PPB-1.1B - 17 - Meriani Yerenia - Tugas Makalah Mandiri Agroekologi
PPB-1.1B - 17 - Meriani Yerenia - Tugas Makalah Mandiri Agroekologi
Dosen Pengampu :
Titis Pury Purboningtyas, SP.,M.Si
Disusun Oleh :
Meriani Yerenia
NIRM : 02.01.21.229
PPB B
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan kasih dan karunia-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan laporan Makalah
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Agroekologi. Selain itu juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Produksi dan Dekomposisi.
Pada kesempatan ini saya selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Titis Pury Purboningtyas, SP.,M.Si selaku Dosen Agroekologi yang telah
memberikan tugas Makalah ini sehingga dapat menambah wawasan saya. Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari, dalam penulisan ini masih terdapat ketidaksempurnaan
oleh karena itu dengan senang hati penulis menerima kritik maupun saran yang
bersifat membangun dari para pembaca. Akhir kata, penulis berharap semoga
laporan ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................3
DAFTAR GAMBAR...............................................................................4
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................5
BAB I PENDAHULUAN........................................................................6
A. Latar Belakang Masalah......................................................6-7
B. Tujuan.......................................................................................8
C. Kegunaan...................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................9-11
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................12
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................13
A. Kesimpulan...............................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................15
LAMPIRAN.............................................................................................16
3
DAFTAR GAMBAR
4
DAFTAR LAMPIRAN
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
dekomposer menunjukkan peran penting dalam proses penghancuran serta
katabolisme (Tian, 1992). Aktivitas organisme tanah bervariasi, mulai dari
sebagian besar penghancuran sisa tumbuhan oleh insekta dan uret sampai
dekomposisi total sisa tumbuhan oleh organisme yang lebih kecil seperti
bakteri, fungi dan actinomycetes. Keberadaan makrofauna tanah, yaitu uret
yang berperan sebagai dekomposer diduga berhubungan erat dengan
kandungan bahan organik tanaman. Komposisi kimia bahan organik
tanaman yang berbeda menyebabkan laju dekomposisi yang berbeda pula.
Hal ini disebabkan, antara lain oleh perbedaan tingkat kesukaan
dekomposer terhadap bahan organik tanaman dalam menguraikannya
(Tian, 1992). Sedang pada rayap terdapat protozoa dan bakteri
dekomposer yang dapat mengancurkan bahan organik, sekalipun pohon
tanaman. Rayap pekerja memakan serat kayu yang kaya akan selulosa
karena pada pencernaan rayap dibantu oleh suatu enzim dan bakteri yang
bisa membantu untuk mencerna serat kayu. Dengan demikian, rayap dan
enzim pada pencernaan saling menguntungkan. Namun belum ada yang
menggunakan mikrobia tanah rayap sebagai bioaktivator pengkomposan
sisa Baglog jamur Tiram (Fulkiadi,2008).
B. Tujuan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuburan Tanah
Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung faktor
pembentuk tanah yang merajai lokasi tersebut, yaitu : bahan induk, iklim,
relief, organisme, atau waktu. Tanah merupakan fokus utama dalam
pembahasan kesuburan tanah, sedangkan tanaman dan fauna merupakan
indikator utama kesuburan tanah (Yuwono, 2007).
2.3.2.1 Iklim
Iklim merupakan rerata cuaca pada jangka panjang, minimal
permusim atau per periode atau per tahun, dan seterusnya, sedangkan
cuaca adalah kondisi iklim pada suatu waktu berjangka pendek, misalnya
harian, mingguan bulanan, dan maksimal semusim atau seperiode. Jumlah
energi yang sampai ke permukaan bumi tergantung pada kondisi bumi atau
cuaca. Cuaca bertanggung jawab dalam mengubah energi matahari
menjadi energi mekanik menimbulkan gerakan udara atau angin yang
memicu proses penguapan ataupun evaporasi pada tanaman maka energi
panas ditransformasi oleh tanaman menjadi energi kimiawi melalui
mekanisme fotosintesis, yang kemudian akan digunakan oleh semua
makhluk hidup untuk aktivitasnya melalui mekanisme dekomposisi
(Hanafiah, 2007).
9
2.4 Tinjauan tentang Bioindikator Tanah
Bioindikator tanah adalah sifat atau proses biologis dalam
komponen tanah dari suatu ekosistem yang menggambarkan kondisi
ekosistem sebagai suatu sebab tertentu. Indikator biologi memiliki
keunggulan dalam menilai ekologi tanah yang sehat karena dapat
digunakan untuk menilai status saat ini dan perubahan prosesnya pada
suatu rentang waktu, mampu mencerminkan struktur dan atau fungsi
proses ekologi dan respon terhadap perubahan kondisi tanah akibat praktek
pengelolaan lahan (Sarifuddin, 2004). Organisme tanah cukup baik
sebagai bioindikator tanah karena memiliki respon yang sensitip terhadap
praktek pengelolaan lahan dan iklim, berkorelasi baik terhadap sifat tanah
yang menguntungkan dan fungsi ekologis seperti penyimpanan air,
dekomposisi dan siklus hara, netralisasi bahan beracun dan penekanan
organisme patogen dan berbahaya (Sarifuddin, 2004). Organisme tanah
juga dapat menggambarkan rantai sebab-akibat yang menghubungkan
keputusan pengelolaan lahan terhadap produktivitas akhir dan kesehatan
tanaman
dan hewan (Doran dan Zeiss, 2000).
Fauna tanah memiliki keuntungan sebagai bioindikator tanah
karena satu atau dua tingkat lebih tinggi dalam rantai makanan, dimana
mereka berperan sebagai pemadu sifat kimia dan biologi yang
berhubungan dengan sumber makanannya (Sarifuddin, 2004). Kemudian
waktu regenerasinya lebih panjang (hari hingga tahun) dibanding mikrobia
metabolik aktif lainnya (jam hingga hari) sehingga membuat mereka lebih
stabil dan tidak mudah berfluktuasi akibat perubahan hara yang sesaat dan
tiba-tiba (Neher, 2001).
10
BAB III
PEMBAHASAN
11
perairantelah memberikan sumbangan yang sangat berarti
12
terhadap biota perairan, salah satunya sebagai penyuplai unsurhara untuk
pertumbuhan plankton Unsur hara yang dimaksud berupa daun-daun
kering, patahan-patahan rantingyang kemudian mengalami dekomposisi
serasah yang mengalami mineralisasi dan menghasilkan hara nantinya
dimanfaatkan oleh plankton sebagai bahan dalam proses fotosintesis.
Serasah mangrove merupakan sumber utama nutrisi dan bahan
organik ke sistem perairan pesisir Ngaet. al. (2006) dalam Nurgaya (2013).
Serasah pada suatu ekosistem mangrove setelah mengalami dekomposisi
sangat penting artinya untuk perikanan pantai karena ekosistem mangrove
menyediakan bahan makanan bagispesies ikan nantinya dijadikan tempat
berlindung larva ikan-ikan lokal Acosta et. al. (1999) dalam
Nurgaya(2013).Lingkungan yang mempengaruhi dari produksi dan laju
dekomposisi terdapat beberapa faktordiantaranya curah hujan dan
kecepatan angin, temperature, salinitas dan pH tanah, tekstur sedimen,
bahanorgani. Hal ini Menurut Siregar (2014) bahwa dekomposisi serasah
terjadi karena beberapa faktor seperti jenistanah, tingkat salinitas, pH
tanah, temperature lingkungan, kandungan dalam bahan tanaman dan lain-
lain.
13
BAB IV
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Depok. Zamroni, Yuliadi. 2008. Produksi Serasah Hutan
Mangrove di Perairan Pantai Teluk Sepi, Lombok Barat. Jurna
BIODIVERSITAS 9 (4) : 284-287 p.
16
LAMPIRAN
17