Anda di halaman 1dari 19

OKTOBER 2019

PKMRS

Perawatan Metode Kanguru

OLEH:
FAHRIZAL ARRAHMAN HUSAIN
XC064182007

PEMBIMBING:
dr. Ira Megasari
dr. Fadhilah Syekh Abubakar

SUPERVISOR:
Dr. Besse Sarmila, M. Kes, Sp. A

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Berikut nama di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Fahrizal Arrahman Husain

NIM : XC064182007

Judul : Perawatan Metode Kanguru

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepanitraan klinik pada Departemen Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Mengetahui,

Residen Pembimbing

dr. Ira Megasari dr. Fadhilah Syekh Abubakar

Supervisor

Dr. Besse Sarmila, M. Kes, Sp. A

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ 1

DAFTAR ISI....................................................................................................... 2

PERAWATAN METODE KANGURU

A. Pendahuluan................................................................................................... 3

B. Definisi Perawatan Metode Kanguru............................................................ 5

C. Kriteria Pelaksanaan PMK............................................................................. 6

D. Komponen Perawatan Metode Kanguru........................................................ 8

E. Pelaksanaan PMK ………………………………………………….............. 12

F. Langkah-langkah Perawatan Metode Kanguru……………………………... 14

G. Manfaat Perawatan Metode Kanguru……………………………………..... 16

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… ... 19

2
PERAWATAN METODE KANGURU

A. PENDAHULUAN

BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) diartikan sebagai bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasional. BBLR merupakan faktor risiko
tertinggi angka kematian bayi, terutama dalam satu bulan pertama kehidupan. Berdasarkan studi
epidemiologi, bayi BBLR memiliki 20 kali lipat resiko kematian lebih besar dibandingkan bayi
yang lahir dengan berat badan lebih dari 2500 gram.1
Menurut perkiraan World Health Organization (WHO) 95% dari populasi BBLR berasal
dari negara miskin dan negara berkembang. Diperkirakan 6% bayi yang lahir di Asia Timur dan
pasifik lahir dengan BBLR, 13% di Afrika Sub-Sahara, dan 28% di Asia Selatan. 2 Angka
kejadian BBLR di Indonesia masih tinggi, berkisar antara 14% - 25%. Salah satu penyebab
kesakitan dan kematian pada BBLR adalah hipotermia yang dapat menimbulkan komplikasi
berupa infeksi, gagal ginjal, serangan apneu, perdarahan hebat yang berakhir kematian bayi. 3
Perawatan pada bayi berat lahir rendah sifatnya sangat kompleks. Bayi perlu dirawat di
inkubator, biaya perawatan yang cukup tinggi, dan membutuhkan tenaga kesehatan yang
berpengalaman.4 Kondisi ini merupakan salah satu penyebab timbulnya kurang percaya diri ibu
dalam merawat bayinya. Sebuah inovasi baru dalam perawatan berat bayi lahir rendah yang
mendekatkan bayi dengan ibunya adalah Perawatan Metode Kanguru.5

Perawatan metode kanguru (PMK) merupakan suatu cara perawatan dengan meletakkan
bayi di dada ibu sehingga terjadi kontak antara kulit bayi dan kulit ibu. Selain mencegah
hipotermia, PMK juga membuat denyut jantung bayi menjadi lebih stabil, pernapasan lebih
teratur. distribusi oksigen ke seluruh tubuh lebih baik.6

3
B. Definisi Perawatan Metode Kanguru

Perawatan metode kanguru (PMK) adalah perawatan untuk bayi berat lahir rendah
(BBLR) dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (skin-to-skin
contact). Metode ini sangat tepat dan mudah dilakukan guna mendukung kesehatan dan
keselamatan BBLR.2

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir < 2500
gram tanpa memandang masa gestasi.8 Terdapat beberapa permasalahan yang sering muncul
pada kasus BBLR. beberapa permasalahan seperti hipotermia, mudah terserang infeksi, apneu,
anemia serta hipoglikemia.9

