Anda di halaman 1dari 6

JAWABAN LKS HALAMAN 11 (KERJA KELOMPOK)

1.
- Agama

Secara apriori, agama mudah diprediksi dapat mengarahkan laju sejarah karena bermuatan batin
dan lahir . Agama lalu menjadi sulit untuk diabaikan begitu saja sebagai sebuah faktor penting yang
mengarahkan laju sejarah. Konghucu menyusun bangunan etika para penganutnya dalam kehidupan
ekonomi, dan karenanya mempengaruhi sejarah. Kuntowijoyo memberikan contoh-contoh kajian
ilmiah sejumlah sejarawan yang menunjukkan peran besar agama terhadap sejarah, baik dalam
pendekatan sejarah politik, sejarah ekonomi, sejarah sosial, sejarah intelektual, sejarah
kebudayaan, sejarah kesenian, sejarah mentalitas, sejarah sensibilitas, maupun melalui pendekatan
biografi, psycho history, dan prosopografi.

Agama mempengaruhi berbagai perjalanan arus sejarah, baik dalam konteks individual maupun
sosial. Sedangkan dalam sejarah kebudayaan, pengaruh agama kentara dengan mencari pola-pola
kehidupan, kesenian, dan cara berpikir secara bersama-sama dari suatu zaman. Pengaruh ajaran
Islam bagi sejarah kesenian dapat ditelaah dalam gambaran seni arsitektur, seni lukis, dan sastra
zaman klasik, terutama pada zaman kejayaan Islam. Peran agama dalam sejarah mentalitas
mengenai gagasan anti feodalisme pada orang-orang Sarekat Islam dapat dilakukan dengan cara
membuka arsip tentang SI , Adviseur voor Inlandsche Zaken, laporan para residen, koran SI seperti
Oetoesan Hindia dan penerbitan-penerbitan lainnya.

Pengaruh agama bagi sejarah sensibilitas dapat dibaca dalam Sejarah Perjuangan Hizbullah Sabilillah
Divisi Sunan Bonang . Dalam konteks individual, peran agama bagi sejarah dapat terlihat ketika
memakai pendekatan biografi , psycho history , dan prosopografi . Salah satu studi sejarah yang
menggambarkan pengaruh agama dalam psycho history antara lain sejarah kejiwaan Mahatma
Gandhi yang dibahas oleh Erik H. Erikson dalam Gandhi’s Truth atau sejarah kejiwaan Martin Luther
King dalam Young Man Luther.

-Institusi

Sejarah mencatat bahwa mulanya institusi yang pernah muncul bersifat sederhana, lalu berkembang
menjadikan lebih kompleks, canggih, dan modern seiring perkembangan zaman. Dalam kadarnya
yang berbeda-beda, pengalaman sejarah menunjukkan pengaruh institusi terhadap arah
sejarah. Demikian pula di masa depan, peran institusi terhadap arah sejarah akan
berpengaruh. Institusi, lembaga, atau organisasi, sangat mempengaruhi arah sejarah.

Hal itu menyimpulkan tentang betapa kuatnya efek institusi, lembaga, atau organisasi dalam
menciptakan realita sejarah. Tentu mudah pula untuk menyimpulkan bahwa institusi PNI, PI, dan
sebagainya telah menentukan arah sejarah perjuangan kemerdekaan RI. Peran institusi BPUPKI dan
PPKI menjelang proklamasi kemerdekaan juga sulit diabaikan sebagai komponen yang menentukan
sejarah proklamasi. Peran institusi militer dan berbagai institusi politik di tanah air sejak Indonesia
merdeka sampai sekarang, terlihat signifikan dalam menentukan arah sejarah.

Alhasil institusi, terutama institusi politik, baik menurut penalaran apriori maupun aposteriori adalah
satu kekuatan menentukan dalam laju sejarah.
-Teknologi

Pembagian zaman menjadi zaman prasejarah dan zaman sejarah tidak saja berbeda antara manusia
dalam zaman pertama yang disebut belum mengenal aksara , dan zaman sejarah sebagai zaman
sudah mengenal tulisan. Sedangkan di zaman sejarah, apalagi zaman modern, kehidupan telah
kompleks dengan tingkat efektifitas dan efisiensi karena beragamnya sarana teknologi. Teknologi
merupakan unsur vital lainnya yang menentukan arah sejarah. Dalam konteks sejarah
lainnya, temuan rumus hukum relativitas oleh Albert Einstein merupakan cikal bakal ditemukannya
teknologi persenjataan berjenis bom atom.

