Anda di halaman 1dari 3

TATA UPACARA LATIHAN GOLONGAN SIAGA

Oleh Kak Agung Ari Yasa, S.Pd., M.Pd.H., LT.

A. UPACARA PEMBUKAAN LATIHAN


1. Pembina dan pembantu Pembina memanggil pramuka siaga dalam bentuk barisan berbanjar dan memberikan
wejangan berupa motivasi telah bersedia datang untuk latihan
2. Setiap barung melakukan aktivitas presensi, iuran dan tabungan
3. Pemeriksaan kerapian barung dengan menyanyikan lagu untuk memilih barung terbaik sebagai petugas upacara
pembukaan latihan
4. Setelah semua perlengkapan siap, sulung memanggil teman-temannya untuk membentuk lingkaran besar. Barung
utama ada di kanan pintu masuk.
5. Sulung menjemput Pembina siaga, lalu melapor: “Yanda/Bunda upacara pembukaan latihan perindukan siaga
telah siap, dan Yanda/bunda harap memasuki tempat upacara”
6. Dijawab oleh Pembina dengan mengucapkan: “Baik anakku”. Pembina memasuki tempat upacara dengan
menggandeng si sulung masuk dalam lingkaran upacara perindukan. Pembina berdiri menghadap pintu masuk dan
tiang bendera. Pembantu Pembina yang hadir juga ikut upacara dengan masuk ke dalam lingkaran.
7. Pembina siaga memerintahkan sulung: “ Anakku sulung, ambillah bendera Merah Putih bangsamu” ; dan dijawab
oleh sulung: “Baik Yanda/Bunda”, lalu sulung menuju jagrag bendera.
8. Sesampainya di depan jagrag bendera, sulung membuka gulungan bendera Merah Putih dan setelah terbuka,
dengan sikap sempurna sulung melakukan penghormatan kepada bendera. Kemudian sulung mengambil bendera
itu dan membawanya ke tempat upacara. Tepat di ujung pintu masuk, sulung berhenti. Pada saat berhenti
Pembina melakukan penghormatan yang diikuti oleh peserta upacara. Sulung melanjutkan perjalanan menuju ke
tengah lingkaran dan menancapkan bendera ke jagrag dan memberikan penghormatan. Ketika sulung
menurunkan tangan maka peserta lainnya mengikutinya dengan menurunkan tangan pula.
9. Pembina siaga mengambil teks Pancasila yang telah dipersiapkan di atas jagrag dan membacakan teks Pancasila
yang diikuti oleh seluruh peserta upacara. Pembacaan Pancasila dilakukan dengan mengucapkan “satu” lalu diikuti
“satu”, “Ketuhanan Yang Maha Esa” diikuti “Ketuhanan Yang Maha Esa”, dan seterusnya.
10.Setelah selesai membacakan Teks Pancasila lalu Pembina meminta sulung untuk membacakan Dwi Darma:
“Anakku sulung ambillah dan bacalah Dwi Darmamu; dijawab oleh sulung: “Baik Yanda/Bunda”.
11.Sulung membaca: “Dwi Darma” diikuti oleh siaga: “Dwi Darma”, dilanjutkan sulung:” Siaga berbakti pada ayah dan
ibundanya” diikuti oleh siaga: “Kami berbakti pada ayah dan ibunda kami” dan seterusnya.
12.Selanjutnya Pembina meminta kepada sulung: “Sulung anakku, tugas-tugas hari ini sudah sulung lakukan, maka
kembalilah ke barungmu” lalu dijawab oleh sulung: “Baik Yanda/Bunda”.
13.Pada saat sulung kembali ke barungnya, maka wakil pimpinan barung meninggalkan posisi sulung (PBU) menuju
ke paling kiri barungnya lewat belakang. (pintu ditutup).
14.Pembina siaga melanjutkan upacara dengan pengumuman tema kegiatan latihan saat itu.
15.Selanjutnya doa dipimpin oleh Pembina siaga dengan diucapkan dan diikuti oleh siaga. Doa diusahakan dengan
bahasa yang mudah dimengerti dan tidak terlalu panjang
16.Setelah berdoa, pembantu Pembina siaga keluar lingkaran dan memanggil siaga. Dilanjutkan dengan acara
kegiatan latihan yang telah dipersiapkan.

B. UPACARA PENUTUPAN LATIHAN


Susunan Upacara penutupan Latihan sama dengan upacara pembukaan latihan hanya saja Pancasila dan Dwi
Darma ditiadakan.
TATA UPACARA LATIHAN GOLONGAN PENGGALANG
Oleh Kak Agung Ari Yasa, S.Pd., M.Pd.H., LT.

A. UPACARA PEMBUKAAN LATIHAN


1. Sebelum upacara pembukaan latihan pasukan penggalang dilaksanakan, regu melakukan aktivitas dengan
mengadakan presensi, iuran dan tabungan.
2. Setelah itu, Pratama mengumpulkan pasukannya dengan meniup peluit . . . . . . . . dilanjutkan tangannya
membentuk formasi angkare. Regu paling kanan adalah regu pratama dan regu lain mengambil posisi sesuai
dengan kesepakatan sidang dewan pasukan penggalang. Posisi ini tetap selama 3 – 6 bulan, sehingga di mana
posisi regu dari sanalah regu kurve melaksanakan tugasnya.
3. Setelah membentuk formasi angkare, pratama memimpin pemeriksaan kerapian kemudian dilanjutkan dengan
menanyakan kesiapan petugas pengibar Bendera Merah Putih dan petugas Dasa Darma.
4. Pratama menjemput Pembina dan melapor bahwa upacara pembukaan latihan penggalang siap dilaksanakan, lalu
Pembina menuju tempat upacara dengan berdiri di sebelah kiri tiang bendera diikuti oleh Pembina pasukan
lainnya dengan berdiri dibelakang Pembina upacara dengan bentuk bersaf. Selanjutnya pratama kembali ke
tengah angkare dan memimpin penghormatan kepada kakak Pembina.
5. Laporan pratama kepada kakak Pembina: “Upacara pembukaan latihan penggalang siap dilaksanakan, kami harap
kakak memimpinnya”, dijawab oleh Pembina: “Kembali ke regu”.
6. Pratama kembali ke regu dan wapinru kembali ke kiri regu lewat belakang.
7. Pengibaran bendera Merah Putih, penghormatan dipimpin oleh Pembina: “Kepada Sang Merah Putih, hormat
gerak”
8. Pembacaan/ pengucapan Pancasila oleh Pembina Upacara dan diikuti oleh peserta upacara. Pembacaan Pancasila
dilakukan dengan mengucapkan “satu” lalu diikuti “satu”, “Ketuhanan Yang Maha Esa” diikuti “Ketuhanan Yang
Maha Esa”, dan seterusnya.
9. Pembacaan/pengucapan Dasa Darma oleh petugas dengan maju satu langkah dan diikuti oleh semua peserta
kecuali Pembina pasukan hanya menyaksikan saja
10.Pembina pasukan maju menuju ke depan tiang bendera dan menyampaikan pengumuman tentang evaluasi
jalannya upacara dan rangkaian kegiatan selanjutnya.
11.Setelah menyampaikan amanat, Pembina langsung memimpin doa untuk kelancaran dari proses kegiatan latihan
pasukan
12.Pembina menyerahkan kembali pasukan kepada pratama dengan mengucapkan: “Pasukan kakak serahkan kepada
Pratama”
13.Pratama langsung maju satu langkah dengan mengangkat tangan kiri serta mengucapkan “Pratama Siap”.
Dilanjutkan dengan penghormatan dipimpin oleh pratama
14.Setelah kakak Pembina meninggalkan tempat langsung bersalaman dengan Pembina pasukan lainnya.
15.Selanjutnya pratama maju ke tengah angkare dan posisi pratama ditempati oleh wapinru. Pada saat formasi
kembali seperti awal upacara, maka pratama membubarkan pasukan dengan mengatakan: “Untuk melaksanakan
kegiatan selanjutnya, bubar jalan”

B. UPACARA PENUTUPAN LATIHAN


Susunan Upacara penutupan Latihan sama dengan upacara pembukaan latihan hanya saja Pancasila dan Dasa
Darma ditiadakan.
TATA UPACARA LATIHAN GOLONGAN PENEGAK
Oleh Kak Agung Ari Yasa, S.Pd., M.Pd.H., LT.

