OPINI: MANFAAT MERDEKA BELAJAR DAN MERDEKA BERBUDAYA

Keadaan sangat mempengaruhi cara belajar siswa. Setelah melewati masa pandemi Covid-19
pada tahun 2020 silam, Indonesia mengalami permasalahan di bidang kesehatan yang berdampak
ke seluruh sektor termasuk pendidikan. Akibat terlalu lama belajar dari rumah (daring),
menjadikan siswa mengalami kemunduran terkait numerasi yang disebabkan oleh berbagai
faktor seperti kurangnya sosialisasi dan interaksi, keterbatasan akses internet, berkurangnya
interaksi dengan guru, kurangnya pemahaman terhadap materi, hingga minimnya pengawasan
dalam belajar.
Oleh karena itu, guru harus mampu mengamati cara belajar siswa agar bisa masuk ke dunia
mereka sehingga pembelajaran yang diberikan bisa diterima oleh siswa. Salah satu upaya
pemerintah untuk mengatasi permasalahan pendidikan akibat Covid-19 ini adalah dengan
menerapkan kurikulum merdeka. Berbeda dengan kurikulum 2013 (K13) yang umumnya hanya
fokus pada intrakurikuler, kurikulum merdeka menggunakan perpaduan pembelajaran
intrakurikuler dan kokurikuler dengan perbandingan 7:3 melalui proyek penguatan Profil Pelajar
Pancasila.
Profil Pelajar Pancasila menggambarkan karakteristik pelajar yang diharapkan akan terbangun
sesuai dengan kemajuan zaman melalui 6 dimensi yaitu; Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME
dan Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, Kreatif, Bergotong Royong, dan Berkebinekaan
Global. Sebagai upaya mencapai cita-cita bangsa diperlukan misi yang realistis dan kongkrit
melalui profil pelajar pancasila.
Apapun profesi yang dijalani, kita perlu terus belajar. Guru bisa mengantar murid untuk menjadi
manusia merdeka. Seperti kata Ki Hadjar Dewantara “Manusi merdeka adalah manusia yang
hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun batin, tidak tergantung pada
oranglain”. Murid memiliki cara belajar yang berbeda dengan kita dahulu apalagi ttg teknologi
lebih mahir mereka dibanding kita. Oleh karena itu, guru memiliki peran hebat. Guru terus
belajar untuk menuntun murid.