Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Analisa Akuntansi dan Perpajakan, Volome 1, Nomor 1, Maret 2017, Hlm.

85-96

MODEL PERHITUNGAN UNIT COST LAYANAN KESEHATAN


DENGAN METODE BIAYA KONVENSIONAL DAN ABC
(STUDI KASUS DI PUSKESMAS “X” KABUPATEN LUMAJANG)

Imam Mulyono
Politeknik Negeri Malang
imam.mulyono.polinema@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun model perhitungan Biaya Unit Layanan Kesehatan dengan
Pendekatan Metode Biaya Konvensional dan ABC (Activity Based Costing) di Puskesmas “X”
Kabupaten Lumajang. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Teknik analisis data
dilakukan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan ada perbedaan
antara metode biaya konvensional dan ABC. Perbedaan terletak pada alokasi jenis biaya. Metode
ABC lebih informatif dalam mengklasifikasikan jenis biayan karena berdasarkan aktivitas yang
sesungguhnya terjadi di Puskesmas dan dapat memberikan manfaat jangka panjang karena akan
diketahui jenis biaya mana saja yang dapat dikendalikan atau dihapus karena aktivitasnya dapat
dideteksi. Metode konvensional hanya melekat pada layanan atau tidak pengklasifikasiannya biayanya
sehingga dalam jangka panjang, efisiensi biaya dan pengendalian sulit untuk dilakukan meskipun
mudah dalam implementasinya.

Kata Kunci: Unit cost, metode konvensional, metode ABC

Abstract
The purpose of this study was to develop a model calculation of Unit Costs of Health Services Cost
Method Conventional Approach and ABC (Activity Based Costing) in Puskesmas "X" Lumajang.
This study uses the case study method. Data analysis technique conducted with qualitative and
quantitative analysis. The results of data analysis showed no difference between the cost of
conventional methods and ABC. The difference lies in the type of cost allocation. ABC method is
more informative in classifying types biayan because based activity that actually occurred in the
health centers and can provide long-term benefits as it will be known which types of costs that can be
controlled or removed because its activity can be detected. The conventional method is only attached
to the service or not classification costs so that in the long term, cost efficiency and control is difficult
to do though simple in its implementation.

Keyword: Unit cost, the conventional method, the ABC method

Mulyono, Model Perhitungan Unit Cost Layanan Kesehatan....... Page 85


Jurnal Analisa Akuntansi dan Perpajakan, Volome 1, Nomor 1, Maret 2017, Hlm. 85-96

PENDAHULUAN hubungannya dengan produk (direct,


indirect cost, dan overheads) dan ABC
Kondisi Puskesmas saat ini, masih (Resenberg 2013; Nakagawa dan Hiroyuki
mempunyai banyak keterbatasan dan 2009; Cao et al 2006; Wanitphakdeedecha et
kekurangan terutama dalam pengembangan al 2009).
inovasi layanan antara lain sarana dan
prasarana yang kurang memadai, pelayanan
kesehatan yang masih dibawah standar TINJAUAN PUSTAKA
pelayanan minimum, belum didukung Pusat Kesehatan Masyarakat
system informasi kesehatan yang up to date Puskesmas adalah unit pelaksana
serta kesejahteraan tenaga medis yang teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
kurang diperhatikan (Septianbarakati, 2014). bertanggungjawab menyelenggarakan
Munculnya permasalahan tersebut tidak pembangunan kesehatan di suatu wilayah
lepas dari perencanaan yang kurang bagus kerja. 1. Unit Pelaksana Teknis Sebagai unit
utamanya bagaimana pengalokasian biaya pelaksana teknis Dinas Kesehatan
operasional Puskesmas sehingga Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas
mempengaruhi besaran unit cost layanan berperan menyelenggarakan sebagian dari
sebagai dasar pengembangan organisasi dan tugas teknis operasional Dinas Kesehatan
layanan kesehatan masyarakat. Unit cost Kabupaten/Kota dan merupakan unit
merupakan salah satu bagian dari teori pelaksana tingkat pertama serta ujung
‘akuntansi biaya’ yang dianggap penting tombak pembangunan kesehatan di
untuk dikembangkan di institusi kesehatan Indonesia. 2. Pembangunan Kesehatan
untuk pengambilan keputusan internal. Pembangunan kesehatan adalah
Manajemen dapat memanfaatkan informasi penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
yang dihasilkan oleh unit cost sebagai dasar bangsa Indonesia untuk meningkatkan
penentuan, menilai efisiensi pelayanan, kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
bahkan dapat digunakan pula sebagai dasar sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
negosiasi dengan stakeholders. kesehatan masyarakat yang optimal. 3.
Kenyataannya, unit cost tidak Penanggungjawab Penyelenggaraan
dipakai sebagai pengambilan keputusan Penanggungjawab utama penyelenggaraan
pembiayaan institusi kesehatan. Oleh karena seluruh upaya pembangunan kesehatan di
itu muncul argument “unit cost tidak wilayah kabupaten/kota adalah Dinas
diperlukan”, yang penting justru ATP Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan
(Ability to Pay) dan WTP (Willingness to puskesmas bertanggungjawab hanya
Pay). Unit cost hanya untuk kebutuhan sebagian upaya pembangunan kesehatan
intern dalam institusi kesehatan yang bisa yang dibebankan oleh dinas kesehatan
dikatakan hanya formalitas saja dan model kabupaten/kota sesuai dengan
costing yang digunakan dalam institusi kemampuannya. 4. Wilayah Kerja Secara
kesehatan juga belum tepat nasional, standar wilayah kerja puskesmas
(http://www.kpmak-ugm.org). Informasi adalah satu kecamatan, tetapi apabila di satu
biaya mempunyai fungsi sentral antara lain kecamatan terdapat lebih dari dari satu
digunakan untuk planning, budgeting, puskesmas, maka tanggungjawab wilayah
controlling dan penilaian organisasi, selain kerja dibagi antar puskesmas, dengan
digunakan sebagai pijakan untuk menyusun memperhatikan keutuhan konsep wilayah
strategi ke depan, meningkatkan kapasaitas (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing
layanan kesehatan serta menentukan puskesmas tersebut secara operasional
keakurasian informasi biaya sebagai dasar bertanggungjawab langsung kepada Dinas
penentapan harga layanan. Dalam Kesehatan Kabupaten/Kota (Keputusan
menentukan unit cost metode costing yang Menteri Kesehatan
digunakan dengan pendekatan biaya dalam

