Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERENCANAAN PELAYANAN KEBIDANAN


YANG TANGGAP GENDER DAN PARTISIPATIF

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas individu


Mata Kuliah ASKEB V (Kebidanan Komunitas)

Dosen : Fatmawati Karim, SST

Disusun Oleh :

LULU MUTIARA NURWAHIDA


NIM : 014.201.1.035

AKADEMI KEBIDANAN BHAKTI NUGRAHA SUBANG


Jln. Ki Hajar Dewantara No.15A Subang Telp.(0260)7707775
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan hidayanya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“PERENCANAAN PELAYANAN KEBIDANAN YANG TANGGAP GENDER
DAN PARTISIPATIF” ini tepat pada waktunya yang telah di tentukan. Makala
ini diajukan guna memenuhi tugas yang di berikan dosen mata kuliah Kebidanan
Komunitas (ASKEB V).
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan
masukan dari semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk
dapat menyelesaikan makalah ini baik itu secara lansung maupun tidak lansung.
Penulis menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik
dari segi kalimat, isi maupun dalam penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan
semuanya, sangat kami harapan demi kesempurnaan makalah ini dan makalah-
makalah selanjutnya.

Subang, Juli 2016

Penulis

 
 
 
 
 
 
 

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ............................................................... 2
1.3 Tujuan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi metode perencanaan kebidanan komunitas.......... 3
2.2 Perencanaan partisipatif ...................................................... 3
2.3 Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas yang
Tanggap Gender dan Partisipatif ......................................... 5
2.4 Evaluasi dan monitoring ...................................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 11
 
 

ii
BAB I
PENDAHULUAN
 
1.1 Latar Belakang
Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang diberikan oleh bidan
sesuai dengan kewenangannya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak di
keluarga maupun di masyarakat. Dalam rangka pemberian pelayanan
kebidanan pada ibu dan anak di komunitas diperlukan bidan komunitas yaitu
bidan yang bekerja melayani ibu dan anak di suatu wilayah tertentu.
Kebidanan komunitas adalah sebagian upaya yang dilakukan oleh
bidan dikomunitas. Kegiatan akan terlaksana dengan baik dan memberikan
hasil yang sesuai dengan yang diharapkan jika berdsarkan perencanaan.
Sebab itu program berdaya guna perlu dirancang dengan pendekatan
partisipatif, yakni pendekatan yang menekan pentingnya keterlibatan warga
secara sukarela dalam upaya pembangunan lingkungan, kehidupan dan diri
mereka sendiri (mikkelsen, 2005 : 4) dalam konteks ini masyarakat bukan
dipandang sebagai objek pembangunan, tetapi lebih di anggap sebagai subjek,
aktif pada semua tahapan siklus proyek pembangunan mulai dari penilaian
kebutuhan,perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dengan demikian yang
partisipasif dan juga responsive gender perlu menerapkan prinsip-prinsip: (1)
Mengutamakan masyarakat, (2) Berbasis pengetahuan masyarakat dan (3)
Melibatkan dan memberdayakan perempuan
Melalui perencanaan program yang partisipatif, maka masyarakat
didorong bukan hanya mampu menyuara kepentingannya. Tetapi juga mampu
mengorganisie diri secara kolektif untuk terlibat mulai dari melakukan
perencanaan dan merancang kesehatannya sendiri.
Upaya kegiatan komunitas di Indonesia merupakan bagian
pembangunan kesehatan. Oleh karena itu perencanaan kebidanan komunitas
mengikuti pada perencanaan pembangunan tersebut 2  Perencanaan
berdasarkan wilayah, yaitu : Rencana pembangunan nasional (pusat) dan
Rencana pembangunan daerah, seperti: propinsi, kabupaten, kecamatan dan
desa.

