Anda di halaman 1dari 30

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA

TANAH LONGSOR BERBASIS APLIKASI ANDROID UNTUK


DISABILITAS SEKOLAH DASAR

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada


Program Studi Pendidikan Teknik Informatika

Diajukan Oleh:
AULIA QISTHI ROSYADA
A710170033

Kepada :
PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA NOVEMBER, 2021
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA
TANAH LONGSOR BERBASIS APLIKASI ANDROID UNTUK
DISABILITAS SEKOLAH DASAR

usulan penelitian diajukan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada


program studi pendidikan teknik informatika

diajukan oleh:
AULIA QISTHI ROSYADA
A710170033

Kepada :
PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA NOVEMBER, 2021
PERNYATAAN ORISIONALITAS

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

Nama : Aulia Qisthi Rosyada

NIM : A710170033

Program Studi : Pendidikan Teknik Informatika

Judul Proposal Skripsi : Pengembangan Media Pembelajaran


Mitigasi Bencana Tanah Longsor Berbasis
Aplikasi Android Untuk Disabilitas Sekolah
Dasar

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa proposal skripsi yang saya serahkan ini
benar-benar hasil karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu/dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar
pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini plagiat, saya bertanggung
jawab sepenuhnya dan bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
*melampirkan hasil uji turnitin

Surakarta, 13 November 2021

Yang membuat pernyataan,

Aulia Qisthi Rosyada


A710170033
Proposal Skripsi

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA


TANAH LONGSOR BERBASIS APLIKASI ANDROID UNTUK
DISABILITAS SEKOLAH DASAR

Diajukan Oleh :
AULIA QISTHI ROSYADA
A710170033

Proposal skripsi telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Keguruan


dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dilanjutkan
menjadi skripsi.

Surakarta, 13 November 2021

Dias Aziz Pramudita, S.Pd., M.Cs.


NIDN. 0629089201
A. JUDUL SKRIPSI
Pengembangan Media Pembelajaran Mitigasi Bencana Tanah Longsor
Berbasis Aplikasi Android Untuk Disabilitas Sekolah Dasar

B. PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Berdasarkan letak geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia
merupakan negara yang terletak diantara dua Benua yaitu Benua Asia dan
Benua Australia serta dua Samudera besar yaitu Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik. Sedangkan berdasarkan letak astronomis Negara
Kesatuan Republik Indonesia terletak tepat garis khatulistiwa dimana
dalam hal ini posisi berdasarkan garis lintang 6º LU (Lintang Utara) - 11 º
LS (Lintang Selatan). Letak geografis dan astronomis inilah yang
menyebabkan dampak perubahan iklim di Indonesia. Letak Indonesia yang
berada di garis khatulistiwa menyababkan Indonesia memiliki wilayah
beriklim tropis. Wilayah yang memiliki iklim tropis tersebut memiliki ciri
yaitu curah hujan yang cukup tinggi, terdapat hutan hujan tropis yang amat
sangat luas, suhu atau kelembapan udara yang rata-rata tinggi dan periode
kemunculan sinar matahari sepanjang tahun (Tammardhiyah, dkk, 2019).
Dampak negatif dari Kondisi wilayah inilah menyebabkan Indonesia
rawan terhadap bencana alam mulai dari gunung api, banjir, tanah longsor,
dll.
Kabupaten Klaten merupukan salah satu kabupaten yang berada di
Indonesia dimana kabupaten ini merupakan daerah yang rawan bencana.
Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2013 yang dirilis Badan
Nasional Penanggulangan Bencana, Kabupaten Klaten memiliki Indek Resiko
Bencana yang tinggi pada bencana alam gempabumi, tanahlongsor dan
gunungapi.
Letak geografis Kabupaten Klaten berada di lereng gunung merapi
yang memiliki lereng cukup tinggi. Berdasarkan prosentase, kemiringan
lereng berkisar dari 5% hingga >45% dengan klasifikasi lerengnya landai
hingga sangat curam, sehingga kemungkinan longsorlahan bisa terjadi.
Selain itu menurut Priyono et al., (2015) mengatakan bahwa masyarakat di
kebupaten Klaten melakukan kegiatan pertambangan dimana sebagian
besar kegiatan ini dilakukan secara manual serta tidak memnugi standar
keamanan. Aktifitas ini menyebabkan dasar lereng tergerus dan
dampaknya ialah longsor.
Resiko ini menyebabkan terancamnya keselamatan manusia, terutama
kelompok rentan bencana. Salah satu kelompok rentan bencana ialah
penyandang cacat/disabilitas (Siregar & Wibowo, 2019). Berdasarkan pada
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 Tentang Pengesahan Hak-hak
Penyandang Disabilitas, disebutkan bahwa disabilitas adalah orang yang
memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual atau sensorik dalam jangka
waktu yang lama dimana dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sikap
masyarakatnya bisa menemui hambatan sehingga menyulitkan untuk
berpartisipasi penuh dan efektif berdasarkan kesamaan hak.
Penyandang difabilitas merupakan salah satu kelompok yang rentan
terhadap becana alam, terutama ketika mereka kehilangan keluarga, alat bantu
dan alat mobilitas sehingga menghalangi akses informasi (Hayati et al., 2021).
Kondisi ini akan menjadi semakin buruk apabila pendangan difabilitas tidak
memiliki pengetahuan tentang mitigasi bencana. Dari temuan hasil survey
yang dilakukan The United Nations Office for Disaster Risk Reduction
(UNDRR) pada tahun 2013 menyatakan bahwa 70% penyandang disabilitas
yang berpartisipasi tidak mendapatkan rencana persiapan personal dan hanya
17% yang mengetahui rencana managemen bencana di komunitas masing-
masing. Hal ini membuktikan bahwa informasi tentang bencana dan pelatihan
mitigasi bagi penyandang difabilitas masih kurang.
Menurut data yang diperoleh jumlah angka penyandang disabilitas
di Kabupaten Klaten yakni 11.116 jiwa sehingga dapat dipastikan bahwa
permasalahan yang dialami penyandang disabilitas dalam menghadapi
bencana terjadi di setiap wilayah (Santoso et al., 2013). Kemudian
berdasarkan peraturan Bupati Klaten Nomor 6 Tahun 2014 tentang Panduan
Kebencanaan di Kabupaten Klaten, mengatakan bahwa kabupaten Klaten
sudah menerpakan sekolah Siaga Bencana dari jenjang sekolah terendah yaitu
PAUD hingga jenjang tinggi yaitu SMA/SMK, namun penyelenggaraan ini
belum mencakup pembelajaran untuk anak difabel.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Kondisi wilayah Kabupaten Klaten yang rentan bencana.
b. Minimnya pengetahuan tentang mitiasi bencana bagi siswa difabel.
c. Terbatasnya media pembelajaran mitigasi bencana untuk siswa
difabel.
d. Penangkapan informasi antara anak disabilitas dengan anak pada
umumnya berbeda sehingga media yang digunakan juga berbeda.

3. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini diberikan pembatasan masalah agar peneliti dapat
terstruktur, terfokus pada tujuan, pembatasan masalah tersebut adalah :
a. Media ini diperuntukkan bagi siswa disabilitas (tuna rungu, tuna
netra, tuna wicara)
b. Topik yang dibahas yaitu mitigasi bencana tanah longsor
c. Media ini diperuntukkan untuk anak usia Sekolah Dasar
d. Aplikasi diakses melalui android

4. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengembangan media pembelajaran mitigasi bencana
untuk siswa difabel ?
b. Bagaimana kelayakan media pembelajaran mitigasi bencana untuk
siswa difabel yang dikembangkan ?
c. Bagaimana efektifitas media pembelajaran mitiasi bencana untuk
siswa difabel?

5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :
a. Mengembangkan aplikasi “DiFriend” sebagai media pembelajaran
mitigasi bencana tanah longsor
b. Menguji kelayakan aplikasi “DiFriend” sebagai media
pembelajaran mitigasi bencana tanah longsor
c. Menguji keefektifan aplikasi “DiFriend” sebagai media
pembelajaran mitigasi bencana tanah longsor

6. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1) Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan peneliti lain
untuk meneliti media pembelajaran yang sejenis.

2) Dapat memberikan kontrbusi untuk pendidikan SLB Sekolah


Dasar dalam hal kesiapsiagaan bencana alam.
3) Hasil dari penilitian ini diharapakan dapat memberikan
masukan untuk berbagai pihak dalam hal mitigasi bencana.
b. Manfaat
Praktis
1) Bagi penulis
Dapat menambahkan wawasan dan pengalaman dalam
mengembangkan media mitigasi bencana untuk Siswa
Disabilitas
2) Bagi peserta didik
Media yang dikembangkan ini diharapkan dapat digunakan
bagi siswa disabilitas sebagai media pembelajaran mitigasi
bencana megingat pentingnya pemahaman mitigasi bencana.
3) Bagi pendidik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pendidik dan
peserta didik agar mudah memahami materi

