Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (UAS-THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : Yuditya Arwanto

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042075516

Tanggal Lahir : 1 Juni 1991

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4103 / Filsafat Hukum dan Etika Profesi

Kode/Nama Program Studi : 311 / Ilmu Hukum

Kode/Nama UPBJJ : 23 / Bogor

Hari/Tanggal UAS-THE : Minggu, 19 Desember 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

SURAT PERNYATAAN MAHASISWA


KEJUJURAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama Mahasiswa : Yuditya Arwanto
NIM : 042075516
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4103 / Filsafat Hukum dan Etika Profesi
Fakultas : FHISIP
Program Studi : 311 / Ilmu Hukum
UPBJJ-UT : 23 / Bogor

1. Saya tidak menerima naskah UAS-THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS-THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS-THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak melakukan
kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS-THE melalui media apapun, serta tindakan tidak
terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan
oleh Universitas Terbuka.
Cibinong, 19 Desember 2021
Yang Membuat Pernyataan

Yuditya Arwanto
HKUM4103 / Filsafat Hukum Dan Etika Profesi

1. Jawaban Soal THE No. 1


a. Analisa saya terhadap perbedaan kedua pandangan tersebut dalam bidang hukum
adalah sebagai berikut. Perbedaan kedua pandangan tersebut dalam sejarahnya
terjadi pada abad pertengahan. Pada abad ini perkembangan filsafat hukum lebih
melibatkan hukum Tuhan. Sejatinya, pemikiran – pemikiran yang digagas oleh
para tokoh terdahulu itu bersumber pada Kalamullah (bersumber pada Tuhan)
sehingga pemikiran yang muncul itu didasarkan juga pada agama. Dua agama
yang besar dan terkenal pada abad pertengahan ini adalah agama Kristen yang
berkembang pesat di Barat dan agama Islam yang berkembang di Timur.
Abad pertengahan (abad ke 5 – 15) ditandai penyebaran agama – agama besar,
yaitu agama Kristiani dan Islam. Penyebaran agama itu sangat berpengaruh
terhadap seluruh pandangan hidup bangsa – bangsa itu, termasuk juga dalam
perkembangan hukum. Tolok ukur segala pikiran orang di Abad Pertengahan
adalah kepercayaan bahwa aturan semesta alam telah ditetapkan oleh Allah Sang
Pencipta. Sesuai dengan kepercayaan itu, hukum dipandang sebagai aturan yang
berasal dari Allah. Akhir dari perkembangan hukum di Abad Pertengahan ini,
para ahli kemudian membedakan ada lima jenis hukum, yaitu hukum abadi (lex
aeterna); hukum ilahi positif (lex divina positiva); hukum alam (lex naturalis);
hukum bangsa – bangsa (ius gentium); dan hukum positif (lex humana positiva).

b. Sebagai permulaan dapat dilihat dulu perbedaan di antara keduanya.


