Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERANG BANJAR

Disusun Oleh :
Akhtar Ibrahim
Suci Nabila
Rizka Amelia Wati
Muhammad Rafly Kurniawan
Dewi Candra Wati

XI MIPA 3
SMA NEGERI 1 BANJARBARU
TAHUN AJARAN 2022/2023
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..............................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4

1.2 Rumusan Penulisan............................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................5
2.1 Latar Belakang Perang Banjar...........................................................................5

2.2 Jalannya Peristiwa Perang Banjar…………......................................................5

2.3 Hasil Akhir dengan Kekalahan Kesultanan Banjar...........................................8

2.4 Tokoh Pahlawan Perang Banjar………………….............................................8

BAB III PENUTUP.......................................................................9


3.1 Kesimpulan........................................................................................................9

3.2 Saran..................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................10

2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan pembuatan
makalah ini dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu bahwa
kemiskinan di Indonesia sangatlah banyak. Maka dari itu, disini kami akan
menganalisis tentang kemiskinan dengan hasil yang akan kami buat menjadi
makalah yang berjudul “PERANG BANJAR”.

Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah satu tugas “Sejarah
Indonesia” dan dapat sebagai penambahan ilmu. Di lain itu dalam pembuatan
makalah ini kami masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami menerima
segala saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Dra. Ridiningsih selaku guru mata pelajaran Sejarah Indonesia
karena telah memimbing serta mengajar kami dengan baik. Atas perhatian serta
waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.

3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perang Banjar (1859-1905) adalah perang perlawanan terhadap penjajahan kolonial
Belanda yang terjadi di Kesultanan Banjar yang meliputi wilayah provinsi Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah. Perang Banjar berlangsung antara 1859-1905. Konflik
dengan Belanda sebenarnya sudah mulai sejak Belanda memperoleh hak monopoli
dagang di Kesultanan Banjar. Dengan ikut campurnya Belanda dalam urusan kerajaan,
kekalutan makin bertambah. Pada tahun 1785, Pangeran Nata yang menjadi wali putra
makota, mengangkat dirinya menjadi raja dengan gelar Sultan Tahmidullah II (1785-
1808) dan membunuh semua putra almarhum Sultan Muhammad. Pangeran Amir, satu-
satunya pewaris tahta yang selamat, berhasil melarikan diri lalu mengadakan
perlawanan dengan dukungan pamannya Arung Turawe, tetapi gagal. Pangeran Amir
(kakek Pangeran Antasari) akhirnya tertangkap dan dibuang ke Srilangka.

1.2 Rumusan Penulisan


1. Bagaimana latar belakang Perang Banjar?
2. Apa sebab-sebab terjadinya Perang Banjar?
3. Bagaimana Perang Banjar berlangsung?
4. Apa kelanjutan dan akhir perlawanan Pangeran Antasari dalam Perang Banjar?
5. Siapa saja tokoh-tokoh pemimpin dalam Perang Banjar?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menganalisis latar belakang Perang Banjar
2. Menganalisis sebab-sebab terjadinya Perang Banjar
3. Menganalisis berlangsungnya Perang Banjar
4. Menganalisis kelanjutan dan akhir perlawanan Pangeran Antasari dalam Perang
5. Menganalisis siapa saja tokoh-tokoh pemimpin dalam Perang Banjar

4
BAB II PEMBAHASAN
2.1Latar Belakang Perang Banjar
Pada abad keenam belas, Belanda atas nama East United India Company sudah
datang dan menjalin kontrak di Pulau Kalimantan. Tepatnya pada tahun 1606. Pada
tahun 1635, kontrak pertama perdagangan lada ditandatangani bersama dengan
Kesultanan Banjar. Waktu itu, lada merupakan produk mewah di Eropa dan tentunya
menjadi alasan utama Belanda berada di tempat ini. Beberapa dekade berikutnya sudah
muncul peperangan kecil dan bentrokan senjata karena kontrak lada yang tidak
dipenuhi. Yang paling serius adalah insiden pembunuhan 64 orang Belanda dan 21
orang Jepang di Kota Waring pada tahun 1638.

Pada abad kesembilan belas, Herman Willem Daendels selaku Gubernur Hindia
Belanda, memutuskan untuk meninggalkan Banjarmasin atas pertimbangan tidak
ekonomis. Kemudian Inggris mengambil alih Kalimantan sebagai akibat dari Perang
Napoleon pada tahun 1811. Namun, pada Desember 1816, kewenangan Kalimantan
kembali dari Inggris ke Belanda. Belanda menandatangi kontrak baru dengan Sultan.
Pada Januari 1817, bendera Sultan diganti dengan bendera Belanda. Perlahan,
kekuasaan Sultan digantikan oleh Hindia Belanda. Di tahun-tahun berikutnya, timbul
pemberontakan kecil dan ada kontrak tidak adil yang ditandatangani.

