Anda di halaman 1dari 39

Tabel 1...........................................................................................................................

Gambar II.1 DC-DC Konverter.....................................................................................5


Gambar II.2 Sinyal Output Saklar.................................................................................6
Gambar II.3 Rangkaian Buck-boost Konverter.............................................................7
Gambar II.4 Rangkaian Buck-boost Konverter Saat Saklar Tertutup...........................8
Gambar II.5 Rangkaian Buck-boost Konverter Pada Saat Terbuka..............................9
Gambar II.6 Pulse Width Modulation.........................................................................14
Gambar II.7 Arduino Uno...........................................................................................15
Gambar II.8 Spesifikasi Arduino Uno.........................................................................15
Gambar II.9 Jenis Jenis Induktor.................................................................................17
Gambar II.10 Contoh Kapasitor..................................................................................18
Gambar II.11 Tipe MOSFET.......................................................................................20
Gambar II.12 Rangkaian Penguat Inverting................................................................21
Gambar II.13 Contoh Liquid Crystal Display.............................................................23
Gambar II.14 Contoh Keypad 4X4..............................................................................24
ii

ii
iii

PERANCANGAN DAN REALISASI BUCK-BOOST KONVERTER YANG


DAPAT DIPROGRAM OLEH ARDUINO

DESIGNING AND REALIZATION PROGRAMMABLE BUCK-BOOST


CONVERTER BY USING ARDUINO

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Sarjana Strata Satu (S-1)


Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Kristen Maranatha
Bandung

Disusun oleh :
Fahmi Ghifarie
1322042

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2019

iii
ABSTRAK

i
2

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan


masalah, tujuan, spesifikasi alat, dan sistematika penulisan.

I.1 Latar Belakang Masalah


Perkembangan teknologi power electronic telah banyak menghasilkan sistem
penyedia daya tegangan searah (direct current), yang dihasilkan melalui konversi
tegangan input dc ke bentuk tegangan output dc yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Teknik konversi tegangan ini biasa disebut dengan dc-dc konverter. Mengikuti
perkembangan akan kemajuan teknologi power electronic, saat ini dibutuhkan teknik
untuk mengembangkan teknik konversi yang efisien. Salah satu teknik untuk
memenuhi kebutuhan ini yaitu dengan menggunakan sistem Buck-boost konverter
sebagai pensuplai tegangan yang dapat menghasilkan tegangan yang variabel.
Buck-boost konverter adalah suatu rangkaian elektronika yang dapat
menaikkan dan menurunkan nilai tegangan output dari nilai tegangan input, nilai
tegangan output tersebut dapat diatur, salah satunya dengan cara mengubah nilai duty
cycle dari PWM (Pulse Width Modulation). Pada rangkaian Buck-boost konverter
terdapat beberapa komponen pendukung yaitu induktor, kapasitor, saklar atau switch
dan resistor.
Pada tugas akhir ini akan merancang dan merealisasikan Buck-boost konverter
yang dapat diatur nilai tegangan output-nya sesuai keinginan. Nilai tegangan output
dapat diatur lebih besar atau lebih kecil dari nilai tegangan input dengan mengatur
lebar pulsa pada PWM yang dihasilkan dari pemrograman pada arduino. PWM dapat
mengatur lamanya saklar atau switch sehingga dapat menurunkan nilai tegangan
output atau menaikan nilai tegangan outputnya output. Tegangan output yang
3

diinginkan dipilih atau sesuai keinginan melalui keypad yang sudah terhubung
dengan arduino.[3]

I.2 Rumusan Masalah


Perumusan masalah yang ada pada tugas akhir ini, yaitu:
1) Bagaimana prinsip kerja dari Buck-boost konverter?
2) Bagaimana merealisasikan Buck-boost konverter yang dapat diprogram
menggunakan Arduino?

I.3 Tujuan
Tugas akhir ini dilakukan dengan tujuan:
1) Mengetahui prinsip kerja dari Buck-boost converter.
2) Merealisasikan Buck-boost konverter yang dapat diprogram oleh Arduino.

I.4 Spesifikasi Alat


Spesifikasi alat adalah sebagai berikut :

Tabel I.1. Spesifikasi Buck-boost konverter

Parameter Nilai
Tegangan Input (Vs) 5-32 V

Frekuensi Pensaklaran (Fs) Fs = 20kHz-40kHz

Ripple Tegangan <1%


Arus Output Maksimum 1A
4

Tegangan Output (Vo) 1.25-20 V

I.5 Sistematika Penulisan


Laporan Tugas Akhir ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan tentang konsep yang mendasari prinsip dan
cara kerja dari Buck-boost konverter.
BAB III : PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini menjelaskan pembuatan rancangan sistem dari Buck-
boost konverter.
BAB IV : HASIL DAN ANALISIS
Pada bab ini menjelaskan mengenai data yang telah dihasilkan seperti
arus input, tegangan input, arus output dan tegangan output. Analisa
data dari hasil yang telah didapat.
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari hasil pengujian dan
saran.
5

BAB II
LANDASAN TEORI

Pada bab ini dijelaskan mengenai teori-teori penunjang yang diperlukan


dalam merancang dan merealisasikan Tugas Akhir ini yaitu berupa teori mengenai
dc-dc konverter, Buck-boost konverter, Arduino UNO, MOSFET, Pulse Width
Modulation , LCD 16X2, Keypad 4X4, Rangkaian Penguat Inverting.

