2021 Kmaagama 990

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11
KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 990TAHUN 2021 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN SANKSI BAGI PELAKSANA PELAYANAN PUBLIK DAN PEMBERIAN KOMPENSASI Menimbang Mengingat BAGI PENERIMA PELAYANAN PUBLIK PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk meningkatkan prestasi_ kerja dan penegakan disiplin pelaksana pelayanan publik sesuai dengan beban kerja dan tuntutan organisasi pada Kementerian Agama, perlu pemberian penghargaan dan sanksi bagi pegawai pelayanan publik, dan pemberian kompensasi bagi penerima pelayanan publik; bahwa berdasarkan _pertimbangan _ sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Agama tentang _ Pedoman Pemberian Penghargaan dan Sanksi bagi Pelaksana Pelayanan Publik, dan Pemberian Kompensasi bagi Penerima Pelayanan Publik pada Kementerian Agama; Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara __ Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 5038); Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5357); Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037) sebagaimana telah diubah dengan —_Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan 10. le 12. 13. atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6477); Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168); Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6718); Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 61 Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1495); Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelyanan Publik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 708); Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 708) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 10 ‘Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 671); Peraturan Menteri Agama Nomor 12 Tahun 2019 tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Pegawai Aparatur Sipil Negara Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 880); Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 17 Tahun 2017 tentang Penilaian Kinerja Unit Penyelenggara Pelayanan Publik; Keputusan Menteri Agama Nomor 109 Tahun 2017 tentang Standar Pelayanan Kementerian Agama; Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN MENTERI AGAMA TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN SANKSI — BAGI PELAKSANA PELAYANAN PUBLIK DAN PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENERIMA PELAYANAN PUBLIK PADA KEMENTERIAN AGAMA. Menetapkan Pedoman Pemberian Penghargaan dan Sanksi Bagi Pelaksana Petugas Pelayanan Publik dan Pemberian Kompensasi Bagi Penerima Pelayanan Publik pada Kementerian Agama sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini. Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU merupakan panduan tim penilai dalam Pemberian Penghargaan dan Sanksi Bagi Pelaksana Petugas Pelayanan Publik dan Pemberian Kompensasi Bagi Penerima Pelayanan Publik pada Kementerian Agama. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2° go> MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, ttd YAQUT CHOLIL QOUMAS LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR990 TAHUN 2021 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN SANKSI BAGI PELAKSANA PELAYANAN PUBLIK DAN PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENERIMA PELAYANAN PUBLIK PADA KEMENTERIAN AGAMA PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN SANKSI BAGI PELAKSANA PELAYANAN PUBLIK DAN PEMBERIAN KOMPENSASI BAGI PENERIMA PELAYANAN PUBLIK PADA KEMENTERIAN AGAMA. BABI KETENTUAN UMUM Latar Belakang Pemerintah terus berupaya memperbaiki kualitas Pelayanan Publik. Berbagai kebijakan ditetapkan guna mewujudkan kemudahan_ bagi Masyarakat dalam memperoleh akses pelayanan yang melalui Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Penyelenggaraan Pelayanan Publik yang baik merupakan cermin sebuah tata pemerintahan yang sehat. Proses yang mudah, tidak berbelit-belit, sederhana dan tuntas merupakan hasil akhir dari rangkaian proses pelayanan Untuk mencapai pelayanan yang prima memerlukan komitmen dari pimpinan serta seluruh pelaksana pelayanan yang berinteraksi langsung dengan pengguna layanan. Oleh karena itu, seluruh penyelenggara pelayanan memiliki kewajiban untuk dapat memberikan pelayanan secara optimal sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pengguna layanan. Kepuasan Masyarakat terhadap proses pelayanan salah satunya diupayakan melalui sikap para Pelaksana Pelayanan Publik. Oleh karena itu, sedapat mungkin para pelaksana Pelayanan Publik terus dimotivasi agar mampu melayani pengguna layanan dengan baik. Salah satu upaya peningkatan layanan perlu memberikan motivasi kepada pelaksana pelayanan berupa Penghargaan (reward). Di samping itu, Pelaksana Pelayanan Publik bisa mendapatkan Sanksi apabila tidak dapat menerapkan layanan sesuai standar pelayanan yang telah ditetapkan. Sanksi tersebut sedapat mungkin diterapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk menjamin kepastian penerapan standar pelayanan yang dapat memuaskan pengguna layanan perlu diberikan Kompensasi bagi penerima Pelayanan Publik. Maksud Pedoman ini dimaksudkan sebagai panduan dalam pelaksanaan pemberian Penghargaan dan Sanksi bagi Pelaksana Pelayanan Publik dan Pemberian Kompensasi kepada Penerima Pelayanan Publik. Tujuan ie Pemberian Penghargaan dan Sanksi kepada Pelaksana Pelayanan Publik mempunyai tujuan untuk meningkatkan motivasi dan disiplin Pelaksana Pelayanan Publik dalam melaksanakan tugas. Pemberian Kompensasi bagi penerima Pelayanan Publik mempunyai tujuan untuk menjamin mutu pelayanan dan meningkatkan kepercayaan Masyarakat kepada Pelayanan Publik yang diberikan oleh unit Pelayanan Publik Pengertian Umum Keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. 10. Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara Pelayanan Publik. Satuan Kerja Penyelenggara Pelayanan Publik yang selanjutnya disebut Satuan Kerja adalah unit Pelayanan Publik yang bertugas menyelenggarakan Pelayanan Publik yang berhubungan langsung dengan pengguna layanan pada Kementerian Agama. Pelaksana Pelayanan Publik yang selanjutnya disebut Pelaksana adalah pejabat, pegawai, petugas, dan setiap orang yang bekerja di dalam Satuan Kerja. Masyarakat adalah seluruh pihak, baik warga negara maupun penduduk sebagai orang perseorangan, kelompok, maupun badan hukum yang berkedudukan sebagai penerima manfaat Pelayanan Publik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Standar Pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan Pelayanan Publik dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada Masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur. Penghargaan adalah pengakuan atau apresiasi atas prestasi unit Pelayanan Publik atau pelaksana dalam __ penyelenggaraan Pelayanan Publik yang dilaksanakan secara adil dan obyektif. Sanksi adalah hukuman atas perilaku dan/atau hasil kerja yang tidak sesuai dengan Standar Pelayanan dari unit Pelayanan Publik atau Pelaksana dalam penyelenggaraan Pelayanan Publik yang dapat merugikan penerima layanan serta mempengaruhi kinerja Pelayanan Publik. Kompensasi adalah suatu bentuk imbalan dan/atau sesuatu yang diberikan kepada pengguna layanan akibat dari tidak terpenuhinya Standar Pelayanan Publik yang telah ditetapkan. Tim Penilai adalah orang yang ditunjuk langsung oleh Pimpinan Satuan Kerja untuk menilai kinerja layanan publik yang diterapkan oleh unit Pelayanan Publik. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama BAB IL MEKANISME PEMBERIAN PENGHARGAAN A. Bentuk Penghargaan ils Penghargaan yang diberikan dapat berupa: a. piagam Penghargaan; b. _peningkatan kompetensi; ©. pengembangan kompetensi; d. pengumuman sebagai Pelaksana yang berprestasi; ©. kesempatan untuk ramah tamah dengan jajaran pimpinan Kementerian Agama; dan f. bentuk Penghargaan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penghargaan diberikan oleh Menteri dan/atau kepala unit Pelayanan Publik. Pemberian Penghargaan dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. B. Kriteria Penilaian 1 memberikan pelayanan sesuai dengan kode etik dan Standar Pelayanan; tingkat kedisiplinan Pelaksana dalam memberikan_pelayanan kepada pelanggan; sikap perilaku Pelaksana dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan, yaitu dengan ramah dan sopan atau menerapkan budaya 5 S (senyum, sapa, salam, sopan, dan santun); tingkat kepekaan/respon Pelaksana dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan; tingkat kecepatan dan ketepatan dalam memberikan pelayanan; dan tingkat keterampilan Pelaksana dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. sesuai dengan format 1 C. Penilaian Ae 2. Calon penerima Penghargaan harus memenuhi kriteria penilaian yang telah ditentukan. Untuk menjamin objektivitas dalam menentukan _pegawai Pelaksana yang mendapatkan Penghargaan dibentuk Tim Penilai. Tim Penilai terdiri atas: a. Tim Penilai Kementerian merupakan tim yang dibentuk dan diketuai oleh Sekretaris Jenderal; b. Tim Penilai Satuan Kerja Pusat merupakan tim yang dibentuk dan diketuai oleh Sekretaris Unit Eselon 1 Pusat; dan c. Tim Penilai Satuan Kerja Daerah merupakan tim yang dibentuk dan diketuai oleh Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama provinsi 4. Untuk kelancaran pelaksanaan penilaian, Tim Penilai dapat dibantu oleh sekretariat yang ditetapkan oleh Ketua Tim Penilai Prosedur Penilaian 1. Tim Penilai melakukan seleksi calon Pelaksana_penerima Penghargaan sesuai dengan kriteria. | 2. Penilaian untuk kriteria sebagaimana dimaksud dalam angka 1 terdiri atas penilaian penerima Pelayanan Publik dan penilaian internal Satuan Kerja. 