Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Nias Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Nias Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Nias
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
BERLIAN MAGDALENA HULU
NIM. 2319596
i
KATA PENGANTAR
Ya’ahowu, dengan segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan
Yesus Kristus atas berkat dan kasihNya sehingga proposal skripsi yang berjudul
“Efektifitas Penggunaan Aplikasi Elektronik Kinerja dalam Meningkatkan
Disiplin dan Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan Alasa Kabupaten Nias Utara”,
dapat diselesaikan dengan baik. Perjalanan panjang telah penulis lalui dalam
rangka perampungan skripsi ini. Banyak hambatan yang dihadapi dalam
penyusunannya, namun karena pertolongan-Nyalah penulis berhasil
menyelesaikan penyusunan proposal ini.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan penuh kerendahan hati penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Eliyunus Waruwu, S.Pt.,M.Si. Sebagai Pj. Rektor Universitas Nias
2. Ibu Maria Magdalena Bate’e, S.E.,M.M. Sebagai Plt. Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Nias
3. Bapak Yupiter Mendrofa, SE.,MM. Sebagai Plt. Ketua Prodi Fakultas Ekonomi
yang telah memperkenankan penulis untuk menyusun skripsi ini
4. Bapak Yoel Melsaro Larosa,S.P.MM sebagai dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan, motivasi, dan selalu sabar dalam membimbing
dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.
5. Seluruh Bapak/ Ibu Dosen di Universitas Nias atas semua ilmu yang telah
diberikan kepada penulis.
6. Orang Tua terkasih, Suami dan Anak tercinta yang selalu memberikan kasih
sayang, doa, semangat, serta atas kesabaranya yang luar biasa dalam setiap
langkah yang dilalui penulis.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
BAB IPENDAHULUAN
1
dilakukan melalui Daftar Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai atau yang
disingkat dengan DP3 PNS. Namun, pada kenyataannya DP3 PNS memiliki
kelemahan dalam hal penilaiannya. Penilaian yang dilakukan DP3 PNS
terkesan rahasia dan tertutup sehingga objektivitasnya patut dipertanyakan.
Melihat berbagai kelemahan DP3 PNS dalam menilai kinerja pegawai maka
pemerintah mengeluarkan terobosan baru yaitu dengan merubah DP3 PNS
menjadi Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 46 tahun 2011.
Penilaian kinerja pegawai merupakan hal yang harus dilaksanakan
dalam setiap instansi pemerintah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil
kerja dari seorang pegawai apakah meningkat atau menurun. Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai
Negeri Sipil (PNS) atau sekarang dikenal dengan ASN telah ditetapkan pada
26 April 2019. Penilaian Kinerja ASN bertujuan untuk menjamin
objektivitas pembinaan ASN yang didasarkan pada sistem prestasi dan
sistem karier.
Mengetahui masih banyaknya ASN Nias Utara yang bekerja
kurang disiplin maka untuk memudahkan manajemen birokrasi dan
pengontrolan kinerja ASN, pemerintah Kabupaten Nias Utara dalam rangka
memenuhi capaian Monitoring Centre of Prevention (MCP) Manajemen
Kinerja ASN penilaian Sistem Informasi Manajemen ASN dalam kategori
Absensi Elektronik, melalui Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Nias
Utara berinovasi dengan menggunakan sebuah aplikasi dalam melakukan
perekaman absensi secara elektronik dan realtime yaitu Aplikasi Elektronik
Kinerja (E-Kinerja). Aplikasi E-kinerja yang dikembangkan digunakan
sebagai alat kontrol, monitoring dan evaluasi terhadap kehadiran dan kinerja
ASN, dan saat ini aplikasi ini menjadi salah satu indikator penentu dalam
pemberian tunjangan penghasilan pegawai (TPP), sebagai upaya untuk
memotivasi semangat dan disiplin kerja ASN di Kabupaten Nias Utara.
Implementasi E-Kinerja sudah mulai diterapkan dimasing - masing
OPD Kabupaten Nias Utara pada bulan Mei 2022, sedangkan di Kantor
Kecamatan Alasa pengimplementasian E-Kinerja efektif diberlakukan pada
2
tanggal 17 Mei 2022. Hasil olah data kehadiran aplikasi E-Kinerja akan
digunakan sebagai dasar pemberian rekomendasi pembayaran TPP PNS,
dengan ketentuan presentase pemotongan berdasarkan jumlah
ketidakhadiran sesuai dengan Peraturan Bupati Nias Utara Nomor 20 tahun
2022 tanggal 09 Mei 2022.