C. TINJAUAN PUSTAKA
1. Penelitian Relevan
Beberapa penelitian dibawah ini menunjukkan penelitian yang
relevan dengan penelitian yang akan dikembangkan dimana menjadi
latar belakang pembuatan media mitigasi bencana yang akan
dikembangan ini.
Penelitian yang berjudul “Respon Para Disabilitas Terhadap
Komunikasi Krisis BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)
oleh Tim SAR Klaten Tahun 2016) oleh Juneza, Raden Roro Driadelta
dan Purworini, Dian tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa pentingnya pengetahuan tentang mitigasi bencana
bagi penyandang disabilitas serta bagaimana cara mensosialisasikan
informasi mitigasi bencana kepada penyang disabilitas. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan survey lagsung ke lapangan.
Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa penyandang disabilitas
memperoleh informasi tentang bencana yang dilakukan oleh BPBD dan
tim SAR Klaten melalui media dan internet, namun belum sepenuhnya.
Mereka memiliki kendala dalam menerima informasi dari BPBD dan
tim SAR Klaten. Hal ini dikarenakan setiap disabilitas memiliki
keterbatasan yang berbeda-beda. Oleh karena itu diperlukan sebuah
media yang mampu menyampaikan informasi tetang bencana untuk
penyandang disabilitas.
Penelitian yang berjudul “The importance of education on
disasters and emergencies: A review article” oleh Torani, Sogand, dkk
tahun 2019. Penelitian ini bertujuan untuk meninjau pentingnya
pendidikan dan pengaruh pendidikan terhadap resiko bencana serta
kesiapsiagaan kelompok rentan menghadapi bencana. Penelitian ini
mengumpulkan data dari artikel yang diterbitkan di jurnal dan website
antara lain PubMed, Web of Science, Google Cendekia, Scopus, dan
Science Direct. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa pendidikan
tentang bencana alam penting diberikan sejak usia rendah untuk
mengurangi risiko bencana, temasuk kepada kelompok rentan
penyandang disabilitas. Selain itu dalam penelitian ini juga dibahas
tentang manfaat memberikan pendidikan bencana kepada usia rendah,
antara lain : 1) pendikan bencana yang diberikan sejak usia rendah akan
memudahkan anka-anak untuk berfikir tentang isu-isu bencana,
ketahanan dan pengurangan risiko 2) pendidikan bencana yang
diberikan sejak kecil maka mereka dapat merespon lebih baik dan
cepat ketika
bencana terjadi, tidak terlalu beragantung kepada orang lain 3)
pendidikan bencana yang diberikan sejak kecil akan teringat hingga
nanti karena ketika dewasa nanti orang tidak begitu saja melupakan apa
yang mereka pelajari sejak usia dini. Kesimpulan dari penilitian ini
yaitu pendidikan bencana untuk kelompok rentan harus dirancang agar
dampak dari bencana dapat berkurang.
Penelitian yang berjudul “Efektivitas Media Aplikasi untuk
Edukasi Siaga Bencana pada Anak Penyandang Disabilitas (Tuna
Rungu) oleh Nuraini, dkk tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh aplikasi android dan website SINARU terhadap
pengetahuan mitigasi siaga bencana pada anak disabilitas tunga rungu.
Hasil dari penelitian in menunjukkan rata-rata skor pengetahuan
responden sebelum intervensi adalah 40,2 skor paling kecil adalah 15
dan paling besar 75. Kemudian rata-rata skor setelah intervensi adalah
47 dengan skor paling besar 85. Sedangkan rata-rata peningkatan skor
pengetahuan adalah 6,8 dengan standar deviasi 14,9 dan standar error 3
dan dari hasil uji statistik didapatkan nilai p 0,034 yang berarti
intervensi yang dilakukan berpengaruh terhadap peningkatan skor
pengetahuan anak. Kesimpulannya bahwa media aplikasi SINARU
efektif menambah pengetahuan anak anak disabiltas tunarungu
mengenai mitigasi siaga bencana dan perlu peran orang tua dalam
memberi informasi pada anak di rumah. Beradasarkan jurnal tersebut
maka penulis mengembangkan media pembelajaran berbasis android
bagi penyandang difabilitas.
Penelitian yang berjudul “Kesiapsiagaan Sekolah Luar Biasa
(SLB) Negeri Cilacap Dalam Menghadapi Bencama di Kabupaten
Cilacap” oleh Novalita, Dimas Ayu dan Widowati, Evi tahun 2018.
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui kesiapsiagaan SLB
Negeri Cilacap ketika terjadi bencana. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif dimana pengambilan datanya melalui
wawancara, observasi serta studi dokumen. Hasil dari penelitian ini
yaitu kesiapan SLB Negeri Cilacap dalam menghadapi bencana masih
kurang. Salah satu penyebabnya ialah keterbatasan jumalah dan
pengetahuan
guru tentang SSB (Sekolah Siaga Bencana) bagi disabilitas serta
keterbatasan siswa dalam memperoleh informasi bencana di sekolah.
Penelitian yang berjudul “Pentingnya Penerapan Pendidikan
Mitigasi Bencana di Sekolah Untuk Mengetahui Kesiapsiagaan Peserta
Didik” oleh Beatrix Hayudityas tahun 2020. Tujuan dari penelitian ini
ialah untuk mengetahui pentingnya pendidikan mitigasi bencana di
sekolah guna mengetahui kesiapsiagaan peserra didik. Metode
penelitian yang digunakan ialah deskriptif dan kuantitatif dengan
mengumpulkan beberapa jurnal yang relevan dan menggunakan
beberapa jurnal yang diperoleh dari google schoolar. Dari penelitian ini
dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan pendidkan mitigasi bencana
di Sekolah Dasar memang sangat penting. Hal ini dibuktikan
berdasarkan setiap jurnal yang diteliti mengatakan bahwa banyak siswa
yang belum siap dan tanggap dalam menghadapi bencana. Ketika
dihadapkan dengan simulasi bencana mereka masih terlihat panik dan
bingung. Hal ini dikarenakan pengetahuan tentang edukasi bencana
siswa masih kurang.
Penelitian yang berjudul “Pengembangan Sistem Informasi
Panduan Mitigasi Bencana Alam Provinsi Sumatera Barat Berbasis
Android” oleh Fadel Muhammad, Ahmaddul Hadi, dan Dedi Irfan pada
tahun 2018. Tujuan dari penelitian ini untuk mengembangkan aplikasi
andoroid mitigasi bencana sehingga dapat membantu orang untuk
mencari infoemasi tentang panduan bencana alam, berita dan peristiwa
mitigasi, pelaporan bencana, layanan informasi serta menyediakan
lokasi BPBD dan rute evakuasi menggunakan Google Map API.
Platform android dipilih oleh peneliti karena Saat ini platform android
telah berkembang pesat dari segi teknologi maupun banyak pilihan
devicenya, sehingga banyak masyarakat yang memilih menggunakan
platform ini. Selain itu platform android memiliki banyak kelebihan
seperti penggunaanya mudah, mudah dibawa kemana-mana,
memberikan kenyamanan, multi-tasking, dll.
Penelitian yang berjudul “Developing of a Learning Media for
Smartphones for Disaster Mitigation Education” oleh Wahyuningtyas,
Neni, dkk tahun 2021. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengembangkan media pembelajaran mitigasi bencana tentang erupsi
gunung berapi berbasis android. Produk yang dikembangkan dalam
penelitian ini memiliki berbagai menu yaitu menu materi tentang
mitigasi bencana, ilustrasi, serta soal untuk mengukur kompetensi siswa
dalam memahami permasalahan bencana. Selain itu produk yang
dikembangkan dilengkapi degan multimedia kotekstual sperti gambar
dan video. Dalam produk ini guru dapat memperbarui konten materi
pelajaran mulai dari teks, gambar maupun video. Setelah dilakukan uji
validasi media dan bahan menunjukan bahwa produk yang
dikembangkan menarik, sangat bagus dan layak dipakai.