Pertama, dalam filsafat Barat, yang memegang peran utama adalah rasio (akal
budi). Hal ini terlihat dari ungkapan Aristoteles bahwa rasio merupakan mahkota
manusia. Dengan rasio tersebut, manusia di dunia Barat mampu mengembangkan
ilmu dan membebaskan manusia dari mitos – mitos. Sementara itu filsafat Timur
lebih menekankan unsur intuisi. Jika dalam budaya Barat, belajar misalnya
ditujukan untuk mampu menjawab tantangan alam, dalam budaya Timur justru
sebaliknya belajar adalah mendidik manusia menjadi bijaksana. Dengan
kebijaksanaan, manusia akan menghayati hidup lebih baik dan sempurna karena
hidup merupakan seni yang sulit dan membutuhkan refleksi sepanjang hidup,
sebuah sikap yang tidak mengandalkan akal budi sebagaimana kekuasaan utama.
Kedua, tentang sikap terhadap alam, Tampaknya filsafat Barat bersifat
eksploitatif. Dengan ilmu dan teknologi yang dikuasainya, alam dikuras dan
ditaklukkan untuk kepentingan manusia. Hal ini berbeda dengan filsafat Timur
yang memandang bahwa alam pun memiliki jiwa. Manusia adalah bagian dari
alam dan keduanya berasal dari satu zat.
Ketiga, ideal atau cita – cita hidup. Masyarakat Barat adalah to do important that
to be (bertindak adalah lebih penting daripada berada). Sikap untuk mengisi hidup
selalu bertindak dan bekerja mendorong sikap pemilikan dan pencapaian hasil
yang setinggi mungkin. Namun sebaliknya, manusia Timur lahir dan hidup dalam
budaya yang menyebut diri to be is more important than to do (ada dan hadir
lebih penting daripada bertindak). Konsekuensi dari ideal hidup demikian
menyebabkan manusia Timur cenderung pasif, konvensional, dan dengan
sendirinya tidak menyukai konflik. Padahal, melalui konflik itulah manusia Barat
mengadakan perbaikan – perbaikan dalam rangka menjawab persoalan –
persoalan manusia.
Keempat, status persona. Filsafat Barat memandang manusia sebagai individu
yang berhadapan dengan masyarakat. Itulah sebabnya dalam dunia Barat
(khususnya dalam lapangan hukum), hak – hak individu lebih dikedepankan
daripada hak – hak kolektif. Sebaliknya, dalam filsafat Timur, manusia individu
justru dipandang sebagai bagian dari masyarakat itu.
Maka berdasarkan perbandingan di atas, menurut saya pandangan filsuf timur
lebih baik, karena filsuf timur lebih menekankan unsur intuisi dimana proses
belajar itu lebih menekankan untuk mendidik manusia menjadi bijaksana, selain
itu filsuf timur beranggapan bahwa manusia adalah bagian dari alam sehingga
tidak bersifat eksploitatif, walaupun pandangan filsuf timur lebih pasif dalam cita
– cita hidupnya namun pandangan filsuf timur dalam status persona dalam hukum
lebih menganggap bahwa manusia individu adalah bagian dari masyarakat.
Namun menurut saya juga, kedua pandangan tersebut, baik filsuf barat dan timur
sama sama dibutuhkan karena keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing – masing.

2. Jawaban Soal THE No. 2


a. Menurut saya, keadilan adalah tujuan utama dari hukum karena hukum haruslah
berorientasi pada keadilan, bahkan keadilan harus menjadi tujuan utama dari
hukum disamping kemanfaatan dan kepastian hukum. Menurut Analisa saya hal
ini dapat dilihat salah satunya karena persoalan keadilan dalam konteks hukum
adalah sebuah pertanyaan abadi yang terus menerus diperdebatkan, karena
keadilan memiliki sifat yang relatif dan individual sehingga sulit untuk ditemukan
definisi yang dapat memuaskan semua pihak, maka dari itu pendekatan filsafati
dilakukan untuk mencoba memberikan pemahaman keadilan yang beragam, tetapi
memiliki inti yang satu dalam permasalahan keadilan ini. Sehingga dapat dilihat
dari berbagai perdebatan sepanjang masa yang dilakukan oleh para filsuf – filsuf
hukum untuk mencari definisi keadilan, bahwa keadilan inilah yang menjadi
tujuan dari hukum. Selain itu keadilan juga erat kaitannya dengan hak asasi
manusia yang merupakan hak mendasar sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha
Esa. Lalu tujuan hukum secara garis besar adalah mencapai masyarakat yang
tertib dan damai serta terciptanya keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat,
dalam hal tersebut secara Teori Etis, hukum ditujukan semata – mata untuk
menemukan keadilan sehingga esensi hukum ditentukan oleh keyakinan etis
tentang apa yang adil dan tidak adil. Dan secara Teori Campuran tujuan pokok
hukum adalah mencapai ketertiban demi terciptanya masyarakat yang teratur.
Selain itu, hukum juga bertujuan mencapai keadilan secara relatif menurut
perkembangan masyarakat dan zamannya.

b. Keadilan sangat penting dalam hukum, karena keadilan sangat erat kaitannya
dengan hak asasi manusia yang merupakan hak mendasar sebagai Tuhan Yang
Maha Esa, serta berkaitan pula dengan hak dan kewajiban manusia. Apabila
manusia telah mampu memahami dan menghayati konsep keadilan, ia dapat
dikatakan sebagai mahluk yang homohumanus. Keadilan merupakan kebutuhan
mutlak setiap manusia. Keadilan menurut beberapa pakar, di antaranya menurut
Aristoteles, adalah kelayakan dalam Tindakan manusia. Kelayakan diartikan
sebagai titik tengah di antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu
sedikit. Menurut Plato, keadilan diproyeksikan pada seseorang. Orang yang adil
adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
Menurut Socrates, keadilan diproyeksikan pada pemerintahan, keadilan tercipta
apabila setiap warga sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah
melaksanakan tugasnya dengan baik. Dari definisi – definisi di atas dapat terlihat
bahwa keadilan sangat penting di dalam hukum.