. Berdasarkan observasi penulis, Kantor Kecamatan Alasa
Kabupaten Nias Utara dalam menerapkan Aplikasi E-Kinerja banyak
mengalami hambatan dan masalah bagi sumber daya manusianya, seperti
kurang memahami dan ketidakmampuan pegawai dalam beradaptasi dari
peralihan yang sebelumnya menggunakan sistem manual dan sekarang
menggunakan sistem berbasis teknologi.
Akan tetapi yang terjadi saat ini dan menjadi suatu permasalahan
yaitu penggunaan e-kinerja yang belum optimal sehingga belum bisa
meningkatkan disiplin dan kinerja pegawai. Pemahaman ASN akan
pentingnya kinerja melalui sistem informasi manajemen dalam bentuk
aplikasi berbasis web ini masih belum maksimal. Hal ini jelas terlihat dari
pengamatan penulis, yaitu adanya ketidakdisiplinan pegawai dalam
pengisian Presensi Kehadiran di aplikasi E-Kinerja, terdapat beberapa
pegawai yang belum memahami penggunaan aplikasi E-Kinerja dalam
menilai kinerja pegawai dan bagaimana cara pengisian Sasaran Kinerja
ASN pada akhir tahunnya, baik Pimpinan sebagai atasan penilai dan Staf
sebagai yang dinilai dan adanya kemudian hambatan yang berkaitan dengan
jaringan wifi dan program yang terkadang down.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas
maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul :
“EFEKTIVITAS PENGGUNAAN APLIKASI ELEKTRONIK KINERJA
DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN DAN KINERJA PEGAWAI DI
KANTOR KECAMATAN ALASA KABUPATEN NIAS UTARA.”
3
I.2 Rumusan Masalah
4
BAB II
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
5
II.2 Elektronik Kinerja (E-Kinerja)
6
permasalahan itu dengan mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46
Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil yang
berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2014. Penilaian pegawai saat ini
sudah berubah dari yang sebelumnya menggunakan DP3 menjadi Sasaran
Kerja Pegawai (SKP). E-kinerja merupakan contoh penerapan dari teori-
teori akuntansi sumber daya manusia yang terangkum dalam sebuah aplikasi
berbasis web. E-kinerja dapat mengukur, mengidentifikasi, menyampaikan,
memberikan penilaian, serta penghargaan berupa tambahan penghasilan.
Sistem e-Kinerja sendiri disosialisasikan sejak 2015 silam melalui
Workshop bertajuk Integrasi Data Kehadiran dan Aplikasi Tunjangan
Kinerja BKN yang berlangsung pada tanggal 29 Oktober 2015. Indikator
kinerja ini juga akan terintegrasi dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
masing-masing pegawai, sehingga target kerja dan capaian kinerja terukur
melalui sistem dan menentukan perolehan tunjangan yang diterima pegawai.
7
e. Mempermudah melakukan penilaian prestasi kerja para ASN
secara elektronik setiap tahun.
2. Manfaat E-Kinerja
Manfaat adanya aplikasi E-Kinerja yaitu :
a. Alat Untuk Mengontrol Kehadiran Pegawai
Kinerja merupakan strategi baru untuk para pemimpin lembaga
mengetahui kehadiran setiap pegawainya. Aplikasi ini juga
dibentuk dan disesuaikan dengan kemampuan penggunanya
sehingga mudah digunakan.
b. Meningkatkan Kinerja Pegawai
Dengan data yang telah terstruktur secara baik maka pegawai akan
dapat melihat hasil tunjangan kinerja mereka berdasarkan
persentase penilaian di dalam aplikasi. Tentu adanya aplikasi ini
membuat pegawai mau tidak mau segera meningkatkan kinerja
mereka.
c. Memudahkan Manajemen Birokrasi
Selain sifatnya yang interaktif, setiap informasi yang masuk
kedalam aplikasi ini memudahkan para Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) dalam penginputan data. Berbagai macam fitur e-
Kinerja dapat didata secara otomatis sehingga OPD tak perlu
melakukan rekap bulanan data pegawai beserta tunjangannya.
d. Sebagai Indikator Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai
(TPP)
Dengan adanya aplikasi ini tidak ada alasan bagi pegawai untuk
bermalas-malasan lagi. Pengaplikasian sistem yang ketat membuat
upah pegawai akan diberikan sesuai dengan kinerjanya masing-
masing.
