Anda di halaman 1dari 30

PROGRAM GIZI ATLET AIRSOFT

Disusun oleh :

WAHYU AGUSTIAN

ADE118059

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN

TEKNOLOGI UNIVERSITAS PALANGKA RAYA FAKULTAS

PENDIDIKAN KEGURUAN DAN ILMU POENDIDIKAN

2023
DAFTAR ISI

1.PROFIL CABANG OLAHRAGA.....................................................................3

1.1 Sejarah awal munculnya Airsoft gun di dunia..........................................3

1.2 Perkembangan di Tanah Air........................................................................4

1.3 Hukum dan peraturan Airsoft yang berlaku di Indonesia......................5

2. PERIODISASI LATIHAN PADA OLAHRAGA AIRSOFT..........................6

2.1 Siklus makro.................................................................................................6

2.2 Siklus meso....................................................................................................7

2.3 Microcycle /Siklus Mikro (jangka pendek)..............................................11

3. PERIODISASI GIZI PADA OLAHRAGA AIRSOFT..............................12

3.1 Persiapan Pertandingan/Pre-Season.........................................................12

3.2 Saat Pertandingan......................................................................................18

3.3 Periode Pemulihan/setelah pertandingan................................................27


1. PROFIL CABANG OLAHRAGA
Airsoft adalah sejenis olahraga atau permainan menembak. Dalam

permainan ini para anggotanya (Airsofter) mensimulasikan strategi tempur

(perang-perangan) yang mirip dengan dunia militer atau kepolisian.

Permainan perang-perangan ini menggunakan senjata api replika

(tiruan) yang disebut dengan unit Airsoft gun.

1.1 Sejarah awal munculnya Airsoft gun di dunia. 

Permainan Airsoft ini muncul pertama kali di Jepang pada era

tahun 1970-an. Penyebab permainan ini muncul karena banyaknya

penggemar senjata sungguhan (senpi). Namun tentu saja kepemilikan

senjata api tidak bisa dimiliki, didapatkan, dan digunakan secara

sembarangan (karena ketatnya peraturan).

Oleh karena itulah kemudian para pencinta senjata itu lalu mencari

alternatif senjata mainan yang legal digunakan (demi untuk memenuhi

hobi mereka). Peluang ini kemudian ditangkap dengan cerdas sekali

oleh perusahaan mainan disana. Sejak saat itulah mulai banyak

diproduksi unit-unit Airsoft gun di Jepang. Pada perkembangan

selanjutnya hingga sekarang kegiatan Airsoft paling populer di

Jepang, Tiongkok, Hong Kong, Taiwan, Macau, Korea Selatan, dan

juga terus menyebar ke Filipina serta Indonesia.

'Virus' permainan hobi Airsoft gun ini juga mulai 'menjangkiti'

orang-orang di negara Eropa dan Amerika. Bahkan sudah populer


disana, khususnya di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Swedia,

Finlandia, Norwegia, Italia, Jerman, Austria, Swiss, Prancis, Spanyol,

Polandia, Portugal, Belgia, Denmark, dan Chili. Dan tampaknya 'virus'

pehobi Airsoft gun ini akan terus semakin menyebar ke seluruh dunia,

karena didukung oleh komunitas pehobi Airsoft di internet yang

sangat aktif.

1.2 Perkembangan di Tanah Air.

Saat ini Airsoft gun sudah berkembang menjadi salah satu cabang

olahraga menembak yang modern dan sangat populer di Indonesia.

Permainan olahraga perang-perangan yang dahulunya hanya

didominasi oleh kaum pria, kini telah mulai disukai oleh sebagian

kaum wanita. Hal disebabkan oleh karena permainan ini sangat seru

dan menantang. Dalam setiap latihannya (skirmish/sukir) akan selalu

melibatkan pengolahan kemampuan diri yang positif. Misalnya latihan

dalam bekerjasama, dan berlatih cara berkoordinasi dalam suatu tim

(kelompok) demi untuk memenangkan sebuah misi. Sejarah

munculnya Airsoft gun di Indonesia. Jika kita melirik ke belakang,

yaitu pada masa awal perkembangan Airsoft gun di tanah air, maka

rentang waktunya tidak-lah terlalu lama. Seingat penulis, permainan

ini sepertinya mulai muncul di awal tahun 90an dulu. Karena pada

waktu tahun '91 (penulis masih kelas 1 ) pernah membeli Airsoft gun

spring model pistol di Pasar Rebo Jakarta timur. Jadi bisa dikatakan

permainan Airsoft gun ini terbilang baru berkembang di Indonesia.