2. Kajian Teori
a. Media Pembelajaran
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan perhatian dan minat siswa dalam
proses pembelajaran (Pipit Dewi Puspitasari, Sarwiji Suwandi,
2018).
Media pembelajaran adalah alat bantu pada proses belajar
antara siswa dan guru yang dilakakukan pada saat proses
pembelajaran (khairani, 2016), adapula yang menerangkan bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, pengirim
disini adalah guru dan penerima adalah siswa, sehingga dapat
merangsang terjadinya pikiran, minat perassan siswa pada saat
proses belajar di kelas maupun di luar kelas (Irma Mananda, Ika
Daruwati, 2017)

b. Mitigasi bencana
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk menguragi resiko
bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyandaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (BNPB :
2012), sedangkan menurut Maryani (2002) menyatakan bahwa
mitigasi bencana adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk
pada semua tindakan untuk mengurangi dampak dari suatu bencana
yang dapat dilakukan sebelum bencana itu terjadi, termasuk
kesiapan dan tindakan-tindakan pengurangan resiko jangka
panjang.

c. Bencana alam
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bencana mempunyai
arti sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan kesusahan,
kerugian atau penderitaan. Sedangkan bencana alam artinya adalah
bencana yang disebabkan oleh alam (Purwadarminta, 2006),
sedangkan menurut Heru Sri Haryanto (2001 : 35) mengemukakan
bahwa: Bencana adalah Terjadinya kerusakan pada pola pola
kehidupan normal, bersipat merugikan kehidupan manusia, struktur
sosial serta munculnya kebutuhan masyarakat.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkain peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain
berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan,
angina topan, dan tanah longsor (Mulyanto dkk, 2012).

d. Disabilitas
Wolf-Fordham et al. (2015) menyatakan bahwa keluarga
disabilitas menghadapi risiko lebih tinggi dibandingkan keluarga
lain pada umumnya ketika menghadapi bencana. Hal ini
disebabkan karena disabilitas memiliki keterbatasan kemampuan
dan akses terhadap lingkungan fisik, informasi, dan komunikasi
masyarakat. Oleh karena itu penyandang memerlukan suatu media
khusus ramah difabel yang mudah diakses dan mudah digunakan.
Santoso, dkk (2015) mengemukakan permasalahan yang
dialami penyandang disabilitas dalam manajemen bencana di
Kabupaten Klaten antara lain: a. Belum ada kepastian data statistik
penyandang disabilitas; b. Belum adanya mekanisme penilaian
kerentanan berdasarkan jenis disabilitas; c. Proses perencanaan
manajemen bencana yang belum melibatkan penyandang
disabilitas;
d. Belum adanya pengembangan kapasitas bagi penyandang
disabilitas dalam manajemen bencana.