8
sakit, dinas luar dan absen serta keterangan lainnya seperti terlambat,
dll) pilihan perbulannya, perharinya (rekap bisa dicetak/ download/
convert ke file softcopy word, exel, pdf).
2. Rekap Pembayaran Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP)
Akan diperoleh cetak rekap pembayaran tambahan penghasilan
pegawai perbulan (rekap bisa dicetak/ download/ convert ke
file softcopy word, exel, pdf).
3. Rekap Penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
Akan diperoleh cetak rekap penyusunan SKP bisa pilihan per pegawai
(tahunan) (rekap bisa dicetak/ download/ convert ke file softcopy word,
exel, pdf).
4. Pencetakan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai
Akan diperoleh cetak rekap penilaian prestasi kerja pegawai (tahunan)
bisa pilihan per pegawai (rekap bisa di cetak/ download/ convert ke
file softcopy word, exel, pdf).
9
Menurut Hasibuan (2017:193) mengemukakan bahwa disiplin kerja
adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Ansory dan Indrasari (2018:36) berpendapat bahwa "disiplin
merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab". Menurut Sinambela (2019:332) "maka peraturan sangat
diperlukan menciptakan tata tertib yang baik dalam kantor tempat bekerja,
sebab kedisiplinan suatu kantor ataupun tempat bekerja dikatakan baik jika
sebagian pegawai menaati peraturan-peraturan yang ada". Dewi dan
Harjoyo (2019:93) secara etimologis "Disiplin berasal dari bahasa inggris
disciple yang berarti pengikut atau penganut, pengajaran, latihan dan
sebagainya".
Singodimedjo dalam Sutrisno (2019:86) "disiplin adalah sikap
kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati norma-
norma yang berlaku di sekitar nya dan disiplin pegawai sangat
mempengaruhi tujuan instansi". Sedangkan menurut Sutrisno (2021:
103) disiplin adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan,
prosedur kerja yang ada atau sikap dan tingkah laku serta perbuatan yang
sesuai dengan peraturan dari organisasi baik tertulis maupun tidak tertulis.
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) diatur dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil. Disiplin Pegawai Negeri Sipil dimaksud adalah
kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau
dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
Disiplin ini berhubungan erat dengan wewenang. Apabila wewenang
tidak berjalan dengan semestinya, maka disiplin akan hilang. Oleh karena
itu, pemegang wewenang harus dapat menanamkan disiplin terhadap
dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap pekerjaan
sesuai dengan wewenang yang ada padanya.
10
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah
suatu sikap kesediaan dan kesadaran seseorang untuk patuh dan taat
terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis serta sanggup menjalankannnya dan tidak mengelak untuk
menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang
diberikan kepadanya.
11
Keteladanan pimpinan sangat penting sekali, karena dalam lingkungan
perusahaan semua pegawai akan selalu memerhatikan bagaimana
pimpinan dapat menegakkan disiplin dirinya dan bagaimana pegawai
dapat mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan dan sikap yang
dapat merugikan aturan disiplin yang sudah ditetapkan. Misalnya, bila
aturan jam kerja pukul 08.00 wib, maka pemimpin tidak akan masuk
kerja terlambat dari waktu yang sudah ditetapkan.
12
membutuhkan perhatian yang besar dari pimpinannya sendiri. Keluhan
dan kesulitan mereka ingin di dengar dan dicarikan jalan keluarnya.
13
yang baik, jujur, serta sesuai dengan kata dan perbuatan. Dengan
teladan pimpinan yang baik maka kedisiplinan bawahan pun akan ikut
baik. Tapi jika teladan kurang baik (kurang disiplin), maka para
bawahan pun kurang baik.
3. Balas jasa.
Balas jasa (gaji dan kesejahteraaan) ikut mempengaruhi kedisiplinan
pegawai terhadap pekerjaan. Jika kecintaan pegawai semakin baik
terhadap pekerjaan, maka kedisiplinan mereka akan semakin baik pula.
