TOR - Kegiatan BLUD - 2023
TOR - Kegiatan BLUD - 2023
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
b. Undang-Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
c. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL);
e. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional;
f. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2020-2024;
g. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2021 tentang Kementerian Kesehatan;
1
h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas,
Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter
Gigi;
i. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen
Puskesmas;
j. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan;
k. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
l. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 tentang Renstra Kemenkes
Tahun 2020-2024;
m. Peraturan Menteri Kesehatan No 5 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan;
n. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan
Umum Daerah;
o. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK.01.07/Menkes/
482/2019 tentang Puskesmas Sebagai Percontohan.
2. Gambaran Umum
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama yang
merupakan ujung tombak dalam pembangunan kesehatan perlu mendapatkan
dukungan dalam hal akses dan penguatan kualitas pelayanan. Penguatan kualitas
pelayanan dilakukan melalui pemenuhan sarana, prasarana, alat kesehatan dan sumber
daya yang memadai. Pemenuhan sumber daya tersebut membutuhkan kemampuan
pengelolaan sumber daya yang optimal, ketersediaan anggaran dan komitmen serta
kapasitas pembinaan dari dinkes kabupaten/kota.
Berdasarkan data Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) Tahun 2019 terkait
pemenuhan sarana, prasarana, dan alat kesehatan menunjukkan bahwa jumlah
Puskesmas yang memberikan pelayanan sesuai standar adalah 6944 dari 10.134
Puskesmas (68,52%). Pelayanan sesuai standar yang dimaksud adalah termasuk
standar sarana, prasarana, dan alat kesehatan. Terkait sumber daya manusia,
berdasarkan data tersebut masih terdapat 7,5% Puskesmas yang tidak memiliki dokter,
dengan jumlah terbanyak tidak memiliki dokter adalah di Provinsi Papua (43,5%),
Provinsi Maluku (30,2%), dan Provinsi Papua Barat (29,9%). Berdasarkan data Rifaskes
Tahun 2011 dalam hal pembinaan yang dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
kepada Puskesmas, berada dalam rentang 18% sampai 61%. Berdasarkan hasil
tersebut mengindikasikan bahwa belum seluruh Puskesmas mampu memberikan
pelayanan sesuai standar, belum seluruh Puskesmas memiliki dokter serta belum
semua dinas kesehatan kabupaten/kota mampu memberikan bimbingan dan pembinaan
teknis kepada Puskesmas di wilayah kerjanya secara optimal.
Dalam upaya percepatan pemenuhan sarana, prasarana, alat kesehatan dan
sumber daya manusia, dapat dilakukan melalui penerapan Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) Puskesmas. Berdasarkan Permendagri 79 Tahun 2018 pada pasal 1
disebutkan bahwa BLUD adalah sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana teknis
dinas/badan daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
mempunyai fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari
ketentuan pengelolaan daerah pada umumnya. Tujuan BLUD adalah memberikan
layanan umum secara lebih efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat sejalan dengan
praktik bisnis yang sehat, untuk membantu pencapaian tujuan pemerintah daerah yang
pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh kepala
daerah. Dalam mencapai tujuan BLUD tersebut melalui penerapan BLUD Puskesmas,
dibutuhkan beberapa persyaratan yaitu syarat substantif, teknis dan administratif.
2
Puskesmas memenuhi persyaratan substantif dimana Puskesmas adalah UPTD
dinkes kabupaten/kota yang mempunyai tugas dan fungsi bersifat operasional dalam
menyelenggarakan layanan umum yang menghasilkan semi barang/jasa publik.
Layanan umum yang dimaksud adalah penyediaan jasa pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. Sedangkan persyaratan teknis terpenuhi oleh Puskesmas dalam hal
Puskesmas dapat ditingkatkan kinerja pelayanan dan kinerja keuangan bila dikelola
dengan penerapan BLUD, sehingga dapat meningkatkan pencapaian target
keberhasilan. Persyaratan administratif adalah persyaratan dalam bentuk dokumen yang
harus disiapkan oleh Puskesmas dalam penilaian kelayakan penerapan BLUD yaitu
surat pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja, tata kelola, renstra, standar
pelayanan minimal, laporan keuangan atau prognosis/proyeksi keuangan dan laporan
audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit oleh pemeriksa eksternal
pemerintah.
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh Direktorat Pelayanan Kesehatan
Primer pada bulan Februari 2021 (sumber data BPJS Kesehatan Februari 2021)
diperoleh gambaran dari 34 provinsi di Indonesia, masih banyak daerah dimana dinas
kesehatan kabupaten/kota belum memiliki Puskesmas BLUD.
Kementerian Kesehatan sebagai pembina dinas kesehatan provinsi memiliki tugas
dan tanggung jawab untuk menguatkan peran dinas kesehatan provinsi dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan di wilayahnya, termasuk dalam meningkatkan
kapasitas dan kompetensi dinas kesehatan kabupaten/kota terkait penerapan BLUD
Puskesmas. Pembinaan dapat dilaksanakan dalam bentuk fasilitasi, konsultasi,
pendampingan dinas kesehatan kabupaten/kota, pendidikan dan pelatihan serta
penelitian dan pengembangan. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka
penerapan BLUD Puskesmas pada tahun 2023 akan diusulkan pada 10 provinsi yang
memiliki puskesmas BLUD dibawah 50%, yaitu Jambi, Bengkulu, Kep. Bangka Belitung,
Kep. Riau, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Kaltara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, sehingga
Puskesmas dapat memberikan pelayanan sesuai standard. Jumlah Puskesmas di
Provinsi Sulawesi Selatan adalah 470 Puskesmas dengan 72 Puskesmas BLUD atau
15.35 persen, masih sangat jauh dari target yang diharapkan. 72 Puskesmas BLUD ini
juga belum pernah di verifikasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Sehingga dalam upaya pencapaian target-target kinerjanya, diperlukan dukungan
dengan salah satu bentuk kegiatannya adalah Pembinaan, Pendampingan dan
Bimbingan Teknis Pelaksanaan Manajemen Puskesmas dan BLUD.
Kegiatan Pembinaan, Pendampingan dan Bimbingan Teknis Pelaksanaan
Manajemen Puskesmas dan BLUD dilakukan untuk peningkatan kapasitas stakeholder
dalam mempersiapkan penerapan BLUD Puskesmas, dalam bentuk kegiatan rapat
koordinasi untuk persiapan pelaksanaan pertemuan dan evaluasi Pembinaan,
Pendampingan dan Bimbingan Teknis Pelaksanaan Manajemen Puskesmas dan BLUD
serta pentingnya melakukan pendampingan dalam rangkan pembimbingan secara
langsung kepada Kabupaten/Kota terkait implementasi BLUD Puskesmas.
B. Penerima Manfaat
1. Dinas Kesehatan Provinsi
2. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
4. Puskesmas
5. Lintas Program Kementerian Kesehatan
6. Kementerian/ Lembaga lain
7. Masyarakat
3
C. Strategi Pencapaian Keluaran
1. Metode Pelaksanaan
Rapat Koordinasi, pelaksanaan Workshop pendampingan BLUD diawali dengan
rapat koordninas lintas program dan lintas sector untuk memantapkan
pelaksanaan kegiatan Workshop ini.
Workshop, metode yang digunakan untuk seluruh aktivitas dalam mendukung
output Peserta yang mengikuti workshop adalah menggunakan dana
Dekonsentrasi Tahun 2023 dengan swakelola, dengan rincian sebagai berikut :
a. Aktivitas pembayaran transport, uang harian fullday, uang harian fullboard
peserta dan honor narasumber
b. Barang/Jasa melalui penyediaan ATK, fotocopy/penggandaan, computer
supply, pembelian konsumsi dan paket meeting hotel
Pendampingan Kabupaten/Kota dalam rangka pembimbingan terkait BLUD
Puskesmas yang dilaksanakan kedalam 2 tahap :
a. Tahap I : Tim Provinsi terdiri atas 3 (tiga) orang yaitu dari Dinas Kesehatan
Provinsi 2 (dua) orang dan 1 (satu) orang dari BPKP Wilayah Makassar,
pelibatan BPKP ini terutama yang di Kabupaten/Kota yang belum BLUD
Puskesmas dan membutuhkan pembimbingan pembuatan dokumen
Keuangan dan regulasi BLUD di Kabupaten/Kota. Metode pelaksanaan yaitu
pembimbingan Pengelola BLUD Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
kunjungan langsung bersama pengelola BLUD Kabupaten/Kota ke salah
satu Puskesmas.
b. Tahap II : Pendampingan Kabupaten/Kota dengan melakukan evaluasi
terhadap progress pelaksanaan BLUD. Tim Provinsi terdiri dari 2 (dua) orang
Dinas Kesehatan Provinsi dan bersama pengelola BLUD Kabupaten/Kota
sejumlah 1 (satu) orang mengunjungi salah satu Puskesmas untuk evaluasi
progress pelaksanaan BLUD.
4
3. Dinas Kesehatan/Pemda Provinsi
4. BPKP Perwakilan Provinsi
Output : peningkatan kapasitas peserta yang mengikuti workshop.
d. Waktu Pelaksanaan
WAKTU PELAKSANAAN
No KEGIATAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agt Sep Okt Nov Des
1. Pembinaan, Pendampingan dan Bimbingan Teknis Pelaksanaan Manajemen Puskesmas dan
BLUD
a Rapat Koordinasi
b Bimbingan Teknis
Pelaksanaan
. Manajemen
Puskesmas dan BLUD
c Pendampingan provinsi
ke
. Kab/Kota dalam
rangka percepatan
BLUD
5
23 Kota Makassar 47 19 PKM 40% 100% 100%
24 Kota Palopo 12 0 PKM 0 100% 100%
ttd