Kimia Air Dan Limbah
Kimia Air Dan Limbah
PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KIMIA AIR DAN LIMBAH
1. Kimia Air.
ILMU KIMIA adalah ilmu yang mempelajari hakikat, sifat2 serta perubahan materi.
Perubahan fisika adalah perubahan yang terjadi pada suatu zat, tetapi komposisi
kimianya tidak berubah, hanya berubah fase, ukuran partikel dsb.Contoh es menjadi air.
Perubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan materi yang berbeda dari materi
sebelumnya. Contoh : besi menjadi karat.
Unsur.
Jika besi dibuat serbuk, serbuk besi adalah besi juga namun ukurannya sangat kecil dan
sudah tidak dapat dibagi lagi. Ada 109 unsur. Unsur bisa logam (metal) atau non-
logam (metaloid).
Unsur logam : Argentum (Ag), Aluminium (Al), Chromium (Cr), Calcium (Ca),
Magnesium (Mg), Hydrargyrum (Hg), Cuprum (Cu), Plumbum (Pb), Ferrum (Fe), Aurumj
(Au), Natrium/Sodium (Na), Platinum (Pt), Zincum (Zn) dll.
Unsur non-logam : hidrogen (H), oxygen (O), karbon (C), nitrogen (N), flourin (F),
Chlorine (Cl), bromin (Br), iodin (I), belerang (S), Phosphorus, (P) arsen (As) dan silikon
(Si).
Senyawa.
Senyawa adalah zat yang terbentuk dari dua atau lebih unsur melalui proses kimia.
Setiap senyawa mempunyai sifat yang khas, yang berbeda dari
unsur-unsur pembentuknya. Contoh : hydrogen (H) dan oxygen (O) adalah gas, tetapi
gabungan keduanya adalah air (H2O).
P4 (Phosphorus), S8 (Sulphur)
Senyawa yang membentuk molekul dari 2 atau lebih unsur yang berbeda :
Jawab :
Al = 3 x2 = 6 atom
S = 3 x 3 = 9 atom
O = 3 x 4 x 3 = 36 atom
Campuran.
Campuran adalah gabungan beberapa zat yang berbeda dan setiap zat itu masih
mempunyai sifat jati dirinya. Misalnya es krim, sirop, pasir pantai, garam kotor dll. Ada
berbagai cara pemisahan zat dari campuran tersebut yaitu melalui penguapan,
penyaringan, pengembunan, pelarutan, penyubliman, distilasi, pembekuan, kristalisasi
dan kromatografi.
Cara mengukur jumlah zat dalam campuran adalah dengan prosentase (%). Baik untuk
massa atau volume zat.
massa _ zat _ A
% _ massa _ zat _ A = x100%
jumlah _ massa _ semua _ zat
volume _ zat _ A
% _ volume _ zat _ A = x100%
jumlah _ volume _ semua _ zat
Suatu campuran terdiri dari 5 gram garam dan 7,4 gram gula, berapa persen garam
dalam campuran tersebut ?
5
% _ massa _ garam = x100% = 40,3%
12,4
Kadang2 kadar zat diukur dengan satuan bagian per juta (bpj) atau ppm (part per
million).
Dalam seember air sumur volume 25 liter, terdapat 50 milligram besi dalam bentuk
garam terlarut. Berapa kadar besi dalam air sumur tersebut ?
= 1 g/ml x 25.000 ml
= 25.000 g
massa _ zat
massa _ kadar _ besi = x10 6
massa _ campuran
0,05
massa _ kadar _ besi = x10 6
25.000
Atom.
Bagian yang terkecil dari unsur adalah Atom. Atom dari unsur yang sama adalah identik
baik ukuran, sifat dan massanya. Jika atom bergabung dengan atom yang lain, akan
terbentuk Molekul. Molekul bisa terbentuk dari gabungan atom yang sama (misalnya H2,
O2, N2 dll.) atau atom yang berbeda (H2O, H2SO4 dll). Misal 2 atom hydrogen (H)
bergabung dangan 1 atom oxygen (O) membentuk molekul air (H2O).
Ion.
Ion adalah partikel penyusun zat. Ion adalah atom atau kelompok atom yg mermuatan
listrik. Senyawa ion terdiri dari ion positif (disebut kation) (misal H+, Na+ dll) dan ion
negatif (disebut anion) misal OH-, Cl- dll. Kedua ion bergabung membentuk senyawa
ion atau kristal ion.
Penamaan Senyawa.
Jika oksidanya hanya satu, maka nama logam diikuti kata oksida : K2O (Kaliumoksida),
BaO (Bariumoksida), Al2O3 (aluminiumoksida)
Jika oksidanya ada dua (karena logamnya punya 2 valensi), maka nama logam, diikuti
angka romawi dalam kurung, lalu kata oksida-nya : Cu2O (tembaga(I)oksida), CuO
(tembaga (II)oksida).
Ada juga menggunakan nama Latin yaitu : Cu2O (cupro-oksida, cuproksida), CuO
(cuprioksida), FeO (Fero-oksida, feroksida), Fe2O3 (Feri-oksida). Untuk senyawa asam,
asam+nama logam, misal HCl (asam Chlorida), H2S (asam sulfida); Atau, asam + nama
sisa asam, misalnya H2SO4 (asam sulfat), HNO3 (asam nitrat).
Untuk senyawa basa, nama logam + hidroksida, misal KOH (Kalium hidroksida),
Ba(OH)2 (Barium hidroksida). Untuk senyawa garam, disebutkan nama logam, diikuti
nama sisa asam. Misalnya KCl (kaliumchlorida), CUSO4 (Cuprisulfat).
Oksidasi.
4Na + O2 - 2Na2O
2 Fe + O2 2 FeO
4 Fe + 3 O2 2 Fe2O3
Oksidasi juga diartikan sebagai reaksi pelepasan elektron dari suatu zat
Reduksi.
Reduksi adalah pengambilan oksigen dari suatu senyawa. Zat pengambil oksigen
disebut Reduktor.
CuO + H2 Cu + H2O
Fe2O3 + 3 H2 2 Fe + 3 H2O
Reduksi juga diartikan sebagai reaksi pengikatan elektron oleh suatu zat. Dalam
persenyawaan NaCl, elektron yang dilepas oleh Natrium, ditangkap oleh atom Cl
sehingga atom Natrium berubah jadi ion positif (Na+), perisrtiwa ini juga disebut
peristiwa oksidasi. Atom netral Chlor juga berubah menjadi ion negatif (Cl-), peristiwa
ini juga disebut peristiwa reduksi. Karena kedua perubahan dari atom netral menjadi
ion berjalan bersamaan, maka disebut peristiwa oksidasi-reduksi.
Na Na+ + 1e (oksidasi)
Cl + 1e Cl- (reduksi)
Persamaan Reaksi.
Massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama. Banyaknya atom disebelah kiri =
banyaknya atom disebelah kanan.
Jumlah berat (massa) semua zat sebelum suatu reaksi sama dengan jumlah berat
(massa) semua zat sesudah reaksi tersebut.
Contoh :
Berapa gram besi dan belerang untuk membentuk senyawa 30 g besi belerang ?
Jika gula tebu (C12H22O11) dibakar dan direaksikan dengan O2 (di-oksidasi) maka yang
terjadi adalah CO2 dan H2O.
Rumus zat sudah benar, tetapi jumlah atom dikiri dan dikanan belum sama. Kita tulis :
C = 12 a = c
H = 22 a = 2d
O = 11a + 2b = 2c + d
Jika a = 1 maka :
12 = c atau c = 12
22 = 2d atau d = 22/2 = 11
Persamaan ditulis :
Valensi.
Atom terdiri dari proton, neutron dan elektron. Proton + neutron disebut inti atom.
Proton bermuatan listrik positif dan neutron tidak bermuatan listrik, sedangkan elektron
bermuatan listrik negatif. Dengan demikian muatan inti atom merupakan muatan
proton. Proton + neutron dalam inti atom disebut nukleon.
Secara keseluruhan dalam atom tersebut bersifat neutral, tidak bermuatan listrik, karena
adanya kesamaan jumlah muatan positif dengan jumlah muatan negatif atau disebut
juga :
Massa proton hampir sama dengan massa neutron yaitu 1 sma. Massa proton =
1,00758 sma, sedang massa neutron = 1,00893 sma. Massa elektron sangat kecil yaitu
1/1836 x massa atom hydrogen. 1 sma=1,66 x 10-24 g.
Jika massa atom Hydrogen = 1,00758 sma (dibulatkan menjadi 1 sma) maka massa
elektron adalah :
= 0,00055 sma.
Nomor massa suatu unsur = jumlah proton + jumlah neutron (karena massa elektron
sangat kecil, jadi diabaikan).
Jumlah neutron = A - Z
Misal :
35
Jumlah elektron = 17; jumlah proton = 17;
Cl artinya : Jumlah neutron = 35 -17 = 18
Isotop adalah beberapa unsur yang sama tetapi mempunyai massa atom yang
berbeda. Misalnya :
35 37
Cl ; Cl
Electron selalu mengelilingi proton dalam suatu orbit (lintasan), bisa berupa lingkaran
bulat atau ellips. Orbit bisa lebih dari satu. Orbit yang banyak (berlapis-lapis lintasan) itu
dinamai : kulit elektron dan diberi nama kulit elektron K, L, M, N, O, P, Q .
Setiap orbit boleh berisi satu atau lebih elektron, dinyatakan dengan 2e, 4e, 8e dst..
Elektron pada lingkaran orbit terluar, dapat mudah lepas dan berpindah ke orbit unsur
yang lain. Elektron pada orbit terluar bisa berisi 1 sampai 7 elektron dan tidak pernah
sampai 8. Karena sifat yang tidak stabil ini, atom unsur2 tak mulia selalu cenderung
menstabilkan diri, artinya selalu berusaha untuk memperoleh kulit terluar yang terisi
penuh (yaitu 8 elektron) sampai keadaannya menyerupai atom unsur-unsur mulia.
Salah satu caranya adalah melepas satu elektron, misalnya terjadi pada atom Natrium
(Na) :
Dengan melepas sebuah elektron-nya, atom Natrium yang semula bermuatan netral,
kini menjadi bermuatan positif, karena ada kelebihan 1 muatan positif, maka ditulis Na+
dan disebut ion Natrium.
Ebaliknya terjadi pada atom Chlor (Cl). Pada kulit terluarnya terdapat 7 elektron. Maka
untuk melengkapi elektron ini sampai penuh ( yaitu 8 elektron), Atom Chlor tinggal
mengambil 1 elektron lagi dari luar. Karenanya atom chlor sekarang kelebihan 1
elektron, sehingga bermuatan negatif, menjadi ion Chlor (Cl-).
Kedua ion yang berlawanan muatan ini saling tarik menarik (ikat mengikat) dengan
perantaraan gaya elektrostatik dan membentuk satu senyawa Na+Cl- atau cukup ditulis
NaCl. Unsur-unsur Na dan Cl yang hanya melepas atau mengambil 1 elektron, disebut
unsur ber-valensi (bermartabat) 1.
Atom2 lain seperti Ca yang dapat melepas 2 elektron, disebut ber-valensi 2 sedangkan
Al dapat melepas 3 elektron, maka disebut ber-valensi 3.
Ca Ca ++ + 2e
Al Al+++ + 3e
Bilangan yang menyatakan berapa banyak elektron yang dapat dilepaskan atau diambil
oleh atom unsur itu pada waktu membentuk persenyawaan.
Asam.
Asam adalah suatu zat yang mempunyai rasa masam dan mengubah kertas lakmus
biru menjadi merah. Asam dibagi menjadi dua golongan yaitu asam organik dan asam
anorganik. Asam organik umumnya ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan dan binatang
(misalnya asam cuka, asam jeruk), sedangkan asam anorganik (disebut juga asam
mineral) diperoleh dari mineral-mineral dalam tanah (asam accu, asam chlorida).
Asam dikenal dengan karakter H dimuka senyawa dan bermuatan positif, misalnya :
HNO3 H+ NO3-
H2SO4 H+ SO4=
Jika suatu asam dihilangkan H-nya, maka tinggallah sisa asam. Jadi ikatan antara H+
dan sisa asam- dapat terlepas jika dilarutkan didalam air. Pelepasan ion H+ tidak sama
kuatnya bagi berbagai jenis asam. Asam-asam yang mudah melepaskan ion H+,
disebut asam kuat, sedang asam-asam yang sukar melepaskn H+-nya disebut asam
lemah.
Basa.
Basa adalah suatu zat yang mempunyai rasa seperti air sabun (pahit, licin) dan
mengubah kertas lakmus merah menjadi biru. Basa dikenal dengan karakter OH
(hidroksida) dibelakang senyawa dan bermuatan negatif, misalnya :
KOH K+ OH-
OH-
OH-
OH-
Fe(OH)3
Sn(OH)4
Ba(OH)2
Garam.
Kita mengenal beberapa garam misalnya :garam dapur (NaCl) dan juga garam Inggeris
(MgSO4). Garam adalah zat-zat yang terdiri dari logam dan sisa asam. Logam
bermuatan positif, sedang sisa asam bermuatan negatif. Karena kedua muatan listriknya
sama besar, maka molekul garam bersifat netral.
Jika garam dilarutkan kedalam air, maka ikatan logam dan sisa asam dapat terlepas.
Pemisahan yang membentuk ion-ion bermuatan listrik ini akan memenuhi air dan inilah
yang menyebabkan arus listrik dapat mengalir. Larutan air yang penuh dengan ion2
logam dan sisa asam, disebut larutan elektrolit. Air laut adalah elektrolit. Air laut
banyak mengandung garam NaCl.
K – Na – Ca – Mg – Al - Mn – Zn – Fe – Ni – Sn – Pb – [H] – Cu – Hg – Ag – Pt – Au.
Logam yang disebelah kiri lebih aktif dari logam yang disebelah kanannya. Misalnya
logam K dapat mendesak/mengusir keluar logam Fe dari senyawa FeCl3.
K + FeCl3 3 KCl + Fe
Tetapi sebaliknya, logam Fe tak bisa mendesak logam K dari senyawa garamnya.
Contoh lain :
Ca + ZnSO4 CaSO4 + Zn
Fe + HCl FeCl2 + H2
2 Al + 3 H2SO4 Al2(SO4)3 + 3 H2
Tetapi logam2 disebelah kanan [H] dengan larutan asam tidak berreaksi.
Garam asam
Jika didalam senyawa garam masih terdapat atom H disebut garam asam :
NaHCO3, NaH2PO4
Garam Basa
Jika didalam senyawa garam masih terdapat hidroksida OH disebut garam basa :
Mg(OH)Cl, Fe(OH)2NO3
Garam Rangkap
KCl.MgCl2, CaCO3.MgCO3.
Kualitas Air.
Daya hantar listrik adalah kebalikan dari tahanan listrik dalam Ohm (Ω) yang diukur 1
cm3 di antara permukaan yangl saling berhadapan dalam larutan yang mengandung air
dengan suhu yang telah ditentukan.
Daya hantar listrik merupakan kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan arus
iistrik. Larutan yang banyak rnengandung garam (elektrolit) makin mudah
menghantarkan arus iistrik berarti tahanan listriknya kecil, Air murni yang sedikit
mengandung zat padat yang meiarut akan sukar rnenghantarkan listrik (tahanan
lislriknya besar).
Conductivity dinyatakan dalam mhos per centimeter pada suhu t oC. Satuan turunannya
adalah micro mhos per centimeter.
1 K .A
= K=
Peprakaatzat
x10 6
R L Per
Atau,
L _ cm
K= = mhos / cm
A.R _ cm2 xohms
Dimana :
K = Konstanta
PH.
Air murni dalam keadaan netral pada suhu 25°C akan terionisir menurut :
H2O H+ + OH-
Ionisasi air akan menghasilkan konsentrasi ion (H+ ) dan ion (OH-) yaitu sama dengan
=1.0 x 10-7 moles per liter. pH adalah (- log ) konsentrasi ion hydrogen dalam gram ion
moles per liter.
1
pH = log − atau _ pH = − log( H + )
(H + )
(1 x 10-7 )
Notasi pH dipakai dalam menentukan tingkat keasaman atau kealkalian suatu laruian.
Angka pH dimulai dari O -14
pH < 7 => air bersifat asam. Makin kecil nilai pH, makin asam.
pH > 7 => air bersifar basa (alkali), makin besar nilai pH, makin basa.
Turbidity ( Kekeruhan ).
Turbidity disebabkan oleh adanya suspensi zat organik, tanah liat dan lain sebagainya.
Kekeruhan air dapat diukur dengan suatu alat Candle Jackson Turbidity Unit. Air makin
banyak mengandung suspensi, makin keruh. Kekeruhan dapat diendapkan dengan
penambahan tawas ( Al2(SO4)3 atau FeCI dalam proses koagulasi (penggumpalan)
selanjutnya, setelah ukuran suspensi membesar, ia dapat disaring dengan peralatan
penyaring (iihat prosesnya pada water treatment plant).
Turbidity yang terkandung didalam air, apabila dipakai sebagai air pengisi ketel
Dapat menyebabkan terbentuknya lumpur, kerak atau permukaan air berbusa.
HardNess (Kesadahan).
Air dikategorikan sebagai sadah (hard ) atau lunak ( soft ) asam atau basa, dapat
ditinjau dari karakteristik bahan dasar yang menyusunnya. Istilah air sadah, berasal dari
keadaan tidak rnenimbulkan busa pada sabun.
Total Hardness terdiri dari kesadahan sementara + kesadahan tetap . Kesadahan dapat
dinyatakan dengan derajat kesadahan Amerika, Inggris, Perancis atau Jerman. Makin
tinggi kesadahan makin tinggi pula kadar Ca & Mg yang terkandung di dalam air.
Kesadahan air akan menyebabkan terbentuknya kerak pada pipa-pipa ketel. Kesadahan
dapat dihiiangkan dengan proses -proses soda ( dingin maupun panas ) atau
dengan proses demineraiizer (air tawar) dan desalination (air laut).
Silika ( SiO2 ).
Silika terdapat pada hampir semua mineral, Didatam air minum ( potable water)
mempunyai rentang : 1 - 100 mg/l. Silika dapat terjadi dalam bentuk koloid, atau
melarut dalam air. Silika dalam bentuk koloid dapat diendapkan dengan cara koagulasi.
Silika yang me!arut umumnya dalam bentuk ammonium bisilikat ( HSiO2),
Silika yang melarut hanya dapat dihilangkan dengan proses penukaran ion (ion
exchanger). Silika yang terkandung dalam air pengisi ketei dapat menyebabkan
pengerakan pada pipa-pipa pemanas lanjut ( superheater/reheater) dan deposit pada
sudu-sudu turbin, yang disebut carry-over silika. Terdapat hubungan antara tekanan
kerja ketel dengan iaju carry-over silika. Makin tinggi tekanan kerja ketel, makin
rendah persyaratan siiika yang diperbolehkan di dalam air pengisi ketel.
Chorida ( CL-).
Garam Chlorida sangat mudah larut dalam air misal NaCl. Chlorida terdapat pada
hampir semua jenis air, merentang dari 10 - 100 mg/l. Air laut mengandung NaCl di atas
30.000 mg/l. Chlorida dapat dihilangkan dengan cara proses penukaran ion
Alkalinity.
M = total ( p + m ) alkalinity
Gambar 11.
Zat Organik.
Zat organik dalam air merupakan bagian dari tanah ( soil ) yang dipakai untuk
pertumbuhan zat, serta memproduksi makanan jazad renik ( microorganisme ) air. Zai
organik dibutuhkan untuk metabolisme ( pertukaran zat ). Warna air kekuningan seperti
teh, umumnya disebabkan karena adanya pembusukan tumbuh-tumbuhan. Jenis
organik ini adalah humic acid, Jenis lainnya : fulvic acid, humin dan zat-zat yang
mempunyai rnoleku! besar. Beberapa jenis zat organic didalam air melarut, tetapi
sebagian dari humic berbentuk koloid yang dapat dihilangkan dengan proses koagulasi.
Zat organic juga dapat dihilangkan dengan cara penyaringan active carbon. Zat organik
yang terlalu tinggi didalam air akan merubah rasa air dan bau. Pada pengolahan air
dengan proses penukaran ion, zat organik akan meiapisi resin anion, sehingga akan
menurunkan kemampuan penukaran resin. Parameter untuk mengukur besarnya zat
organik dinyatakan dalam :
COD = Chemical Oxygen Demand, yaitu Jumlah zat pengoksidan yang dipakai untuk
mengoksidir zat organik di dafam air, diukur daiam satuan ppm.
Total zat padat yang melarut menunjukkan kadar semua zat yang melarut di dalam air.
Umumnya berkisar antara : 25 - 5000 mg/l. Untuk air minum dibatasi : 500 mg/l.
Jum!ah zat padat yang melarut dapat juga dinyatakan dalam bentuk daya hantar listrik
( Conductivity ), hanya hubungan tersebut, karena masih teragantung ion-ion tertentu
yang menyusunnya,
BAB 1
KIMIA AIR
1.1 PENDAHULUAN
Air murni dengan rumus kimia H2O mempunyai sifat sebagai pelarut zat-zat yang sangat baik,
sehingga dalam keadaan bebas dialam, jarang didapat air murni, air murni diperoleh dengan
jalan melalui proses pengolahan air (water treatment).
Awan Awan
N2
CO2
O2
H2O
MgCl2
CaCl2
MgCO3
CaCO3 Laut
Untuk kebutuhan suatu pembangkit listrik seperti air pendingin mesin diesel dan air boiler
PLTU/PLTG, tidak cukup menggunakan air murni sebagai media, karena masih dibutuhkan
kriteria tertentu.
Oleh sebab itu, bagi seorang kimia perlu mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam
menangani air yang dibutuhkan, dengan memperhatikan:
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka berikut ini diuraikan pengetahuan tentang kimia air
untuk pembangkit listrik, agar peralatan yang dilalui oleh air tidak menimbulkan masalah korosi
ataupun deposit, sehingga dapat menunjang efisiensi perusahaan.
Pada umumnya gangguan terhadap suatu peralatan/sistem yang bermedia air adalah
disebabkan oleh zat-zat, yang umumnya bersifat korosif dan pembentuk deposit/kerak.
Zat-zat tersebut dapat berupa gas, zat padat, cair dan microorganisme.
Untuk mengenal sifat kimianya, berikut ini diuraikan proses reaksinya terhadap
peralatan/material.
Seperti carbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), sulfur trioksida (SO3), oksigen (O2)
dan lain-lain. Air yang mengandung gas-gas tersebut akan bersifat korosif, yaitu:
Dengan demikian agar air yang masuk sistem diusahakan seminim mungkin mengandung
gas-gas tersebut.
Kandungan zat cair dalam air dapat berupa asam, seperti asam khlorida (HCI), asam sulfat
(H2SO4), atau basa amoniak cair (NH4OH), juga minyak yang umumnya berasal dari
limbah industri.
Asam-asam dalam air menimbulkan air bersifat korosif terhadap peralatan dari logam,
sedangkan amoniak cair korosif terhadap peralatan yang terbuat dari tembaga (Cu),
kuningan (CuZn), alumunium brazz (CuAl ) dan lain-lain.
Air yang tidak murni selalu mengandung padatan yang dapat dibedakan menjadi 3
kelompok berdasarkan besarnya partikel.
1 . Padatan terlarut
3 . Padatan sedimen
Padatan terlarut.
Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang larut dalam air,
seperti kalsium khlorida (CaCl2), magnesium sulfat (MgSO4), magnesium chlorida (MgCl2),
natrium chlorida (NaCl), natrium silikat (Na2SiO3). Garam-garam kalsium dan magnesium
menjadikan air bersifat sadah dapat menimbulkan gangguan terjadinya kerak (CaCO3,
CaSO4) dan lumpur (MgCO3, Mg(OH)2).
Kerak
Lumpur
Garam magnesium umumnya tidak stabil, mudah terhidrolisa dan membentuk asam,
sehingga air akan bersifat korosif.
Garam natrium silikat (Na2SiO3) dalam air panas juga akan terhidrolisa, menghasilkan
kerak silikat yang sangat keras dan seperti porselin, kristalnya sangat kecil, padat dan
rapat.
⇓
H2O + SiO2
Garam- garam chlorida seperti natrium chlorida (NaCl) dalam air dapat menjadikan
air korosif .
Padatan jenis ini menyebabkan air menjadi keruh, tidak larut, tidak dapat mengendap
langsung, seperti tanah liat, koloid, termasuk koloid silikat.
Tanah liat ini dalam bentuk suspensi dapat berbulan-bulan, kecuali bila keseimbangannya
terganggu oleh zat-zat lain, seperti tawas (alum), sehingga terjadi penggumpalan dan
mengendap.
Koloid silikat sering lolos dalam proses pengolahan air, sehingga terjadi kerak keras di
daerah panas.
Sedimen adalah yang padatan yang dapat langsung mengendap jika air didiamkan.
Padatan yang mengendap tersebut terdiri dari partikel-partikel padat yang berukuran lebih
besar dari padatan tersuspensi, relatif besar dan berat, seperti pasir (SiO2)menimbulkan
erosi pada material dan penyumbatan aliran air.
Micro organisme seperti ganggang dan bakteri akan dapat tumbuh dengan baik pada
sistem air pendingin open sirkit yang menggunakan air laut, maupun dengan sistem
menara pendingin (Cooling tower).
SEDIMEN:
10 Batu kerikil 1 3,14 0 , 3 detik
3
1 Pasir 10 31,42 3 detik
-1 6
10 Pasir lembut 10 314,2 38 detik
10 -2 Lumpur 10 9 3140 55 jam
-3 12
10 Bakteri 10 31400 230 jam
PARTIKEL-
KOLOID 311772 6,3 tahun
-4 15 2
10 PARTIKEL - 10 2333 m 63 tahun
-5 13 2
10 KOLOID 10 28329 m
-6 21
10 10
Umumnya zat-zat terkandung dalam air akan mempengaruhi peralatan pembangkit listrik
dan ini tergantung dari air apa yang digunakan, apakah sudah diolah sebelumnya, serta
bagaimana kontrolnya. Seperti telah diuraikan sebelumnya, bahwa zat-zat yang terkandung
dalam air dapat merubah sifat air, sehingga bila digunakan tanpa pengolahan terlebih
dahulu dapat berpengaruh pada sistem.
Garam
Kandungan air ini dapat langsung menimbulkan kerak atau lumpur sehingga dapat
menyebabkan erosi pada sistem air pendingin , mengurangi pertukaran panas dan
penyumbatan-penyumbatan ( PLTD /PLTU /PLTGU ) .
( CaCl2 ) yang banyak terdapat dalam air laut atau air pompa dekat
daerah pantai , merupakan elektronik kuat , yaitu dapat menimbulkan
korosi galvanic dalam sistem air pendingin seperti peralatan heat
exchanger dan kondensor .Di dalam sistem air pendingin heat
exchanger PLTD terdapat perbedaan material yang dipakai , dalam hal
ini logam yang lebih anodik akan terkorosi lebih dulu , perhatikan
penampang heat exchanger berikut ( lihat gambar ) .
1 SHELL V
2 INLET HEAD V
3 RETURN V
HEAD
TUBE
4 SHEET V
5 TUBE V
6 BAFFLE V
PLETE
PUTECTING
7 V
PLATE
BOLT , NUT
8 V
SHELL
9 FLENGE V
COMPANION
10 OGRING V
11 V
Gas – gas ini dapat masuk ke dalam sistem melalui kebocoran seal
pompa , gas buang masuk sistem air pendingin PLTD melalui
kerusakan seal silinder head juga melalui air make up atau cooling
tower. Gas oksigen terlarut dapat menimbulkan korosi lubang ( pittimg
), sedangkan gas CO2 dan SO2 dapat menimbulkan korosi merata pada
pipa sisi air .