Karena dengan upah yang sesuai atas beban kerja yang ditanggung,
maka pegawai akan merasa puas dari segi pekerjaan dan juga kepuasan
akan kebutuhan.
4. Keadilan.
Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan pegawai, karena
ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta di
perlakukan sama dengan manusia lainnya. Pimpinan yang cakap selalu
berusaha bersikap adalah terhadap semua bawahannya. Karena
menyadari bahwa dengan keadilan yang baik akan menciptakan
kedisiplinan yang baik pula.
5. Pengawasan.
Pengawasan adalah tindakan nyata dan efektif untuk mencegah dan
mengetahui kesalahan, membetulkan kesalahan, memelihara
kedisiplinan, meningkatkan prestasi kerja, mengaktifkan peranan atasan
dan bawahan, menggali sistem-sistem kerja yang paling efektif, serta
menciptakan sistem internal kontrol yang baik dalam mendukung
terwujudnya tujuan instansi, pegawai, dan masyarakat.
6. Sanksi Hukum.
Hukum berperan penting dalam memelihara disiplin pegawai karena
adanya sanksi hukum maka pegawai semakin takut untuk melanggar
peraturan-peraturan, sikap dan perilaku disiplin pegawai akan
berkurang.
7. Ketegasan.
14
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi
kedisiplinan pegawai, pimpinan harus berani dan tegas bertindak untuk
menghukum setiap pegawai yang indisipliner sesuai dengan sanksi
hukum yang ditetapkan.
8. Hubungan kemanusiaan.
Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesama pegawai ikut
menciptkan kedisiplinan yang baik pada setiap kantor.
15
diberlakukan pada bulan Juni 2010 hingga saat ini, sehingga segala hal yang
berhubungan dengan Disiplin 25 PNS mengacunya pada peraturan tersebut.
Jadi, bentuk disiplin PNS adalah yang mengacu pada PP No 53
tahun 2010 yang berisi 17 kewajiban dan 15 larangan, sebagai
penyempurnaan atas 26 kewajiban dan 18 larangan pada PP No 30 tahun
2010 adapun 17 kewajiban Pegawai Negeri Sipil.
16
II.4.1 Pengertian Kinerja
Kinerja sangat perlu di evaluasi oleh setiap pemimpin suatu
perusahan, untuk mengetahui manakah pegawai yang berprestasi dan tidak
berprestasi sehingga perusahan dapat memberikan reward (Penghargaan)
pada orang yang tepat.
Kinerja adalah hasil dari suatu proses yang mengacu dan diukur
selama periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Anwar Prabu Mangkunegara (2017)
mengemukakan kinerja sebagai berikut: Kinerja berasal dari kata job
performance atau actual performance, yaitu hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Fahmi
(2017) “Kinerja adalah hasil dari suatu proses yang mengacu dan diukur
selama periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan yang
telah ditetapkan sebelumnya.”
Kinerja atau performance menurut Rivai (2017) merupakan
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan
atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan visi dan misi organisasi
yang dituangkan melalui perencanaan strategi suatu organisasi. Menurut
Oxford Dictionary, kinerja (performance) merupakan suatu tindakan proses
atau cara bertindak atau melakukan fungsi organisasi (Widyastuti &
Rahardja, 2018).
Berdasarkan devinisi di atas dapat disimpulkan bahwa Kinerja
diartikan sebagai prestasi yang dapat dicapai organisasi dalam suatu periode
tertentu. Maka dari itu kinerja merupakan elemen yang penting dalam maju
mundurnya 8 suatu organisasi. Karena kinerja merupakan cerminan
bagaimana suatu organisasi itu berjalan kearah yang benar atau hanya
berjalan ditempat saja.
17
mempengaruhi kinerja dikembangkan beragam dengan sudut pandang
masing-masing.
Menurut Keith Davis (2021:13) faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja ada dua, yaitu sebagai berikut :
1. Faktor kemampuan (Ability)
Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan, potensi
(IQ) dan kemampuan reality (knowledge+skill). Artinya, pimpinan dan
karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) apalagi IQ
superior, very superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang
memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan
sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal.
2. Faktor Motivasi (Motivation)
Motivasi diartikan sebagai sikap (attitude) pimpinan dan karyawan
terhadap situasi kerja (situation) di lingkungan organisasinya. Situasi
kerja yang dimaksud mencakup Antara lain hubungan kerja, iklim
kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan, pola kerja dan kondisi
kerja.
Prawirosento dalam Sutrisno (2017:9) berpendapat faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut :
1. Efektivitas dan Efesiensi
Dalam hubungannya dengan kinerja organisasi, maka ukuran baik
buruknya kinerja diukur oleh efektivitas dan efesiensi. Dikatakan efektif
bila mencapai tujuan, dikatakan efesien bila hal itu memuaskan sebagai
pendorong mencapai tujuan, terlepas dari apakah efektif atau tidak.
2. Otoritas dan Tanggung Jawab
Dalam organisasi yang baik wewenang dan tanggung jawab telah
didelegasikan dengan baik, tanpa adanya tumpang-tindih tugas.
Masingmasing karyawan yang ada dalam organisasi mengetahui apa
yang menjadi haknya dan tanggung jawab dalam rangka mencapai
tujuan organisasi. Kejelasan wewenang dan tanggung jawab setiap
orang dalam suatu organisasi akan mendukung kinerja karyawan
tersebut.
18
3. Displin
Displin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat pada diri
karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Displin
meliputi ketaatan dan hormat terhadap perjanjian yang dibuat antara
perusahaan dan pegawai.
4. Inisiatif
Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam
bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan
organisasi. Setiap inisiatif sebaiknya mendapat perhatian atau tanggapan
positif dari atasan, kalau memang dia atasan yang baik.
Sedangkan dalam buku Mangkunegara yang berjudul Evaluasi
kinerja (2017:14) menyatakan faktor yang mempengaruhi knerja ada 3
yaitu:
1. Faktor individu yang terdiri dari : Kemampuan dan keahlian, Latar
belakang dan Demografi.
2. Faktor psikologis yang terdiri dari : Persepsi, Attitude, Personality,
Pembelajaran dan Motivasi.
3. Faktor Organisasi yang terdiri dari : Sumber daya, Kepemimpinan,
Penghargaan, Struktur dan Job design.
19
kinerja yang terjadi bersifat telah terjadi, sedang terjadi, maupun yang akan
terjadi pada perusahan tersebut.
Dalam buku Sopiah, Sangadji (2018:351) Robbins (2006)
menyatakan “ada enam indikator kinerja yaitu:
1. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas
pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap
keterampilan dan kemampuan karyawan.
2. Kuantitas. Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan
dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang
diselesaikan.
3. Ketepatan waktu. Ketepatan waktu merupakan tingkat aktivitas
diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut
koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang
tersedia untuk aktivitas lain.
4. Efektivitas. Efektivitas merupakan tingkat penggunaan sumber daya
organisasi (tenaga, uang teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan
maksud menaikkan hasil setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
5. Kemandirian. Kemandirian merupakan tingkat seorang karyawan yang
nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya
6. Komitmen kerja. Komitmen kerja merupakan suatu tingkat dimana
karyawan memiliki komitmen kerja dengan instansi dan tanggung
jawab karyawan terhadap kantor.
Indikator penilaian kinerja pegawai diatas dapat diartikan sebagai
alat yang digunakan untuk mengukur dan menilai pencapaian kerja
karyawan ataupun tim di dalam perusahaan dan indikator kinerja sangat
penting dalam meningkatkan kinerja pegawai.
20
atasan dari Pegawai Negeri Sipil yang berada didalam suatu instansi atau
organisasi tersebut.
Selanjutnya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi pada tanggal 3 Februari 2021 menerbitkan Surat Edaran Nomor 3
Tahun 2021 tentang Penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai dan Penilaian
Kinerja Pegawai Negeri Sipil Tahun 2021. Adapun Maksud diterbitkannya
surat edaran tersebut adalah sebagai kebijakan transisi/ peralihan dari
ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang
Penilaian Prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil ke ketentuan pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja
Pegawai Negeri Sipil, dimana Sasaran Kerja Pegawai (SKP) mengacu pada
beberapa unsur, yaitu:
1. Kuantitas
Menurut Mangkunegara kuantitas yaitu seberapa lama seorang
karyawan dapat bekerja dalam suatu harinya, dan berapa jumlah hasil
kerja yang dicapai dalam ukuran dan waktu tertentu.
2. Kualitas
Mangkunegara menyebutkan kuantitas kerja merupakan ukuran mutu
baik dan hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
menyelesaikan tugas yang seharusnya dikerjakan sesuai dengan yang
diinginkan atau yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga atau
organisasi.
3. Waktu
Yaitu Waktu (Target Waktu) merupakan jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, misalnya bulanan, triwulan,
kwartal, semester, dan tahunan.
Kemudian dalam penilaian kinerja juga menyangkut tentang
perilaku kerja pegawai atau Aparatur Sipil Negara sebagai mana diatur
dalam Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2021 adalah sebagai berikut:
1. Orientasi pelayanan,
yaitu sikap atau perilaku kerja Pegawai Negeri Sipil dalam bekerja
yaitu memberikan jasa atau memberikan pelayanan terbaik tanpa
21
membedakan suku, ras, dan lainnya baik itu kepada masyarakat, atasan,
rekan kerja, tim atau instansi lainnya.
2. Integritas,
yaitu mengarah kepada kepribadian seseorang dalam menyelesaikan
tugas sesuai dengan nilai, norma dan etika dalam organisasi yang dapat
dipercaya, adanya kejujuran dalam bekerja, dan lebih menekankan
pada konsistensi moral didalam konteks organisasi.
3. Disiplin,
yaitu mematuhi setiap peraturan dan tata tertib yang berlaku dalam
suatu tempat atau organisasi serta tanggungjawab seorang ASN dalam
bekerja, menyelesaikan tugas yang diemban sesuai dengan arahan yang
diberikan dalam suatu organisasi.
4. Komitmen,
yaitu kemampuan seorang aparatur dalam mewujudkan tujuan
organisasi dengan meletakkan kepentingan Dinas diatas kepentingan
pribadi, dan/ atau golongan bahkan kepentingan lainnya.
5. Kerja sama,
yaitu kemauan dan kemampuan seorang ASN dalam suatu organisasi
untuk saling bekerja sama dengan tim, rekan kerja, atasan, bawahan
dalam unit kerjanya serta instansi lain guna untuk menyelesaikan tugas
organisasi dengan baik, sehingga mencapai hasil kerja yang baik dan
berkualitas.
6. Kepemimpinan,
yaitu kemampuan dan kemauan untuk mempengaruhi orang lain atau
bawahan sebagai motivasi yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya
agar tercapai tujuan organisasi.
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Penyusunan Sasaran
Kinerja Pegawai Dan Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil Tahun 2021,
penilaian kinerja PNS tahun 2021 terbagi atas dua periode yaitu :
1. Penilaian atas Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang disusun berdasarkan
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2013
22
Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun
2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil.
2. Penilaian Perilaku Kerja Berdasarkan Ketentuan Peraturan Kepala
Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil.
Implementasi
Elektronik Kinerja
Disiplin : Kinerja :
-Sikap perilaku - Sasaran Kinerja
-Norma pegawai (SKP)
Tanggung Jawab - Prestasi Kerja
II.6 Hipotesis
23
Arikunto (2010:64), berpendapat bahwa: “Hipotesis dapat diartikan
sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya dalam suatu
kegiatan penelitian. Maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Ha : Ada Efektifitas Aplikasi Elektronik Kinerja dalam Meningkatkan
Disiplin dan Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan Alasa
Kabupaten Nias Utara.
H0 : Tidak ada Efektifitas Aplikasi Elektronik Kinerja dalam
Meningkatkan Disiplin dan Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan
Alasa Kabupaten Nias Utara..
