Anda di halaman 1dari 6

MEKANISME SENSORIK

1. A.     Diskriminasi dua titik

Tujuan percobaan

Mengetahui sebaran reseptor tekan dibagian proksimal dan distal tubuh.

Prinsip percobaan:

Potensial reseptordengan rangsangan adekuat

Alat yang diperlukan:

1. Kapas alcohol.

2. jangka sorong

Cara mengerjakan:

1. Orang coba duduk dibangku dengan mata tertutup

2. Pada daerah yang akan diperiksa (ujung jari, punggung tangan, telapak tangan, lengan, bibir,
lidah dan tengkuk) tekan ujung jangka secara serentak.

3. Mula-mula dengan jarak ujung jangka yang cukup jauh, sehingga orang coba mengetahui
ada dua titik yang dirasakan.

4. Kemudian berangsur-angsur jarak ujung jangka diperkecil sampai orang coba merasakan ada
satu titik jangka yang ditekankan.

5. Percobaan dilakukan untuk daerah ujung jari, telapak tangan, punggung tangan, lengan,
bibir, pipi, lidah dan tengkuk. Untuk lidah bersihkan jangka dengan alcohol lebih dulu.

Ulangi percobaan dengan tekanan lebih ringan dan sangat ringan.

1. Catat jarak ujung jangka yang paling jauh dirasakan sebagai satu titik untuk daerah- daerah
coba.

2. Buat kesimpulan dari catatan ini.

Pertanyaan:

1. Apakah yang dirasakan dengan tekanan ringan dan sangat ringan ?


Saat jarak antara 2 titik nya lebih jauh, maka akan dirasakan 2 buah titik dari jangka sorong,
sedankan saat jarak antara 2 titik di jangkar sorong kurang dari 2 cm, akan dirasakan 1 titik saja.

Saat tekanan kuat : ujung jari 0,4 cm, telapak tangan 0,6 cm, tengkuk 1,4 cm

Saat tekanan ringan : ujung jari 1,1 cm, telapak tangan 0, cm, tengkuk 0,8 cm

1. Apa artinya ini ?

Saat  kedua ujung menyentuh medan reseptif yang sama, maka tubuh akan mengira bahwa hal
tersebut adalah satu titik yang sama. Namun, jaraknya ini dapat berbeda-beda tiap individu
tergantung pada medan medan reseptifnya. Serta, jika permukaan benda lebih tajam, maka
rangsangan tekanan akan lebih jelas terasa. Saat tekanan yang diberikan tidak kuat atau ringan,
maka yang akan lebih mudah terasa tekanannya hanya 1 titik karena reseptor badan paccini
membutuhkan tekanan yang lebih kuat untuk merasakan tekanan yang lebih spesifik

Dasar teori:

Reseptor sensorik yang terdapat dikulit antara lain adalah korpus paccini merupakan ujung saraf
sensorik. Saraf sensorik ini tergolong saraf sensorik somatic yang keluar dari medulla spinalis.

Saraf sensorik ini menuju permukaan kulit, menyebar diseluruh kulit tubuh. Namun sebenarnya saraf
sensorik ini juga menuju alat dalam (organ visceral). Rangsangan tekan yang adekuat adalah
rangsangan yang dpat menimbulkan potensial reseptor pada paccini. Reseptor paccini mampu
mengubah rangsangan mekanik ini menjadi impuls yang akan dihantarkan ke system saraf otak
(serebrum bagian sensorik area sensorik I dan II ) untuk diinterpretasikan.

Perjalanan impuls ke otak adalah sebagai berikut:

Dari reseptor, impuls berjalan sepajang saraf sensoriknya, masuk ke medulla spinalis sesuai dengan
sekmennya. Dari tubuh bagian kiri impuls dihantarkan ke otak oleh tr. Kolumna dorsalis kiri. Traktus
saraf ini di bagian bawah batang otak menyilang sehingga impuls bagian tubuh kiri akan masuk ke
serebrum bagian sensorik hemisfer kanan dan

sebaliknya. Pertamakali impuls akan diterima oleh area somatosensorik I diisi impuls
diinterpretasikan secara sederhana, artinya berbentuk pengertian sensorik tingkat dasar. Kemudian
impuls dikirimkan ke area somatosensorik IIuntuk interpretasi rangsangan lebih tinggi derajatnya,
dan akhirnya inpuls akan masuk ke area intelektual paling tinggi levelnya yaitu di area Wernicke
untuk dilakukan analisis tentang rangsangan tadi, sehingga didapatkan pengertian
tentangrangsangan sensorik tadi menjadi lebih detail (mis. Tekanan pada paha kiri proksimal arah
lateral itu disebabkan oleh paku, kawat dsd)

 
1. B.    Percobaan after image

Tujuan: Mengetahui sifat adaptasi reseptor tekan Prinsip : Adaptasi reseptor

Alat : Sebatang pensil

Cara kerja :

1. Letakkan sebatang pensil ditelinga.catat apa yang dirasakan!

2. Biarkan pensil itu beberapa lama. Lakukan pekerjaan yang lain. Apakah batang pensil itu
disadari ada ditelinga atau tidak ?

3. Oleh salah seorang praktikum, pensil itu diambil catat apa yang dirasakan oleh orang coba !

Pertanyaan :

1. Apakah kepentingan adaptasi reseptor untuk sensasi tekan ?

Adaptasi pada badan Pacini, yang paling banyak diteliti, bergantung pada sifat fisik reseptor ini.
Badan Pacini adalah ujung reseptor khusus yang terdiri dari lapisan-lapisan konsentrik jaringan ikat
mirip lapisan kulit bawang yang mengelilingi ujung perifer suatu neuron afferent. Ketika tekanan
pertama kali dikenakan pada badan Pacini, ujung saraf di bawahnya berespons dengan potensial
reseptor yang besarnya mencerminkan intensitas rangsangan. Seiring dengan berlanjutnya
rangsangan, energi tekanan menyebar karena energi tersebut menyebabkan lapisan-lapisan
reseptor selip (seperti tekanan tetap pada bawang yang dikupas menyebabkan lapisan-lapisan
kulitnya selip). Karena efek fisik ini menyaring, maka komponen lagi tetap berespons pada dengan
tekanan potensial tersebut, ujung reseptor saraf di bawahnya;yaitu terjadi adaptasi

1. Sebutkan beberapa contoh diklinik yang dikategorikan peristiwa adaptasi reseptor tekan.

Dasar teori :

Salah satu sifat reseptor sensorik adalah mampu beradaptasi. Reseptor yang paling cepat
beradaptasi adalah reseptor tekan (paccini ). Ini disebabkan karena bentuknya yang unik, yaitu
berkapsul dan ujung saraf sensoriknya terendam dalam cairan kapsul itu. Ketika rangsangan tekan
diberikan, maka rangsangan itu mengenai kapsul dan tekanan itu diteruskan ke cairan dibawah
kapsul. Akibat tekanan cairan dalam kapsul berpindah tempat. Perpindahan cairan ini merangsang
ujung saraf sensorik yang terendam dalam cairan itu dan menimbulkan potensial resptor dan impuls
dihantarkan sepanjang saraf sensorik ke otak. Tetapi setelah, beberapa lama, kalua tekanan tidak
berubah, maka ujung sartaf kehilangan potensial aksinya . Akibatnya impuls berhenti. Kalau tekanan
diubah, misalnya tekanan ditambah, dikurangi atau dihilangkan, cairan berpindah lagi, reseptor
terangsang lagi oleh perpindahan cairan, terjadi lagi potensial aksi dan potensial reseptor maka
impuls dihantarkan lagi ke otak.

 
Beberapa reseptor ada yang tidak beradaptasi, bahkan dengan rangsangan tetap malah dapat
menimbulkan peningkatan impuls. Reseptor itu antara lain reseptor nyeri, danreseptor suhu untuk
suhu panas yang tinggi (> 20 derajat celcius )

1. C.   Referred pain  (nyeri hantar )

Tujuan : Mendemontrasikan peristiwa referred pain

Alat : sebuah wadah berisi air es

Cara mengerjakan :

1. Rendam siku dalam air es beberapa menit

2. Catat apa yang dirasakan ! Pertanyaan :

1. Kenapa terjadi referred pain  ?

Reffered pain ini mengakibatkan daerah yang diberi rangsangan pada jangka waktu yang lama tidak
lagi merasakan apa-apa dan rangsangan yang dirasakan berpindah ke lokasi lain.

Nyeri biasanya pertama kali dirasakan sebagai sensasi tertusuk tajam yang singkat yang mudah
diketahui lokasinya; ini adalah nyeri cepat yang berasal dari suhu spesifik. Perasaan ini diikuti oleh
sensasi pegal tumpul yang lokalisasinya tidak jelas dan menetap lebih lama disertai rasa tidak
nyaman; ini adalah nyeri lambat yang diaktifkan oleh bahan-bahan kimia, terutama bradikinin, suatu
bahan yang normalnya inaktif dan menjadi aktif oleh enzim-enzim yang dikeluarkan ke dalam CES
dari jaringan yang rusak. Bradikinin dan senyawa-senyawa terkait tidak saja memicu nyeri dengan
merangsang nosiseptor polimodal, tetapi juga berperan dalam respons peradangan terhadap cedera
jaringan.

Hal tersebut terjadi karena karena jarak antar saraf yang berdekatan, mengakibatkan impuls juga
terhantar ke daerah lain yang tidak terkena rangsangan secara langsung.

1. Sebutkan beberepa contoh referred pain di klinik !

Rasa sakit yang berelebih pada telinga kiri menunjukkan abses hepar

Saat Apendisitis, nyeri yang dirasakan bukan hanya di daerah appendix (pada inguinal dextra)
tersebut, tetapi rasa sakitnya dirasakan hampir ke seluruh bagian perut, menjalar ke kiri

Dasar teori :

Reseptor nyeri berupa ujung saraf bebas yang saraf sensoriknya keluar dari medulla spinalis dari
segala segmen. Reseptor ini terangsang oleh bahan kimia. Bahan kimia dapat dikeluarkan oleh
jaringan tubuh yang infark (mati akibat ischemia). Suhu yang sangat panas dan sangat dingin (suhu
es) dapat menimbulkan kerusakan jaringan dan dapat merangsang reseptor nyeri. Reseptor ini tak
dapat beradaptasi. Bahkan reseptor nyeri mengembangkan suatu sifat yaitu terjadi peningkatan
kekuatan impuls, seandainya rangsangan pada reseptor diberikan secara terus menerus, walaupun
intensitas rangsangan tidak dinaikkan . Reseptor nyeri dapat ditemukan diseluruh tubuh dan alat alat
dalam (organ visceral )terutama daerah kapsul (bungkus organ ), seperti kapsul hati, bungkus otak
(menigen), tendon, periosteum dan bungkus otot. Jaringan organ sendiri sangat sedikit mengandung
reseptor nyeri.

Saraf sensorik saat keluar dari medulla spinalis bisa berdekatan dengan saraf lain seperti n.spinalis.
Bukan tak mungkin impuls dari saraf sensorik ketika memasuki medulla spinalis mengimbasi saraf
dodekatnya, sehingga saraf tersebut juga mengalami potensial aksi dan menimbulkan sfek tertentu
tergantung saraf yang diimbasi. Hal ini sering ditemukan untuk rasa sensorik alat organ visceral.

D.  Daya membedakan berbagai sifat benda

Tujuan : Mendemotrasikan fungsi area somatosensorik

1. Kekerasan permukaan benda Alat :

1. Dengan mata tertutup, suruh orang percobaan meraba-raba permukaan amplas dengan
tingkat kekasaran yang berbeda-beda

2. Perhatikan kemampuan orang percobaan dalam menentukan tingkat kekasaran amplas.

2. Bahan pakaian Alat :

1. Potongan dari berbagai jenis bahan pakaian

2. Kain/saputangan penutup mata

Cara mengerjakan :

1. Dengan mata tertutup, suruh orang percobaan meraba potongan berbagai jenis bahan
pakaian.

2. Suruh orang percobaan menyebutkan nama/jenis serta sifat bahan yang diraba tersebut.

Pertanyaan :

1. Bila orang percobaan membuat kesalahan dalam membedakan sifat benda (ukuran, bentuk,
berat, permukaan), apakah nama kelainan neurologis yang dialami orang tersebut?

Nama gangguannya adalah stereognosis,

Dasar teori :

Korteks somatosensorik terdiri dari area somatosensorik I dan II. Area somatosensorik I
memilikikemampuan lokalisasi yang tinggi terhadap informasi sensorik yang berasal dari berbagai
bagian tubuh seperti yang digambarkan dalam bentuk humonculus sensorik. Fungsi area
somatosensorik I dapat diketahui berdasarkan efek yang muncul jika terdapat lesi pada daerah
tersebut, sebagai berikut (Guyton & Hall,2011 ) :

1. Orang tidak dapat melokalisasi sensasi yang berbeda dari bagian yang berbeda dari tubuh,
namun, ia dapat melokalisasi sensasi kasar.

2. Orang tidak dapat menilai derajad kritis tekanan terhadap tubuh.

3. Orang tidak dapat menilai atau memperkirakan bobot benda.

4. Orang tidak dapat menilai bentuk benda.

5. Orang tidak dapat menilai tekstur bahan karena penilaian tergantung pada sensasi kritis
tinggi yang disebabkan oleh pergerakan jari diatas permukaan bahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai