Kep, Jiwa Halusinasi
Kep, Jiwa Halusinasi
KEPERAWATAN JIWA
Disusun oleh :
1. Definisi Halusinasi
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek tanpa adanya
rangsangan Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa yang pasien mengalami
perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan perabaan, atau penciuman. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak
ada.Pasien gangguan jiwa mengalami perubahan dalam hal orientasi realitas. Salah satu
manifestasi yang muncul adalah halusinasi yang membuat pasien tidak dapat menjalankan
pemenuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Adaptif Maladaptif
Pengalaman sensori
menakutkan. Peningkatan sistem
TAHAP II
saraf otak, tanda-tanda
Menyalahkan. Tingkat Mulai merasa
ansietas, seperti
kecemasan berat secara kehilangan kontrol.
peningkatan denyut
umum halusinasi Merasa dilecehkan
jantung, pernapasan,
menyebabkan rasa antipati. oleh pengalaman
dan tekanan darah.
sensori tersebut.
Rentang perhatian
Menarik diri dari
menyempit.
orang lain.
Konsentrasi dengan
pengalaman sensori.
NON PSIKOTIK Kehilangan
kemampuan
membedakan
halusinasi dari realita.
TAHAP III
Mengontrol tingkat • Pasien menyerah dan • Rentang perhatian hanya
kecemasan berat menerima beberapa detik atau menit.
pengalaman pengalaman sensorinya. • Gejala fisika ansietas berat
sensori tidak dapat ditolak • Isi halusinasi menjadi berkeringat, tremor, dan tidak
lagi. atraktif. mampu mengikuti perintah.
• Kesepian bila pengalaman
sensori
berakhir.
PSIKOTIK
Halusinasi penciuman
• Mencium seperti sedang • Membaui bau-bauan
membaui seperti bau
bau-bauan tertentu. darah, urine, feses, dan
• Menutup hidung. kadang-
kadang bau itu
menyenangkan.
Halusinasi pemgecapan
• Sering meludah
• Muntah • Merasakan rasa seperti
darah, urine,
atau feses.
Halusinasi perabaan
• Menggaruk-garuk
permukaan kulit. • Mengatakan ada serangga
di
permukaan kulit.
• Merasa seperti tersengat
listrik.
5. Strategi Pelaksanaan
c). Tujuan :
1)Pasien dapat membina hubungan saling
percaya
2)Pasien dapat mengenali halusinasi
3)Pasien dapat mempraktekan cara
menghalau halusinasi dengan menghardik
c). KontrakTopik :
Apakah bapak tidak keberatan kalau kita
berbincang-bincang tenang suara dan
sesuatu yang selama ini mengganggu bapak
tapi tidak tampak wujudnya
Waktu :
Mau berapa lama kita berbincang bincang
pak?
Bagaimana kalau 10 menit?
Tempat :
Dimana pak mau berbincang bincang?
Bagaimana kalau disini saja?
b.Evaluasi/Validasi
“Bagaiamana perasaan bapak hari ini?
Apakah masih mendengar suara?
Apakah bapak sudah melakukan latihan
menghardik seperti kemarin?”
c.KontrakTopik :
“Baiklah sesuai dengan janji kita
kemarin, hari ini kita akan berbincang-
bincang cara mengontrol suara yang bapak
dengar agar suara itu tidak muncul lagi
dengan cara kedua yaitu dengan bercakap-
cakap dengan orang lain, apakah bapak
bersedia?
Waktu :“Berapa lama kita akan berbincang-
bincang? Bagaimana kalau 10 menit?
Tempat : Dimana pak mau berbincang
bincang?
Bagaimana kalau disini saja?
II.FASE KERJA
I. “Kalau bapak mendengar suara-suara
yang seperti bapak bilang kemarin apa yang
bapak lakukan pada saat itu?”
“Apakah yang kita lakukan kemarin bapak
lakukan?”
“Wah bagus bapak sudah bisa tetapi masih
perlu pembelajaran lebih lanjut”
“Nah, sekarang kita mulai dengan cara
yang ke-2 yaitu bercakap-cakap dengan
orang lain.
Jika bapak mendengar suara itu muncul lagi
maka bapak bisa langsung pergi ke
perawat.
Katakan pada perawat bahwa
bapakmendengar suara, nanti perawat akan
mengajak ngobrol bapak sehingga suara
itu hilang dengan sendirinya.
”Atau bisa juga dengan bapak mengobrol
dengan teman sekamar bapak.“
III.FASE TERMINASI
1)Evaluasi Respon
-DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
-TUJUAN
Melatih pasien mengontrol halusinasi
dengan melaksanakan aktivitas terjadwal.
-TINDAKAN KEPERAWATAN
1.Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2.latih ulang klien mengendalikan halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan oranglain
3.Anjurkan pasien masukkan dalam jadwal
kegiatan harian
II.Fase Orientasi
d. Salam Terapeutik
“Selamat siang pak, apakah masih ingat
dengan saya?
e. Evaluasi/Validasi
“Bagaiamana perasaan bapak hari ini?
Apakah masih mendengar suara?
Apakah sudah dipakai dua cara yang telah
kita latih ?
Bagaimana hasilnya ?
Bagus !? Baiklah.”
f.KontrakTopik :
IV.Fase Terminasi
1). Evaluasi Respon
Evaluasi Pasien (Subjektif)
“Klien mengatakan mau dilatih cara
mengontrol halusinasi dengan cara aktivitas
terstruktur
”Evaluasi Perawat (Objektif)
“Ketika klien diajak jalan-jalan banyak
alasan dan klien nampak banyak diam
2). Rencana Tindak Lanjut pasien“
Selanjutnya jika nanti suara itu
terdengar lagi, bapak bisa mempraktekan
cara yang sudah saya ajarkan tadi.”
“Selanjunya bagaimana kalau kita
melakukan kegiatan dan diawali dengan
menyusun jadwal”
1. Faktor perkembangan
meningkatkan stres dan ansietas yang dapat berakhir dengan gangguan persepsi. Pasien
tidak efektif.
kesepian, selanjutnya tidak dapat diatasi sehingga timbul akibat berat seperti delusi
dan halusinasi.
3. Faktor psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis, serta peran ganda atau peran yang
4. Faktor biologis
Struktur otak yang abnormal ditemukan pada pasien gangguan orientasi realitas, serta
dapat ditemukan atropik otak, pembesaran ventikal, perubahan besar, serta bentuk sel
5. Faktor genetik
skizofrenia. Skizofrenia ditemukan cukup tinggi pada keluarga yang salah satu anggota
keluarganya mengalami skizofrenia, serta akan lebih tinggi jika kedua orang tua
skizofrenia.
Faktor Presipitasi
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas keluarga,
perpisahan dengan orang yang penting, atau diasingkan dari kelompok dapat
menimbulkan halusinasi.
2. Faktor biokimia
3. Faktor psikologis
4. Perilaku
Perilaku yang perlu dikaji pada pasien dengan gangguan orientasi realitas berkaitan
2.2.2 DIAGNOSIS
Pohon Masalah
Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan.
Diagnosis Keperawatan
1. Risiko mencederai diri sendiri orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
halusinasi.
1. Risiko mencederai diri sendiri orang lain dan lingkungan berhubungan dengan halusinasi.
2. Tindakan keperawatan
tentang isi halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu terjadi halusinasi, frekuensi
mengontrol halusinasi, Anda dapat melatih pasien empat cara yang sudah terbukti
1) Menghardik halusinasi.
1. Tujuan
a. Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di rumah sakit maupun di
rumah.
2. Tindakan keperawatan
dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses terjadinya halusinasi, serta cara
2.4 EVALUASI
Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang sudah Anda lakukan untuk pasien
halusinasi adalah sebagai berikut.
2. Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya dan merupakan masalah
DAFTAR PUSTAKA