Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PANTUN

Kelompok 1:
1.Naya(Ketua)
2.Raisafa(Anggota)
3.Farhan(Pemateri)
4.Haikal(Moderator)
5.Ainun (Pemateri)
6.Adinda(Anggota)
MTs Babussalam Oesao
1.PENGERTIAN PANTUN

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pantun


merupakan sebuah puisi Indonesia atau Melayu, yang mana
setiap bait atau yang disebut dengan kupletnya akan terdiri
dari empat baris bersajak (a-b-a-b).

2.CIRI-CIRI PANTUN

• Terdiri dari 4 baris.


• Satu baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata.
• Baris pertama dan kedua pantun adalah sampiran.
• Baris ketiga dan keempat pantun adalah isi.
• Pantun bersajak a-b-a-b.

3.STRUKTUR PANTUN

Pantun yang sering dijumpai di Indonesia memiliki dua


struktur yaitu sampiran dan isi. Sampiran adalah bagian
awal pantun yang terletak pada baris 1 dan 2. Sampiran
berfungsi untuk membentuk rima. Umumnya, sampiran
tidak memiliki hubungan dengan isi pantun.
4.KAIDAH KEBAHASAAN PANTUN
1. Diksi
Diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras
dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan
sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan.
Akan tetapi, diksi yang digunakan berbeda dengan pantun
yang lahir pada zaman modern. Kata yang digunakan
seringkali dihubungkan dengan berbagai sarana dan
prasarana mutakhir. Berikut salah satu contohnya: Jalan-
jalan ke pasar unik, Membeli baju dan handphone baru.
Siapa gerangan wanita cantik, Yang tersenyum di
hadapanku.

2. Bahasa Kiasan
Bahasa Kiasan yaitu bahasa yang digunakan pelantun untuk
menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yang
secara tidak langsung mengungkapkan makna. Bahasa
kiasan di sini bisa berupa peribahasa atau ungkapan
tertentu dalam menyampaikan maksud berpantun.

3. Imaji
Imaji atau citraan yang dihasilkan dari diksi dan bahasa
kiasan dalam pembuatan teks pantun. Pengimajian akan
menghasilkan gambaran yang diciptakan secara tidak
langsung oleh pelantun pantun. Oleh sebab itu, apa yang
digambarkan seolah-olah dapat dilihat (imajinasi secara
visual), didengar (imaji auditif), atau dirasa (imaji taktil).

Salah satu contohnya: Kalau pedada tidak berdaun


Tandanya ulat memakan akar Kalau tak ada tukang pantun
Duduk musyawarah terasa hambar Imaji yang dilukiskan
pada pantun tersebut adalah imaji visual (melihat) dan imaji
taktil (merasakan).

Imaji visual dapat dilihat pada baris pertama /Kalau pedada


tidak berdaun//Tandanya ulat memakan akar/, seolah-olah
pendengar melihat ulat memakan akar karena sudah tidak
ada daun yang bisa dimakan pada tumbuhan pedada.
Sementara itu, imaji taktil tergambar pada bagian isi /Kalau
tak ada tukang pantun//Duduk musyawarah terasa
hambar/. Hal ini membuat pendengar seolah-olah
merasakan kehambaran dalam musyawarah tersebut
karena tidak ada tukang pantun yang ber pantun.

4. Bunyi (Rima dan Irama)


Rima merupakan unsur pengulangan bunyi pada pantun,
sedangkan irama adalah turun naiknya suara secara teratur.
Selain untuk memperindah bunyi pantun, bebunyian
diciptakan juga agar penutur (pelantun) dan pendengar
lebih mudah mengingat serta mengaplikasikan pesan moral
dan spiritual yang terdapat dalam teks pantun jenis
apapunapapun
5.JENIS PANTUN
• Jenis Pantun Nasihat. Pantun nasihat adalah jenis pantun
berdasarkan isi yang bertujuan menyampaikan pesan moral
dan didikan. ...
• Jenis Pantun Agama. ...
• Jenis Pantun Kepahlawanan. ...
• Jenis Pantun Anak. ...
• Jenis Pantun Nasib atau Pantun Dagang. ...
• Jenis Pantun Peribahasa. ...
• Jenis Pantun Kiasan.

6.CONTOH PANTUN

-Pantun Nasehat
Pak Tegus pergi ke Bali
Melihat bule sedang menari
Aduh pantas kau bau sekali
Kau belum mandi enam hari

Anda mungkin juga menyukai