24
BAB III
BAB IIIMETODE PENELITIAN
25
variable yang nilainya dipengaruhi oleh variable indenpenden”. Sehingga,
variabel bebas merupakan variabel yang berdiri sendiri dalam suatu
eksperimen sedangkan variabel terikat sifatnya tidak bisa hadir tanpa
adanya variabel bebas.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis mengindentifikasi
variabel penelitian sebagai berikut :
1. Elektronik Kinerja sebagai variabel (X) dengan indikator :
Absensi secara elektronik
Sistem pembayaran TTP sesuai rekap absensi
Penilaian SKP setiap akhir tahun
2. Disiplin sebagai variabel (Y1) dengan indikator :
Ketepatan waktu
Ketaatan terhadap peraturan
Tanggungjawab dalam mengerjakan tugas
3. Kinerja sebagai variabel (Y2) dengan indikator :
Kualitas pekerjaan
Kuantitas hasil
Kerjasama tim
26
er
2023 2023 2023 2023 2023
2023
2 3 4 1 2 2 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Kegiatan
Proposal
Skripsi
Konsultas
i kepada
Dosen
Pembimbi
ng
Pendaftar
an
Seminar
Proposal
Skripsi
Pengump
ulan Data
Penulisan
Naskah
Skripsi
Konsultas
i Kepada
Dosen
Pembimbi
ng
Penulisan
dan
Penyemp
urnaan
skripsi
Ujian
skripsi
27
penelitian. Sumber data yang diperlukan peneliti dalam melakukan
penelitian adalah:
1. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian
tanpa melalui perantara sehingga data yang didapatkan berupa data
mentah yang langsung diberikan oleh pemberi data guna menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari peneliti. Pengumpulan data primer
merupakan bagian internal dari proses sebuah penelitian dan sering
dilakukan dengan tujuan untuk pengambilan keputusan.
Data primer dalam penelitian ini adalah wawancara dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan wawacara kepada pihak Narasumber.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung yang
berupa bukti, dokumen-dokumen dan Foto-foto lokasi penelitian serta
data yang ada.
3. Infoman Penelitian, Pengambilan informan dengan purposive sampling.
Arikunto (2010:81) menjelaskan bahwa purposive sampling adalah
pengambilan sampel yang telah diketahui karakteristik atau diri-cirinya
oleh peneliti.
Sesuai dengan pendapat tersebut, informan dalam penelitian ini
sebanyak 3 (tiga) orang yakni:
a. 1 (satu) orang Kepala Sub Bagian Umum Kantor Kecamatan Alasa
sebagai Admin E-Kinerja.
b. 2 (dua) orang pegawai sebagai pengguna aplikasi E-Kinerja.
Pengambilan informan dengan metode purposive sampling
diharapkan tujuan penelitian akan dapat terpenuhi secara baik.
28
mengambil foto dan video yang akan digunakan untuk mengumpulkan data
seperti wawancara, observasi, dan pengumpulan data. Sedangkan alat tulis
digunakan untuk menulis atau mencatat hal-hal penting dan
menggambarkan data yang didapat dari narasumber dan laptop sebagai
media mengolah data yang telah diidapatkan untuk menyelesaikan
penelitian ini.
29
yang akan dilakukan, yaitu: Observasi partisipasi,dan observasi tidak
terstruktur, Bungin (2017: 115-117)
Dalam hal ini peneliti membaur dan terlibat dengan populasi di
lokasi penelitian dan langsung mengamati yang terjadi di lapangan
sehingga memperoleh gambaran kenyataan yang sebenarnya yang akan
diteliti.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi dimaksudkan
untuk memperoleh data yang dapat mendukung penelitian sebagai
perlengkapan penelitian ini.
Dokumentasi dilakukan dengan mendapatkan informasi yang
diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan
harian, arsip foto, hasil rapat, WhatsApp, dari aplikasi E-Kinerja dan
lain sebagainya.
30
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan
transformasi data kasar yang muncul dari data-data lapangan.
Usai direduksi, peneliti harus mengkategorikan data sesuai dengan
kebutuhan. Misalnya, data dikelompokkan berdasarkan tanggal,
karakteristik informan, atau lokasi penelitian. Dalam tahap ini,
dibutuhkan kemampuan interpretasi data yang baik agar data tersebut
tidak salah masuk kategori.
3. Display atau Penyajian Data
Yaitu merupakan tahap yang perlu dilakukan setelah mereduksi dan
mengkategorisasi data. Menurut Miles (2017), display data adalah
analisis merancang deretan dan kolom sebuah metriks untuk data
kualitatif. Berdasarkan rancangan tersebut, peneliti dapat menentukan
jenis serta bentuk data yang dimasukkan ke dalam kotak-kotak metriks.
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk naratif, bagan, flow chart,
dan sebagainya.
4. Penarikan Kesimpulan
Hal terakhir yang harus dilakukan adalah menarik kesimpulan. Secara
garis besar, kesimpulan harus mencakup informasi-informasi penting
dalam penelitian. Kesimpulan tersebut juga mesti ditulis dalam bahasa
yang mudah dimengerti pembaca dan tidak berbelit-belit.
31
DAFTAR PUSTAKA
32