Anda di halaman 1dari 52

Memahami

Rencana Aksi
Nasional Hak
Asasi Manusia
Melalui Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2021
Tentang Rencana Aksi Nasional
Hak Asasi Manusia
2021 - 2025
KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera,

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan


pemerintah Indonesia senantiasa berupaya meningkatkan peran
untuk memenuhi hak asasi manusia. Rencana Aksi Nasional Hak
Asasi Manusia (RANHAM) merupakan salah satu upaya pemerintah
untuk melaksanakan penghormatan, pelindungan, pemenuhan,
penegakan serta pemajuan HAM tersebut untuk menjamin martabat
dan harkat kehidupan rakyat Indonesia.

RANHAM Generasi V telah diterbitkan melalui Peraturan Presiden


Nomor 53 Tahun 2021 Tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi
Manusia Tahun 2021-2025, berfokus dan berorientasi pada
pemenuhan empat (4) sasaran kelompok, yaitu: Perempuan, Anak,
Penyandang Disabilitas, dan Kelompok Masyarakat Adat. Sebagai
sebuah dokumen teknokratik dan amanat Presiden Republik
Indonesia, RANHAM harus dilaksanakan di semua jenjang
pemerintahan, pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah
provinsi, dan pemerintah pusat.

Buku kecil ini memaparkan tentang ulasan singkat RANHAM yang


telah ditegaskan di dalam Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2021
dengan harapan dapat memberikan gambaran tentang urgensi dan
signifikansi keberadaan RANHAM. Bagi pemangku kewajiban yang
memegang tanggung jawab pelaksanaan Aksi HAM, buku kecil ini
dapat menjadi acuan awal memahami skema dan struktur RANHAM.
Bagi masyarakat secara umum, buku ini dapat menjadi acuan
mengetahui gambaran umum pelaksanaan RANHAM, sasaran
strategis yang hendak dicapai, serta aksi-aksi yang akan dilaksanakan
oleh pemerintah selama lima tahun ke depan.

1
Akhir kata, dengan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada semua
pihak yang terlibat, baik Panitia Nasional, kementerian dan lembaga,
pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota, serta organisasi
masyarakat sipil dan penyandang disabilitas yang telah berkontribusi
dalam penyusunan RANHAM ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat-Nya


dan mengiringi setiap langkah kita.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ketua Panitia Nasional


Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia
PERJALANAN BERSAMA MENUJU RANHAM GENERASI V

Dr. Mualimin
Abdi, SH, MH
Direktur Jenderal
Hak Asasi Manusia
Kementerian Hukum
dan HAM
Republik Indonesia

RANHAM Generasi V adalah salah satu mahakarya bangsa ini dalam


upaya P5HAM. Apa yang tercantum di dalam RANHAM merupakan
tindakan afirmasi atau khusus untuk menjamin hak-hak kelompok
perempuan, anak, penyandang disabilitas, dan kelompok masyarakat
adat demi memperoleh kesempatan yang sama guna mencapai
persamaan dan keadilan.
Keterlibatan aktif kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah, baik
provinsi maupun kabupaten/kota dalam pelaksanaan RANHAM
Generasi V adalah kunci vital tercapainya tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan di dalam Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2021. Tidak
lupa, akademisi, organisasi masyarakat sipil, dan organisasi penyandang
disabilitas sepatutnya dilibatkan dalam pelaksanaan, sekaligus pula
dalam upaya pemantauan dan evaluasi. Hal ini agar RANHAM dapat
terwujud dan berdampak bagi penerima manfaatnya.
PERJALANAN BERSAMA MENUJU RANHAM GENERASI V

Febrian Alphyanto
Ruddyard
Direktur Jenderal
Kerja Sama Multilateral
Kementerian Luar Negeri
Republik Indonesia

RANHAM memiliki arti penting dalam kebijakan luar negeri Indonesia


dan secara khusus menjadi modal strategis bagi keanggotaan Indonesia
pada Dewan HAM (DHAM) PBB periode 2020-2022. Indonesia semakin
menegaskan komitmennya dalam menjalankan agenda dan program
pelindungan dan pemajuan HAM secara terencana, terukur dan
berkelanjutan, sebagaimana menjadi amanah konstitusi di bidang
HAM. Bahkan dalam sesi Universal Periodic Review (UPR) DHAM PBB,
Indonesia tercatat sebagai negara yang konsisten menjalankan National
Action Plan on Human Rights.
Daftar Isi

01 Kata Pengantar

02 Daftar Isi

03 Akronim dan Pengertian

04 BAGIAN I : Perkembangan RANHAM

05 Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2021 Tentang RANHAM

06 Perbedaan RANHAM V dengan RANHAM sebelumnya

07 Urgensi RANHAM Generasi V

08 BAGIAN II : Struktur Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2021

BAGIAN III : Struktur Pelaksanaan RANHAM Sesuai Peraturan


09
Presiden Nomor 53 Tahun 2021
10 Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan RANHAM

10 Tugas Panitia Nasional

11 BAGIAN IV : Kelompok Sasaran Perempuan

15 BAGIAN V : Kelompok Sasaran Anak

19 BAGIAN VI : Kelompok Sasaran Penyandang Disabilitas

24 BAGIAN VII : Kelompok Sasaran Masyarakat Adat

2
Akronim dan Pengertian

Hak Asasi Manusia (HAM): seperangkat hak yang


melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
HAM dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta pelindungan harkat dan
martabat manusia.

Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia


(RANHAM): dokumen yang memuat sasaran
strategis yang digunakan sebagai acuan
kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah
provinsi dan kabupaten/kota dalam rangka
melaksanakan penghormatan, pelindungan,
pemenuhan, penegakan, dan pemajuan HAM di
Indonesia

RANHAM
Aksi HAM: penjabaran lebih lanjut dari RANHAM
untuk dilaksanakan oleh kementerian, lembaga,
dan pemerintah daerah provinsi dan
kabupaten/kota.

P5HAM: penghormatan, pelindungan, pemenuhan,


P5HAM penegakan, dan pemajuan hak asasi manusia.

3
BAGIAN I
Perkembangan RANHAM
Sejak pertama kali diterbitkan pada 1998, RANHAM secara konsisten
dijadikan sebagai landasan kebijakan nasional untuk merespon
tantangan dan kendala upaya penghormatan, pelindungan, pemenuhan,
penegakan, dan pemajuan HAM di Indonesia.

Pada tataran internasional, RANHAM Indonesia juga mendapatkan


pelbagai apresiasi dan dukungan dari komunitas internasional
khususnya di dewan HAM PBB. Untuk itu, RANHAM memiliki arti
penting dalam kebijakan luar negeri Indonesia dan secara khusus
menjadi modal strategis bagi keanggotaan Indonesia pada Dewan HAM
PBB di sejumlah periode keanggotaan Indonesia sejak 2006.

Hingga 2019, pelaksanaan RANHAM telah melewati empat generasi,


yaitu 1998 - 2003, 2004 - 2009, 2011 - 2014, dan 2015 - 2019. Dengan
sejumlah catatan, perkembangan capaian Aksi HAM menunjukkan
kemajuan dalam P5HAM, di antaranya, yaitu:

Diterbitkannya peraturan dan kebijakan yang menjamin


1 hak-hak perempuan, anak, penyandang disabilitas, dan
kelompok masyarakat adat.

Meningkatnya pemahaman aparat pemerintah dalam


2 penghormatan, pelindungan, pemenuhan, penegakan, dan
pemajuan HAM.

Terlaksananya instrumen HAM dalam kebijakan pemerintah


3 pusat dan pemerintah daerah.

Meningkatnya aksesibilitas penyandang disabilitas dan


4 kelompok rentan lainnya untuk berpartisipasi di bidang sipil,
politik, ekonomi, dan budaya.

Adanya upaya penanganan dugaan pelanggaran HAM untuk


5 perempuan, anak, penyandang disabilitas, dan kelompok
masyarakat adat.

4
BAGIAN I
Perkembangan RANHAM
Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2021 Tentang Rencana Aksi
Nasional Hak Asasi Manusia diterbitkan sebagai salah satu bentuk
komitmen pemerintah Indonesia dalam P5HAM yang diamanatkan oleh
Pasal 4 Ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
RANHAM 1998-2003
Peraturan Presiden Nomor 129 Tahun 1998
1.Diseminasi HAM 3. Sosialisasi Instrumen HAM
2. Ratifikasi Instrumen HAM Internasional Internasional

RANHAM 2004-2009
Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2004
1. Pembentukan dan Penguatan Sekretariat 4. Pendidikan HAM
RANHAM 5. Pelaksanaan Norma HAM (UU Nomor 39
2. Persiapan Pemakaian Instrumen HAM Tahun 1999)
Internasional 6. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan
3. Harmonisasi dan Evaluasi Peraturan RANHAM
Perundang-undangan (Legislasi)

RANHAM 2011-2014
Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2011
1. Pembentukan dan Penguatan Sekretariat 4. Pendidikan HAM
RANHAM 5. Pelaksanaan Norma HAM (UU Nomor 39
2. Persiapan Pemakaian Instrumen HAM Tahun 1999)
Internasional 6. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan
3. Harmonisasi dan Evaluasi Peraturan RANHAM
Perundang-undangan (Legislasi) 7. Pelayanan Publik (Prosedur Pengaduan)
RANHAM 2015-2019
Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2015
1. Pembentukan dan Penguatan Sekretariat 4. Pelaksanaan Norma HAM (UU Nomor
RANHAM 39 Tahun 1999)
2. Persiapan Pemakaian Instrumen HAM 5. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan
Internasional RANHAM
3. Persiapan Peraturan, Harmonisasi dan Evaluasi 6. Pelayanan Publik (Prosedur
dari Peraturan Perundang-undangan (Legislasi) Pengaduan)

RANHAM 2021-2025
Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2021
1. Pembentukan dan Penguatan Sekretariat 5. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan
RANHAM RANHAM yang Berfokus pada
2. Persiapan Pemakaian Instrumen HAM Pencapaian Hasil dan Dampak
Internasional 6. Empat Kelompok Sasaran: Perempuan,
3. Persiapan Peraturan, Harmonisasi dan Anak, Penyandang Disabilitas, dan
Evaluasi dari Peraturan Perundang- Kelompok Masyarakat Adat
undangan (Legislasi) 7. Panitia Nasional dan Panitia Ranham
4. Pelaksanaan Norma HAM (UU Nomor 39 Daerah
Tahun 1999)
5
PERJALANAN BERSAMA MENUJU RANHAM GENERASI V

Jaleswari
Pramodhawardhani
Deputi V Bidang Politik,
Hukum, Pertahanan dan
Keamanan, HAM dan
Reformasi Birokrasi
Kantor Staf Presiden
Republik Indonesia

RANHAM Generasi V ini telah disusun secara cermat dan partisipatoris,


dengan mempertimbangkan kekurangan dan kelebihan empat generasi
RANHAM sebelumnya. Karenanya kami berharap bahwa RANHAM Generasi V
ini memberikan pedoman yang kokoh bagi pemerintah pusat dan daerah
dalam melaksanakan tanggung jawab penghormatan, pelindungan,
pemenuhan, penegakan, dan pemajuan HAM (P5HAM) di Indonesia.