Belakangan, mulai muncul jenis unit Airsoft gun dari bahan full metal

dan bertenaga baterai (elektrik) serta gas. Namun kedua jenis unit ini

hanya dapat diakses oleh sebagian kecil orang saja.

1.3 Hukum dan peraturan Airsoft gun yang berlaku di Indonesia.

Airsoft gun telah disebutkan dalam Peraturan Kepala Kepolisian

Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012, yaitu tentang

Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Untuk Kepentingan

Olahraga (“Perkapolri 8/2012”) adalah sebuah benda yang bentuk,

sistem kerja dan/atau fungsinya menyerupai seperti senjata api yang

terbuat dari bahan plastik dan/atau campuran yang dapat melontarkan

Ball Bullet (BB) [Pasal 1 angka 25 Perkapolri 8/2012].

Sebagai tambahan, ada beberapa ketentuan hukum lain yang berkaitan

dengan unit Airsoft gun, sbb:

1.) Airsoft gun hanya boleh digunakan dalam olahraga menembak

reaksi – Pasal 4 ayat (4) Perkapolri 8/2012;

2.) Airsoft Gun hanya boleh digunakan di dalam lokasi pertandingan

dan latihan – Pasal 5 ayat (3) Perkapolri 8/2012;

3.) Persyaratan untuk bisa memiliki dan/atau mempergunakan Airsoft

gun untuk kepentingan olahraga adalah sebagai berikut: (Pasal 13 ayat

(1) Perkapolri 8/2012).


a. Memiliki kartu tanda anggota klub menembak asli yang

bernaung di bawah Perbakin;

b. Berusia paling rendah 15 (lima belas) tahun, dan paling tinggi

65 (enam puluh lima) tahun;

c. Sehat jasmani dan rohani, dan harus dibuktikan dengan Surat

Keterangan dari Dokter serta Psikolog; dan,

d. Memiliki keterampilan dalam menembak, dan harus dibuktikan

dengan surat keterangan yang dikeluarkan oleh Pengprov

Perbakin.

4.) Harus memiliki surat izin kepemilikan dan penggunaan unit Airsoft

gun tersebut dari Kapolda u.p. Dirintelkam dengan tembusan Kapolres

setempat, dan dengan dilengkapi persyaratan – Pasal 20 ayat (2)

Perkapolri 8/2012;

5.) Izin penggunaannya hanya berlaku selama 1 (satu) tahun, yaitu

terhitung sejak tanggal dikeluarkan surat izin itu, dan dapat

diperpanjang lagi tiap tahunnya – Pasal 29 ayat (9) Perkapolri 8/2012.

2. PERIODISASI LATIHAN PADA OLAHRAGA AIRSOFT

2.1 Siklus makro

Program latihan tahunan disebut siklus makro dan diperpanjang

selama 1 tahun untuk beberapa atlet. Program latihan akan


dimodifikasi sesuai dengan tujuan dan tingkat kemajuan seorang atlet.

Siklus makro terdiri dari dua atau tiga siklus meso. Setiap siklus

dirancang untuk mencapai tujuan spesifik yang ditargetkan untuk

meningkatkan performa olahraga atlet. Secara sederhana, siklus makro

dapat diartikan sebagai siklus latihan jangka panjang yang biasanya

dalam jangka waktu satu tahun atau disebut rencana tahunan (annual

plan).

2.2 Siklus meso

Fase-fase dalam suatu siklus makro disebut siklus meso dan dapat

berlangsung beberapa minggu hingga beberapa bulan. Siklus meso

merupakan siklus yang tidak jauh berbeda dengan siklus mikro, bisa

berupa gabungan dari dua atau lebih siklus mikro. Pelatih biasa

menyebutnya dengan siklus antara/bulanan15. Siklus makro dan meso

dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:

Format Perencanaan Siklus Makro Dan Meso Cabang

Olahraga Airsof

Tahap Latihan : Tahap Persiapan Umum (TPU)

Tanggal/Hari ke : 15 s/d 21 Januari / hari ke-15 s/d hari ke-21

JADWAL LATIHAN
KOMPONEN
NO. SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU MINGGU KET.
LATIHAN
Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore

1 Teknik V V V V
2 Taktik

3 Fisik

a. Daya tahan V V* V V V V* V V V V* V V

b. Fleksibilitas V V V V V* V V V V* V V V

c. Kekuatan V V V

d. Stamina

e. Kelincahan

f. Power

g. Daya tahan otot

h. Kecepatan

4 Tes/pengukuran

5 Tes uji coba

6 Istirahat V V Active

rest

V : Seluruh volume latihan untuk latihan fleksibilitas

V* : seluruh volume latihan untuk latihan daya tahan aerobik

Tahap Latihan : Tahap Persiapan Khusus (TPK)

Tanggal/Hari ke : 19 s/d 26 Maret / hari ke-78 s/d hari ke-84

JADWAL LATIHAN
KE
KOMPON SENIN SELAS RABU KAMIS JUM’A SABTU MINGG
N T.
EN A T U
O.
LATIHAN Pa Sor Pa Sor Pa Sor Pa Sor Pa Sor Pa Sor Pa Sore

gi e gi e gi e gi e gi e gi e gi

1 Teknik V V V V

2 Taktik

3 Fisik
i. Daya

tahan

j. V V V V V V V V V V V V

Fleksibilitas

k. Kekuatan

l. Stamina V V

m. V V

Kelincahan

n. Power V V

o. Daya

tahan otot

p. Kecepatan V V

4 Tes/

pengukuran

5 Tes uji coba

6 Istirahat V V

Tahap Latihan : Taper

Tanggal/Hari ke : 27 Agustus s/d 2 September

JADWAL LATIHAN KET


KOMPONEN
NO. SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU MINGGU .
LATIHAN
Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore
1 Teknik V V V

2 Taktik V V V

3 Fisik

a. Daya tahan

b. Fleksibilitas V V V V V V V V V V V V

c. Kekuatan

d. Stamina V

e. Kelincahan V

f. Power V

g. Daya tahan otot V

h. kecepatan V

4 Tes/pengukuran

5 Tes uji coba

6 Istirahat

Tahap Latihan: kompetisi

Hari : hari ke-126 s/d hari ke-133

JADWAL LATIHAN
KOMPONEN KE
NO. SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU MINGGU
LATIHAN
Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore

1 Teknik V V V

2 Taktik V V V

3 Fisik

a. Daya tahan

b. Fleksibilitas V V V V V V V V V V V V

c. Kekuatan

d. Stamina V
Tahap Latihan : transisi atau istirahat aktif

Tanggal/Hari : hari ke 135 sampai seterusnya

e. Kelincahan V

f. Power V

g. Daya tahan otot V

h. kecepatan V V

4 Tes/pengukuran

5 Tes uji coba

6 Istirahat

NO. JADWAL LATIHAN


K
KOMPONEN
SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU MINGGU
LATIHAN
Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore

1 Teknik

2 Taktik V

3 Fisik

a. Daya tahan

b. Fleksibilitas V V V V V

c. Kekuatan

d. Stamina

e. Kelincahan

f. Power V

g. Daya tahan otot V V

h. kecepatan V

4 Tes/pengukuran

5 Tes uji coba


6 Istirahat V V V V V V V V V

2.3 Microcycle /Siklus Mikro (jangka pendek)

Siklus meso terdiri dari siklus mikro yang dapat bertahan 1

hingga 4 minggu. Secara sederhana siklus mikro merupakan siklus

mingguan. Beberapa aspek yang terdapat dalam siklus mikro adalah:

1. Penyempurnaan teknik dengan intensitas submaksimal dan

maksimal

2. Mengembangkan kecepatan

3. Meningkatkan daya tahan anaerobik

4. Membentuk kekuatan

5. Mengembangkan daya tahan otot dengan intensitas sedang dan

rendah

6. Mengembangkan daya tahan kardiovaskular dengan intensitas

sedang dan tinggi

3. PERIODISASI GIZI PADA OLAHRAGA AIRSOFT

3.1 Persiapan Pertandingan/Pre-Season

Tabel Kebutuhan Asupan Gizi

Makro Secara Umum Pre season

Jam 05.30 Telur rebus matang/ ½ matang (1 butir)

Teh manis (1 gelas)


MAKAN PAGI

jam 07.30 Nasi (1½ piring sedang)

Ayam pangang tanpa kulit (1 potong sedang)

Makaroni schotel (1 potong sedang)