Asam – asam ini dapat menimbulkan korosi merata pada sirkit air yang
dilaluinya. Terbentuknya asam ini dapat berasal dari air buangan
industri , kebocoran gas buang pada PLTD atau dari hidrolisa garam
tidak stabil waktu ada kebocoran kondensor di PLTU , yang
menyebabkan pH air < 7.
a . Mengolah fluida / media / lingkungan , menjadi media yang sesuai kriteria yang
c . Filtrasi
d . Evaporasi / Desalinasi
e . Pertukaran ion
Pada proses ini zat – zat kimia ditambahkan untuk bereaksi dengan
mineral – mineral yang terlarut dalam air , dan menghasilkan endapan
. Cara ini dapat mengurangi ion – ion kalsium dan magnesium
terlarut dan CO2, seperti pada proses kapur soda ( lime soda
softener ) berikut ini :
Ca CI2
Mg Cl2
c. Filtrasi ( penyaringan )
1. OverFlow
2. Filter Influent
3. Coarse Media
4. Fine Media
5. Filtrate Nozzles
6. Filtrate Chamber
7. Level Controller
8. Filter Reject
9. Washbox
11. Airlift
Gambar proses pengolahan air dengan system flokulasi, koagulasi, pengendapan kimia,
filtrasi/penyaringan
( Instalasi Pengolahan air minum mini dengan bahan baku air sungai )
SAND
BAK AIR BAKU
FILTER
BAK PENGENDAP
POMP POMP
A
DRAIN
POMPA
1234
DRAIN
TOWER
SUNGAI
CARBON
ACTIVE
KE
SAND
PERUMAHAN
FILTER
KETERANGAN :
1. CAUSTIC SODA.
2. ALUMUNIUM SULPHATE(TAWAS/ALUM)
3. POLYELECTROLYTE.
d. Evaporasi
Cara ini sama prinsipnya dengan distilasi, yaitu air yang diolah diuapkan kemudian
diembunkan menjadi air distilate ( air tawar ).
1. Diagram Evaporator
Bila airnya sadah maka akan dapat menimbulkan kerak pada tangki
karenanya pula sebelum masuk ke tangki diberi bahn kimia anti scale,
seperti poli posphat, dan endapan yang terjadi diblowdown. Alat
evaporasi ini disebut evaporator
Unit Evaporator
2. Desalinasi
Jet
Steam
Ejector
Preheate Feedwater Antiscalant
Pressure d
Reducing
Valve
Feed Heater Feedwater
Pump
Mist
Separator
Brine Brine
Pre Treatment
System
To reservoir
To Boiler Adjustable To sea
orifice Flash box
Product pump
Brine Heater Blow-down Brine pump
Condensate pump
PumpHeat Heat Recovery Section Heat Rejection section
Out put
section
Ca++Ci2- Ca++Ze- 2
Na CL + -
+Na 2Ze →
+ -
Mg++SO4- Mg++Ze-
Na+2SO4
Air aktif
PENGOPERASIAN :
REGENERASI :
Dengan mengalirkan air melewati alat penukar ion, diharapkan diperoleh air murni
Reaksi :
Resin Kation
Efluen air yang melalui resin kation bersifat asam . Karena ada
asam yang mudah terurai , seperti H2CO3 dan H2SO3 maka air perlu
dilakukan melalui degassifier untuk membuang gas – gasnya .
Bila resin kation telah jenuh , berarti tidak dapat lagi menukarkan ion
Hydrogennya , maka resin sudah diaktifkan kembali , dalam hal ini
melalui proses regenerasi . Zat yang dipakai untuk regenerasi adalah
asam, biasanya asam chlorida ( HCI ) atau asam sulfat H2SO4
Pada umumnya air yang melalui resin anion ini adalah yang telah
dilewatkan melalui resin kation , jadi air yang mengandung asam ,
sehingga reaksinya sebagai berikut :
Bila resin Anion ini sudah jenuh , perlu diregenerasi dengan basa ,
umunya dengan soda api / caustic ( NaOH ). Sehingga resin aktif
kembali .
Reaksi :
Resin Anion
Resin Resin
Resin
Kation + Anion
PENGOPERASIAN :
Raw water masuk, diinjeksi alumunium sulfat terlebih dahulu dan suspensi
yang terkandung disaring didalam saringan koral / carbin aktif, air yang jernih
masuk ke penukar kation sehingga air keluar bersifat asam , diteruskan ke
tangki pembuangan gas- gas, kemudian ke tangki penukar anion, sehingga air
yang keluar akan bebas dari mineral .
REGENERASI :
Reaksi :
Step regenerasi
1. Back wash
2. Setting
Reaksi :
PENGOPERASIAN :
REGENERASI :
REGENERASI :
1 . Back wash
2 . Setting
3 . Caustic Injection
4 . Caustic Displacement
5 . Acid Injection
6 . Acid Displacement
7 . Rinse
8 . Draining
9 . Mixing
10. Fill up
Cations Anions
Magnesium ( Mg +2 ) Chloride ( CI - )
Sodium ( Na + ) Hydroxide ( OH - )
Hydrogen ( H + )
Manganese greendsand -
filtration
f. Reverse Osmose
1. Membuang racun
2. Memusnahkan bakteri.
HP IP G
LP 1 LP 2
SUPER 40 k, 336 C
REHEATER HEATER
39 k, 538 C
condenser SEA
LP BY PASS
ECONOMIZER
BOILER FUEL
12 k, 109 C
COND.
174 k PUMP
251 C
HP HEATER 8 COND
DEAERATOR LP HEATER 4 POLISH
DEMIN
PLANT
HP HEATER 7
ASH FWT
LP HEATER 3
28 k. 40 C
HP HEATER 6
LP HEATER 2
180 k, 142 C DESAL PLANT
BFP LP HEATER
GLAND ST
COND
LP HEATER
SUBFP
<100
uS/cm <5
Desalination Plant 1
Chlorinatioan uS/cm
Plant (NaOCl)
Desalination Plant 2
Demineralitation Plant
HRSG
Water GT Condensor
intake
CoC
30o30 35oC35oC Out fall
Laut Jawa
WWTP
(Waste Water Treatment Plant)
Seperti telah diuraikan diatas , bahwa salah satu pencegahan terhadap kerusakan
peralatan adalah dengan cara mengolah fluidanya, dalam hal ini tidak cukup
dengan pengolahan eksternal , melainkan perlu pengolahan didalam sistem yang
disebut Internal Water Treatment .
Sbb :
Cathion Conduc < 50 us / cm > 50 < 140 us / cm > 140 us / cm > 5000
tivity Identifikasi bagian yang Beban di – us / cm
bocor lalu out of turunkan &
service / kondensor diisolasi Unit –
trip
dengan mengguna –kan
saw dust
Direct Conductivity
< 500 us/ cm
ANALISIS HARGA
Total Fe 10 ug / I
Total Cu 10 ug / I
pH 9,2–9,4
O2 di air kondensat 20 ug / I
di deacrator 5 ug / I
Di deacrator outlet 10 ug / I
NH 4 OH < 1000 ug / I
1 . Kebocoran kondensor , sehingga Ca2+ , Mg2+ dan CI- dapat masuk ke boiler .
