Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum “Percobaan Tegangan

Muka”
Modul TM – Tegangan Muka
Attalla Rafana Azizah / 19525058
Asisten: Mutiara Annisa Fitriyanti
Tanggal praktikum: 2 Juni 2021
Teknik Mesin – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

keran, gelembung-gelembung dari sabun saat bercampur


Abstrak—Telah dilakukan percobaan tentang Tegangan dengan air, jarum yang terapung saat diletakkan secara
Permukaan pada zat cair menggunakan metode tegangan perlahan di atas permukaan suatu zat cair, naiknya air pada
maksimum gelembung dan metode pipa kapiler. Praktikum pipa kapiler, dan masih banyak lagi contoh lainnya. Hal
ini bertujuan untuk memahami pengertian dasar tegangan tersebut dapat terjadi karena adanya gaya-gaya yang
muka serta dapat menganalisis dan menentukan nilai dari bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas antara zat
tegangan muka dengan 2 metode seperti yang disebutkan cair dengan zat lain lainnya.
sebelumnya. Untuk memperoleh besarnya tegangan muka,
digunakan rumus: Faktanya, dalam kehidupan sehari-hari tegangan
𝑅⋅𝑔
𝐻 = 2 (ρ1 · ℎ1 − ρ2 · ℎ2) permukaan cairan juga memiliki hubungan yang berkaitan
Dalam praktikum terdapat beberapa faktor kendala, dengan kemampuan cairan tersebut untuk membasahi suatu
diantaranya kesalahan membaca pengukuran, ketidak telitian benda. Seperti deterjen sintetis yang dapat diformulasikan
dalam menulis data, menghitung, maupun menjalankan untuk meningkatkan kemampuan air membasahi kotoran
praktikum, kesalahan konversi satuan, dan kondisi pada pakaian, air hujan yang menetes pada kaca mobil,
lingkungan alcohol dan jenis antiseptic lainnya yang dapat dengan
cepat membasahi seluruh permukaan luka atau kapas hanya
Kata kunci— tegangan muka; tekanan maksimum gelembung; dengan satu tetes, dan lain-lain.
kenaikan kapiler
Dengan berbagai macam fenomena yang terjadi, tentu
itu dapat dirangkum menjadi banyak pertanyaan yang
I. PENDAHULUAN memerlukan suatu percobaan untuk dapat menjawabnya
secara ilmiah, jelas, dan tentu sesuai dengan teori yang
1. Latar Belakang sudah ada. Dengan memahami dan menganalisa
Zat cair adalah salah satu jenis zat yang banyak fenomena-fenomena tersebut melalui suatu percobaan
ditemukan di kehidupan kita. Berbagai macam zat cair maka akan didapatkan suatu ilmu dan pemahaman baru
memiliki banyak jenis yang tentu ada fungsinya yang berhubungan dengan tegangan permukaan pada
masing-masing, dan air adalah salah satu contoh zat cair kehidupan sehari-hari.
yang memiliki peran yang sangat berpengaruh pada
kehidupan manusia. Selain dari manfaat yang 2. Tujuan Praktikum
dihasilkannya, ternyata zat cair memiliki ciri dan Pada praktikum modul Tegangan Muka ini, memiliki
karakteristik yang dapat menghasilkan satu fenomena atau beberapa tujuan, yaitu memahami pengertian dasar
kejadian ilmiah yang dapat dicari tau penyebabnya. Salah tegangan muka (below) serta menentukan tegangan muka
satunya adalah zat cair (terutama pada air) memiliki suatu (below) dengan 2 metode, tekanan maksimum gelembung
kemampuan untuk meregang sehingga pada kondisi dan kenaikan pada pipa kapiler.
tertentu, permukaannya nampak seperti ditutupi oleh
lapisan elastic, inilah yang disebut dengan tegangan 3. Landasan Teori