Kantor Staf Presiden sesuai kewenangannya terus bersinergi dengan Panitia


Nasional RANHAM guna memastikan pelaksanaan aksi-aksi HAM oleh
kementerian dan lembaga di tingkat pusat, pemerintah provinsi, kabupaten
dan kota yang capaian dan dampaknya dapat benar-benar dirasakan dan
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, khususnya kelompok sasaran yang
telah ditetapkan dalam RANHAM Generasi V ini.

Kami memahami bahwa negara, khususnya pemerintah adalah pemegang


tanggung jawab HAM (duty bearer of rights) namun pencapaian tujuan aksi-
aksi HAM dalam RANHAM tidak akan terwujud maksimal tanpa keterlibatan
substantif semua pihak, khususnya kelompok sasaran sebagai pemangku hak
(rights holder), human right defenders, masyarakat sipil serta dunia usaha.
BAGIAN I
Perkembangan RANHAM
Perbedaan RANHAM V dengan RANHAM sebelumnya:
Secara kelembagaan, Panitia Nasional dibantu oleh Sekretariat
RANHAM, dan di daerah diperkuat dengan adanya Panitia RANHAM
Daerah.
Secara substantif, Aksi HAM dirumuskan berdasarkan pada baseline
dan rujukan situasi terkini hak-hak kelompok rentan yang perlu
direspon oleh pemerintah. RANHAM juga dirumuskan berdasarkan
sejumlah masukan dan rekomendasi badan-badan HAM PBB yang
harus ditindaklanjuti oleh pemerintah Indonesia.
RANHAM 2021-2025 berfokus pada pencapaian hasil dan dampak,
sehingga skema pemantauan dan evaluasi yang dibangun di dalam
Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2021 memang dapat
dipertanggungjawabkan dan akuntabel. Untuk itu pula, sistem
penilaian RANHAM ke depan akan dilaksanakan pada dua aspek,
administratif dan substansi pencapaian aksi.
Proses penyusunan Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2021 tersebut
dilakukan secara inklusif dengan melibatkan berbagai kementerian
dan lembaga terkait serta perwakilan dari organisasi masyarakat sipil,
organisasi penyandang disabilitas, Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan
(Komnas Perempuan), dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI).
Sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan RANHAM,
Presiden menegaskan beberapa pembaruan yang terkait dengan hal-hal
substantif, administratif, dan teknis RANHAM Generasi V, meliputi:

Penyusunan Aksi HAM berfokus pada empat kelompok sasaran,


1 yaitu: perempuan, anak, penyandang disabilitas, dan kelompok
masyarakat adat.

Perumusan Aksi HAM merupakan kegiatan khusus di luar kegiatan


2 rutin kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah provinsi dan
kabupaten/kota, untuk mencapai sasaran strategis RANHAM.

Penyusunan mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pelaporan


3 yang lebih sistematis dan komprehensif sehingga pencapaian Aksi
HAM dapat diukur dengan sasaran yang hendak dicapai.

Optimalisasi laporan RANHAM untuk pelaporan Indonesia pada


4 Dewan HAM PBB, Badan Traktat PBB, dan forum HAM internasional
lainnya.
6
BAGIAN I
Perkembangan RANHAM
Urgensi RANHAM Generasi V

RANHAM Generasi V

Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2021


Tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi
Manusia diterbitkan sebagai salah satu bentuk
komitmen pemerintah Indonesia dalam upaya
penghormatan, pelindungan, pemenuhan,
penegakan, dan pemajuan HAM (P5HAM) yang
diamanatkan oleh Pasal 4 Ayat (1) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak
Asasi Manusia.

Pedoman bagi kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah provinsi


dan kabupaten/kota dalam menyusun, merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi Aksi HAM.

Kegiatan percepatan yang dilaksanakan oleh kementerian, lembaga,


dan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota yang dituangkan
dalam bentuk kegiatan khusus di luar kegiatan rutin.

16
7
PERJALANAN BERSAMA MENUJU RANHAM GENERASI V

Dewo Broto
Joko Putranto
Direktur Hukum dan
Regulasi
Kementerian
PPN/Bappenas
Republik Indonesia

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
Nya kita telah sampai pada peluncuran Rencana Aksi Nasional Hak
Asasi Manusia (RANHAM), yang hingga saat ini telah memasuki
generasi kelima pada tahun 2021 ini.
Dengan semangat inklusifitas, pelaksanaan RANHAM 2021-2025
diharapkan akan menghadirkan solusi, meningkatkan kesejahteraan,
dan akselerasi upaya pemenuhan hak-hak asasi fundamental, sebagai
kunci menghadirkan kehidupan layak dan sejahtera bagi masyarakat
Indonesia khususnya kelompok rentan di seluruh penjuru Indonesia.
Secara historis pelaksanaan RANHAM berperan sebagai salah satu
prioritas nasional yang selaras dengan pencapaian agenda
pembangunan nasional Indonesia, khususnya pada tahun ini dalam
mendukung percepatan implementasi pembangunan hukum dan
penguatan akses terhadap keadilan sebagaimana tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-
2024.
BAGIAN II
Struktur Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2021
Peraturan Presiden Materi Muatan