Pangeran Amir yang selamat tentu tidak menerima Sultan Tahmidillah II menjadi
Sultan Banjar. Konflik pun meletus selama beberapa tahun. Namun dengan mudahnya
Sultan Tahmidillah II dan Belanda mengalahkan Pangeran Amir. Pangeran Amir
ditangkap dan dibuang ke Ceylon atau Sri Lanka. Tapi kemenangan atas Pangeran
Amirini tidaklah gratis. Sultan Tahmidillah II harus membayar daerah Kotawaringin,
Bulungan, Pasir dan Kutai kepada Belanda.

Pangeran Antasari adalah putra dari Pangeran Amir yang lahir di tahun 1809.
Pangeran Antasari kecil sudah membenci kehidupan istana yang penuh politik, intrik
dan pengaruh kekuasaan kolonial Belanda. Dia lebih sering hidup di masyarakat biasa,
bermain bersama rakyat biasa, hidup bertani dan berdagang serta mempelajari agama
Islam pada para ulama.

2.2Jalannya Peristiwa Perang Banjar


Agama Islam sangat berpengaruh ke kehidupan Pangeran Antasari. Tak heran
Pangeran Antasari memiliki akhlak yang baik. Seperti jujur, ikhlas dan pemurah. Tak
hanya itu. Pangeran Antasari juga sangat tabah dalam menghadapi cobaan dan memiliki
pandangan yang cukup luas dan jauh sehingga dia sangat disukai oleh rakyat. Sehingga
Pangeran Antasari menjadi pemimpin yang baik bagi rakyat Kalimantan Selatan.

5
Kondisi Kesultanan cukup memprihatinkan, tidak stabil dan kacau. Sultan
Tahmidillah II wafat dan diganti oleh Sultan Sulaiman yang hanya dua tahun
memerintah. Lalu Sultan Adam yang melanjutkan pemerintahan. Wilayah Kesultanan
Banjar sekarang tinggal sedikit yaitu Banjarmasin, Hulusungai dan Martapura. Wilayah
yang dimiliki sebelumnya sudah diambil oleh Belanda karena suatu perjanjian.

Perjanjian yang ditandatangani tahun 1826 itu cukup merugikan Kesultanan Banjar.
Isinya yaitu Kesultanan Banjar tidak bisa membuka hubungan diplomasi dengan negara
selain Belanda. Pengecilan wilayah Kesultanan Banjar karena beberapa bagian wilayah
menjadi milik dan diawasi oleh Belanda. Tokoh yang memangku jabatan Mangkubumi
pun harus disetujui oleh pemerintah Belanda. Padang perburuan yang menjadi tradisi
dan penuh dengan menjangan pun harus diserahkan ke Belanda.

Seperti Padang Bajingah. Padang Pacakan, Padang Simupuran, Padang Ujung


Karangan dan Padang Atirak. Penduduk sekitar dilarang berburu di menjangan itu.
Pajak penjualan intan pun didapat oleh Belanda dengan jumlah sepuluh persen dari
harga intan dan harga pembeliannya juga diatur oleh Belanda. Satu-satunya yang
terlihat baik adalah Belanda melindungi Kesultanan Banjar apabila diserang oleh
musuh. Baik musuh dari dalam negeri maupun luar negeri. Kelihatannya Belanda
melindungi kedaulatan Kesultanan Banjar. Tapi justru musuh Kesultanan Banjar adalah
Belanda sendiri.Perjanjian yang tidak seimbang ini tentu dipengaruhi oleh tindakan
pendahulu Sultan Adam yaitu Pangeran Nata. Pangeran Nata yang dibantu oleh
Belanda untuk merebut kekuasaan bagaikan bersekutu dengan setan. Akibatnya,
Pangeran Nata harus membalas budi Belanda dengan perjanjian yang sangat
menguntungkan Belanda baik dari jangka pendek maupun jangka panjang.

Setelah Sultan Adam mangkat, Pangeran Tamjidillah diangkat oleh Sultan Banjar.
Padahal rakyat Banjar ingin agar Pangeran Hidayatullah yang menjadi sultan karena dia
adalah putra dari Sultan Adam. Tapi Belanda tetap memaksa agar Pangeran Tamjidillah
tetap menjadi Sultan dan Pangeran Hidayatullah hanya sebagai Mangkubumi.
Penindasan dan perlakuan Belanda yang seenaknya sendiri pada rakyat Kesultanan
banjar membuat rakyat marah.

