Anda di halaman 1dari 9

Judul : ADMINISTRASI PENJUALAN SECARA KREDIT DAN ANGSURAN

1. PENJUALAN KREDIT

a. Pengertian Penjualan secara Kredit

Penjualan kredit merupakan jenis penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara
dicicil dalam rentan waktu tertentu. Jumlah cicilannya disesuaikan dengan berapa lama
kredit yang diambil. Biasanya, penjual akan menambahkan bunga untuk setiap cicilan,
meskipun ada juga yang tanpa bunga

 Kotler (2000)

penjualan ialah proses sosial manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhkan dan inginkan, menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain.

 Haryono (2003)

penjualan kredit adalah penjualan yang dilakukan bila mana pembayarannya baru diterima
beberapa waktu kemudian.

 Mulyadi (2001)

Penjualan kredit ialah penjualan kredit yang dilaksanakan oleh perusahaan melalui cara
pengiriman barang yang sesuai dengan order yang mereka terima dari pembeli. Berdasarkan
pengertian-pengertian diatas maka penulis berkesimpulan bahwa penjualan kredit
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan barang kepada mereka yang
memerlukan dengan jalan tidak segera meminta kontraprestasi pada waktu penjualan
dilakukan. Untuk mempertahankan kelangsunan hidupnya, untuk berkembang dan
memperoleh keuntungan perusahaan maka, perusahaan harus melakukan salah satu fungsi
pokoknya yaitu, Penjualan. Pada saat ini kegiatan Penjualan mempunyai peranan yang
sangat penting dalam dunia usaha.

Kadang-kadang istilah penjualan ini diartikan sama dengan beberapa istilah, seperti :
penjualan, perdagangan, pembelian dan distribusi. Berbicara tentang kredit dalam hal ini
sudah merupakan suatu hal yang lumrah dalam persoalan penjualan, sebab tanpa ada suatu
kebutuhan manusia akan barang dan jasa maka manusia tidak akan mengenal adanya uang
dan tidak akan mengenal cara pembelian mobil secara tunai maupun kredit.
b. Fungsi Penjualan secara Kredit

Dalam menjalankan usaha penjualan kredit merupakan suatu transaksi yang sering
dilakukan terutama dalam menjual barang badang, karena memainkan peranan yang sangat
penting dalam mencapai tujuan. Fungsi penjualan kredit pada perusahaan antara lain:

1) Fungsi penjualan

Fungsi penjualan ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli, mengedit
order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum ada pada surat order
tersebut, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana
barang akan dikirimkan, serta mengisi surat order pengiriman.

2) Fungsi kredit

Fungsi kredit ini bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan
otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.

3) Fungsi gudang

Fungsi gudang ini bertanggung jawab menyimpan barang dan menyiapkan barang yang
dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.

4) Fungsi pengiriman

Fungsi pengiriman ini bertanggung jawab menyerahkan barang atas dasar surat order
pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan.

5) Fungsi penagihan

Fungsi pengihan ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan
kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi
penjualan oleh fungsi akuntansi.

6) Fungsi akuntansi

Fungsi akuntansi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi
penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur,
serta membuat laporan penjualan.
c. Unsur – Unsur Kredit

Setiap pemberian kredit sebenarnya jika dijabarkan secara mendalam mengandung


beberapa arti. Jadi dengan menyebutkan kata kredit sudah terkandung beberapa arti. Atau
dengan kata lain pengertian kata kredit jika dilihat secara utuh mengandung beberapa
makna, sehingga jika kita bicara kredit maka termasuk membicarakan unsur-unsur yang
terkandung didalamnya.

Menurut Kasmir (2001) unsur-unsur yang terkandung dalam fasilitas kredit adalah sebagai
berikut :

1) Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberi kredit (perusahaan) bahwa kredit yang
diberikan berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa
tertentu dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh perusahaan, karena sebelum barang
diserahkan perusahaan sudah melakukan penelitian dan penyeledikan dan dilakukan untuk
mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membeli kendaraan secara kredit.