e. Aplikasi Andorid
Menurut Akhmad Dharma Kasman (2016) Android adalah
sebuah sistem operasi telepon seluler dan komputer tablet layar
sentuh (touchscreen) yang berbasis linux . Aplikasi berbasis
android bisa dijadikan sarana lain untuk menyampaikan informasi
dengan memanfaatkan teknologi informasi yang semakin
berkembang sehingga sangat tepat untuk dijadikan sarana
penyajian informasi Mitigasi Bencana (Lukmanudin et al., 2017).
3. Spesifikasi Produk
Penelitian ini mengembangkan sebuah produk berupa aplikasi
berbasis android sebagai media pembelajaran mitigasi bencana yang
diperuntukkan untuk siswa disabilitas Sekolah Dasar. Produk yang
dikembangkan ini memiliki spesifikasi sebagai berikut :
a. Aplikasi yang dikembangkan diberi nama “DiFriend”
b. Pengguna dapat mengakses berita perkembangan bencana di
daerah Klaten
c. Didalam aplikasi terdapat bahasa isyarat untuk memfasilitasi
peyandang tuna rungu
d. Didalam aplikasi terdapat audio untuk memfasilitasi
penyandang tuna netra
e. Tema pembahasan adalah mitigasi bencana tanah longsor
f. Bahasa yang digunakan pada produk yang dikembangkan adalah
Bahasa Indonesia
g. Aplikasi mitigasi bencana yang dikembangkan berisi :
1) Berita kebencanaan terupdate di daerah Klaten
2) Materi tentang mitigasi bencana tanah longsor dalam bentuk
teks
3) Video tentang mitigasi bencana tanah longsor
4) Latihan Soal dan Quiz
5) Penilaian Tes
h. Rancangan Alur Produk pengembangan media mitigasi bencana
sebagai berikut:

Gambar 1. Alur Produk

4. Kerangka Berfikir
Pentingnya pendidikan mitigasi bencana sering kali diabaikan oleh
pemerintah, terlebih untuk anak-anak difabel. Memberikan pendidikan
mitigasi bencana kepada siswa terbukti meningkatkan kesiapsiagaan
mitigasi bencana. Kerangka berfikir dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2. Kerangka Berfikir
5. Hipotesis
H0 : Aplikasi “DiFriend” tidak layak digunakan dalam proses
pembelajaran pendidikan mitigasi bencana
H1 : Aplikasi “DiFriend” layak digunanakan dalam proses pembelajaran
pendidikan mitigasi bencana

D. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Research and Development (RnD). Penelitian dan pengembangan
merupakan suatu proses mengumpulkan kebutuhan yang diperlukan
kemudian mengembangkan suatu produk untuk dapat memenuhi
kebutuhan tersebut. Menurut Borg & Gall tahapan dalam RnD dapat
dilihat seperti gambar dibawah. Tahapan RnD terbagi ke dalam 3 bagian
utama yaitu Preliminary Research, Development Phase dan Validation
Phase.
Gambar 3. Tahapan dalam Penelitian RnD

Berikut ini adalah penjabaran dari masing-masing langkah yang


akan dilakukan dalam penelitian ini :
(1) Literatur review, pada tahapan ini dilakukan proses pencarian
informasi terkait dengan permasalahan yang dibahas. Hal ini
dilakukan dengan membaca referensi dari beberapa artikel publikasi,
berita, informasi langsung dari masyarakat maupun dari penelitian-
penelitian sebelumnya.
(2) Descriptive study, pada tahapan ini ialah dengan pendekatan kualitatif
untuk melakukan descriptive study melalui beberapa teknik
pengumpulan data seperti observasi, wawancara maupun survey.
(3) Data yang sudah tekumpul tersebut langkah berikutnya data diolah
dan dianalisis. Temuan-temuan yang dihasilkan inilah yang nantinya
menjadi bekal untuk merumuskan solusi/model aplikasi yang akan
dikembangkan
(4) Formulating development model dan preparation, pada tahapan ini
ialah tahap pengembangan aplikasi dilakukan. Langkah yang
dilakukan
yaitu merumuskan model pengembangan. Model yang akan digunakan
dalam penelitian ini ialah Waterfall Process Model
(5) Setelah aplikasi berhasil dikembangkan, kemudian diadakan FGD
antara pihak peneliti dengan mitra terkait aplikasi yang
dikembangkan, dalam forum ini dihasilkan lembar evaluasi aplikasi
yang dikembangkan.
(6) Evaluasi yang dihasilkan dalam FGD kemudian ditindaklanjuti jika
terdapat perbaikan yang perlu dilakukan sebelum memasuki tahap
validasi sistem.
(7) Dalam tahap validasi, sistem divalidasi terlebih dahulu oleh 3 orang
expert system dari kalangan software engineer, dosen, dan pegawai
BPBD Klaten. Jika terdapat revisi, maka dilakukan revisi terlebih
dahulu sebelum diujicobakan secara terbatas kepada end-user
(masyarakat dan admin BPBD Klaten).
(8) Evaluasi hasil try-out kemudian ditindaklanjuti jika masih terdapat
revisi dan juga kendala pada aplikasi. Jika tidak ada, maka aplikasi
siap untuk diimplementasikan.

a) Model Pengembangan
Model yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah
Waterfall Process Model. Alasan penulis memilih model ini ialah
karena analisis kebutuhan dan permasalahan sudah terkumpul dengan
jelas pada tahapan sebelumnya sehingga tahapan demi tahapan dapat
dilakukan secara linier berurutan dari awal sampai akhir
pengembangan. Metode waterfall menurut Pressman (2015), terdiri
lima tahap yaitu sebagai berikut :

