Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN TUJUH DIAGNOSA UTAMA

KEPERAWATAN JIWA

MATA KULIAH :Keperawatan Kesehatan jiwa I


DOSEN PENGAMPUN : Ns. Eridha putra, S.Kep,.M.Kep

Disusun oleh :

Nisa ul husna :21212064

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA BANGSA GETSEMPENA
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HALUSINASI

1. Definisi Halusinasi

Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek tanpa adanya
rangsangan Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien mengalami
perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan perabaan, atau penciuman. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak
ada.Pasien gangguan jiwa mengalami perubahan dalam hal orientasi realitas. Salah satu
manifestasi yang muncul adalah halusinasi yang membuat pasien tidak dapat menjalankan
pemenuhan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Rentang Respons Neurobiologi

Halusinasi merupakan gangguan dari persepsi sensori, waham merupakan gangguan


pada isi pikiran. Keduanya merupakan gangguan dari respons neorobiologi. Oleh karenanya
secara keseluruhan, rentang respons halusinasi mengikuti kaidah rentang respons
neorobiologi. Rentang respons neorobiologi yang paling adaptif adalah adanya pikiran logis
dan terciptanya hubungan sosial yang harmonis. Rentang respons yang paling maladaptif
adalah adanya waham, halusinasi, termasuk isolasi sosial menarik diri. Berikut adalah
gambaran rentang respons neorobiologi.

Adaptif Maladaptif

• Pikiran logis. Kadang proses pikir tidak • Gangguan proses berpikir/


• Persepsi akurat. terganggu. waham.
• Emosi konsisten dengan • Ilusi. • Halusinasi.
pengalaman. • Emosi tidak stabil. • Kesukaran proses emosi.
• Perilaku cocok. • Perilaku tidak biasa. • Perilaku tidak
• Hubungan sosial • Menarik diri. terorganisasi.
harmonis • Isolasi sosial.

3. Intensitas Level Halusinas

TAHAP KARAKTERISTIK PERILAKU PASIEN


HALUSINASI
TAHAP I  Mengalami ansietas  Tersenyum/tertawa
Memberi rasa nyaman. kesepian, rasa sendiri.
Tingkat ansietas sedang. bersalah, dan  Menggerakkan bibir
Secara umum halusinasi ketakutan. tanpa suara.
merupakan suatu  Mencoba berfokus  Penggerakan mata
kesenangan. pada pikiran yang yang cepat.
dapat menghilangkan  Respons verbal yang
ansietas. lambat.
 Pikiran dan  Diam dan
pengalaman sensori berkonsentrasi.
masih ada dalam
kontrol kesadaran
(jika kecemasan
dikontrol).

 Pengalaman sensori
menakutkan.  Peningkatan sistem
TAHAP II
saraf otak, tanda-tanda
Menyalahkan. Tingkat  Mulai merasa
ansietas, seperti
kecemasan berat secara kehilangan kontrol.
peningkatan denyut
umum halusinasi  Merasa dilecehkan
jantung, pernapasan,
menyebabkan rasa antipati. oleh pengalaman
dan tekanan darah.
sensori tersebut.
 Rentang perhatian
 Menarik diri dari
menyempit.
orang lain.
 Konsentrasi dengan
pengalaman sensori.
NON PSIKOTIK  Kehilangan
kemampuan
membedakan
halusinasi dari realita.
TAHAP III
Mengontrol tingkat • Pasien menyerah dan • Rentang perhatian hanya
kecemasan berat menerima beberapa detik atau menit.
pengalaman pengalaman sensorinya. • Gejala fisika ansietas berat
sensori tidak dapat ditolak • Isi halusinasi menjadi berkeringat, tremor, dan tidak
lagi. atraktif. mampu mengikuti perintah.
• Kesepian bila pengalaman
sensori
berakhir.

PSIKOTIK

TAHAP IV • Perilaku panik.