permukaan pada zat cair karena adanya gaya antar molekul Dalam zat cair suatu molekul dikelilingi oleh
dalam cairan yang mengalami peningkatan luas permukaan molekul-molekul lainnya yang sejenis dari segala arah
pada cairan itu sendiri. sehingga gaya tarik-menarik molekul (kohesi) adalah sama.
Pada permukaan zat cair terjadi suatu gaya tarik-menarik
Banyak fenomena-fenomena alam yang tanpa kita antar molekul zat cair dengan molekul udara (gaya adhesi).
sadari memiliki hubungan dengan adanya tegangan Gaya adhesi lebih kecil daripada gaya kohesi, sehingga
permukaan, misalnya peristiwa pada keran yang baru saja molekul di permukaan zat cair cenderung untuk masuk ke
dimatikan menyisakan tetesan air yang ada pada mulut dalam. Sedangkan tegangan antar permukaan selalu lebih
kecil dibandingkan dengan tegangan permukaan.Tegangan Metode tekanan maksimum gelombang juga perlu
antar permukaan dikarenakan adanya gaya adhesi antara diperhatikan syarat dari cairan pengisi manometer tersebut,
zat cair untuk mengimbangi gaya kohesi. (Lachman, 1989). yaitu cairan pengisi buret dan cairan pengisi manometer
tidak berbeda karakteristiknya, serta bebas dari pengotor.
Molekul-molekul yang berada dalam fase cair Tekanan pada permukaan gelembung dalam keadaan
seluruhnya akan dikelilingi oleh molekul-molekul dengan seimbang akan memiliki hubungan yang dirumuskan
gaya tarik-menarik yang sama ke segala arah. Sedangkan dengan (Bird, 1993):
molekul pada permukaan mengalami tarikan ke dalam
rongga cairan karena gaya tarik-menarik di dalam rongga 𝑃1 = 𝑃2
cairan lebih besar daripada gaya tarik-menarik oleh
molekul uap yang ada di atas permukaan cairan. Hal ini (ρ1⋅𝑔⋅ℎ1) + 𝑃0 = (ρ2⋅𝑔⋅ℎ2) + 𝑃𝑏 +
2𝐻
𝑟
berakibat permukaan cairan akan cenderung mengkerut 𝑅⋅𝑔
𝐻= (ρ1 · ℎ1 − ρ2 · ℎ2)
untuk mencapai luas yang sekecil mungkin (Halliday, 2
1991).
2
Dimana, 𝑃1 = tekanan dari atas (N/𝑚 )
Metode yang digunakan dalam mencari harga tegangan 2
muka (H) adalah: 𝑃2 = tekanan dari bawah (N/𝑚 )
3
a. Metode kenaikan pipa kapiler ρ1 = massa jenis zat (kg/𝑚 )
Metode kenaikan pipa kapiler merupakan metode 2
g = percepatan gravitasi (m/𝑠 )
yang apabila suatu pipa kapiler dimasukkan ke dalam
cairan yang membasahi dinding, maka cairan akan naik ke ℎ1= selisih tinggi permukaan fluida pada
dalam kapiler karena adanya tegangan muka. Kenaikan manometer (m)
cairan bisa mencapai pada suhu tinggi tertentu, sehingga ℎ2= selisih tinggi permukaan fluida dengan
terjadi keseimbangan antara gaya ke atas dan ke bawah dan ujung gelembung udara dalam pipa kapiler (m)
dirumuskan dengan (Gunawan W. , 2013): 2
𝑃0 = tekanan barometer (N/𝑚 )
2 2
Gaya ke bawah : 𝐹 = π⋅ 𝑟 ⋅ℎ⋅ρ⋅ 𝑔 𝑃𝑏 = tekanan udara (N/𝑚 )
Dimana, h = tinggi muka (m)
2 H = tegangan permukaan (N/m)
g = percepatan gravitasi (m/𝑠 ) R = jari-jari pipa kapiler (m)
3
ρ = berat jenis (kg/𝑚 )
r = jari-jari kapiler (m)
II. METODE PRAKTIKUM
Gaya ke atas ; 𝐹' = 2π⋅ 𝑟⋅γ⋅𝑐𝑜𝑠θ
Dimana, γ = tegangan muka (N/m) A. Alat dan Bahan
θ = sudut kontak 1. Buret
'
𝐹 =𝐹
2
2π⋅ 𝑟⋅γ⋅𝑐𝑜𝑠θ = π⋅ 𝑟 ⋅ℎ⋅ρ⋅ 𝑔
Untuk air dan kebanyakan cairan organic
umumnya memiliki nilai θ = 0 atau dianggap
batas lapisan paralel dengan kapiler, sehingga
harga cosθ = 1, maka:
1
γ = 2 ⋅𝑟⋅ℎ⋅ρ⋅ 𝑔

