Anda di halaman 1dari 4

Sosial Media dan Pengaruhnya terhadap Masyarakat

Di jaman modern sekarang ini banyak sekali hiburan yang di suguhkan bagi masyarakat, tidak ketinggalan hiburan
yang sudah di kenal dari anak – anak sampai orang dewasa adalah jejaring sosial, ya jejaring soaial di buat untuk
membantu dan mempermudah seseorang dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan sesamanya baik dengan
orang tua, saudara, teman bahkan orang yang tidak di kenal sekalipun kita bisa berinteraksi dengan mereka.

Diantara jejaring sosial yang lagi ngtren saat ini misalkan Facebook, Twitter, MySpace, Google + dan lain
sebagainya, dengan jejaring sosial kita bisa berbagi foto, vidio, Musik dan masih banyak lagi baik di sesama kota,
negara bahkan di ujung belahan dunia sekalipun kita bisa berinteraksi dengan cepat dalam hitungan detik.

Lalu, apa dampak atau akibat dari menggunakan jejaring sosial sebagai media perantara berinteraksi di
masyarakat? Segala sesuatu pasti ada dampaknya baik positif maupun negatif, di bawah ini ada dampak positif dan
negatif penggunaan jejaring social diantaranya.

Dampak positifnya adalah:

1.  Memuudahkan kita berinteraksi dengan orang lain atau dapat memperluas jaringan pertemanan secara cepat
misalkan dengan pacar, teman, orang tua dan lain – lain dari seluruh dunia.

2.  Penyebaran informasi dapat berlangsung secara cepat atau Real-Time.

3.  Dapat membuka lapangan pekerjaan. (dengan adanya jejaring sosial banyak orang – orang berjualan secara
online.

4.  Menggunakan jejaring sosial biayanya lebih murah dari pada mengunakan surat atau telephon dalam
berkomunikasi.

Sedangkan dampak negatifnya adalah :

1   Membuat seseorang menjadi penyendiri dan susah bergaul di dunia nyata ( dengan situs jejaring sosial di
internet seseorang mempunyai dunianya sendiri, sehinnga tidak sedikit dari mereka tidak peduli dengan orang lain
di sekitarnya karena sibuk dengan teman temannya atau komunitas di jejaring sosial )

2.  Banyak timbulnya kejahatan dengan berbagai modus baru misalnya penipuan penjualan secara onlaine,
peredaran narkoba secara online, tindak kejahatan sexsual di karenakan pertemanan di jejaring sosial dan lain –
lain.

3.  Penyebaran pornografi semakin marak dan cepat ( seseorang yang sudah mengenal dunia internet / jejaring
sosial pasti pernah melihat gambar – gambar porno baik di sengaja maupun tidak).

Kesimpulan, situs jejaring sosial di era modern saat ini dapat memberikan kemudahan – kemudahan bersosialisasi
bagi manusia, tidak hanya itu jejaring sosial juga dapat memberikan informasi – informasi yang bermanfaat,
membangun jaringan pertemanan secara cepat, menghasilkan uang secara online dan lain sebagainya. Namun perlu
di ingat, dalam menggunakan jejaring sosial mesti juga ada batasan – batasan dalam menggunakannya agar kita
terhindar dari hal – hal negatif yang di timbulkannya contohnya: Pemborosan uang, Pornografi, kriminallitas,
pencemaran nama baik dan masih banyak yang dapat merugikan diri kita, Tips : Gunakan jejaring sosial secara
bijak dan seperlunya jangan berlebihan.

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan
teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Teknologi yang sebenarnya merupakan alat
bentu/ekstensi kemampuan diri manusia. Dewasa ini, telah menjadi sebuah kekuatan otonom yang justru
‘membelenggu’ perilaku dan gaya hidup kita sendiri. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena
ditopang pula oleh system-sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah
menjadi pengarah hidup manusia. Masyarakat yang rendah kemampuan teknologinya cenderung tergantung dan
hanya mampu bereaksi terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kecanggihan teknologi.
Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat
positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan
aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh
inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tiudak bisa menipu diri sendiri
akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia.
Oleh karena itu untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif kemajuan teknologi, pemerintah di suatu
negara harus membuat peraturan-peraturan atau melalui suatu konvensi internasional yang harus dipatuhi oleh
pengguna teknologi.

Media social dan pengaruhnya di bidang ekonomi :

a.       Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi

b.      Terjadinya industrialisasi

c.       Produktifitas dunia industri semakin meningkat. Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan
produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan
reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi.
Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda-tanda telah
menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual
melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera
individu dapat dipenuhi, dan yang lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.

d.      Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk kedokteran

Dampak negatif perkembangan teknologi informasi komputer di bidang ekonomi:

a.       Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang
dibutuhkan

b.      Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang
secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental instant

c.       Kemajuan TIK juga pasti akan semakin memperparah kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat antara
orang kaya dan orang miskin

d.      Pencurian uang di Bank melalui internet, dan biasanya orang yang ahli di bidang itu disebut Hacker.
Perbuatan kriminal tersebut sulit untuk di deteksi karena mereka menggunakan taktik sendiri dan kode-kode
tertentu dalam pelaksanaan misi mereka. Dan itu semua tidak dapat diketahui pihak lain. Pembobolan Bank ini
dapt merugikan negara karena jumlah yang diraut bukan hanya jutaan rupiah, melainkan trillyun rupiah.

Media social dan pengaruhnya di bidang Sosial :

Kehidupan social dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Kebutuhan manusia akan pangan sangat dipengaruhi oleh
kemajuan teknologi dalam bidang pertanian. Sedangkan kebutuhan akan komunikasi dipengaruhi oleh
teknologinya, seperti media cetak , media elektronik selain untuk berkomunikasi , juga dapat memperluas
wawasan. Kian majunya masyarakat yang di barengi dengan peningkatan jumlah penduduk, menyebabkan manusia
sering kehilangan nilai etisnya dan mudah melakukan tindakan yang tercela dan melanggar hokum.

Dampak positif IPTEK terhadap bidang social adalah :


a.       meningkatkan rasa percaya diri.
b.      Tekanan, kompetesi yg tajam  di berbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi glonalisasi, akan melahirkan
generasi yg disiplin, tekun, dan pekerjha keras.
c.       keefektifan biaya dan waktu
Memiliki dampak positif, pasti dalam bidang social juga IPTEK memiliki dampak yang negative yaitu :
a.       Kenakalan dan tindakan penyimpangan dikalangan remaja
b.      Melemahkan rasa gotong royong dan saling tolong menolong
c.       Manusia menjadi malas
Media social dan pengaruhnya di bidang Budaya
Budaya atau kebudayaan adalah kerangka acuan bagi perilaku masyarakat pendukungnya yg berupa nilai-nilai
yang berpengaruh sebagai kerangka untuk membentuk pandangan hidup manusia yg relative menetap dan dapat
dilihat dari warga budaya itu untuk menentukan sikapnya terhadap berbagai gejala dan peristiwa kehidupan. Iptek
yang semakin pesat, hendaknya kita harus menggunakan teknologi yang penting saja., jangan karena teknologi,
semua menjadi terlupakan, baik itu waktu, kewajiban beribadah, sosialisasi di masyarakta sekitar. Iptek dalam
bidang budaya ini memiliki dampak positive dan negative.
Dampak positifnya
1. Semakin berkembangnya daya pikir individu dalam suatu bidang.
2. Kemampuan individu dalam mencari dan mengumpulkan data untuk bahan diskusi dapat mereka dapatkan
dengan cepat dan akurat melalui media berbasis teknologi.
Dampak negative nya :
1. Penyalahgunaan media teknologi sebagai sarana pencarian yang tidak ada hubungannya dengan ilmu
pengetahuan.
2. Memudarnya nilai-nilai asli bangsa.