Gambar 5. Tahapan Pengembangan Model Waterfall Process Model


1) Communication
Tahap awal pada model waterfall ini yaitu komunikasi
dengan konsumen pelanggan. Tahap communication merupakan
langkah yang penting karena menyangkut pengumpulan
informasi tentang kebutuhan konsumen pengguna. Tahapan
yang dilakukan dalam communication adalah analisis kebutuhan
bisnis, studi literatur, analisis kebutuhan pengguna, dan analisis
kebutuhan perangkat lunak.
2) Planning
Tahap kedua yaitu planning perencanaan, pada proses ini
merencanakan pengerjaan software yang akan dibangun.
Planning meliputi tugas-tugas yang akan dilakukan mencakup
resiko yang mungkin terjadi, hasil yang akan dibuat, dan jadwal
pengerjaan.
3) Modeling
Tahap ketiga adalah modeling, tahap ini dapat dikerjakan jika
tahap communication dan planning telah teridentifikasi. Pada tahap
modeling ini menerjemahkan syarat kebutuhan sistem ke sebuah
perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat
coding. Proses ini fokud pada rancangan struktur data, arsitektur
software, dan representasi interface.
4) Construction
Tahap keempat yaitu construction, construction merupakan
proses membuat kode code generation. Coding atau pengkodean
merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa
dikenali oleh komputer. Programmer akan menerjemahkan
transaksi yang diminta oleh pengguna. Tahapan inilah yang
merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu
software, artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan
dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan
dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat. Tujuan
testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem
tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki.
5) Deployment
Tahap akhir yaitu deployment, tahapan ini bisa dikatakan
final dalam pembuatan sebuah software atau sistem. Setelah
melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang
sudah jadi akan digunakan oleh pengguna. Selanjutnya software
yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala.
b) Prosedur Pengembangan
1) Desain Pengembangan
Desain pengembangan yang dikembangkan oleh peneliti
mengadaptasi dari model pengembangan Waterfall Process
Model. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini
antara lain :
a) Communication, dalam tahap pertama pengembangan,
project initiation dilakukan untuk menentukan aplikasi
seperti apa yang akan dibuat. Hal ini dilakukan dengan
melihat data-data yang sudah terkumpul pada tahap
sebelumnya. Dalam tahap inisiasi project ini, aplikasi yang
akan dibuat adalah aplikasi “DiFriend” yang merupakan
aplikasi edukasi mitigasi bencana untuk masyarakat difabel di
Kabupaten Klaten. Kemudian, dalam requirements gathering,
alat-alat yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi ini
adalah: laptop, android studio/kodular, firebase/SQLite,
Adobe Photoshop, Adobe Ilustsrator. Pada tahap ini juga
menghasilkan spesifikasi utama aplikasi seperti yang
disebutkan diatas.
b) Planning¸ tahap selanjutnya ialah perencanaan untuk
menjelaskan tentang produk yang akan dihasilkan, sumber
daya yang diperlukan dan tracking proses pengerjaan sistem
c) Modelling, pada tahap ini dilakukan perancangan sistem
secara menyeluruh, mulai dari rancangan struktur data, alur
kerja sistem, tampilan antarmuka sistem. Dalam proposal ini
rancangan sistem yang disulkan dapat dilihat pada diagram-
diagram pada gambar dibawah ini.
Gambar 6. Diagram Alur untuk Pengguna
Gambar 7. Diagram Alur untuk Admin