Mulyono, Model Perhitungan Unit Cost Layanan Kesehatan....... Page 86


Jurnal Analisa Akuntansi dan Perpajakan, Volome 1, Nomor 1, Maret 2017, Hlm. 85-96

No.128/MENKES/SK/II/2004 tentang kemudian dengan berharap sejumlah marjin


Kebijakan dasar Puskesmas). tertentu mereka menentukan target cost,
tentu saja tanpa mengorbankan kualitas,
Akuntansi Biaya karena kualitas juga merupakan hal sesnitif
Menurut Hansen dan Mowen dalam dunia usaha yang lingkungan
(2004:40), biaya didefinisikan sebagai kas persaingannya sangat ketat. Metode ini
atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan dikenal sebagai “target costing”.
untuk mendapatkan barang atau jasa yang Institusi kesehatan milik pemerintah,
diharapkan memberi manfaat saat ini atau di relatif tidak terlalu dicemaskan oleh kondisi
masa yang akan dating bagi organisasi. persaingan yang ketat. Subsidi pemerintah,
Sedangkan menurut Harnanto dan Zulkifli sumber daya yang hampir melimpah
(2003:14), biaya merupakan sesuatu yang dan captive market menyebabkan rumah
berkonotasi sebagai pengurang yang harus sakit pemerintah tidak perlu terlalu
dikorbankan untuk memperoleh tujuan akhir mencemaskan masalah persaingan. Jika
yaitu mendatangkan laba. Menurut penentuan tarif berdasarkan unit
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa cost mempunyai kelemahan, pertanyaannya
biaya merupakan kas atau nilai ekuivalen adalah perlukah puskesmas/rumah sakit
kas yang dikeluarkan oleh entitas untuk berlelah-lelah menghitung unit cost? Tentu
mendapatkan barang atau jasa yang sangat penting. Informasi tentang unit
diharapkan guna memberikan suatu manfaat cost merupakan informasi vital bagi semua
yaitu peningkatan laba di masa mendatang. organisasi, baik yang berorientasi pada laba,
Unit cost sebagai dasar penentuan maupun yang bersifat non profit.
tarif memang sangat masuk akal, meskipun Informasi unit cost tidak hanya diperlukan
demikian, penentuan tarif berbasis unit cost untuk penentuan tarif, tetapi informasi
harus dilakukan secara hati-hati. Proses tentang unit cost justru lebih dipelukan
penentuan tarif berdasarkan unit cost untuk berbagai kepentingan manajerial
dilakukan dengan terlebih dahulu lainnya. Informasi unit cost dibutuhkan
menghitung semua biaya yang dikeluarkan untuk memberikan informasi kepada pihak
dalam rangka pelayanan, kemudian eksternal atau pun pihak internal atau
berdasarkan biaya tersebut, tarif diperoleh manajemen rumah sakit. Informasi unit
dengan cara menjumlahkan unit cost dan cost dibutuhkan oleh pihak eksternal untuk
marjin yang diharapkan. Dalam dunia usaha mengetahui berapa besarnya unit
yang sangat kompetitif, penentuan tarif cost pelayanan di rumah sakit, yang
berbasis unit cost dianggap sangat kemudian oleh pihak eksternal tersebut,
berbahaya, karena tidak mendukung informasi ini digunakan untuk mengambil
pengendalian biaya dan efisiensi biaya. Jika keputusan dalam hubungan mereka dengan
organisasi atau badan usaha tidak efisien, pihak rumah sakit. Sebagai contoh,
maka unit cost yang diperoleh akan terlalu pemerintah sebagai pihak eksternal rumah
tinggi (over costed) dan karena tarif sakit membutuhkan informasi tentang unit
ditentukan berbasis cost, mungkin saja tarif cost sebagai dasar untuk mempertimbangkan
yang ditentukan juga menjadi terlalu tinggi. besarnya tarif paket jaminan dan pemberian
Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat, subsidi. Pihak internal atau manajemen
masalah harga adalah sangat sensitif, sedikit rumah sakit membutuhkan informasi
saja harga ditentukan terlalu tinggi dari tentang unit cost untuk berbagai kepentingan
harga pesaing, maka pelanggan akan lari ke manajerial. Beberapa contoh manfaat
badan usaha pesaing. Oleh karena itu, dalam informasi unit cost bagi pihak manajemen
kondisi persaingan yang sangat ketat, puskesmas rumah sakit adalah: untuk
biasanya badan usaha akan menghindari keperluan analisis efisiensi biaya, evaluasi
metode cost-based pricing, tetapi mereka kinerja aktivitas, pengambilan keputusan
memilih metode market pricing, dan taktis dan strategik dan berbagai

Mulyono, Model Perhitungan Unit Cost Layanan Kesehatan....... Page 87


Jurnal Analisa Akuntansi dan Perpajakan, Volome 1, Nomor 1, Maret 2017, Hlm. 85-96

kepentingan lain, termasuk sebagai alat Allocation, dibebankan ke aktivitas melalui