b. Metode tekanan maksimum gelembung


Bagian terpenting dari metode ini adalah penentuan Gambar 2.1 Buret
maksimum gelembung yang bisa diketahui dengan
keluarnya gelembung udara pada ujung pipa yang (Sumber : https://www.eiscolabs.com/products/ch0240b)
dicelupkan ke dalam suatu cairan. Karena kenaikan tekanan
udara yang sedikit, maka gelembung akan pecah dengan 2. Erlenmeyer
jari-jari mulut pipa. Apabila jari-jari gelembung sama
dengan jari-jari mulut pipa, maka tekanan udara dalam pipa
akan mencapai maksimum. Dengan menyamakan
tekanan-tekanan yang bekerja pada bejana dan manometer
dalam keadaan setimbang, harga tegangan muka dapat
ditentukan (Gunawan, 2009).
Gambar 2.5 Pipa Kapiler
Gambar 2.2 Erlenmeyer (Sumber : https://id.aliexpress.com/item/32951387207.html)
(Sumber
6. Hidrometer
:https://www.dutchchems.com/product/wide-neck-conical-f
lasks/ )

3.Manometer

Gambar 2.6 Hidrometer


(Sumber : https://penambang.com/hydrometer)

7. Jangka Sorong

Gambar 2.3 Manometer


(Sumber :
https://radonpds.com/shop/radon-measurement-diagnostic/u-tube-manome
ter-0-4/)

4. Gelas Beaker

Gambar 2.7 Jangka Sorong


(Sumber :
https://www.lazada.co.id/products/taffware-jangka-sorong-stainless-steel-
vernier-caliper-micrometer-15cm-i4918162598.html)

8. Air

Gambar 2.4 Gelas Beaker


(Sumber
:https://www.tokopedia.com/dfanny152/vardagen-cangkir-gelas-ukur-taha
n-panas-dari-kaca-1-liter)

5. Pipa Kapiler

Gambar 2.8 Air


(Sumber :
https://bobo.grid.id/read/08680305/anjuran-minum-6-gelas-air-sehari-bena
r-atau-tidak-ya?page=all)

B. Langkah kerja
I. Percobaan dengan Metode Tekanan
Berikut adalah langkah-langkah percobaan tegangan
Maksimum
muka dengan metode tekanan maksimum gelembung :
Tabel 1. Data Percobaan TM dengan Metode Tekanan Maksimum
menyiapkan bahan dan alat Air dengan suhu = 26℃
↓ H₁ Diam
N H₂
merangkai alat dan bahan yang telah disiapkan o H₀ Hm (cm)
(cm
eter 1
(cm pipa 𝐻 =2
↓ 1 2 3 )
) (cm)
mengukur dan mencatat diameter pipa kapiler 1. 0 1,3 1,4 1,5 1 2,8
menggunakan jangka sorong 2. 0 2,4 2,2 2,3 2 4,6
↓ 3. 0 3,3 3,1 3,5 3 0,14 6,6
mengukur dan mencatat tinggi mula-mula air yang ada di 4. 0 4,2 4,1 4,3 4 8,4
manometer 5. 0 5,2 5,2 5,1 5 10,2

mengisi gelas beker dengan air sampai permukaan air 2 cm II. Percobaan dengan Metode Kenaikan Pipa
dibawah bibir gelas dan mengukur suhu air yang akan Kapiler
digunakan
↓ Tabel 2. Data Percobaan TM dengan Metode Kenaikan Pipa
menutup kran buret dan mengisi buret dengan air sampai Kapiler
penuh Air dengan suhu = 25℃
↓ Diameter pipa = 0,16 cm
No.
mencelupkan pipa kapiler pada gelas beker H₂ (cm)
H₁ (cm)
1 2 3
↓ 1. 1 1,2 1,1 1
membuka kran buret secara perlahan dan kemudian 2. 2,1 2 2,2 2
mencatat tinggi permukaan air dalam manometer tepat 3. 3,3 3,3 3,3 3
pada saat gelembung akan lepas dari ujung pipa kapiler 4. 4,2 4,4 4 4
yang tercelup 5. 5 5,2 5,1 5

mengulangi percobaan untuk variasi kedalaman pipa
kapiler 2cm, 3cm, 4cm, dan 5cm
IV. ANALISIS DATA
Berikut adalah langkah-langkah percobaan tegangan Analisis Data Percobaan TM (Tegangan Muka)
muka dengan metode kenaikan pipa kapiler : a. Tekanan Maksimum Gelembung

menyiapkan bahan dan alat 1. Menentukan jari-jari pipa


↓ (1.1)
memasukkan air dalam gelas beker sampai 2 cm dibawah 𝑟=
1
𝑑
bibir gelas 2


mengukur dan mencatat diameter pipa kapiler I dan II Dengan d = 0,14 cm
menggunakan jangka sorong 1 1
𝑟= 𝑑= 𝑥 0, 14 = 0, 07 𝑐𝑚 = 0, 0007 𝑚
↓ 2 2
memasukkan pipa kapiler kedalam gelas beker yang sudah
berisi air 2. Menentukan rerata ℎ𝑚 ± ∆ℎ𝑚

menutup rapat ujung pipa kapiler yang atas dan Σℎ𝑚
mengangkat pipa dari gelas beker kemudian mengukur dan ℎ𝑚 = 𝑛
(1.2)
mencatat air yang berada dalam pipa kapiler

mengulang percobaan dengan diameter pipa kapiler yang
berbeda ∆ℎ𝑚 =
Σ (ℎ𝑚− ℎ𝑚)² (1.3)
𝑛−1

III. DATA PERCOBAAN (ℎ𝑚 ± ∆ℎ𝑚) (1.4)

Saat H2 = 1 cm
ℎ𝑚 δℎ𝑚 |δℎ𝑚|²
1,3 -0,1 0,01 5,1 -0,06 0,004
1,4 0 0 15,5 0,006
1,5 0,1 0,01
4,2 0,02
→ ℎ𝑚 = 5, 1 𝑐𝑚
Σℎ𝑚 4,2 → ∆ℎ𝑚 = 0, 05𝑐𝑚
ℎ𝑚 = 𝑛
= 3
= 1, 4 𝑐𝑚
→ (ℎ𝑚 ± ∆ℎ𝑚) = (5, 1 ±0, 057) 𝑐𝑚

