Laporan KP Jerry 7.1 2013 Jilid 4
Laporan KP Jerry 7.1 2013 Jilid 4
Laporan KP Jerry 7.1 2013 Jilid 4
Oleh :
NPM : 1710015211136
PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis diberikan kesehatan dan
kekuatan untuk menyelesaikan penulisan laporan Kerja Praktek dengan Judul
“Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (Indralaya - Prabumulih )”
Shalawat dan salam untuk nabi Muhammad SAW sebagai teladan umat
muslim sedunia. Pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan
Kerja Praktek yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik pada Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Bung Hatta.
1. Kepada Orang tua yang selalu mensupport agar terlaksana dan siapnya
laporan kerja praktek ini.
3. Ibu Dr. Rini Mulyani, ST. M.Sc (Eng),selaku Ketua Program Studi Teknik
Sipil Universitas Bung Hatta.
4. Ibu Veronika, S.T., M.T., selaku Sekretariat Program Studi Teknik Sipil
Universitas Bung Hatta.
7. Seluruh dosen dan staff di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Universitas Bung Hatta.
I
8. Bapak/Ibu serta karyawan dan staff PT. Hutama Karya (Persero) Tbk yang
berkenan memberikan izin serta mendampingi penulis untuk melakukan
Kerja Praktek di Proyek yang sedang berlangsung.
9. Teman-teman dari angkatan 2017 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
10. Keluarga besar Parkit 5 no 8 yang selalu memberi suport dan bantuan
supaya selesainya laporan ini.
Padang,Agustus 2022
II
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
BAB II
III
2.3.1. Data Umum Proyek.................................................................. 6
2.3.2. Data Teknis Proyek .................................................................. 7
2.4. Pemilihan Penyedia jasa .................................................................... 8
2.5. Sistem Kontrak................................................................................... 8
2.6. Sumber Dana ...................................................................................... 9
2.7. Uraian Umum Manajemen Proyek .................................................... 9
2.8. Ruang Lingkup Dan Tahapan Dalam Manajemen Proyek ................ 10
2.9. Hubungan Pihak Yang Terkait ........................................................... 11
2.10. Wewenang dan Tanggung Jawab Dalam stuktur
Oraganisasi Proyek .......................................................................... 13
2.10.1. Pemilik Proyek (Owner) ........................................................ 13
2.10.2. Konsultan Pengawas .............................................................. 18
2.10.3. Tugas dan Tanggung Jawab Personil Inti .............................. 19
2.10.4. Kontraktor .............................................................................. 22
2.11. Pelaksanaan Disiplin Kerja .............................................................. 30
2.11.1. Pelaksanaan Disiplin Kerja Proyek ........................................ 30
2.11.2. Perencanaan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan .......................... 31
2.12. Gambar Kerja (Shop Drawing) ........................................................ 32
2.13. As Built Drawing.............................................................................. 33
BAB III
IV
3.3.4.3. Pengawasan Pekerjaan Spun Pile, Pile Head, Fullslab, dan
Expantion joint ........................................................................ 54
3.3.4.3.1. Pekerjaan Spun Pile ...................................... 54
3.3.4.3.2. Pekerjaan Pile Head ..................................... 65
3.3.4.3.3. Pekerjaan Fullslab ........................................ 72
3.3.4.3.4. Pengerjaan Expantion Joint .......................... 75
3.4. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)....... 90
BAB IV
V
4.6.1. Pekerjaan Bekisting .................................................................. 112
4.6.2. Pembesian dan Penulangan ...................................................... 113
4.6.3. Pengecoran ............................................................................... 117
4.7. Pengendalian Mutu ............................................................................ 121
4.8. Uji Slumb ........................................................................................... 121
4.9. Uji Kuat Tekan Beton (Crushing Test) .............................................. 123
4.10. Rencana Anggaran Biaya ................................................................. 124
4.10.1. Rencana Anggaran Biaya Pembesian .................................... 124
4.10.2. Volume Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pile Head ............. 126
4.10.3. Volume Rencana Anggaran Pelaksanaan
(RAP) Pile Head ..................................................................... 127
BAB V
VI
DAFTAR GAMBAR
VII
Gambar 3.17 Lampu........................................................................................ 44
Gambar 3.20 Bekisting Pile Head Yang Ditambal Menggunakan Busa ........ 49
VIII
Gambar 3.39 Pemotongan Tiang Pancang ...................................................... 68
IX
Gambar 3.61 Perawatan Beton (Proses Curing) .............................................. 89
X
Gambar 4.16 Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan ............................... 114
XI
DAFTAR TABEL
XII
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 15. Detail Penulangan Pile Head Expantion Joint ........................... 147
XIII
BAB I
PENDAHULUAN
Mata Kuliah Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah Program
Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung
Hatta Kerja Praktek yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di
suatu perusahaan atau instansi guna untuk memberikan wawasan dan
pengalaman praktis mengenai pekerjaan kontruksi kepada mahasiswa. Selama
melaksanakan kerja praktek mahasiswa diharapkan bisa menerapkan ilmu
yang didapat dibangku kuliah itu ke lapangan sehingga ilmu Teori yang
didapat dibangku kuliah bisa terjadi keseimbangan dengan ilmu yang
didapatkan di lapangan.
