Hubungan Antara Pemaafan, Tawadhu, Dan Kibr Pada Mahasiswa
Hubungan Antara Pemaafan, Tawadhu, Dan Kibr Pada Mahasiswa
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel pemaafan, tawadhu, dan kibr, serta mengetahui
bagaimana hubungan antar variabel tersebut. Alat ukur yang digunakan yaitu Heartland Forgiveness Scale
(HFS) yang dikembangkan oleh Thompson, Snyder, & Hoffman (2005), Tawadhu Scale (TwSc) yang
dikembangkan oleh Rusdi (2017) dan Kibr Scale (KSc) yang dikembangkan oleh Rusdi (2017). Berdasarkan
hasil dari uji korelasi diketahui bahwa pemaafan memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan kibr,
sedangkan dengan tawadhu justru tidak berhubungan. Kemudian, antara tawadhu dengan kibr juga tidak adanya
korelasi antar variabel tersebut. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa antara pemaafan dan kibr menunjukkan
korelasi paling baik. Sedangkan pemaafan dengan tawadhu dan tawadhu dengan kibr tidak terjadi korelasi antar
variabel.
This study aims to see the relationship between the variables forgiveness, tawadhu, and kibr, and to find out how
the relationship between these variables. The measuring instruments used are Heartland Forgiveness Scale
(HFS) developed by Thompson, Snyder, & Hoffman (2005), Tawadhu Scale (TwSc) developed by Rusdi (2017)
and Kibr Scale (KSc) developed by Rusdi (2017). Based on the results of the correlation test, it is known that
forgiveness has a significant negative relationship with kibr, while with tawadhu it is not related. Then, between
tawadhu and kibr there is also no correlation between these variables. So, it can be concluded that between
forgiveness and kibr shows the best correlation. While forgiveness with tawadhu and tawadhu with kibr there is
no correlation between variables.
79
Jurnal Psikologi Islam, Vol.8 No.1 (2021): 79-84
80
Hubungan antara Pemaafan, Tawadhu, dan Kibr pada Mahasiswa (Achmad Sholeh, Luftiana RYW. Siswoyo, Rachmi A. Hayati, Reshmawati Y.
Effendi, Andhika Hernanto)
81
Jurnal Psikologi Islam, Vol.8 No.1 (2021): 79-84
manusia. Ketiga, skala kibr menggunakan kibr, sedangkan dengan tawadhu justru tidak
Kibr Scale (KSc) yang dikembangkan oleh berhubungan. Kemudian antara tawadhu
Rusdi (2017) terdiri dari 10 aitem favorable. dengan kibr juga tidak adanya korelasi antar
Skala kibr (sombong) memiliki dua variabel tersebut.
komponen, yaitu menolak kebenaran (batr al- Hasil ini menjadi menarik untuk di
haqq) dan merendahkan manusia (ghamt al- bahas. Nashori (2014) mendefinisikan
nȃs). pemaafan dengan kesediaan untuk
Subjek dalam penelitian ini adalah meninggalkan hal-hal tidak menyenangkan
mahasiswa tersebar di Indonesia, sebanyak yang bersumber dari hubungan interpersonal
132 orang yang terdiri dari 22 subjek laki-laki dengan menumbuhkan dan mengembangkan
dan 110 subjek perempuan. Metode perasaan, pikiran dan hubungan yang lebih
pengambilan sampel dalam penelitian ini positif dengan orang yang telah melakukan
menggunakan teknik convenience sampling perbuatan tidak menyenangkan. Pemaafan
yaitu, pengambilan sampel dengan cara merupakan kemampuan seseorang untuk
termudah dengan siapa saja yang bisa Mengubah perasaan negative atau tidak
ditemui. menyenangkan yang dirasakan akibat pelaku,
Penelitian ini tidak akan merujuk pada tindakan, peristiwa dan situasi yang
konsep sebab akibat, jenis penelitian korelasi dialaminya menjadi perasaan positif dengan
tidak berlaku kausalitas di dalamnya. menerima dan mengambangkan menjadi rasa
Penelitian ini hanya akan mencari hubungan kasih, iba dan cinta.
ketiga varibel yaitu, pemaafan, tawadhu, dan Sebaliknya, sombong merupakan anak
kibr. Pada penelitian ini juga tidak akan dari sifat ujub yaitu, suatu sikap besar diri dan
dibedakan menjadi variabel dependen atau suka menganggap yang lain remeh, merasa
independen. Sehingga, penelitian ini dirinya besar, merasa dirinya pandai dan
bertujuan untuk melihat pola hubungan ketiga tinggi dalam segala hal, baik harta, pasangan,
variabel. dan kedudukan (Hawwa, 2006). Pernyataan di
atas sejalan dengan hasil penelitian ini bahwa
Hasil dan Pembahasan pemaafan memiliki hubungan negatif yang
signifikan dengan sombong. Di mana terjadi
Berdasarkan dari hasil uji korelasi dari
korelasi yang negatif atau berlawanan pada
ketiga variable, pemaafan, tawadhu, dan kibr
antar kedua variabel. Secara teoritikal dan
maka diperoleh hasil sebagai berikut.
konstrak, hasil ini sesuai dengan teori-teori
Tabel 1 yang ada.
Uji Korelasi Spearman Rho Templeton (kusprayogi & Nashori,
2016) menyampaikan bahwa kerendahhatian
Variabel Kibr Tawadhu Forgiveness
Kibr 1 merupakan kebalikan dari arogansi. Namun
Tawadhu -0,085 1 hasil penelitian ini justru menunjukkan bahwa
Forgiveness -0,519** -0,040 1 tidak terdapat hubungan antar kedua variabel.
Hal ini serupa dengan variabel pemaaf dengan
Dari hasil data di atas diketahui bahwa tawadhu yang juga tidak berkorelasi.
pemaafan memiliki hubungan negatif yang Tawadhu’ adalah rendah hati, tidak sombong,
signifikan dengan kibr (sombong) dilihat dari lawan dari kata sombong atau takabur. Yaitu
nilai r = -0,519 dengan signifikansi p = 0,00. perilaku yang selalu menghargai keberadaan
Sedangkan, pemaafan tidak memiliki orang lain, perilaku yang suka memulyakan
hubungan dengan tawadhu, dilihat dari nilai r orang lain, perilaku yang selalu suka
= -0,040 yang justru berlawanan. Hal ini juga mendahulukan kepentingan orang lain,
sama antara tawadhu dengan kibr yang tidak perilaku yang selalu suka menghargai
memiliki hubungan, ditujukkan dari nilai r = - pendapat orang lain (Rusdi, Adya, Utami,
0,085. Berdasarkan hasil dari uji korelasi Yudhani, & Sukaryadi, 2017). Hubungan
diketahui bahwa pemaafan memiliki antar variabel diatas tidak sejalan denga teori
hubungan negatif yang signifikan dengan yang ada.
82
Hubungan antara Pemaafan, Tawadhu, dan Kibr pada Mahasiswa (Achmad Sholeh, Luftiana RYW. Siswoyo, Rachmi A. Hayati, Reshmawati Y.
Effendi, Andhika Hernanto)
Banyak faktor yang menyebabkan Boonyarit, I., Chuawanlee, W., Macaskill, A.,
tidak terjadinya korelasi antar variabel. & Supparerkchaisakul, N. (2013). A
Seperti tidak normalnya sebaran data pada Psychometric Analysis of the
variel pemaaf dan tawadhu. Kemudian,
Workplace Forgiveness Scale.
Menurut Widhiarso (dalam Rohma, 2013),
karena adanya aitem yang bersifat normatif Europe's Journal of Psychology,
atau sosial disirabel, sehingga responden doi:10.5964/ejop.v9i2.551.
cenderung menyetujui jawaban dalam aitem. Bugay, A., & Demir, A. (2010). A Turkish
Menurut Azwar (dalam Rohma, 2013), selain version of Heartland Forgiveness
aitem yang bersifat normatif dimungkinkan Scale . Procedia Social and
karena operasional yang kurang tepat. Behavioral Sciences, 1927-1931.
Menurut Azwar (Sholeh, 2017) kejelasan
doi:10.1016/j.sbspro.2010.07.390.
konsep mengenai atribut yang hendak diukur
memungkinkan perumusan indikator- Çardak, M. (2013). The relationship between
indikator perilaku yang menunjukkan adanya forgiveness and humility: A case study
atribut yang saling berhubungan dan terukur. for university students . Academic
Kurang mengoperasionalisasikan konsep Journals Educational Research and
teoritik dapat melahirkan aitem yang kurang Reviews, 425-430.
valid. Dalam penelitian peneliti mengadaptasi Elliott, J. C. (2010). Humility: Development
alat ukur pemaafan dari barat yang
and analysis of a scale. Retrieved
dikembangkan oleh (Thompson, Snyder, &
Hoffman, 2005), alat ukur yang peneliti from University of Tennessee,
gunakan besar kemungkinan terjadi bias, Knoxville:
seperti faktor keadaan lingkunan, situasi dan http://trace.tennessee.edu/utk_graddiss
juga budaya. /795
Khalid, A. (2006). Semua Akhlak Nabi. Solo:
Simpulan
Aqwam.
Berdasarkan hasil penelitian hubungan Hawwa, S. (2006). Kajian Lengkap
antara pemaafan, tawadhu, dan kibr pada Penyesuaian Jiwa. Takziyatun Nafs,
mahasiswa, maka diperoleh kesimpulan
Intisari Ihya Ulummuddin. Jakarta:
bahwa antara pemaafan dan kibr
menunjukkan korelasi paling baik. Sedangkan Pena Pundi Aksara.
pemaaf dengan tawadhu dan tawadhu dengan Pamela, Y. (2013). Apa Itu Mahasiswa?
kibr tidak terjadi korelasi antar variabel. untuk [Diakses pada 27 November 2017 pukul
penelitian selanjutnya dengan mengambil 22.10]
variabel yang sama disarankan untuk meneliti https://www.kompasiana.com/yonapem
dengan menambah data dan memperhatikan ela/apa-
sebaran data.
itumahasiswa_552b6ed96ea834d449
Daftar Pustaka 8b45b0
Raudatussalamah dan Susanti, R. (2014).
Ashton, M. C., & Lee, K. (2007). Empirical,
Pemafaan (Forgiveness) Dan
Theoretical, and Practical Advantages
Psychological Wellbeing Pada
of the HEXACO Model of Personality
Narapidana Wanita. Jurnal Marwah.
Structure. Personality and Social
13(2), 219-234.
Psychology Review, 150-166.
Rusdi, A. (2017). Kibr Scale. Fakultas
Badan Pusat Satistik [Diakses pada 27
Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
November 2017 pukul 22.17]
Universitas Islam Indonesia.
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/
Unpublished.
view/id/1840
83
Jurnal Psikologi Islam, Vol.8 No.1 (2021): 79-84
84