II.1 DC-DC Konverter


Dc-dc konverter merupakan rangkaian elektronik yang dapat mengubah level
tegangan dc ke level yang berbeda, baik ke level tegangan lebih rendah atau ke level
tegangan lebih tinggi dari tegangan input [ Daniel w hart]. Pada tugas akhir ini,
rangkaian dc-dc konverter yang akan dibahas adalah switched-mode dc-dc konverter.
Tegangan dc input untuk sistem dc-dc konverter tersebut berasal dari sumber
tegangan dc yang biasannya memiliki tegangan input yang tetap. Dasar dari switching
power supply terdiri dari tiga topologi yaitu Buck (step-down), Boost (step-up) dan
Buck-boost (step-up atau step-down).

INPUT TEGANGAN DC OUTPUT TEGANGAN DC


Swiching
Element
6

Gambar II.1 DC-DC Konverter

V.1 Dasar Pensaklaran Konverter


Rangkaian alternatif untuk regulator dengan efisiensi yang lebih baik dapat
digunakan rangkaian switching konverter. Pada switching konverter terlihat fungsi
transistor sebagai saklar atau switching elektrik yang dapat membuka dan menutup,
sehingga hanya ada dua keadaan. Rangkaian ini juga biasa disebut DC Chopper.

Gambar II.2 Dasar Teknik Pensaklaran Konverter

Dengan asumsi saklar ideal pada Gambar II.2, output sama dengan input
ketika saklar ditutup, dan output adalah nol ketika saklar terbuka, maka akan
didapatkan bentuk sinyal output akan seperti Gambar II.3 :
7

Gambar II.2 Sinyal Output Saklar

Besaran rata-rata tegangan output dari komponen dc dapat diturunkan oleh


persamaan II.2 :
T DT
1 1
Vo= ∫ v o ( t ) dt= ∫ V s dt=V s . D ………………………………………….II.2
T 0 T 0
Dari persamaan II.2 terlihat maka tegangan output dari DC dapat diatur
besarnya dengan cara mengubah nilai duty cycle. Duty cycle merupakan
perbandingan antara lamanya waktu saklar tertutup (Ton) dengan perioda T dari pulsa
tegangan output. Saat saklar terbuka, tidak ada arus yang mengalir, sedangkan pada
saat saklar tertutup tidak ada tegangan yang melewatinya. Dengan itu seluruh daya
diserap oleh beban dan efisiensi energinya adalah 100%. Namun pada kenyataanya
akan terjadi hilangnya sebagian daya yang dikarenakan tegangan yang melewati
saklar tidak bernilai nol saat saklar terbuka [Daniel .hart]

V.2 Buck-boost Konverter


Buck-boost konverter berfungsi untuk mengubah nilai tegangan output dc,
baik ke level tegangan yang lebih tinggi maupun ke level tegangan yang lebih rendah.
Pada dasarnya rangkaian Buck-boost konverter mengubah polaritas tegangan input
maka Buck-boost konverter dapat disebut juga inverting regulator. Gambar II.3
merupakan rangkaian dasar dari Buck-boost konverter yang terdiri dari MOSFET
sebagai saklar, Induktor, diode, kapasitor dan resistor beban.
8

MOSFET
D1

DIODE -
VMASUK
C1 BEBAN
L1 Vout

Gambar II.3 Rangkaian Buck-boost Konverter

Pada rangkaian Buck-boost konverter induktor (L) berfungsi sebagai filter


yang berguna untuk mengurangi ripple arus, sedangkan kapasitor berfungsi sebagai
filter untuk mengurangi ripple tegangan dan dioda berfungsi sebagai komponen untuk
mengalirkan arus ke induktor pada keadaan saklar terbuka, power MOSFET sebagai
pensaklaran dan resistor sebagai beban (RL).Buck-boost converter dapat dioperasikan
dengan dua mode yaitu continuous current mode (CCM) dan discontinuous current
mode (DCM). Continous current mode ditandai oleh arus yang mengalir secara terus-
menerus pada induktor selama switching cycle-nya pada keadaan steady-state.
Sehingga pada CCM, tegangan output dapat diatur dengan menggunakan nilai duty
cycle, pada tugas akhir ini digunakan rentang kerja duty cycle adalah 0,5-0,65. Pada
tugas akhir ini penulis menggunakan mode CCM.

V.3 Prinsip Kerja Buck-boost Konverter


Prinsip kerja rangkaian dari Buck-boost konverter dibagi menjadi dua
keadaan. Mode kesatu yaitu pada keadaan saklar tertutup (On) dan keadaan kedua
pada saat saklar terbuka (Off). Siklur kerja dari rangkaian Buck-boost konverter dapat
dilihat pada Gambar II.4 dan Gambar II.5.
9

Gambar II.4 Rangkaian Buck-boost Konverter Saat Saklar Tertutup

Ketika saklar pada keadaan tertutup (On), nilai tegangan pada induktor dapat
dijelaskan pada persamaan II.3 dan II.4.

di L
v L =V s =L ……………………………………………………………….…....II.3
dt
∆ iL V s
= ……………………………………………………………………………...II.
∆t L
4
Perubahan nilai arus induktor pada keadaan ini adalah konstan, hal ini
mengindikasikan bahwa peningkatan arus pada induktor adalah konstan,
berhubungan dengan persamaan sebelumnya dapat dinyatakan oleh persamaan II.5.
∆iL ∆ iL V s
= = ……………………………………………………………………….II.
∆ t DT L
5
Maka untuk mendapatkan nilai ∆ iL pada saat kondisi saklar tertutup dapat dilihat pada
persamaan II.6.
∆ iL
( tertutup ) =
V s . DT ……………………………………….………………………. II.6
L
10

