kisah mualaF 2
YPitih Masub/Istam Mesbi.l5
Tedun Dijauhi Pounyer
welegMenjadi seorang Muslim di tengah masyarakat yang mayoritas non-Muslim
bukanlah suatu yang mudah. Itulah tantangan kisah Mualaf yang dihadapi_
oleh Ayesha, seorang perempuan asal Selandia
Ia membagikan kisah bagaimana awalnya mengenal Islam dan menjadi
Mualaf, yang diangkat dalam tayangan konten video di channel YouTube
Ayatuna Ambassador
Dibesarkan sebagai seorang Katolik, Ayesha kemudian masuk Islam pada
tahun 1999, meskipun bisa dibilang keluarga Ayesha merupakan para
penganut Katolik yang taat.
a| ,
|
"Jadi saya dibesarkan di sekolah Katolik dan pergi ke Gereja setiap |
Minggunya,Maka saya sangat familiar dengan semua kisah-kisah pada Bibel.
Ketika saya memasuki masa remaja, saya mulai melakukan pencarian
(spiritual)," jelas Ayesha.
Perjalanan spiritual Ayesha pun dimulai ketika ia bertemu seseorang di kelas
dansa. Waktu itu saya tidak tahu bahwa orang tersebut adalah seorang Muslim
Kita mulai berbincang dan membahas agama, dia menanyakan pada saya
‘apakah saya percaya Yesus itu anak Tuhan?’. Dan saya jawab, 'tentu saja Yesus
anak Tuhan, kita semua adalah anak-anak Tuhan’, tapi bukan anak sedarah,"
ujar AyeshaDan dia pun berkata "kamu sudah setengah Muslim", Dari sanalah perjalanan |
saya bermula dan ingin mempelajari Islam.
Setelah berdiskusi cukup panjang dengan teman Muslim-nya itu, Ayesha
langsung pergi ke perpustakaan untuk mencari tahu tentang Islam
Selama mempelajari Islam, banyak hal yang ia rasakan, termasuk jawaban-
jawaban seputar kehidupan.
Islam itu selalu punya jawaban," jawab Ayesha, seperti dilansir kanal YouTube
Ayatuna Ambassador.
aSetelah berbulan-bulan Ayesha mencari tahu seputar dunia Islam, akhirnya ia|
memutuskan menjadi mualaf. Dirinya juga dibimbing membaca dua kalimat—
syahadat.
"Islam itu tuntutan hidup, tuntunan iman, mengatur semua aspek (kehidupan)
Anda," ungkap Ayesha.
"Itu adalah sekeping kedamaian yang diberikan kepada saya, yang membuat
saya amat beruntung mendapatkan hidayah. Saya merasa mendapatkan.
sesuatu yang berharga," tutur Ayesha
a|
Ibu Ayesha rupanya mengetahui bahwa anaknya masuk Islam pun merasa telah kehilangan |
anaknya,
Padahal sebelumnya, Ayesha termasuk dikenal sebagai anak yang taat pada kepereayaan dulu
yang ditanamkan sejak kecil.
Ayesha mengatakan butuh sedikitnya 15 tahun agar ibunya berbicara lagi kepadanya. Ibunya
sangat kecewa karena putrinya itu memutuskan menjadi seorang Muslimah,
Dan perlahan-lahan pun akhirnya ibunya mau menerima Ayesha lagi. Selama 15 tahun, dia
selalu memperlakukan ibunya dan orang-orang di sekitarnya dengan baik untuk menunjukkan
bahwa Islam bukan agama buruk.
a