Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Thyristor

Pengertian Thyristor – Perangkat elektronik sangat membantu manusia dalam menyelesaikan setiap
urusannya.

Seperti namanya, perangkat jenis ini membutuhkan energi berupa listrik untuk dapat bekerja.

Sirkuit perangkat elektronik memang sedikit lebih rumit dibandingkan dengan perangkat lainnya.

Tidak banya orang yang memahami sirkuit tersebut dengan baik, bahkan untuk sekedar teori
dasarnya saja.

Hal tersebut juga berlaku untuk bagian Thyristor. Thyristor mempunyai fungsi yang penting dalam
elektronika dan memiliki berbagai jenis pula.

Nah pada artikel kali ini mimin akan menjelaskan apa itu Thyristor yang meliputi pengertian
Thyristor, fungsi, cara kerja, simbol, karakteristik, rangkaian switching, struktur dan jenis-jenisnya

Pengertian Thyristor
Thyristor adalah komponen elektronika yang fungsinya sebagai saklar (switch) atau pengendali yang
terbuat dari bahan semikonduktor.

Thyristor yang secara ekslusif bertindak sebagai saklar ini pada umumnya mempunyai dua hingga
empat kaki terminal.

Meskipun terbuat dari semikonduktor, Thyristor tidak digunakan sebagai penguat sinyal seperti
Transistor. Istilah “Thyristor” berasal dari bahasa Yunani yang berarti adalah “Pintu”.

Pada prinsipnya, Thyristor yang berterminal tiga akan menggunakan arus/tegangan rendah yang
diberikan pada salah satu kaki terminalnya untuk mengendalikan aliran arus/tegangan tinggi yang
melewati dua terminal lainnya.

Sedangkan untuk Thyristor yang berterminal dua yang tidak mempunyai terminal kendali (GATE),
fungsi saklarnya akan diaktifkan apabila tegangan pada kedua terminalnya mencapai level tertentu.

Level tegangan yang dimaksud tersebut biasanya disebut dengan Breakdown Voltage atau Breakover
Voltage.

Pada saat dibawah tegangan breakdownnya, kedua kaki terminal tidak akan mengaliri arus listrik
atau berada di posisi OFF.

Membahas mengenai Saklar (Switch) elektronik, pada dasarnya kita juga bisa menggunakan
Transistor.
Namun jika dibandingkan dengan Transistor, Thyristor yang didedikasi sebagai komponen Saklar ini
akan berfungsi lebih baik.

Hal ini dikarenakan Transistor memerlukan arus/tegangan yang tepat untuk mengoperasikan fungsi
saklarnya.

Jika arus yang diberikannya tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan maka Transistor tersebut
akan berada diantara keadaan On dan Off.

Saklar yang berada diantara keadaan On dan Off bukanlah suatu saklar yang baik. Berbeda dengan
Transistor, Thyristor dirancang untuk hanya berada di dua keadaan yaitu keadaan On atau keadaan
Off saja.

Dalam aplikasinya, Thyristor banyak digunakan pada perangkat atau rangkaian-rangkaian


elektronika seperti Pengendali Daya, Timer, Osilator, peredam cahaya, pengendali kecepatan motor
listrik dan lain sebagainya.

Jenis-Jenis Thyristor
teknikelektronika.com

Setelah kalian memahami pengertian Thyristor, untuk lebih dalam lagi mengenali jenis-jenisnya.

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai jenis-jenis Thyristor beserta cara kerjanya:

1. SCR (Silicon Controlled Rectifier)

SCR adalah jenis Thyristor yang mempunyai tiga kaki terminal yang masing-masing terminalnya
dinamai dengan sebutan GATE, ANODA dan KATODA.

Secara struktur, SCR terdiri dari 4 lapis semikonduktor yakni PNPN yang terminal pengendalinya
terdapat pada lapisan P (Positif).

Cara Kerja SCR :

Saat tidak dialiri arus listrik, SCR akan berada dalam keadaan Off. Saat terminal GATE-nya dialiri
arus rendah, SCR akan menjadi On serta menghantarkan arus listrik dari ANODA ke KATODA.

Meskipun arus listrik GATE-nya dihilangkan, SCR akan tetap dalam keadaan On hingga arus yang
mengalir dari ANODA ke KATODA tersebut dihilangkan atau 0V.

SCS (Silicon Controlled Switch)

SCS adalah jenis Thyristor yang mempunyai 4 kaki terminal yaitu terminal GATE, ANODA GATE,
ANODE serta CATHODE.

Sama seperti SCR, SCS atau Silicon Controlled Switch juga berfungsi sebagai Saklar.
Cara Kerja SCS :

Cara kerja SCS hampir sama dengan SCR, namun SCS dapat di-Off-kan dengan cara memberikan
tegangan tertentu pada kaki terminal Anode Gate (Gerbang Anoda).

Perangkat ini juga dapat dipicu dengan memberikan tegangan negatif ke Anode Gate, arus listrik
akan mengalir satu arah yaitu dari Anoda (A) ke Katoda (K).

3. TRIAC (Triode from Alternating Current)

TRIAC adalah Thyristor yang berkaki terminal tiga yang masing-masing terminalnya dinamai
dengan GATE, M1 dan Ml2.

Setelah dipicu (trigger) menjadi On, TRIAC dapat menghantarkan arus listrik dari kedua arah. Maka
dari itu, TRIAC sering disebut juga dengan Bidirectional Triode Thyristor.

Cara Kerja TRIAC :

Cara kerja TRIAC juga hampir sama dengan SCR, namun TRIAC bisa mengendalikan arus listrik
dari dua arah baik dari arah MT1 ke MT2 ataupun dari MT2 ke MT1.

Maka, dengan demikian TRIAC bisa digunakan sebagai saklar yang mengendalikan arus DC maupun
arus AC.

TRIAC akan berubah menjadi kondisi On dan menghantarkan arus listrik apabila terminal GATE-
nya di berikan arus listrik, jika arus listriknya dihilangkan maka TRIAC akan berubah menjadi Off.

DIAC (Diode Alternating Current)

DIAC adalah Thyristor yang hanya mempunyai dua kaki terminal serta bisa menghantarkan arus
listrik dari kedua arah apabila tegangan melampaui batas tegangan breakovernya (tegangan
breakdown). DIAC sering disebut juga dengan Bidirectional Thyristor.

Cara Kerja DIAC :

DIAC akan berada dalam kondisi Off apabila tegangan yang diberikannya masih dibawah tegangan
breakover-nya.

Ketika tegangan mencapai atau melampaui batas breakover dipicu menjadi On, DIAC akan terus
menghantarkan arus listrik (dalam kondisi On) meskipun tegangan yang diberikan tersebut turun
dibawah tegangan breakover.

DIAC hanya akan berhenti menghantarkan arus listrik atau berubah menjadi kondisi Off apabila
tegangan yang diberikannya menjadi “0” atau dengan kata lain arus listriknya diputuskan.

Fungsi Thyristor
Sederhananya, operasional sebuah Thyristor bisa dijelaskan sebagai saklar. Setelah dihidupkan oleh
aliran arus pada bagian gerbang.

Maka Thyristor mengharuskan voltase di Katoda dan Anoda berhenti mengalir sebelum bisa ditutup
kembali.

Thyristor sendiri fungsinya sebagai sebuah saklar elektronik yang banyak dipergunakan pada
peralatan listrik mulai dari arus lemah hingga arus besar.

Cara Kerja Thyristor


Cara kerja Thyristor ini sangat mirip dengan Saklar. Arus listrik tidak akan bisa mengalir ke kedua
terminal, meskipun kabelnya sudah terpasang.

Untuk mengalirkan listrik ke dalam komponen atau mengaktifkannya, arus listrik harus dialirkan ke
GATE.

Sementara untuk mematikan atau mengubah posisinya ke Off, tegangan listrik harus diturunkan ke
level 0.

Simbol Thyristor
rezekibarokah.com

Simbol dari Thyristor yang pertama adalah seperti pada bentuk segitiga dengan dua buah garis lurus
di bagian puncak dan alasnya.

Garis yang ada di bagian alas melambangkan Anoda dan garis di puncak segitiga disebut dengan
Katoda.

Di puncak segitiga terdapat garis yang sejajar dengan alas, bagian ini melambangkan gerbang atau
GATE.

Struktur sebuah Thyristor yang sederhana sangat mirip dengan dua Transistor yang disusun dengan
cara back to back. Maka, dengan demikian, susunannya menjadi NPNP atau PNPN jika dibalik.

Varian PNP terbentuk pada emitor yang tersambung pada Anoda. Semetara varian NPN terbentuk
dari emitor yang tersambung dengan Katoda.

Sedangkan GATE atau gerbang disambungkan ke bagian Base (dasar) dari Transistor NPN.

Karakteristik Thyristorrezekibarokah.com
Karakteristik pada Thyristor terbagi menjadi 3 jenis berdasarkan kondisi yang berlaku kepadanya.
Berikut ini merupakan penjelasan lebih lengkapnya :
1. Kondisi Reverse Blocking (Thyristor Tegangan Balik)

Ketika dalam kondisi reverse blocking, Thyristor akan melakukan penutupan terhadap arus listrik
yang mengalir dengan cara yang sama seperti Dioda Bias Reverse.

Namun, Thyristor (SCR) hanya mampu mengalirkan arus ke satu arah tertentu serta memblokir arus
ke arah sebaliknya.