1
dengan melihat, mengamati, dan kemudian membandingkan antara teori
dengan kenyataan dilapangan diharap menambah pola pikir mahasiswa, baik
mengenai teori maupun praktek dilapangan bisa lebih terarah.
Selain dari hal-hal diatas ada beberapa tujuan kerja praktek, yaitu :
2
1.4 Metodologi Kerja Praktek
3
1.5 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek
1) Hari/jam kerja
4
BAB II
5
2.2. Lokasi Proyek
6
Tabel 2.1 Data Umum Proyek
7
Tipe Perkerasan Flexible Pavement (Aspal)
1. Harga satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan atau unsur
pekerjaan dengan spesifiksi teknis tertentu.
8
Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Indralaya - Prabumulih seksi 1
ini digunakan sistem Unit Price Contract (Kontrak Harga Satuan). kontrak
Jenis Unit Price dibuat berdasarkan harga satuan dari pekerjaan yang
dilaksanakan artinya adalah di dalam kontrak tersebut harga satuan
pekerjaan yang digunakan tetap hingga proyek yang dilaksanakan selesai,
yang dapat berubah hanyalah volume pekerjaan yang akan dilaksanakan
kontrak ini dipakai karena pada pekerjaan kontruksi jalan sering terjadi
perbedaan antara volume pekerjaan yang dilakukan dengan volume yang
direncanakan seperti pekerjaan galian dan timbunan.
9
2.8. Ruang lingkup dan tahapan Dalam manajemen Proyek
a) Perencanaan (Planning)
b) Pengorganisasian (Organizing)
c) Pelaksanaan (Actuating)
10
mengaktualisasikan ide dasar / rencana bisnis yang sudah
diberikan.
d) Pengawasan (Controling)
Owner
PT.Hutama Karya (Persero)
Keterangan :
: Hubungan Koordinasi
: Hubungan Intruksi
11
Hubungan kerja antar organisasi proyek dapat diartikan sebagai
berikut :
1) Hubungan Koordinasi ( )
2) Hubungan Instruksi ( )
12
3. Hubungan Konsultan Pengawas dengan Kontraktor
13
4) Pemilik (owner) bertugas membiayai seluruh pekerjaan
pembangunan proyek baik perencana maupun pelaksanaan
sesuai nilai kontrak pada dokumen kontrak.
5) Pemilik (owner) berwenang menentukan persyaratan dan
pelaksanaan admintrasi dokumen kontrak.
6) Dalam hubunganya dengan pengawas, pemilik (owner)
mempunyai wewenang sebagai berikut :
a) Menolak atau menerima laporan – laporan dari
pengawas baik laporan yang isidentil maupun
laporan maupun laporan yang dibuat secara periodic
b) Meminta laporan dan penjelasan tentang
pelaksanaan kepada pengawas baik secara tertulis
maupun secara lisan
Stuktur organisasi PT. Hutama Karya ( Persero ) Ruas
Simpang Indralya – Prabumulih zona 1 seperti terlihat di
Gambar 2.3
14
Gambar 2. 3 Stuktur Organisasi Owner
15
16
Adapun penjelasan lebih rinci tentang tingkatan pada
struktur inti organisasi proyek, dapat dilihat pada poin-poin
berikut ini.
1) Project Manager
Project Manager adalah seorang yang bertanggung
jawab atas kesuksesan dalam sebuah kegiatan proyek
konstruksi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada
kompetensi tertentu. Project Manager di proyek ini adalah
Bapak Hasan Turcahyo. Tugas seorang Project Manager
adalah sebagai berikut:
a) Menjamin tersedianya sumber dana yang di
gunakan dalam pelaksanaan proyek.
b) Memantau atau mengevaluasi pelaksana proyek.
c) Melakukan negosiasi dengan subkontraktor.
d) Melakukan asumsi-asumsi yang diperlukan untuk
perencanaan dalam rangka pelaksaan pekerjaan.
e) Memberi pengarahan dalam tahap pembuatan
Rencana Anggaran Pelaksanaan Proyek (RAPP).
f) Menguasai suluruh isi dokumen kontrak.
2) Koordinator QHSE
Koordinator Quality Health and Safety
Environmental (QHSE) merupakan bagian yang bertanggung
jawab atas kesehatan dan keselamatan para tenaga kerja
dalam suatu proyek. QHSE harus mengawasi dan
memastikan tenaga kerja bekerja sesuai dengan SOP
(Standart Operation Procedure) agar kesehatan dan
keselamatan tenaga kerja dapat terjamin.
3) Administrasi Teknik
Tugas dan Tanggung Jawab :
a) Melaksanakan perhitungan volume pelaksanaan
pekerjaan.
16
b) Melaksanakan evaluasi volume pelaksanaan yang
berkaitan dengan alat, material dan tenaga.
c) Menyediakan perhitungan volume dan biaya baru.
d) Menyelenggarakan dan menghitung estimasi volume
pekerjaan.
e) Membuat laporan terjadinya pekerjaan tambah
kurang.
Wewenang :
a) Memonitor dan menghitung tiap kemajuan pekerjaan.
b) Mengevaluasi hasil kemajuan proyek.