Peristiwa ini pula yang turut mempercepat dan mengarahkan arus sejarah, sehingga momen paling
bersejarah yakni proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 terjadi. Sejarah
masa silam telah menunjukkan tentang betapa besarnya pengaruh teknologi bagi arah sejarah. Tidak
berlebihan untuk menyatakan bahwa barang siapa memiliki dan piawai menggunakan
teknologi, maka akan menguasai sejarah dan dunia. Peran menentukan teknologi terhadap arah
sejarah bukan saja lantaran efisien, melainkan pula, dengan teknologi, kehidupan umat manusia
menjadi lebih efektif, lebih cepat, berdaya jangkau lebih luas, lebih kuat, dan lebih mudah.

Semua hal itulah yang membuat teknologi demikian penting dan menentukan sejarah, tidak saja
sejarah di masa silam dan sejarah masa sekarang, akan tetapi juga sejarah masa depan.

-Ideologi

Fenomena ini berlangsung dalam sejarah gerakan komunis pimpinan Karl Marx di Eropa maupun
gerakan komunis Cina di bawah pimpinan Mao Tze Tung. Ideologi komunisme terbukti menentukan
arah sejarah, setidak-tidaknya di beberapa negara penganut komunisme di kawasan Skandinavia, di
Cina, maupun Korea Utara. Islam madzhab syi’ah yang diubah menjadi ideologi juga terbukti besar
pengaruhnya dalam mengarahkan sejarah. Di sekitar tahun-tahun ini, dengan sadar dan
semangat, rakyat Iran yang dikomandoi kaum mullah dan intelektual kampus berhadap-hadapan
dalam relasi pertentangan dengan pasukan Syah Reza Pahlevi.

Akhirnya kekuatan rakyat Iran yang sebagian besar di antaranya bergerak atas dasar ideologi Islam
madzhab syi’ah berhasil melengserkan Syah Reza Pahlevi pada tahun 1979. Sejarah Iran terbalik 180
derajat. Kaum mullah yang mulanya bergerak di pinggiran kekuasaan kemudian tampil ke pusat
kekuasaan negara di bawah kepemimpinan figur Ayatullah Khomeini. Hal ini pula yang membuat
sejarah mengikutsertakan negara ini sebagai salah satu negara terpenting yang terlibat dalam
perang ideologi antara faksi sekutu dan fasis pada Perang Dunia II.

Kapitalisme telah berkontribusi menciptakan sejarah kejayaan AS di dunia kontemporer. Dalam


bentuk yang lebih sistematik, sejumlah sistem pikiran bermatamorfosa menjadi ideologi, yaitu
pandangan dunia yang berisi tujuan ideal mengenai bagaimana seharusnya dunia diatur, serta
mempunyai langkah-langkah metodis untuk mencapainya. Dari sini jelas bahwa selain menurut
penalaran aposteriori , unsur ideologi terbukti berperan menentukan arah sejarah, menurut
penalaran apriori pun sejarah niscaya ditentukan pikiran manusia atau dalam bentuknya yang
lain, dipengaruhi oleh ideologi. Ketiga hal ini pula yang jika mewujud akan menciptakan
sejarah, mulai dari sejarah yang mempengaruhi lingkup kecil sampai lingkung luas.
-Militer

Dalam sejarah, unsur kekuatan dan kelemahan militer terbukti menentukan maju atau mundur, jaya
atau punah, dan menguasai atau dikuasainya suatu kelompok atau bangsa. Di dalam sejarah
kehidupan masa silam, kekuatan dan kelemahan militer berbanding lurus dengan merdeka atau
terjajahnya suatu bangsa, bahkan paralel pula dengan eksis atau punahnya bangsa tersebut. Bahkan
Napoleon Bonaparte yang terkenal dalam sejarah, juga lantaran menguasai ilmu serta memiliki
kekuatan militer. Sejarah Nusantara masa silam juga mencatat kiprah Gajah Mada dari Kerajaan
Majapahit sebagai figur yang memproklamirkan sumpah Palapa yang berisi kehendak menyatukan
Nusantara.

Jika jarum jam sejarah kita tarik ke zaman pencerahan Eropa, maka langkah bersejarah mereka yang
melakukan penjelajahan lintas benua dan samudera dengan motif gold, gospel, glory juga disertai
kekuatan militer. Kendati bukan faktor satu-satunya, akan tetapi patut diakui bahwa kekuatan
militer merupakan faktor menentukan dalam sejarah penjelajahan, monopoli perdagangan, dan
penjajahan oleh bangsa Eropa. Beberapa tahun silam, sejarah Irak dan kekuasaan rezim Saddam
Hussein dimbombardir oleh invasi militer Amerika Serikat pimpinan Presiden George Bush
Jr. lantaran dianggap memiliki senjata pembunuh missal, meski menurut sebagian pihak, selain
karena motif politik, invasi ini juga didorong oleh motif menguasai bahan mentah minyak di
Irak. Sekali lagi militer mencuat sebagai satu unsur penting yang mengarahkan sejarah.

Kekuatan militer tidak saja menentukan perjalanan sejarah suatu negara bahkan dunia manakala
digunakan, melainkan juga bisa dipakai dalam arena perang psikologi . Dengan demikian, sudah
cukup bukti historis yang menegaskan betapa berpengaruhnya militer dalam menentukan arah
perjalanan sejarah. Arah sejarah, akhirnya, ternyata dikendalikan pula oleh faktor militer.

-Seks

Faktor seks juga mempengaruhi perjalanan sejarah. Seks yang dipahami serupa inilah yang menjadi
salah satu kekuatan yang mengarahkan sejarah. Sejarah mencatat politik dan skandal yang dilakukan
Ken Arok dengan membunuh Raja Tunggul Ametung. Praktik tersebut telah mengubah sejarah.

Pascal telah mengatakan bahwa hidung Kleopatra, yang mengesankan bagi Markus


Antonius, menentukan arus sejarah . Ketertarikan dan kekaguman Markus kepada Kleopatra
tersebut lalu membuat keduanya, tidak hanya terlibat dalam fenomena tertariknya laki-laki terhadap
perempuan, tetapi dari spektrum ini pula arah sejarah berdimensi luas terjadi. Sejarah modern
mengabarkan skandal seks yang dilakukan Presiden Bill Clinton dengan Monica Lewinski. Sekali
lagi, fenomena ini menyatakan bahwa seks merupakan faktor yang mengarahkan sejarah.

Sejarah juga banyak mencatat para pemimpin yang kasmaran, baik kepada perempuan maupun laki-
laki, dalam sejarah, yang akhirnya mempengaruhi, tidak saja terhadap sejarah dirinya, melainkan
pula turut menentukan arah sejarah dalam lingkup yang lebih luas. Sejarah Raja Louis dan sejarah
negaranya, dengan begitu, turut diarahkan oleh faktor seks.
-Umur

warga yang berumur relatif muda sehingga dikategorikan pemuda memang tidak saja telah
memerankan peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa, akan tetapi juga acap menjadi mitos
sebagai agent of change atau iron stocks kepemimpinan di masa mendatang. Faktor umur, dalam
konteks ini, merupakan salah satu faktor yang turut mengarahkan sejarah. Sejarah berefek nasional
berupa runtuhnya rezim Orde Lama yang dipimpin Presiden Soekarno dari kursi RI 1 memang kerap
dikaitkan dengan upaya sistematik antara aliansi kekuatan asing dengan sebagian faksi militer. Arah
sejarah Cina pun lalu berubah.

Jika menelusuri perjalanan sejarah menentukan Indonesia , maka akan benderang bahwa predikat
tersebut menemukan kenyataan. Umur, dengan demikian, patut diakui sebagai salah satu faktor
penentu arah sejarah.

Etnis dan ras

Etnis dan ras merupakan faktor lainnya yang menentukan arah sejarah. Di sisi yang lain, keyakinan
subjektif suatu etnis dan ras sebagai penentu sejarah boleh jadi menemukan realitanya lantaran
keyakinan subjektif etnis dan ras masing-masing. Keyakinan bahwa etnis dan ras merupakan salah
satu kekuatan penggerak sejarah dapat mengambil contoh dalam sejarah Indonesia modern yang
menunjukkan etnis Jawa relatif lebih banyak menentukan arah sejarah di Indonesia . Para pemuka
dari ras Yahudi juga populer dan relatif ampuh memainkan loby-loby dan diplomasinya dalam
mengarahkan sejarah.

Semenjak abad pencerahan sampai zaman modern, ras kulit putih Eropa pantas pula dimunculkan
sebagai ras pengendali arah sejarah. Dalam konteks sejarah Australia , ras ini terlihat fenomenal
karena mampu menjadi penduduk mayoritas dan mengarahkan sejarah benua ini, padahal
sebelumnya, mereka adalah kaum pendatang yang sebagian di antaranya merupakan narapidana
Eropa dan dihukum ke Australia . Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi transportasi, teknologi
informasi, dan kekuatan militer yang dimiliki ras ini juga faktor lainnya yang membuat ras ini boleh
disebut sebagai ras yang mengendalikan arah sejarah.