2. Kondisi Forward Blocking (Thyristor Tegangan Maju)

Seperti pada namanya, pada kondisi ini Thyristor akan melakukan pemblokiran terhadap arus yang
bergerak maju.

Seperti pada dioda bias arus maju, Thyristor tetap dapat menghantarkan arus secara normal.

Namun, gerbang atau GATE tidak mendapatkan stimulasi, sehingga Thyristor tidak bisa berubah ke
posisi On.

3. Kondisi Conducting (Thyristor Konduksi)

Ketika GATE sudah mendapatkan stimulasi, Thyristor akan aktif serta terus aktif meskipun terjadi
perubahan nilai tegangan yang masuk ke dalam GATE.

Dalam kondisi conducting, Thyristor hanya bisa mati apabila nilai arus maju turun serta mencapai
batas minimal arus holding atau arus kerja gerbang (GATE).

Rangkaian Switching Thyristor


Pada aplikasinya, Thyristor dapat dirangkai menjadi dua jenis yakni bolak-balik (AC) dan searah
(DC).

Rangkaian Thyristor AC

Sifat Thyristor akan berbeda ketika disambungkan dengan sumber listrik arus bolak-balik (AC).

Hal ini bisa terjadi karena arus AC yang masuk ke Thyristor akan membalik polaritas secara teratur.

Maka dari itu, semua Thyristor yang dipakai dalam rangkaian listrik AC akan menjadi reverse bias
secara otomatis serta membuatnya Off selama satu setengah siklus.

Rangkaian Thyristor DC

Thyristor dapat digunakan sebagai saklar DC ketika terhubung dengan arus yang searah.

Fungsinya adalah mengatur beban dan arus searah yang nilainya besar. Ketika menggunakan
Thysistor sebagai saklar, komponen tersebut berperan layaknya pengunci atau kait.
Hal ini dapat terjadi dikarenakan Thysistor yang sudah dalam posisi On, akan tetap On sampai diatur
ulang secara manual oleh pengguna.

Struktur Thyristor
Setelah tadi sebelumnya mimin sudah membahas mengenai pengertian Thyristor, fungsi, cara kerja,
simbol, karakteristik, rangkaian switching dan jenis-jenisnya.

Selanjutnya mimin akan membahas mengenai strukturnya, seperti yang akan dibahas dibawah ini :

Sederhananya, struktur sebuah Thyristor mirip dengan dua buah Transistor yang tersusun bact to
back membeuntuk PNPN atau NPNP.

Transistor dengan emitor yang terhubung ke Katoda sebuah Thyristor adalah NPN, sedangkan emitor
yang terhubung ke Anoda dari SCR adalah varian dari PNP. Gerbang akan dihubungkan ke Base
(dasar) dari Transistor NPN.

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian Thyristor, fungsi, cara kerja, simbol, karakteristik,
rangkaian switching, struktur dan jenis-jenisnya. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Sekian
sampai jumpa, terimakasih 
Skema Rangkaian Lampu Taman Otomatis
Menggunakan SCR FIR3D dan LDR
 By MUKARAKAT on Kamis, 29 Desember 2016   Label: Rangkaian Elektronik

Skema rangkaian lampu taman otomatis banyak sekali modelnya, sumber tenaga untuk
rangkaiannya ada yang DC saja, ada yang AC dan DC dan adapula yang cukup dari sumber AC saja. Saya
bahas ini karena ada teman yang mengatakan bahwa lampu taman yang menggunakan sumber daya DC
apalagi yang menggunakan batu baterai sangatlah tidak efisien. Karena kalau batu baterai habis
rangkaian tidak akan bekerja lagi secara normal alias berhenti bekerja karena sumber daya habis. Kalau
ingin bekerja lagi maka kita harus membeli baterai yang baru sehingga menambah pekerjaan. Nah kali ini
saya akan membahas mengenai Lampu Taman Otomatis dengan LDR menggunakan SCR  FIR
3D dan sumber dayanya hanya dari AC saja tanpa ada bantuan baterai.
Rangkaian ini cukup populer dan bekerja sangat baik.

Rangkaian ini banyak yang ngebahas karena begitu simpelnya dan biayanya yang cukup murah dan
komponennya mudah didapatkan. Saya kira alat ini sangat bermanfaat untuk dipakai atau diterapkan di
rumah anda. Dan rangkaian ini bisa menghemat listrik di rumah anda karena suatu saat anda
kemungkinan lupa mematikan lampu taman pada siang hari atau karena anda meninggalkan rumah
dalam waktu lama. Tentunya alat ini sangat membantu sekali dalam penghematan juga pekerjaan anda.
Selamat berkreasi.

Anda mungkin juga menyukai