Anda di halaman 1dari 40

 Analisis Gender: Cara memandang secara

sistematis berbagai macam akibat yg


ditimbulkan oleh pembangunan pada perempuan
& laki-laki. Perlu pemilahan data terpilah.
 Tujuan: Perencanaan pembangunan yang
berwawasan gender atau yg peka gender
 Kerangka analisis: merupakan alat untuk
evaluasi awal atas suatu situasi atau proyek &
alat untuk mengkaji kebutuhan gender pada
setiap tahap suatu siklus proyek
 MOSER
 SWOT
 HARVARD
 DLL
 Mencoba memilahkan proyek pembangunan
berdasarkan kriteria:

1. Pada peran apa perempuan dilibatkan (Peran produktif,


reproduktif, atau peran kemasyarakatan)
2. Kebutuhan gender mana yang ingin dipenuhi oleh proyek itu
(bersifat praktis atau strategis)
3. Pendekatan kebijakan mana yang dipakai sebagai dasar
munculnya proyek (kesejahteraan, anti kemiskinan, efisiensi,
kesamaan, atau pemberdayaan)

Metode ini mencoba mengkaitkan konsep tentang peran gender,


kebutuhan gender, pendekatan atas kegiatan sehari-hari
para pelaksana pembangunan
 Pekerjaan Produksi: Barang & jasa untuk
konsumsi & perdagangan (petani, pedagang,
dll) yang mendatangkan upah/ pendapatan
perempuan & laki-laki dapat dilibatkan,
tetapi fungsi & tanggung jawab berbeda
sesuai pembagian kerja.
 → biasanya untuk perempuan kurang terlihat
& dihargai
 Pekerjaan Reproduktif: Pekerjaan kerumahtanggaan
(pemeliharaan RT, merawat anak, mencari kayu
bakar, belanja, dll). Pekerjaan ini penting untuk
kelangsungan hidup manusia tetapi jarang dianggap
pekerjaan sesungguhnya. Pada masyarakat miskin
pekerjaan tersebut hampir selalu menjadi
tanggungjawab perempuan & anak.
 Pekerjaan Kemasyarakatan: Bersifat sosial (PKK,
Posyandu, Peringatan Hari Besar, dll). Pekerjaan
ini jarang diperhitungkan dalam analisis
ekonomi, namun menyita banyak waktu.
 Kebutuhan Praktis: Penyediaan air bersih,
perawatan kesehatan, penyediaan makanan, dll.
(kebutuhan jangka pendek)
 Kebutuhan Strategis: Mengurangi beban rumah
tangga, menghilangkan UU yang diskriminatif, akses
kredit, mengatasi subordinasi perempuan, dst.
(kebutuhan jangka panjang)
Kebutuhan
Peranan yg ditonjolkan
Gender Pendekatan
Pro yek kebijakan
Ketr
Reprod Strate
Produktif Sosial Praktis
uktif gis

Mencangkul
Menanam padi
Menyiangi
rumput
Memupuk padi
Memanem padi
Menyimpan

2,dst
Pendekatan Kebijakan
 Merupakan suatu teknik analisis manajemen
dengan cara mengidentifikasi secara internal
mengenai kekuatan dan kelemahan dan secara
eksternal mengenai peluang dan ancaman.
 Aspek internal dan eksternal dipertimbangkan
dalam kaitan dengan konsep strategis dalam
rangka menyusun program aksi.
 Langkah-langkah/tindakan untuk mencapai
tujuan kegiatan dengan cara memaksimalkan
kekuatan dan peluang, serta meminimalkan
kelemahan dan ancaman
 Dapat mengurangi resiko dan meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan.
LANGKAH-LANGKAH SWOT:
 Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
 Mengidentifikasi peluang dan ancaman
 Analisis keterhubungan kunci internal dan eksternal
 Setelah dianalisis berdasarkan langkah di atas susunlah
Rencana Aksi yang berisi kegiatan gender dengan cara:
 Susun langkah/tindakan berdasarkan konsep yang bernilai
strategis
 Langkah/tindakan diurut dari awal sampai akhir
Sediakan tujuan dan sasaran dalam setiap langkah dan
tindakan
Tetapkan penanggung jawab setiap langkah/tindakan
Tetapkan waktu setiap langkah
Tetapkan kegiatan tersebut dilaksanakan
Tetapkan indikator penilaian
Penjadwalan
Kerangka Harvard disebut GFA (Gender
Framework Analysis), sbg landasan untk
profil gender.
Kerangka tersusun atas elemen: profil
aktivitas: produktif, reproduktif, dan
aktifitas sosial.
Profil akses & kontrol memuat daftar
sumberdaya yang diperlukan, dan manfaat
yang diperoleh dr melakukan aktivitas tsb.
 Profil kegiatan: umur, alokasi waktu, reward
 Profil akses dan kontrol: siapa yang memiliki akses
dan kontrol terhadap sumberdaya dan manfaatnya
 Analisis faktor: faktor yang menyebabkan
perbedaan laki-laki dan perempuan
 Siklus proyek: apakah ada manfaat proyek yang
direncanakan
A. Aktivitas Produktif Wanita/ Anak wanita Pria/ Anak Laki

Pertanian:
Aktivitas 1
Aktivitas 2, dst
Pekerjaan sampingan:
Aktivitas 1
Aktivitas 2, dst
Bekerja di luar:
Aktivitas 1
Aktivitas 2, dst

B. Aktivitas Reproduktif
Terkait dengan air:
Aktivitas 1
Aktivitas 2, dst
Terkait dengan bahan bakar:
Penyiapan makanan:
Merawat anak:
Terkait dengan kesehatan:
Membersihkan dan perbaikan:
Terkait dengan pasar:
Lainnya:
Akses Kontrol
Sumberdaya WANITA PRIA WANITA PRIA
Tanah
Peralatan
Tenaga Kerja
Uang kas
Pendidikan/ pelatihan, dsb
Lainnya

Manfaat
Pendapatan dari Luar
Pemilikan kekayaan
Kebutuhan Dasar (Sandang, Pangan, Papan)
Pendidikan
Kekuasaan politik/ prestise, dsb
Lainnya
3. Faktor yang Mempengaruhi
Hambatan-hambatan

Politis
Ekonomis
Budaya
Pendidikan
Lingkungan
Hukum, dsb
 Perencanaan yang responsif gender adalah
perencanaan yang dilakukan dengan
memasukkan perbedaan pengalaman,
aspirasi, kebutuhan dan permasalahan
perempuan & laki-laki
 Kebijakan/program/proyek/kegiatan →
Makro dan Mikro Tingkat Nasional, Propinsi
dan Kabupaten Kota.

 Program Nasional merujuk PROPENAS,


PROPINSI, Kab./Kota Merujuk PROPEDA
 Tersusunnya rencana kebijakan, program,
proyek dan kegiatan pembangunan bidang
pendidikan yang responsif gender di berbagai
tingkat nasional, propinsi, kab./kota
 Gender analisis pathway : Alat analisis yang
membantu perencanaan kebijakan atau
perencanaan program pembangunan.
 Dapat mengidentifikasi kesenjangan gender
 Dalam perencanaan dapat digunakan :
 Gender analysis pathway dan policy
 Out look and plan of action (GAP & POP)
1. Tujuan dan atau Sasaran
Program/Proyek/Kegiatan
Pembangunan Saat ini

Formulasi
Kebijakan
2. Data Pembuka Rencana Aksi
Responsif Gender
Wawasan (Terpilih
Responsif
menurut Jenis Kelamin) 5. Perumusan P
Kembali Gender
Kuantitatif E
Kualitatif Kebijakan/Program 7. L
/ Proyek/Kegiatan Rencana A
Pembangunan Aksi PAMANTAUAN
K
yang Ressponsif DAN
S
3. Fktor Penyebab Gender EVALUASI
A
Kesenjangan Gender N
Akses
Kontriol 8. A
Partisipasi 6. Indikator Sasaran A
Manfaat Gender N

4. Masalah Gender
Apa
Dimana
Mengapa
Bagaimana
 Menganalisis kebijakan pembangunan yang
ada dengan menggunakan data pembuka
wawasan secara terpilah → mengidentifikasi
kesenjangan gender dan permasalahan
gender (gender gap & gender issues).

Umumnya kebijakan, program, proyek &


kegiatan yang ada masih netral gender
 Apa tujuan/sasaran kebijakan/program/
proyek/pembangunan
 Apa komitmen diintegrasikan
tujuan/sasaran

 Contoh : Mengupayakan perluasan &


pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan pada setiap jenjang
pendidikan, contoh : kebijakan
pembangunan yang netral gender
 Contoh data kwantitatif : presentasi
penduduk melek huruf, angka partisipasi
murni (APM) SD, SLTP, dan PT secara terpilih
 Digunakan faktor : akses, kontrol, partisipasi
& manfaat.

 Contoh : Apabila data pembuka wawasan


(langkah 2) menunjuk angka tidak sama
antara perempuan dan laki-laki kesenjangan
nilai budaya, ekonomi keluarga.
 Berdasarkan 4 faktor pada langkah 3
 Masalah gender apa
 Dimana terjadi kesenjangan
 Apa akar permasalahan

 Contoh : Masalah pokok kesenjangan


Kesenjangan gender pada SLTA lebih
disebabkan oleh faktor kebijakan
pendidikan, terutama persebaran fasilitas
pendidikan (jumlah sekolah) belum
merata dll.
 Dari input keseluruhan proses analisis gender
(langkah 4)
 Langkah apa yang diperlukan untuk mengatasi
kesenjangan yang ada
 Alternatif kebijakan/program/proyek apa yang
dikembangkan untuk
memperkecil/menghilangkan kesenjangan
gender
 Contoh : Mengupayakan perluasan &
pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan pada setiap jenjang pendidikan
dengna memperhatikan kesetaraan gender.
 Indikator apa saja yang dapat diidentifikasi :
 Untuk mengukur pelaksanaan
kebijakan/program/proyek/kegiatan
pembangunan yang responsif gender yang
responsif gender
 Menjelaskan faktor-faktor kesenjangan
 Ukuran kebersihan
 Contoh : APM, APK, TK, SLTP dan SLTA
 Berdasarkan kebijakan/program/proyek/
kegiatan pembangunan yang responsif gender
perlu disusun rencana aksi → untuk
mengurangi/menghilangkan kesenjangan.
 Contoh : Memberikan beasiswa dengan
memperhatikan keselarasan gender.
 sasaran apa yang perlu dirumuskan
 Pastikan bahwa dengan rencana aksi
tersebut, maka kesenjangan gender
berkurang/hilang.
 Contoh : Penerimaan beasiswa perempuan
lebih besar daripada penerima laki-laki.
 Diperlukan dana : di tingkat program
di tingkat proyek
di tingkat kegiatan
 Untuk itu diperlukan suatu analisis penganggaran yang
responsif gender dengan ciri :
 Perlu keterlibatan (partisipasi) perempuan dan laki-
laki secara bersama.
 Diarahkan untuk membiayai program/proyek dan
kegiatan yang memberi manfaat secara adil bagi laki-
laki dan perempuan.
 Untuk membiayai kebutuhan praktis dan strategis
 Terkoordinasi antara DPR/DPRD dengan lembaga
eksekutif dan masukan dari Lemlit, PT dan organisasi
non pemerintah

Anda mungkin juga menyukai