Anda di halaman 1dari 21

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP Bina Anak Sholeh Tuban


Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VIII ( Delapan )/Ganjil
Materi Pokok : Interaksi Keruangan dalam Kehidupan di Negara-negara
ASEAN
Alokasi Waktu : 4 x 40 (2 x Pertemuan)
1. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2     Memahami perubahan 3.2.1       Menganalisis pengaruh perubahan
keruangan dan interaksi ruang dan interaksi antarruang terhadap
antarruang di Indonesia dan kehidupan ekonomi, sosial, budaya,
negara-negara ASEAN yang politik, dan pendidikan masyarakat Asia
diakibatkan faktor alam dan Tenggara.;
manusia (teknologi, ekonomi,
pemanfaatan lahan, politik)
dan pengaruhnya terhadap
keberlangsungan kehidupan
ekonomi, sosial, budaya,
politik.
4.2     Menyajikan hasil telaah 4.2.1      Keterampilan melaksanakan diskusi dan
tentang perubahan keruangan presentasi tentang pengaruh perubahan
dan interaksi antarruang di dan interaksi keruangan terhadap
Indonesia dan negara-negara kehidupan di negara negara ASEAN.
ASEAN yang diakibatkan
faktor alam dan manusia
(teknologi, ekonomi,
pemanfaatan lahan, politik)
dan pengaruhnya terhadap
keberlangsungan kehidupan
ekonomi, sosial, budaya,
politik.  
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
3.2.1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk alih fungsi (konversi) lahan secara tepat;
Pertemuan 3.2.2. Mengemukakan alasan terjadinya alih fungsi lahan dengan benar;
Pertama 4.2.1. Trampil membuat laporan hasil diskusi dalam bentuk laporan lisan dan tertulis
tentang konversi lahan
3.2.3. Menganalisis pengaruh konversi lahan terhadap terhadap perubahan ruang dan
interaksi antarruang dengan benar;
Pertemuan
4.2.2. Trampil membuat laporan hasil diskusi dalam bentuk laporan lisan dan tertulis
Kedua tentang pengaruh konversi lahan terhadap terhadap perubahan ruang dan interaksi
antarruang dengan benar;
Nilai Religius, Jujur, Santun, Mandiri, Kritis, Komunikatif, Bertanggungjawab, Solutif
Karakter
3. MATERI PEMBELAJARAN
1. Materi Pembelajaran Reguler:
Pengaruh Perubahan dan Interaksi Keruangan terhadap Kehidupan di Negara negara ASEAN..
 Pengaruh Konversi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap Perubahan Ruang
dan Interaksi antarruang
2. Materi Pembelajaran Pengayaan:.
 Pengaruh Konversi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap Perubahan Ruang
dan Interaksi antarruang
3. Materi Pembelajaran Remedial
 Pengaruh Konversi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap Perubahan Ruang
dan Interaksi antarruang.

A. Pendekatan dan Model Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Diskusi
3. Model Pembelajaran : Problem Based Learning (PBL) ), dan Discovery learning (DL)

B. Media dan Sumber Belajar


1) Media
a) Gambar yang menunjukkan Pengaruh Perubahan dan Interaksi Keruangan terhadap
Kehidupan di Negara negara ASEAN.
b) LCD Proyektor dan Laptop serta tayangan slide Power point (ppt) yang telah disiapkan
2) Sumber Belajar : Buku Siswa IPS kelas VIII, Buku IPS lain yang relevan, internet, narasumber,
lingkungan sekitar, dan sumber lain yang relevan

4. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Ke-6
Sintaks Model
Alokasi
Kegiatan Problem Based Deskripsi Kegiatan
Waktu
Learning
Pendahuluan 1. Mengucapkan salam, menanyakan kabar, 5 menit
mengecek kehadiran peserta didik, serta mengajak
peserta didik berdoa bersama-sama untuk
pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan
2. Memberi motivasi peserta didik untuk aktif dalam
proses pembelajaran dengan memberikan
pertanyaan
tentang Pengaruh Konversi Lahan Pertanian ke
Industri dan Pemukiman terhadap Perubahan
Ruang dan Interaksi Antarruang, misalnya “
Tunjukkan beberapa alih fungsi lahan yang terjadi
di sekitar lingkunganmu? Mengapa terjadi alih
fungsi lahan? Dan lain-lain“ (Menggunakan Tabel
TIP : Tahu, Ingin, Pelajari)
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai peserta didik
4. Menyampaikan cakupan materi
Sintaks Model
Alokasi
Kegiatan Problem Based Deskripsi Kegiatan
Waktu
Learning
5. Menginformasikan teknik penilaian yang
digunakan selama proses pembelajaran
Kegiatan Inti Tahap – 1 KEGIATAN LITERASI 15 menit
Orientasi peserta Guru menyampaikan tujuan pengamatan gambar.
didik pada Guru meminta peserta didik untuk membuat prediksi
masalah apa yang akan dipelajari(Menggunakan Tabel
Prediksi).
Guru menyajikan masalah nyata kepada peserta didik.
Guru menayangkan gambar tentang Konversi Lahan
Pertanian ke Industri dan Pemukiman.