Gambar 8. Use Case Diagram Aplikasi

d) Construction, pada tahap ini ialah proses untuk


menerjemahkan bentuk desain menadi kode atau
bentuk/bahasa yang dapat oleh mesin. Pada tahapan ini
coding dilakukan menggunakan bahasa pemograman java
dengan software yang dipakai ialah Kodular. Untuk
konstruksi desain user interface, proses desain menggunakan
aplikasi adobe
photoshop dan adobe illustrator. Tahap selanjutnya setelah
coding selesai adalah ujicoba/debugging system, hal ini
ditujukan untuk mengetahui kesalahan algoritma ataupun
logika yang mungkin terjadi untuk diperbaiki.
e) Deployment, tahapan ini ialah tahapan terakhir dari waterfall
process model yaitu implementasi kepada pengguna,
pemeliharaan berkala, perbaikan software dan pengembangan
lebih lanjut berdasarkan feedback yang diberikan. Namun
sebelum hal ini dilakukan, terlebih dahulu melakukan FGD,
validasi ahli serta ujicoba terbatas kepada pengguna.
2) Subjek Pengembangan
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari guru SLB
SD di Kabupaten Klaten, petugas BPBD Klaten serta masyarakat
umum.
3) Jenis data
Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh
secara langsung di lapangan berupa data hasil wawancara dan
observasi. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh
secara tidak langsung berupa dokumentasi seperti bagaimana
penggunaan sistem yang sudah ada di BPBD Klaten
4) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian
agar sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dan
pengembangan ini sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data
dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang
berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang
hal-hal yang akan diteliti (Widodo & Widayanti, 2014).
Observasi ini memiliki tujuan untuk mendapatkan informasi
tentang kondisi lapangan. Dalam penelitian ini dilakukan
Obervasi di SLB SD Kabupaten Klaten serta observasi terkait
bagaimana penggunaan sistem yang sudah ada di BPBD
Klaten.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan melalui tanya jawab secara langsung antara
peneliti terhadap narasumber (Borman & Fauzi, 2018).
Wawancara dilakukan dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan kepada narasumber. Wawancara digunakan untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan oleh peneliti.
5) Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisa guna
untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran tersebut
menggunakan teknik analisis kualitatif . Data kualitatif diperoleh
dari saran dari beberapa pihak terkait, hasil obeservasi dan
wawancara. Data tersebut digunakan untuk menilai kelayakan
media pembelajaran yang dikembangkan.
6) Keabsahan Data
Keabsahan data pada penelitian ini menggunakan teknik
triangulasi. Triangulasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu
triangulasi metode. Pada triangulasi metode terdapat dua strategi,
yaitu pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data
dengan metode yang sama dan pengecekan derajat kepercayaan
dengan beberapa teknik pengumpulan data. Hal ini penting untuk
dilakukan agar mendapatkan kepastiaan, dan ketuntasan data
sehingga menjadi bahan dasar analisis dan pertimbangan peneliti
dalam menyusun konsep media pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.
2) Uji Coba Produk
1) Desain Uji Coba
Dalam penelitian ini Uji kelayakan media dilakukan dua
tahap. Tahap pertama yaitu mengadakan FGD antara pihak peniliti
dengan mitra terakait dengan aplikasi yang dikembangkan. Dalam
forum ini dihasilkan lembar evaluasi untuk aplikasi yang
dikembangkan untuk kemudian ditindaklanjuti serta diadakan
perbaikan sebelum dilanjutkan ke tahap kedua.
Tahap kedua yaitu uji validasi oleh 3 orang expert system
yaitu dari kalangan software engineer, dosen, dan pegawai BPBD
Klaten. Jika terdapat revisi, maka dilakukan revisi terlebih dahulu
sebelum diujicobakan secara terbatas kepada end-user
2) Subjek Uji Coba
Media pembelajaran mitigasi bencana berbasis android ini
akan di uji coba oleh :
a) Pihak mitra
Pengujian awal dilakukan oleh pihak yang menjadi mitra
dalam penelitian ini yaitu SLB SD di Kabupaten Klaten.
b) Ahli media (Software Engineer)
Pengujian ahli media dilakukan oleh orang yang ahli
dalam pengembangan media untuk menguji serta memberikan
evaluasi apliaksi yang dikembangkan
c) Ahli Materi (Pegawai BPBD)
Pengujian ahli materi dilakukan oleh pegawai BPBD Klaten.
3) Jenis Data
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif dan
kualitatif.
a) Data kuantitatif diperoleh dari pengisisan angket oleh beberapa
pihak
b) Data kualitatif diperoleh dari hasil validasi beberapa pihak
yang berupa kritik dan saran
4) Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan teknik angket guna untuk
mengetahui kelayakan media yang dikembangkan. Angket ini
berisi sejumlah pertanyaan untuk mengukur ketercapaian indikator
media pembelajarn yang dikembangkan. Darisini akan diperoleh
hasil uji coba yang dilakukan oleh beberapa pihak dimana akan
dihasilkan saran serta evaluasi demi kesempuraan aplikasi yang
dikembanagkan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
yang akan digunakan dalam proses evaluasi oleh Expert System dan
juga pengguna. Instrumen evaluasi dikembangkan berdasarkan
pada aspek dan kriteria terbaru mengacu pada standard ISO 9241-
11
5) Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah berikutnya yaitu
menganalisa data untuk mengetahui kelayakan media yang
dikembangkan. Langkah-langkah analisis yang dilakukan ialah
sebagai berikut :
a) Data kuantitatif
Data kuantitatif yang telah diperoleh dari pengsisian angket
oleh beberapa pihak kemudian dianalisis dengan
memperhitungkan nilai mengguakan rumus tertentu
b) Data kualitatif
Data kualitatif yang telah diperoleh dari saran dari beberapa
pihak, hasil observasi dan wawancara kemudian dianlisis.
6) Keabsahan Data
Tahapan ini ialah pengujian data yang telah diperoleh oleh
validasi para ahli yaitu software engineer, dosen, dan pegawai
BPBD Klaten.
a. Penilaian Produk
1) Desain Eksperiment
Desain eksperiment ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kepuasan siswa dalam menggunakan media pembelajaran mitigasi
bencana berbasis android, dalam eksperiment ini dilakukan di 14
SLB SD di Kabupaten Klaten. Desain eksperimen yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu one group pretest-posttest. Sebelum
siswa menggunakan media, terlebih dahulu siswa mengerjakan
kuis (pretest). Kemudian setelah itu siswa menggunakan aplikasi
dan siswa mengerjakan kuis (post-test). Metode ini bergua untuk
mengukur seberapa berhasilnya media ini untuk meningkatkan
pemahaman mitigasi bencana. Setelah itu siswa diminta untuk
mengisi angket atau kuisioner guna untuk mengetahui tingkat
kepuasan siswa dalam menggunakan aplikasi ini sebagai media
pembalajaran mitigasi bencana.
2) Subjek Eksperiment
Subjek peneliti adalah siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) SD
di Kabupaten Klaten
3) Jenis Data
Jenis data pada penilaian produk ini dihimpun dari data
kuantitif yang diperoleh dari angket siswa serta perbadingan hasil
pretest dan post-test
4) Teknik Dan Instrument Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada tahap ini diperoleh dari pengsisian
angket oleh siswa serta perandingan hasil uji pretest-postest.
Angket berisikan sejumlah pertanyaan tentang sejauh mana media
pembelajaran mitigasi yang dikembangkan ini dapat membantu
siswa memahami materi mitigasi becana. Kemudian untuk uji
pretest-postest digunakan untuk membandingkan kemampuan
siswa sebelum dan sesudah menggunakan media ini apakah
meningkat atau sebaliknya, sehingga dengan teknik ini dapat
dijadikan sebagai
salah satu tolak ukur untuk menetukan keberhasilan media
pembelajaran ini dalam meningkatkan pemahaman siswa.
5) Teknik Analisis Data
Setelah melewati tahap teknik dan instrumen pengumpulan
data maka langkah selanjutnya ialah teknik analisis data. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengetahui kelayakan media pembelajaran tersebut menggunakan
analisis deskriptif kuantitatif caranya yaitu dengan
memperhitungkan nilai menggunakan rumus tertentu.
Daftar Pustaka