Pemerintah Hindia Belanda mulai waspada akan kemunculan pemberontakan.


Penduduk Banjar mulai melawan Belanda dan membawa semangat Perang Agama.
Kelemahan Sultan Tamjidillah mulai mengakibatkan kekacauan. Kondisi yang semakin
panas membuat Pangeran Antasari tampil menjadi pemimpin rakyat Banjar. Awalnya.
Pangeran Antasari menghimpun kekuatan rakyat yang sudah muak pada Belanda. Tak
lupa Pangeran Hidayatullah juga diajak yang kini menjadi Mangkubumi. Pangeran
Hidayatullah pun setuju.

Pada tanggal 28 April 1859 pecahlah Perang Banjar. Pihak Kesultanan Banjar dipimpin
oleh pahlawan nasional yang sangat dikenal yaitu Pangeran Antasari. Pangeran

6
Antasari dibantu oleh Pangeran Hidayatullah. Demang Lehman, Haji Buyasin,
Tumenggung Antaluddin. Pangeran Amrullah dan lain-lain. Serangan mengarah ke
tambang Nassau Oranje milik belanda dan Benteng Pengaron. Sebagai reaksi,
Pemerintah Hindia Belanda melakukan intervensi dan mengutus Kolonel Augustus
Johannes Andersen untuk mengambil alih komando militer. Dia dibantu oleh Letnan
Kolonel G. M. Verspyck.

Setelah berhasil menguasai dua tempat tersebut, muncullah pertempuran di beberapa


tempat lain. Pertempuran Benteng Tabanio di Agustus 1859, Pertempuran Benteng
Gunung Lawak pada September 1859, Pertempuran Munggu Tayur pada Desember
1859, Pertempuran Amawang pada Maret 1860. Tumenggung Surapati sukses
merusakkan kapal Onrust di Sungai Barito. Keberpihakan Pangeran Hidayatullah
kepada rakyat semakin jelas dan menjadi anti Belanda. Dia menolak tuntutan oleh
Belanda agar menyerah. Hingga akhirnya Belanda menghapus Kesultanan Banjar di
Juni 1860 dan memerintahkan seorang petinggi Belanda untuk memerintah Kesultanan
Banjar.

Perang semakin meluas setelah para kepala daerah dan para ulama juga bergabung
dengan pemberontak. Mereka memperkuat tentara Pangeran Antasari dan Pangeran
Hidayatullah melawan penjajah. Sayangnya, pasukan pemberontak kalah oleh
persenjataan Belanda yang begitu canggih dan modern. Setelah terus berperang hingga
tiga tahun. Pangeran Hidayatullah menyerah ke Belanda pada tahun 1861 dan dibuang
ke daerah Cianjur.

Menyerahnya Pangeran Hidayatullah membuat Pangeran Antasari menjadi satu satunya


pemimpin pemberontakan dan keturunan Kesultanan Banjar. Untuk memperkuat
kedudukan sebagai pemimpin tertinggi, Pangeran Antasari meneriakkan slogan, "Hidup
untuk Allah dan Mati untuk Allah," sehingga rakyat, alim ulama dan pejuang mengakui
Pangeran Antasari sebagai Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin. Pangeran
Antasari tidak bisa menolak dan dia harus mengemban kedudukan yang dipercayakan
rakyat dan kaum ulama sepenuhnya. Dia begitu tawakkal kepada Allah. Sekarang
Pangeran Antasari bertugas sebagai Kepala Pemerintahan, Komando Tertinggi Perang
dan Pemimpin Islam Tertinggi,

Sejarah Perang Banjar semakin mendekati akhir dan kekalahan Kesultanan Banjar
sedikit demi sedikit semakin tampak. Pasukan Belanda dipasok berbagai persediaan dan
pasukan bantuan dari Batavia. Karena terus terdesak, Pangeran Antasari memindahkan
markas komando di Sungai Teweh. Dari sana, Pangeran Antasari dibantu oleh dua
putranya seperti Gusti Muhammad Said dan Gusti Muhammad Seman. Selain itu juga
dibantu oleh Kiai Demang Lehman dan Tumenggung Surapati. Tapi beberapa hari
kemudian Pangeran Antasari wafat lalu dimakamkan di Hulu Teweh.

Meski Pangeran Antasari sudah wafat, pemberontakan pada Belanda masih berlanjut.
Sekarang dipimpin oleh dua putranya. Tapi tetap saja perlawanan melemah karena

7
perbedaan kekuatan yang signifikan. Di tahun-tahun akhir perang, Belanda berhasil
menangkap dan membunuh beberapa tokoh perjuangan. Contohnya yang tertangkap
seperti Tumenggung Aria Pati dan Kiai Demang Lehman. Sedangkan yang gugur yaitu
Tumenggung Macan Negara, Tumenggung Naro, Panglima Bukhari dan Rasyid.
Menantu Pangeran Antasari, yaitu Pangeran Perbatasari tertangkap di Belanda ketika
bertempur di Kalimantan Timur pada tahun 1866. Dia diasingkan ke Tondano di
Sulawesi Utara. Panglima Bakumpai juga tertangkap dan digantung pada tahun 1905 di
Banjarmasin, Gusti Muhammad Seman juga wafat di Pertempuran Baras Kuning di
daerah Barito.

2.3Hasil Akhir dengan Kekalahan Kesultanan Banjar


Sejarah Perang Banjar selesai pada tahun 1906 yang ditandai dengan kekalahan
Pangeran Antasari dan Kesultanan Banjarmasin. Korban di pihak Banjar lebih dari
enam ribu jiwa. Sementara pihak kolonial kehilangan tiga ribu hingga lima ribu orang
dan dua kapal uap yang tenggelam. Pasca perang ini, Belanda semakin menusukkan
taring dan kukunya di tanah Kalimantan.

2.4Tokoh Pahlawan Perang Banjar

1. Sultan Hidayatullah Halil illah bin Pangeran Ratu Sultan Muda Abdurrahman, atau
lebih dikenal sebagai Pangeran Hidayatullah atau Hidayatullah II adalah salah seorang
pemimpin Perang Banjar dan berkat jasa-jasa kepada bangsa dan negara, pada tahun
1999 pemerintah Republik Indonesia telah menganugerahkan Bintang Mahaputera
Utama.

2. Pangeran Antasari adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah Sultan


Banjar. Pada 14 Maret 1862, dia dinobatkansebagai pimpinan pemerintahan tertinggi di
Kesultanan Banjar dengan menyandang gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul
Mukminindihadapan para kepala suku Dayak dan adipati penguasa wilayah Dusun
Atas, Kapuas dan Kahayan yaitu Tumenggung Surapati/Tumenggung Yang Pati Jaya
Raja.

3. Demang Lehman, kemudian bergelar Kiai Adipati Mangku Negara adalah salah
seorang panglima perang dalam Perang Banjar.Diaterlahir dengan nama IdiesGelar Kiai
Demang merupakan gelar untuk pejabat yang memegang sebuah lalawangan di
Kesultanan Banjar. Demang Lehman semula merupakan seorang panakawan dari
Pangeran Hidayatullah II sejaktahun 1857. Oleh karena kesetiaan dan kecakapannya
dan besarnya jasasebagai panakawan dari Pangeran Hidayatullah II, dia diangkat
menjadi Kiai sebagailalawangan/kepala Distrik Riam Kanan DemangLehman
memegang pusaka kerajaan Banjar yaitu Keris Singkir dan sebuah tombak bernama
Kalibelah yang berasal dari Sumbawa.

8
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perang Banjar merupakan perang untuk melawan kolonial Belanda yang dimulai
pada tahun 1859 hingga 1906. Perang ini termasuk dalam masa penjajahan Belanda
diIndonesia. Nama lainnya adalah Perang Kalimantan Selatan atau Perang Banjar-
Baritokarena letaknya Kesultanan Banjar. Wilayah perang ini meliputi Kalimantan
Selatan danTengah. Konflik ini dimulai ketika Belanda memonopoli perdagangan di
Kesultanan Banjar. Ternyata Belanda menginginkan hal lebih yaitu ikut campur di
urusan kerajaanyang tentu membuat situasi kerajaan bertambah kalut. Perang ini
berakhir dengan kemenangan Belanda.

3.2 SARAN
Demikian informasi Sejarah Perang Banjar tentang perjuangan Kesultanan Banjar
melawan dominasi Pemerintah Hindia Belanda. Meskipun kalah, Perang Banjarini
memberi kita pelajaran bahwa kegigihan para pahlawan dahulu, tokoh Islam danulama
dalam memperjuangkan tanahnya. Selain di Banjar, cukup banyak pula perjuangan
melawan penjajah di beberapa daerah yang menjadi titik awal
perkembangannasionalisme di Indonesia.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/410940841/makalah-perang-banjar

https://ips.pelajaran.co.id/perang-banjar/

https://kelasips.com/perang-banjar/

https://www.academia.edu/32655017/Perang_banjar_makalah

10

Anda mungkin juga menyukai