Menguasai tingkat • Pengalaman sensori
menjadi • Potensial tinggi untuk
kecemasan panik secara bunuh diri
umum diatur dan ancaman.
• Halusinasi dapat atau membunuh.
dipengaruhi oleh waham. • Tindakan kekerasan agitasi,
berlangsung
selama beberapa jam atau menarik diri, atau katatonia.
hari • Tidak mampu berespons
(jika tidak diinvensi). terhadap
perintah yang kompleks.
PSIKOTIK • Tidak mampu berespons
terhadap
lebih dari satu orang.
4. Klasifikasi Halusinasi

JENIS HALUSINASI DATA OBJEKTIF DATA SUBJEKTIF


Halusinasi dengar/ • Bicara atau tertawa sendiri. • Mendengar suara-suara
Suara • Marah-marah tanpa sebab. atau
• Mengarahkan telinga ke kegaduhan.
arah tertentu. • Mendengar suara yang
• Menutup telinga. mengajak
bercakap-cakap.
• Mendengar suara
menyuruh
melakukan sesuatu yang
berbahaya.

Halusinasi Penglihatan • Menunjuk-nunjuk ke arah • Melihat bayangan, sinar,


tertentu. bentuk
• Ketakutan pada sesuatu geometris, bentuk kartun,
yang tidak melihat
jelas. hantu, atau monster.

Halusinasi penciuman
• Mencium seperti sedang • Membaui bau-bauan
membaui seperti bau
bau-bauan tertentu. darah, urine, feses, dan
• Menutup hidung. kadang-
kadang bau itu
menyenangkan.
Halusinasi pemgecapan
• Sering meludah
• Muntah • Merasakan rasa seperti
darah, urine,
atau feses.
Halusinasi perabaan
• Menggaruk-garuk
permukaan kulit. • Mengatakan ada serangga
di
permukaan kulit.
• Merasa seperti tersengat
listrik.
5. Strategi Pelaksanaan

STRATEGI PELAKSANAAN Strategi Pelaksanaan (Sp) 1 : Halusinasi


1TINDAKAN KEPERAWATAN 1)Proses Keperawatan
SETIAP HARI (Ke-1) a). Kondisi klien
Hari : Selasa, 6 Desember 2022 Data subjektif : Klien terlihat takut dan
Pertemuan : 1 tidak mau bicara,terlihat merenung,gelisah,
SP/Diagnosa : 1/Halusinasi Pendengaran terkadang bicara sendiri.
Ruang : Antareja Data objektif : Pasien tidak komunikatif.
Nama Klien : Sdr. F

b). Diagnosa keperawatan Perubahan


persepsi sensori :
Halusinasi berhubungan dengan menarik
diri.

c). Tujuan :
1)Pasien dapat membina hubungan saling
percaya
2)Pasien dapat mengenali halusinasi
3)Pasien dapat mempraktekan cara
menghalau halusinasi dengan menghardik

d). Tindakan Keperawatan


1) Bina hubungan saling percaya.
2) Identifikasi jenis halusinasi
3) Identifikasi isi halusinasi
4) Identifikasi waktu halusinasi
5) Identifikasi frekuensi halusinasi
6) Identifikasi situasi yang menimbulkan
halusinasi
7)Identifikasi respon klien terhadap
halusinasi
8 )Ajarkan cara menghardik halusinasi
9)Anjurkan klien memasukan
cara menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiatan harian

2). Strategi Komunikasi Pelaksanaan


Tindakan Keperawatan
a) fase orientasi
Salam terapeutik“ Selamat pagi pak,
perkenalkan nama saya perawat Rizki,
saya senangdipanggil rizki, saya perawat
yang merawat bapak hari ini dari siang
sampai sore,nama bapak siapa dan dengan
siapa? Biasanya dipanggil siapa?
b). Evaluasi
Bagaimana perasaanya hari ini? Bisa
tidur gak tadi malam? Ada keluhan gak
hariini?

c). KontrakTopik :
Apakah bapak tidak keberatan kalau kita
berbincang-bincang tenang suara dan
sesuatu yang selama ini mengganggu bapak
tapi tidak tampak wujudnya
Waktu :
Mau berapa lama kita berbincang bincang
pak?
Bagaimana kalau 10 menit?
Tempat :
Dimana pak mau berbincang bincang?
Bagaimana kalau disini saja?

d). Fase kerja


1.Apakah bapak sering mendengar sesuatu
berbicara kepada bapak tapi tidak ada
wujudnya?
Apa yang sering dia bicarakan?
Apakah bapak sering mendengaratau hanya
sewaktu waktu?
Kapan paling sering bapak mendengarnya?
Berapakali sehari bapak mendengarnya?