1
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Deskripsi kebidanan komunitas
2. Untuk mengetahui perencanaan partisipatif
3. Untuk mengetahui perencaan partisipatif yang tanggap gender
4. Untuk mengetahui monitoring dan evaluasi tanggap gender

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi metode perencanaan kebidanan komunitas


Kebidanan komunitas adalah sebagian upaya yang dilakukan oleh
bidan dikomunitas. Kegiatan akan terlaksana dengan baik dan memberikan
hasil yang sesuai dengan yang diharapkan jika berdsarkan perencanaan.
Rencana adalah pola pikir yang sistematis untuk mewujudkan tujuan
dengan mengorganisasaikan dan mendaya gunakan sumber yang tersedia .
perencenaan yang akan disusun harus berdasarkan kegiatan yang
sebelumnya. Berbagai program kesehatan yang sudah dikembangkan dan
dijalankan di masyarakat, mulai dari program KIA termasuk imunisasi,
reproduksi remaja, program pencegahan infeksi termasuk HIV/AIDS dll
belum menjawab kebutuhan masyarakat bahkan cendrung belum tanggap
gender karena mengabaikan kecendrungan di mungkinkan adanya
perbedaan kondisi kesehatan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya
remaja perempuan cendrung lebih anemia dari remaja laki-laki hal ini dilatar
belakangi prafktik budaya yang mentabuhkan makanan tertentu di konsumsi
perempuan, misalnya: telur,ikan tidak boleh dikonsumsi oleh perempuan.
Sebab itu program berdaya guna perlu dirancang dengan pendekatan
partisipatif, yakni pendekatan yang menekan pentingnya keterlibatan warga
secara sukarela dalam upaya pembangunan lingkungan, kehidupan dan diri
mereka sendiri (mikkelsen, 2005 : 4) dalam konteks ini masyarakat bukan
dipandang sebagai objek pembangunan, tetapi lebih di anggap sebagai
subjek, aktif pada semua tahapan siklus proyek pembangunan mulai dari
penilaian kebutuhan,perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

2.2 Perencanaan partisipatif


Rencana adalah pola pikir yang sistematis untuk mewujudkan tujuan
dengan mengorganisasaikan dan mendaya gunakan sumber yang tersedia .
perencenaan yang akan disusun harus berdasarkan kegiatan yang
sebelumnya. Berbagai program kesehatan yang sudah dikembangkan dan

3
dijalankan di masyarakat, mulai dari program KIA termasuk imunisasi,
reproduksi remaja, program pencegahan infeksi termasuk HIV/AIDS dll
belum menjawab kebutuhan masyarakat bahkan cendrung belum tanggap
gender karena mengabaikan kecendrungan di mungkinkan adanya
perbedaan kondisi kesehatan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya
remaja perempuan cendrung lebih anemia dari remaja laki-laki hal ini dilatar
belakangi prafktik budaya yang mentabuhkan makanan tertentu di konsumsi
perempuan, misalnya: telur,ikan tidak boleh dikonsumsi oleh perempuan.
Melalui perencanaan program yang partisipatif, maka masyarakat
didorong bukan hanya mampu menyuara kepentingannya. Tetapi juga
mampu mengorganisie diri secara kolektif untuk terlibat mulai dari
melakukan perencanaan dan merancang kesehatannya sendiri.
Sebab itu program berdaya guna perlu dirancang dengan pendekatan
partisipatif, yakni pendekatan yang menekan pentingnya keterlibatan warga
secara sukarela dalam upaya pembangunan lingkungan, kehidupan dan diri
mereka sendiri (mikkelsen, 2005 : 4) dalam konteks ini masyarakat bukan
dipandang sebagai objek pembangunan, tetapi lebih di anggap sebagai
subjek, aktif pada semua tahapan siklus proyek pembangunan mulai dari
penilaian kebutuhan,perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

2.3 Proses Penyusunan Rencana yaitu :


1. Menentukan Tujuan
Menentukan tujuan berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi.
Bila masalah yang ditemukan tersebut banyak, maka bentuk-bentuk dari
prioritasnya masalahnya berdasarkan:
a) Berdasarkan besar nya masalah
b) Berdasarkan luasnya masalah
c) Berdasarkan dampak masalah
d) Berdasarkan besarnya akibat masalah
e) Berdasarkan tingkat kemudahan dalam mengatasinya

4
2. Menentukan Strategi
Strategi pelaksanaan rencana biasanya diungkapkan dalam
kebijaksanaan dan langkah-langkah pelaksanaan kebijaksanaan
merupakan dasar dari pelaksanaan kegiatan. Contohnya dalam
pelaksanaan program pelayanan kesehatan ibu dan anak di desa A,
kebijaksanaan yang ditetapkan adalah pelayanan kesehatan ibu dan anak
diarahkan pada upaya peningkatan sumber daya manusia, hal ini
dituangkan dalam undang-undang no. 23 th 1992, hal tersebut disusun
dalam langkah-langkah pelaksanaannya.
3. Implementasi Perencanaan
a. Menentukan kegiatan
Berdasarkan kegiatan pokok disusun program lebih rinci yang
mencakup aktifitas-aktifitas, dilakukan dengan target yang akan
dicapai. Rencana kegiatan secara rinci mencakup latar belakang
disusunnya rencana. Tujuan yang akan dicapai:
1) Kegiatan yang akan dilakukan
2) Tempat pelaksanaan
3) Waktu dan penjadwalan pelaksanaan
4) Pelaksana yang bertanggung jawab
b. Menentukan sumber daya
Menentukan sumber daya yang dimaksud adalah tenaga,
sarana, fasilitas, dana, manajemen serta informasi.

2.1 Perencanaan Pelayanan Kebidanan Komunitas yang Tanggap Gender


dan Partisipatif
Berbagai program kesehatan sudah dikembangkan dan dijalankan di
masyarakat, mulai dari program kesehatan ibu dan anak (KIA) termasuk
imunisasi, kesehatan reproduksi remaja, program pencegahan Infeksi
Saluran Reproduksi dan Penyakit Menular Seksual (ISR)/PMS, termasuk
HIV/AIDS, dll. Namun demikian, sejumlah program dikeluhkan masyarakat
karena dianggap belum menjawab kebutuhan masyarakat/komunitas.
Bahkan, program dinilai belum tanggap/responsif gender karena

5
mengabaikan kecenderungan dimungkinkan adanya perbedaan kondisi
kesehatan antara laki dan perempuan. program yang berdaya-guna (efektif)
perlu dirancang dengan pendekatan partisipatif, yakni pendekatan yang
menekankan pentingnya keterlibatan warga/komunitas secara sukarela
dalam upaya pembangunan lingkungan, kehidupan dan diri mereka sendiri
(Mikkelsen, 2005; 54).
Dalam konteks ini, masyarakat bukan dipandang sebagai obyek
(penerima) pembangunan, tetapi lebih sebagai subyek (pelaku) aktif di
semua tahapan siklus proyek pembangunan dari penilaian kebutuhan,
perencanaan, pelaksanaan, sampai pemantauan dan evaluasi program,
bahkan keberlanjutannya.1 Dengan demikian, perencanaan yang partisipatif
dan juga responsif gender perlu menerapkan prinsip-prinsip: mengutamakan
masyarakat, berbasis pengetahuan masyarakat, dan melibatkan perempuan.
Perencanaan Partisipatif Di dalam era demokrasi dan desentralisasi seperti
saat ini, tuntutan masyarakat untuk terlibat di dalam proses penyusunan
perencanaan pembangunan menjadi suatu keniscayaan. Ada beberapa
asumsi yang mendorong partisipasi masyarakat, yakni: Pertama, rakyatlah
yang paling tahu kebutuhannya, karena itu rakyat mempunyai hak untuk
mengidentifikasi dan menentukan kebutuhan pembangunan di wilayah
lokalnya. Kedua, pendekatan partisipatif dapat menjamin kepentingan dan
‘suara’ kelompok-kelompok yang selama ini tersisih atau marjinal dalam
pembangunan. Ketiga, partisipasi dalam pengawasan/monitoring terhadap
proses pembangunan dapat mengurangi terjadinya berbagai penyimpangan
program, termasuk tidak tercapainya tujuan program.
Berangkat dari asumsi di atas, maka partisipasi yang efektif adalah
yang mampu menggerakan perubahan di masyarakat secara kolektif dan
institusional, bukan semata individual. Keberadaan wadah seperti ‘forum
warga’ sebagai forum multistakeholder yang mempertemukan berbagai
kelompok warga/ masyarakat (kelas sosial, umur, gender, dll) menjadi
relevan dan signifikan diperkuat kapasitasnya. Forum ini diharapkan mampu
mengakomodir berbagai aspirasi dan kepentingan warga dalam merancang