c. Menurut Analisa saya, tokoh yang paling berpengaruh terhadap hubungan hukum
dan keadilan adalah Aristoteles, karena teori – teori filsafatnya di bidang hukum
banyak yang menjadi landasan untuk membentuk teori – teori yang ada setelah
zaman mereka hingga membentuk pandangan yang ada di zaman modern ini.
Salah satu contohnya adalah pernyataan dari Friedman yang menyebutkan bahwa
formulasi keadilan Aristoteles merupakan suatu kontribusi terbesarnya bagi
filsafat hukum.

3. Jawaban Soal THE No. 3


a. Setiap negara tidak secara otomatis terikat pada sebuah instrumen HAM. Negara
tersebut harus menjadi bagian dari instrumen tersebut melalui proses ratifikasi,
aksesi, atau suksesi. Setelah melalui salah satu proses, satu negara akan menjadi
negara pihak. PBB tidak mewajibkan setiap negara untuk menjadi pihak dalam
semua instrumen tersebut. Negara memiliki kebebasan untuk menentukan
instrumen mana saja mereka akan menjadi negara pihak sesuai dengan agenda
atau kemampuan mereka dalam melaksanakannya. Namun, setiap negara
didorong untuk meratifikasi semua instrumen tersebut walaupun masih banyak
negara, seperti Amerika Serikat, yang tidak meratifikasi beberapa instrumen
pokok HAM.
Ratifikasi adalah proses adopsi terhadap suatu perjanjian internasional ke sistem
hukum yang berlaku di satu negara. Proses ini hanya dapat dilakukan oleh negara
yang sebelumnya sudah menandatangani perjanjian (selama terbukanya periode
untuk membubuhkan tanda tangan.)
Aksesi adalah proses adopsi suatu negara terhadap satu perjanjian yang dapat
dilakukan oleh suatu negara yang belum atau tidak menandatangani perjanjian
yang bersangkutan.
Dalam melakukan ratifikasi, suatu negara bisa melakukan reservasi atau deklarasi
terhadap satu perjanjian. Dengan adanya reservasi tersebut, walaupun terikat
dengan sebuah perjanjian, negara tersebut dapat mengajukan keberatan terhadap
beberapa hal. Tindakan tersebut diperbolehkan selama tidak mengurangi tujuan
dan substansi dari perjanjian tersebut.

b. Instrumen internasional hak asasi manusia dibuat sebagai panduan setiap negara
dalam melaksanakan penegakan, penghormatan, dan pemenuhan hak asasi
manusia. Instrumen tersebut terdiri atas deklarasi, konvenan, konvensi, dan
protokol opsional. Oleh karena itu, diperlukan beberapa proses yang mendalam
oleh setiap negara agar terikat dengan setiap instrumen tersebut.
Konvenan adalah sebuah perjanjian multilateral yang mengikat pemerintahan
suatu negara dengan hukum internasional untuk membuat satu aturan tentang satu
hal/permasalahan. Konvensi digunakan untuk perjanjian, seperti konvenan hak
sipil dan politik. Konvenan adalah perjanjian multilateral yang ditujukan untuk
norma dan pelaksanaan HAM. Negara yang meratifikasi, menandatangani, atau
menerima terikat secara hukum pada perjanjian ini.
Konvensi adalah sebuah perjanjian multilateral yang mengikat pemerintahan
suatu negara dengan hukum internasional untuk membuat satu aturan tentang satu
hal/permasalahan. Konvensi digunakan untuk perjanjian secara spesifik, seperti
konvensi hak anak. Secara kasar, konvensi mempunyai arti yang sama dengan
perjanjian, konvenan, pakta, atau kesepahaman yang semuanya merujuk pada
instrumen hukum internasional.
Protokol opsional adalah sebuah instrumen perjanjian yang mengamandemen
perjanjian sebelumnya dan memberikan negara pihak untuk terikat dengan syarat.
Ini tidak diwajibkan kepada negara pihak walaupun terikat pada perjanjian.
Protokol opsional merupakan instrumen yang terikat dengan prosedur yang baru
atau norma yang substantif.
4. Jawaban Soal THE No. 4
a. Perbuatan yang dilakukan oleh Arman dan Oki tersebut tentu saja melanggar
hukum, etika, dan kode etik profesi. Tindakan tersebut dibilang melanggar hukum
karena termasuk tindak pidana pencurian, dan melakukan pidana pencurian
tersebut tentu saja juga melanggar etika, etika menyangkut cara dilakukannya
suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan itu sendiri. Contohnya,
dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena mengambil barang
milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri, “jangan mencuri”
merupakan suatu norma etika, dan perbuatan Arman dan Oki diatas melanggar
norma tersebut. Dan yang terakhir Arman dan Oki tentu saja melanggar etika
profesi mereka sebagai Satuan Pengamanan atau disingkat menjadi Satpam. Etika
profesi menurut Keiser dalam (Suhrawadi Lubis, 1994: 6 – 7), adalah sikap hidup
berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional kepada masyarakat
dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka
melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Kode etik profesi
adalah sistem norma, nilai, dan aturan professional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik serta apa yang tidak benar dan tidak baik
bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah,
perbuatan apa yang harus dilakukan, dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode
etik adalah professional memberikan jasa sebaik – baiknya kepada pemakai atau
nasabahnya. Maka dari itu tugas seorang satpam yang seharusnya menjaga
keamanan atas apa yang sudah ditugaskan, tidak sepantasnya malah melakukan
pencurian atas hal tersebut, jadi perbuatan Arman dan Oki sangat melanggar kode
etik profesi mereka sebagai satuan pengamanan.