Batang Tubuh
1. Pengertian
2. Maksud dan Sasaran Strategis
3. Kelompok Sasaran
4. Panitia Nasional
5. Sekretariat RANHAM
6. Aksi HAM
7. Pelaksana RANHAM
8. Koordinasi, Pemantauan, Evaluasi,
dan Pelaporan
9. Pendanaan

Lampiran I
1. Latar Belakang
2. Perkembangan
3. Maksud dan Tujuan
4. Kelompok Sasaran RANHAM,
Tantangan, dan Sasaran Strategis
a) Kelompok Sasaran Perempuan
b) Kelompok Sasaran Anak
c) Kelompok Sasaran Penyandang
Disabilitas
d) Kelompok Sasaran Masyarakat
Adat

Lampiran II
Aksi HAM 4 Kelompok Sasaran
Mencakup:
1. Tantangan Strategis
2. Sasaran Strategis
3. Aksi HAM
4. Penanggung Jawab
5. Instansi Terkait
6. Kriteria Keberhasilan

8
BAGIAN III
Struktur Pelaksanaan RANHAM Sesuai Peraturan
Presiden Nomor 53 Tahun 2021

Pelaksana RANHAM

Menteri, pimpinan lembaga, gubernur,


dan bupati/walikota bertanggungjawab
atas pelaksanaan Aksi HAM sesuai dengan
kewenangan masing-masing berdasarkan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan
(Pasal 7).

Pelaksanaan Aksi HAM oleh kementerian,


lembaga, dan pemerintah daerah provinsi
dan kabupaten/kota dilakukan dengan
mengikutsertakan masyarakat (Pasal 7).

Menteri, pimpinan lembaga, gubernur,


SEKRETARIAT dan bupati/walikota menyampaikan
PANITIA NASIONAL laporan capaian pelaksanaan RANHAM
RANHAM
kepada Panitia Nasional RANHAM setiap
4 (empat) bulan sekali (Pasal 8).

Panitia Nasional RANHAM menyampaikan


laporan capaian pelaksanaan RANHAM
LAPORAN CAPAIAN
kepada Presiden setiap 12 (dua belas)
PELAKSANAAN
RANHAM
bulan sekali dan/atau sewaktu-waktu jika
diperlukan (Pasal 9).

9
PERJALANAN BERSAMA MENUJU RANHAM GENERASI V

Misran Lubis
Direktur Eksekutif
Konsil LSM Indonesia

Kita mengapresiasi komitmen pemerintah dalam memajukan HAM di


Indonesia dengan lahirnya RANHAM Generasi V. Apresiasi juga
terhadap proses penyusunan RANHAM yang sangat partisipasif dan
akomodatif.
Kelompok sasaran yang semakin spesifik pada RANHAM Generasi V ini
salah satu bukti bahwa RANHAM ingin memastikan kelompok
masyarakat paling rentan mendapatkan pelindungan, dihargai dan
terpenuhi hak-haknya.
Keterlibatan aktor pemenuhan HAM juga semakin luas, tidak hanya
pemerintah, namun juga sektor bisnis, mengacu dari prinsip-prinsip
bisnis dan HAM (United Nations Guiding Principles on Business and
Human Rights). Ruang keterlibatan organisasi masyarakat sipil sangat
terbuka, selama proses penyusunan dan juga dalam implementasinya.
Organisasi masyarakat sipil dapat menjadi bagian dari fungsi kontrol
dan koordinatif untuk memastikan RANHAM terlaksana dengan baik di
tingkat daerah.
BAGIAN III
Struktur Pelaksanaan RANHAM Sesuai Peraturan
Presiden Nomor 53 Tahun 2021

Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan RANHAM


Panitia Nasional sebagai wakil dari pemerintah yang terdiri dari:
Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam
Negeri, dan Kementerian Sosial. Kementerian Hukum dan HAM sebagai
Koordinator Panitia Nasional.

Tugas Panitia Nasional:

Merencanakan, mengoordinasikan, memantau,


dan mengevaluasi pelaksanaan RANHAM di
kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah
provinsi dan kabupaten/kota.

Menyampaikan laporan capaian


pelaksanaan RANHAM di kementerian,
lembaga, dan pemerintah daerah provinsi
dan kabupaten/kota kepada Presiden.

Mempublikasikan laporan capaian


pelaksanaan RANHAM.

Untuk mendukung kelancaran tugasnya, Panitia Nasional RANHAM


dibantu oleh sekretariat, yang berkedudukan di kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi
manusia. Menteri Hukum dan HAM mengatur lebih lanjut mengenai tata
cara koordinasi, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan serta sekretariat
Panitia Nasional RANHAM.
10
PERJALANAN BERSAMA MENUJU RANHAM GENERASI V

Wahyudi Djafar
Direktur Eksekutif
Lembaga Studi dan
Advokasi Masyarakat
(ELSAM)

Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2021 Tentang Rencana Aksi


Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) Tahun 2021-2025 yang
dikeluarkan setiap lima tahun sekali, merupakan alat ukur yang penting
untuk menilai komitmen pemerintah Indonesia terhadap hak asasi
manusia.
Terkait problem prioritas hak asasi manusia di Indonesia, RANHAM
memang tidak secara spesifik menyebut rencana penyelesaian kasus
pelanggaran HAM berat. Namun, RANHAM semestinya dapat menjadi
salah satu rujukan dalam melihat sejauh mana upaya pemerintah
dalam menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM yang berat.
Di dalam Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2021 disebutkan,
penghormatan, pelindungan, pemenuhan, penegakan, dan pemajuan
HAM ditujukan pada empat kelompok sasaran, yakni perempuan, anak,
penyandang disabilitas, serta kelompok masyarakat adat. Jika dikaitkan
dengan kasus-kasus pelanggaran HAM yang berat, kelompok-kelompok
tersebut juga termasuk menjadi korban, yang harus segera dipenuhi
hak-haknya.
BAGIAN IV
Kelompok Sasaran Perempuan

Tantangan dan Permasalahan

1 Masih adanya kebijakan dan


Peraturan Perundang-
undangan yang diskriminatif
terhadap perempuan, baik di
tingkat nasional maupun
daerah.