4) Manager Teknik
Manager Teknik adalah orang yang bertanggung
jawab dalam memberikan petunjuk kepada tim dalam
melaksanakan pekerjaan, untuk menyiapkan rekomendasi
secara terinci atas usulan desain, termasuk data pendukung
yang diperlukan.
5) Manager ADM, Umum dan Keuangan
Manager ADM, Umum dan Keuangan adalah orang
yang bertanggung jawab atas mengkoordinasikan dan
mengontrol perencanaan, pelaporan, serta pembayaran
kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat waktu
dan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku dan
juga bertugas untuk mengendalikan aspek manusianya seperti
men, money, method, materials and machines.
6) Quantity Engineer
Tugas utama Quantity Engineer adalah terutama
mengendalikan kegiatan yang berhubungan dengan aspek
design, pengukuran volume bahan dan pekerjaan sebagai
dasar pembayaran prestasi pekerjaan Quantity Engineer
merupakan Penanggung jawab utama seluruh kegiatan
supervisi, menciptakan koordinasi yang baik dengan Pejabat
pelaksana teknis kegiatan, Direksi Teknis dan kontraktor
17
sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan sesuai
jadwal dengan mutu yang disyaratkan dalam RKS.
7) Pelaksana/Supervisor
Supervisor Engineer ini merupakan pimpinan Tim
Supervisor Konsultan di lokasi proyek yang bertanggung
jawab kepada pimpinan proyek dimana timnya ditugaskan
untuk melaksanakan tugas–tugas pembantuan pengawas.
8) Quality Engineer
Quality Engineer adalah orang yang bertugas
mengendalikan mutu bahan dan pekerjaan yang dilaksanakan
oleh kontraktor berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang
telah ditentukan dalam dokumen kontrak Quality Engineer
harus memahami benar metode tes laboratorium dan
lapangan yang disyaratkan dalam dokumen kontrak.
9) Geodetik Engineer
Geodetik Engineer adalah orang yang bertugas
menegendalikan pengawasan lapangan dan juru ukur serta
pemberi petunjuk setiap pelaksanaan survey dan juga
bertanggung jawab atas kualitas hasil pengolahan data
survey. Seorang ahli geodesi harus mampu menjamin
kebenaran , ketelitian, kemutakhiran dan kelengkapan data
survey yang dilaksanakan.
18
Adapun tugas dan wewenang dari konsultan pengawas
adalah sebagai berikut :
1) Supervision Engineer
19
aspek design, pengukuran volume bahan dan
pekerjaan sebagai dasar pembayaran prestasi
pekerjaan. Chief Inspector merupakan penanggung
jawab utama seluruh kegiatan supervise,
menciptakan koordinasi yang baik dengan pejabat
pelaksana kegiatan, direksi teknis dan kontraktor
sehingga pelaksanaan kegiatan dapat di selesaikan
sesuai jadwal dengan mutu yang disyaratkan dalam
RKS.
a) Surveyor
b) Inspector
20
2) Bertanggung jawab penuh terhadap Chief Inspector
untuk mengawasi kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan
kontraktor.
c) Quality engineer
21
4) Menyerahkan kepada Site Engineer himpunan data
bulanan pengendalian mutu. Himpunan data harus
mencakup semua data tes laboratorium dan lapangan
secara jelas dan terperinci.
d) Teknisi Laboratorium
2.10.4. Kontraktor
5) Membuat laporan.
23
Gambar 2.4 Struktur Organisas Kontraktor
24
a) Project Manager (Kepala Proyek)
b) Manager QHSE
25
4. Membuat laporan safety seperti laporan kecelakaan, laporan
investigasi dan penilaian K3L.
5. Memastikan prosedur K3 telah dilaksanakan dan melaporkan jika
ada ketidaksesuaian atau pelanggaran.
6. Memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis bagi karyawan
dan pekerja proyek yang tidak menjalankan program K3.
7. Memeriksa kelayakan dan kelengkapan persyaratan peralatan yang
ada di proyek.
8. Memeriksa semua barang yang dapat mengakibatkan bahaya
kebakaran dan kecelakaan kerja.
9. Mengontrol persedian helm, isi kotak P3K, spanduk K3, rambu-
rambu dan lainnya yang berhubungan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja.
10. Memeriksa kondisi, menentukan jumlah kebutuhan dan
penempatan tabung alat pemadam kebakaran pada tempat-tempat
strategis serta mudah dijangkau.
11. Bersama Safety Team mengadakan rapat K3 setiap seminggu
sekali.
c) Manager Teknik
d) Quantity surveyor
e) Surveyor
f) Logistik
27
4. Menyimpan serta mengamankan dengan benar terhadap semua
bahan dan peralatan yang ada di gedung maupun lokasi
proyek/lapangan.
5. Memonitor dan melaporkan penggunaan dan sisa bahan serta
peralatan yang ada
Wewenang :
1. Melakukan pendataan secara rinci atas kebutuhan bahan dan
peralatan.
2. Membuat daftar permintaan bahan dan alat sesuai kebutuhan
lapangan.
3. Mengontrol atas jumlah maupun mutu bahan dan peralatan yang
masuk ke proyek.