Gambar II.5 Rangkaian Buck-boost Konverter Pada Saat Terbuka

Pada keadaan saklar terbuka, arus pada induktor tidak dapat berunah secara
langsung, dioda akan pada keadaan forward-biased dan arus akan mengalir pada
kapasitor dan resistor. Pada kondisi ini nilai tegangan yang melalui induktor dapat
dijelaskan pada persamaan II.7 dan II.8.
d iL
v L =V o=L ………………………………………….…………………………..II.7
dt
d iL V o
= ……………………………………………………………………………...II.
dt L
8
Diasumsikan, perubahan nilai arus induktor adalah konstan, maka dapat dijelaskan
pada persamaan II.8 dan II.9.
∆iL ∆iL Vo
= = ………………………………………….……………………..
∆ t ( 1−D ) T L
….II.8
V o (1−D ) T
∆ iL(terbuka)= ……………………………………………….…………..
L
….II.9
Pada keadaan tunak nilai total arus induktor pada saat saklar terbuka dan saklar
tertutup harus nol, persamaan tersebut dapat dijelaskan pada persamaan II.10 dan
II.11.
∆ iL(tertutup) +∆iL (terbuka) =0……………………………………………….…...II.10
11

VsDT V o ( 1−D ) T
= =0……………………………………………………………….I
L L
I.11

V o =−V s ( 1−D
D
)……………………………………………………………………
II.12

Saat saklar pada kondisi tertutup (on), induktor mendapat tegangan dari input
dan mengakibatkan adanya arus yang melewati induktor berdasarkan waktu dan
dalam waktu yang sama kapasitor dalam kondisi membuang (discharge) dan menjadi
tegangan dan arus pada beban.
Saat saklar pada kondisi terbuka (off), tegangan input akan terputus dan akan
memulai penurunan arus dan menyebabkan ujung dioda bernilai negatif dan induktor
mensuplai tegangan ke kapasitor (charge) dan beban. Pada dasarnya ketika kondisi
saklar tertutup (on) arus beban disuplai oleh kapasitor, namun pada saat switch
terbuka (off) disuplai oleh induktor.
Besar kecilnya nilai tegangan output dapat diatur dengan mengatur nilai duty
cycle dari PWM. Kondisi pada saat nilai duty cycle lebih dari 0,5 maka nilai output
akan lebih besar dari nilai input sedangan jika nilai duty cycle kurang dari 0,5 maka
nilai output tegangan akan lebih kecil dari nilai input dan pada saat nilai duty cycle
0,5 maka nilai output akan sama dengan nilai input.

Gambar II.6 Arus Induktor Pada Sistem Buck-boost


12

Gambar II.7 Tegangan Induktor Pada Sistem Buck-boost

Gambar II.8 Arus Dioda Pada Sistem Buck-boost

Gambar II.9 Arus Kapasitor Pada Sistem Buck-boost


13

V.4 Ripple Tegangan Pada Buck-boost Konverter


Tegangan keluaran pada sistem Buck-boost konverter di-filter dengan
kapasitor, dimana kapasitansi C dan ESR (Equivalent Series Resistance) yang
dinotasikan denga rc, kapasitor juga sebagai penyimpan tegangan pada saat saklar off.

Gambar II.10 Rangkaian Output Buck-boost Konverter

Nilai arus peak-to-peak pada kapasitor dapat dituliskan sebagai mengacu pada
Gambar II.10 :
Io
Icpp=Idm ≈ Is+Io = …………………………………………….
1−D
………………..II.13
Nilai tegangan peak-to-peak pada kapasitor rc dapat dituliskan sebagai berikut :
rcIomax
Vrcpp=rc.Icpp=rc.IDMmax ≈ ……………………………………………………
1−Dmax
II.14
Maka didapat nilai maksimum tegangan output ripple sebagai berikut :
Vcpp ≈ Vr - Vrcpp……………………………………………………..….…………..II.15
Pada persamaan lain nilai Vcpp dapat dituliskan sebagai berikkut :
Iomax . Dmax . T Vo . Dmax
Vcpp= = ………………………………….…….
Cmin Fs . RLmin . Cmin
…………II.16
14

Maka dari penuruan persamaan diatas nilai Cmin pada sistem Buck-boost
konverter dapat ditentukan sebagai berikut :
Iomax . Dmax . T Vo . Dmax
Cmin= = …………………………………………
Vcpp RLmin. Fs .Vcpp
….II.17

[sumber pulsed width modulation dc-dc converter]


V.5 Ripple Arus Pada Buck-boost konverter
Pada sistem Buck-boost konverter, fungsi induktor adalah sebagai penyimpan
energi dan menentukan nilai ripple arus. Untuk mencari nilai Induktor yang dapat
bekerja pada sistem continuous maka didapat dengan rumus sebagai berikut :

2
Vo(1−Dmin)
Lmin= …………………………………………….……..
2 fs. IoB
…………..II.18
2
(1−Dmin) . RLmax
Lmin= …………………………………………….
2. Fswitcing
…………….II.19

V.6 Pulse Width Modulation (PWM)


Sinyal Pulse Width Modulation dapat dibangkitkan dengan berbagai cara, bisa
menggunakan dengan metode analog dengan menggunakan rangkaian operational
amplifier juga bisa menggunakan metode dijital. Jiga menggunakan metode analog
sinyal PWM akan sangat halus berbeda dengan metode dijital sinyal PWM
dipengaruhi oleh resolusi dari mikrokontroler yang dipakai. Misalkan PWM digital
memiliki 8bit artinya PWM tersebut memiliki resolusi 2 8 = 256, artinya nilai keluaran
PWM memiliki 256 variasi, variasi ini mulai dari 0-255 yang akan diwakilkan oleh
duty cycle 0%-100% dari keluaran PWM tersebut.
15