Minimnya upaya pemenuhan


2 dan pelindungan hak-hak
perempuan dalam kegiatan
dan peluang usaha, baik oleh
badan usaha milik
negara/daerah maupun pihak
swasta.

Belum optimalnya pemenuhan hak dan layanan bantuan


3 hukum bagi perempuan yang berhadapan dengan hukum.

Rendahnya akses perempuan dalam situasi khusus terhadap


4 pelayanan publik dan penghidupan yang layak, seperti
kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan.

11
BAGIAN IV
Kelompok Sasaran Perempuan
Sasaran Strategis

Kebijakan dan Peraturan


1 Perundang-undangan yang
tidak diskriminatif terhadap
perempuan, baik di tingkat
nasional maupun daerah.

Meningkatnya upaya pemenuhan


2 dan pelindungan hak-hak
perempuan dalam kegiatan dan
peluang usaha, baik oleh badan
usaha milik negara daerah
maupun pihak swasta

3 Terpenuhinya hak dan layanan bantuan hukum bagi


perempuan yang berhadapan dengan hukum, meliputi:

Peningkatan sensitivitas gender aparat


penegak hukum, pemerintah daerah, dan
masyarakat dalam penanganan perkara
perempuan berhadapan dengan hukum

POSBAKUM ONLINE
Penyediaan layanan bantuan hukum,
kesehatan, dan psikososial yang efektif bagi
perempuan berhadapan dengan hukum.

Pelaksanaan pemulihan secara menyeluruh


dan efektif bagi perempuan berhadapan
dengan hukum.

Meningkatnya akses perempuan dalam


RUMAH SAKIT
situasi khusus terhadap pelayanan publik
dan penghidupan yang layak, seperti
kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan.

12
BAGIAN IV
Kelompok Sasaran Perempuan
Aksi HAM

Melakukan reviu, kajian, dan


1 perubahan terhadap kebijakan
dan Peraturan Perundang-
undangan yang diskriminatif
terhadap perempuan di
tingkat nasional dan daerah.

2 Melakukan harmonisasi
rancangan produk hukum daerah
yang berperspektif perempuan.

3 Penyusunan kebijakan oleh


pelaku usaha yang memuat
pelindungan hak
ketenagakerjaan perempuan
dan implementasinya sesuai
dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
Memberikan bantuan usaha
4 dan membangun hubungan
kemitraan bisnis bagi
perempuan kepala keluarga
di bidang usaha mikro kecil
dan menengah.

Percepatan, penanganan, dan


5 pencegahan kekerasan
terhadap perempuan,
termasuk kekerasan seksual.

Peningkatan kesadaran dan


6 kapasitas pekerja sosial
profesional/tenaga
kesejahteraan sosial, dan
relawan sosial dan/atau panti
rehabilitasi yang menangani
perempuan yang berhadapan
dengan hukum.
13
BAGIAN IV
Kelompok Sasaran Perempuan
Aksi HAM

Memaksimalkan pelaksanaan
7 Sistem Peradilan Pidana
Terpadu Penanganan Kasus
Kekerasan terhadap Perempuan.
Optimalisasi layanan bantuan
8 hukum bagi perempuan yang
berhadapan dengan hukum.
Pemberian layanan kesehatan
9 fisik dan psikososial bagi
perempuan yang berhadapan
dengan hukum.

10 Realisasi pemulihan hak-hak


perempuan yang berhadapan
dengan hukum.

RUMAH SAKIT

Membentuk mekanisme pelaksanaan putusan pengadilan terkait


11 pemenuhan hak perempuan dalam hukum keluarga (perdata).

Peningkatan akses layanan kesehatan yang layak dan penyediaan


12 obat bagi perempuan penderita HIV/AIDS.

Melakukan perekaman Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik


13 bagi perempuan penghayat kepercayaan dan pekerja migran
Indonesia.

14
PERJALANAN BERSAMA MENUJU RANHAM GENERASI V

Mike
Verawati Tangka
Sekretaris Jenderal
Koalisi Perempuan
Indonesia

Kita patut mengapresiasi tersusunnya RANHAM Generasi V yang


dikukuhkan dalam Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2021. Ini semua
merupakan wujud kerja sinergi semua pihak untuk memastikan hak
asasi manusia, menjadi agenda serius yang dijalankan oleh pemerintah,
sesuai dengan amanat konstitusi.
Meskipun banyak sekali agenda penyelesaian pelanggaran HAM yang
perlu menjadi perhatian negara, tetapi dalam RANHAM ini telah
meletakkan kesetaraan gender dan inklusi sosial menjadi prinsip dalam
kerangka kerja pelaksanaan RANHAM, dengan memberikan perhatian
pada isu perempuan, anak, kelompok disabilitas, dan kelompok
marginal dan rentan lainnya.
Buklet ini akan menjadi panduan praktis dan memudahkan bagi semua
pihak untuk memahami RANHAM Generasi V dan juga dapat menjadi
panduan melakukan upaya pemantauan implementasi bersama-sama.
BAGIAN VI
Kelompok Sasaran Anak

Tantangan dan Permasalahan


Search
1 Belum optimalnya
pemenuhan hak-hak dasar
terhadap anak-anak yang Berita Terkini
membutuhkan pelindungan 13 hours ago
Tindak Kekerasan pada Anak Meningkat di Media Sosial
khusus, terutama di bidang
administrasi kependudukan,
pendidikan, dan kesehatan.

2 Masih adanya tindakan


kekerasan, eksploitasi,
dan diskriminasi
terhadap anak-anak
yang membutuhkan Your Friend and 74 others
pelindungan khusus,
termasuk di ranah Like Comment

siber dan digital.


Comment

Belum optimalnya pelaksanaan sistem peradilan pidana


3 anak, terutama dalam penyusunan peraturan pelaksana
sistem peradilan pidana anak.

4 Belum efektifnya penanganan anak korban tindak pidana


perdagangan orang.

15
BAGIAN VI
Kelompok Sasaran Anak
Tantangan dan Permasalahan

5 Belum optimalnya penanganan pekerja anak sesuai dengan standar


Konvensi Hak Anak di berbagai sektor, khususnya terkait kegiatan
usaha yang dikelola oleh badan usaha milik negara/daerah dan
swasta.
Belum optimalnya pemenuhan hak dan layanan bantuan hukum
6 bagi anak yang berhadapan dengan hukum.

Sasaran Strategis
Terpenuhinya pelayanan hak-hak
1 dasar terhadap anak-anak yang
membutuhkan pelindungan
khusus, terutama di bidang
administrasi kependudukan,
pendidikan, dan kesehatan.

Menguatnya jaminan pelindungan


2 dan penegakan hukum bagi anak-
anak korban tindak kekerasan,
eksploitasi, dan diskriminasi,
termasuk di ranah siber dan
digital.

Tersusunnya regulasi turunan


3 terkait sistem peradilan pidana
anak dan efektifnya pelaksanaan
sistem peradilan pidana anak.

Efektivitas upaya pencegahan dan


4 penanganan kasus anak korban
tindak pidana perdagangan orang.

5 Menguatnya penanganan pekerja anak sesuai dengan standar


Konvensi Hak Anak di berbagai sektor, khususnya terkait kegiatan
usaha yang dikelola oleh badan usaha milik negara/daerah dan
swasta.

16
BAGIAN VI
Kelompok Sasaran Anak
Sasaran Strategis
Menguatnya penanganan pekerja anak sesuai dengan standar
6 Konvensi Hak Anak di berbagai sektor, khususnya terkait
kegiatan usaha yang dikelola oleh badan usaha milik negara/
daerah dan swasta.

Penyediaan layanan bantuan


7 hukum, kesehatan, dan
psikososial yang efektif bagi
anak yang berhadapan
dengan hukum; dan
pelaksanaan pemulihan
secara menyeluruh dan
efektif bagi anak yang
berhadapan dengan hukum.

Aksi HAM
Meningkatkan jangkauan layanan pemberian dokumen
1 kependudukan, layanan khusus hak-hak pendidikan dan
kesehatan, kepada anak-anak dari kelompok:

a Penghuni Balai f Anak dengan Penyakit


Rehabilitasi Sosial Anak Tertentu (HIV/AIDS)

b Daerah Terdepan, g Anak Berhadapan


Terpencil, dan
dengan Hukum
Tertinggal, dan/atau
Kantong Kemiskinan
c Panti Asuhan/Sosial
h Anak Luar Kawin

d Kelompok Masyarakat
Adat i Pekerja Migran
Indonesia
e Penghayat Kepercayaan

17
BAGIAN VI
Kelompok Sasaran Anak
Aksi HAM

Terpenuhinya pelayanan hak-


2 hak dasar terhadap anak-anak
yang membutuhkan
pelindungan khusus, terutama di
bidang administrasi
kependudukan, pendidikan, dan
kesehatan.

Menguatnya jaminan
3 pelindungan dan penegakan
hukum bagi anak-anak korban
tindak kekerasan, eksploitasi,
dan diskriminasi, termasuk di
ranah siber dan digital.

4 Meningkatkan upaya
pelindungan anak dari
perdagangan manusia (human
trafficking).

Melaksanakan program Menuju


5 Indonesia Bebas Pekerja Anak
sesuai dengan Konvensi Hak
Anak.
Optimalisasi layanan bantuan
6 hukum bagi anak yang
berhadapan dengan hukum.

7 Pemberian layanan kesehatan


fisik dan psikososial bagi anak
yang berhadapan dengan
hukum.

18
PERJALANAN BERSAMA MENUJU RANHAM GENERASI V

Suharto, S.S., M.A.


Direktur Eksekutif
Sasana Inklusi dan
Gerakan Advokasi
Difabel (SIGAB)
Indonesia

Bagi kami, keberadaan penyandang disabilitas sebagai salah satu


kelompok sasaran RANHAM 2021 – 2025 merupakan kebijakan afirmasi
pengarusutamaan hak asasi penyandang disabilitas sebagaimana
diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang
Penyandang Disabilitas.
Sudah selayaknya akses yang lebih adil bagi penyandang disabilitas dan
kelompok rentan lainnya dalam pendidikan, pekerjaan, kesehatan,
layanan publik, aksesibilitas infrastruktur dan informasi komunikasi,
keadilan hukum, politik, dan seterusnya menjadi prioritas pemenuhan
HAM oleh negara.
Buklet ini akan sangat bermanfaat bagi organisasi dan pegiat isu
disabilitas untuk turut memahami isi dan substansi RANHAM, serta
turut mengawal pelaksanaannya di lapangan, sebagai salah satu
instrumen menuju Indonesia yang lebih inklusif.
BAGIAN VI
Kelompok Sasaran Penyandang Disabilitas

Tantangan dan Permasalahan


Belum optimalnya perumusan peraturan-peraturan pelaksana
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas.
Masih minimnya penyediaan pelayanan hak-hak dasar bagi
1 penyandang disabilitas, meliputi:

a Ketersediaan d Layanan keuangan


dan kualitas ekonomi inklusif
layanan sekolah bagi penyandang
inklusi. disabilitas.

b Ketersediaan
layanan kesehatan
bagi penyandang
disabilitas, di pusat e Pemenuhan hak
pelayanan pelindungan
kesehatan tingkat sosial penyandang
pertama. disabilitas.

c Jumlah kuota pekerja


penyandang disabilitas
di sektor pemerintahan,
badan usaha milik
negara/daerah dan
swasta.
19
BAGIAN VI
Kelompok Sasaran Penyandang Disabilitas
Tantangan dan Permasalahan
Belum adanya data terpilah yang terintegrasi di semua sektor
2 pemerintahan dan lembaga tentang penyandang disabilitas.
Belum memadainya akomodasi yang layak dan
3 aksesibilitas penyandang disabilitas di bidang:

a b c
Transportasi darat, Tempat ibadah dan Sistem peradilan
udara, dan laut fasilitas publik lainnya inklusif

Belum optimalnya pemenuhan hak dan layanan bantuan hukum


4 bagi penyandang disabilitas yang berhadapan dengan hukum.

Sasaran Strategis
Penguatan regulasi dan kebijakan yang menjamin hak-hak
1 penyandang disabilitas dalam Peraturan Pelaksana Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas.
Meningkatnya akses pelayanan hak-hak dasar bagi penyandang
2 disabilitas, meliputi:

a Peningkatan ketersediaan dan kualitas layanan sekolah


inklusi.

Peningkatan jumlah pelayanan kesehatan yang


b aksesibel bagi penyandang disabilitas, di pusat
pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Tercapainya kuota dan pemenuhan akomodasi yang layak
c bagi pekerja penyandang disabilitas di sektor pemerintahan,
badan usaha milik negara/daerah dan swasta.

d Tersedianya layanan keuangan ekonomi inklusif bagi


penyandang disabilitas.

Tersedianya hak pelindungan sosial penyandang


e
disabilitas.

20
BAGIAN VI
Kelompok Sasaran Penyandang Disabilitas
Sasaran Strategis
Tersedianya sistem pendataan terpilah yang terintegrasi di semua
4 sektor pemerintahan dan lembaga tentang penyandang disabilitas.
Terpenuhinya hak-hak akomodasi yang layak, aksesibilitas, dan
sistem informasi bagi penyandang disabilitas di bidang:

a b c
Transportasi darat, Tempat Peradilan inklusif
udara, dan laut ibadah
Terpenuhinya hak dan layanan bantuan hukum bagi penyandang
5 disabilitas yang berhadapan dengan hukum, meliputi:

a Penyediaan layanan bantuan hukum, kesehatan,


dan psikososial yang efektif bagi penyandang
disabilitas, yang berhadapan dengan hukum.

b Pelaksanaan pemulihan secara menyeluruh dan


efektif bagi penyandang disabilitas yang
berhadapan dengan hukum.

Aksi HAM

Menindaklanjuti pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun


1
2016 Tentang Penyandang Disabilitas.

2 Melakukan harmonisasi Rancangan Peraturan Perundang-


undangan yang berkaitan dengan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas.

Melakukan kajian/evaluasi produk hukum daerah yang


3 berkaitan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang
Penyandang Disabilitas.
21
BAGIAN VI
Kelompok Sasaran Penyandang Disabilitas
Aksi HAM
Menyediakan layanan pendidikan
4 inklusif yang aksesibel bagi
penyandang disabilitas sesuai
Peraturan Pemerintah Nomor 13
Tahun 2020 Tentang Akomodasi
Yang Layak Untuk Peserta Didik
Penyandang Disabilitas.
Melaksanakan Peta Jalan
5 Kesehatan Inklusif.
Menyediakan layanan kesehatan jiwa
6 yang memenuhi standar pelayanan
minimum di pusat pelayanan
kesehatan tingkat pertama.

Mendorong upaya-upaya pencapaian target kuota dan


7 pemenuhan akomodasi yang layak bagi pekerja penyandang
disabilitas di sektor pemerintahan, badan usaha milik
negara/daerah dan swasta.
Peningkatan akses layanan-layanan jasa keuangan bagi penyandang
8 disabilitas.
Implementasi pemberian bantuan sosial untuk kemandirian dan
9 aksesibilitas penyandang disabilitas yang harmonis dengan
peraturan lainnya.
22
BAGIAN VI
Kelompok Sasaran Penyandang Disabilitas
Aksi HAM
Penguatan program Desa
10 Inklusif dan pemberian
layanan hak-hak
penyandang disabilitas
melalui dana desa.
Peningkatan perekaman
11 KTP elektronik bagi
penyandang disabilitas.
Membangun sistem
12 pendataan terpilah
penyandang disabilitas
yang terintegrasi.