2.Pada keadaan apa, apakah waktu sendiri?


Apakah yang bapak rasakan padasaat
mendengar suara itu?
Apakah yang bapak lakukan saat mendengar
suaraitu?
Apakah dengan cara itu suara tersebut
hilang?

3.Bagaimana kalau kita belajar cara untuk


mencegah suara suara itu muncul?
Ada empat cara untuk mencegah
suara itu muncul.
-Pertama, Dengan menghardik suara
tersebut.
- Kedua dengan cara mengobrol dengan
oranglain.
-Ketiga melakukan kegiatan yang
sudah dijadwalkan. Kempat minum
obat dengan teratur.
Bagaimana kalau kita belajar satu cara
dulu, yaitu dengan menghardik.
Caranya sebagai berikut:
1.Saat suara itu muncul,
bapak langsung menutup kedua telinga
dengantangan lalu bilang
“pergi pergi saya tidak mau mendengar,
jangan ganggu saya“
begitu diulang sampai suara itu tak
terdengar lagi.

2.Sekarang coba bapak peragakan, Nah


begitu ,bagus , coba lagi,
ya bagus , sudah pintar melakukannya.

e). Fase terminasi


1)Evaluasi Pasien (Subjektif)

2)“Bagaimana perasaan bapak setelah kita


bercakap cakap dan latihan tadi?“
3)Evaluasi Perawat (Objektif)

“Sekarang coba bapak ulangi cara tadi


yang kita pelajari. Iyaa bagussekali!“
4)Rencana tindak lanjut

5)Baiklah, kalau suara suara tadi


muncul, silahkan coba cara tersebut!
Bagaimana kalau kita buat jadwal
latihannya lagi?
Mau jam berapa sajalatihannya?
(memasukkan kegiatan latihan
menghardik halusinasi dalamjadwal
kegiatan harian klien, jika bapak
melakukannya secara mandiri maka
bapak menuliskan M, jika bapak
melakukannya dibantu atau
diingatkan oleh keluarga atau teman maka
bapak buat B, jika bapak tidak
melakukannya maka bapak tulis T. Apakah
bapak mengerti?

6)Kontrak yang Akan Datang Topik :


bapak, bagaimana kalau besok kita
berbincang-bincang lagi tentang caranya
berbicara dengan orang lain saat suara-suara
itu muncul?
Waktu :Bapak besok mau bertemu lagi
jam berapa?
Bagaimana kalau setelahmakan siang?

7)Tempat :Dimana tempatnya?


Bagaimana kalau didepan?
Baiklah sampai jumpa besok bapak
STRATEGI PELAKSANAAN 2 Strategi Pelaksanaan (Sp) 2 : Halusinasi
TINDAKAN KEPERAWATAN PROSES KEPERAWATAN
SETIAP HARI (Ke-2) 1.KONDISI PASIEN
Hari : Rabu, 7 Desember 2022 Data Subjektif :
Pertemuan : 2 -Klien mengatakan semalam masih
SP/Diagnosa : 2/Halusinasi Pendengaran mendengar suara bisikan
Ruang : Antareja Data Objektif :
Nama Klien : Sdr. F -Klien dapat melakukan cara menghardik
halusinasi dengan benar
I.I.DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi.
II.TUJUAN
Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan
cara bercakap-cakap dengan orang lain.
III.TINDAKAN KEPERAWATAN
1.Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2.Melatih pasien mengendalikan halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan orang lain
3.Anjurkan pasien masukkan dalam jadwal
kegiatan harian