-Mitos

Keyakinan ini kemudian menjadi opini yang dikemukakan berulang-ulang, sehingga mendekam


dalam benak banyak orang. Banyak sejarah digerakkan oleh mitos yang berkembang di
masyarakat. Mitos Yahudi sebagai ras termulia di atas muka bumi yang akan dianugrahi wilayah yang
kini masih ditempati Palestina, dan di sisi lain Palestina meyakini bahwa kawasan ini suci dan milik
mereka, telah membuat konflik perebutan wilayah tersebut berlangsung hingga kini. Dengan mitos
ini pula, Hitler mengarahkan sejarah Jerman beraliansi dengan Italia dan Jepang untuk ambil bagian
bertempur melawan kekuatan sekutu dalam Perang Dunia II.

Mitos sebagai agama dan ras tertindas telah pula dimainkan Yahudi dalam menarik perhatian dan
dukungan negara-negara Eropa kepadanya, sehingga arah sejarah politik dan ekonomi Timur Tengah
dan dunia relatif berubah. Alhasil dibanding dengan reaksi sejumlah negara yang penduduknya
mayoritas beragama Islam, para petinggi di negara-negara Eropa cenderung ‘diam’ dan tidak terlalu
konfrontatif terhadap Israel manakala pasukan militer Israel berperang dan mencaplok sejumlah
wilayah Palestina. Mitos ini, dalam kadar tertentu, telah memposisikan Jepang sebagai kekuatan
penentu sejarah saat itu. Jika ditarik ke Indonesia , sungguh tidak sedikit mitos yang menggerakkan
sejarah negeri ini.
Mitos ini pun turut berkontribusi mengarahkan sejarah negeri ini untuk dipimpin Soekarno, tak
kurang selama dua dasawarsa sejak Indonesia merdeka. Mitos mahasiswa atau kaum muda sebagai
agent of change dan iron stocks kepemimpinan bangsa di masa depan juga mengemuka, dan dalam
banyak kadar, telah turut mengarahkan sejarah negeri ini. Bahkan masyarakat Amerika Serikat yang
terlanjur dipercaya sebagai negara maju dan modern, juga memiliki mitos yang khas. Dengan
begitu, sulit untuk mengabaikan peran mitos dalam mengarahkan sejarah masa depan.

Dengan kata lain, arah sejarah bisa ditentukan oleh mitos.

2. Faktor internal penyebab perubahan dalam sejarah


 Bertambah atau Berkurangnya Penduduk
 Munculnya inovasi atau penemuan-penemuan baru.
 Adanya  Konflik dalam Masyarakat
 Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi dalam Tubuh Masyarakat Sendiri

3. Perubahan dan berkelanjutan dalam sejarah dipengaruhi dua faktor yaitu internal dan eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari masyarakatnya itu sendiri, antara lain:

1. perubahan penduduk, yaitu bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk.


2. penemuan-penemuan baru. Perkembangan teknologi mendorong timbulnya penemuan-
penemuan baru yang menyebabkan perubahan dalam masyarakat.
3. konflik dalam masyarakat. Terjadinya konflik dalam masyarakat menyebabkan terjadinya
perubahan ikatan sosial di masyarakat.
4. pemberontakan dalam masyarakat. Terjadinya pemberontakan menyebabkan perubahan
struktur pemerintahan yang berimbas pada perubahan kehidupan masyarakat.

Faktor eksternal adalah faktor-faktor pendukung dari luar masyarakat yang mendorong terjadinya
perubahan sosial, di antaranya yaitu:

1. perubahan alam yang ada di sekitar masyarakat.

2. terjadinya peperangan,

3. pengaruh kebudayaan bangsa lain.


4.
Perubahan Sejarah

1.Perubahan Ideologi di Jerman

2.Perubahan Sistem Pemerintahan Prancis

3. Perubahan Sistem Pemerintahan Indonesia

Keberlanjutan Sejarah

1.Kasus KKN

2.Pemilu

3.Kepercayaan

5. maksud dari konsep perubahan dan berkelanjutan dalam sejarah adalah Dalam ilmu sejarah
tidak hanya mempelajari sebuah peristiwa yang terjadi pada masa lampau saja, namun berupa
pengulangan, kesinambungan serta perubahan peristiwa peristiwa yang dilakukan oleh umat
manusia.

Anda mungkin juga menyukai