancarai
pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa yang diminta dari
sistem.
2. Membuat satu prototipe. Pengembang mempergunakan satu alat
prototyping atau lebih untuk membuat prototipe. Contoh dari alat-alat
prototyping adalah generator aplikasi terintegrasi dan toolkit
protoryping. Generator aplikasi terintregasi (integrated application
generator) adalah sistem peranti lunak siap pakai yang mampu
membuat seluruh fitur yang diinginkan dari sistem baru - menu,
laporan, tampilan, basis data dan seterusnya.
3. Menentukan apakah prototipe dapat diterima. Pengembang
mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk
mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan.
4. Menggunakan prototipe. Prototipe menjadi sistem produksi

Pengembangan Prototipe Persyaratan


Langkah-Langkah Yang Terlibat Dalam Pembuatan Sebuah Tipe Prototipe
Persyaratan
✓ Membuat kode sistem yang baru
Pengembangan menggunakan prototype sebagai dasar untuk
pengkodean sistem baru.
✓ Menguji sistem baru
Pengembang menguji system
✓ Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima
Penggunaan memberitahukan kepada pengembang apakah sistem
dapat diterima.
✓ Membuat sistem baru menjadi sistem produksi

19
Daya Tarik Prototyping
Pengguna maupun pengembang menyukai prototyping karena alasan - alasan
di bawah ini:
- Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna.
- Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam
menentukan kebutuhan pengguna.
- Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan
sistem.
- Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa
yang di harapkannya.

Keuntungan - keuntungan di atas memungkinkan prototyping memangkas


biaya pengembangan dan meningkatkan kepuasan pengguna atas sistem yang
diserahkan.

Potensi Kesulitan dari Prototyping


Prototyping bukannya tidak memiliki potensi kesulitan. kesulitam - kesulitan
tersebut antara lain:
- Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan
diambilnya jalan pintas dalam definisi masalah, evaluasi alternatif, dan
dokumentasi.
- Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototipe yang diberikan, yang
mengarah pada ekspetasi yang tidak realistis sehubungan dengan
sistem produksi nantinya.
- Prototipe evolusioner bisa jadi tidak terlalu efisien.

Baik pengguna maupun pengembang hendaknya mewaspadai potensi


kesulitan - kesulitan di atas ketika mereka memilih untuk melaksanakan

20
pendekatan prototyping. Namun jika seimbang, prototyping telah terbukti
menjadi salah satu metodologi SDLC.
G. TAHAPAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Dalam pembangunan sistem informasi diperlukan upaya pemetaan dan
tahapan-tahapan tertentu agar sistem informasi yang dibangun dapat
diimplementasikan sesuai kebutuhan organisasi/perusahaan. Suatu sistem
informasi digunakan untuk mengatur hubungan anatar manusia dan
komponene mesin serta prosedur-prosedur yang harus dilakukan serta
berkaitan satu dengan yang lainya untuk mendukung kebutuhan informasi
atau mekanisme bisnis pada sebuah organisasi.
Agar sistem informasi yang dibangun sesuai dengan kebutuhan
organisasi maka diperlukan upaya proses pengembangan sistem (system
develoment life cycle [SDLC] ) yang harus dilakukan oleh organisasi. SDLC
merupakan proses formal yang harus dilakukan organisasi yang akan
membangun sebuah sistem infrmasi yang berbasi komputer. Termasuk dalam
hal ini adalah, size of organisation, jobs description, relevant experience,
education system yang terintegrasikan dalam proses informasi, sumber daya,
peralatan dan teknis operasional.
Secara umum tahapan informasi sebagai berikut :
1. Survei Sistem (preliminary)
Survei sistem merupakan hal yang harus dilakukan bagi
organisasi yang ingin membuat sistem informasi. Pada tahap ini,
organisasi dan konsultan mendefinisikan tentang sistem yang akan
dibuat. Upaya yang dilakukan dalam tahap ini adalah
mengidentifikasi permasalahan, peluang, arahan melalui investigasi
awal dalam melihat kebutuhan organisasi. Mendefinisikan lingkup
kerja dimasing-masing bidang/divisi yang terdapat di organisasi.
Penyususnan proposal meliputi gambaran umum pelaksanaan proyek,
jadwal pelaksanaan, rincian biaya, aplikasi yang dikembangkan,