2) Kesepakatan

Kesepakatan lahir dari sebuah kepercayaan antara perusahaan dengan calon pelanggan.
Dengan adanya kesepakatan yang bulat yang dimuat dalam suatu perjanjian dimana masing-
masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

3) Jangka waktu

Setiap penjualan kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu
ini mencakup masa pengembalian jaminan barang yang telah diserahkan sebelumnya.

4) Resiko

Faktor resioko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan
calon pelanggan sengaja tidak mau melunasi dan resiko kerugian yang diakibatkan karena
calon pelanggan tidak sengaja akibat musibah atau bencana.
d. Dokumen Penjualan Kredit

Dalam melakukan transaksi penjualan secara kredit diperlukan beberapa dokumen guna
memenuhi kebutuhan administrasi. Berikut beberapa dokumen yang diperlukan dalam
transaksi penjualan secara kredit :

1) Surat order penjualan

Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order pengiriman yang memberikan
otorisasi kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan jenis barang dengan jumlah dan
spesifikasi seperti tertera di atas dokumen tersebut.

2) Tembusan kredit (Credit Copy)

Dokumen ini digunakan untuk memperoleh status kredit pelanggan dan untuk mendapatkan
otorisasi penjualan kredit dan fungsi kredit.

3) Surat pengakuan (achknowledgement copy)

Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi penjualan kepada pelanggan untuk memberi tahu
bahwa ordernya telah diterima dan dalam proses pengiriman.

4) Surat muat (bill of landing)

Tembusan surat muat ini merupakan dokumen yang digunakan sebagai bukti penyerahan
barang dari perusahaan kepada perusahaan angkutan umum.

5) Slip pembungkus (packing slip)

Dokumen ini ditempelkan pada pembungkus barang untuk memudahkan fungsi penerimaan
diperusahaan pelanggan dalam mengindentifikasi barang-barang yang diterimanya.

6) Tembusan gudang (werehouse copy)

Merupakan tembusan surat order pengiriman yang dikirim ke fungsi Gudang untuk
menyiapkan jenis barang dengan jumlah seperti yang tercantum didalamnya, agar
menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman, dan untuk mencatat barang yang dijual
dalam kartu gudang.
7) Arsip pengendalian pengiriman (sales order follow-up copy)

Merupakan sumber informasi untuk membuat laporan mengenai pelanggan yang belum
dipenuhi ( order backlogs ).

e. Pencatatan Akuntansi dalam Penjualan Kredit

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit menurut Mulyadi (2016)
adalah sebagai berikut :

1) Jurnal penjualan

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, baik secara tunai
maupun kredit.

2) Kartu piutang

Catatan Akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutase piutang
perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.

3) Kartu persediaan

Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian mutase setiap jenis
persediaan.

4) Kartu gudang

Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi dan persediaan fisik
barang yang disimpan digudang.

5) Jurnal umum

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk yang dijual selama
periode akuntansi tertentu.
f. Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Penjualan Kredit penjualan kredit adalah penjualan
yang dilakukan secara non-tunai, dalam hal ini laba yang diharapkan adalah lebih besar
daripada penjualan tunai, maka perlu kiranya memperhatikan sejumlah faktor penjualan
kredit. Faktor-faktor yang harus diperhatikan yaitu :

1) Standar kredit

Penjelasan standar kredit adalah salah satu faktor yang memengaruhi permintaan, dengan
menurunkan standar kredit dapat menstimulasi permintaan. Sehingga pada akhirnya akan
mengarah pada penjualan dan laba yang lebih tinggi. Namun di sisi lain terdapat biaya untuk
membuat piutang tambahan. Seperti juga risiko yang lebih besar untuk adanya kerugian
akibat piutang tak tertagih.

2) Syarat pembayaran

Kemudian faktor syarat pembayaran kredit. Syarat pembayaran kredit dapat bersifat ketat
atau lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat penjualan kredit yang ketat berarti
perusahaan lebih mengutamakan keamanan kredit dibandingkan misalnya memberikan
batas waktu pembayaran yang singkat dan memberikan beban bunga bila pengembaliannya
terlambat. Dengan demikian, maka investasi perusahaan dalam piutang dagang cenderung
lebih kecil. Hal sebaliknya akan terjadi bila syarat penjualan kredit bersifat lunak atau
longgar.Contohnya adalah syarat penjualan kredit adalah 2/10 net/30, yang dapat diartikan
pembayaran dapat dilakukan dalam jangka waktu 10 hari sesudah waktu penyerahan
barang dan mendapatkan potongan tunai sebesar 2% dari harga penjualan, dan
pembayaran selambat-lambatnya dilakukan dalam kurun waktu 30 hari sesudah waktu
penyerahan barang. Namun apabila dalam kurun waktu 30 hari belum dilakukan
pembayaran oleh pelanggan, maka berarti semakin besar jumlah investasi perusahaan
dalam piutang.

3) Plafon kredit

Dalam memberikan kredit kepada pelanggan maupun calon pelanggan, perusahaan akan
membuat sebuah batasan kredit yang berbeda-beda terhadap pelanggan satu dengan
pelanggan lainnya. Hal ini dikarenakan tingkat kemampuan yang berbeda pula. Plafon kredit
adalah salah satu alat kontrol dalam pelaksanaan kebijakan kredit.
4) Volume penjualan

Dalam melakukan penjualan secara kredit, perusahaan dapat menetapkan batas maksimal
kredit yang akan diberikan kepada pelanggannya. Semakin tinggi batas yang ditetapkan
untuk masing-masing pelanggan maka berarti makin besar pula dana yang diinvestasikan
dalam piutang dan sebaliknya. Semakin selektif dalam menentukan langganan yang diberi
kredit maka akan memperkecil jumlah investasi dalam piutang dan sebaliknya.

5) Kebiasaan pembayaran pembeli

Faktor kebiasaan pembayaran pelanggan mengacu pada ada sebagian langganan yang
mempunyai kebiasaan untuk membayar dengan menggunakan kesempatan mendapatkan
cash discount. Ada juga sebagian lagi tidak menggunakan kesempatan tersebut. Kebiasaan
para langganan membayar dalam periode cash discount atau sesudahnya akan mempunyai
efek terhadap besarnya investasi dalam piutang. Apabila sebagian besar para langganan
membayar selama discount period, maka dana yang tertanam dalam piutang akan lebih
cepat cair dan akan memperkecil investasi dalam piutang.

6) Kebijakan pngumpulan piutang

Terakhir adalah faktor kebijakan pengumpulan piutang. Perusahaan dapat menjalankan


kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang dalam dua cara yaitu secara aktif maupun pasif.
Kebijaksanaan pengumpulan piutang dilakukan oleh perusahaan secara aktif maka akan
dikeluarkan uang yang lebih besar dalam membiayai aktivitas pengumpulan piutangnya
dibandingkan dengan perusahaan lain yang menjalankan kebijaksanaan piutang secara
pasif.Pengumpulan piutang oleh Perusahaan yang dilakukan secara aktif tentunya
mempunyai investasi dalam piutang yang lebih kecil daripada perusahaan yang melakukan
pengumpulan piutangnya secara pasif.

