Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Memilih Judul

Pajak merupakan salah satu sumber penghasilan terbesar Negara dan

sangat berpengaruh terhadap perekonomian dan pembangunan negara, dan pajak

adalah kewajiban setiap bangsa atau rakyatnya untuk memberikan sebagian dari

penghasilan atau pendapatannya melalui pemerintah agar dapat diatur dan

dipergunakan untuk kesejahteraan bersama dalan menjalankan roda

pemerintahan.1

Kemudian untuk pemberian Imbalan Bunga merupakan salah satu hak

yang dimiliki Wajib Pajak disamping hak-hak lainnya. Ketentuan mengenai

Imbalan Bunga yang berlaku pada intinya menyebutkan apabila Wajib Pajak

mempunyai kelebihan pembayaran pajak atas surat Keputusan Keberatan dan atas

putusan pengadilan pajak yang mengabulkan sebagian atau seluruh maka Wajib

Pajak tersebut berhak atas Imbalan Bunga, dan Direktorat Jenderal Pajak

berkewajiban untuk memberikan hak Wajib Pajak tersebut.

Selama ini kalau dibidang perpajakan, wajib pajak memperoleh imbalan

bunga atas kelebihan pembayaran pajak bahkan atas pembayaran lebih sanksi

administrasi berupa denda, walau harus melewati pengajuan gugatan kepada

Pengadilan Pajak.2

1
Hariyasin. 2018. Hukum Pajak di Indonesia. 1. Daerah Istimewa Yogyakarta. PT.
Kanisius. hlm. 6.
1
2

Dasar Hukum imbalan bunga terdapat pada Pasal 11 ayat (1a) Undang-

undang nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

sebagaimana telah diubah terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 16

Tahun 2009 yang isinya berbunyi : Kelebihan pembayaran pajak sebagai akibat

adanya Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat

Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Penghapusan

Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, Surat

Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, dan Putusan Banding atau Putusan

Peninjauan Kembali, serta Surat Keputusan Pemberian lmbalan Bunga

dikembalikan kepada Wajib Pajak dengan ketentuan· jika ternyata Wajib Pajak

mempunyai utang pajak, langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu

utang pajak tersebut.

Sesuai Undang-undang tentang Pengadilan Pajak pada Pasal 87 yang

isinya berbunyi : “Apabila Putusan Pengadilan Pajak mengabulkan sebagian

atau seluruh banding, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan

ditambah Imbalan Bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 24

(dua puluh empat) bulan, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan yang berlaku.”

Apabila kedua belah pihak tidak setuju dengan hasil putusan Pengadilan

Pajak, dapat mengajukan Peninjauan Kembali.

2 ?
Hariyasin. 2020. “Seputar Perpajakan,Kepabeanan&Hukum Menuju Indonesia Emas
(1945-2045). Disertasi. Banjarmasin. Program Studi Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas 17 Agustus 1945. hlm. 41
3

Untuk itu pemerintah perlu memberikan kepastian hukum dalam

menerapkan dan menjalankan suatu aturan dengan penjelasan yang lebih

mendetail dengan beberapa Peraturan seperti Peraturan Daerah yang berlaku juga

layaknya Undang-undang baik bagi orang pribadi atau badan yang berperan

sebagai wajib pajak.

Sebagai contoh kasus dalam Putusan Pengadilan Pajak, dengan Nomor :

PUT-002516.99/2020/PP/MXIIB. Maka dengan ini, penulis mencoba untuk

membuat suatu analisis terhadap putusan tersebut, dengan judul : “ANALISIS

YURIDIS PEMBERIAN IMBALAN BUNGA KELEBIHAN BAYAR

BERDASARKAN UNDANG-UNDANG HARMONISASI PERPAJAKAN “.

B. Rumusan Masalah

Dengan telah selesainya sengketa pajak pengenaan Pajak Pertambahan

Nilai dan Imbalan Bunga yang mana tidak dikabulkannya permohonan imbalan

bunga yang tidak sesuai dengan Undang-undang Ketentuan Umum Perpajakan

dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan serta

dalam hal tata cara dan penyelesaian pendapatan imbalan bunga karena kelebihan

pembayaran pajak. Berdasarkan permasalahan sebagaimana yang telah diuraikan

diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apa upaya Wajib Pajak Atas Imbalan Bunga dari Kelebihan Bayar ?

2. Apa saja Dasar Pertimbangan Hakim Menolak Imbalan Bunga

Kelebihan Bayar (PUT-002516.99/2020/PP/MXIIB) ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dan kegunaan penelitian skripsi ini sebagai berikut :


4

1. Tujuan Peneliti

Dalam menjawab semua permasalahan yang penulis rumuskan,

maka ditetapkanlah tujuan penelitian sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui dan melakukan upaya hukum sebagaimana hak

wajib pajak atas diberikannya imbalan bunga dari kelebihan bayar.

b. Untuk mengetahui apa saja dasar pertimbangan hakim menolak

imbalan bunga kelebihan bayar (PUT-002516.99/2020/PP/MXIIB).