bernegosiasi dengan pihak eksternal, basis yang bersifat sembarang.
termasuk pemerintah. Informasi unit Menurut Mulyadi (2006:55),
cost ditujukan untuk kepentingan pihak pengertian Activity Based Costing adalah
internal, maka penentuan unit cost mengacu system informasi biaya yang berorientasi
pada prinsip different cost for different pada penyediaan informasi lengkap tentang
purpose. Tidak ada satu pedoman pasti aktifitas untuk memungkinkan personil
untuk menentukan unit cost untuk perusahaan melakukan pengelolaan terhadap
kepentingan pihak manajemen. Pihak aktivitas. Sistem informasi ini menggunakan
manajemen rumah sakit membutuhkan aktivitas sebagai basis serta pengurangan
informasi tentang unit cost untuk berbagai biaya dan penentuan secara akurat biaya
kepentingan, antara lain, untuk perencanaan produk/jasa sebagai tujuan. Secara umum,
dan penganggaran, mengevaluasi efisiensi aktifitas dapat dikelompokkan ke dalam
biaya pelayanan, mengevaluasi kinerja empat golongan, yaitu: (1) Result-producing
aktivitas dan melakukan berbagai activities, adalah aktivitas yang secara
pengambilan keputusan, baik taktis maupun langsung berkaitan dengan penyediaan
strategik. Informasi tentang unit cost yang produk / jasa bagi customer luar. Kelompok
akurat juga dibutuhkan untuk melakukan aktivitas ini mendatangkan pendapatan bagi
berbagai negosiasi dengan pihak eksternal. perusahaan. (2) Result-contributing activities
Ada banyak metode penentuan unit cost. adalah aktivitas yang memberikan dukungan
Tidak ada satu metode penentuan unit secara langsung kepada result-producing
cost yang paling baik digunakan untuk activities dalam penyediaan produk / jasa
segala kepentingan manajerial. Peran bagi customer. (3) Support activities adalah
akuntan rumah sakit pada rumah sakit sangat aktivitas pusat jasa untuk menyediakan
penting dalam menentukan metode layanan bagi result – producing activities
penentuan unit costs esuai tujuan manajerial. dan result-contributing activities. (4)
Oleh karena itu, mereka harus memahami Hygiene and housekeeping activities adalah
berbagai metode akuntansi biaya dan aktivitas pusat jasa yang menyediakan
memahami cara penggunaannya layanan kebersihan dan kerumah tanggaan
(Ambarriani, 2012). bagi result-producing activities, result-
contributing activities dan support activities.
Metode Costing dan Activity Based Costing Klasifikasi Activity Driver menurut
Menurut Mulyadi (2006) secara Mulyadi (2006), adalah sebagai berikut:
umum biaya dapat digolongkan ke dalam (1) Unit-level activity adalah jenis aktivitas
dua kelompok besar: 1. Biaya langsung yang dikonsumsi oleh produk/ jasa
produk/jasa, 2. Biaya tidak langsung berdasarkan unit yang dihasilkan oleh
produk/jasa. Biaya ini dikelompokkan aktivitas tersebut. Basis pembebanan biaya
menjadi dua golongan berikut ini : a. Biaya aktivitas ke produk yang menggunakan
langsung aktivitas, yaitu biaya yang dapat jumlah unit produk, jam mesin, atau jam
dibebankan secara langsung ke aktivitas tenaga kerja langsung. (2) Batch-related
melalui direct tracing. b. Biaya tidak activity adalah jenis aktivitas yang
langsung aktivitas, yaitu biaya yang tidak dikonsumsi oleh produk / jasa berdasarkan
dapat dibebankan secara langsung ke jumlah batch produk yang diproduksi. (3)
aktivitas. Biaya ini dibebankan ke aktivitas Product-sustaining activity adalah jenis
melalui salah satu dari dua cara : (1) Driver aktivitas yang dikonsumsi oleh produk / jasa
tracing, dibebankan ke aktivitas melalui berdasarkan jenis produk yang dihasilkan
resource driver, yaitu basis yang oleh aktivitas tersebut. Basis pembebanan
menunjukkan hubungan sebab akibat antara biaya aktivitas ke produk yang
konsumsi sumber daya dengan aktivitas. (2) menggunakan konsumsi waktu untuk
mendesain dan mengembangkan produk /

Mulyono, Model Perhitungan Unit Cost Layanan Kesehatan....... Page 88


Jurnal Analisa Akuntansi dan Perpajakan, Volome 1, Nomor 1, Maret 2017, Hlm. 85-96

jasa. (3) Facility-sustaining activity adalah 5. Memberi dukungan pertimbangan dalam


jenis aktivitas yang dokonsumsi oleh produk pembuatan keputusan.
/ jasa berdasarkan fasilitas yang dinikmati Menurut Pudjirahardjo (1998)
oleh produk yang diproduksi. Basis dalam Bastian (2015:303), pengertian biaya
pembebanan biaya aktivitas ke produk di bidang layanan kesehatan adalah nilai
berdasarkan pemanfaatan fasilitas disebut sejumlah input (factor produksi) yang
facility-sustaining activity. dipakai untuk menghasilkan suatu produk
Penerapan sistem ABC memberikan (output). Biaya layanan merupakan dasar
beberapa keuntungan yaitu meningkatkan penentuan tariff, biaya harus dapat
kualitas pengambilan keputusan, aktifitas menggambarkan besarnya pengeluaran
perbaikan secara terus menerus untuk secara jelas dan dasar penentuannya harus
mengurangi biaya overhead, memudahkan seimbang dapat dijelaskan pembebanan dari
menetukan relevant cost, menyediakan sektor pendukung. Dalam
informasi yang berlimpah tentang aktivitas perkembangannya, akuntansi biaya telah
yang digunakan oleh perusahaan untuk mengalami perubahan yang radikal sejak
menghasilkan produk dan jasa bagi awal tahun 1990-an, Akuntansi biaya tidak
customer, menyediakan fasilitas untuk lagi dipandang sebagai cara menghitung dan
menyusun dengan cepat anggaran berbasis menentukan biaya, namun lebih luas sebagai
activitas (activity based budget), system yang menghasilkan informasi biaya
menyediakan informasi biaya untuk dan informasi operasi untuk memperdayakan
memantau implementasi rencana personil organisasi dalam pengelolaan
pengurangan biaya dan menyediakan secara aktivitas dan pengambilan keputusan yang
akurat dan multidimensi biaya produk dan lain. Dalam organisasi kesehatan di
jasa yang dihasilkan perusahaan. Indonesia, system akuntansi yang telah
diterapkan, sebagai berikut:
Sistem Akuntansi Biaya Kesehatan 1. Sistem pembiayaan aktivitas kesehatan
Tidak tersedianya informasi (Activity Costing System)
akuntansi unit cost layanan kesehatan 2. Case-mix berbasiskan Biaya langsung
mengakibatkan kegiatan strategis tidak dan tidak langsung.
tercapai. Masih banyak permasalahan biaya 3. Case-mix berbasiskan Activity Based-
di organisasi kesehatan tidak terpecahkan Costing (Bastian, 2015:311).
karena tidak tersedianya informasi biaya
yang elementer, yakni komponen-komponen Kasifikasi Biaya Kesehatan dalam Biaya
biaya pembentuk unit cost produk layanan. langsung dan Tidak Langsung.
Akibatnya adalah permasalahan dan Menurut Bastian (2015:341), biaya
hambatan akan berulang kali atau bahkan langsung dibagi dalam biaya medical, biaya
merembet ke seluruh aspek organisasi. investasi, dan biaya sumber daya manusia.
Menurut Setyawan dan Debra (2015:30), Masing-masing biaya terdiri dari biaya tetap
secara garis besar akuntansi unit cost dan biaya variable. Tabel 1, menjelaskan
organisasi kesehatan memiliki beberapa klasifikasi biaya langsung dalam organisasi
peran kritikal, antara lain: kesehatan.
1. Menyajikan perhitungan atau kalkulasi Tabel 1
unit cost produk layanan. Biaya Langsung Organisasi Kesehatan
Jenis
2. Menyediakan informasi untuk Biaya Biaya Tetap Biaya Variabel
pengendalian biaya kesehatan. Langsung
Biaya - 1. Bahan Pakai
3. Menjadi sarana pemantauan Medikal Medis
pengembalian investasi. 2. Obat
Biaya Investasi Gedung 1. Bahan Habis Pakai
4. Memfasilitasi pengelolaan modal kerja Investasi  Biaya Rutin & Non Medis.
rumah sakit. Berkala perawatan  Biaya alat listrik
gedung. & elektronik
 Biaya Pembangunan gedung RS.