Tumis buncis + soun + udang (1 mangkok)

Jam 10.00 Jus belimbing (1 gelas)

Agar-agar isi bskuit (1 potong)

Selada buah (1 gelas)

MAKAN SIANG

Jam 12.00 Nasi (2 piring sedang)

Ikan bakar bumbu kuning (1 potong sedang)

Tahu panggang isi telur puyuh dan daging giling (1 potong sedang)

Sayur asam (1 mangkok)

Jam 16.00 Pepaya (1 potong sedang)

Teh manis (1 gelas)

Lemper (1 potong)

Teh manis (1 gelas)

MAKAN MALAM

Jam 19.00 Nasi (1½ piring sedang)

Ayam bakar (1 potong)

Salad, jagung pipil, wortel, kentang ongklok (1 porsi)


Soup sayuran ( 1 mangkok)

Perkedel kentang panggang (1 potong sedang)

Jeruk (1 buah)

Jam 21.00 Lontong mie (1 buah)

Salada buah (1 gelas)

Jam 22.00 Susu Skim (1 gelas)

Pada periode persiapan di pemusatan latihan, periode pertandingan

maupun periode pemulihan pemberian makan pada atlet harus diatur

sedemikian rupa sehingga kondisi atlet yang prima mampu meningkatkan

prestasi. Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang

mengandung jumlah kalori dengan proporsi sebagai berikut :

- 60 – 70% karbohidrat,

- 10 – 15 % protein,

- 20 - 25 % lemak, vitamin, dan mineral

- air

Kebutuhan kalori dan protein pada atlet airsoft bervariasi sesuai

dengan umur, status gizi serta periode pelatihan atau pertadingan. Secara

umum kebutuhan kalori atlet airsoft cukup tinggi mencapai >4500 kilo

kalori, atau rata-rata 1,5 – 2 kali dibanding dengan orang biasa pada umur

dan status gizi yang sama.


Demikian juga penelitian Pettenhover dan Voit, menunjukkan

bahwa pembakaran protein pada waktu berlatih berat tidak lebih tinggi

dibanding pada waktu istirahat, juga setelah cadangan glikogen habis.

Sedangkan bila latihan dilanjutkan tidak didapatkan ekskresi nitrogen yang

berarti.

Dengan demikian anggapan diet tinggi protein akan meningkatkan

massa otot dan memperbaiki kinerja adalah tidak tepat, bahkan menurut

ahli gizi, mengkonsumsi makanan tinggi protein selama berlatih maupun

bertanding justru merugikan sebab protein bukan bahan makan sumber

energi siap pakai, metabolisme protein meningkatkan kerja ginjal yang

seharusnya tidak perlu.

Akan tetapi kenyataan di lapangan masih banyak ditemukan

praktek-praktek diet yang hanya didasarkan atas kebiasaan dan

pengalaman pribadi tanpa dukungan kebenaran ilmiah. Praktek diet yang

salah seperti dikemukakan di atas tidak hanya terjadi di negara

berkembang saja, akan tetapi juga di negara maju. Seperti penelitian yang

dilakukan oleh Bentivegna terhadap 75 coach dan trainer atletik, hasilnya

menunjukkan 51% berkeyakinan bahwa diet tinggi protein akan

meningkatkan massa otot dan memperbaiki penampilan.

Untuk memperoleh hasil kinerja olahraga yang optimal, perlu

disusun pengaturan makanan pertandingan, meliputi pengaturan makan

sebelum bertanding/persiapan, saat bertanding dan setelah bertanding.


Pengaturan makanan pada fase persiapan pertandingan

Tujuan pengaturan makanan sebelum bertanding adalah:

- Mencegah rasa lapar dan kelemahan,

- Tubuh penuh energi meskipun perut kosong,

- Menjamin status hidrasi,

- Alat percernaan tidak terbebani selama bertanding,

- Agar atlet merasa siap bertanding.

Berbagai cabang olahraga mempunyai lama pertandingan berbeda,

demikian juga berat ringannya pertandinan tidak selalu sama. Untuk itu

harus diketahui sistem energi utama yang diperlukan mensuplai energi

untuk aktivitas fisik, hal tersebut berkaitan dengan pengaturan makanan

sebelum bertanding.