2. Kegunaan Penelitian

Dari penelitian yang ini, diharapkan dapat berguna sebagai :

a. Untuk pengetahuan bagi masyarakat khususnya bagi Wajib Pajak

tentang apa upaya hukum bagi wajib pajak atas imbalan bunga dari

kelebihan bayar.

b. Untuk pengetahuan yang menyangkut tentang ilmu hukum pajak

khususnya di pengadilan pajak.

c. Bagi Akademik, sebagai bahan kerja internal

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian hukum normatif. Yang dimaksud dengan penelitian hukum

normatif adalah penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti

bahan Pustaka atau data sekunder. Penelitian hukum normatif disebut juga

penelitian hukum doktrinal.


5

Penelitian hukum normatif adalah suatu proses untuk menemukan

suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum

guna menjawab isu hukum yang dihadapi. 3 Pada penelitian hukum jenis ini,

seringkali hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan

perundang-undangan atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma

yang merupakan patokan berperilaku manusia yang dianggap pantas.

2. Sifat Penelitian

Adapun sifat dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif adalah

suatu bentuk yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena

yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia yang

bisa mencakup aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan

perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.4

3. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe pendekatan undang-undang, untuk

mengetahui apakah terjadi kekosongan hukum atau kekeliruan di dalam

pengadilan pajak.

4. Jenis Bahan Hukum

3 ?
Peter Mahmud Marzuki. 2011. Penelitian hukum. Cetakan ke 7. Jakarta:kencana hlm.12
4 ?
Sukmadinata. Nana syaodih. (2017) metode penelitian pendidikan Cet. 12. Bandung:
remaja rosdakarya. Hlm.114.
6

Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga 3 (tiga),

yaitu sebagai berikut:

a. Bahan Hukum Primer.

Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mempunyai kekuatan

hukum mengingat seperti halnya norma dasar dan peraturan

perundang-undangan.Adapun peraturan terkait ialah:

1) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;

2) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum

dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir

diubah dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009;

3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan

Penyelesaian Sengketa Pajak sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Undang-undang nomor 14 Tahun 2002 Tentang

Pengadilan Pajak;

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum penunjang yang

menjelaskan lebih spesifik terkait bahan hukum primer yang

diperoleh dari berbagai literatur seperti buku-buku, artikel, jurnal,

media internet, dan lain sebagainya yang ada korelasinya dengan

penelitian yang tengah dilakukan.

c. Bahan Hukum Tersier


7

Bahan hukum tersier merupakan bahan hukum pendukung yang

memberi petunjuk dan menjelaskan lebih dalam terkait bahan hukum

primer dan bahan hukum sekunder seperti Kamus Hukum, kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dan lain sebagainya yang ada

relevansinya dengan permasalahan yang diteliti.

5. Pengumpulan Bahan Hukum

Pengumpulan bahan hukum yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah dengan melalui hasil Putusan Pengadilan Pajak PUT-

002516.99/2020/PP/MXIIB, studi kepustakaan guna memperoleh bahan

berupa peraturan perundang-undangan, buku-buku, artikel dan jurnal-jurnal

yang berhubungan dengan objek penelitian.

6. Pengelolahan dan Analisis Bahan Hukum

Teknik analisis data mempunyai prinsip yaitu untuk mengolah data

dan menganalisis data yang terkumpul menjadi data yang sistematis, teratur,

terstruktur, dan mempunyai makna. Aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.5

E. Sistematika Penelitian

5
Sugiyono.2014. metode penelitian Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan
?

R&D bandung: CV Alfabeta. Hlm. 38.


8

BAB I Peneliti memulainya dengan Pendahuluan, yang mana didalam

pendahuluan terdapat alasan memilih judul, rumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti, metode yang peneliti

gunakan dalam meneliti terdapat penjelasan mengenai jenis penelitian, sifat

penelitian, tipe penelitian, pengumpulan bahan hukum, teknik pengolahan dan

analisis bahan hukum, selanjutnya disambung dengan sistematika penelitian.

BAB II yaitu Tinjauan Pustaka yang terdiri dari Landasan Teoritis dan

Yuridis atas Putusan Sengketa Pajak berisikan pengertian dan dasar hukum

Pemberian Imbalan Bunga; Pengertian dan Dasar Hukum Pengadilan Pajak;

Pengertian dan Dasar Hukum Sengketa Pajak; Pengertian dan Dasar Hukum

Upaya Hukum di Dalam Perpajakan; Penyelesaian Sengketa Perpajak;

BAB III yaitu Analisi Masalah yang terdiri dari Upaya yang dapat

dilakukan Wajib Pajak Atas Imbalan Bunga dari Kelebihan Bayar. Serta

Pertimbangan Hakim Menolak Imbalan Bunga Kelebihan Bayar (PUT-

002516.99/2020/PP/MXIIB).

BAB IV yaitu Penutup yang di dalamnya terdapat kesimpulan dan saran

dari penulis.

Anda mungkin juga menyukai