Media social dan politik

Bisa dikatakan bahwa media di Indonesia hanya dikuasai oleh segelintir orang saja. Sebut saja Hary Tanoesoedibjo
pemilik group MNC yang membawahi RCTI, TPI, Global TV serta sederet media cetak dan radio, keluarga Bakrie
yang membawahi ANTV dan TV-One, Chairul Tanjung yang membidani Trans TV dan Trans7, serta keluarga
Suriaatmadja yang sukses dengan SCTV (dan kemungkinan besar juga Indosiar). Di tangan merekalah jagad
hiburan dan informasi ditentukan melalui media-media yang dimilikinya. Kapitalis media menjadi kelas yang
mendominasi khalayak (kelas yang didominasi) Kondisi di atas adalah kondisi yang tak terbantahkan dalam
perusahaan media yang beroperasi di abad pasar bebas ini. Profesionalisme media dihadapkan pada pilihan
antara informasi dan bisnis, antara idealisme dan komersialisme, antara kepentingan publik dan kepentingan
kapitalistik. Bill Kovach dan Tom 14 Rosentiel (2003: 32) mengatakan bahwa munculnya konglomerasi ini dan
pemikiran di balik perlunya sinergi dalam perusahaan-perusahaan komunikasi memunculkan prospek lain.
Realitas ini bisa dilihat dalam perkembangan industri media Indonesia, terutama pertelevisian. Saat ini terdapat
11 stasiun televisi yang beroperasi secara nasional dengan jumlah penonton kurang lebih 200 juta orang. Suatu
jumlah penonton yang menggiurkan pemilik modal. Fakta ini tentu saja belum termasuk televisi lokal.
Menjamurnya stasiun televisi ini menambah persaingan bisnis di sektor industri media. Korpoerasi ini akan
bersaing dalam menyajikan program yang dianggap menarik minat penonton. Maka rating masih menjadi satu-
satunya barometer untuk mengukur minat penonton terhadap program televisi. Karena peringkat rating-lah yang
menentukan pendapatan sebuah industri televisi. Tak heran bila televisi bertumpu pada rating, dan rating
bertumpu pada kehendak masyarakat. Apabila jumlah masyarakat yang menginginkan perubahan terlihat
signifikan jumlahnya, niscaya pola programing televisi akan berubah. Komisaris Trans TV Ishadi SK menyebutkan
bahwa ketika sebuah tayangan mempunyai rating yang tinggi, beberapa stasiun televisi lainnya rame-rame
membuat tayangan yang sama. Dalam hal ini, tidak ada lagi pemikiran untuk menjaga ”kode etik”, estetika,
maupun nilai moral. Yang penting hanyalah memperoleh rating yang tinggi, memenangkan persaingan,
mendapatkan penonton yang paling banyak, menjual iklan lebih banyak dan benefit yang tinggi untuk membayar
ongkos investasi. Artinya, bagaimana strategi industri media untuk bisa eksis dan bertahan hidup.

Dalam teori kritis, khususnya kritik ideologi, media seperti ini dipandang sebagai alat kuat untuk ideologi yang
menghasilkan nilai dan struktur yang aktif dalam mempertahankan ketidakadilan kelas. Para kapitalisme media
tidak hanya puas dengan satu jenis industri media, tapi juga melebarkan sayapnya dengan menciptakan industri
media lain. Misalnya, perusahaan MNC tidak hanya puas dengan stasiun televisi RCTI, TPI, Global TV, Radio Trijaya
FM. Belakangan korporasi ini memiliki koran Seputar Indonesia, tabloid Genie dan tabloid Mom & 15 Kiddy.
Metro TV juga tidak hanya bergerak di dunia pertelevisian saja, tetapi sebelumnya stasiun ini telah lebih dulu
memproduksi koran Media Indonesia. Demikian pula dengan Perusahaan Trans Corporation, yang tidak hanya
puas dengan Trans TV saja tetapi cengkraman tangannya mampu menaklukan TV7 sebelum akhirnya menjadi
Trans 7. Seolah tak mau kalah, keluarga Bakrie juga telah berhasil membidik Lativi sebelum akhirnya menjadi TV
One. Terakhir, beberapa media juga mengabarkan ketertarikan SCTV untuk mengakuisisi Indosiar. Di sinilah
kemudian industri media menjadi industri dalam dirinya sendiri, industri di mana komoditas dibeli dan dijual.
Industri media (budaya) membawa semua karakteristik dari produksi kapitalis. Produknya adalah nilai estetik
baku dan kosong serta merupakan produksi massa, dan mereka dikonsumsi dalam skala luas seperti bagaimana
mereka diproduksi. Seni dihargai tidak untuk kemampuan, khususnya untuk menyampaikan kebenaran atau
kecantikan namun karena daya pasarnya. Hal ini memubat program-program yang ditawarkan media tidak
memiliki ruh. Lebih dari itu, program-program media menjadi tidak beragam, tapi cenderung seragam. Program-
program di hampir semua stasiun televisi sebagian besar sama. Bahkan apa yang telah ditampilkan dalam televisi
RCTI misalnya, beberapa bulan kemudian tayang di TPI atau Global TV. Berita-berita yang tayang di televisi juga
bisa diakses di tabloid atau koran milik mereka. Khalayak (sebagai kelas yang didominasi) pada gilirannya menjadi
sebuah komoditas yang diperjualbelikan. Industri media bersaing untuk memperebutkan khalayak (pasar).
Realitas ini bisa dilihat dari bagaimana media menggunakan
rating sebagai alat ukur dalam melihat pasar. Semakin tinggi rating sebuah program maka semakin tinggi pula
share yang mereka dapatkan. Khalayak (pasar) sebagai komoditas yang bisa diperjualbelikan kepada perusahaan
iklan. Pada titik ini, industri budaya tidak lagi memikirkan bagaimana menyampaikan pesan dengan benar dan
memiliki estetika atau nilai yang tinggi di masyarakat, tetapi sebaliknya, bagaimana produk-produk (yang berupa
program atau rubrik) mereka laku di pasaran. Pada gilirannya, produk-produk tersebut hadir tanpa ruh.
Masyarakat sebagai kelas yang didominasi hanya mampu mengkonsumsi 16 informasi (produk) yang diproduksi
kelas kapitalis. Khalayak hanya diberi kesempatan untuk menyatakan suka atau tidak suka, seperti apa produk
kesukaan mereka, selanjutnya produk tersebut dilempar kembali kepada mereka.

Wacana Penahanan Bibit-Candra sebagai Agenda Sebagai salah satu pilar demokrasi, media di Indonesia
memiliki peran signifikan, terutama terkait dengan masalah politik. Apa yang menjadi perbincangan di media,
secara serentak menjadi perbincangan publik. Perseteruan dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
non-aktif, Bibit Samad dan Chandra M. Hamzah dengan pihak Kepolisian adalah salah satu contoh bagaimana
sebuah agenda media menjadi agenda pula dalam ranah publik. Bibit dan Chandra ditahan pihak Kepolisian
karena dianggap terlibat pemerasan terhadap buronan koruptor Anggoro Widjojo, Direktur PT Masaro.
Sebaliknya, KPK mensinyalir adanya upaya kriminalisasi terhadap Bibit dan Chandra. Tak pelak, hampir seluruh
media nasional, baik cetak maupun elektronik
memblow-up peristiwa tersebut. Wacana cicak dan buaya – yang sebelumnya diwacanakan oknum Kepolisian –
tiba-tiba menjadi wacana publik ketika TV One gencar memberitakan peristiwa tersebut dengan segmen atau
rubrik khusus “Cicak Vs Buaya”. Simbol cicak dan buaya seolah memberikan pembenaran bahwa pihak Bibit dan
Chandra sebagai pihak yang ditindas (yang disimbulkan sebagai cicak), sedangkan pihak Kopolisian sebagai pihak
yang menindas (disimbulkan sebagai buaya). Penonjolan peristiwa ini tidak saja melahirkan perbincangan hangat
di masyarakat tetapi juga melahirkan aksi-aksi seperti aksi demonstrasi yang mengatasnamakan pendukung Bibit
dan Chandra, aksi gerakan sejuta facebookers mendukung KPK, aksi mogok makan menuntut pembebasan Bibit
dan Chandra, dan lain sebagainya. Peristiwa-peristiwa tersebut kemudian diangkat kembali oleh media. Misalnya,
berita yang diangkat Liputan 6 SCTV (2/11/2009) dengan judul ”Berbagi Aksi Mendukung Bibit dan Chandra”.
Dalam berita tersebut, SCTV 17 „memborbardir‟ berita-berita yang berkaitan dengan konflik KPK dan Kepolisian,
tentu saja dengan Bibit-Chandra diposisikan sebagai pemeran protagonis dan pihak kepolisian sebagai pemeran
antagonis. Misalnya, sejumlah mahasiswa di Bandung menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menyelematkan KPK dengan membebaskan Bibit dan Chandra. SCTV juga menayangkan aksi protes penahanan
Bibit dan Chandra yang dilakukan mahasiswa Magelang, Jawa Tengah. Tidak hanya itu, SCTV juga menayangkan
aksi pengumpulan tanda tangan yang dilakukan sejumlah mahasiswa Medan, Sumatra Utara dengan anggota
DPRD dan warga setempat. Selain itu, tiga stasiun televisi yaitu Indosiar, Metrotv, dan TV One – setelah
sebelumnya “konsisten” memberitakan perseteruan antara KPK dan Kepolisian itu – bahkan menyiarkan secara
live sidang di Mahkamah Konstitusi dengan agenda mendengarkan rekaman pembicaraan telepon Anggoro
Widjojo dengan Antasari Azhar pada Selasa (3/10/2009). Ormas dan tokoh berpengaruh pun dihadirkan untuk
memberikan pembenaran pada berita tersebut. Sejumlah media nasional memberitakan peristiwa tersebut
dengan judul “Kiai NU dukung KPK”, “Gus Dur Ikut Jamin Bibit dan Chandra”, “Erry Riyana Ikut Turun ke Bundaran
HI Dukung Bibit dan Chandra”, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai