Bab I

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha percetakan adalah sektor usaha industri kreatif yang cukup banyak

jenisnya seperti, sablon manual/digital, graphic design, digital printing, media

cetak dan advertising. Bisnis percetakan semakin dipermudah eksistensinya,

baik itu dari segi teknologi, operasionalisasi, dan tenaga pendesain.

Pesatnya perkembangan dunia usaha percetakan sering kali didorong

karena munculnya persaingan produk antar perusahaan. Hal ini dikarenakan

setiap perusahaan ingin memperluas kondisi pasarnya masing-masing. Baik

perluasan kepuasan konsumen, perluasan pangsa pasar yang harus dihadapi,

ataupun persaingan antar perusahaan sejenis yang kerap terjadi. Semakin

derasnya arus teknologi dan informasi, perusahaan dituntut untuk lebih dapat

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut dalam persaingan

global.

Calon konsumen sering kali membandingkan harga terhadap produk

yang dijual oleh perusahaan lain. Sehingga dengan kualitas yang tak jauh

berbeda namun memiliki perbedaan harga yang cukup nominalis, maka

konsumen tersebut akan memilih atau membeli produk yang dijual dengan

harga yang lebih rendah, oleh karenanya penting untuk setiap perusahaan

memperhatikan dengan baik terkait penentuan harga suatu produk yang

berpengaruh terhadap laba perusahaan tersebut.

1
2

Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya atau operasi sehari-

hari selalu membutuhkan sarana strategis dalam penentuan harga jual yang

mana penetapan harga jual tersebut tidak terlepas dari pengaruh internal

maupun eksternal pasar (kondisi usaha). Penjualan maupun biaya merupakan

dasar dalam penetapan harga jual. Oleh karena itu, manajemen perusahaan

harus bisa mengefektifkan penjualan. Salah satunya dengan menetapkan harga

jual. Dengan menetapkan harga jual yang tepat, diharapkan adanya

peningkatan terhadap perolehan laba perusahaan, karena laba adalah bagian

dari aspek terpenting dalam menjalankan usaha. Salah satu teknik yang dapat

digunakan yaitu Break Even Point.

Analisis Break Even Point adalah suatu cara yang dapat digunakan untuk

mengetahui berapa volume penjualan minimal yang harus dicapai agar

perusahaan tidak menderita rugi atau belum mendapat keuntungan (Rebin

Sumardi, 2020:81). Analisa break even point merupakan metode yang

fleksibel dimana cara kerjanya sebagai dasar dalam merencanakan kegiatan

operasional sehingga biaya operasional dapat tertutup dan tidak membengkak.

Pembengkakan biaya operasional dapat menyebabkan penetapan harga jual

produk yang tinggi sehingga hal tersebut membebankan konsumen. Namun

dengan menggunakan analisa break even point perusahaan dapat menetapkan

batas minimal keseluruhan produk yang harus dijual dan mengendalikan

kegiatan operasional yang sedang berjalan, dari kegiatan tersebut tentunya

perusahaan dapat menekan biaya operasional sedang berjalan.


3

Untuk menentukan analisis break even point (BEP) atau titik impas,

biaya yang terjadi harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya tetap merupakan biaya yang secara totalitas bersifat tetap dalam rentang

relevan tertentu, tetapi secara perunit berubah, sedangkan biaya variabel adalah

biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi dalam

rentang relevan, maka tidak akan muncul masalah break even point baru

muncul apabila suatu usaha disamping mempunyai biaya variabel juga harus

mempunyai biaya tetap.

Penetapan harga jual dengan menggunakan analisis break even point

merupakan solusi yang tepat agar suatu usaha dapat mengoptimalkan laba

usahanya tanya harus membebankan terlalu banyak kepada konsumen.

Mayoritas perilaku usaha dagang menetapkan harga jual dari produk mereka

dengan didasari atas presentase keuntungan yang diinginkan dari modal

mereka yang dikeluarkan untuk produk tersebut atau penetapan harga

dilakukan hanya mengikuti nilai pasar yang ada.

Terdapat beberapa penelitian yang dijadikan acuan oleh peneliti. Jurnal

penelitian oleh Nuzuliani dan Fazli Syam (2017) dengan judul “Analisis

Break Even Point Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Penetapan

Harga Jual Pada Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Di Kota Banda

Aceh”. Tujuan penelitian tersebut yakni untuk melakukan analisis break even

poin terhadap penetapan harga jual pada UKM, melihat perbedaan tingkat

harga jual antara harga jual yang ada pada UKM dengan harga jual yang

diperoleh dari hasil analisis break even point. Hasil dari penelitian tersebut
4

yakni terdapat perbedaan harga jual antara harga jual yang diperoleh dengan

analisis break even point dengan harga jual yang ditetapkan UKM.

Penelitian lain dilakukan oleh Muhammad Dani Hanggara (2018) dengan

judul “Analisis Break Even Point Sebagai Dasar Penetapan Harga Jual

Dalam Mengoptimalkan Profitabilitas Pada CV Sari Alam Raya”. Tujuan

penelitian tersebut yakni untuk mengetahui dan menganalisa penentuan harga

jual berdasarkan break even point terhadap profitabilitas perusahaan. Hasil

penelitian tersebut yakni perencanaan profitabilias perusahaan meningkat

setelah penetapan harga jualnya menggunakan analisis break even point .

Penelitian lain dilakukan oleh Dahlia Novianita (2020) dengan judul

“Analisis Perhitungan Break Even Point untuk Penetapan Harga Jual

pada UD. Air Barokah di Pesantren Kwala Madu”. Tujuan penelitian

tersebut yakni untuk mengetahui bagaimana analisis break even point

digunakan dalam menentukan harga jual pada UD. Air Barokah di Pesantren

Kwala Madu. Hasil penelitian tersebut yakni analisis break even point sangat

berguna untuk menjelaskan kepada manajemen perusahaan mengenai

hubungan yang saling mempengaruhi antara biaya, volume produksi, dan harga

jual sebagai faktor – faktor yang menentukan harga jual. Dari data dan

perhitungan pada penelitian tersebut walau perusahaan melakukan penjualan

melebihi break even point namun perusahaan belum dapat mengetahui berapa

jumlah produksi yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami

kerugian.
5

Penelitian lain dilakukan oleh Nur Afni (2021) dengan judul “Analisis

Break Even Point pada Usaha Manufaktur dalam Peneteapan Harga Jual

di UKM Kabupaten Konawe”. Tujuan penelitian tersebut yakni untuk

melihat UKM sektor manufaktur roti, donat, dan kue di Kabupaten Konawe

sudah melakukan analisis break even point atau belum, untuk melihat

perbedaan tingkat harga jual antara harga jual yang sudah berlaku dengan

harga jual dengan analisis break even point. Hasil dari penelitian tersebut

menunjukan bahwa terdapat 3 UKM di Kabupaten Konawe yang mencapai

volume penjualan tinggi dengan menggunakan analisis break even point, dan

ditemukan selisih harga jual yang tinggi antara harga yang berlaku dengan

harga jual menggunakan analisis break even point.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu diatas, suatu perusahaan yang

merencanakan penjualan dan menginginkan laba maksimal dengan

menentukan harga jual yang tepat harus melakukan analisa break even point.

Percetakan Oemah Nyetak Brebes merupakan salah satu contoh perusahaan

yang belum menggunakan analisis break even point. Selama ini hanya

menggunakan perkiraan saja. Percetakan Oemah Nyetak Brebes selalu

mendapat laba, akan tetapi belum dapat diketahui apakah harga jual yang

diberikan dapat memberikan laba secara maksimal atau belum. Untuk

mengetahuinya, maka yang dapat dilakukan analisis break even point. Analisis

tersebut membantu Percetakan Oemah Nyetak Brebes dalam memperkirakan

penjualan minimal yang harus dicapai dan dipertahankan dalam waktu tertentu

serta harga jual yang dapat diberikan agar mencapai laba maksimal.
6

Berkaitan dengan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan mengambil judul “ANALISIS BREAK EVEN

POINT SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PADA

PERCETAKAN OEMAH NYETAK BREBES”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penerapan metode tradisional (mark-up) dalam menentukan

harga jual pada Percetakan Oemah Nyetak Brebes?

2. Bagaimana penerapan metode break even point dalam menentukan harga

jual pada Percetakan Oemah Nyetak Brebes?

3. Bagaimana perbandingan penerapan metode tradisional (mark-up) dan

break even point dalam menentukan harga jual pada Percetakan Oemah

Nyetak Brebes?

C. Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini hanya membahas metode break even point dan metode

tradisional (mark-up) dalam menentukan harga jual.

2. Data yang digunakan yaitu laporan keuangan tahun 2020-2021

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penerapan metode tradisional (mark-up) dalam

menentukan harga jual pada Percetakan Oemah Nyetak Brebes.


7

2. Untuk mengetahui penerapan metode break even point dalam menentukan

harga jual pada Percetakan Oemah Nyetak Brebes.

3. Untuk mengetahui perbandingan penerapan metode tradisional (mark-up)

dan break even point dalam menentukan harga jual pada Percetakan

Oemah Nyetak Brebes

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis

a. Sebagai salah satu syarat untuk menyusun skripsi.

b. Menerapkan suatu teori yang dipelajari di bangku perkuliahan dengan

praktik yang terjadi di lapangan.

c. Memperoleh pengetahuan serta pengalaman praktis dalam bidang

akuntansi biaya dan akuntansi manajemen dalam menentukan harga

jual.

2. Bagi almamater

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk

mahasiswa/mahasiswi lain yang akan melakukan penelitian tentang

analisis perhitungan break even point untuk menentukan harga jual

dengan mengembangkan penelitian yang serupa melalui variabel

penelitian lainnya.

3. Bagi objek penelitian

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

perusahaan dalam mengambil suatu keputusan yang menyangkut


8

dengan harga jual produk sehingga perusahaan dapat memperoleh laba

maksimum.

Anda mungkin juga menyukai