3. Penilaian penerima Pelayanan Publik sebagaimana dimaksud pada angka 2, dilakukan secara elektronik dengan bobot sebesar 60% {enam puluh persen). Dengan unsur keandalan (reliability), daya tanggap (responsibility) dan kepedulian (empaty). 4. Penilaian internal Satuan Kerja terdiri atas unsur kehadiran dan pelaporan kinerja harian dengan bobot sebesar 40% (empat puluh persen). 5. Tim Penilai memberikan hasil penilaian dan mengusulkan hasil penilaian beserta rekomendasi bentuk Penghargaan kepada Menteri dan/atau Pimpinan Satuan Kerja. 6. Menteri dan/atau Pimpinan Satuan Kerja menetapkan dan memberikan Penghargaan kepada Pelaksana berdasarkan rekomendasi Tim Penilai. BAB III MEKANISME PENGENAAN SANKSI Bentuk Sanksi Pengenaan Sanksi dapat berupa: 1. teguran lisan; dan 2. teguran tertulis. Pengenaan Sanksi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Kriteria Pengenaan Sanksi Pelaksana dapat diberikan Sanksi apabila: 1. melanggar ketentuan terkait penyelenggaraan Pelayanan Publik; dan 2. melanggar kode etik dan kode perilaku serta peraturan disiplin Prosedur Pengenaan Sanksi 1. Pimpinan Satuan Kerja wajib memonitor kinerja Pelaksana Pelayanan Publik. 2. Apabila terdapat pelanggaran, Pimpinan Satuan Kerja dapat memberikan Sanksi 3. Pengenaan Sanksi kepada Pelaksana Pelayanan Publik berdasarkan kriteria yang ditentukan BAB IV MEKANISME PEMBERIAN KOMPENSASI Bentuk Kompensasi Kompensasi berupa prioritas pelayanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Prosedur Pemberian Kompensasi 1. Penerima layanan yang mendapatkan Kompensasi akan diberitahukan secara tertulis berupa surat permohonan maaf dari Pimpinan Satuan Kerja sesuai dengan format 2 dan blangko penerimaan Kompensasi sesuai dengan format 3. Pemberian Kompensasi kepada penerima layanan didasarkan atas: a. Pelayanan yang diberikan kepada penerima layanan tidak sesuai dengan Standar Pelayanan; dan/atau b. Pengaduan dari penerima layanan yang sudah diverifikasi kebenarannya. Pimpinan Satuan Kerja wajib memonitor dan memastikan pelayanan sesuai dengan Standar Pelayanan yang telah ditetapkan. Jika terdapat ketidaksesuaian dengan Standar Pelayanan, Pimpinan Satuan Kerja menetapkan bentuk Kompensasi yang akan diberikan kepada penerima layanan. BAB V PENUTUP Keputusan ini menjadi pedoman dalam Pemberian Penghargaan dan Pengenaan Sanksi bagi Pelaksana Pelayanan Publik dan Pemberian Kompensasi bagi Penerima Pelayanan Publik pada Kementerian Agama. MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, CHOLIT QOUMAS f) Kuesioner Kepuasan Pelayanan Publik Nama Petugas Hari, Tanggal Nomor Antrian Unit Layanan Jenis Layanan Format 1 Mohon untuk memberikan tanda checklist (vi ) pada setiap pernyataan yang Anda pilih ria 2 Sangat Cukup | Kurang | Tidak No Kriteria Penilaian Puss |P488) pong | Puss’ | Puas Nilai 5 4 3 2 1 Memakai seragam 2 | Kelengkapan atribut (id card dan pin) | 3. | Kerapihan petugas Pelayanan sesuai yang dijanjikan 5 | Penyampaian informasi | yang jelas 6 | Bersedia membantu 8 | Cepat dan tanggap dalam melayani 9 | Tidak membedakan pelayanan 10 | Mengerti kebutuhan 11 | Penerapan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) | 12 | Disiplin waktu kehadiran Masukan dan Saran : -10- Format 2 Bukti Pemberian Kompensasi pada Satuan Kerja Kementerian Agama Nama Penerima Alamat No. Telp dan Email Hari, Tanggal Jam Layanan Satuan Kerja Jenis Layanan Bentuk Kompensasi Alasan Pemberian Kompensasi Petugas ‘Tempat, dd/mm/yyyy Penerima Kompensasi -11- Format 3 KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL & Jalan Lapangan Banteng Barat Nomor 3-4 Jakarta 10710 slepon: 3811244-3811642-3811654-3811658-3811679-3811779- 7 3812216 (Hunting) 34833004-34833005 SURAT PERNYATAAN PERMOHONAN MAAF Nomor Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Jabatan NIP Melalui surat pernyataan ini, Kami menyatakan permohonan maaf atas kelalaian Kami dalam memberikan pelayanan kepada Saudara/Saudari Nama Pekerjaan Alamat Jenis Pelayanan. : ...... Bentuk kelalaian Untuk itu, Kami selaku memohon maaf sebesar-besarnya atas kelalaian yang terjadi dan akan memberikan Kompensasi sebagai bentuk permohonan maaf Kami, dalam bentuk Demikian surat pernyataan ini Kami buat untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Atas perhatian dan kerjasamanya, Kami ucapkan terima kasih (tanda tangan dan materai) Kepala Satuan Kerja

Anda mungkin juga menyukai