Air boiler harus dijaga dalam kondisi normal , Internal boiler water pada
boiler tekanan rendah biasanya dengan injeksi garam fosfat , untuk
Typical batasan untuk kelas 600 – 900 psig dan 900 – 1500 psig dapat
dilihat pada tabel berikut :
pH 9 , 4 to 9 ,8 9 ,3 to 9, 5
As CaCO3
5. SISTEM DI PLTD
OIL COOLER
TURBO CHARGER
COOLING
760 M3
/JAM
POMP
TANK
FAN
COOLER
B
POMP
BAK
17 M3 /JAM
PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KIMIA AIR DAN LIMBAH
SYARAT-SYARAT
D1-A D2-B
PH 9-10 7-8
Korosi maupun deposit pada sistem air pendingin sekunder maupun primer
diinjeksikan inhibitor anti korosif dan deposit , contoh :
Model PI – 3 tester
Concertration (ppm)
x 7 days x 7 days
Pada umumnya material rotor dari CrMov alloy steel dan sedikit
Ni .
b. Material Condensor
Condensor shell dibuat pertama kali dari pabrik dengan bahan dari
plat carbon steel yang dilapisi dengan epoxy resin ., kemudian
belakang praktis menggunakan plat carbon steel 20 mm yang dilapisi
stainless steel SS 316 setebal 2 mm . Untuk spray header , splash
tray , fixing , spray nozzel dan lain – lain, dipakai stainless steel SS
Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan
75
PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KIMIA AIR DAN LIMBAH
304 atau SS 316 . Pipa – pipa kondensat dapat dibuat dari fiber glass
reinforced plastic .
c . Basin cooling tower dibuat dari beton yang di lapisi sejenis asphal (
coal terepoxy ) yang tahan terhadap serangan asam dan sulfat .
2 Bau - Relatif
3 Kekeruhan NTU 20
7 Bahan mg/liter 40
Organik
Kadar Maksimum
No Parameter Satuan
Golongan Golongan Golongan Golongan
A B C D
FISIKA
1 Bau - - - - -
4 Rasa -
o
6 Suhu C Suhu
udara
KIMIA anorganik
4 Barium Mg/lt 1 1
Kimia Organik
Mikrobiologik
Radioaktivitas
pH PADA 25° C’
CONDUCTIVITY
(S/CM)
UPPER LIMIT 7 7 50 7
MAXIMUM 5 5 18 5
AVAILABLE 4 4 14 4
MINIMUM 3 3 10 3
LOWER LIMIT
CATION
CONDUCTIVITY
CATION
C0NDUCTIVITY
0.3 0.2
UPPER LIMIT
MINIMUM 0.1
LOWER LIMIT
N2H4 (PPM )
UPPER LIMIT
LOWER LIMIT
PO4 (PPM )
UPPER LIMIT
MAXIMUM 2.5
AVAILABLE 2.0
MINIMUM 1.5
LOWER LIMIT
SIO2 (PPM )
UPPER LIMIT
CL (PPM )
AVAILABLE
MINIMUM
LOWER LIMIT
T-Fe (PPB )
UPPER LIMIT 20
MAXIMUM 50
AVAILABLE 10
MINIMUM 5
LOWER LIMIT
T-CU (PPB )
UPPER LIMIT 5
MAXIMUM 5
AVAILABLE 2
MINIMUM 2
LOWER LIMIT
DO (PPB)
UPPER LIMIT 42 7
MAXIMUM 20 5
AVAILABLE 10 5
MINIMUM 5 5
LOWER LIMIT
AIR 9,2- < 10 µ MHO/CM < 0,3 µ <0,02 ,0,015 <0,01 <0,02
KONDENSAT 9,5 MHO/CM PPM PPM PPM PPM
(SPECIFIC
CONDUCTIVITY) CATION
CONDUCTIVITY
µ s/cm
CHLORIDA - - -
AIR PENGISI 9,2- < 10 µ MHO/CM <0,02 PPM ,0,007 <0,03- 0,05
KETEL 9,5 PPM
(SPECIFIC PPM
CONDUCTIVITY)
pH 9 - 10 9 - 10 9 - 10
AIR 9,2-9,5 <20 µ MHO/CM <0,185 PPM ,0,007 PPM <0,5 PPM
KETEL
(SPECIFIC
CONDUCTIVITY)
BAB 2
KIMIA LIMBAH
2.1 PENDAHULUAN
Setiap proses pembangunan tentunya mempunyai dampak berupa limbah, baik berupa
padat, limbah gas dll, yang bila ditangani dan dikendalikan dengan baik akan berdampak
negatif terhadap lingkungan hidup. Undang-undang tentang pengelolaan lingkungan hidup
dapat dilihat pada undang-undang No. 4 tahun 1982, dan UU.23 th 1997 dan tentang
AMDAL pada PP No. 29 th. 1986 dan PP. NO.27 th 1999.
Pada pembangkit listrik tenaga termal, seperti PLTU dan PLTGU, jenis limbah dari proses
kimia dapat dikendalikan dengan cara seperti pada daftar sebagai berikut :
KIMIA PENGENDALIAN
2 Fuel staging ,
FGD , FBD
emisi gas SO
2
ESP, Bag filter
emisi SPM
Netralisasi
Plant KOH
Lintasan diperpanjang
Condensor
Netralisasi
Plant Na OCl
Netralisasi
Treatment
Treatment
Untuk lebih jelasnya, berikut ini dijelaskan tentang limbah jenis padat, cair dan gas, serta cara
pengendaliannya.
1. LIMBAH PADAT
Limbah padat merupakan limbah yang berasal dari sisa proses pembakaran, yang
berdasarkan lokasinya dapat dibedakan jenis dan cara pengendaliannya:
Abu yang mempunyai diameter besar, dan berada didasar ruang bakar, abu dasar ±
30% dari jumlah batu bara . Abu dasar yang keluar dari ruang bakar mempunyai suhu
tinggi, untuk itu sebelum dibuang kepenampungan pembuangan akhir (ash valley) abu
yang jatuh dari ruang bakar perlu disemprot menggunakan air laut.
Abu yang halus keluar dari ruang bakar bersama-sama aliran gas buang, abu yang
mengandung unsur-unsur natrium, kalium, sulfur, magnesium akan tertangkap dalam
electrostic precipitator sebesar 99,5% dari sisa abu cerobong. Abu terbang yang
tertangkap EP ditampung dalam EP hopper, kemudian melalui buffer hopper abu ke
dust conditioner disemprot dengan air supaya tidak berdebu, kemudian dibuang
kelembah abu dengan menggunakan conveyor abu.
Partikel abu sisa pembakaran, umumnya terdiri dari senyawa-senyawa, silika, alumina, besi
oksida dan unsur-unsur jaranng seperti misalnya arsen, air raksa , timah hitam, vanadium
dll.