Mulyono, Model Perhitungan Unit Cost Layanan Kesehatan....... Page 89


Jurnal Analisa Akuntansi dan Perpajakan, Volome 1, Nomor 1, Maret 2017, Hlm. 85-96

gudang obat.  Biaya perangko, diklasifikasi secara alami yang


 Biaya pembangunan matere dan benda
rawat inap. pos lainnya. memungkinkan kombinasi secara fleksibel
 Biaya pembangunan  Biaya alat dengan data lain, seperti pusat
UGD kebersihan &
 Biaya pembangunan pembersih. pertanggungjawaban, aktivitas, produk/jasa,
& pengembangan  Biaya bahan bakar dan customer, untuk menghasilkan informasi
unit minyak/gas.
layanan/poliklinik.  Biaya pengisian biaya multideminsi. Arus biaya dalam
 Biaya pembangunan tabung pemadam system ABC dimulai dari pencatatan biaya
& pengembangan kebakaran.
lab.  Dan sebagainya.
berdasarkan klasifikasin alami menurut
 Biaya pembangunan pusat pertanggungjawaban adan aktivitas,
& pengembangan
ruang jenazah.
kemudian pembebanan biaya aktivitas ke
 Biaya instalasi produk/jasa. Dalam hal ini, pada proses
pengelolaan limbah.
 Dan sebagainya.
pencatatannya biaya kesehatan dalam system
Investasi Alat Medis ABC diklasifikasikan menjadi 3 macam
 Biaya Ambulan biaya yaitu:
 Biaya Alat injeksi
 Biaya Peralatan 1. Biaya Bahan, yang termasuk dalam
Operasi. biaya bahan adalah:
 Biaya Peralatan
Terapi. a. Biaya bahan perawatan luka.
 Biaya peralatan b. Biaya bahan untuk operasi.
pemeriksaan medis.
 Dan sebagainya.
c. Biaya bahan kimia di lab.
d. Biaya obat untuk pasien.
Investasi Alat Non
Medis.
e. Biaya peralatan penunjang pasien
 Biaya meubelair. rawat jalan.
 Biaya perlengkapan f. Biaya konsumsi pasien rawat inap.
rumah tangga
(dapur, ruang 2. Biaya Tenaga Kerja, yang termasuk
pasien, laundry, dalam biaya tenaga kerja adalah:
ruang tunggu, dll)
Biaya 1. Gaji tetap. 1. Biaya a. Biaya Dokter.
SDM Honorarium b. Biaya perawat.
Medis SDM Medis
2. Uang Lembur c. Biaya petugas Lab.
tenaga medis. d. Biaya petugas terapi.
Sumber: Bastian (2015:342).
e. Biaya tenaga Administrasi lainnya.
f. Biaya office boy,cleaning service,
Sedangkan klasifikasi biaya tidak
dan security.
langsung yang terdiri dari biaya tetap dan
3. Biaya Overhead, yang termasuk dalam
biaya variabel, dijelaskan pada tabel 2:
Tabel 2 biaya overhead adalah:
Biaya Tidak Langsung Organisasi Kesehatan a. Biaya peralatan pemeriksaan.
No. Biaya Tetap Biaya Variabel b. Biaya peralatan untuk operasi.
1. Investasi Gedung Biaya Bahan c. Biaya peralatan ruang terapi.
Adminitrasi habis pakai d. Biaya peralatan dalam kamar pasien.
ATK.
e. Biaya listrik/diesel.
2. Investasi -
peralatan kantor f. Biaya kebersihan.
3. Biaya SDM - g. Biaya peralatan pencatatan
(tenaga administrasi.
administrasi non Pada gambar 1, akan dijelaskan
medis) skema arus biaya dalam system ABC di
Sumber: Bastian
(2015:343)
organisasi kesehatan:

Kasifikasi Biaya Kesehatan dalam Sistem Perhitungan Unit Cost.