21
analisis keuntungan, metodologi. Dalam penyusunan proposal ini
dipertimbangkan kelayakan operasional (sistem, sumber daya, metode
training, layanan purna jual/pemeliharaan, efesiensi dan efektifitas),
kelayakan teknis (hardware, software, jadwal pelaksanaan proyek,
fisiable, sistem keamanan data) dan kelayakan ekonomis (biaya
pembuatan, implementasi dan keuntungan/benefit). Preliminary ini
merupakan tahap awal saja, belum melakukan identifikasi secara
mendalam.
2. Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan sebuah teknik pemecahan masalah
yang mendekomposisi sebuah sistem menjadi komponen-komponen
penyusunannya dalam rangka mempelajari lebih jauh bagaimana
komponen sistem tersebut bekerja dan berinteraksi dengan komponen
lainya untuk tujuan tertentu. Tahap analisis sistem sudah lebih
mendalam dalam mengidentifikasi komponen dan interaksi yang
terjadi. Dalam analisis sistem juga dibangun desain sistem yang akan
dikembangkan sesuai kebutuhan organisasi. Desain sistem yang
merupakan kelanjutan dari teknik pemecahan masalah yang merangkai
kembali komponen-komponen sistem menjadi satu kesatuan sistem
yang utuh dengan harapan akan membentuk perbaikan sistem. Hal ini
dipahami sebagai proses memahami sistem yang ada dengan
menganalisis komponen terbentuknya. Dalam tahap ini, pembentukan
sistem informasi dapat melakukan identifikasi terhadap aspek analisis
sistem meliputi analisis jabatan dan uraian tugas (business users),
proses bisnis (business process), aturan/ketentuan sistem (business
rules), masalah dan solusi (business problem and solution), business
tools, dan rencana perusahaan (business plans). Dalam proses ini,
biasanya melakukan analisis pendekatan sistem yang include dengan
metodologi pengembangan sistem seperti menggunakan pendekatan

22
Structured Analysis Design, Information Engineering, Object-Oriented
Analysis, Accelerated Analysis, Requirements Discovery, Business
Process Reengineering, FAST, dll.
Berikut penjelasan aspek yang dianalisis dalam analisis sistem :
a. Analisis Jabatan (Business users)
Analisis ini meliputi analisis jabatan dan pekerjaan yang dilakukan
personel yang menjalankan suatu bisnis, yang dapat dimulai dari
staff, kasi, kabag/manajer sampai direktur. Rahap ini
mengidentifikasi jabatan-jabatan dan pekerjaan dengan sistem
yang akan dikembangkan. Struktur organisasi, uraian tugas
masing-masing jabatan, internal kontrol, prosedur dan pembagian
tugas.
b. Proses bisnis (business process)
Business process menggambarkan rangkaian tugas yang harus
diselesaikan menurut aturan tertentu untuk memperoleh suatu
tujuan (goal) atau hasil. Analisis ini meliputi proses pencatatan,
bukti transaksi, dokumen pencatatan, laporan dan metode
pengkodean.
c. Ketentuan/aturan yang ada (business rules)
Hal ini meliputi batasan/ketentuan yang dapat menjaga
integritas/keabsahan datya perusahaan utnuk menjamin sistem
dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Seperti pihak mana saja
yang bisa mengakses data-data tertentu. Analisis ini berfungsi
sebagai desain dalam autentifikasi akses terhadap fasilitas dalam
aplikasi yang dikembangkan.
3. Desain Sistem
Apabila analisis sistem lebih berbicara ‘what?’, sedangkan desain
sistem lebih banyak berbicara tentang ‘how?’. Desain sistem lebih
fokus pada bagaimana sistem itu dibentuk untuk memenuhi kebutuhan

23
pada fase analisis sistem. Manfaat desain sistem memberikan rancang
bangun (blueprint) yang lengkap sebagai penuntun (guideline) bagi
programer dalam mengembangkan aplikasi. Setidaknya dalam sistem
informasi terkomputerisasi terdiri atas harware (input, proses, output
& network), software (sistem operasi, utilitas dan aplikasi), data
(struktur data, keamanan, integritas data), prosedur (dokumentasi,
sistem, buku petunjuk, operasional dan teknis) serta manusia
(pengguna sistem informasi). Dalam desain sistem, beberapa kegiatan
yang dilakukan adalah: permodelan sistem, desain basis data, desain
aplikasi, desain perangkat keras/jaringan dan desain jabatan (user).
Beberapa hal yang dilakukan dalam desain sistem adalah:
a. Pemodelan sistem
Ada beberapa metode pemodelan sistem: DFD, IDEF0,
ERD, OO dengan UML dsb, pembahasan detail mengenai
hal-hal tersebut akan disampaikan dalam materi kuliah
teknik pemodelan sistem.
b. Desain Basis data
Mencakup model basis data dan teknik implementasi basis
data (client/server)
c. Desain Aplikasi
Mencakup desain form-form + penjelasan dan desain menu
aplikasi.
d. Desain Perangkat Keras/Jaringan
Uraikan desain perangkat keras/jaringan yang akan
diimplementasikan.
e. Desain Jabatan/Deskripsi Pengguna
Uraikan tugas orang yang terlibat dalam penggunaan aplikasi

24
4. Pembuatan Sistem
Setelah proses perancangan yang cukup panjang, tahap berikutnya
adalah membuat sistem informasi. Pembuatan sistem ini meliputi
kegiatan pembuatan aplikasi berdasarkan rancangan yang telah dibuat,
disertai dengan pembuatan buku penggunaan aplikasi agar mudah saat
melakukan training dan implementasi sistem. Pada tahap ini
diperlukan proses ujicoba aplikasi meliputi : uji performa, program
logic (sintaks), implementasi business rules, faktor manusia, business
process/procedure, efesiensi input dan output.
5. Implementasi Sistem
Sebelum melakukan implementasi sistem, diperlukan persiapan yang
memadai dalam hal perangkat keras, perangkat lunak, ruangan dan
fasilitas pendukung lainya. Dalam implementasi sistem hal yang
penting untuk diperhatikan adalah :
a. Konversi
Sistem baru akan memberikan hal-hal baru yang butuh
penyesuaian. Konversi ini diperlukan terutama dalam
implementasi sistem lama ke sistem baru, apalagi sebelumnya
telah menggunakan aplikasi yang sudah terkomputerisasi.
b. Pelatihan
Diperlukan pengenalan secara menyeluruh untuk setiap pihak yang
terlibat dalam menggunakan sistem informasi. Diperlukan
sosialisasi kepada pihak-pihak yang terlibat langsung dalam sistem
namun tidak menggunakan aplikasi sistem secara langsung.
c. Testing penerimaan
Penyesuaian sistem baru dengan melakukan testing selama periode
tertentu sebagai proses belajar.