PROSES STRATEGI PELAKSANAAN


I. FASE ORIENTASI
a.Salam Terapeutik
“Selamat siang pak, apakah masih ingat
dengan saya?

b.Evaluasi/Validasi
“Bagaiamana perasaan bapak hari ini?
Apakah masih mendengar suara?
Apakah bapak sudah melakukan latihan
menghardik seperti kemarin?”

c.KontrakTopik :
“Baiklah sesuai dengan janji kita
kemarin, hari ini kita akan berbincang-
bincang cara mengontrol suara yang bapak
dengar agar suara itu tidak muncul lagi
dengan cara kedua yaitu dengan bercakap-
cakap dengan orang lain, apakah bapak
bersedia?
Waktu :“Berapa lama kita akan berbincang-
bincang? Bagaimana kalau 10 menit?
Tempat : Dimana pak mau berbincang
bincang?
Bagaimana kalau disini saja?

II.FASE KERJA
I. “Kalau bapak mendengar suara-suara
yang seperti bapak bilang kemarin apa yang
bapak lakukan pada saat itu?”
“Apakah yang kita lakukan kemarin bapak
lakukan?”
“Wah bagus bapak sudah bisa tetapi masih
perlu pembelajaran lebih lanjut”
“Nah, sekarang kita mulai dengan cara
yang ke-2 yaitu bercakap-cakap dengan
orang lain.
Jika bapak mendengar suara itu muncul lagi
maka bapak bisa langsung pergi ke
perawat.
Katakan pada perawat bahwa
bapakmendengar suara, nanti perawat akan
mengajak ngobrol bapak sehingga suara
itu hilang dengan sendirinya.
”Atau bisa juga dengan bapak mengobrol
dengan teman sekamar bapak.“

III.FASE TERMINASI
1)Evaluasi Respon

Evaluasi Pasien (Subjektif)


“Bagaimana perasaan bapak? Silahkan
berbincang-bincang”
Evaluasi Perawat (Objektif)
“Jadi seperti yang saya katakan tadi ya
pak, cara bapak untuk mengontrol
halusinanisa bisa bapak sebutkan kembali
caranya?.

2)Rencana Tindak Lanjut pasien


“Selanjutnya jika nanti suara itu
terdengar lagi, bapak bisa mempraktekan
cara yang sudah saya ajarkan tadi.”
“Selanjunya bagaimana kalau kita
melakukan kegiatan dan diawali dengan
menyusun jadwal”

3)Kontrak yang Akan Datang Topik :


“Bagaimana kalau besok kita berbincang-
bincang lagi lagi tentang cara mengontrol
halusinasi dengan cara yang ketiga dengan
menyibukan kegiatan bermanfaat?”
Waktu :
“Berapa lamakita akan berbincang-bincang?
Bagaimana kalau 10 menit?
Tempat :
“Dimana pak besok kita mau berbincang-
bincang? Bagaimana kalau di ruang depan
sampai jumpa besok ya pak.
Wassalamualaikum”.

STRATEGI PELAKSANAAN (Sp) 3 : Halusinasi


3TINDAKAN KEPERAWATAN PROSES KEPERAWATAN
SETIAP HARI (Ke-3) 1.KONDISI PASIEN
Hari : Kamis, 8 Desember 2022 Data Subjektif :
Pertemuan : 3 -Klien mengatakan masih mendengar
SP/Diagnosa : 3/Halusinasi Pendengaran halusinansinya
Ruang : Antareja Data Objektif :
Nama Klien : Sdr. F -Klien mampu menjawab dan mempraktikan
cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap yang sudah diajarkan
-Klien mengatakan akan mencoba
mengikuti kegiatan diruangan

-DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi

-TUJUAN
Melatih pasien mengontrol halusinasi
dengan melaksanakan aktivitas terjadwal.