ABC Untuk menghitung unit cost/biaya
Menurut Bastian (2015:350), dalam satuan, maka dibutuhkan informasi lainnya,
system ABC, data sumber/sumber daya yaitu jenis-jenis layanan, pemeriksaan

Mulyono, Model Perhitungan Unit Cost Layanan Kesehatan....... Page 90


Jurnal Analisa Akuntansi dan Perpajakan, Volome 1, Nomor 1, Maret 2017, Hlm. 85-96

(produk) yang dihasilkan di sarana 2) Analisis kuantitatif data sekunder, dengan


pelayanan kesehatan primer, misalnya tahapan:
pemeriksaan fisik, pemeriksaan lab, dan lain a. Mengidentifikasi Biaya-biaya yang
sebagainya. Apabila suatu unit/ruangan di terjadi di Puskesmas “X”.
sarana layanan kesehatan primer b. Mengklasifikasikan biaya ke dalam
menghasilkan produk yang homogeny, biaya langsung dan tidak langsung.
misalnya ruang pemeriksaan hanya untuk c. Mengklasifikasikan biaya ke dalam
memeriksa, maka untuk mendapatkan biaya kelompok aktivitas.
satuan/unit cost, biaya total yang telah d. Menghitung total biaya dengan
dihitung langsung dibagi dengan pendekatan metode costing tradisional
junlah/volume pemeriksaan selama setahun. dan ABC.
Sedangkan apabila suatu unit/ruangan di e. Menghitung jumlah/volume
sarana pelayanan kesehatan primer pemeriksaan selama setahun.
menghasilkan produk yang f. Menghitung unit cost Puskesmas “X”
heteroden/bermacam-macam, maka tahun 2014 dengan membagi total
perhitungan baiaya satuan menggunakan biaya dengan jumlah/volume
relative value unit, dasar pembobotannya pemeriksaan selama tahun 2014.
adalah biaya medis habis pakai dan bahan
habis pakai.

METODE PENELITIAN ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini menggunakan metode Identifikasi Biaya
studi kasus. Obyek penelitian ini adalah Berdasarkan identifikasi biaya
Puskesmas “X” Kabupaten Lumajang dan dengan melakukan pengelompokan dan
satuan kajian difokuskan pada perhitungan perhitungan biaya, maka diperoleh informasi
unit cost layanan yang disediakan di jenis biaya, jumlah biaya dan persentase
Puskesmas. Latar belakang peneliti memilih kontribusi masing-masing jenis biaya ke
obyek penelitian ini karena peneliti total biaya, dijelaskan dalam tabel 3.
diberikan akses untuk mendapatkan data Tabel 3
baik primer maupun sekunder. Pada Jenis Biaya Puskesmas “X” Tahun 2014
penelitian ini, obyek penelitian sengaja No. Jenis Biaya Total (Rp) Total (%)
1 Gedung 652,500,780 20.22%
dikaburkan (istilah “X”) karena permintaan 2 Alat Medis 550,350,900 17.06%
dari nara sumber. Data yang digunakan 3 Alat Non Medis 85,580,000 2.65%
dalam penelitian ini adalah data primer yang 4 Kendaraan 135,592,700 4.20%
5 Pemeliharaan Gedung 12,750,000 0.40%
diperoleh melalui pengamatan langsung, 6 Pemeliharaan Alat Medis 9,750,000 0.30%
wawancara dan diskusi dengan Kepala 7 Pemeliharaan Alat Non Medis 4,750,000 0.15%
Puskesmas dan beberapa tenaga medis di 8 Pemeliharaan Kendaraan 5,750,000 0.18%
9 Gaji 1,306,500,800 40.49%
Puskesmas “X”. Sedangkan data sekunder
10 BHP Medis 432,280,900 13.40%
diperoleh melalui studi kepustakaan, 11 BHP Non Medis 13,800,000 0.43%
pengambilan data keuangan dan non 12 Listrik 9,600,000 0.30%
keuangan yang dimiliki Puskesmas “X”, 13 Telepon 3,600,000 0.11%
14 Air 3,900,000 0.12%
serta sumber-sumber lain yang menunjang Total 3,226,706,080 100.00%
laporan penelitian ini. Teknik analisis data Sumber: Data diolah Puskesmas “X” tahun 2015
yang akan dilakukan antara lain:
1) Analisis kualitatif data yang dikumpulkan
melalui wawancara antara peneliti dengan
Kepala Puskesmas dan tenaga medis
lainnya.

Mulyono, Model Perhitungan Unit Cost Layanan Kesehatan....... Page 91


Jurnal Analisa Akuntansi dan Perpajakan, Volome 1, Nomor 1, Maret 2017, Hlm. 85-96

Tabel 4 Tabel 6
Jenis Biaya Non Gaji PNS Puskesmas “X” Tahun Total Biaya Pusat Pendapatan Non Gaji PNS
2014 Puskesmas “X” Tahun 2014
No. Pusat Biaya Total (Rp) Total (%)
No. Jenis Biaya Total (Rp) Total (%)
1 Laboratorium 54,564,044.90 8%
1 Alokasi Gedung Per Tahun 26,100,031 3.83% 2 Poli Umum 402,409,831.11 59%
2 Alokasi Alat Medis Per Tahun 55,035,090 8.07% 3 Poli Gigi 102,307,584.18 15%
3 Alokasi Alat Non Medis Per Tahun 17,116,000 2.51% 4 Kesehatan Ibu & Anak 75,025,561.73 11%
5 Rawat Inap 47,743,539.28 7%
4 Alokasi Kendaraan Per Tahun 27,118,540 3.98%
682,050,561
5 Pemeliharaan Gedung 12,750,000 1.87%
Sumber: Data diolah
6 Pemeliharaan Alat Medis 9,750,000 1.43% Puskesmas “X” tahun 2014
7 Pemeliharaan Alat Non Medis 4,750,000 0.70%
8 Pemeliharaan Kendaraan 5,750,000 0.84%
9 Gaji 60,500,000 8.87% Pada tabel 5 dan tabel 6, total biaya pada
10 BHP Medis 432,280,900 63.38% pusat pendapatan puskesmas “X” tertinggi
11 BHP Non Medis 13,800,000 2.02%
12 Listrik 9,600,000 1.41%
pada poli umum sebesar 59%, sedangkan
13 Telepon 3,600,000 0.53% yang terendah di unit rawat inap sebesar 7%
14 Air 3,900,000 0.57% dari total biaya. Berdasarkan hasil
Total 682,050,561 100.00% wawancara, kondisi ini disebabkan karena
Sumber: Data diolah
Puskesmas “X” tahun 2015 makin sadarnya masyarakat terhadap
kesehatan, apabila terjadi keluhan yang tidak
Berdasarkan tabel di atas, Peneliti seperti biasanya masyarakat langsung
membedakan jenis biaya pada tabel 3 dan 4, memeriksakan diri di Puskesmas, dan
antara lain; pada tabel 3, total jenis biaya Dokter Puskesmas untuk Poli Umum juga
gaji merupakan gabungan gaji PNS dan non merupakan dokter spesialis. Sedangkan
PNS, sedangkan pada tabel 4, total jenis rendahnya tingkat hunian untuk unit rawat
biaya gaji hanya gaji non PNS saja. Tujuan inap karena jarak rumah sakit umum daerah
peneliti membedakan hal tersebut karena tidak begitu jauh dari daerah
peneliti ingin mengetahui total biaya asal/operasional Puskesmas jadi masyarakat
riil/sebenarnya yang dikeluarkan oleh lebih memilih di RSUD daripada di
puskesmas apabila tanpa ada pembayaran Puskesmas.
gaji PNS yang bersumber dari APBD dan
seakan-akan semua gaji sumber daya Jumlah/Volume Kapasitas
manusia didanai secara langsung dari Jumlah/volume kapasitas atau total
kegiatan operasional Puskesmas. Sehingga kunjungan per orang di Puskesmas “X”
berdasarkan tabel 3 Total Biaya Investasi menunjukan perkembangan yang signifikan
dan Operasional sebesar Rp.3.226.706.080,-, dari tahun ke tahun, pada tahun 2012
sedangkan Total Biaya Investasi dan meningkat 2,21%, tahun 2013 meningkat
Operasional pada tabel 4 sebesar Rp. 3,11%, dan tahun 2014 naik tajam sebesar
682.050.651,- 17,67%, seperti yang dijelaskan di tabel 7.
Tabel 7
Jumlah Kunjungan/Orang Puskesmas “X” Tahun
2014
Tabel 5 Jumlah Kunjungan Rata-rata
No. Tahun Perkembangan
Total Biaya di Pusat Pendapatan Puskesmas “X” Tahun Bulan Hari
1 2011 8831 736 31 0.00%
Tahun 2014 2 2012 9441 787 33 2.12%
No. Pusat Biaya Total (Rp) Total (%)
3 2013 10336 861 36 3.11%
1 Laboratorium 258,136,486.40 8%
4 2014 15426 1,286 54 17.67%
2 Poli Umum 1,903,756,587.20 59%
3 Poli Gigi 484,005,912 15% Sumber: Data diolah
4 Kesehatan Ibu & Anak 354,937,668.80 11% Puskesmas “X” tahun 2015
5 Rawat Inap 225,869,425.60 7%
3,226,706,080
Sumber: Data diolah Puskesmas “X” tahun 2015 Pembahasan Hasil Penelitian
Perhitungan Unit Cost dengan Metode
Konvensional
Analisis perhitungan biaya/tarif
rasional/riil dengan menganalisis biaya

Mulyono, Model Perhitungan Unit Cost Layanan Kesehatan....... Page 92


Jurnal Analisa Akuntansi dan Perpajakan, Volome 1, Nomor 1, Maret 2017, Hlm. 85-96

satuan, salah satunya dengan metode dengan jumlah kunjungan, dengan


konvensional, dengan pendekatan menggunakan rumus tersebut, biaya satuan
layanan/produk, yaitu dengan layanan di Puskesmas “X” dijelaskan di
pengklasifikasian biaya langsung dan biaya tabel 10.
tidak langsung. Perhitungan unit cost/biaya Tabel 10
satuan dijelaskan pada tabel 8 dan 9. Perhitungan Biaya Satuan Layanan
Metode Biaya Konvensional Puskesmas “X” Tahun
2014
Tabel 8
No. Jenis Biaya Total Biaya Jmh Kunjungan Biaya Satuan
Perhitungan Unit Cost dengan Metode Konvensional 1 Total Biaya dengan Gaji PNS 1,928,051,361 15,426 124,987
Secara Keseluruhan 2 Total Biaya Non Gaji PNS 556,680,900 15,426 36,087
No. Jenis Biaya Total (Rp) DC (%) DC (Rp) IDC (%) IDC (Rp) Sumber: Data diolah
1 Gedung 26,100,031 90% 23,490,028 10% 2,610,003 Puskesmas “X” tahun 2015
2 Alat Medis 55,035,090 100% 55,035,090 0% - Berdasarkan tabel 10, diperoleh unit
3 Alat Non Medis 17,116,000 90% 15,404,400 10% 1,711,600
4 Kendaraan 27,118,540 100% 27,118,540 0% - cost/biaya satuan layanan puskesmas dengan
5 Pemeliharaan Gedung 12,750,000 0% - 100% 12,750,000 mempertimbangan semua gaji pegawai
6 Pemeliharaan Alat Medis 9,750,000 0% - 100% 9,750,000 Puskesmas sebesar Rp.124.987,00, artinya
7 Pemeliharaan Alat Non Medis 4,750,000 0% - 100% 4,750,000
8 Pemeliharaan Kendaraan 5,750,000 0% - 100% 5,750,000
biaya riil/sebenarnya yang harus dikeluarkan
9 Gaji 1,306,500,800 94% 1,228,110,752 6% 78,390,048 oleh pasien secara rata-rata pada masing-
10 BHP Medis 432,280,900 100% 432,280,900 0% - masing unit layanan sebesar Rp. 124.987,00.
11 BHP Non Medis 13,800,000 95% 13,110,000 5% 690,000
12 Listrik 9,600,000 90% 8,640,000 10% 960,000
Sedangkan apabila total gaji pegawai
13 Telepon 3,600,000 90% 3,240,000 10% 360,000 Puskesmas “X” yang PNS tidak dimasukkan
14 Air 3,900,000 90% 3,510,000 10% 390,000 dalam komponen total biaya unit cost secara
Total 1,928,051,361 1,809,939,710 118,111,651 rata-rata pada masing-masing layanan
Sumber: Data diolah
Puskesmas “X” tahun 2015 sebesar Rp. 36.087,00. Berdasarkan hasil
wawancara dengan nara sumber, untuk
Tabel 9. mendapatkan layanan kesehatan di
Perhitungan Unit Cost dengan Metode Konvensional Puskesmas “X”, pasien hanya diberi
Non Gaji PNS kewajiban untuk membeli karcis retribusi
No. Jenis Biaya
Total (Rp) DC (%) DC (Rp) IDC (%) IDC (Rp)
layanan sebesar Rp.15.000,00, dengan
1 Gedung - 90% - 10% -
2 Alat Medis - 100% - 0% - demikian pemerintah daerah selain
3 Alat Non Medis - 90% - 10% - menanggung biaya investasi dan biaya
4 Kendaraan - 100% - 0% - operasional puskesmas juga harus
5 Pemeliharaan Gedung
12,750,000 0% - 100% 12,750,000 menanggung subsidi unit cost layanan
6 Pemeliharaan Alat Medis
9,750,000 0% - 100% 9,750,000
7 Pemeliharaan Alat Non Medis
4,750,000 0% - 100% 4,750,000
sebesar Rp.109.987,00 per pasien.
8 Pemeliharaan Kendaraan
5,750,000 0% - 100% 5,750,000
9 Gaji 60,500,000 94% 56,870,000 6% 3,630,000 Perhitungan Unit Cost dengan Metode
10 BHP Medis 432,280,900 100% 432,280,900 0% - ABC
11 BHP Non Medis 13,800,000 95% 13,110,000 5% 690,000 Perhitungan biaya unit satuan
12 Listrik 9,600,000 90% 8,640,000 10% 960,000
13 Telepon 3,600,000 90% 3,240,000 10% 360,000
layanan yang diterapkan oleh Puskesmas
14 Air 3,900,000 90% 3,510,000 10% 390,000 “X” merupakan penerapan perhitungan
Total 556,680,900 517,650,900 39,030,000 metode konvensional. Akibatnya cenderung
Sumber: Data diolah terjadi distorsi pada pembebanan biaya
Puskesmas “X” tahun 2015
overhead, sehingga dalam metode ABC yang
akan dihitung ini telah mengalokasikan
Hasil penelitian ini seperti yang di
biaya-biaya aktivitas ke setiap unit yang
uraikan pada tabel 8 dan tabel 9, dapat
diproduksi secara tepat berdasarkan
disimpulkan bahwa pengaruh biaya tenaga
konsumsi masing-masing aktivitas.
kerja PNS sangat besar kontribusinya
Perhitungan biaya unit satuan layanan
terhadap total biaya Puskesmas “X”.
Puskesmas “X” melalui metode activity
Perhitungan biaya satuan puskesmas
based costing dijelaskan di lampiran 1 dan 2.
diperoleh dengan membagi total biaya
Analisis perhitungan biaya satuan layanan

Mulyono, Model Perhitungan Unit Cost Layanan Kesehatan....... Page 93


Jurnal Analisa Akuntansi dan Perpajakan, Volome 1, Nomor 1, Maret 2017, Hlm. 85-96

dengan metode ABC, diklasifikasikan pada tidak langsung, diperoleh unit cost/biaya
aktivitas-aktivitas, antara lain Result – satuan layanan puskesmas dengan
Producting Activities, Result-Contribution mempertimbangan semua gaji pegawai
Activities, Support Activities, dan Hygiene & Puskesmas sebesar Rp.124.987,00, artinya
Houskeeping Activities. Hasil penelitian ini biaya riil/sebenarnya yang harus dikeluarkan
seperti yang di uraikan pada lampiran 1 dan oleh pasien secara rata-rata pada masing-
2, menghasilkan perhitungan unit cost/Biaya masing unit layanan sebesar Rp. 124.987,00.
Satuan Layanan yang disimpulkan pada Sedangkan apabila total gaji pegawai
tabel 13. Puskesmas “X” yang PNS tidak dimasukkan
Tabel 13 dalam komponen total biaya unit cost secara
Perhitungan Unit Cost Layanan Metode Biaya ABC rata-rata pada masing-masing layanan
Puskesmas “X” Tahun 2014
No. Jenis Biaya
sebesar Rp. 36.087,00.
Result-Producing Activities Result-Contributing Activities Support Activities Hygiene & Houskeeping Activities Total Biaya
1 Total Biaya dengan Gaji PNS 113,069 998 5,146 5,663 124,876 Analisis perhitungan biaya satuan
2 Total Biaya Non Gaji PNS 40, 3 74 998 299 2, 4 32 layanan
44, 1 03 dengan metode ABC,
Sumber: Data diolah diklasifikasikan pada aktivitas-aktivitas,
Puskesmas “X” tahun 2015 antara lain Result –Producting Activities,
Berdasarkan tabel 13, diperoleh unit Result-Contribution Activities, Support
cost/biaya satuan layanan puskesmas dengan Activities, dan Hygiene & Houskeeping
mempertimbangan semua gaji pegawai Activities, diperoleh unit cost/biaya satuan
Puskesmas sebesar Rp.124.876,00, artinya layanan puskesmas dengan
biaya riil/sebenarnya yang harus dikeluarkan mempertimbangan semua gaji pegawai
oleh pasien secara rata-rata pada masing- Puskesmas sebesar Rp.124.876,00, artinya
masing unit layanan sebesar Rp. 124.876,00. biaya riil/sebenarnya yang harus dikeluarkan
Sedangkan apabila total gaji pegawai oleh pasien secara rata-rata pada masing-
Puskesmas “X” yang PNS tidak dimasukkan masing unit layanan sebesar Rp. 124.876,00.
dalam komponen total biaya unit cost secara Sedangkan apabila total gaji pegawai
rata-rata pada masing-masing layanan, Puskesmas “X” yang PNS tidak dimasukkan
pasien hanya menanggung sebesar Rp. dalam komponen total biaya unit cost secara
44.103,00. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata pada masing-masing layanan,
unit cost/biaya satuan layanan di Puskesmas pasien hanya menanggung sebesar Rp.
“X”, pemerintah daerah harus 44.103,00. Berdasarkan perhitungan
mempertimbangkan berbagai aspek dalam tersebut, sebenarnya tidak ada perbedaan
rangka kemandirian puskesmas, sehingga yang signifikan antara metode biaya
tidak terlalu membebani APBD. Masyarakat konvensional dan metode biaya ABC dalam
juga harus diberi pembelajaran atau strategi perhitungan biaya satuan layanan di
lain agar tidak terlalu tergantung dengan Puskesmas “X”. Perbedaan dapat dilihat dari
subsisdi kesehatan yang selama ini diberikan alokasi jenis biaya, dimana metode ABC
oleh pemerintah daerah. Khusus bagi warga lebih informatif dalam mengklasifikasikan
yang kurang mampu, diberi kebijakan jenis biayan karena berdasarkan aktivitas
khusus dalam pengenaan tariff dan layanan. yang sesungguhnya terjadi di Puskesmas dan
dapat memberikan manfaat jangka panjang
karena akan diketahui jenis biaya mana saja
yang dapat dikendalikan atau dihapus karena
SIMPULAN aktivitasnya dapat dideteksi. Metode
Berdasarkan hasil dan pembahasan konvensional hanya melekat pada layanan
penelitian, dapat disimpulkan analisis atau tidak pengklasifikasiannya biayanya
perhitungan biaya/tarif rasional/riil dengan sehingga dalam jangka panjang, efisiensi
menganalisis unit cost/biaya satuan dengan biaya dan pengendalian sulit untuk
metode konvensional, dengan dilakukan meskipun mudah dalam
pengklasifikasian biaya langsung dan biaya implementasinya.

Mulyono, Model Perhitungan Unit Cost Layanan Kesehatan....... Page 94


Jurnal Analisa Akuntansi dan Perpajakan, Volome 1, Nomor 1, Maret 2017, Hlm. 85-96

Selama peneliti melakukan penelitian, for Management Efficiency in a


sumber daya manusia yang terdapat di Hospital. Journal of Medical
Puskesmas masih belum memahami metode System. 35:625-637.
pencatatan biaya, penyusunan laporan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
keuangan, dan proses akuntansi secara Indonesia
umum, sehingga kondisi menyulitkan No.128/MENKES/SK/II/2004
manajemen Puskesmas dalam melakukan tentang Kebijakan dasar
aspek-aspke manajemen yaitu; Perencanaan, Puskesmas.
Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Ratmanti, G. 2003. Analisis Biaya dengan
Pengendalian/Kontroling. Metode Activity Based Costing
pada Pelayanan Rapat Inap Paviliun
SARAN Cendana RSUP DR. Moewardi
Berdasarkan hasil dan pembahasan Surakarta (Tesis), PPS UNDIP.
penelitian serta kesimpulan penelitian, Rosenberg, Christian et all. 2013.
peneliti memberikan catatan saran untuk Teleradiology from The Provider’s
perbaikan penelitian selanjutnya, antara lain; Perpective – Cost Analysis for A
1. Data yang diambil masih bersifat umum, Mid-Size University Hospital.
belum spesifik sehingga terdapat Euroan Society of Radiology
keterbatasan dalam pengolahan data, Journal. 23:2197-2205.
oleh karena itu disarankan data-data
yang diambil sebaiknya data-data per Setyawan, Jhoni dan Debra F. Setyawan.
unit keluaran/layanan sehingga peneliti 2015. Sistem Akuntansi Unit Cost
lebih leluasa dalam mengembangkan Rumah Sakit. BPFE. Yogyakarta.
penelitian. Wanitphakdeedecha, TH Nguyen, and TM
2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan Chen. 2010. Unit cost of Mohs and
untuk melakukan perhitungan unit Dermasurgery Unit. JEADV
cost/biaya satuan layanan sebaiknya per- 24:445-448
poli/layanan tidak secara umum, karena Barakati, Septiana Muna, 2014,
masih banyak kasus-kasus yang sifatnya Permasalahan Kesehatan di
case-mix sehingga penelitian lebih Puskesmas, diunduh pada tanggal
berkembang. 20 April 2015,
http://www.slideshare.net/septianba
DAFTAR PUSTAKA rakati/makalah-permasalahan-
puskesmas.
Bastian, Indra. 2008. Akuntansi Kesehatan. Pusat Kebijakan Pembiayaan dan
Jakarta: Erlangga. Manajemen Asuransi Kesehatan
Bastian, Indra.2015. Akuntansi Kesehatan. UGM, 2015, Unit Cost Di Rumah
BPFE: Yogyakarta. Sakit Perlukah, diunduh pada
Chao, Pengyu, et all. 2006. Profit and Loss tanggal 20 April 2015
Analysis for An Intensive Care Unit http://www.kpmak-
in Japan: A Tool for Strategic ugm.org/news/3-unit-cost-di-
Management. BMC Health Service rumah-sakit-perlukah.html.
Research. 6:1. Ambarriani, Anastasia S, 2012, Informasi
Mulyadi. 2006. Activity Based Cost System unit cost di rumah sakit, untuk apa?,
Sistem Informasi Biaya untuk diunduh tanggal 20 April 2015,
Pengurangan Biaya, UPPAMP http://manajemenrumahsakit.net/20
YKPN, Yogyakarta. 12/12/informasi-unit-cost-di-
Nakagawa, Yoshiaki, et all. 2011. New rumah-sakit-untuk-apa
Indicators Based on Personnel Cost

Mulyono, Model Perhitungan Unit Cost Layanan Kesehatan....... Page 95


Jurnal Analisa Akuntansi dan Perpajakan, Volome 1, Nomor 1, Maret 2017, Hlm. 85-96

Mulyono, Model Perhitungan Unit Cost Layanan Kesehatan....... Page 96

Anda mungkin juga menyukai