Pulse Width Modulation (PWM) merupakan suatu metode pengaturan


tegangan dengan mengubah atau mengatur periode ON (Ton) pada tegangan
berfrekuensi dengan periode frekuensi yang tetap atau sama. Siklus kerja ini
diddapatkan dari perbandingan antara lamanya tegangan pada nilai maksimum (Ton)
dengan lamanya tegangan pada nilai minimun atau (Toff) dan biasa disebut duty cycle
(D). Untuk menentukan besar duty cycle digunakan persamaan II.13 :
Ton Ton
duty cylce ( D ) = = =Ton . F ……………………………………II.13
Ton +Toff T

Amplituda

Ton
1

Toff Waktu (Sekon)


0
Perioda

Gambar II.6 Pulse Width Modulation

Contoh, perioda 2 detik, maka frekuensi adalah ½ Hz Standar PWM adalah 50Hz,
t=1/f maka perioda 0.02 detik atau 20ms

V.7 1 Arduino Uno


Arduino Uno merupakan mikrokontroller berbasis ATMega328. Arduino ini
memiliki 14 pin digital yang dapat berfungsi sebagai input dan output. Dalam pin
tersebut, terdapat 6 pin yang dapat difungsikan sebagai output PWM, terdapat 6 pin
yang berfungsi sebagai analog input untuk membaca tegangan digital. Arduino Uno
16

bekerja dengan menggunakan crystal 16 MHz. Pada Arduino UNO, terdapat koneksi
USB sehingga pemrograman dan komunikasi serial dapat dilakukan dengan mudah
melalui komputer, sebuah socket power supply DC, header ICSP dan tombol Reset.

Gambar II.7 Arduino Uno

Untuk mengoperasikan arduino Uno digunakan IDE Arduino. Pada IDE


arduino tersebut, tersedia pilihan library, contoh-contoh aplikasi, penentuan COM
juga serial monitor. Kini IDE arduino terbaru merupakan IDE Arduino seri
1.6.9.Secara umum, spesifikasi teknis pada Arduino Uno disajikan pada Gambar II.8 :
17

Gambar II.8 Spesifikasi Arduino Uno

Arduion Uno dapat dihidupkan dengan menghubungkan USB ke perangkat


komputer atau dengan menghubungkan sumber DC. Melalui sumber DC tersebut
Arduino dapat menerima tegangan dari 6V hingga 20V, sedangkan jika tegangan
pada sumber DC tersebut kurang dari 7V, kemungkinan besar tegangan keluaran 5V
pada baris pin Vcc akan kurang stabil, sedangkan jika tegangan input lebih dari 12V,
regulator tegangan akan mengalami overheat, untuk itu dalam pengoperasian
Arduino dianjurkan menggunakan tegangan eksternal 7V hingga 12V..
Pin Power yang disediakan arduino Uno antara lain:
 VIN, pin jika ingin menggunakan eksternal suplai
 5V, pin yang menyediakan tegangan 5V untuk digunakan perangkat lainnya.
 3,3V, pin output dengan tegangan yang dihasilkan melalui regulator dengan
maksimum arus yang dapat ditarik 50mA.
 GND merupakan pin ground.

Arduino UNO memiliki kapasitas memori flash 32KB, 2KB SRA dan 1KB
EEPROM. Terdapat pula fitur-fitur yang disediakan pada pin arduino antara lain
 Pin Serial 0(RX) dan 1(TX) sebagai pin yang dapat melakukan komunikasi
serial secara TTL. Pin ini terhubung pula dengan chip TTL to USB
18

 External Interrupts pin 2 dan 3.


 Pin PWM : 3,5,6,9,10 dan 11.
 Pin SPI: 10(SS), 11(MOSI), 12(MISO) dan 13(SCK)
 LED: pin 13, pin ini dapat digunakan untuk melakukan pengujian dari
arduino.
 I2C : pin 4(SDA) dan pin 5 (SCL)
 AREF, digunakan untuk referensi tegangan pada analog input
 Reset, digunakan untuk melakukan reset secara eksternal

V.8 Induktor
Induktor atau dikenal juga dengan coil adalah komponen elektronika pasif
yang terdiri dari susunan lilitan kawat yang membentuk sebuah kumparan. Pada
dasarnya, Induktor dapat menimbulkan medan magnet jika dialiri oleh arus listrik.
Medan magnet yang ditimbulkan tersebut dapat menyimpan energi dalam waktu yang
relatif singkat. Dasar dari sebuah Induktor adalah berdasarkan Hukum Induksi
Faraday. Jenis-jenis induktor dapat disajikan pada Gambar II.9.

Gambar II.9 Jenis Jenis Induktor


19

Kemampuan induktor atau coil dalam menyimpan energi magnetik disebut


dengan induktansi yang satuan unit-nya adalah Henry (H). Satuan Henry pada
umumnya terlalu besar untuk komponen induktor yang terdapat di rangkaian
elektronika. Oleh Karena itu, satuan yang merupakan turunan dari henry digunakan
untuk menyatakan kemampuan induktansi sebuah Induktor atau Coil. Satuan-satuan
turunan dari Henry tersebut diantaranya adalah milihenry (mH) dan microhenry (µH).
Simbol yang digunakan untuk melambangkan Induktor dalam Rangkaian Elektronika
adalah huruf “L”.