25
6. Pemeliharaan Sistem
Setelah terbentuk sistem dan diimplementasikan, diperlukan proses
pemeliharaan. Pada tahap pemeliharaan ini mencangkup seluruh
proses yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan, kelancaran dan
penyempurnaan sistem yang telah dioperasikan. Tahap ini meliputi
kegiatan pemantauan dan kontrol pengoperasian, antisipasi gangguan
kecil (bug), melakukan penyempurnaan yang mungkin terlewatkan,
dan antisipasi faktor-faktor eksternal (virus, kehilangan/kerusakan
data, cheating, dll).
H. ALAT-ALAT DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Untuk dapat melakukan langkah-langkah sesuai dengan metodologi
pengembangan sistem maka dibutuhkan beberapa alat berupa gambar,
diagram, atau grafik. Contohnya:
• HIPO diagram
• Data Flow diagram
• Structured chart
• SADT diagram
• Warnier/Orr diagram
• Jakson’s diagram
Diagram-diagram di atas digunakan untuk menggambarkan suatu metode
tertentu, ada beberapa grafik yang lebih bersifat umum, yaitu:
• Bagan untuk menggambarkan aktifitas (activity charting), seperti bagan
alir sistem, bagan alir program, bagan alir kertas kerja, bagan alir
hubungan database, bagan alir proses, dan Gantt chart.
• Bagan untuk menggambarkan tata letak.
• Bagan untuk menggambarkan hubungan personil, seperti bagan distribusi
kerja dan bagan organisasi.

26
KESIMPULAN

Informasi sangat bermanfaat bagi manusia karena dapat membantu dalam


pekerjaan sehari-hari, dan teknologi informasi akan lebih membantu manusia untuk
mendapatkan banyak informasi. Walau begitu seiap pengguna teknologi informasi
harus menggunakannya dengan semestiya dan tidak merugikan siapapun.
Sebuah informasi yang baik dapat dihasilkan oleh sebuah sistem informasi
yang baik pula. Pengembangan sistem informasi berguna untuk meningkatkan
kualitas informasi yang dihasilkan. Dengan melakukan pengembangan sistem
informasi dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan atau problem pada sistem
informasi dan dapat menghemat biaya pengeluaran bagi sebuah perusahaan atau
organisasi.

27
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, L. (2018). Sistem Informasi Manajemen: Buku Referensi: Sistem


Informasi Manajemen (Vol. 1). KITA Publisher.

Arifin, M. S., Rachmat, Z., Laratmase, P., Muniarty, P., Sudirjo, F., Ilyas, M., ...
& Hartati, L. (2023). Sistem Informasi Manajemen. Global Eksekutif Teknologi.

Damayanti, K., Fardinal., (2019). The Effect of Information Technology


Utilization, Management Support, Internal Control, and User Competence on
Accounting Information System Quality. Schollars Bulletin, 5(12), 751-758.

Hanifah, S., Sarpingah, S., & Putra, Y. M., (2020). The Effect of Level of
Education, Accounting Knowledge, and Utilization Of Information Technology
Toward Quality The Quality of MSME ’ s Financial Reports. (3).
https://doi.org/10.4108/eai.3-2-2020.163573

Herliansyah, Y., Nugroho, L., Ardilla, D., & Putra, Y. M., (2020). The
Determinants of Micro, Small and Medium Entrepreneur (MSME) Become
Customer of Islamic Banks (Religion, Religiosity, and Location of Islamic
Banks). The 1st Annual Conference Economics, Business, and Social Sciences,
(2). https://doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290775

Putra, Y. M., (2019). Analysis of Factors Affecting the Interests of SMEs Using
Accounting Applications. Journal of Economics and Business, 2(3), 818-826.
https://doi.org/10.31014/aior.1992.02.03.129

Ridwan, M., Widiastiwi, Y., Zaidiah, A., Purabaya, R. H., Isnainiyah, I. N.,
Ardilla, Y., ... & Rahayu, T. (2021). Sistem informasi manajemen. Penerbit
Widina.

28
Suryadharma, S. I. M., Triyani Budyastuti, S. E., & Ak, M. (2019). Sistem
Informasi Manajemen. Uwais Inspirasi Indonesia.

Tyoso, J. S. P. (2016). Sistem informasi manajemen. Deepublish.

Zamzami, A.H., & Putra, Y. M., (2019). Intensity of Taxpayers Using E-Filing
(Empirical Testing of Taxpayers in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and
Bekasi). EPRA International Journal of Multidisciplinary Research (IJMR) 5(7),
154-161.

29

Anda mungkin juga menyukai