Pertandingan jarak pendek seperti lari cepat 50 m, 100 m, 200 m,

energi utama yang dipergunakan adalah anaerobik. Pertandingan dalam

jangka waktu lama yang dilakukan terusmenerus, seperti balap sepeda

nomor jalan raya, marathon menggunakan sistem energi aerobik dengan

bahan bakar karbohidrat dan lemak. Karbohidrat dipergunakan terutama

pada waktu start dan menjelang finish karena pada saat tersebut

olahragawan memerlukan gerakan yang cepat.

Sedangkan untuk pertandingan berselang, kadang cepat, kadang

lambat (intermitten), seperti halnya airsoft, paintball, sepakbola, hockey,


sistem energi yang berperan adalah gabungan antara anaerobik dan

aerobik.

Makanan menjelang bertanding hanya berperan kecil dalam

menyediakan energi, akan tetapi perlu diberikan untuk menghindarkan

rasa lapar dan kelemahan agar atlet dapat berprestasi seoptimal mungkin.

Sebenarnya tidak ada makanan khusus yang dapat menaikkan prestasi

olahraga, namun pengaturan pola makan akan berpengaruh terhadap

penampilan atlet, untuk itu diet menjelang bertanding perlu direncanakan

dengan baik agar selama bertanding atlet tidak merasa kekurangan makan,

berikan diet secara teratur dan hindarkan makanan berat yang sulit dicerna.

Dua sampai dengan tiga jam sebelum bertanding, atlet perlu disediakan

makan menu ringan, tinggi karbohidrat (sebaiknya berupa karbohidrat

kompleks, sebab selain mengandung karbohidrat juga tersedia zat gizi

lainnya seperti vitamin dan mineral, diserap secara perlahan).

Perut yang penuh makanan akan mengganggu kinerja saat

bertanding, disamping itu energi tak dapat dicurahkan sepenuhnya untuk

aktivitas luar, sebab metabolisme makanan butuh energi tersendiri (SDA:

Specific Dynamic Action) untuk karbohidrat 6-7%, lemak 4-14% dan

protein 30-40%.

Makanan tinggi protein sebaiknya dihindarkan, sebab dari metabolisme

protein akan terjadi sisa zat yang bersifat toksik, seperti amonia dan urea.
Asupan protein yang berlebihan akan memaksa ginjal dan hati bekerja

ekstra untuk detoksikasi (penawar racun). Amonia dan asam organik sisa

metabolisme protein akan menjadi deuretika yang memudahkan kita

mengeluarkan urine, sehingga akan memberatkan atlet selama bertanding.

Pembuangan sisa metabolisme protein ini diikuti hilangnya

berbagai mineral penting, seperti potasium, kalsium dan magnesium yang

pada akhirnya akan menyebabkan dehidrasi, daya tahan menurun dan juga

bisa menyebabkan terjadinya stroke atau gangguan otak. Protein juga

bukanlah sumber energi instant yang siap pakai, sebab untuk menjadi

energi harus menghilangkan unsur nitrogen terlebih dahulu yang

memerlukan rangkaian proses cukup panjang. Makanan menjelang

bertanding sebaiknya terdiri atas menu ringan yang sudah dikenal atau

biasa dikonsumsi atlet, sebab makanan mempunyai arti emosional dan

harus diingat bahwa ketegangan menjelang bertanding akan berpengaruh

terhadap prestasi. Disamping itu pilihlah makan yang mudah dicerna,

hindarkan makanan berlemak, karena karena akan membebani percernaan.

3.2 Saat Pertandingan

Tabel Kebutuhan Asupan Gizi Makro Secara

Umum In-Season

Jenis Makanan Lama Pertandingan

Makan 3 jam sebelum bertanding 0 – 90 menit 90 mnt- 3 jam > 3 jam


Tidak membantu Tidak membantu Membantu suplai glukosa otot & darah.

Memperbaiki Endur.