∆ℎ𝑚 =
Σ (ℎ𝑚− ℎ𝑚)²
=
0,02
= 0, 1 𝑐𝑚 3. Menentukan nilai perubahan tinggi
𝑛−1 3−1
permukaan air di manometer h 1 ± ∆h1
(ℎ𝑚 ± ∆ℎ𝑚) = (1, 4 ±0, 1) 𝑐𝑚

Saat H2 = 2 cm ℎ1 = 2(ℎ𝑚 − ℎ0) (1.5)

ℎ𝑚 δℎ𝑚 |δℎ𝑚|²
2,4 0,1 0,01 2
2,2 -0,1 0,01 ∆ℎ1 = |2| |∆ℎ𝑚|² (1.6)
2,3 0 0
6,9 0,02 (ℎ1 ± ∆ℎ1) (1.7)

→ ℎ𝑚 = 2, 3 𝑐𝑚 Saat H2 = 1 cm
→ ∆ℎ𝑚 = 0, 1 𝑐𝑚
→ (ℎ𝑚 ± ∆ℎ𝑚) = (2, 3 ±0, 1) 𝑐𝑚 ( )
ℎ1 = 2 ℎ𝑚 − ℎ0 = 2(1, 4 − 0) = 2, 8 𝑐𝑚

Saat H2 = 3 cm 2 2
∆ℎ1 = |2| |∆ℎ𝑚| = |2|²|0, 1|² = 0, 2 𝑐𝑚
ℎ𝑚 δℎ𝑚 |δℎ𝑚|²
3,3 0 0 (ℎ1 ± ∆ℎ1) = (2, 8 ±0, 2) 𝑐𝑚
3,1 -0,2 0,04
3,5 0,2 0,04
Saat H2 = 2 cm
9,9 0,08
( )
ℎ1 = 2 ℎ𝑚 − ℎ0 = 2(2, 3 − 0) = 4, 6 𝑐𝑚
→ ℎ𝑚 = 3, 3𝑐𝑚
→ ∆ℎ𝑚 = 0, 2 𝑐𝑚 2 2
∆ℎ1 = |2| |∆ℎ𝑚| = |2|²|0, 1|² = 0, 2𝑐𝑚
→ (ℎ𝑚 ± ∆ℎ𝑚) = (3, 3 ±0, 2) 𝑐𝑚

Saat H2 = 4 cm ( )
→ ℎ1 ± ∆ℎ1 = (4, 6 ±0, 2) 𝑐𝑚

ℎ𝑚 δℎ𝑚 |δℎ𝑚|²
Saat H2 = 3 cm
4,2 0 0
4,1
4,3
-0,1
0,1
0,01
0,01
( )
ℎ1 = 2 ℎ𝑚 − ℎ0 = 2(3, 3 − 0) = 6, 6 𝑐𝑚

12,6 0,02
2 2
∆ℎ1 = |2| |∆ℎ𝑚| = |2|²|0, 2|² = 0, 4 𝑐𝑚
→ ℎ𝑚 = 4, 2 𝑐𝑚
→ ∆ℎ𝑚 = 0, 1𝑐𝑚 ( )
→ ℎ1 ± ∆ℎ1 = (6, 6 ±0, 4) 𝑐𝑚
→ (ℎ𝑚 ± ∆ℎ𝑚) = (4, 2 ±0, 1) 𝑐𝑚
Saat H2 = 4 cm
Saat H2 = 5 cm
ℎ𝑚 δℎ𝑚 |δℎ𝑚|²
( )
ℎ1 = 2 ℎ𝑚 − ℎ0 = 2(4, 2 − 0) = 8, 4 𝑐𝑚

5,2 0,03 0,001


5,2 0,03 0,001
2 2 → (𝐻±∆𝐻) = (0, 089±0, 0068) 𝑁/𝑚
∆ℎ1 = |2| |∆ℎ𝑚| = |2|²|0, 1|² = 0, 2 𝑐𝑚
Saat H2 = 3 cm
(
→ ℎ1 ± ∆ℎ1 = (8, 4±0, 2) 𝑐𝑚 ) →𝐻 =
1
2 (
𝑟 ρ 𝑔 ℎ1 − ℎ2 )
1
= 2
. 0, 0007 . 1000 . 9, 8(0, 066 − 0, 03)
Saat H2 = 5 cm = 0, 123 𝑁/𝑚

