Anda di halaman 1dari 8

PRE PLANNING

PENYULUHAN IMUNISASI DASAR


KELURAHAN LEMPUING

Clinical Teacher

( ____________ )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2022/2023
PRE PLANNING
PENYULUHAN IMUNISASI DASAR
KELURAHAN LEMPUING

DISUSUN OLEH :
DIVISI BAYI DAN BALITA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2022/2023
PRE PLANNING
PENYULUHAN IMUNISASI DASAR
KELURAHAN LEMPUING

A. LATAR BELAKANG
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi masih banyak terdapat di
berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia. Penyakit infeksi
merupakan penyebab kematian utama anak di seluruh dunia. Insidensi dan
prevalensi penyakit infeksi meningkat pada usia 1-5 tahun. Berdasarkan data
SUSENAS tahun 2005, 28% kematian anak di Indonesia masih di
sebabkan oleh infeksi yakni infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
(Hariyanti, 2010).
Di negara maju, penyakit infeksi sudah dapat ditekan serendah-
rendahnya dan bukan lagi menjadi masalah utama kesehatan anak.
Keberhasilan peningkatan derajat kesehatan anak ini dapat tercapai
antara lain dengan dilaksanakannya perbaikan nilai sosial, perbaikan
perkembangan ekonomi, serta imunisasi (Pratiwi, 2012).
Imunisasi merupakan kegiatan pemberian vaksin kedalam tubuh untuk
memberikan kekebalan terhadap penyakit. Hal ini tertuang dalam keputusan
Menteri kesehatan RI No. 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang
pedoman penyelenggaraan imunisasi. Keputusan mewajibkan imunisasi
tersebut sebagai imunisasi dasar telah sesuai dengan penelitian dari sisi
epidemiologi dan pembuktian manfaat yang sangat luas dan sudah berjalan
bertahun-tahun. Program ini tidak hanya berjalan di Indonesia tapi juga
diberbagai Negara (MEDIAKOM, 2009).
World Health Organization (WHO) dan UNICEF mencanangkan GIVS
(Global Immunization Vision and Strategy) yaitu rancangan kerja 10 tahun
untuk mencegah penyakit yang dapat dihindari melalui imunisasi. Sasaran
GIVS hingga tahun 2010 adalah meningkatkan cakupan imunisasi negara
sekurang kurangnya 90 % cakupan imunisasi nasional dan sekurang-
kurangnya 80 % cakupan imunisasi dalam setiap distrik atau daerah
administratif untuk mengetahui pemerataan penyebaran imunisasi pada
semua anak. Selain itu, telah dilakukan akselerasi program imunisasi
Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional (GAIN-UCI) pada tahun 2010 untuk
mencapai 100 % Universal Child Immunization (UCI) di desa/ kelurahan
pada tahun 2014 yang membawa maksud bahwa 100 % desa/ kelurahan di
Indonesia telah mencapai tahap UCI yaitu 80 % atau lebih, bayi sampai
dengan usia 1 tahun di desa/kelurahan telah mendapatkan imunisasi dasar
lengkap (Kemenkes RI, 2010).
Imunisasi memiliki dasar yang identik dengan proses infeksi yakni
masuknya mikroba yang menjadi penyebab penyakit tertentu yang
dilemahkan, dimatikan, diambil sebagian, atau tiruan dari kuman penyebab
penyakit yang secara sengaja dimasukkan ke dalam tubuh seseorang atau
kelompok orang. Sistem imunitas atau kekebalan merupakan sistem
pertahanan spesifik yang dilaksanakan tubuh terhadap mikroba tertentu
(Achmadi, 2006).
Imunisasi mencegah 2-3 juta kematian anak di dunia akibat penyakit
infeksi seperti difteri, tetanus, pertusis, dan campak sehingga imunisasi
merupakan salah satu upaya intervensi kesehatan masyarakat yang paling
berhasil dan efektif, terutama bagi negara berkembang (Pratiwi, 2012).
Kegiatan imunisasi sebagai salah satu kegiatan prioritas Kementrian
Kesehatan yang bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sebelum imunisasi
dipergunakan secara luas di dunia, hampir setiap anak dapat terinfeksi
penyakit seperti penyakit polio, campak, pertusis, dan difteri (Pratiwi, 2012).
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang Program Pedoman Penyelenggaraan
Imunisasi, ada lima jenis imunisasi yang diwajibkan untuk balita atau biasa
disebut Lima Imunisasi Dasar Lengkap (L-I-L). Lima imunisasi tersebut
antara lain: BCG, DPT, Polio, Hepatitis B, dan Campak.
Imunisasi campak sebagai tolak ukur kelengkapan imunisasi, dimana
cakupan imunisasi campak dilaporkan mencapai 92,1% pada tahun 2014
(IDAI, 2014).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2016,
cakupan imunisasi campak di bawah rata-rata cakupan imunisasi nasional.
Cakupan imunisasi juga masih belum merata sehingga ada daerah yang
cakupan imunisasi sangat rendah dan berpotensi untuk menimbulan Kejadian
Luar Biasa (KLB) serta berpotensi untuk meningkatkan angka kesakitan,
kecacatan, maupun kematian terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Dan hasil data pengkajian dan wawancara baik dari pihak kader
posyandu kelurahan Lempuing dan warga masyarakat keluruahan lempuing
didapatkan hasil data 19% imunisasi belum lengkap dan 100% alasan tidak di
imunisasi adalah takut sakit.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa perlu melakukan pendidikan
kesehatan tentang imunisasi pada balita di Posyandu Di wilayah kerja
Puskesmas Kuala Lempuing Kelurahan Lempuing Kota Bengkulu tahun
2022.

B. TUJUAN
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan diharapkan ibu
dapat mengerti dan memahami tentang imunisasi pada bayi dan anak
b. Tujuan khusus
1. Ibu dapat mengetahui tentang pengertian imunisasi
2. Ibu dapat mengetahui tentang tujuan imunisasi
3. Ibu dapat mengetahui tentang manfaat imunisasi
4. Ibu dapat mengetahui tentang sasaran imunisasi
5. Ibu dapat mengetahui tentang jenis-jenis imunisasi
6. Ibu dapat mengetahui tentang waktu pemberian imunisasi

C. SASARAN
Ibu yang memiliki bayi dan anak yang sedang memeriksakan kesehatan
di Posyandu Kelurahan Lempuing wilayah kerja Puskesmas Lempuing Kota
Bengkulu.

D. Nama Kegiatan
Melakukan kegiatan penyuluhan Imunisasi Kepada warga kelurahan
lempuing dalam rangka Praktik Profesi Ners (PPN) Komunitas mahasiswa
profesi ners Poltekkes Kemenkes Bengkulu di RW. 01 Kelurahan Lempuing
Kecamatan Ratu Agung.

E. Tempat dan Waktu


Kegiatan ini akan dilakukan pada:
Hari dan Tanggal : Kamis, 14 April 2022
Waktu : Pukul 09.00 WIB – Selesai
Tempat : Di Posyandu Kelurahan Lempuing

E. Struktur Panitia
1. Ketua : Anggra Safitro Salman
Bertanggung jawab dan mengkoordinasi penyuluhan Imunisasi di
Posyandu Kelurahan Lempuing
2. Observer : Sherly Melinda
Mengagendakan seluruh proses dan hasil kegiatan dari penyuluhan
3. Perlengkapan : Riska Andriyani dan tim lainnya
Bertanggung jawab mempersiapkan tempat dan peralatan yang dibutuhkan
saat kegiatan
4. Dokumentasi : Trio Ronaldo, Tantri Sulistia Af Sari
5. Susunan acara
N Tahap Kegiatan Waktu
O
1. Pembukaan Pembukaan kepada moderator 2 Menit
 Memberi salam
 Memperkenalkan Diri
 Menjelaskan kontrak waktu
dan tujuan pertemuan
2. Inti  Menjelaskan pengertian 25 menit
Imunisasi
 Menjelaskan manfaat
Imunisasi
 Menjelaskan macam-macam
imunisasi
 Menjelaskan upaya
pencegahan efek dari
imunisai
 Menjelaskan jadwal imunisai
5. Tanya jawab  Memberikan kesempatan 10 Menit
bertanya
 Menjawab pertanyaan
6. Penutup  Menyimpulkan hasil 3 menit
penyuluhan
 memberi salam penutup

Jumlah waktu 40 menit

1. Kegiatan : Terlampir
2. Uraian Tugas
a. Penanggung jawab
 Menkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan
b. Moderator
 Membuka acara
 Menjelaskan tujuan kegiatan
 Memberikan kesempatan bertanya
c. Penyaji
 Menyampaikan materi
 Menampilkan video pendek/video animasi
 Menjawab pertanyaan
d. Penutup
 Menyimpulkan hasil penyuluhan
 memberi salam penutup
F. Rencana Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
 Materi, SAP, dan leaflet /media telah disiapkan dengan
baik.
 Tempat penyuluhan, Kesiapan peserta dan Peserta hadir
telah siap.
 Organisasi penyelenggaraan dan daftar hadir peserta
penyuluhan telah disiapkan dan data diisi oleh peserta.
2. Evaluasi Proses
 Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
 Peserta antusias terhadap materi dan Suasana penyuluhan
sangat baik
 Peserta mengajukan pertanyaan
3. Evaluasi Hasil
 Peserta dapat menjelaskan materi imunisasi
 Peserta ikut serta dalam mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan oleh penyaji.

Anda mungkin juga menyukai