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS)


Peserta didik diminta mengidentifikasi informasi yang
telah didapat (apa yang mereka ketahui, apa yang
perlu mereka ketahui, dan apa yang perlu dilakukan
untuk menyelesaikan masalah). Peserta didik diminta
untuk membuat pertanyaan tentang gambar tersebut:
“Bagaimanakah Pengaruh Konversi Lahan
Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap
Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang?”
Memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam
pemecahan masalah yang dipilih
Tahap – 2 COLLABORATION (KERJASAMA) 5 menit
Mengorganisasi Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan
peserta didik dan mengorganisasikan tugas belajar yang
untuk belajar berhubungan dengan masalah tersebut.
o Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan
mengenai alih fungsi lahan yang terjadi di
lingkungan sekitarnya. Diskusi difokuskan pada
perubahan apa yang terjadi dan bagaimana
dampaknya terhadap interaksi antarruang.
o Peserta didik diajak untuk berpikir lebih luas:
Apabila alih fungsi lahan terjadi di seluruh
ASEAN, dampak apa yang akan terjadi?
o Peserta didik secara berkelompok diminta untuk
merumuskan pertanyaan mengenai konversi lahan.
Sintaks Model
Alokasi
Kegiatan Problem Based Deskripsi Kegiatan
Waktu
Learning
Pertanyaan sebisa mungkin diarahkan pada hal-hal
yang substantif. Contoh: mengapa alih fungsi lahan
terjadi?
o Peserta didik kemudian berdiskusi bersama
kelompoknya untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Tahap – 3 CREATIVITY (KREATIVITAS) 35 menit
Membimbing o Guru mendorong peserta didik untuk
peyelidikan mengumpulkan informasi yang sesuai, untuk
individual ataupun mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
kelompok o Peserta didik bersama kelompoknya
mengumpulkan informasi dari buku untuk
mendapatkan jawaban dari pertanyaan.
o Guru membimbing peserta didik untuk
mendapatkan jawaban yang benar.
(Hubungan sebab akibat, solusi, dll)
Tahap – 4 COLLABORATION (KERJASAMA) dan 15 menit
Mengembangkan CREATIVITY (KREATIVITAS)
dan Guru membantu peserta didik dalam merencanakan
menyajikan hasil dan menyiapkan laporan yang sesuai (mengubah
karya moda audio visual menjadi moda teks), serta
membantu mereka untuk berbagi tugas dengan
temannya.
Guru membimbing peserta didik untuk menentukan
penyelesaian masalah yang paling tepat dari berbagai
alternatif pemecahan masalah yang peserta didik
temukan.
Peserta didik menyusun laporan hasil penyelesaian
masalah, misalnya hasil wawancara, mengamati,
membrowsing atau literature untuk menyusun
laporan sederhana hasil temuan dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang menjadi fokus kajian
Tahap – 5 COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI) - menit
Menganalisis dan Guru mengkonfirmasi prediksi.
mengevaluasi Guru membantu peserta didik untuk melakukan
proses pemecahan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
masalah mereka dan proses yang mereka gunakan.
Akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya
Penutup 1. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah 5 menit
dilakukan
2. Guru memberikan umpan balik
3. Peserta didik diberi pesan tentang nilai dan moral
4. Peserta diingatkan untuk menyempurnakan
laporan hasil diskusi kelompok tentang jawaban
atas pertanyaan yang telah dirumuskan.
Pertemuan Ke-7
Sintaks Model
Alokasi
Kegiatan Problem Based Deskripsi Kegiatan
Waktu
Learning
Pendahuluan 1. Mengucapkan salam, menanyakan kabar, 5 menit
mengecek kehadiran peserta didik, serta
mengajak peserta didik berdoa bersama-sama
untuk pelaksanaan pembelajaran yang akan
dilaksanakan
2. Memberi motivasi peserta didik untuk aktif dalam
proses pembelajaran.
3. Guru menyampaikan kembali tujuan
pembelajaran yang harus dicapai peserta didik
4. Menyampaikan cakupan materi
5. Menginformasikan teknik penilaian yang
digunakan selama proses pembelajaran
Kegiatan Inti Tahap – 1 KEGIATAN LITERASI - menit
Orientasi peserta
didik pada Sudah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya
masalah
Tahap – 2 COLLABORATION (KERJASAMA) - menit
Mengorganisasi Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan
peserta didik dan mengorganisasikan tugas belajar yang
untuk belajar berhubungan dengan masalah tersebut.
Sudah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya
Tahap – 3 CREATIVITY (KREATIVITAS) - menit
Membimbing Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
peyelidikan informasi yang sesuai, untuk mendapatkan penjelasan
individual ataupun dan pemecahan masalah.
kelompok Sudah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya
Tahap – 4 COLLABORATION (KERJASAMA) dan 15 menit
Mengembangkan CREATIVITY (KREATIVITAS)
dan Guru membantu peserta didik dalam merencanakan
menyajikan hasil dan menyiapkan laporan yang sesuai (mengubah
karya moda audio visual menjadi moda teks), serta
membantu mereka untuk berbagi tugas dengan
temannya.
Guru membimbing peserta didik untuk menentukan
penyelesaian masalah yang paling tepat dari berbagai
alternatif pemecahan masalah yang peserta didik
temukan.
Peserta didik menyusun laporan hasil penyelesaian
masalah, misalnya hasil wawancara, mengamati,
membrowsing atau literature untuk menyusun
laporan sederhana hasil temuan dalam menjawab
Sintaks Model
Alokasi
Kegiatan Problem Based Deskripsi Kegiatan
Waktu
Learning
pertanyaan-pertanyaan yang menjadi fokus kajian
Tahap – 5 COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI) 55 menit
Menganalisis dan Guru mengkonfirmasi prediksi.
mengevaluasi Guru membantu peserta didik untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka
dan proses yang mereka gunakan.

Tahap – 6 Proses  Guru meminta peserta didik melakukan presentasi


pemecahan untuk menyajikan hasil laporan yang telah mereka 5 menit
masalah buat kepada teman-temannya.
 Guru mendiskusikan dan mengingatkan kembali
langkah-langkah pemecahan masalah yang telah
ditetapkan sebelumnya oleh peserta didik
 Guru membimbing dan memfasilitasi peserta
didik membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran

Penutup 1. Peserta didik melakukan refleksi terhadap proses


pembelajaran terkait dengan penguasaan materi
dan pembelajaran yang telah dilakukan
2. Peserta didik diberi pesan moral
3. guru memberitahukan bahwa pertemuan
berikutnya adalah evaluasi akhir bab
4. Guru menyampaikan salam penutup.
5. Guru menyuruh peserta didik untuk
mengkomunikasikan tugas yang didapatkan
kepada masyarakat sekolah atau pun orang tua

5. PENILAIAN
Aspek Penilaian Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Sikap Observasi Jurnal sikap

Pengetahuan Tes Tes Tulis

Keterampilan Praktik/produk Lembar observasi dan pedoman penskoran

                                                                        

Tuban, 12 Juli 2021

Mengetahui                                                                

Kepala SMP Bina Anak Sholeh                      Guru Mata Pelajaran

Sya’roni, S.E.                         Amali,S.Pd


LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN

A. PENILAIAN SIKAP
I. Teknik penilaian:
observasi/jurnal

II. Instrumen penilaian


1. JURNAL PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL
Nama Sekolah : SMP Bina Anak Sholeh Tuban
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VIII ..../Ganjil
Tahun Pelajaran : 2021/2022

Petunjuk:
1. Kegiatan pengamatan dilakukan selama proses (jam) pembelajaran dan/atau di luar jam
pembelajaran
2. Pencatatan hanya pada perilaku ekstrim yang ditunjukkan oleh seorang siswa
Waktu/ Nama Butir Tindak
No. Catatan Perilaku Ttd
Tanggal Siswa Sikap Lanjut

2. JURNAL PENILAIAN SIKAP SOSIAL


Nama Sekolah : SMP Bina Anak Sholeh Tuban
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VIII ..../Ganjil
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Petunjuk:
1. Kegiatan pengamatan dilakukan selama proses (jam) pembelajaran dan/atau di luar jam
pembelajaran
2. Pencatatan hanya pada perilaku ekstrim yang ditunjukkan oleh seorang siswa
Waktu/ Nama Tindak
No. Catatan Perilaku Butir Sikap Ttd
Tanggal Siswa Lanjut
B. PENILAIAN PENGETAHUAN
KISI-KISI SOAL
Bentuk Jlh.
No. KD Materi Butir soal
Soal Soal
1. 3.1 Memahami Pengaruh Perubahan dan 1. Sebutkan contoh Uraian 1
perubahan Interaksi Keruangan kegiatan alih fungsi
keruangan dan terhadap Kehidupan di lahan dari lahan
interaksi Negara negara ASEAN. produktif menjadi
antarruang di o Pengaruh Konversi pemukiman!
Indonesia dan Lahan Pertanian ke 2. Bagaimanakah Uraian 1
negara-negara Industri dan Pengaruh Konversi
ASEAN yang Pemukiman terhadap Lahan Pertanian ke
diakibatkan Perubahan Ruang dan Industri dan
faktor alam dan Interaksi antarruang Pemukiman terhadap
manusia Perubahan Ruang dan
(teknologi, Interaksi
ekonomi, Antarruang?”
pemanfaatan 3. Apabila alih fungsi Uraian 1
lahan, politik) lahan terjadi di
dan pengaruhnya seluruh ASEAN,
terhadap dampak apa yang akan
keberlangsungan terjadi?
kehidupan 4. Sebutkan faktor Uraian 1
ekonomi, sosial, pendorong terjadinya
budaya, politik. konversi lahan?
5. Bagaimana upaya Uraian 1
dalam menangani
dampak konversi
lahan pertanian bagi
para petani