Membangun sarana dan


13 prasarana transportasi
yang aksesibel bagi
penyandang disabilitas.

Meningkatkan
14 aksebilitas sarana dan
prasarana di tempat-
tempat ibadah bagi
penyandang disabilitas.

Melaksanakan
15 Peraturan Pemerintah
Nomor 39 Tahun 2020
Tentang Akomodasi
yang Layak untuk
Penyandang Disabilitas
dalam Proses Peradilan.
Optimalisasi layanan bantuan hukum bagi penyandang
16 disabilitas yang berhadapan dengan hukum.

Pemberian layanan kesehatan fisik dan psikososial bagi


17 penyandang disabilitas yang berhadapan dengan hukum.

23
PERJALANAN BERSAMA MENUJU RANHAM GENERASI V

Rukka
Sombolinggi
Sekretaris Jenderal
Aliansi Masyarakat
Adat Nusantara
(AMAN)

Hal yang harus dipastikan adalah RANHAM ini harus menjadi solusi
utama bagi permasalahan mendasar yang dialami Masyarakat Adat
terutama yang terkait dengan pelanggaran HAM atas hak Masyarakat
Adat.
RANHAM harus menjadi jalan keluar atas tumpang tindih kebijakan
terkait Masyarakat Adat, terutama pengesahan RUU Masyarakat Adat
dan harmonisasi kebijakan yang masih diskriminatif. RANHAM ini dapat
menjadi pedoman bagi pemerintah dan pemerintah daerah untuk
segera membentuk produk hukum daerah terkait pengakuan dan
pelindungan Masyarakat Adat.
Hanya dengan aksi konkret, tujuan RANHAM ini bisa tercapai dan tidak
hanya menjadi kata-kata di atas kertas. AMAN tentu saja siap bekerja
sama dengan pemerintah untuk implementasi RANHAM yang berkaitan
dengan Masyarakat Adat.
BAGIAN VII
Kelompok Sasaran Masyarakat Adat

Tantangan dan Permasalahan

Belum memadainya
1 pelindungan hukum
bagi kelompok
masyarakat adat.
Masih adanya kasus-
2 kasus konflik lahan
yang melibatkan
kelompok masyarakat
adat.
Kurangnya pelibatan kelompok
3 masyarakat adat dalam proses
perizinan perusahaan yang
potensial berdampak pada hak-
hak kelompok masyarakat adat,
khususnya badan usaha milik
negara/daerah.

Belum optimalnya
4 pemenuhan hak dan layanan
bantuan hukum bagi
kelompok masyarakat adat
yang berhadapan dengan
hukum.
24
BAGIAN VII
Kelompok Sasaran Masyarakat Adat
Sasaran Strategis

Dialog Izin Perusahaan & Tanah Ulayat

Menguatnya jaminan
1 hukum dan kebijakan
pelindungan terhadap
kelompok masyarakat adat.

Peningkatan penyelesaian
BantuanHukum 2
jumlah konflik lahan kelompok
masyarakat adat berbasis HAM.

Peningkatan partisipasi kelompok


3 masyarakat adat dalam proses
perizinan perusahaan yang
potensial berdampak pada hak-
hak kelompok masyarakat adat,
khususnya badan usaha milik
negara/daerah.

4 Terpenuhinya hak dan layanan bantuan hukum bagi kelompok


masyarakat adat yang berhadapan dengan hukum, meliputi:

a Penyediaan layanan bantuan hukum, kesehatan, dan


psikososial yang efektif bagi kelompok masyarakat adat yang
berhadapan dengan hukum.

Pelaksanaan pemulihan secara menyeluruh dan efektif bagi


b kelompok masyarakat adat yang berhadapan dengan hukum.

25
BAGIAN VII
Kelompok Sasaran Masyarakat Adat
Aksi HAM

KARTU TANDA PENDUDUK Peningkatan perekaman


1 KTP elektronik bagi
kelompok masyarakat adat.

2 Mendorong pengakuan dan


pelindungan kelompok
masyarakat adat.

Melakukan kajian/evaluasi produk hukum daerah yang berkaitan


3 dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang
Penyandang Disabilitas.

MEDIASI

Tanah
Ini Milik
Perusahaan

Melaksanakan upaya pendekatan non litigasi dalam


4 penyelesaian konflik lahan kelompok masyarakat adat.

5 Mendorong partisipasi kelompok masyarakat adat dalam proses


perizinan perusahaan/perkebunan yang potensial berdampak
bagi kelompok masyarakat adat.

6 Optimalisasi layanan bantuan hukum bagi kelompok masyarakat


adat yang berhadapan dengan hukum.

7 Pemberian layanan kesehatan fisik dan psikososial bagi


kelompok masyarakat adat yang berhadapan dengan hukum.

26
Kantor Sekretariat Panitia Nasional RANHAM
DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI MANUSIA
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM

Gedung Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia


Jl. HR. Rasuna Said Kav – 4 -5 Kuningan
Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia

Telp (021) – 252 1344


Fax (021) – 252 6808
Email informasi@ham.go.id

https://ham.go.id/
Publikasi ini diterbitkan atas kerja sama
©2021 Pemerintah Republik Indonesia dan
Australia Indonesia Partnership for Justice 2 (AIPJ2)

Anda mungkin juga menyukai