-TINDAKAN KEPERAWATAN
1.Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2.latih ulang klien mengendalikan halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan oranglain
3.Anjurkan pasien masukkan dalam jadwal
kegiatan harian

PROSES STRATEGI KOMUNIKASI

II.Fase Orientasi

d. Salam Terapeutik
“Selamat siang pak, apakah masih ingat
dengan saya?
e. Evaluasi/Validasi
“Bagaiamana perasaan bapak hari ini?
Apakah masih mendengar suara?
Apakah sudah dipakai dua cara yang telah
kita latih ?
Bagaimana hasilnya ?
Bagus !? Baiklah.”

f.KontrakTopik :

“Baiklah sesuai dengan janji kita


kemarin, hari ini kita akan belajar cara yang
ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu
bercakap-cakap dengan orang lain dan
melakukan kegiatan terjadwal agar suara itu
tidak muncul lagi apakah bapak bersedia?
Waktu :“
Mau di mana kita bicara?.
Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau
10 menit?”
Tempat :
Dimana pak mau berbincang bincang?
Bagaimana kalau disini saja?
Baik kita duduk di ruang tamu

III Fase Kerja

“Kalau bapak mendengar suara-suara yang


seperti bapak bilang kemarin apa yangbapak
lakukan pada saat itu?”
“Apakah yang kita lakukan kemarin bapak
lakukan?”
“Wah bagus bapak sudah bisa tetapi masih
perlu pembelajaran lebih lanjut”
“Nah, sekarang kita mulai dengan cara yang
ke-3 yaitu setelah bercakap-cakapdengan
orang lain sekarang yaitu melakukan
kegiatan terjadwal agar suara itu
tidakmuncul lagi.
Apa saja yang biasa bapak lakukan?
Pagi-pagi apa kegiatannya,terus jam
berikutnya
(terus ajak sampai didapatkan kegiatannya
sampai malam).
Wah banyak sekali kegiatannya. Mari
kita latih dua kegiatan hari ini
(latihkegiatan tersebut).
Bagus sekali bapak bisa lakukan.
Kegiatan ini dapat bapaklakukan untuk
mencegah suara tersebut muncul.
Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar
dari pagi sampai malam ada kegiatan.

IV.Fase Terminasi
1). Evaluasi Respon
Evaluasi Pasien (Subjektif)
“Klien mengatakan mau dilatih cara
mengontrol halusinasi dengan cara aktivitas
terstruktur
”Evaluasi Perawat (Objektif)
“Ketika klien diajak jalan-jalan banyak
alasan dan klien nampak banyak diam
2). Rencana Tindak Lanjut pasien“
Selanjutnya jika nanti suara itu
terdengar lagi, bapak bisa mempraktekan
cara yang sudah saya ajarkan tadi.”
“Selanjunya bagaimana kalau kita
melakukan kegiatan dan diawali dengan
menyusun jadwal”

3). Kontrak yang Akan Datang Topik :


“Bagaimana kalau besok kita berbincang-
bincang lagi lagi tentang cara mengontrol
halusinasi dengan cara yang ke empat yaitu
prinsip 5 benar obat?”
Waktu :
“Berapa lamakita akan berbincang-bincang
tentang prinsip 5 benar obat? Bagaimana
kalau 10 menit?
Tempat :
“Dimana pak besok kita mau berbincang-
bincang? Bagaimana kalau di ruang depan
sampai jumpa besok ya pak.
Wassalamualaikum”

2.2 PENGKAJIAN KEPERAWATAN

2.2.1 Faktor Predisposisi

1. Faktor perkembangan

Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal yang dapat

meningkatkan stres dan ansietas yang dapat berakhir dengan gangguan persepsi. Pasien

mungkin menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi

tidak efektif.

2. Faktor sosial budaya

Berbagai faktor di masyarakat yang membuat seseorang merasa disingkirkan atau

kesepian, selanjutnya tidak dapat diatasi sehingga timbul akibat berat seperti delusi

dan halusinasi.

3. Faktor psikologis

Hubungan interpersonal yang tidak harmonis, serta peran ganda atau peran yang

bertentangan dapat menimbulkan ansietas berat terakhir dengan pengingkaran terhadap


kenyataan, sehingga terjadi halusinasi.

4. Faktor biologis

Struktur otak yang abnormal ditemukan pada pasien gangguan orientasi realitas, serta

dapat ditemukan atropik otak, pembesaran ventikal, perubahan besar, serta bentuk sel

kortikal dan limbik.

5. Faktor genetik

Gangguan orientasi realitas termasuk halusinasi umumnya ditemukan pada pasien

skizofrenia. Skizofrenia ditemukan cukup tinggi pada keluarga yang salah satu anggota

keluarganya mengalami skizofrenia, serta akan lebih tinggi jika kedua orang tua

skizofrenia.

Faktor Presipitasi

1. Stresor sosial budaya

Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas keluarga,

perpisahan dengan orang yang penting, atau diasingkan dari kelompok dapat

menimbulkan halusinasi.

2. Faktor biokimia

Berbagai penelitian tentang dopamin, norepinetrin, indolamin, serta zat halusigenik

diduga berkaitan dengan gangguan orientasi realitas termasuk halusinasi.

3. Faktor psikologis

Intensitas kecemasan yang ekstrem dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan

mengatasi masalah memungkinkan berkembangnya gangguan orientasi realitas. Pasien

mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang tidak menyenangkan.

4. Perilaku

Perilaku yang perlu dikaji pada pasien dengan gangguan orientasi realitas berkaitan

dengan perubahan proses pikir, afektif persepsi, motorik, dan sosial.

2.2.2 DIAGNOSIS

Pohon Masalah
Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan

lingkungan.

Perubahan persepsi sensosi: halusinasi.

Isolasi sosial: menarik diri.

Diagnosis Keperawatan

1. Risiko mencederai diri sendiri orang lain dan lingkungan berhubungan dengan

halusinasi.

2. Perubahan persepsi sensor: halusinasi berhubungan dengan menarik diri.

2.2.3 Pohon masalah

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan


Lingkungan

Perubahan persepsi sensori : halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

2.2.4 Diagnosa keperawatan

1. Risiko mencederai diri sendiri orang lain dan lingkungan berhubungan dengan halusinasi.

2. Perubahan persepsi sensor: halusinasi berhubungan dengan menarik diri.

2.3 RENCANA INTERVENSI

1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien

Tujuan tindakan untuk pasien meliputi hal berikut.

a. Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya.

b. Pasien dapat mengontrol halusinasinya.


c. Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal.

2. Tindakan keperawatan

a. Membantu pasien mengenali halusinasi dengan cara berdiskusi dengan pasien

tentang isi halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi

terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi muncul, dan respons

pasien saat halusinasi muncul.

b. Melatih pasien mengontrol halusinasi. Untuk membantu pasien agar mampu

mengontrol halusinasi, Anda dapat melatih pasien empat cara yang sudah terbukti

dapat mengendalikan halusinasi, yaitu sebagai berikut.

1) Menghardik halusinasi.

2) Bercakap-cakap dengan orang lain.

3) Melakukan aktivitas yang terjadwal.

4) Menggunakan obat secara teratur.

2.3.1 Tindakan Keperawatan untuk Keluarga

1. Tujuan

a. Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di rumah sakit maupun di

rumah.

b. Keluarga dapat menjadi sistem pendukung yang efektif untuk pasien.

2. Tindakan keperawatan

a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien.

b. Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang

dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, serta cara

merawat pasien halusinasi.

c. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien

dengan halusinasi langsung di hadapan pasien.

d. Buat perencanaan pulang dengan keluarga.

2.4 EVALUASI
Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang sudah Anda lakukan untuk pasien
halusinasi adalah sebagai berikut.

1. Pasien mempercayai kepada perawat.

2. Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya dan merupakan masalah

yang harus diatasi.

3. Pasien dapat mengontrol halusinasi.

4. Keluarga mampu merawat pasien di rumah, ditandai dengan hal berikut.

a. Keluarga mampu menjelaskan masalah halusinasi yang dialami oleh pasien.

b. Keluarga mampu menjelaskan cara merawat pasien di rumah.

c. Keluarga mampu memperagakan cara bersikap terhadap pasien.

d. Keluarga mampu menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk

mengatasi masalah pasien.

e. Keluarga melaporkan keberhasilannnya merawat pasien

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai