Anda di halaman 1dari 5

Renungan 40 hari Mama Daisy Theresia Picaulima (Ibu Mul)

Bapak/Ibu, Saudara/I dan anak-anak yang terkasih dalam nama Tuhan. Pada renungan mala mini,
saya ingin menggaris bawahi pesan yang dapat kita petik dari bacaan-bacaan pada kalender liturgi
kita mala mini.

Yaitu Pesan bacaan 1 yang bisa disimpulkan sbb:

Nabi Yesaya menyatakan bahwa Keteguhan Iman kepada Allah dalam setiap
peristiwa yang kita alami, akan memuat kita dipandang orang lain sebagai keturunan
yang diberkati Allah.

Sementara Pesan pada Bacaan Injil yang dapat kita simpulkan adalah:

Bunda Maria meneladani kita akan pentingnya keteguhan iman dalam kehidupan
kita, sekalipun ditengah kegalauan dan kesulitan hidup, bahkan dalam pertikaian
dan kesalahpahaman antar keluarga sekalipun, Bunda tetap rendah hati dan
menjaga kesucian hatinya untuk terus percaya akan Rencana Allah.

Bapak, ibu, saudara/I dan anak-anak yang dikasihi Tuhan,

o 40 hari dalam Katolik menjadi tanda berhentinya masa berkabung bagi keluarga
yang ditinggalkan dan saat bagi kita semua untuk melanjutkan hidup dengan
mengenang kebaikan dan khususnya keteguhan iman yang diwariskan para
pendahulu kita, khususnya dari mendiang Ibu Daisy Theresia picaulima, sebagai
panutan atau bekal iman bagi kita menghadapi persoalan kehidupan di masa depan.
Untuk itu, renungan pada malam ini akan dibawakan oleh pihak keluarga untuk
menbagikan kenangan dan teladan iman yang mungkin berguna bagi kita yang masih
hidup mengembara di dunia ini. Waktu dan tempat kami persilahkan….

o Terimakasih bapak prodiakon,


Hari ini, Peringatan 40 hari Mama Daisy juga bertepatan dengan Peringatan Wajib
Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria dalam Kalender Liturgi hari ini, yang oleh
Gereja Katolik diperingati untuk meneladani kesucian dan kerendahan hati Bunda
Maria. Bunda Maria menyimpan semua perkara di dalam hati tidak karena
kemarahan atau kejengkelan seperti yang sering dilakukan banyak orang. Ia
menyimpan segala perkara dalam hatinya seraya merenungkannya sebagai
kehendak Allah yang harus terjadi dalam hidupnya.
o Bisa kita bayangkan jika peristiwa dalam Bacaan injil hari ini kita simulasikan dalam
peran kita, bapak ibu, contohnya misalya saya dan istri yang mengalaminya.
o Perjalanan dari Nazareth ke Yerusalem ditempuh berjalan kaki selama 10 hari dalam
kelompok besar yang mungkin sampai 30 Keluarga. Dalam perjalanan mungkin ibu-
ibu berjalan Bersama, lalu kelompok bapak-bapak juga demikian, dan kelompok
anak-anak akan terbagi diantara ibu dan ayah. Keluarga Maria dan Yusuf pergi ke
Yerusalem selain merayakan Paskah, juga akan mengikuti ritual tradisi Yahudi
bernama Bar mitzvah, yaitu mirip seperti keluarga katolik merayakan Sakramen
Krima yang diadakan untuk anaknya. Tradisi Bar mitzvah dimana anak laki-laki
Yahudi yang memasuki usia 12 tahun akan diberkati sebagai tanda memasuki masa
kedewasaan. Dia akan diminta membuka Torah (kitab suci Yahudi) dan membacanya
dengan Bahasa Ibrani/Yahudi di depan semua umat. Ritual tsb. Juga menjadi tanda
bahwa spiritualitasnya akan dibimbing oleh ayahnya sejak saat itu. Jadi kalua
sebelum itu, anak berada dalam bimbingan dan pengajaran ibunya, maka setelah
Bar Mitzvah, ayahnya lah yang akan bertanggungjawab memberikan pengajaran.
Ibu mungkin akan mengajarkan norma-norma nilai-nilai kemanusian atau kesopanan
sementara ayah akan mengajarkan tentang spiritualitas dan kisah-kisah nabi-nabi
yahudi.
Apakah keluarga kudus ini selalu harmonis? Kita tidak tau karena tidak tertulis hal itu
di alkitab namun kalau kita mengikuti kisah mereka dan mengaktualisasikannya
dalam kehidupan kita yang nyata, maka kita juga bisa mendapatkan kseimpulan
bahwa keidupan keluarga kudus hamper sama dengan keidupan keluarga kita di
dunia. Apalagi dalam bacaan injil mala mini, kita bisa melihat salahsatu kasus dimana
sangat mungkin terjadi ketegangan didalam hubungan keluarga diantara mereka.
o Puncak ketegangan terjadi saat mereka Kembali untuk pulang ke nazareth, dimana
mereka baru menyadari yesus tidak Bersama mereka. mungkin awalnya Maria
mengira Yesus berada dalam kelompok bapak-bapak karena seperti sudah
diberitahukan bahwa sesudah Bar Mitzvah, anak laki-laki mendapatkan pegajaran
dari ayahnya, sementara Yusuf mengira juga demikian, Yesus masih Bersama ibunya
karena memang Yesus sangat dekat dengan ibunya dibandingkan dia. Pada akhirya
baru mereka sadar Yesus tidak ada dalam kelompok tsb. Dan mereka memutuskan
Kembali ke Yerusalem mencari Yesus. Bapak, Ibu, kalau keluarga kudus ini adalah
saya dan Yayuk, pasti isinya tentu marah-marah dan saling melemparkan kesalahan.
Kita tidak tau apa yang terjadi pada mereka tetapi pastinya perasaan marah, jengkel,
capek, kuatir dan galau pasti itu yang dirasakan oleh mereka. Selama 3 hari, mereka
tekun dan teguh mencari kemana-mana dan akhirnya mereka temukan Yesus
sedang di bait allah, sedang dantai berdiskusi ngobrol asik dengan pemuka-pemuka
agama Yahudi yang menggelilingi dia. Dan kita bisa lihat, bahwa alkitab mencatat
yang menegur Yesus adalah Bunda Maria yang artinya bunda sangat merasa
terbeban atas peristiwa ini namun malah ditambah lagi dengan jawaban Yesus yang
seolah semakin menyalahkannya. Yesus kecil, sungguh benar sewaktu mengatakan
Dia sudah ada dalam Rumah BapaNya, dia sudah dalam bimbingan dan pengajaran
BapaNya, karena Yusuf memang bukan ayahNya, Yesus adalah Putera Allah. Namun
Bunda Maria dan Yususf adalah orangtua Yesus di dunia ini. Merekalah yang
bertanggungjawab atas keidupan Yesus sebagai anak, mulai dari bayi sampai nanti
dewasa. Peran Yusuf seagai ayah Yesus di dunia sungguh sangat penting bagi
keselamatan Maria dan Yesus sendiri. Jika Yusuf tidak mendengarkan malaikat
dalam mimpinya, maka Bunda Maria akan dijatuhi hukuman rajam karena hukum
Yahudi melarang perempuan memiliki anak tanpa pernikahan. Bayangkan persanaan
Yususf mendengar jawaban Yesus. Maka pastilah semakin kompleklah permasalah
keluarga ini. Tapi bapak ibu dan saudara/I terkasih, sekali lagi memang tidak tercatat
bagaimana Maria dan Yususf menyelesaikan persoalan mereka namun pada
akhirnya kita hanya bisa melihat hasilnya dan Alkitab mencatat bagaimana kemudian
Yesus kecil sungguh belajar untuk menyadari dan memahami perannya sebagai anak
duniawi dari Maria dan Yusuf di ayat 51 mengatakan dengan jelas bahwa Yesus
tetap hidup dalam asuhan mereka (Maria dan Yususf) dan Maria menyimpan semua
perkara itu dalam hatinya.
o Menyimpan segala perkara juga berarti meresapkan segala peristiwa sebagai bagian
hidup yang menjadi ke- hendak Allah bagi kita. Ini membutuhkan iman. Iman
memampukan kita memandang segala peristiwa dalam terang Tuhan dan percaya
bahwa tangan kasih Tuhanlah yang bekerja dalam semuanya demi kebaikan kita. Ya,
iman membuat kita melihat dan menemukan Tuhan dalam segalanya, juga dalam
kegelapan peristiwa- peristiwa yang menimpa kita karena iman bagaikan pe- lita
yang bersinar menerangi hati kita.
o
o Bunda Maria adalah teladan iman. Dengan imannya, ia melihat dan mengolah segala
peristiwa yang terjadi sehingga peristiwa paling menyakitkan pun bisa diha- dapinya
dengan kuat dan tabah: di bawah kaki salib ia tetap percaya 'Tuhan sedang bekerja
dengan penuh kasih untuk kebaikan kita!' Saat itu hatinya bersinar sangat cemerlang
karena imannya. Bukankah cahaya pelita semakin tampak cemerlang dalam
kegelapan yang paling pekat?
o Nah demikian juga dengan sosok mama Daisy atau yang lebih dikenal sebagai ibu
Mul dimata kami anak-anaknya.
o Iman Katolik yang kami miliki, adalah warisan iman dari mama Daisy yang teguh
dalam imannya sepanjang perjalanan kehidupannya. Saya ingat betul awal saya
memulai pelayanan di gereja, menjadi seorang katekis adalah karena mama
mendorong saya untuk berani menjadi guru iman bagi orang lain. Walaupun
awalnya menolak, mama teguh mendoakan dan meminta saya mau memanfaatkan
pengetahuan apologetic saya untuk menjadi pelayan gereja seperti dia. Sampai
akhirnya sisauatu masa, saat mama jatuh sakit dan lemah bahkan sudah diberikan
perminyakan, saya membisikkan sbuah doa dan janji, “jika mama sehat, saya akan
menjadi katekis” dan ternyata mama-pun sembuh bahkan dua hari kemudian, bisa
pulang kerumah. Maka sejak itulah saya menjadi katekis dan malah kemudian ikut
dalam bidang pelayanan yang lain, mulai seksi liturgi, komsos dan prodiakon sejak
2009 sampai terakhir 2019.
o Juga pernah ada masa ketidak harmonisan keluarga, keretakan hubungan antara
mama dan papa yang endingnya mama ingin mengakhiri bahtera rumah tangga
karena kesalahan papa. Namun hal itu tidak jadi dilakukannya karena melihat kami
anak-anaknya yang masih kecil dan membutuhkan kasih saying dari kedua orangtua
kami. Mama memaafkan papa dan akhirnya mereka hidup Bersama sampai akhirnya
dimakamkan dalam liang kubur yang sama.
o Dalam keluarga kami, mama sangat dominan, beliau bukan saja menetapkan aturan
makan Bersama duduk di meja, berdoa bahkan setiap minggu tidak pernah absen ke
gereja. Walaupun pernikahan mama dan papa yang beda agama, peran mama juga
terlihat dengan membaptis semua anak-anaknya di saat masih kecil. Nilai-nilai
kebajikan diajarkan mama tidak pernah menyinggung agama lain bahkan kami
menganggap semua agama sama baiknya hanya beda Namanya. Makanya sewaktu
adik kami, ina dipinang oleh seorang pemuda muslim, kami sekeluarga tidak ada
yang keberatan jika Ina harus pindah keyakinan.
o Mama mengajarkan nilai kebajikan yang harus tegas, berprinsip, jujur dan rendah
hati. Maka kami pun pernah mendengar bahwa jabatan bendahara di koperasi
kelurahan yang selalu dipegang oleh Mama Daisy, tidak pernah berpindah tangan ke
angggota lain ternyata karena mereka lebih percaya kalau dipegang oleh mama.
o Sebelum tahun 1992, daerah Palmerah selalu langanan banjir setiap tahun sampai 2
kali, dan pada banjir musiman 5 tahun, pernah mencapai ketinggian sampai genteng
rumah. Penyebab banjir diketahui adalah karena aliran kali yang berbelok-belok,
sehingga Ketika volumenya besar, airnya menggenangi daerah tsb. Dalam diskusi
warga dan pemerintah, dijanjikan akan ada program pembangunan kali yang lebih
besar dan lurus sehingga tidak akan banjit lagi, namun ada syaratnya yaitu
memenangkan partai Golkar di daerah itu yang menjadi kantong suara PPMaka
mama dan papa ikut dalam program sosialisasi kepada masyarakat sebagai kader
partai Golkar dan akhirnya usahanya berhasil, Golkar menang dan program kali
dilaksanakan sehingga daerah sekitarya tidak lagi langganan kebanjiran. P.
o Dari sisi Ibu Daisy Theresia Picaulima,asih saying kepada anak-anaknya, mama
juga kami kenal sebagai ibu yang bertanggungjawab dalam membimbing kita.
Kita diajarkan sejak dini untuk punya tugas dan tanggung jawab mengurus
rumah tangga, mulai dari menyapu, mengepel, memasak, mencuci piring,
sampai mengganti sumbu kompor minyak. Makanya Ketika kita berumah
tangga, keahlian tsb langsung bisa diterapkan dalam rumah tangga kita.
Antara saya dan yayuk lebih jago saya kalau menyapu dan mengepel. Tapi
yayuk juga cepat belajar, dulunya masak air saja gosong, sekarang saya lebih
suka makan apapun yang dia masak buat kita daripada jajan diluaran.
o Kepada semua anaknya mama juga gak pilih kasih bahkan kepada anak
tirinya. Perlu diketahui, sebelum menikah dengan papa, papa sudah pernah
menikah dan bercerai, perkawinan mereka menghasilkan dua puteri, satu
yang sulung ikut dengan ibunya yang seudah menikah lagi. Sementara yang
bungsu ikut papa nadi Malang Jawa Timur Bersama nenek, ibunda papa. Jika
ada waktu, kami sering berlebaran di Malang, mengunjungi rumah nenek dan
bertemu dengan mbak Wiwiek. Rasa sayang mereka terhadap mama, kadang
membuat kita jadi iri sebagai anak-anaknya, tapi ya ternyata bisa dimaklumi
karena mereka merasa mendapatkan kasih saying dari ibunda.
o Sebenarnya masih banyak teladan iman yang bisa dibagikan mama kepada
kita, namun yang sudah saya sebutkan adalah yang membekas dalam
kenangan kami sebagai anak-anaknya. Sepertti kata Paus Fransiskus yang
memberikan homilinya tentang ajakan Yesus untuk hidup yang kudus. 1
Petrus 1: 15-16: tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh
hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab
ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
o Banyak dari kita selalu merasa bahwa menjadi orang kudus itu sesuatu yang
sulit, apalagi kalau kita baca kisah-kisah Para Kudus tentang bagaimana
mereka mendapatkan gelar dari Gereja Katolik sebagai Orang Kudus, ada
yang harus menderita, ada yang harus mengalami kesesakan hidup sampai
meninggal sebagai martir dengan cara-cara yang mengerikan. Namun Paus
Fransiskus mengingatkan kita bahwa ajakan menjadi Kudus yang Yesus minta
bukanlah sesuatu yang sama dengan semua yang dilalui Para Kudus dalam
hidup mereka. Kita sebagai kaum awam bisa melakukannya dalam kehidupan
kita masing-masing. Paus Fransiskus memberikan contohnya, misalnya ada
seorang ibu yang bangun pagi bersih-bsersih rumah lalu ke pasar untuk
membuat makanan bagi keluarga, namun di pasar dia ketemu tetangganya
yang mengajaknya mengobrol menggosipkan tetangga lainnya, ibu tersebut
mendengarkan lalu memotong dengan nasehat, bahwa dia tidak baik
memicarakan orang lain sambal mohon diri untuk melanjutkan pulang
kerumahnya, maka pilihan ibu tersebut sudah selangkah menuju kekudusan.
Sampai di rumah, karena waktunya terpotong di pasar ngobrol dengan
temannya tadi sehingga pekerjaan rumah jadi terlambat, maka ibu tsb bekerja
lebih keras mengejar pekerjaannya sehingga badan pegel padahal malamnya
ada ibadat lingkungan. Sempat terlintas untuk tidak dating karena capek, tapi
akhirnya sang ibu memilih tetap dating karena pikirnya, jauh lebih penting
beribadat Bersama dengan umat yang lainnya. Maka sekali lagi ppilihan ibu
tsb. Sudah selangkah menuju kekudusan. Jadi paus mau mengatakan bahwa
kita selalu bisa mengkuduskan hidup kita dengan menerapkan sepenuh hati
ajaran Kristus dalam hidup kita masig-masing, seperti yang mama daisy
terapkan dalan hiduopnya.
o Semoga kita mampu mengkuduskan kehidupan kita masing-masing dengan
ajaran kebajikan yang telah ditunjukan melalui teladan Bunda Maria dan Yesus
Kristus. Amin.

Anda mungkin juga menyukai