4. Mengontrol atas jumlah bahan dan peralatan yang keluar dari
gudang untuk dipakai pelaksanaan.
g) Manajemen Risiko K3
h) Quality control
28
4. Membuat / menyusun laporan hasil tes per periodik sebagai Backup
Data Quality control
5. Melaksanakan kalibrasi peralatan proyek sesuai dengan jadwal dan
waktunya.
Wewenang :
1. Terselenggaranya inspeksi dan tes di proyek.
2. Terselenggaranya kalibrasi peralatan.
i) Lab Teknik
j) Manager Pengendalian
29
k) Manager Operasional
1. Hari/jam kerja
Istirahat :12.00-13.00WIB
3. Sumber Dana
30
Pada Proyek Pembangunan Jalan TOL Trans Sumatra
Ruas Indralaya - Prabumulih Zona 1 didanai oleh PT. Hutama
Karya (persero)sebesar Rp 7.339.401.871.773 (Tujuh Triliun
Tiga Ratus Tiga Puluh Sembilan Milyar Empat Ratus Satu Juta
Delapan Ratus Tujuh Puluh Satu Ribu Tujuh Ratus Tujuh Puluh
Tiga Rupiah).
31
2. Pedoman waktu untuk pendatangan material yang sesuai dengan item
pekerjaan yang dilaksanakan.
32
Gambar kerja merupakan gambar yang dijadikan pedoman untuk
pembangunan dan pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang di setujui bersama
oleh kontraktor dan Owner. Di buat oleh pihak pelaksana/kontraktor sendiri.
Shop drawing yaitu gambar yang mengacu pada for contruction drawing (for
con) yang di buat oleh konsultan untuk pelaksanaan pekerjaan, yang telah di
detailkan oleh kontraktor.
33
BAB III
b. Data bangunan
34
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek, kecuali alat berat yang
didapat dengan cara menyewa. Untuk pekerjaan struktur beton, karena
beton yang digunakan di proyek ini adalah Ready Mix oleh karena itu
sebagian besar telah disediakan PT.HKA sebagai produsen beton Precast.
Untuk pengadaan bahan dan material lainnya dilakukan pemesanan secara
bertahap kepada pihak Supplier, sesuai dengan kebutuhan.
Beton ready mix adalah istilah beton yang sudah siap untuk
digunakan tanpa perlu lagi pengolahan dilapangan. Beton ini
mempunyai keuntungan seperti dapat menghemat waktu dengan
kualitas beton yang tetap terjaga.Beton Ready mix sebagian besar
disediakan oleh PT.HKA sebagai Produsen Beton Precast.
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
2. Besi tulangan
35
Diameter tulangan yang digunakan pada proyek ini adalah D13,
D16, D19, D22, dan D25 sesuai dengan diameter besi yang
dibutuhkan. Besi ini disimpan pada tempat sumber daya dan besi
tulangan yang digunakan pada proyek ini berasal dari Krakatau Steel.
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
3. Kawat Bendrat
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
36
4. Papan Bekisting
Papan Bekisting
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
5. Clamp (pengikat)
37
Gambar 3.5 Clamp
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
38
2. Concrete Pump
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
3. Crawler Crane
Alat ini digunakan untuk meletakkan posisi slab, spun pile, dan
juga digunakan sebagai pemasangan tiang pancang.
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
39
4. Diesel Hammer
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
5. Crawler Hydraulic
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
6. Rough Terrain
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
7. Bar Cutter
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
41
8. Bar Bending
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
9. Genset
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
42
10. Vibrator
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
43
12. Lampu
Lampu Kerja
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
13. Palu
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
44
3.3.3. Pengendalian dan Pengawasan Proyek
45
1. Pengendalian mutu beton
Uraian Slump
Dinding, Pelat Pondasi dan pondasi 5,0 - 12,5
Telapak bertulang
Pondasi Telapak tak 2,5 - 9,0
bertulang,Kaison dan kontruksi
bawah tanah
Pelat, balok, kolom dan dinding 7,5 – 15,0
Perkerasan jalan 5,0 – 7,5
Pembetonan massal 2,5 – 7,5
(sumber : Data Proyek 2020)
46
Pile head PS 14 30 33.86
52
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
47
Tabel 3.3 Daftar Tulangan Pile Head
48
Busa penambal
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
Pile head
ditutup dengan
terpal
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
49
Setelah bekisting dilepas proses curing dilakukan dengan
cara menyiram pile head sebanyak dua kali sehari, dan di lakukan
paling sedikit selama 7 hari.
50
b) Kerja lembur
Jam kerja tambahan/lembur adalah waktu
kerja diluar jam kerja reguler. Pada proyek ini
lembur diberlakukan apabila ada pekerjaan yang
dikerjakan lewat dari pukul 19.00 WIB. Jam kerja
lembur biasanya dilaksanakan untuk mengerjakan
target pekerjaan yang dilakukan pada pukul 19:00 –
21:00 WIB, bahkan bisa lebih tergantung
pekerjaaan yang dilakukan.
2. Perancangan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Waktu pelaksanaan merupakan salah satu tolak ukur
keberhasilan suatu proyek, oleh karena itu perlu adanya
perencanaan waktu yang matang agar proyek dapat berjalan
efektif dan efisien. Agar terwujudnya waktu pelaksanaan
tersebut maka diperlukan penjadwalan waktu (time schedule).