2. PENJUALAN KREDIT DENGAN ANGSURAN

a) Pengertian Penjualan Angsuran

Penjualan angsuran adalah penjualan barang atau jasa yang dilaksanakan dengan perjanjian
dimana pembayaran dilakukan secara bertahap atau berangsur. Biasanya pada saat barang
atau jasa diserahkan kepada pembeli, penjual menerima uang muka (down payment)
sebagai pembayaran pertama dan sisanya diangsur dengan beberapa kali angsuran. Karena
penjualan harus menunggu beberapa periode untuk menagih seluruh piutang penjulannya,
maka biasanya pihak penjual akan membebankan bunga atas saldo yang belum
diterimanya.Resiko atas tidak tertagihnya piutang usaha angsuran ini sangat tinggi, mungkin
saat akan dilakukan penjualan angsuran telah dilakukan survai atas pembeli dan
memperoleh hasil yang baik. Karena penagihan piutang usaha angsuran memakan waktu
yang cukup lama (beberapa periode), hal tersebut kemungkinan dapat merubah hasil survai
yang telah dilakukan semula terhadap pembeli. Untuk menghindari hal-hal demikian,
penjual biasanya akan membuat kontrak jual beli (security agreement), yang memberikan
hak kepada penjual untuk menarik kembali barang yang telah di jual dari pembeli.Untuk
mengurangi barang angsuran tersebut dari resiko terbakar atau hilang, pihak penjual dapat
menetapkan syarat bagi pembeli agar barang angsuran tersebut diasuransikan untuk
kepentingkan pihak penjual. Premi asuransi ditanggung oleh pembeli, jika barang angsuran
hilang atau terbakar, pihak asuransi akan membayar ganti rugi kepada penjual dan bukan
pembeli. Kadang kala mungkin jiwa dari pembeli diwajibkan oleh penjual
untukdiasuransikan dengan premi auransi atas tanggungan si pembeli.

b) Perbedaan Penjualan Kredit dan Penjualan Angsuran

Adapun perbedaan penjualan angsuran dan penjualan kredit adalah sebagai berikut:

1) Periode penjualan angsuran lebih lama yaitu 6 bulan – 5 tahun daripada penjualan kredit
biasa (umurnya 30 hari – 60 hari).

2) Pada kredit biasa, perbandingan hak milik barang kepada pembel langsung terjadi pada
saat transaksi penjualan, tetapi hal tersebut tidak terjadi pada penjualan angsuran.

3) Resiko kerugian tidak tertagihnya piutang dan biaya penagihan piutang akan lebih besar
jumlahnya pada penjualan angsuran daripada penjualan kredit biasa.

4) Dalam pejualan angsuran biasanya dibuat perjanjian antara pembeli dengan penjual
sehingga penjual tidak dirugikan terlalu besar jika terjadi pemilikan kembali terhadap barang
yang telah dijual secara angsuran.

c) Pengakuan Laba Kotor saat Terjadi Penjualan Angsuran Dalam metode ini seluruh laba
kotor diakui pada saat terjadinya penjualan angsuran, atau dengan kata lain sama seperti
penjualan pada umumnya yang ditandai oleh timbulnya piutang/tagihan kepada pelanggan.
Apabila prosedur demikian diikuti maka sebagai konsekuensinya pengakuan terhadap biaya-
biaya yang berhubungan dam dapat diidentifikasikan dengan pendapatan-pendapatan yang
bersangkutan harus pula dilakukan. Beban untuk pendapatan dalam periode yang
bersangkutan harus meliputi biayabiaya yang diperkirakan akan terjadi dalam hubungannya
dengan pengumpulan piutang atas kontrak penjualan angsuran, kemungkinan tidak
dapatnya piutang itu direalisasikan maupun kemungkinan rugi sebagai akibat pembatalan
kontrak. Terhadap biaya yang ditaksir itu biasanya dibentuk suatu rekening Cadangan
Kerugian Piutang. Jika barang tidak bergerak dijual secara angsuran, perusahaan akan
mendebit piutang usaha angsuran dan mengkredit perkiraan aktiva yang bersangkutan serta
mengkredit pula laba atas penjualan aktiva tersebut.

Jurnalnya adalah :

Piutang usaha angsuran XXX

Aktiva tak gerak XXX

Laba atas penjualan aktiva tak gerak XXX

Pada metode ini memakai asumsi bahwa seluruh beban sehubungan dengan penjualan
angsuran terjadi pada periode yang sama dengan penjualannya. Mengenai beban pada
periode berikutnya, yaitu misalnya beban tidak tertagihnya piutang dan lain sebagainya,
harus diestimasi pada periode terjadinya penjualan angsuran yaitu dengan mendebit
perkiraan beban dan mengkredit perkiraan penilaian asset seperti penyisihan biaya
penjualan angsuran dan penyisihan piutang angsuran.

Jurnalnya adalah :

Beban Usaha XXX

Penyisihan piutang angsuran XXX

Anda mungkin juga menyukai