Aini, N., & Daniah, D. (2020). Efektivitas Media Aplikasi untuk Edukasi Siaga
Bencana pada Anak Penyandang Disabilitas (Tuna Rungu). Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 19(01), 24–28. https://doi.org/10.33221/jikes.v19i01.406
Hayati, A., Bararatin, K., Rizqiyah, F., Defiana, I., & Cahyadini, S. (2021).
Mitigasi Bencana bagi Masyarakat Penyandang Disabilitas. 5(3), 1–9.
https://doi.org/10.12962/j26139960.v5i3.62
Hayudityas, Beatrix. (2020). Pentingnya Penerapan Pendidikan Mitigasi Bencana
di sekolah Untuk Mengetahui Kesiapsiagaan Peserta Didik. Jurnal Edukasi
Nonformal. 1(1), 94-102
Juneza, R. R. D. (2016). Respon Para Disabilitas terhadap Komunikasi Krisis
BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan Tim SAR Klaten
Tahun 2016. Profetik: Jurnal Komunikasi, 9(1).
https://doi.org/10.14421/pjk.v9i1.1192
Khairani, majidah. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Dalam Bentuk
Macromedia Flash Materi Tabung Untuk Smp Kelas Ix. Jurnal Iptek
Terapan, 10(2), 95–102. https://doi.org/10.22216/jit.2016.v10i2.422
Lukmanudin, D., Yusuf, F., & Lesmana, I. (2017). Sistem Informasi
Mitigasi Bencana BPBD Kabupaten Kuningan Berbasis Android.
Jurnal Nuansa Informatika, 11(2), 11–17.
Muhammad, F., Hadi, A., & Irfan, D. (2018). Pengembangan Sistem Informasi
Panduan Mitigasi Bencana Alam Provinsi Sumatera Barat Berbasis Android.
Jurnal Teknologi Informasi Dan Pendidikan, 11(1), 27–42.
https://doi.org/10.24036/tip.v11i1.93
Novalita, Dimas Ayu dan Widowati, Evi. (2018). Kesiapsiagaan Sekolah Luar
Biasa (SLB) Negeri Cilacap Dalam Menghadapi Bencana di Kabupaten
Klaten. Journal Of Health Education. 3(2), 75-85.
Pipit Dewi Puspitasari, Sarwiji Suwandi, R. S. (2018). Penerapan Model
Pembelajaran Think Talk Write dalam Pembelajaran Menceritakan Kembali
isi Teks Biografi dengan Media Cetak. ISSN I2302-6405, 6, 232–244.
Pressman RS, Maxim BR. Software Engineering: A Practitioner’s Approach.
8thed. Srinivasan R, editor. New York: McGraw-Hill Education; 2015. 977
p.
Priyono, K. D., Utami, R. D., Fakultas, D., Universitas, G., Surakarta, M.,
Geografi, F., & Kuswaji, U. M. S. (2015). Keyword : spasial analysis ,
landslide hazard , weighting approach Pendahuluan.
Santoso, A. D., Noor, I., Ulum, M. C., Publik, J. A., Administrasi, F. I., &
Brawijaya, U. (2013). Disabilitas dan Bencana (Studi tentang Agenda Setting
Kebijakan Pengurangan Risiko Bencana Inklusif Bagi Penyandang
Disabilitas di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Indonesia). Adiministrasi
Publik, 3(12), 2033–2039.
Siregar, J. S., & Wibowo, A. (2019). Upaya Pengurangan Risiko Bencana pada
Kelompok Rentan. Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana, 10(1), 30–38.
Torani, sogand, dkk (2019). The Importance of Education on Disaster
and Emergencies : A Review Article. Journal of Education and
Health Promotion,8,1-7.
Wahyuningtyas, N., Ruja, I. N., Yahya, M. H., Wijaya, D. N., & Ibrahim, M. H.
(2021). Developing of a Learning Media for Smartphones for Disaster
Mitigation Education. International Journal of Emerging Technologies in
Learning, 16(7), 160–174. https://doi.org/10.3991/ijet.v16i07.21195

Anda mungkin juga menyukai