Pada proyek ini kontraktor menggunakan Time schedule dan
Kurva S sebagai rencana kerja karena lebih mudah dipahami
dan dimengerti. Time schedule dan Kurva S dapat dilihat pada
Gambar 3.23
51
Gambar 3.23 Time schedule
52
Time schedule merupakan susunan rencana kerja untuk
mengatur kegiatan pekerjaan, tenaga kerja, waktu pekerjaan,
biaya pekerjaan, mobilisasi peralatan dan bahan agar sasaran
pekerjaan yang direncanakan tercapai dan selesai tepat waktu.
Setalah ditinjau ulang untuk data time schedule tidak
didapatkan kerena untuk penjadwalan time schedule dilakukan
oleh masing-masing sub kontruksi. Proyek Pembangunan Jalan
Tol Trans Sumatera Ruas Simpang Indralaya– Prabumulih
dalam melaksanakan pekerjaan secara efektif, sistematis dan
tepat waktu perlu adanya pengaturan pekerjaan yaitu berupa
time schedule yang berbentuk kurva S. Jalan Tol Indralaya-
Prabumulih Ini mulai dikerjakan sejak Juli 2019. Permasalahan
yang didapatkan dari keterlambatan dilapangan yang terjadi
ialah di karena kan :
54
1. Tahap Pengerjaan spun pile
55
2. Proses Pekerjaaan
56
Gambar 3.26 Proses Pemancangan
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
Proses
pengelasan
57
Gambar 2.28 Pemotongan Tiang
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
58
Diagram alir Pemancangan:
Pemancangan bottom
Melanjutkan pemancangan
(sumber:Pembuatan Pribadi)
59
Gambar 3.30 Penandaan Ukuran Tiang Pancang
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
60
4. Pengangkatan/Pemindahan Tiang Pancang
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
62
8. Pemancangan Bottom
(sumber:Dokumentasi Pribadi)
9. Penyambungan
63
b. Ujung bawah tiang didudukkan diatas kepala tiang yang
pertama sedemikian sehingga sisi-sisi pelat sambung kedua
tiang telah berhimpit dan menempel menjadi satu.
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
64
12. Pemotongan tiang pancang
65
Gambar 3.37 Potongan Pile Head
1. Pemasangan clamp
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
67
3. Proses cut off pile(COP)
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
68
Gambar 3.40 Pemasangan Crosspile
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
69
5. Proses pembesian
a) Pembesian langsung
b) Pembesian di bawah
70
Gambar 3.43 pengangkatan pembesian menggunakan alat
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
71
7. Pengecoran
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
72
dan D3. penamaan tipe ini sesuai dengan letak dari slab tersebut,
proses pemasangan fullslab berupa:
73
Gambar 3.46 potongan Fullslab
74
Gambar 3.47 Potongan fullslab
75
1. Pengantaran Slab
2. Penyusunan Slab
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
76
3. Peletakan Bantalan Slab
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
77
4. Pemasangan Slab
Pengangkatan Slab
dangan alat
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
78
3.3.4.3.4. Pengerjaan Expantion Joint
79
Gambar 3.52 lokasi Pembuatan Expantion Joint
80
Gambar 3.53 Potongan Expantion Joint
81
1. Pemasangan tiang penyangga
Tiang Penyangga
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
82
dan pengecoran expantion joint tidak runtuh atau tidak terjadi
kebocoran.
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
3. Pengantaran tulangan
83
Gambar 3.56 Tulangan expantion joint
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
4. Penulangan
84
Gambar 3.57 Penulangan
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
5. Pemasangan move
85
Gambar 3.58 Move
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
86
Gambar 3.59 Pembersihan Area Pengecoran exspantion joint
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
7. Pengecoran
87
Gambar 3.60 Pengecoran
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
8. Perawatan beton
88
Gambar 3.61 Perawatan Beton (Proses Curing)
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
9. Pembukaan bekisting
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
89
3.4. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)
90
3.4.2. Menajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja
91
Gambar 3.63 Rambu-rambu
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
Potensi bahaya yang dapat terjadi pada saat pekerjaan Pile Slab
antara lain :
3. Pekerja terjatuh
4. Tertabrak kendaraan
92
b. Memasang garis keamanan untuk mencegah adanya pekerja yang
terjatuh
1. Helm Keselamatan
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
93
2. Sepatu Keselamatan
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
94
4. Slogan Proyek
(Sumber:Dokumentasi Pribadi)
95
c. Pengerjaan pembesian pile head di rakit dibawah bisa menyababkan
lendutan pada besi saat pengankatan keatas
d. Saat pemasangan slap biasanya banyak slab yang disusun pada jalan
yang mengakibatkan kemacetan pada jalan proyek
96
penanganan tersebut dilakukan penambahan pekerja terhadap
expantion joint tersebut.
97
BAB IV
98
Gambar 4.1 Denah Pengecoran Pile Head
(Sumber: Data Proyek HKI Indra-Prabu 2020)
Saat pembuatan pile head ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum
proses pembuatan pile head, yaitu
99
c. Pemotongan tiang pancang atau cut off pile(COP) pemotongan tiang
pancang untuk penentuan elevasi pile head.
100
4.3 Tahapan Pelaksanaan Pile Head
101
4.3.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Ada 2 proses metode yang digunakan dalam membuat pile head yaitu
a) Pembesian langsung
102
b) Pembesian di bawah
103
Pekerja atau Buruh Kasar yang pekerjaannya adalah membangun
bangunan kontruksi serta memiliki keahlian yang berbeda-beda mulai dari
tukang batu, tukang kayu, tukang finishing sehingga tukang listrik.
Ada beberapa alat yang digunakan saat pembuatan Pile Head, berikut
adalah alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan Pile Head,
104
Gambar 4.5 Crawler Hydraulic
105
5. Bar cutter berfungsi sebagai alat pemotongan besi untuk pekerjaan
pile head.
106
4.4.3 Material yang digunakan
2. Besi tulangan
107
Diameter tulangan yang digunakan pada proyek ini adalah
D13, D16, D19, D22, dan D25 sesuai dengan diameter besi yang
dibutuhkan Besi ini disimpan pada tempat sumber daya.
3. Kawat Bendrat
108
Gambar 4.11 Kawat Bandrat
4. Papan Bekisting
109
Gambar 4.12 Papan Bekisting
5. Clamp (pengikat)
110
4.5 Gambar Potongan Pile Head
Gambar potongan sangat berguna saat pembuatan Pile Head, agar dapat
mengetahui jumlah besi yang akan digunakan dan panjang-panjang besi yang
dipakai harus diketahui sebelum pelaksanaan pekerjaan,
111
Gambar 4.14 Potongan Pile Head Menerus
(Sumber: Data Proyek HKI Indra-Prabu 2020)
=42.14m2
112
Kebutuhan Bekisting
= 42.14m2: 2.88m m2
=14.6319m
113
Adapun tahapan pekerjaan Pembesian atau Penulangan pada pekerjaan ini
sebagai berikut:
114
Gambar 4.17 Pemasangan Cross Pile (Tulangan Spiral)
115
Pemasangan ini bertujuan untuk cetakan beton pada
proses pengecoran Pile Head.
d) Loading Pengecoran
Biasanya pengecoran dilakukan sehari setelah
penulangan benar-benar selesai.
116
4.6.3. Pengecoran
dengan perhitungan :
= 238.336 m3
= 238.336 m3: 7 m3
= 34.048 m3
117
2008 barulah pengecoran dimulai menggunakan Concrete Pump
Car.
118
e. Pengecoran dilakukan dengan menggunakan alat Concrate Pump
Car yang dapat memindahkan daerah pengecoran agar dapat merata
dalam pelaksanaan pengecoran.
i. Proses Curing dilaksanakan pada pagi dan sore dalam jangka waktu
7-14 hari.Proses Curing dilakukan dengan cara penyiraman pada
119
beton sehari setelah pengecoran selesai.Proses Curing bertujuan
untuk menjaga beton dari kehilangan kadar air selama proses
pengerasan awal.
120
Gambar 4.25 Pile Head Setelah Bekisting Dibuka
121
kental dan tidak terlalu encer, maka adukan beton dianjurkan untuk memiliki
nilai Slump yang terletak dalam klasifikasi yang telah ditetapkan.
Berdasarkan SNI 1972-2008, cara Uji Tes slump Beton adalah suatu
metode yang digunakan untuk menuntukan kekakuan suatu beton.Dalam Uji
Slump harus digunakan beton segar. Alat yang digunakan untuk Uji Slump
adalah kerucut Abram,tongkat pemadat,pelat logam,meteran dan sendok semen.
122
Gambar 4.26 Uji Slump
Menurut SNI 1974 – 2008 uji kuat tekan beton silinder, Uji kuat tekan
berfungsi untuk mengetahui kuat tekan Karakteristik minimum suatu beton
sampai mengalami keruntuhan, pada proyek Tol Trans Sumatera benda uji kuat
tekan beton digunakan berbentuk Silinder dengan ukuran 15x30 cm.
Pelaksanaan pengujian dilakukan dengan pengambilan 3 sampel, masing-
masing di uji pada umur 7 hari dan 28 hari.