A. UPACARA PEMBUKAAN LATIHAN


1. Sebelum upacara pembukaan latihan ambalan penegak dilaksanakan, sangga melakukan aktivitas dengan
mengadakan pemeriksaan kerapian, presensi, iuran dan tabungan.
2. Selanjutkanya pinsa bermusyawarh untuk menentukan sangga kerja. Setelah itu sangga kerja menyiapkan
kelengkapan upacara
3. Setelah itu, Pradana mengumpulkan ambalannya dengan meniup peluit . . . . . . . . dilanjutkan tangannya
membentuk formasi bersaf satu. Petugas upacara berada pada posisi paling kiri dengan urutan dari kiri ke kanan
yaitu pengibar bendera Merah Putih, Petugas Dasa Darma dan sisa anggota sangga
4. Penghormatan kepada pradana dipimpin oleh pinsa paling kanan
5. Laporan pemimpin sangga kepada pradana bahwa sangganya siap mengikuti UPLAT, dan pada saat pinsa maju
untuk laporan maka wapinsa menempati posisi pinsanya masing-masing lewat belakang. Setelah laporan, pinsa
mengambil tempat ke barisan paling kanan dari ambalannya
6. Laporan pradana kepada kakak Pembina bahwa UPLAT penegak siap dilaksanakan dan diharapkan menempati
tempat di kanan ambalan. Setelah mengantarkan kakak Pembina ke kanan ambalan maka pradana menempati
posisi di sebelah kiri tiang bendera
7. Pengibaran Bendera Merah Putih oleh petugas. Setelah bendera diikat, petugas yang di tengah membentangkan
bendera dan pradana melakukan penghormatan diikuti oleh peserta lainnya
8. Pembacaan / Pengucapan Sandi Ambalan/Dasa Darma. Pada saat itu, diikuti dengan melakukan adat ambalan
seperti memegang ujung setangan leher ke dada kiri atau dengan cara yang lain.
9. Pembina maju satu langkah lalu hadap serong kiri dilanjutkan dengan pembacaan/pengucapan Pancasila yang
diikuti oleh seluruh ambalan. Pembacaan Pancasila dilakukan dengan mengucapkan “satu” lalu diikuti “satu”,
“Ketuhanan Yang Maha Esa” diikuti “Ketuhanan Yang Maha Esa”, dan seterusnya.
10.Amanat / pengumuman dari pradana / Pembina. Apabila dari pradana, maka Pradana maju ke depan tiang
bendera dan menyampaikan rangkaian kegiatan ambalan selanjutnya. Apabila Pembina ingin menyampaikan
amanat maka pradana menghadap kepada Pembina dan mempersilahkan Pembina untuk menyampaikan
amanatnya. Pradana dan Pembina bertukar posisi. Setelah Pembina menyampaikan amanat selanjutnya kembali
bertukar posisi dengan pradana.
11.Pradana memimpin doa demi kelancaran kegiatan latihan ambalan
12.Setelah doa, pradana menuju ke Pembina untuk laporan bahwa UPLAT penegak telah dilaksanakan dan
diharapkan kakak Pembina dapat meninggalkan tempat. Pradana kembali ke tengah ambalan. Pada saat itu, pinsa
dan wapinsa kembali ke posisi awal di sangganya masing-masing
13.Pradana membubarkan ambalan untuk melanjutkan acara latihan sat itu.

B. UPACARA PENUTUPAN LATIHAN


Susunan Upacara penutupan Latihan sama dengan upacara pembukaan latihan hanya saja Pancasila ditiadakan dan
Dasa Darma digantikan dengan Sandi ambalan / renungan penegak.

Anda mungkin juga menyukai