PENGENDALIAN DENGAN :
Prinsip Kerjanya :
Gas buang yang mengandung abu terbang (fly ash) dari air heater masuk ke EP,
kemudian akan terkena medan listrik bertegangan tinggi dari emmiter, sehingga abu
terbang akan bermuatan negatif. Setelah bermuatan negatif, abu terbang tersebut akan
tertarik dan menempel plat-plat positip dikiri-kanan emmiter, dan pada periode tertentu,
dipukul , sehingga deposit debu jatuh ke EP hopper. Dengan demikian gas keluar EP
diharapkan bersih dari partikel padat.
ASH CYCLE
170.000 Kg/Hr 80 %
6 % Ash
Coal
ELECTROSTATIC
PRECIPITATOR STACK
MFO
OIL
HSD
BOILER
EP EFFICIENCY = 99,50 %
FLY ASH = 8.119,2 Kg/ Hr.
2. Bag Filler
Gas buang dari air heater yang berisi abu terbang masuk ke ruang bag fitter (yaitu
saringan abu yang terbuat dari kain sejenis acrealyte), kemudian masuk kedalam
kantung-kantung dari sisi luar dan keluar ke slack berupa gas yang bersih dari partikel
padat. Partikel padat yang tertahan di kantung-kantung sebelah luar pada periode
tertentu dijatuhkan ke ash hopper oleh hembusan kuat berupa jet pulse. Abu yang
sudah ditangkap di hopper, kemudian diangkat dengan truk untuk dimanfaatkan sebagai
campuran semen, batako , hot mix dll , atau dialirkan ke ash deposal sebagai hand fill.
ITEM NO DESCRIPTION
1 AIR HEATER
3 SHAKER RACK
4 FILTER BAG
5 ACCESS DOOR
6 BAFFLES
10 ACESS HATCH
11 SHAKER MOTOR
13 BAG CLAMP
14 CELL PLATE
15 AGITATOR CRANK
19 ID FAN
2. LIMBAH CAIR
Limbah hasil sisa regenerasi Water Treatment Plant dapat bersifat asam (pH <
7,0) ataupun basa (pH > 7,0) tergantung dari banyaknya buangan pencucian sisa
regenerasi WTP.
Pada posisi permukaan tertentu air sisa buangan cucian regenerasi didalam bak
penetral disirkulasikan dengan pompa penetral (start secara manual). Tergantung
dari pembacaan sensor saat itu, apabila pH menunjukan asam (pH < 0,7), maka
larutan basa dari katup tangki harian kausitik akam pembuka dan menetralkan air
buangan demikian sebaliknya dengan larutan asam dari tangki harian asam HCI.
Apabila pH telah memenuhi syarat baku mutu air buangan (7-9) , air dibuang ke
luar ke setelah pembuangan.
Brine dari pompa blowdown secara periodik dipantau nilai pH, suhu dan
kandungan phosphatnya (apabila memakai poly phosphate injection system).
Apabila terdapat deviasi dilakukan tindakan-tindakan koreksi agar air buangan
tidak melebihi nilai ambang batas.
Limbah dari buangan air ketel perlu dipantau dan diketahui nilai pH-nya ,
kandungan phosphate, tidak boleh melebihi nilai ambang batas yang diijinkan.
Apabila terjadi devisi pada air buangan, maka segera dilakukan tindakan
pencegahan (misalnya dengan mengurangi blowdown ketel dan lain sebagainya).
KETERANGAN GAMBAR 8
3.Conc. HCl storage tank 8. Neutral pit ( Unit III & IV)
Limbah buang (air panas) juga dapat dihasilkan dari air pendingin apabila disipasi
panas yang dibuang dari uap bekas turbin diserap oleh air pendingin.
Limbah domestic berasal dari buangan domestic gedung sentral dan gedung
administrasi. Sebelum disalurkan ke bak digestion (penghancur) terlebih dahulu
ditampung di bak penampungan.
Dari bak penampungan di pompa ke bak penghancur. Didalam bak penghancur air
buangan diaduk dengan udara blower agar sisa buangan teroksidir dan mengendap
serta bakteri aerob dapat hidup tanpa terjadi pembusukan .
Untuk menghapus bakteri phatogen yang dapat menyebabkan penyakit (coli) air
buangan diinjeksi dengan larutan sodium hypochlorite. Sebagai parameter
pengukuran hasil treatment adalah: kadar sisa cl2 dan BOD-5 yang terkandung
didalam air buangan domestic.
Apabila melebihi NAB, maka perlu dilakukan koreksi untuk memperbaiki kondisi
treatment (misalnya dengan memperpanjang pengadukan atau menambah larutan
desinfectant).
Limbah minyak umumnya berasal dari ceceran pencucian peralatan dengan bahan
pencuci minyak atau ceceran dari burner gunyang masuk kesaluran drain gedung
sentral.
Air buangan (drain) dari gedung sentral sebelum dibuang kesaluran pembuangan
ditampung terlebih dahulu didalam separator oil. Minyak dan pelumas yang lebih
ringan dari air akan mengalir lewat luberan kedalam bak khusus sedang air yang
bebaas minyak dibuang dan disalurkan ke saluran pembuangan.
Minyak atau pelumas yang tertampung didalam bak khusus dikumpulkan dan
dipindahkan secara manual ke oil recovery pit. Dari oil recovery pit dipompa ke bunker
disatukan dengan bahan bakar HFO (Heavy Fuel Oil).
3. LIMBAH GAS
Gas ini terjadi karena proses pembakaran yang tidak sempurna; untuk mengurangi
limbah ini dengan mengatur sistem udara pembakaran, sehingga diperoleh
perbadingaaan jumlah bahan bakar dan udara yang seimbang. Tetapi gas karbon
monoksida ini mempunyai sifat tidak stabil di udara sehingga mudah membentuk gas
karbon monoksida. Untuk mengurangi gas karbon di udara, dilakukan dengan
penghijauan dengan tanaman berdaun lebar dan lebat.
Gas karbon dioksida (CO2) belum diangggap sebagai zat pencemar. Tetapi CO2
dianggap merupakan penentu cuaca bumi karrena sifatnya dapat menyerap radiasi
sinar infra merah. Pada saat ini mulai dirasakan terjadinya kenaikan suhu diatmosfir
(global warmng) yang diakibatkan oleh kenaikan kadar CO2 di atmosfir. Kadar
atmosfir di udara telah bertambah kira-kira 25% dari tahun 1800 sampai dengan 1985.
Gas CO2 dapat berpengaruh terhadap pemanasan (efek rumah kaca ) .
Kenaikan yang signifikan (berarti) kadar CO2 akan menyebabkan pelelehan lapisan es
di antartika dan lenyapnya gunung es di Antartika pada musim panas, pelelehan ini
akan berakibat pada banjir pasang di garis pantai.
Hasil sisa pembakaran sempurna carbon dan oksigen. Issue global warming
merupakan salah issue yang menghangat pada akhir-akhir ini . Diddduga
penyebabnnya adalah emisi CO2.
Salah satu usaha untuk menekan emisi CO2 adalah dengan mempertahankan kondisi
seimbang antara habitat tanaman dan emisi gas CO2.
Gas SO2 dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fossil yang mengandung belerang
dengan oksigen.
Hasil reaksi kering dikumpulkan dibagian bawah tangki spray drier dan dikeluarkan
sebagai hasil tambahan (by product). Sedang partikel calsium hydroksida kering ,
yang terbawa keatas bereaksi selanjutnya dengan sisa SO2.
CaSO3 + ½ O2 → CaSO4
Gambar 16 :FGD Plant,Gypsum Proses, Mitsui Chemico Flue Gas SO2 Removal System
With MITSUI Gypsum Process
Gas nitrogen oksida merupakan hasil persenyawaan nitrogen yang terdapat didalam
udara pembakaran atau bahan bakar dengan oksigen .
Sebagian besar NOx yang diemisikan dari PLTU berbahan bakar batubara dalam
bentuk NO sedang sisanya adalah NO2.
Oksida nitrogen yang diemisikan ke atmosfir dengan cepat akan dioksidasikan oleh O2
menjadi NO2 nitrogen dioksida (NO2) dianggap lebih beracun dibandingkan dengan
nitrogen monoksida (NO), selain dari itu yang paling merugikan, hasil reaksi
lanjutannya akan menghasilkan zat pencemar sekunder.
Apabila menyerap sinar ultra ungu gas NO2 akan terurai menjadi NO dan atom
oksigen .
Selanjutnya atom oksigen bereaksi dengan molekul oksigen yang ada di atmosfir
membentuk O3 (ozon) atau dapat pula bersenyawa dengan radikal hydrokarbon
(dengan bantuan sinar) menghasilkan molekul organik yang teroksidasi, NO2-nya
sendiri dapat bersenyawa dengan radikal hydrokarbon membentuk zat pencemar
sekunder , yang dinotasikan dengan PAN ( Peroxy acetal Nitrat). Ozon (O3) , PAN dan
hydrokarbon yang teroksidasi merupakan persenyawaan utama pembentuk kabut
(fog) pada kawasan perkotaan.
Persenyawaan NOx menjadi asam nitrat atau garam nitrat lainnya, selanjutnya
mengedap dalam keadaan kering maupun basah (bersama air hujan). PLTU bukan
merupakan sumber utama penghasil NOx , umumnya NOx dihasilkan dari sumber
limbah industri dan kendaraan bermotor.
mengurangi jumlah udara lebih dari 3,5-5% menjadi 2,5 – 3,5 % untuk
pembangkit / unit dengan bahan bakar batubara. Dari 3-4 % menjadi 2 % untuk
unit dengan bahan bakar minyak. Serta dari 2 -3 % menjadi 1% untyuk unit
dengan bahan bakar gas.
• Memiringkan pola penyalaaan api atau memindahkan beberap penyala dari unit
operasi minyak dan gas.
- NO2 ---------> ½ N 2 + ½ O 2
Pembakaran pada saat tersebut dalam keadaan miskin udara pada zona
udara primer. Udara skunder diatur kecepatan, distribusi radialnya dan
pusarannya agar terjadi sirkulasi sehingga nyala lebih stabil.
lHI-DF Burner
Pusat Listrik Tenaga Uap dapat menimbulkan suara yang keras dan saat tertentu
suara tersebut dapat melampaui batas ketahanan manusia untuk menerimanya
secara terus-menerus. Sumber suara tersebut dapat berasal dari :
*Aliran Massa : Uap dari safety Valve, kebocoran uap, air atau udara.
Lindungi telinga kita dengan peralatan yang telah disediakan karena kebisingan dapat
merusak telinga jug bisa berdampak sebagai berikut :
*Kontraksi perut
*Stress
*Gila.
4.2. PENANGGULANGANNYA
Dibawah ini dapat dilihat tabel peredaman tingkat kebisingan berbagai jenis Pelindung
telinga.
Hz Hz Hz Hz Hz Hz Hz
Sumbat Kapas 2 3 4 8 12 12 9
Penutup Berperapat 13 20 33 35 38 47 41
Cairan
Helm Penerbang 14 17 29 32 48 59 54
perusahaan
(L) ( T )l
90 8,00
92 6,00
4,00
95
3,00
97
100 2,00
102 1,00
105 1,50
110 0,50
-0,2 ( L-90 )
Hitungan T danL ditentukan oleh rumus T = 8 x 2
LAMPIRAN:
5 OPASITAS 40%
N0.103/MENKLLH/11/1991
TANGGAL 01-02-1991
FISIKA
1 TEMPERATUR °C 35 38 40 45
KIMIA
1 pH mg/l 6 -9 6 -9 6 -9 6 -9
4 BARIUM mg/l 1 2 3 5
5 TEMBAGA mg/l 1 2 3 5
6 SENG mg/l 2 5 10 15
12 STANUM mg/l 1 2 3 5
22 NITRAT mg/l 10 20 30 50
30 RADIOAKTIVITAS mg/l
BIOLOGI
RADIO NUKLIDA
BIFENIL ( PCB )
IMBAS
15 LOGAM-SEMI LOGAM
KEP. 907/INPLH/9/79
PARAMETER BATASAN
AIR BUANGAN
PARAMETER BATASAN
19.CHRME 10 MG/L
20.FLOURINE 10 MG/L
12.CHLORINE 30 MG/NM3
15,0 MG/NM3
14.FLUORINE
Berikut juga ditamplikan flow diagram pelaksanaan AMDAL di PT PLN ( Persero ) khususnya
pada yang berkaitan dengan pengeporasian pembangkit ketenaga listrikan.
PERSETUJUAN
16
KOMPUS
PERSENTASI
15
DPE
(Pengiriman 10 9
7 (Masukan
Dokumen) (Hasil (Pengeluar
AMDAL DJLPE
5
BIRO BLH
RAPAT
KOMISI AMDAL 6
5
6
(Pengeluar
PEMRAKARSA
PLN
4
13 1
(Hasil
14 PERSENTASI
(Perbaikan (Dokumen
(Hasil KONSULTAN
PELAKSANA 3
BAGAN ALIR
Proyek
Diperluka Wajib
n Tanya
KA ANDAL
ANDAL
UKL dan UPL
RKL.RPL
Persetujuan Tanggapan
Pelaksanaa
n
Persetuju
an
ANDAL.RKL.RPL ANDAL.RKL.RPL
Kadaluarsa Gugur
Diajuka
KA. ANDAL
Paling lambat 12
hari
Tak dapat
Perbaikan/
Naik banding
Penyimpanan diajukan
Paling lambat 30 Banding diberi
hari keputusan dalam 30
Monitoring
pelaporan
- Laporan
Divisi
Lingkungan - Evaluasi
DJLPE
KEGIATAN BESARAN
2. PLTP < 55 MW
KEWAJIBAN KETERANGAN
=< 150 KV
<5 MW
8. Pusat Listrik Dari Jenis Lain
Keterangan :