b. Etika profesi adalah bagian dari etika sosial, yaitu filsafat atau pemikiran kritis
rasional tentang kewajiban dan tanggung jawab manusia sebagai anggota umat
manusia (Magnis – Suseno et al., 1991:9). Untuk melaksanakan profesi yang
luhur itu secara baik, dituntut moralitas yang tinggi dari pelakunya (Magnis –
Suseno et al., 1991:75). Tiga ciri moralitas yang tinggi sebagai berikut:
i. Berani berbuat dengan bertekad untuk bertindak sesuai dengan tuntutan
profesi.
ii. Sadar akan kewajibannya.
iii. Memiliki idealisme yang tinggi.
Maka menurut analisa saya berdasarkan penjelasan etika profesi di atas, sebagai
mahasiswa hukum upaya yang dapat dilakukan yaitu menyadari bahwa sebagai
mahasiswa, kewajiban utama yang harus dilakukan adalah menekuni dan
menyelesaikan dengan baik semua pelajaran – pelajaran dalam ilmu hukum yang
sedang dipelajari, serta diimplementasikan dalam kehidupan sehari – hari, agar
kelak menjadi seseorang yang mampu menegakkan hukum secara nyata di
lapangan terutama sebagai profesi hukum yang memahami dan mampu
melaksanakan kode etik profesi dan etika profesi hukum yang baik dan benar.

c. Hal tersebut tentu tidak dapat dibenarkan apapun alasannya, karena Arman dan
Oki yang berprofesi sebagai satuan pengamanan yang dapat dibilang tenaga
professional dalam hal pengamanan yang sedang melaksanakan tugasnya yaitu
pengamanan. Profesi dapat didefinisikan sebagai suatu pekerjaan yang
memerlukan atau menuntut keahlian (expertise), menggunakan Teknik – Teknik
ilmiah serta dedikasi yang tinggi. Keahlian yang diperoleh dari Lembaga
Pendidikan khusus ditujukan untuk itu dengan kurikulum yang dapat
dipertanggungjawabkan. Seseorang yang menekuni suatu profesi tertentu disebut
professional, sedangkan professional sendiri mempunyai makna yang mengacu
pada sebutan orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang
penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya,
sehingga menjadi jelas melalui penjelasan ini bahwa apa yang dilakukan oleh
Arman dan Oki tidak mewujudkan unjuk kerja yang sesuai dengan profesinya,
sebagai tenaga professional tentu mereka juga mendapat status dan imbalan yang
tinggi pula atas keahlian mereka, profesi yang paling sukses akan meraih status
yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya sehingga jika
alasan mereka melakukan hal tersebut karena himpitan ekonomi tidak dapat
dibenarkan.

Anda mungkin juga menyukai