V.9 Kapasitor
Kapasitor adalah salah satu jenis komponen elektronika yang memiliki
kemampuan dapat menyimpan muatan arus listrik di dalam medan listrik selama
batas waktu tertentu dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari
muatan arus listrik tersebut. Kapasitor juga memiliki sebutan lain, yakni kondensator.
Kapasitor atau kondensator ini termasuk salah satu jenis komponen pasif.
Komponen yang satu ini ditemukan pertama kali oleh seorang ilmuan bernama
Michael Faraday yang lahir pada tahun 1791, dan wafat pada 1867. Karena itu satuan
yang digunakan untuk kapasitor adalah Farad (F) yang diambil dari nama ilmuan
tersebut.
Nilai satu Farad sama dengan 9 × 1011 cm2. Seperti yang telah kami katakan
tadi bahwa kapasitor punya nama lain kondensator. Kata “kondensator” sendiri
pertama kali disebut oleh seorang ilmuan berkebangsaan Italia bernama Alessandro
Volta pada tahun 1782. Bentuk contoh dari kapasitor dapat disajikan pada Gambar
II.10
20

Gambar II.10 Contoh Kapasitor

Cara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian elektronika terbilang sederhana.


Listrik dialirkan menuju ke kapasitor atau kondensator. Saat kapasitor sudah terisi
penuh dengan arus listrik, maka kapasitor tersebut akan mengeluarkan muatannya,
dan kembali mengisinya lagi seperti awal. Proses tersebut berlangsung terus-menerus
dan begitu seterusnya. Pada umumnya kapasitor terbuat dari bahan dua buah
lempengan logam yang dipisahkan oleh bahan dielektrik.
Bahan dielektrik sendiri adalah bahan yang tidak bisa dialiri listrik (isolator)
seperti ruang hampa udara, gelas, keramik, dan masih banyak lagi yang lain. Jika
kedua ujung plat logam diberikan aliran listrik, maka yang terjadi adalah muatan
positif akan berkumpul pada ujuang plat logam yang satunya atau sebaliknya.
Karena ada bahan dielektrik atau non konduktor, maka muatan positif tidak
akan bisa menuju ke muatan negatif, dan sebaliknya muatan negatif juga tidak akan
bisa menuju ke muatan positif. Muatan elektrik tersebut akan tersimpan selama tidak
ada konduksi pada bagian ujung-ujung kaki kapasitor.

V.10 MOSFET
MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah sebuah
perangkat semionduktor yang secara luas di gunakan sebagai switch dan sebagai
penguat sinyal pada perangkat elektronik. MOSFET adalah inti dari sebuah IC (
21

integrated Circuit ) yang di desain dan di fabrikasi dengan single chip karena
ukurannya yang sangat kecil. MOSFET memiliki empat gerbang terminal antara lain
adalah Source (S), Gate (G), Drain (D) dan Body(B).
MOSFET bekerja secara elektronik memariasikan sepanjang jalur pembawa
muatan ( electron atau hole ). Muatan listrik masuk melalui saluran pada source dan
keluar melalui drain. Lebar saluran di kendalikan oleh tegangan pada electrode yang
di sebut dengan gate atau gerbang yang terletak antara source dan drain. ini terisolasi
dari saluran di dekat lapisan oksida logam yang sangat tipis. Kapasitas MOS pada
komponen ini adalah bagian utama.

Gambar II.11 Tipe MOSFET

Mosfet memiliki dua mode yaitu :


 Depletion Mode
Ketika tidak ada tegangan pada gate maka konduksi channel berada pada
kondisi maksimum. Karena tegangan pada gate positif atau negatif konduksi pada
channel menurun.
 Enhancement Mode
22

Ketika tidak ada tegangan pada gate, MOSFET tidak akan bersifat konduksi.
Tegangan yang meningkat pada gate, maka sifat konduksi pada channel semakin
lebih baik. MOSFET juga bisa bekerja selayaknya transistor, maka MOSFET juga
bisa diguanakan sebagai switch.

V.11 Rangkaian Penguat Inverting


Rangkaian penguat inverting adalah rangkaian elektronika yang berfungsi
untuk memperkuat dan membalik polaritas sinyal masukan. Rangkaian. Rangkaian
dasar penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar II.12 , dimana
sinyal masukannya dibuat melalui input inverting. Rangkaian ini adalah pengubah
dari arus menjadi tegangan dan digerakkan oleh sumber tegangan dan bukan sumber
arus. Tahanan sumber R1, bagian umpan baliknya berubah dan beberapa sifat umpan
balik juga berubah.

Gambar II.12 Rangkaian Penguat Inverting

Untuk menghitung nilai penguatran inverting dapat dilakukan sebagai berikut


Ii+ If =Itot =0 …………………………………………………………….….II.13
Vin Vout
Ii+ If = + =0…………………………………………………….……II.14
Ri Rf
V out −Vin
= …………………………………….……………………………...…..II.15
R2 Ri
23

V out −Rf
= ….
Vin Ri
Maka dari persamaan II.15 dapat dinyatakan bahwa penguatan dari penguatan
inverting dapat dituliskan sebagai berikut :
−Rf
ΔV = …………………………………………………………………….…..II.16
Ri

V.12 Liquid Crystal Display (LCD) 16 x 2


LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang
menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan diberbagai
bidang misalnya alal–alat elektronik seperti televisi, kalkulator, atau pun layar
komputer. Pada postingan aplikasi LCD yang dugunakan ialah LCD dot matrik
dengan jumlah karakter 2x16. LCD sangat berfungsi sebagai penampil yang nantinya
akan digunakan untuk menampilkan status kerja alat.
Fitur LCD 16 x 2
Adapun fitur yang disajikan dalam LCD ini adalah :
 Terdiri dari 16 karakter dan 2 baris.
 Mempunyai 192 karakter tersimpan.
 Terdapat karakter generator terprogram.
 Dapat dialamati dengan mode 4-bit dan 8-bit.
 Dilengkapi dengan backlight

Tabel II.1 Spesifikasi Kaki LCD 16x2

Pin Deskripsi
1 Ground
2 Vcc
3 Pengatur Kontras
24

4 “RS” Instruction/Register Select


5 “R/W” Read/Write LCD Registers
6 “EN” Enable
7-14 Data I/O Pins
15 Vcc
16 Ground

Gambar II.13 Contoh Liquid Crystal Display

V.13 Keypad
Keypad merupakan antarmuka antara komunikasi perangkat elektronik
dengan manusia yang disebut dengan istilah HMI (Human Machine Interface).
Keypad tersusun atas 16 buah push button yang dirangkai dengan konfigurasi dalam
bentuk matrix, sehingga memiliki index baris dan kolom sehingga pin input ke
Arduino dapat dikurangi. Keypad Matriks adalah tombol-tombol yang disusun secara
maktriks (baris x kolom) sehingga dapat mengurangi penggunaan pin input. Sebagai
contoh, Keypad Matriks 4×4 cukup menggunakan 8 pin untuk 16 tombol. Hal
tersebut dimungkinkan karena rangkaian tombol disusun secara horizontal
membentuk baris dan secara vertikal membentuk kolom:
25

Gambar II.14 Contoh Keypad 4X4


26

BAB III

PERANCANGAN DAN REALISASI

Bab ini akan menjelaskan perancangan untuk Buck-boost konverter yang


akan dirancang dalam Tugas Akhir ini.

III.1 Diagram Blok Sistem

Tegangan
Input DCI Saklar Induktor atau
Kapasitor Output

Input
Tegangan
Arduino
Yang
Diinginkan

Gambar III.1 Diagram Blok Buck-boost Konverter

Buck-boost konverter berfungsi untuk mengubah level tegangan DC, baik


menurunkan level tegangan ke level tegangan yang lebih rendah maupun menurunkan
level tegangan yang lebih tinggi. Buck-boost konverter pada dasarnya mengubah
polaritas tegangan input terhadap tegangan output. Besar dan kecilnya nilai tegangn
output diatur berdasarkan nilai duty cycle dari PWM yang mengatur on atau off saklar
(MOSFET). Bila D>0.5 maka nilai output akan lebih besar dari input. Sedangkan bila
D<0.5 maka output akan lebih kecil dari input dan pada saar D=0.5 maka nilai
tegangan input sama dengan nilai tegangan output.
27

III.2 Perancangan Buck-boost Dengan PWM

Pada awal perancangan nilai-nilai parameter ditetapkan sebagai berikut :


Vin = 12 Volt
Dmin=5%
Dmax=65%
Tabel III.1 Nilai Tegangan Output Buck-boost

Duty cyclemin=5% Duty cylemax=65%

0,05 0,65
Vout =−12 x Vout =−12 x
1−0,05 1−0,65

Vout = -0.63Volt Vout = -22,3Volt

Langkah kedua menentukan nilai arus output dari sistem Buck-boost


konverter dengan persamaan sebagai berikut :
Vout
Iout = ……………………………………………………………………….
R
…..III.1
Arus output pada saat nilai duty cycle minimun (5%) dengan perancangan
nilai Rload adalah 100 Ω Maka didapat nilai Iout sebagai berikut :
0.63Volt
Iout = =6,3mA
100Ω
Maka didapat nilai arus maksimum pada saat nilai duty cycle 5% adalah 6.3mA
Arus output pada saat nilai duty cycle maksimum (65%) dengan perancangan nilai
Rload adalah 100 Ω, maka didapat nilai Iout sebagai berikut :
22,3Volt
Iout = =223 mA
100 Ω
Maka didapat nilai arus maksimum pada saat nilai duty cycle 65% adalah 223mA.

Pada perancangan Buck-boost konverter ini digunakan mode CCM, maka


digunakan parameter Lmin. Induktor pada sistem ini berfungsi sebagai pengatur ripple
28

arus, untuk menentukan nilai Lmin dapat dilihat dari persamaan II.19 dimana didapat
nilai Lmin. Dengan persamaan II.19 yang digunakan untuk mencari nilai induktor
minimum maka dapat dihitung pada saat nilai duty cycle 5% dan pada saat nilai duty
cycle 65% dengan nilai frekuensi switching yang digunakan adalah 31,37KHz.
Perhitungan mencari nilai Lmin dapat diuraikan sebagai berikut :
Mencari nilai Lmin pada saat nilai duty cycle minimum (5%):
( 1−0,05 )2 x 100 Ω
Lmin= =1,44mH
2. 31370
Dari hasil uraian diatas, maka didapat nilai Lmin pada saat nilai duty cycle 5%
adalah 1,44mH.
Setelah melakukan perhitungan nilai Lmin pada saat nilai duty cycle 5%
dilanjutkan dengan perhitungan nilai Lmin pada saat nilai duty cycle 65%. Perhitungan
untuk mencari nilai Lmin pada saat duty cycle 65% dapat diuraikan sebagai berikut :
( 1−0,65 )2 x 100 Ω
Lmin= =15uH
2. 31370
Dari hasil uraian diatas, maka didapat nilai Lmin pada saat nilai duty cycle 65%
adalah 15uH.
Dari hasil mencari nilai induktor (Lmin) diatas, nilai Lmin terbesar adalah
1,44mH pada saat nilai duty cycle 5%. Maka dari itu pada perancangan tugas akhir ini
dipilih induktor dengan nilai 100 mH, pemilihan nilai induktor ini harus lebih besar
dari nilai Lmin (L>>Lmin) agar sistem dari Buck-boost konverter dapat bekerja pada
mode CCM atau paling tidak 25% lebih dari nilai perhitungan agar arus induktor
tidak bernilai nol pada saat kondisi steady state [daniel w hart]
Setelah mencari nilai induktor minimum maka akan dilanjutkan dengan
mencari nilai kapasitor minimun. Untuk mencari nilai kapasitor minimum maka akan
digunakan persamaan II.17, maka dari itu dengan menggunakan persamaan tersebut
nilai Rloadmin akan diasumsikan dengan nilai 2,5Ω dan frekuensi switching yang
digunakan sebesar 31,37 KHz. Perhitungan untuk mecari nilai kapasitor minimum
pada saat nilai duty cycle 5% dan nilai duty cycle 65% akan diuraikan sebagai
berikut :
29

Nilai tegangan ripple dapat diuraikan sebagai berikut :


1
Vr= xVout ………………………………………………….…….…….III.2
100
Nilai ESR (Equivalent Series Resistance) dapat diuraikan sebagai berikut :
Pada saat nilai duty cycle 5% maka didapat nilai ripple voltage sebagai berikut
:
1
Vr= x 0,63 V =6,3 mV
100
Asusmsi, nilai Vrcpp = 5mV
Mencari nilai Vcpp dapat digunakan persamaan II.15 maka didapat nilai Vcpp
sebagai berikut :
Vcpp=6,3mV-5mV
Vcpp=1,3mV
0,63 X 0,05
Cmin= −3
2,5 x 31370 x 1,3.10
Didapat nilai Cmin sebesar 309uF pada saat nilai duty cycle 5%.
Pada saat nilai duty cycle 5% maka didapat nilai ripple voltage sebagai berikut
:
1
Vr= x 22,3 V =223 mV
100
Asusmsi, nilai Vrcpp = 200mV
Mencari nilai Vcpp dapat digunakan persamaan II.15 maka didapat nilai Vcpp
sebagai berikut :
Vcpp=223mV-200mV
Vcpp=23mV
22,3 X 0,05
Cmin= −3
2,5 x 31370 x 23.10
Didapat nilai Cmin sebesar 8036uF pada saat nilai duty cycle 65%.
Dari hasil uraian diatas untuk mencari nilai kapasitor, maka dipilih kapasitor
1000uF/100V.
30

Nilai lain yang perlu dicari untuk menentukan komponen semikonduktor yang
digunakan adalah dengan mencari nilai current stresses maksimum dan voltage
stresses maksimum sehingga dapat didapatkan nilai batas komponen yang akan
digunakan, mengingat pada MOSFET dan diode sering terjadi over-current yang
menyebabkan MOSFET atau diode terbakar. Persamaan yang digunakan untuk
mencari nilai current stresses dan voltage stresses adalah sebagai berikut :
VO
VSM(max)=VDM(max)=VS+VO= ………………………………………..………….II.3
D min
∆ iL ∆ iL
IDM=ISM=IL=IS+IO+ =Ii(max)+IOut(max)+ ……………………………..…………
2 2
III.4.
Dengan menggunakan persamaan II.3 untuk mencari nilau voltage stresses
maksimum pada komponen semikonduktor dapat diuraikan sebagai berikut :
Pada saat nilai duty cycle 5% maka didapat nilai VSM sebesar,
VDM(max)=12+0,63
VDM(max)=12,63 Volt
Pada saat nilai duty cycle 65% maka didapat nilai VSM sebesar,
VDM(max)=12+22,3
VDM(max)=34,3Volt
Dengan menggunakan persamaan II.4 untuk mencari nilai current stresses
maksimum pada komponen semikonduktor dapat diuraikan sebagai berikut :
Pada saat nilai duty cycle 5% maka didapat nilai ISM sebesar,
Sebelum mencari nilai IDM, diperlukan untuk mencari nilai MVDC dan menentukan arus
dc input sehingga dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut :
Vout
MVDC= ……………………………………………………………...
Vin
………….III.5
Iimax=MVDC x Ioutmax……………………………………………………...…………III.6
Nilai MVDC pada saat duty cycle 5% dan 65% dapat diuraikan dibawah ini
Pada saat duty cycle 5% nilai MVDC adalah
31

0,63
MVDC= =0,0525
12
Pada saat duty cycle 5% nilai MVDC adalah
22,3
MVDC= =1,86
12
Menentukan nilai arus masukan maksimum Iimax=MVDC x Ioutmax……………..III.7
Dengan itu, maka nilai Iimax dapat menggunakan persamaan III.7. Nilai Iimax pada saat
duty cycle 5% dan 65% dapat diuraikan dibawah ini
Pada saat duty cycle 5% nilai Iimax adalah
Iimax=0,052 x 0,252=0,013 A
Pada saat duty cycle 65% nilai Iimax adalah
Iimax=1,86 x 8,92=16,59 A

Nilai lain yang perlu untuk mengetahui current stresses adalah nilai arus peak-to-
peak pada induktor dengan menggunakan persamaa II.9.
V o ( 1−D ) T V o ( 1−D )
∆ iL= = maka dari itu akan didapatkan nilai ∆ iL pada saat duty
L LxFs
cycle 5% dan 65%, akan diuraikan sebagai berikut :
Pada saat nilai duty cycle 5% dan frekuensi switching 31,37KHz adalah

0,63 ( 1−0,05 )
∆ iL=
100 x 10−3 x 313700
∆ iL=0,19 mA
Pada saat nilai duty cycle 65% dan frekuensi switching 31,37KHz adalah
22,3 ( 1−0,65 )
∆ iL=
100 x 10−3 x 313700
∆ iL=2,5 mA
Nilai Iimax,Ioutmax, dan arus peak-to-peak induktor telah didapatkan maka telah
mencukupi untuk mengisi persamaan III.4 yaitu untuk menentukan current stresses
semikonduktor, yang akan dicari nilainya pada saat nilai duty cycle 5% dan 65%.
Perhitungan akan diuraikan dibawah ini.
32

Pada saat nilai duty cycle 5% ISMmax adalah


ISM(max)=0,013+0,0253=0,00019
ISM(max)=0,265A
Pada saat nilai duty cycle 65% ISMmax adalah
ISM(max)=16,59+8,92+0,0024
ISM(max)=25,51A
Dari data perancanga yang telah diuraikan diatas maka akan dipilih MOSFET untuk
komponen yang berfungsi sebagai saklar dengan tipe-p channel dengan jenis
IRF4905 dan dioda yang digunakan adalah jenis Diode Schottky 1N5822.

Perancangan Driver MOSFET.

Pada kali ini akan menjelaskan bagaimana driver untuk sinyal PWM yang
akan menjadi sinyal switching on atau off pada mosfet. Berikut adalah uraian dari
perancangan untuk driver PWM untuk MOSFET :

12 Volt (Vcc)
R2
Sinyal Ke Mosfet
330

R1 Q1
PWM dari Arduino
PN2222
1k

Gambar III.2 Driver MOSFET PWM


33

Langkah pertama untuk menentukan komponen yang digunakan untuk driver


PWM untuk MOSFET adalah mencari nilai I C,IB dan R1. Berikut adalah uraian yang
dapat menjelaskan pencarian nilai-nilai tersebut :
Vcc−V CE
I c= …….
R2
………………………………………………………….III.8
Ic
IB¿ ………………………………………………………………………III.9
β
V B−V BE
R1¿ …………………………………………………………….III.10
IB
Dengan nilai awal yang diasumsikan adalah sebagai berikut :
Vcc = 12Volt
R3=100 Ω
IE≈IC
VCE = 0,2 Volt
Dengan menggunakan persamaan III.3 maka akan mendapatkan nilai IC,
dengan uraian sebagai berikut :
12−0,2
I c= =118 mA
100
Dengan nilai IC yang diperoleh dapat ditentukan transistor yang akan digunakan yaitu
2N2222 dengan nilai hfe(min) = 200 dan nilai IC(max)=800mA
Dengan itu nilai IB dapat ditentukan dengan mengunakan persamaan III.4, berikut
adalah uraian untuk menentukan nilai IB :
118mA
IB¿ =0,59 mA .
200
Untuk menentukan nilai R1 dapat menggunakan persamaan III.5, berikut adalah
uraian yang untuk menentukan nilai R1 :
Nilai VB adalah nilai tegangan yang masuk dari mikrokontoler bernilai 5 Volt, maka
5V −0,7 V
R1¿ =5,600 Ω
0,59 mA
34

Karena kita membutuhkan nilai Ic yang cukup besar untuk men-drive MOSFET,
maka digunakan nilai R1 sebesar 1000Ω.

Perancangan Operasional Amplifier


Arduino memiliki batas tegangan masukan dari 0 volt sampai 5 volt oleh
karena itu digunakan operasional amplifier untuk mengkonversi tegangan yang
dihasilkan dari Buck-boost konverter yang akan diumpan balik (feedback) ke
Arduino. Selain itu operasional amplifier ini berfungsi berfungsi untuk kontrol nilai
PWM. Pada perancangan ini digunakan operasional amplifier jenis inverting karena
mengubah polaritas dari Buck-boost konverter yang nilainya negatif sehingga nilai
keluaran dari operasional amplifier memiliki polaritas positif. Berikut merupakan
perancangan untuk sistem feedback menggunakan penguat inverting :
Asumsi nilai maksimal keluaran dari Buck-boost adalah 20 Volt, nilai ini akan
digunakan sebagai masukan maksimal untuk operasional amplifier, maka dimisalkan
nilai Vin=22 Volt. Berikut adalah rumus untuk perhitungan penguatan dari penguatan
inverting :
−Rf
V out= xVi……………………………………………………10.11
Rin
Vout −Rf
= ………………………………………………………….10.12
Vin Rin
Nilai RF memakai 2200 ohm dan nilai RIn memakai 10000 ohm. Maka didapat nilai
Vout
=0,22.
Vin
35

RF

2k2

U2
RIN

4
8
2
6
10k 3

7
1
Gambar III.3 Feedback Operasional Amplifier

Komponen Buck-Boost Konverter

Setelah mencari proses merancang maka didapatkan nilai-nilai komponen


yang akan digunakan pada uraian diatas maka didapatkan tabel III.1 yang digunakan
untuk rangkaian Buck-boost konverter sebagai berikut :

Tabel III.1 Tabel Komponen Buck-Boost Konverter

Komponen Spesifikasi
Q1 IRF 4905
L1 100 mH
36

C1 1000 uF
Dioda IN58222
R2 300 Ω
R1 1000Ω
Q2 2N2222
R4 2200Ω
R3 10000Ω
Beban 100Ω
Penguat Inverting OP-07

Berikut merupakan skematik dari hasil rancangan untuk rangkaian Buck-boost


konverter :

D4
R4
DIODE 2k2
D3

DIODE
R3

7 +12Volt
D2 10k
Q1 U2
IRF4905 DIODE 1
TEG.INPUT D1 3
2 6
1 2
DIODE
TBLOCK-I2
4
8

OP07
R2 C1 BEBAN
L1 10000mF 100
330 100mH
-12Volt

R1 Q2
PN2222
1k

Gambar III.1 Rangkaian Rancangan Buck-boost Konverter

Anda mungkin juga menyukai