Cafein

Membantu setelah Memperbaiki endurance Memperbaiki endurance

60 mnt

Menuman mengandung 510% KH Tidak membantu Memperbaiki endurance Memperbaiki endurance

Makanan tinggi Tidak membantu Memperbaiki endurance Memperbaiki endurance

KH cair

(Makanan Sebelum

Bertanding)

MAKAN MALAM

jam 19.00 Makanan lengkap yang terdiri dari :

Nasi (1½ piring sedang)

Pepes ikan teri (1 porsi)

Soup sayuran ( 1 mangkok)

Perkedel kentang (1 potong)

Jam 22.00 Jeruk manis (1 gelas)

Susu skim (1 gelas)


Biskuit (3 buah)

Jam 06.30 Roti bakar tanpa margarine isis selai (3 tangkap)

Jus Melon/ buah lain (1 gelas)

Teh manis (1 gelas)

( makanan pada Saat Bertanding )

3 – 4 jam sebelum bertanding diberikan makanan lengkap yaitu :

 Nasi (1 piring sedang)

 Ayam panggang tanpa kulit (1 potong sedang)

 Tahu isi daging giling (1 potong sedang)

 Sop wortel, kentang, bakso (1 mangkok)

 Jus buah (1 gelas)

2 – 3 jam sebelum bertanding diberikan makanan berupa snack :

 Krakers (3 buah) atau

 Roti (2 iris) + selai

 Bakpia kacang hijau (4 buah)

 1 – 2 jam sebelum bertanding diberikan makanan cair/minuman :

 Jus melon/ buah lain (1 gelas)

< 1 jam sebelum bertanding diberikan minuman :


 Jus mangga/ buah lain (1 gelas)

 Selama bertanding diberikan minuman :

 Air putih atau jus buah

 Larutan isotonik (larutan yang mengandung unsur gula dan garam dalambentuk minuman atau dapat diberikan oralit)

Tujuan: memberi makanan dan cairan yang cukup untuk memenuhi

energi dan zat gizi agar cadangan glikogen tetap terpelihara. Dengan

syarat:

- Cukup gizi sesuai dengan kebutuhan.

- Protein cukup 10-12%, lemak 1-20%, hidrat arang 68-70% dari

total Kalori.

- Banyak mengandung vitamin.

- Mudah dicerna, tidak bergas dan berserat, serta tidak merangsang

(pedas, asam).

- Cairan gula diberikan dalam konsentrasi rendah.

Berbagai hal yang perlu diperhatikan:

- Pilih makanan yang tinggi karbohidrat terutama jenis karbohidrat

komplek, misalnya: nasi, mie, bihun, makroni dan kue-kue

seperti bolu, biskuit, krakers, dll.

- Hindarkan karbohidrat sederhana, seperti minuman manis atau

gula, sebab minuman manis dengan kadar gula lebih dari 2.5

gram/100 ml air (hipertonik) akan menyebabkan terjadnya

Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah). Dengan gelaja

antara lain : lemas,mudah tersinggung,sakit kepala,lapar,pucat


dan beringat, bingung,kejang,hilang ke-sadaran. Hal tersebut

terjadi karena otak kekurangan suplai makanan (Glukosa

merupakan satu-satunya sumber makanan bagi otak).

- Hindari makanan yang terlalu banyak gula, seperti sirup, soft

drink, coklat, satu jam sebelum bertanding. Pemakaian gula

sebelum bertanding akan merugikan sebab selain mempunyai

efek osmotik, juga akan meningkatkan sekresi insulin yang akan

mengakibatkan terjadinya hipoglikemia.

- Mengatur waktu makan sesuai dengan jadwal pertandingan.

- Memperhitungkan waktu pencernaan dari jenis bahan makanan

yang diberikan.

- Memberikan makanan tambahan dalam bentuk cair yang kaya

akan zat gizi, karena makanan cair lebih cepat meninggalkan

lambung dari pada makanan padat dan diberikan dua jam

sebelum bertanding.

- Bila kebiasaan dekat waktu bertanding tidak dapat makan yang

cukup, maka makan malam sebelum hari bertanding harus

diusahakan makanan yang banyak karbohidrat dan snack

sebelum tidur dipilih makanan yang banyak karbohidrat dan

rendah lemak, misalnya krakers, biskuit, toast. Whole milk (susu

sempurna) termasuk makanan/ minuman banyak mengandung

lemak yang sebaiknya dihindarkan, sebab waktu cerna lama yang

memperberat perut selama pertandingan berlangsung.


- Hindarkan makanan berat-berserat. Sayuran berserat atau

sayuran mentah akan menimbulkan volume feaces yang

memperberat alat cerna.

- Hindarkan makanan merangsang dan mengandung gas. Makanan

yang terlalu pedas, terlalu asam dan mengandung gas, seperti

kol, sawi, durian, nangka sebaiknya tidak dikonsumsi menjelang

bertanding, sebab akan mengganggu proses pencernaan dan

menimbulkan rasa tidak nyaman di lambung.

- Alkohol sebaiknya ditinggalkan. Olahragawan harus cukup

selektif dalam memilih makanan/minuman menjelang

bertanding, sebab akhir-akhir ini banyak beredar minuman pabrik

yang kadang-kadang beralkohol. Meskipun alkohol termasuk

sumber energi instan untuk kerja otot dan memberikan kalori

tinggi (1 gram menghasilkan 7 kalori), namun banyak efek

merugikan, diantaranya adalah:

 Alkohol merupakan depresent bagi susunan syaraf

pusat.

 Mempercepat kelelahan, sebab memproduksi

asam laktat.

 Menganggu kerja syaraf: menghambat waktu

reaksi, mempengaruhi refleks, kecepatan dan

koordinasi menjadi lambat.


 Mempunyai sifat deuretis yang memudahkan

kencing.

- Konsumsi caffein perlu dipertimbangkan. Penelitian Costil tahun

1978 terhadap pelari-pelari marathon yang diberi minum kopi

sebanyak 2 cangkir satu jam sebelum bertanding, menunjukkan

hasil yang baik. Mereka mampu memperbaiki penampilannya

10-15 menit lebih cepat. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa

“Endurance Competition” mula-mula karbohidrat memberi 90%

dari energi yang diperlukan dan lemak 10%. Oleh karena

pertandingan berlangsung lama, maka tahap berikutnya energi

yang berasal dari karbohidrat berkurang, sedangkan yang berasal

dari lemak bebas terus bertambah. Salah satu efek cafein yang

terdapat pada kopi, teh dan koka adalah merangsang mobilitas

lemak sehingga asam lemak bebas masuk ke dalam aliran darah.

Dengan perbaikan metabolisme lemak ini, maka penggunaan

glikogen dapat dihemat sehingga akan memperbaiki endurance.

Namun efek negatif dari cafein perlu dipertimbangkan, yakni

cafein merupakan stimulansia yang dapat meningkatkan

ketegangan syaraf yang membingunkan, sering juga diikuti

terjadinya depresi selama bertanding (Smith, 1989:177). Akibat

lain dari cafein adalah pada atlet yang sensitif terhadap zat ini

menyebabkan insomnia, ekstra sistolik dan deuresis. Oleh sebab


itu pemakian cafein terutama menjelang dan pada saat bertanding

perlu dipertimbangkan.

- Memberi makanan yang telah dikenal oleh atlet atau makanan

yang Mengandung

arti bagi yang bersangkutan dapat dilakukan, tetapi harus

selektif, misalnya atlet menyukai ayam kentucky sebelum

bertanding sebaiknya diganti ayam bakar.

- Memberi cukup banyak cairan dengan interval waktu tertentu.

- Susunan pola hidangan seperti pola hidangan pada tahap

pemeliharaan status gizi dimodifikasi dengan menambah jenis

snack tinggi karbohidrat.

Waktu makan

 3 – 4 jam sebelum bertanding: makanan utama terdiri dari nasi,

sayur, lauk-pauk dan buah.

 2 – 3 jam sebelum bertanding: snack/makanan kecil, misalnya:

krackers, roti, dll.

 1 – 2 jam sebelum bertanding: cairan/minuman.

Pertandingan sepanjang hari

Sehari sebelum bertanding istirahat yang cukup, dan makan

pagi, siang dan malam terdirii dari makanan lengkap tinggi

karbohidrat. Minuman ekstra cairan sepanjang hari. Pada hari

pertandingan, makan pagi bergantung toleransi atlet seperti biasanya,


pada hari pertandingan usahakan makan snack tinggi karbohidrat

(krackers, biskuit) setiap 1,5 – 2 jam untuk mempertahankan gula

darah dalam keadaan normal, makan siang rendah lemak, berarti

makanan tidak boleh digoreng, tidak menggunakan santan kental dan

minumlah air sebelum merasa haus.

Kebutuhan Cairan

Tubuh manusia sebagian besar atau sekitar 60% adalah cairan,

maka selama berlatih atau bertanding status hidrasi atlet harus benar-

benar dipertahankan, sebab kekurangan cairan 1% akan mengurangi

prestasi, kekurangan 3-5% akan menganggu sirkulasi dan

kekurangan 25% berakibat kematian (Tauhid, 1986:45). Cairan yang

diperlukan untuk mempertahankan status hidrasi atlet diperoleh dari

intake makanan, hasil metabolisme, dari minuman sebelum, selama

dan sesudah bertanding.

Pada pertandingan olahraga endurance, seperti airsoft, maraton,

seorang atlet dapat kehilangan kehilangan cairan melalui keringat

sebanyak 2-4 liter per jam, lewat pernapasan sebesar 130 cc/jam,

dalam keadaan biasa kehilangan cairan lewat tractus respiratoris

hanya 15 cc/jam (Tien, 1982:104).

Pemeliharaan status hidrasi sangat penting, sebab akan

menentukan kinerja termasuk daya tahan atlet selama bertanding.

Minuman selain bermanfaat menggantikan cairan yang hilang juga


berguna untuk mengurangi panas badan dan memberi kesempatan

penambahan karbohidrat.

Kebutuhan cairan bagi orang awam dengan kerja sedang,

sekitar 6 gelas sehari, sedangkan untuk olahragawan adalah sekitar

satu liter setiap pengeluaran energi sebanyak 1.000 kalori atau 2,5 -4

liter sehari.

Sehari sebelum bertanding minumlah ekstra cairan paling

sedikit 2-3 gelas besar. Dua jam sebelum bertanding dapat minum 2-

3 gelas karena ginjal baru akan mengeluarkan air seni 60-90 menit

kemudian, dan 5-15 menit sebelum bertanding minum 1-2 gelas.

Selama bertanding atlet dapat minum pada saat istirahat, seperti pada

cabang olahraga sepakbola dan bolavoli.

Untuk cabang olahraga marathon dan balap sepeda nomor jalan

raya tiap 10-15 menit minum 200-300 ml (1-2 gelas). Pada cuaca

panas kebutuhan cairan semakin meningkat 3 kali dari yang

dianjurkan. Untuk mengetahui apakah atlet cukup minum sebagai

pengganti keringat keluar, dapat dilihat dari jumlah dan warna urine.

Jika jumlah urine sedikit dan warnanya tua, berarti kurang minum,

dapat juga dengan menimbang berat badan, setiap kehilangan berat

badan 0,5 kg setelah berlatih atau bertanding minumlah 2 gelas air.

3.3 Periode Pemulihan/setelah pertandingan

Tabel Kebutuhan Asupan Gizi Off-Season


½ jam setelah bertanding

 Jus belimbing / buah lain ( 1 gelas )

 Air putih

1 jam setelah bertanding diberikan :

 Jus tomat ( 1 gelas )

 Snack ringan /biskuit

 Air putih

2 jam setelah bertanding diberikan makanan lengkap porsi kecil tapi sering ( ½ porsi )

 Nasi ( 1 piring sedang )

 Soto ayam ( 1 mangkok )

 Jus jeruk / buah lain ( 1 gelas )

 Air putih

4 jam setelah bertanding ( 1 porsi )

 Nasi ( 1 ½ piring sedang )

 Telur Asin ( 1 butir)

 Rawon ( 1 mangkok )

 Setup wortel & jagung muda ( 1 mangkok )

 Lalap

 Kerupuk udang ( 1 potong )

 Air putih

Masa pemulihan dapat diartikan sebagai masa akhir

pertandingan, dalam periodisasi latihan disebut masa transisi.

Pada masa ini olahragawan tetap melakukan kegiatan fisik yang

bertujuan untuk memulihkan kondisi fisik serta


mempertahankan kualitas yang telah dicapai pada masa

kompetisi, selanjutnya dipersiapkan untuk memasuki masa

periodisasi latihan berikutnya.

Pengaturan makanan mengikuti tata laksana makanan

setelah bertanding. Kebutuhan energi disesuaikan dengan

aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Biasanya pada masa ini

sudah tidak berada pada pemusatan latihan, atlet harus tetap

mempertahankan kebiasaan makan yang sudah terpola seperti

pada saat di pemusatan latihan. Berbagai hal yang perlu

dipertimbangkan ialah:

 Kebutuhan energi disesuaikan dengan aktivitas yang

dilakukan

 Gizi seimbang dan bervariasi.

 Tetap mengontrol berat badan agar selalu dalam batas-batas

ideal.

 Apabila status gizi menurun dapat dipergunakan susunan pola

hidangan peningkatan gizi. Bila status gizi tetap terpelihara,

gunakan susunan hidangan pemeliharaan status gizi.

Anda mungkin juga menyukai