(
ℎ1 = 2 ℎ𝑚 − ℎ0 = 2(5, 1 − 0) = 10, 2 𝑐𝑚 ) 2
| 1 𝑟ρ𝑔| |∆ℎ |²
→ ∆𝐻 = |2 | 1
2 2
2
∆ℎ1 = |2| |∆ℎ𝑚| = |2|²|0, 057|² = 0, 114 𝑐𝑚 =| 1 . 0, 0007 . 1000 . 9, 8| |0, 004|²
|2 |
= 0, 013 𝑁/𝑚
( )
→ ℎ1 ± ∆ℎ1 = (10, 2 ±0, 114) 𝑐𝑚 → (𝐻±∆𝐻) = (0, 123±0, 013) 𝑁/𝑚

4. Menentukan nilai tegangan muka air 𝐻±∆𝐻 Saat H2 = 4 cm


→𝐻 =
1
2 (
𝑟 ρ 𝑔 ℎ1 − ℎ2 )
1 1
𝐻= 2
𝑟 ρ 𝑔 (ℎ1 − ℎ2) (1.8) = 2
. 0, 0007 . 1000 . 9, 8(0, 084 − 0, 04)
= 0, 15 𝑁/𝑚

2 2
∆𝐻 = | 1 𝑟ρ𝑔| |∆ℎ |² (1.9) → ∆𝐻 = | 1 𝑟ρ𝑔| |∆ℎ |²
|2 | 1 |2 | 1
2
= | 1 . 0, 0007 . 1000 . 9, 8| |0, 002|²
(𝐻±∆𝐻) (1.10) |2 |
Diketahui : = 0, 0068 𝑁/𝑚
𝑘𝑔
ρ = 1000 𝑚²
𝑚 → (𝐻±∆𝐻) = (0, 15±0, 0068) 𝑁/𝑚
𝑔 = 9, 8 𝑠²
Saat H2 = 1 cm Saat H2 = 5 cm
→𝐻 =
1
2 (
𝑟 ρ 𝑔 ℎ1 − ℎ2 ) →𝐻 =
1
2 (
𝑟 ρ 𝑔 ℎ1 − ℎ2 )
1 1
= 2
. 0, 0007 . 1000 . 9, 8(0, 028 − 0, 01) = 2
. 0, 0007 . 1000 . 9, 8(0, 102 − 0, 05)
= 0, 0617 𝑁/𝑚 = 0, 178 𝑁/𝑚

2 2
→ ∆𝐻 = | 1 𝑟ρ𝑔| |∆ℎ |² → ∆𝐻 = | 1 𝑟ρ𝑔| |∆ℎ |²
|2 | 1 |2 | 1
2 2
= | 1 . 0, 0007 . 1000 . 9, 8| |0, 002|² = | 1 . 0, 0007 . 1000 . 9, 8| |0, 114|²
|2 | |2 |
= 0, 0068 𝑁/𝑚 = 0, 0039 𝑁/𝑚

→ (𝐻±∆𝐻) = (0, 0617 ±0, 0068) 𝑁/𝑚 → (𝐻±∆𝐻) = (0, 178±0, 0039) 𝑁/𝑚

Saat H2 = 2 cm b. Kenaikan Pipa Kapiler


→𝐻 =
1
2 (
𝑟 ρ 𝑔 ℎ1 − ℎ2 ) 1. Menentukan ℎ2 ± ∆ℎ2
1
= 2
. 0, 0007 . 1000 . 9, 8(0, 046 − 0, 02)
= 0, 089 𝑁/𝑚 Σℎ2
ℎ2 = 𝑛
(2.1)
2
→ ∆𝐻 = | 1 𝑟ρ𝑔| |∆ℎ |²
|2 | 1
2 Σ (ℎ2− ℎ2)²
= | 1 . 0, 0007 . 1000 . 9, 8| |0, 002|² ∆ℎ2 = (2.2)
|2 | 𝑛−1
= 0, 0068 𝑁/𝑚
(ℎ2 ± ∆ℎ2) (2.3) ∆ℎ2 = 0, 2 𝑐𝑚

Saat H1 = 1 cm
(ℎ ± ∆ℎ ) = (4, 2 ±0, 2) 𝑐𝑚
2 2

ℎ2 δℎ2 |δℎ2|²
Saat H1 = 5 cm
1 -0,1 0,01
ℎ2 δℎ2 |δℎ2|²
1,2 0,1 0,01
1,1 0 0,02 5 -0,1 0,01
3,3 0,02 5,2 0,1 0,01
5,1 0 0
Σℎ2 3,3 15,3 0,02
ℎ2 = 𝑛
= 3
= 1, 1 𝑐𝑚

ℎ2 = 5, 1 𝑐𝑚
Σ (ℎ2− ℎ2)² 0,02
∆ℎ2 = 𝑛−1
= 3−1
= 0, 1 𝑐𝑚 ∆ℎ2 = 0, 1 𝑐𝑚

(ℎ ± ∆ℎ ) = (1, 1 ±0, 1) 𝑐𝑚 (ℎ ± ∆ℎ ) = (5, 1 ±0, 1) 𝑐𝑚


2 2
2 2
2. Menentukan nilai tegangan muka air 𝐻±∆𝐻
Saat H1 = 2 cm
ℎ2 δℎ2 |δℎ2|²
1
𝐻= 𝑟 ρ 𝑔 (ℎ2 − ℎ1) (2.4)
2,1 0 0 2

2 -0,1 0,01
2,2 0,1 0,01
6,3 0,02 2
(2.5)
∆𝐻 = | 1 𝑟ρ𝑔| |∆ℎ |²
|2 | 2
ℎ2 = 2, 1 𝑐𝑚
(𝐻±∆𝐻) (2.6)
∆ℎ2 = 0, 1 𝑐𝑚

(ℎ ± ∆ℎ ) = (2, 1 ±0, 1) 𝑐𝑚
2 2
Saat H1 = 1 cm
→𝐻 =
1
𝑟 ρ 𝑔 (ℎ2 − ℎ1)
2
1
Saat H1 = 3 cm 2
. 0, 0008 . 1000 . 9, 8(0, 011 − 0, 01)
ℎ2 δℎ2 |δℎ2|² = 0, 0039 𝑁/𝑚
3,3 0 0
3,3 0 0 2
| 1 𝑟ρ𝑔| |∆ℎ |²
→ ∆𝐻 = |2 |
3,3 0 0 2
9,9 0 2
= | 1 . 0, 0008 . 1000 . 9, 8| |0, 001|²
|2 |
= 0, 0039 𝑁/𝑚
ℎ2 = 3, 3 𝑐𝑚
∆ℎ2 = 0 𝑐𝑚 → (𝐻±∆𝐻) = (0, 0039 ±0, 0039) 𝑁/𝑚

(ℎ ± ∆ℎ ) = (3, 3 ±0) 𝑐𝑚
2 2 Saat H1 = 2 cm
1
→𝐻 = 2
𝑟 ρ 𝑔 (ℎ2 − ℎ1)
Saat H1 = 4 cm 1
ℎ2 δℎ2 |δℎ2|² 2
. 0, 0008 . 1000 . 9, 8(0, 021 − 0, 02)
= 0, 0039 𝑁/𝑚
4,2 0 0
4,4 0,2 0,04
2
4 -0,2 0,04 → ∆𝐻 = | 1 𝑟ρ𝑔| |∆ℎ |²
|2 | 2
12,6 0,08
2
= | 1 . 0, 0008 . 1000 . 9, 8| |0, 001|²
|2 |
ℎ2 = 4, 2 𝑐𝑚 = 0, 0039 𝑁/𝑚
Pada metode tekanan maksimum gelembung, prinsip kerja
→ (𝐻±∆𝐻) = (0, 0039 ±0, 0039) 𝑁/𝑚 yang digunakan dalam pengukuran tegangan muka dengan
metode ini adalah bahwa tekanan yang dialami zat cair
dalam gelas beker sama dengan tekanan dalam manometer
Saat H1 = 3 cm
1
pada keadaan setimbang. Pada percobaan tegangan muka
→𝐻 = 2
𝑟 ρ 𝑔 (ℎ2 − ℎ1) dengan metode tekanan maksimum gelembung ini
1
. 0, 0008 . 1000 . 9, 8(0, 033 − 0, 03) dilakukan sebanyak lima kali percobaan. Dengan jari-jari
2 pada pipa kapiler yang digunakan yaitu 0,0007 m, tinggi
= 0, 01 𝑁/𝑚 awal di manometer adalah h0 = 0 cm dan kedalaman pipa
kapiler pada gelas beker adalah H2 sebesar 1 cm, 2cm, 3cm,
2 4cm, dan 5cm.
→ ∆𝐻 = | 1 𝑟ρ𝑔| |∆ℎ |²
|2 | 2 Pada percobaan pertama saat H2 = 1 cm, dengan hm
2
= 1,3 cm, 1,4 cm, dan 1,5 cm didapatkan nilai rata-rata
= | 1 . 0, 0008 . 1000 . 9, 8| |0|² sebesar (ℎ𝑚 ± ∆ℎ𝑚) = (1, 4 ±0, 1) 𝑐𝑚. Nilai perubahan
|2 |
= 0 𝑁/𝑚 tinggi permukaan air di manometer adalah
→ (𝐻±∆𝐻) = (0, 01±0) 𝑁/𝑚 ( )
ℎ1 ± ∆ℎ1 = (2, 8 ±0, 2) 𝑐𝑚. Nilai tegangan muka air
(𝐻±∆𝐻) = (0, 0617 ±0, 0068)𝑁/𝑚.
Saat H1 = 4 cm Pada percobaan kedua saat H2 = 2 cm, dengan hm =
1 2,4 cm, 2,2 cm, dan 2,3 cm didapatkan nilai rata-rata
→𝐻 = 𝑟 ρ 𝑔 (ℎ2 − ℎ1)
2 sebesar (ℎ𝑚 ± ∆ℎ𝑚) = (2, 3 ±0, 1) 𝑐𝑚. Nilai perubahan
1
2
. 0, 0008 . 1000 . 9, 8(0, 042 − 0, 04) tinggi permukaan air di manometer adalah
= 0, 0078 𝑁/𝑚 ( )
ℎ1 ± ∆ℎ1 = (4, 6 ±0, 2) 𝑐𝑚. Nilai tegangan muka air
(𝐻±∆𝐻) = (0, 089 ±0, 0068)𝑁/𝑚.
2 Pada percobaan ketiga saat H2 = 3 cm, dengan hm =
→ ∆𝐻 = | 1 𝑟ρ𝑔| |∆ℎ |² 3,3 cm, 3,1 cm, dan 3,5 cm didapatkan nilai rata-rata
|2 | 2
2 sebesar (ℎ𝑚 ± ∆ℎ𝑚) = (3, 3 ±0, 2) 𝑐𝑚. Nilai perubahan
= | 1 . 0, 0008 . 1000 . 9, 8| |0, 2|² tinggi permukaan air di manometer adalah
|2 |
= 0, 0078 𝑁/𝑚 ( )
ℎ1 ± ∆ℎ1 = (6, 6 ±0, 4) 𝑐𝑚. Nilai tegangan muka air
(𝐻±∆𝐻) = (0, 123 ±0, 013)𝑁/𝑚.
→ (𝐻±∆𝐻) = (0, 0078 ±0, 0078) 𝑁/𝑚 Pada percobaan keempat saat H2 = 4 cm, dengan
hm = 4,2 cm, 4,1 cm, dan 4,3 cm didapatkan nilai rata-rata
Saat H1 = 5 cm sebesar (ℎ𝑚 ± ∆ℎ𝑚) = (4, 2 ±0, 1) 𝑐𝑚. Nilai perubahan
1 tinggi permukaan air di manometer adalah
→𝐻 = 𝑟 ρ 𝑔 (ℎ2 − ℎ1)
1
2
( )
ℎ1 ± ∆ℎ1 = (8, 4 ±0, 2) 𝑐𝑚. Nilai tegangan muka air
2
. 0, 0008 . 1000 . 9, 8(0, 051 − 0, 05) (𝐻±∆𝐻) = (0, 15 ±0, 0068)𝑁/𝑚.
= 0, 0392 𝑁/𝑚 Pada percobaan kelima saat H2 = 5 cm, dengan hm
= 5,2 cm, 5,2 cm, dan 5,2 cm didapatkan nilai rata-rata
2 sebesar (ℎ𝑚 ± ∆ℎ𝑚) = (5, 1 ±0, 057) 𝑐𝑚. Nilai
→ ∆𝐻 = | 1 𝑟ρ𝑔| |∆ℎ |²
|2 | 2 perubahan tinggi permukaan air di manometer adalah
2
| 1 . 0, 0008 . 1000 . 9, 8| |0, 001|²
( )
ℎ1 ± ∆ℎ1 = (10, 2 ±0, 114) 𝑐𝑚. Nilai tegangan muka air
= |2 | (𝐻±∆𝐻) = (0, 178 ±0, 0039)𝑁/𝑚.
= 0, 00392 𝑁/𝑚 Pada metode kenaikan kapiler, prinsip kerja yang
→ (𝐻±∆𝐻) = (0, 00392±0, 00392) 𝑁/𝑚 digunakan pada pengukuran tegangan muka dengan
metode ini adalah apabila pipa kapiler dicelupkan ke
cairan maka akan naik setinggi h. Pada saat setimbang gaya
V. PEMBAHASAN ke atas (FA) akan sama dengan gaya ke bawah (FB),
sedangkan gaya kesamping saling meniadakan. Pada
percobaan tegangan muka dengan metode kenaikan kapiler
dilakukan sebanyak lima kali percobaan. Suhu air yang
digunakan setinggi T = 25℃ dengan jari-jari pipa kapiler
sebesar 0,0008 m sedangkan kedalaman air pada gelas
beker H₁ sebesar 1 cm, 2 cm, 3 cm, 4 cm, dan 5 cm.
Pada percobaan pertama saat H1 = 1 cm, dengan h₂
= 1 cm, 1,2 cm, dan 1,1 cm didapatkan nilai rata-rata
sebesar (ℎ₂ ± ∆ℎ₂) = (1, 1 ±0, 1) 𝑐𝑚. Nilai tegangan atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang
muka air (𝐻±∆𝐻) = (0, 0039 ±0, 0039)𝑁/𝑚. membentuk luas permukaan baru.
Pada percobaan kedua saat H1 = 2 cm, dengan h₂ = Hasil pengukuran tegangan muka zat cair dengan 2 metode,
2,1 cm, 2 cm, dan 2,2 cm didapatkan nilai rata-rata sebesar yaitu metode tekanan maksimum gelembung dan pipa
kapiler menghasilkan hasil yang berbeda pada
(ℎ₂ ± ∆ℎ₂) = (2, 1 ±0, 1) 𝑐𝑚. Nilai tegangan muka air masing-masing variasi nilai ketinggian air yang masuk ke
(𝐻±∆𝐻) = (0, 0039 ±0, 0039)𝑁/𝑚. dalam pipa saat dicelupkan ke dalam cairan. Artinya, ada
Pada percobaan ketiga saat H1 = 3 cm, dengan h₂ = penyimpangan yang terjadi pada perhitungan dalam
3,3 cm, 3,3 cm, dan 3,3 cm didapatkan nilai rata-rata percobaan praktikum. Seharusnya, metode apapun yang
sebesar (ℎ₂ ± ∆ℎ₂) = (3, 3 ±0) 𝑐𝑚. Nilai tegangan muka digunakan merupakan cara alternatif yang dapat dipilih,
air (𝐻±∆𝐻) = (0, 01 ±0)𝑁/𝑚. karena apapun metodenya hasil perhitungan seharusnya
Pada percobaan keempat saat H1 = 4 cm, dengan h₂ sama. Karena hasil kedua metode tersebut berbeda maka
= 4,2 cm, 4,4 cm, dan 4 cm didapatkan nilai rata-rata perhitungan tersebut menyimpang. Dapat juga dikatakan
tidak menyimpang, apabila perbedaan antara keduanya
sebesar (ℎ₂ ± ∆ℎ₂) = (4, 2 ±0, 2) 𝑐𝑚. Nilai tegangan bernilai sangat kecil sehingga kedua hasil dari metode
muka air (𝐻±∆𝐻) = (0, 0078 ±0, 0078)𝑁/𝑚. percobaan tersebut dianggap sama.
Pada percobaan ketiga saat H1 = 5 cm, dengan h₂ =
5 cm, 5,2 cm, dan 5,1 cm didapatkan nilai rata-rata sebesar
(ℎ₂ ± ∆ℎ₂) = (5, 1 ±0, 1) 𝑐𝑚. Nilai tegangan muka air
(𝐻±∆𝐻) = (0, 00392 ±0, 00392)𝑁/𝑚.
Besarnya tegangan permukaan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu tekanan, suhu, massa jenis,
konsentrasi zat terlarut, dan kerapatan. Jika cairan memiliki
molekul besar seperti air, maka tegangan permukaannya
juga besar. Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya DAFTAR PUSTAKA
tegangan permukaan adalah massa jenis, semakin besar
massa jenis maka semakin rapat partikel-partikel dari [1] Bird, T. (1993). Kimia Fisika untuk Universitas.
cairan tersebut. Kecepatan partikel ini menyebabkan makin Jakarta: Gramedia.
besarnya gaya yang diperlukan untuk memecahkan
permukaan cairan tersebut. Hal ini karena partikel yang
rapat mempunyai gaya tarik menarik antar partikel yang [2] Gunawan. (2009). Pengukuran Tegangan Muka dan
kuat. Sebaliknya cairan yang mempunyai densitas kecil Kekentalan Zat Cair. Yogyakarta: Slideshare.
akan mempunyai tegangan permukaan yang kecil pula.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya [3] Gunawan, W. (2013). LAPORAN PRAKTIKUM
kesalahan pada saat melakukan percobaan ini diantaranya KIMIA FISIKA "Tegangan Permukaan". Bogor:
adalah kurangnya ketelitian praktikan dalam membaca Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi.
skala diameter pada pipa kapiler dan kurang tepatnya
konsentrasi pada saat membaca skala pada manometer. [4] Halliday, D. (1991). Fisika Dasar Jilid I. Jakarta:
Selain itu, ketidaktelitian praktikan dalam menghitung serta Erlangga.
mencatat hasil percobaan dan terjadi nya kerusakan pada
alat yang digunakan. [5] Lachman, P. (1989). Fisika Mekanika Klasik. Jakarta:
Esis.
VI. KESIMPULAN
Menurut teori Halliday, molekul-molekul yang berada
dalam fase cair seluruhnya akan dikelilingi oleh
molekul-molekul dengan gaya tarik-menarik yang sama ke
segala arah. Sedangkan molekul pada permukaan
mengalami tarikan ke dalam rongga cairan karena gaya
tarik-menarik di dalam rongga cairan lebih besar daripada
gaya tarik-menarik oleh molekul uap yang ada di atas
permukaan cairan. Hal ini berakibat permukaan cairan akan
cenderung mengkerut untuk mencapai luas yang sekecil
mungkin. Singkatnya, tegangan permukaan juga diartikan
sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair
untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya
lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola

Anda mungkin juga menyukai