124
TABEL PEMBESIAN
D22 A1
Panjang = 15.38 M
Unit = 6 Btg
Berat Jenis = 2.98 Kg/m
Total Berat = 274.9944 Kg 274.9944 Kg
D22 A2
Panjang = 15.38 M
Unit = 10 Btg
Berat Jenis = 2.98 Kg/m
Total Berat = 458.3240 Kg 458.324 Kg
D22 S2
Panjang = 14.98 M
Unit = 8 Btg
Berat Jenis = 2.98 Kg/m
Total Berat = 357.1232 Kg 357.1232 Kg
D13 A3
Panjang = 16.32 M
Unit = 2 Btg
Berat Jenis = 1.04 Kg/m
Total Berat = 33.9456 Kg 33.9456 Kg
D13-200 HOOP
Panjang = 4.1 M
Unit = 67 Btg
Berat Jenis = 1.04 Kg/m
Total Berat = 285.6880 Kg 285.688 Kg
D13-200 TIES 1
Panjang = 1.24 M
Unit = 134 Btg
Berat Jenis = 1.04 Kg/m
Total Berat = 172.8064 Kg 172.8064 Kg
D13-200 TIES 2
Panjang = 1.32 M
Unit = 134 Btg
Berat Jenis = 1.04 Kg/m
Total Berat = 183.9552 Kg 183.9552 Kg
2 TYPE EXPANTION JOIN D22 A1
Panjang = 15.38 M
Unit = 10 Btg
Berat Jenis = 2.98 Kg/m
Total Berat = 458.3240 Kg 458.324 Kg
D22 A2
Panjang = 15.38 M
Unit = 10 Btg
Berat Jenis = 2.98 Kg/m
Total Berat = 458.3240 Kg 458.324 Kg
D13 A3
Panjang = 16.32 M
Unit = 2 Btg
Berat Jenis = 1.04 Kg/m
Total Berat = 33.9456 Kg 33.9456 Kg
D13-200 HOOP
Panjang = 4.1 M
Unit = 67 Btg
Berat Jenis = 1.04 Kg/m
Total Berat = 285.6880 Kg 285.688 Kg
D13-200 TIES
Panjang = 0.87 M
Unit = 268 Btg
Berat Jenis = 1.04 Kg/m
Total Berat = 242.4864 Kg 242.4864 Kg
Total 3472.708 kg
125
4.10.2. Volume Rencana Anggaran Biaya (RAB) Pile Head
PEKERJAAN : PROYEK JALAN TOL TRANS SUMATERA, SEKSI INDRALAYA-PRABUMULIH ZONA 1 (PEKERJAAN PILE HEAD)
LOKASI : INDRALAYA, PALEMBANG SUMATERA SELATAN
BEKISTING
Panjang = 1.4 M
Lebar = 13.3 M
Tinggi = 0.8 M
Unit = 5 Bh
Luas = 42.14 M² 210.700 M²
Kebutuhan = 14.632 Bh 73 Bh
126
No Uraian Kegiatan Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)
1 Pemasangan Bekisting Pile Head 73 bh Rp 28,342,966.193 Rp 2,069,036,532.089
2 Pembesian Pile Head 148944.8 kg Rp 35,524,570.366 Rp 5,291,200,028,249.800
3 Pengecoran Pile Head 804.384 M³ Rp 60,369,393.098 Rp 48,560,173,897.742
TOTAL BIAYA Rp 5,341,829,238,679.630
PPN (10%) Rp 801,274,385,801.944
TOTAL BIAYA KESELURUHAN Rp 6,143,103,624,481.570
DIBULATKAN Rp 6,143,103,624,482.000
PEKERJAAN : PROYEK JALAN TOL TRANS SUMATERA, SEKSI INDRALAYA-PRABUMULIH ZONA 1 (PEKERJAAN PILE HEAD)
LOKASI : INDRALAYA, PALEMBANG SUMATERA SELATAN
BEKISTING
Panjang = 1.4 M
Lebar = 13.3 M
Tinggi = 0.8 M
Unit = 5 Bh
Luas = 42.14 M² 210.700 M²
Kebutuhan = 14.632 Bh 73 Bh
(Sumber: Data Proyek HKI Indra-Prabu 2020)
127
No Uraian Kegiatan Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah
1 Pemasangan Bekisting
Alat
Bahan Plywood 20mm M3 Rp 210,000 Rp 210,000
Paku Plywood kg Rp 19,000 Rp 19,000
3
Minyak Bekisting M Rp 10,000 Rp 10,000
Tenaga Mandor Oh Rp 137,500 Rp 137,500
Kepala Tukang Oh Rp 137,500 Rp 137,500
Tukang Kayu Oh Rp 112,500 Rp 112,500
Pekerja Oh Rp 93,750 Rp 93,750
Jumlah Rp 720,250
Harga Satuan Pekerjaan Rp 720,250
2 Pembesian Pile Head
Alat Bar Cutter jam Rp 36,578 Rp 36,578
Bar Bender jam Rp 30,576 Rp 30,576
Bahan Baja Tulangan kg Rp 185,000 Rp 185,000
Kawat Bendrat kg Rp 17,647 Rp 17,647
Tenaga Mandor Oh Rp 137,500 Rp 137,500
Kepala Tukang Oh Rp 137,500 Rp 137,500
Tukang Besi Oh Rp 112,500 Rp 112,500
Pekerja Oh Rp 93,750 Rp 93,750
Jumlah Rp 751,051
Harga Satuan Pekerjaan Rp 751,051
3 Pengecoran Pile Head
Alat Concrete Pump Car jam Rp 126,016 Rp 126,016
Concrete Vibrator jam Rp 44,000 Rp 44,000
3
Bahan Beton Ready Mix M Rp 1,375,000 Rp 1,375,000
Tenaga Mandor Oh Rp 137,500 Rp 137,500
Kepala Tukang Oh Rp 137,500 Rp 137,500
Tukang Batu Oh Rp 112,500 Rp 112,500
Pekerja Oh Rp 93,750 Rp 93,750
Jumlah Rp 2,026,266
Harga Satuan Pekerjaan Rp 2,026,266
No Uraian Kegiatan Volume Satuan Harga Satuan Jumlah Harga
1 Pemasangan Bekisting Pile Head 73 bh Rp 720,250 Rp 52,578,250
2 Pembesian Pile Head 53836.38 kg Rp 751,051 Rp 40,433,867,035
3 Pengecoran Pile Head 402.192 M³ Rp 2,026,266 Rp 814,947,975
TOTAL BIAYA Rp 41,301,393,260
PPN (10%) Rp 4,130,139,326
TOTAL BIAYA KESELURUHAN Rp 45,431,532,586
DIBULATKAN Rp 45,431,550,000
5.1. Kesimpulan
3. Tujuan khusus yang penulis ambil pada kerja praktek (KP) ini ialah
“Pekerjaaan Tiang Pancang (Spun Pile)” pada STA 9+950 pekerjaan ini
adalah suatu pekerjaan pondasi atau struktur bawah yang digunakan untuk
kondisi tanah yang memiliki daya dukung yang rendah dikarenakan kondisi
129
tanah pada proyek tersebut merupkan tanah rawa dengan kedalaman rata 20-30
meter sehingg di perlukan pondasi tiang pancang (spun pile) agar dapat
menahan beban struktur diatasnya.