Jumlah soal 5

RUBRIK PENILAIAN DAN PEDOMAN PENSKORAN


No. Kunci Jawaban Skor Bobot
1. Contoh kegiatan alih fungsi lahan dari lahan produktif menjadi
pemukiman
2 12.5
 Lahan pertanian dikonversi menjadi daerah pemukiman
 Laut dikonversi menjadi daratan untuk perumahan (reklamasi)
2. Bagaimanakah Pengaruh Konversi Lahan Pertanian ke Industri dan 3 25
Pemukiman terhadap Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang?”
Pertanian ke Industri:
1. Pembangunan industri lebih memilih lahan yang strategis. sebagian
lahan strategis tersebut merupakan lahan pertanian.
2. Harga lahan pertanian relatif lebih murah dibandingkan dengan lahan
terbangun.
3. Pembangunan industri memilih akses yang lebih mudah
No. Kunci Jawaban Skor Bobot
4. Industri dibangun dekat dengan bahan baku lahan pertanian menjadi
pilihan yang baik.
5. Faktor sosial dan budaya hukum waris. Kenversi lahan pertanian
menjadi industri mengakibatkan pertanian " Terusir " dari tanah
mereka digantikan oleh uang.
Pertanian Ke Perumahan:
1. Luas lahan petanian semakin berkurang sehingga produksitivitas
pangan semakin berkurang atau semakin kecil.
2. Petani dan buruh tani kehilangan mata pencahariannya\
3. Hilangnya lahan ruang terbuka hijau ( RTH )
4. Berkurangnya lahan resapan air.
3. Apabila alih fungsi lahan terjadi di seluruh ASEAN, dampak apa yang
akan terjadi?
1. Lahan pertanian berkurang, yang membuat produksi pangan dan
pertanian menurun.
2 25
2. Lahan pertanian sekitar industri berpotensi terkena imbas pencemaran
akibat limbah tau polusi dari industri baik tanah, air, maupun udara.
3. Konversi lahan itu menular, yang mengancam ketersediaan lahan
petanian
4. Sebutkan faktor pendorong terjadinya konversi lahan?
1. Pertumbuhan penduduk yang pesat
2. Kenaikan kebutuhan masyarakat untuk pemukiman
3. Tingginya biaya penyelnggaraan pertanian
1 25
4. Menurunnya harga jual produk-produk pertanian
5. Kurang minat generasi muda untuk mengelola lahan pertanian
6. Pergantian ke sector yang dianggap lebih menjanjikan
7. Lemahnya regulasi pengendalian alih fungsi lahan
5 Bagaimana upaya dalam menangani dampak konversi lahan pertanian
bagi para petani
2 12.5
Memberikan jawaban yang berpihak mempertahankan multifungsi
pertanian dengan kerjasama pemerintah dan masyarakat luas.
Jumlah 10 100
Skor perolehan
Nilai = ------------------- x Bobot soal
Skor maksimal
C. PENILAIAN KETERAMPILAN
Berupa Observasi Kegiatan Diskusi dan Presentasi
KISI-KISI
Bentuk
No. Kompetensi Dasar Materi Indikator
Penilaian
1 4.1. Menyajikan hasil Pengaruh Perubahan dan 4.1.3.Keterampilan Penilaian
telaah tentang Interaksi Keruangan melaksanakan Kinerja
perubahan keruangan terhadap Kehidupan di diskusi dan dan
dan interaksi Negara negara ASEAN. presentasi tentang Produk
antarruang di o Pengaruh Konversi Pengaruh
Indonesia dan negara- Lahan Pertanian ke Perubahan dan
negara ASEAN yang Industri dan Pemukiman Interaksi
diakibatkan faktor terhadap Perubahan Keruangan
alam dan manusia Ruang dan Interaksi terhadap
(teknologi, ekonomi, antarruang Kehidupan di
pemanfaatan lahan, o Upaya mengatasi Negara-negara
politik) dan masalah lingkungan dan ASEAN.
pengaruhnya terhadap pertanian diakibatkan
keberlangsungan peningkatan populasi
kehidupan ekonomi, penduduk
sosial, budaya, politik.

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN - UNJUK KERJA


1. Penilaian Kinerja Diskusi dan Presentasi
Dilaksanakan pada saat proses pembelajaran, saat siswa menyampaian hasil diskusi
tentang Pengaruh Perubahan dan Interaksi Keruangan terhadap Kehidupan di Negara-negara
ASEAN.
LEMBAR OBSERVASI KINERJA DISKUSI DAN PRESENTASI

Mata pelajaran : IPS


Kelas/Semester : VIII …/Ganjil
Sub Pokok Bahasan : Pengaruh Perubahan dan Interaksi Keruangan terhadap
Kehidupan di Negara-negara ASEAN
Aspek Penilaian Rerata
Nilai
Kemampuan Kemampua Kemampuan
No. Nama Siswa
presentasi n bertanya menjawab
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1.
2.
3
4
5
Keterangan Skor : Kriteria Nilai
Baik sekali = 4 Skor perolehan A = 86 – 100 : Baik Sekali
Baik = 3 Nilai = ------------------- x 100 B = 71– 85 : Baik
Cukup = 2 Skor maksimal C = 56 – 70 : Cukup
Kurang = 1 D = ≤ 55 : Kurang
LEMBAR PENILAIAN PRODUK (HASIL DISKUSI)

Mata pelajaran : IPS


Kelas/Semester : VIII …/Ganjil
Sub Pokok Bahasan : Pengaruh Perubahan dan Interaksi Keruangan terhadap
Kehidupan di Negara-negara ASEAN

Kelayakan Kelayakan
Kelayakan Isi
No Nama Siswa Bahasa Kreatifitas Jumlah Skor
(1-4)
(1-4) (1-4)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Keterangan Tabel:
a. Kelayakan bahasa adalah kemampuan menyampaikan materi atau presentasi dengan
menggunakan bahasa yang baik dan benar.
b. Kelayakan isi berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam membuat peta konsep, dan
materinya sudah sesuai dengan inti materi tugas.
c. Kelayakan kreativitas adalah kemampuan peserta didik dalam membuat peta konsep disajikan
dengan kreativitas yang tinggi.
Pedoman Penskoran dan Penentuan Nilai
a. Rumus Penghitungan Skor Akhir
Nilai Akhir = (Skor akhir/perolehan : Jumlah Skor Maksimal) x 4

b. Kategori skor kompetensi keterampilan peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 53


Tahun 2016
MATERI AJAR
Konversi lahan pertanian sering terjadi di negara-negara ASEAN dengan laju
pertumbuhan penduduk relatif tinggi, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam,Laos,
Kamboja, dan Filipina. Konversi terjadi terutama di daerah pinggiran kota ataupun area
persawahan yang letaknya berdekatan dengan fasilitas umum, seperti di dekat pasar.
Konversi lahan pertanian bersifat menular, artinya ketika satu petak lahan telah dikonversi,
lahan pertanian di sekitar petak tersebut juga rawan dikonversi. Hal ini berpengaruh terhadap
kelangsungan kehidupan masyarakat di daerah tersebut.
a. Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Industri
Konversi lahan pertanian menjadi lahan industri banyak terjadi di negara-negara sedang
berkembang, seperti negara-negara ASEAN. Konversi lahan pertanian menjadi lahan
industri banyak terjadi di pinggir kota. Biasanya, pemilik perusahaan mendirikan industri
di sana karena beberapa alasan, di antaranya sebagai berikut.
1) Pembangunan industri lebih memilih lahan yang strategis. Sebagian besar lahan
strategis tersebut merupakan lahan pertanian.
2) Harga lahan pertanian relatif lebih murah dibandingkan dengan lahan terbangun.
3) Pembangunan industri memilih akses yang lebih mudah.
4) Industri dibangun dekat dengan bahan baku lahan pertanian menjadi pilihan yang
baik.
5) Faktor sosial dan budaya hukum waris. Konversi lahan pertanian menjadi industri
mengakibatkan petani “terusir” dari tanah mereka digantikan oleh uang. Awalnya,
petani di pedesaan mempunyai tanah, namun kemudian mereka menjadi petani gurem
dan tak bertanah. Kondisi ini memengaruhi sistem sosial dan budaya hukum waris
yang berorientasi pada nilai uang. Anak-anak petani tidak lagi diwarisi lahan
pertanian, tetapi diganti dengan pembagian uang hasil penjualan lahan pertanian.
Penggunaan lahan dalam pembangunan industri memerlukan perhatian beberapa
negara industri. Pasalnya, tidak semua industri yang akan atau sudah dibangun berada
di lahan yang tepat dan tidak menempati lahan produktif seperti lahan pertanian.
Berbagai masalah akan timbul akibat konversi lahan dari lahan pertanian menjadi
industri, antara lain:
1) Lahan pertanian berkurang, yang membuat produktivitas pangan dari pertanian
2) menurun.
3) Lahan pertanian sekitar industri berpotensi terkena imbas pencemaran akibat
4) limbah atau polusi dari industri baik tanah, air, maupun udara.
5) Konversi lahan itu menular, yang mengancam ketersediaan lahan pertanian.
b. Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Permukiman
Permukiman menjadi kebutuhan pokok manusia. Semakin banyak jumlah manusia, area
permukiman yang dibutuhkan juga semakin luas. Kondisi ini terjadi juga di negara-
negara anggota ASEAN. Konversi lahan pertanian menjadi permukiman marak
dilakukan di negara-negara ASEAN. Konversi lahan pertanian menjadi permukiman
pasti akan menimbulkan dampak, sama seperti konversi lahan pertanian menjadi lahan
industri. Biasanya, selalu berdampak negatif apabila dilihat dari sisi fungsi lahan
pertanian itu sendiri. Adapun dampak negatifnya itu adalah sebagai berikut.
1) Luas lahan pertanian semakin berkurang sehingga produktivitas pangan semakin
2) kecil.
3) Petani dan buruh tani kehilangan mata pencahariannya.
4) Hilangnya lahan ruang terbuka hijau (RTH).
5) Berkurangnya lahan resapan air.
Konversi lahan identik dengan perubahan kondisi ruang. Konversi lahan tidak dapat
dicegah karena kebutuhan manusia akan ruang tidak dapat dihindari. Mencegah konversi
lahan bisa jadi menghambat pembangunan suatu negara. Oleh karena itu, konversi lahan
pertanian harus tetap terjadi. Meskipun demikian, kita harus mengawasi konversi lahan
yang terjadi, jangan sampai mengganggu keseimbangan alam, ekosistem, dan
kelangsungan hidup sebagian warga negara.
DAMPAK PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP LINGKUNGAN

Jumlah penduduk Indonesia mengalami peningkatan waktu ke waktu. Peningkatan


jumlah penduduk tersebut ternyata membawa dampak negatif bagi lingkungan. Dampak yang
terjadi pada lingkungan akibat peningkatan jumlah penduduk antara lain: pencemaran
lingkungan oleh limbah atau sampah rumah tangga, berkurangnya ketersediaan air bersih,
berkurangnya ketersediaan udara bersih, dan berkurangnya ketersediaan ruang dan lahan
pertanian. Semakin banyak jumlah penduduk, maka resiko terjadinya pencemaran semakin
tinggi, jumlah air yang dibutuhkan semakin banyak, ketersediaan udara bersih semakin
berkurang, dan ketersediaan ruang dan lahan pertanian semakin sedikit. Berikut ini
penjelasan mengenai dampak peningkatan jumlah penduduk terhadap lingkungan.
1. Penurunan Kualitas Lingkungan Akibat Limbah/Sampah
Kualitas lingkungan dapat menurun akibat banyaknya sampah atau bahan pencemar lain.
Sampah yang dihasilkan dalam skala rumah tangga seringkali tampak sedikit dan tidak
dianggap mencemari lingkungan. Padahal, jika dilihat di sekitar kita justru sampah
rumah tangga yang banyak mencemari lingkungan. Berdasarkan sifatnya sampah dapat
digolongkan menjadi sampah organik dan sampah anonganik Sampah organik yaitu
sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan
sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos. Sampah anorganik
yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan,
kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.
Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan oleh sampah antara lain pencemaran udara, air
dan pencemaran tanah.
 Pencemaran udara. Sampah yang menumpuk dan tidak segera terangkut merupakan
sumber bau tidak sedap yang memberikan efek buruk bagi daerah sensitif sekitarnya
seperti permukiman, perbelanjaan, rekreasi, dan lain-lain. Pembakaran sampah
seringkali terjadi pada sumber dan lokasi pengumpulan terutama bila terjadi
penundaan proses pengangkutan sehingga menyebabkan kapasitas tempat terlampaui.
Asap yang timbul sangat potensial menimbulkan gangguan bagi lingkungan
sekitarnya.
 Pencemaran air. Prasarana dan sarana pengumpulan yang terbuka sangat potensial
menghasilkan lindi terutama pada saat turun hujan. Aliran lindi ke saluran atau tanah
sekitarnya akan menyebabkan terjadinya pencemaran. Instalasi pengolahan berskala
besar menampung sampah dalam jumlah yang cukup besar pula sehingga potensi lindi
yang dihasilkan di instalasi juga cukup potensial untuk menimbulkan pencemaran air
dan tanah di sekitarnya.
 Pencemaran tanah. Pembuangan sampah yang tidak dilakukan dengan baik misalnya
di lahan kosong atau TPA yang dioperasikan secara sembarangan akan menyebabkan
lahan setempat mengalami pencemaran akibat tertumpuknya sampah organik dan
mungkin juga mengandung Bahan Buangan Berbahaya (B3). Bila hal ini terjadi maka
akan diperlukan waktu yang sangat lama sampai sampah terdegradasi atau larut dari
lokasi tersebut. Selama waktu itu lahan setempat berpotensi menimbulkan pengaruh
buruk terhadap manusia dan lingkungan sekitarnya.
2. Berkurangnya Ketersediaan Air Bersih
Jumlah air tawar yang ada di bumi hanya sekitar 2% dari seluruh jumlah air yang ada di
bumi. Seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi membutuhkan air selama
kehidupannya. Salah satu peranan air adalah untuk diminum. Ssemakin banyak jumlah
anggota keluarga, maka kebutuhan air bersih juga semakin banyak. Begitupula apabila
semakin banyak jumlah penduduk, maka semakin banyak pula jumlah air bersih yang
dibutuhkan.Apabila masyarakat kekurangan persediaan air bersih maka mereka terpaksa
menggunakan air sungai untuk menjalankan aktivitas sehari-hari tersebut. Kondisi ini
tentunya akan memberikan dampak yang tidak baik bagi kesehatan, karena air sungai
yang digunakan belum tentu bersih atau mungkin juga air tersebut adalah air yang
tercemar. Berikut ini adalah ciri-ciri air tercemar.
 Adanya Perubahan Suhu. Pada kondisi normal suhu air di bawah suhu lingkungan.
Pada daerah industri air digunakan sebagai pendingin mesin-mesin pabrik. Setelah
digunakan sebagai pendingin mesin, air akan berubah menjadi hangat bahkan panas
karena telah menyerap panas dari mesin pabrik. Selain itu, kandungan oksigen dalam
air menjadi ber kurang. Apabila air dengan kondisi seperti ini dibuang begitu saja ke
sungai maka air tersebut dapat menyebabkan hewan dan tumbuhan air terganggu
bahkan dapat mengalami kematian.
 Adanya Perubahan pH. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat ke asaman atau kebasaan yang pada suatu larutan.  Pada kondisi
normal pH air adalah netral, yaitu berkisar 7. Pada kondisi tercemar, pH air berkisar
antara 4 – 6 atau 8–9. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terdahulu diketahui
bahwa organisme air lebih menyukai pH yang mendekati netral. Dengan demikian,
sangatlah mungkin apabila organisme air akan terganggu bahkan ada yang mati
apabila pH air mengalami per ubahan.
 Adanya Perubahan Warna, Bau, dan Rasa Air. Air yang bersih atau tidak tercemar
adalah air yang bening (tidak berwarna), tidak berbau dan tidak berasa. Perubahan
pada air, yaitu warna, bau, dan rasa dapat disebabkan oleh polutan (bahan pencemar)
yang terlarut pada air tersebut.
 Adanya Endapan atau Bahan Terlarut. Endapan atau bahan terlarut yang ada di
sungai dapat berasal dari polutan yang masuk ke sungai. Polutan tersebut dapat berupa
insektisida, tumpahan minyak, sampah, limbah industri, dan lain-lain. Adanya polutan
yang masuk ke sungai akan menyebabkan terjadinya perubahan pH, warna, bau, dan
rasa air.
 Adanya Mikroorganisme. Salah satu peranan mikroorganisme adalah menguraikan
bahanbahan pencemar organik. Semakin banyak limbah di suatu perairan, semakin
banyak pula mikroorganisme yang ada di perairan tersebut. Di antara organisme-
organisme tersebut ada yang mungkin bersifat patogen (membawa penyakit).

3. Berkurangnya Ketersediaan Udara Bersih


Perpindahan penduduk ke suatu wilayah (migrasi) akan menyebabkan bertambahnya
jumlah penduduk di wilayah tujuan migrasi. Hal ini tentu akan menyebabkan jumlah
penduduk di daerah perkotaan meningkat. Semakin banyaknya jumlah penduduk
tentunya juga menyebabkan peningkatan kebutuhan udara bersih. Padahal ketersediaan
lahan hijau sebagai sumber penyedia udara bersih di daerah perkotaan juga berkurang
akibat lahan hijau yang ada banyak dialihfungsikan sebagai pemukiman. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan jumlah penduduk dapat menyebabkan
berkurangnya ketersediaan udara bersih. Berkurangnya ketersediaan udara bersih juga
dapat disebabkan oleh polusi udara akibat asap kendaraan bermotor.
4. Berkurangnya Ketersediaan Ruang dan Lahan Pertanian
Dampak lain dari meningkatnya jumlah penduduk adalah berkurangnya ketersediaan
ruang dan lahan pertanian. Selama proses kehidupannya, manusia selalu membutuhkan
ruang sebagai tempat tinggalnya. Selain membutuhkan ruang untuk tempat tinggal,
manusia juga membutuhkan berbagai jenis makanan untuk mencukupi
kebutuhan nutrisinya. Apabila jumlah penduduk meningkat, maka akan semakin
bertambah pula jumlah lahan yang digunakan un tuk tempat tinggal manusia. Agar dapat
memenuhi kebutuhan tempat tinggal, maka tidak sedikit manusia yang menggunakan
lahan pertanian untuk diubah menjadi lahan pemukiman. Hal inilah yang menyebabkan
ketersediaan lahan pertanian menjadi berkurang.

Sumber artikel: http://www.mikirbae.com/2016/01/dampak-peningkatan-jumlah-


penduduk_19.html
LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM BINA ANAK SHOLEH TUBAN
SMP BINA ANAK SHOLEH TUBAN
TERAKREDITASI A
Jl. Letda Sucipto - Tuban Telp. (0356) 8833599
Website : http://www.binaanaksholeh.sch.id email :
smpbas@yahoo.co.id

Paraf Guru : Nama : Nilai :

Kelas : VIII
Paraf Ortu :

MATERI :
Pengaruh Konversi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap Perubahan Ruang dan
Interaksi Antarruang?”

Kerjakan soal-soal di bawah ini!


1. “Bagaimanakah Pengaruh Konversi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap Perubahan
Ruang dan Interaksi Antarruang?”
2. Apabila alih fungsi lahan terjadidi seluruh ASEAN, dampak apa yang akan terjadi?
3. Sebutkan faktor pendorong terjadinya konversi lahan?
4. Sebutkan contoh kegiatan alih fungsi lahan dari lahan produktif menjadi
pemukiman di lingkungan sekitarmu!
5. Bagaimana upaya dalam menangani dampak konversi lahan pertanian bagi para petani?

LEMBAR JAWABAN

..................................................................................

..................................................................................

..................................................................................

..................................................................................

..................................................................................

..................................................................................

..................................................................................

..................................................................................

..................................................................................
KISI – KISI PENILAIAN PEMBELAJARAN IPS TERPADU

Nama Sekolah : SMP Bina Anak Sholeh Tuban


AlokasiWaktu : 40 Menit
Mata Pelajaran : IPS TERPADU
Bentuk Soal : Uraian
JumlahSoal : 4

KOMPETENSI NOMOR
INDIKATOR SOAL SOAL KUNCI JAWABAN SKOR
DASAR SOAL
Menganalisis Setelah mempelajari 1 Bagaimanakah 6. Pembangunan industri lebih memilih lahan 3
keunggulandan buku reverensi siswa Pengaruh Konversi yang strategis. sebagian lahan strategis
keterbatasan ruang dapat menjelaskan Lahan Pertanian ke tersebut merupakan lahan pertanian.
dalam permintaan Pengaruh Konversi Lahan Industri dan
7. Harga lahan pertanian relatif lebih murah
dan penawaran, Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap
teknologi serta Pemukiman terhadap Perubahan Ruang dan dibandingkan dengan lahan terbangun.
pengaruhnya Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang?”
terhadap interaksi Interaksi Antarruang?”
antarruang bagi Setelah berdiskusi siswa 2 Apabila alih fungsi 4. Lahan pertanian berkurang, yang membuat 2
kegiatan ekonomi, dapat mengidentifikasi lahan terjadi di seluruh produksi pangan dan pertanian menurun.
sosial, budaya, di dampak negatif konversi ASEAN, dampak apa 5. Lahan pertanian sekitar industri berpotensi
Indonesia dan lahan di kawasan asean yang akan terjadi?
terkena imbas pencemaran akibat limbah tau
negara-negara
ASEAN polusi dari industri baik tanah, air, maupun
udara.
6. Konversi lahan itu menular, yang
mengancam ketersediaan lahan petanian.
Setelah berdiskusi siswa 3 Sebutkan faktor 8. Pertumbuhan penduduk yang pesat 1
dapat mengidentifikasi pendorong terjadinya 9. Kenaikan kebutuhan masyarakat untuk
faktor pendorong konversi lahan? pemukiman
terjadinya konversi lahan?
10. Tingginya biaya penyelnggaraan pertanian

Anda mungkin juga menyukai