6
sekaligus mengambil keputusan tentang program/kebijakan yang menjadi
kebutuhan/kepentingan.
Tahap perencanaan mencakup:
1. Identifikasi masalah dan akar/penyebabnya (analisis masalah),
2. Identifikasi berbagai pilihan tindakan guna mengatasi masalah (analisis
tujuan dan prioritas),
3. Identifikasi pihak-pihak yang berkontribusi langsung maupun tidak
langsung pada program (analisis stakeholders),
4. Mengembangan matriks/disain program, termasuk berisi indikator
capaian dan teknik/metode pemantauan-evaluasi program, serta potensi
keberlanjutan program.

2.2 Evaluasi dan monitoring


A. Pengertian evaluasi dan monitoring
Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi
(berdasarkan indikator yg ditetapkan) secara sistematis dan kontinu
tentang kegiatan program/proyek sehingga dapat dilakukan tindakan
koreksi untuk penyempurnaan program/proyek itu selanjutnya.
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan
masalah kinerja program/proyek untuk memberikan umpan balik bagi
peningkatan kualitas kinerja program/proyek.
B. Beberapa pertanyaan yang muncul untuk evaluasi
1. Apakah proyek berjalan sesuai jadwal ?
2. Apakah proyek menghasilkan Output yang     direncanakan ?
3. Apakah anggarannya sesuai dengan rencana ?
4. Apakah strateginya berjalan sesuai dengan rencana?
5. Apakah kelompok sasaran (target group) terlibat dalam aktivitas
proyek ?
C. Tujuan Monitoring :
1. Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai
dengan rencana.
2. mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi .

7
3. melakukan penilaian apakah pola kerja dan manajemen yang
digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan proyek.
4. Mengetahui kaitan antara kegiatan dengan tujuan untuk
memperoleh ukuran   kemajuan,.
5. Menyesuaikan kegiatan dengan lingkungan yang berubah, tanpa
menyimpang dari tujuan.

D. Manfaaat Monitoring
1. Bagi pihak Penanggung Jawab Program :
a. Salah satu fungsi manajemen yaitu pengendalian atau supervisi.
b. Sebagai bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) kinerja
c. Untuk meyakinkan pihak-pihak yang berkepentingan
d. Membantu penentuan langkah-langkah yang berkaitan dengan
kegiatan proyek selanjutnya.
e. Sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi
selanjutnya.
2. Bagi pihak Pengelola Proyek, yaitu :
a. Membantu untuk mempersiapkan laporan dalam waktu yang
singkat
b. Mengetahui kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dan
menjaga kinerja yang sudah baik.
c. Sebagai dasar (informasi) yang penting untuk melakukan evaluasi
proyek.

E. Tipe dan Jenis Monitoring


1. Aspek masukan (input) proyek antara lain mencakup : tenaga
manusia, dana, bahan, peralatan, jam kerja, data, kebijakan,
manajemen dsb. yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan
proyek.
2. Aspek proses / aktivitas yaitu aspek dari proyek yang
mencerminkan suatu proses kegiatan, seperti penelitian, pelatihan,
proses produksi, pemberian bantuan dsb.

8
3. Aspek keluaran (output), yaitu aspek proyek yang mencakup hasil
dari proses yang terutama berkaitan dengan kuantitas (jumlah)

F. Tujuan evaluasi
Untuk mendapatkan informasi dan menarik pelajaran dari pengalaman
mengenai pengelolaan proyek, keluaran, manfaat, dan dampak dari
proyek pembangunan yang baru selesai dilaksanakan, maupun yang
sudah berfungsi, sebagai umpan balik bagi pengambilan keputusan
dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian
proyek selanjutnya.

G. Manfaat evaluai
1. Evaluasi awal kegiatan, yaitu penilaian terhadap kesiapan proyek
atau mendeteksi kelayakan proyek.
2. Evaluasi formatif, yaitu penilaian terhadap hasil-hasil yang telah
dicapai selama proses kegiatan proyek dilaksanakan. Waktu
pelaksanaan dilaksanakan secara rutin (per bulan, triwulan, semester
dan atau tahunan) sesuai dengan kebutuhan informasi hasil
penilaian.
3. Evaluasi sumatif, yaitu penilaian hasil-hasil yang telah dicapai
secara keseluruhan dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan. Waktu
pelaksanaan pada saat akhir proyek sesuai dengan jangka waktu
proyek dilaksanakan. Untuk proyek yang memiliki jangka waktu
enam bulan, maka evaluasi sumatif dilaksanakan menjelang akhir
bulan keenam. Untuk evaluasi yang menilai dampak proyek, dapat
dilaksanakan setelah proyek berakhir dan diperhitungkan
dampaknya sudah terlihat nyata.

9
H. Indikator program berbasis masyarakat
1. Goals
a. Kualitas hidup
b. Keberdayaan masyarakat (aktualisasi diri dan koaktualisasi
eksistensi komunitas)
c. Kemandirian masyarakat
d. Ketahanan masyarakat
2. Outcomes
a. Apresiasi (kesadaran, tanggung jawab & peran aktif)
b. Pemanfaatan sumber sosial berkelanjutan
c. Mekanisme penanganan & pencegahan oleh masyarakat
3. Outputs
a. Pengendalian (bobot dan pertumbuhan) masalah sosial
b. Peningkatan cakupan pelayanan (coverage rate)
c. Derajat penggunaan potensi dan sumber masyarakat
d. Peran aktif masyarakat

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bidan sebagai pelaksana utama yang memberikan pelayanan
kebidanan, diharapkan mampu memberikan pelayanan yang bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat. Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari
sistem pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar
(teregister) yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau rujukan.
Upaya kegiatan komunitas di Indonesia merupakan bagian
pembangunan kesehatan. Oleh karena itu perencanaan kebidanan komunitas
mengikuti pada perencanaan pembangunan tersebut. Kebidanan komunitas
merupakan bagian kesehatan komunitas. Setiap kegiatan pokok yang
diarahkan kepada ibu dan anak dalam kaitan dengan kehamilan dan
persalinan, keluarga berencana, serta anak balita merupakan kegiatan terpadu
di dalam kebidanan komunitas.
Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisis informasi
(berdasarkan indikator yg ditetapkan) secara sistematis dan kontinu tentang
kegiatan program/proyek sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi untuk
penyempurnaan program/proyek itu selanjutnya.
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan
masalah kinerja program/proyek untuk memberikan umpan balik bagi
peningkatan kualitas kinerja program/proyek.

11
DAFTAR PUSTAKA

Novita, Nesi, dkk. 2011. Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan.


Jakarta : Salemba Medika

Nanny, Vivianlia Dewi. 2011. Asuhan Neonatus dan Bayi Anak Balita. Jakarta :
Salemba Medika.

Nurmawati. 2010. Mutu Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Buku Kesehatan

12

Anda mungkin juga menyukai