5.2. Saran
3. Pada saat melakukan kerja praktek, terdapat beberapa dari pekerja yang tidak
menggunakan APD saat bekerja, padahal APD sangat berpengaruh untuk
meminimalisir kecelakaan kerja yang terjadi, oleh karena itu pentingnya
pengawasan dan sanksi yang tegas dari K3 untuk kedisiplinan para pekerja
agar kecelakaan kerja dapat di minimalisir.
130
DAFTAR PUSTAKA
131
LAMPIRAN
132
Lampiran 2. Data Teknis Proyek
Kelandaian : 3%
Maks
133
Superelevasi : 8%
Maks
FIRR : 9.37 %
134
Lampiran 3. Struktur Organisasi Owner
135
Lampiran 4. Struktur Organisasi Kontraktor
136
Lampiran 5. Time Schedule
137
Lampiran 6. Site Plane Office
138
Lampiran 7. Denah Precast Slab TS50 sd TS63
139
Lampiran 8. Denah Pile Slab
140
Lampiran 9. Potongan Memanjang Pile Slab
141
Lampiran 10. Potongan Melintang Pile Slab
142
Lampiran 11. Spun Pile Bottom
143
Lampiran 12. Spun Pile Middle
144
Lampiran 13. Detail Spun Pile
145
Lampiran 14. Detail Penulangan Pile Head Menerus
146
Lampiran 15. Detail Penulangan Pile Head Expantion Joint
147
Lampiran 16. Detail Penulangan Precast Slab
148
Lampiran 17. Hasil PDA Test
149
Lampiran 18. Hasil Uji Kuat Tekan
COMPRESSIVE STRENGTH
TEST
1 PILESLAB PILE HEAD 25-Oct-20 22-Nov-20 28 PS 166,167,168,169,170,171/A B 13,0 12400 2,339 637,8 34,30 119,95 IBSP
2 " " " " 28 " B 14,0 12440 2,347 633,9 35,27 119,22
3 " " " " 28 " B 13,0 12436 2,346 635,3 34,38 119,48
4 " " " " 28 " B 14,0 12428 2,344 633,1 35,90 119,07
5 " " " " 28 " B 13,0 12435 2,346 637,0 35,16 119,80
6 " " " " 28 " B 13,0 12423 2,344 639,4 34,66 120,25
7 " " " " 28 " B 14,0 12433 2,345 640,6 34,14 120,48
8 " " " " 28 " B 13,0 12430 2,345 638,2 33,92 0,00
9 " " " " 28 " B 13,0 12420 2,343 637,0 35,13 119,80
10 " " " " 28 " B 14,0 12398 2,339 633,6 33,63 119,16
11 " " " " 28 " B 13,0 12405 2,340 635,1 35,96 119,80
150
12 " " " " 28 " B 14,0 12417 2,342 636,7 34,45 119,44
13 " " " " 28 " B 13,0 12429 2,345 634,7 34,85 119,37
14 " " " " 28 " B 13,0 12456 2,350 638,8 34,71 120,14
15 " " " " 28 " B 14,0 12442 2,347 639,0 34,06 120,18
16 " " " " 28 " B 13,0 12434 2,346 637,2 34,42 119,84
17 " " " " 28 " B 14,0 12417 2,342 634,7 33,74 120,84
18 " " " " 28 " B 13,0 12420 2,343 638,8 33,49 121,84
AVERAGE 112,25
Catatan : 1 KN = 101,971 1 kg/cm² = 0.1 Mpa Luas Penampang = 176,71 Volume sample = 5301
PT. Hutama karya Infrastruktur PT. Aria Jasa PT. Hutama Karya Jalan Tol
Reksatama
151
Lampiran 19. Grafik Uji Kuat Tekan
152
Lampiran 20. Surat Permohonan Izin Kerja Praktek
153
154
Lampiran 21. Surat Konfirmasi Kerja Praktek
155
Lampiran 22. Surat Keterangan Selesai Kerja Praktek
156
Lampiran 23. Form Penilaian Kerja Praktek
157