Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Disis lain peningkatan jumlah penduduk yang cukup pesat berbanding lurus
dengan jumlah konsumsi berbagai aspek, salah satunya adalah pelastik. Pelastik telah
menjadi hal yang berperan dalam kehidupan. PelasticsEurope.com mencatat konsumsi
pelastik didunia pada tahun 2010 mencapai angka 562,2 miliar pon atau setara dengan
255 miliar kilogram. Disisi lain penggunaan pelastik secara berlebih dapat merusak
alam dikarenakan pelastik merupakan benda yang sulit untuk terurai. Oleh sebab itu
perlu adanya langkah untuk pemanfaatan limbah pelastik tersebut dengan kebutuhan
skala tinggi, seperti infrastruktur jalan raya
Hasil penelitian terdahulu Anisa Noor Tajudin (2014) terkait penggunaan biji
limbah plastik HDPE dapat digunakan sebagai pengganti agregat serta meningkatkan
nilai stabilitas pada campura perkerasan aspal, dan campuran yang menggunakan biji
pelastik HDPE layak digunakan ditinjau dari aspek teknis, lingkungan, dan ekonomi.
Penelitian tersebut dilakukan pada campuran Asphalt Concrete – Binder Course (AC
– BC)
Pokok permasalahan yang akan didalami pada penelitian ini untuk mengetahui
perilaku serta karakteristik Marshall serta stabilitas dinamis pada campuran AC – WC
(Asphalt Concrete – Wearing Course) dengan penggunaan biji limbah pelastik
khusunya jenis High Density Polyethylene (HDPE) sebagai agregat pengganti
1. Laporan penelitian;
2. Artikel ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal Nasional/Internasional
KAJIAN PUSTAKA
Wan Mohd Nazmi Wan Abdul Rahman dan Achmad Fauzi Abdul Wahab
(2013) melakukan penelitian menggunakan polyethlene terephthalate (PET) yang
didapat dari daur ulang botol bekas. Penelitian ini dilakukan dengan mengganti
sebagain agregat halus menggunakan PET dengan kompisis 5%, 10%, 15%, dan 25%
dari berat agregat halus yang digunakan dalam campuran perkerasan (AC-WC) dengan
ukuran diameter butir 2.36 mm sampai 1.18 mm. Dari hasil pengujian dapat
disimpulkan bahwa penggunaan PET sebagai pengganti agregat halus memberikan
keuntungan dibanding dengan campuran perkerasan pada umumnya terutama pada
deformasi permanen, hal tersebut dapat terlihat dari gambar 2.1 dan 2.2
Anissa Noor Tajudin dan Latif Budi Suparma (2014) dalam penelitiannya
membahas tentang pemanfaatan limbah pelastik HDPE sebagai agregat pengganti pada
campuran asphalt concrete-binder course (AC – BC). Penelitian ini dillakukan dengan
mengganti agregat yang lolos saringan no. 4 dan tertahan no. 8 dengan biji limbah
pelastik dengan variasi sebesar 0%, 25%, dan 50% terhadap volume agregat tersebut.
Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa biji pelastik HDPE dapat digunakan
sebagai agregat pengganti karena memenuhi Spesifikasi Umum Direktorat Jendral
Bina Marga Edisi 2010 Revisi 2 Divisi 6. Hasil pengujian Marshall pada setiap variasi
biji limbah pelastik dan hubungannya dengan kadar aspal diplotkan ke dalam grafik
seperti pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Hubungan kadar aspal dengan (a) Densitas, (b) VFWA, (c) VMA, (d) VITM, (e)
Stabilitas, (f) Flow, (g) MQ
METODOLOGI PENELETIAN
Material yang akan digunakan dalam penelitian ini seperti agregat kasar dan
halus berasal dari sekitar Bandung Barat; sedangakan, untuk pelastik HDPE berasal
dari komunitas daur ulang sampah serta aspal pertamina dengan penetrasi 60/70.
Pemeriksaan dilakukan terhadap agregat, filler, aspal dan biji limbah pelastik
HDPE. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan Spesifikasi Umum Direktorat Jendral Bina
Marga Edisi 2010 revisi 3 Divisi 6 tentang Asphal Concrete – Wearing Course.
Dalam penelitian ini variasi agregat lolos saringan no.8 dan tertahan saringan
no. 16 yang digantikan dengan limbah pelastik HDPE adalah sebanyak 4 jenis, yaitu
10%, 20%, 40%, 60%, , dan 80% terhadap volume seharusnya yang ditempatai agregat
dengan butir ≥ 2.36 mm. Persentase kadar pelastik yang digunakan pada penelitian ini
telah ditentukan berdasarkan dari penelitian yang sudah ada, sehingga data yang di
dapat dapat dikomparasi dengan data penelitian terdahulu.
• Setelah didapat 5 kadar aspal yang berbeda, maka dibuat benda uji masing-
masing sebanyak 3 buah (triplo)
• Proses pembuatan campuran dilakukan dengan cara hangat (warm mix), hal ini
bertujuan agar sifat karakterisitik agregat pengganti berupa pelastik HDPE
diharapkan akan tetap berfungsi sebagai agregat dan tidak berubah menjadi
perekat (mengalamai pelelehan). Dalam pelaksanaan proses campuran hangat
ini diperlukan bahan tambah berupa zeolit. Pencampuran zeolit akan
mempengaruhi viskositas aspal dan juga akan memberikan efek busa pada aspal
karena pelepasan kandungan air didalam zeolit sedang terjadi. Aspal akan
menjadi lebih encer, dan hal ini akan menyebabkan aspal akan semakin mudah
untuk menyelimuti agregat secara merata dan dengan suhu yang lebih rendah
dari campuran panas (hot mix), yakni sekitar 120oC – 125oC untuk pemdatan
dan 130-135oC untuk pencampuran.
• Langkah selanjutnya pemadatan benda uji yang dilakukan dengan alat marshall
compaction hammer. Pemadatan dilakukan cengan cara penumbukan sebanyak
75 tumbukan setiap lapis (terdiri dari 2 lapis), dengan ukuran benda uji diameter
100 mm dan tinggi 75 mm.
Gambar 3.1 Diagram alir metodologi peneltian
Adapun jumlah dan uraian benda uji yang akan dibuat tertera pada tabel 3.1
+0.5 3 3 3 3 3 3
+1 3 3 3 3 3 3
jmlh 10 20 40 60 80 15
3 3 3 3 3
Untuk bisa mendapatkan nilai deformasi dan stabilitas dinamis harus dilakukan
dengan pembuatan benda uji yang menggunakan kadar aspal optimum dan persen
penggunaan HDPE yang optimum berdasarkan hasil pengujian sebelumnya. Pengujian
ini dilakukan untuk memberikan gambaran ketahanan campuran beton aspal dalam
menahan jejak roda dan perubahan bentuk yang akan diterima perkerasan.
Kemampuan lapis perkerasan aspal beton dalam menahan jejak roda dinyatakan
dengan stabilitas dinamis (SD), yang menyatakan jumlah lintasan yang diperlukan
untuk membuat jejak roda sedalam 1 mm. Alat yang digunakan dalam pengujian ini
adalah Whell Tracking yang memiliki ban karet selebar 50 mm dengan tekanan roda
sebesar 6.5 Kg/cm2, roda Wheel Tracking berjalan dengan kecepatan 42 lintasan
permenit. Pengujian dilaksanakan selma 1 jam, dan pengamatan jejak roda dilakukan
pada lintasan 42, 210, 420, 630, 1260, 1890, dan 2520. Data-data yang akan diperoleh
dari pengujian ini adalah stabilitas dinamis (lintasan/mm), laju deformasi (mm/m) dan
deformasi permanen (mm).
Dari pengujian terhadap benda uji Marshall diperoleh beban maksimum; yang
selanjutnya, data tersebut digunakan untuk menghitung parameter-parameter Marshall
untuk mendapatkan beton aspal dengan kadar aspal optimum
Sedangkan, dari hasil Wheel Tracking didapat deformasi yang terjadi untuk
setiap jumlah siklus yang ditentukan dengan variabel penelitian yang dipakai.
BAB IV
Perkiraan biaya yang dibutuhkan dalam penelitian ini tertera pada tabel 4.1
dibawah ini :
1. Honor Penelitian
Honor Kuantitas Harga Satuan Biaya Yang
(Rp) Diusulkan (Rp)
Ketua 1 6 bln Rp 1,200,000.00 Rp 7,200,000.00
Anggota 1 6 bln Rp 800,000.00 Rp 4,800,000.00
SUB TOTAL Rp 12,000,000.00
2. Pengadaan Limbah Biji Plastik HDPE
Uraian Kuantitas Harga Satuan Biaya Yang
(Rp) Diusulkan (Rp)
Pembelian dan 1 40 kg Rp 30,000.00 Rp 1,200,000.00
pengolahan plastik
C. Pengujian Prototype
Pengujian Marshall 90 sampel Rp 20,000.00 Rp 1,800,000.00
Pengujian Wheel 15 sampel Rp 300,000.00 Rp 4,500,000.00
Tracking
SUB TOTAL Rp 9,985,000.00
4. Perjalanan
Kegiatan Kuantitas Harga Satuan Biaya Yang
(Rp) Diusulkan (Rp)
Pencarian material, alat 1 Ls Rp 2,000,000.00 Rp 2,000,000.00
bantu
Tinjauan ke Lokasi 1 Ls Rp 2,000,000.00 Rp 2,000,000.00
pengolahan plastik
SUB TOTAL Rp 4,000,000.00
5. Laporan dan lain-lain
Kegiatan Kuantitas Harga Satuan Biaya Yang
(Rp) Diusulkan (Rp)
Laporan akhir 1 Ls Rp 1,500,000.00 Rp 1,500,000.00
Penuliasan Jurnal 1 Ls Rp 3,000,000.00 Rp 3,000,000.00
SUB TOTAL Rp 4,500,000.00
Direktorat Jendral Bina Marga 2010. Spesifikasi Umum Direktorat Jendral Bina Marga
Edisi 2010 Revisi 3 Divisi 6. Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia.
Wan Mohd Nazmi Wan Abdul Rahman, Achmad Fauzi Abdul Wahab (2012), Green
Pavement Using Recyled Polyethylene Terephthalate (PET) as Partial Fine
Aggregate Replacement in Modified Asphalt. (Malaysia Technical Universities
Conference on Engineering & Technolgy 2012, MUCET 2012 Part 3 – Civil
and Chemical Engineering
Anissa Noor Tajudin, Latif Budi Suparma (2014). Pemanfaatan Limbah Plastik
Sebagai Agregat Pengganti Pada Campuran Asphalt Concrete – Binder Course
(AC – BC). (The 17th FSTPT international Symposium, Jember University,22-
24 August 2014)
Putra, Yanuar Dwi (2004). Pengaruh High Density Polyethylene Sebagai Agregat
Pengganti Terhadap Karakteristik Marshall dan Permeabilitas Campuran
Superpave. (Thesis Terpublikasi, Magister Sistem dan Transportasi Program
Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, 2004)