C. Kriteria Pelaksanaan PMK

Pada umumnya bayi yang memenuhi kriteria untuk dilakukan PMK adalah bayi BBLR ,
berat lahir ≤2500 gram, tidak ada kegawatan pernapasan dan sirkulasi, tidak ada kelainan
kongenital yang berat, dan mampu bernapas sendiri. Apabila BBLR tersebut masih memerlukan
pemantauan kardiopulmonal, oksimetri, pemberian oksigen tambahan atau pemberian ventilasi
dengan tekanan positif (CPAP). infus intravena. dan pemantauan lain, hal tersebut tidak
mencegah pelaksanan PMK. Bahkan pada kenyataannya, bayi dengan PMK cenderung jarang
mengalami apnea dan bradikardia serta kebutuhan terhadap oksigen relatif stabil.2

Pada saat bayi BBLR lahir berbagai komplikasi dapat terjadi. Semakin muda usia
kehamilannya dan semakin kecil bayi, akan semakin banyak masalah yang akan timbul.
Perawatan dini bagi bayi yang memiliki komplikasi harus disesuaikan dengan pedoman nasional.
PMK dapat ditunda hingga kondisi kesehatan bayi stabil. Kapan tepatnya PMK dimulai, sangat
bergantung pada penampilan individual, dengan sepenuhnya memperhitungkan kondisi ibu dan
bayi. Namun, ibu yang memiliki bayi yang kecil hendaknya didorong untuk segera melakukan
PMK.2

Sebagai arahan dapat dipergunakan petunjuk dibawah ini yang melakukan penggolongan
bayi berdasarkan berat lahir. Bayi dengan berat lahir ≥1.800 gram (usia kehamilan ≥34 minggu
atau lebih) umumnya lebih stabil dan sedikit mengalami masalah pemantauan misalnya henti
napas. Permasalahan tersebut dapat meningkat hingga menjadi permasalahan serius pada
4
sekelompok kecil bayi sehingga memerlukan perawatan di unit khusus. Meskipun demikian,
pada sebagian besar kasus PMK dapat segera dilakukan setelah bayi lahir.2

Bayi dengan berat lahir antara 1.200 - l.799 gram (usia kehamilan 28-32 minggu),
berbagai permasalahan prematuritas sering terjadi, misalnya sindrom gangguan pernapasan atau
permasalahan lain. Oleh karena itu, pada kasus ini diperlukan perawatan khusus sedini mungkin.
Sebelum dilakukan PMK, pernapasan dan sirkulasi bayi distabilkan terlebih dahulu. Diperlukan
kira-kira seminggu sebelum PMK dapat dilakukan. Meskipun mortalitas pada saat kelahiran di
kelompok ini sangat tinggi, kebanyakan karena komplikasi, banyak pula bayi yang bertahan dan
ibu dapat diberikan motivasi untuk memberikan ASI.2

Bayi dengan berat lahir <1.200 gram (usia kehamilan <30 minggu) seringkali mengalami
permasalahan serius akibat prematur, dimana tingkat kematian sangat tinggi dan hanya sebagian
kecil yang mampu bertahan terhadap berbagai permasalahan akibat prematuritas. Bayi tersebut
sangat beruntung bila dirujuk sebelum kelahiran ke institusi dengan fasilitas perawatan intensif
untuk neonatus. Mungkin akan diperlukan waktu sekitar dua minggu sebelum kondisi bayi
tersebut diperbolehkan untuk PMK.2

PMK dapat diimplementasikan di berbagai berbagai tingkatan fasilitas kesehatan. PMK


merupakan pilihan terbaik jika NlCU tidak tersedia. Jika NICU tersedia namun tidak sesuai
dengan kebutuhan, PMK memberikan rasionalisasi sumber daya dengan memberikan inkubator
bagi bayi yang lebih sakit.2

D. Komponen Perawatan Metode Kanguru

Terdapat empat komponen Perawatan Metode Kanguru yaitu:

1. Kangaroo position (posisi)

Letakkan bayi diantara payudara dengan posisi tegak, dada bayi menempel ke dada ibu.
Posisi kanguru ini disebut juga dengan kontak kulit-ke-kulit, karena kulit bayi mengalami kontak
langsung dengan kulit ibu.2

Posisi bayi diamankan dengan kain panjang atau pengikat lainnya. Kepala bayi
dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah (ekstensi). Tepi pengikat tepat
5
berada di bawah kuping bayi. Posisi kepala seperti ini bertujuan untuk menjaga agar saluran
napas tetap terbuka dan memberi peluang agar terjadi kontak mata antara ibu dan bayi. Hindari
posisi kepala terlalu fleksi atau ekstensi. Tungkai bayi harus dalam posisi kodok, tangan harus
dalam posisi fleksi.2

Ikatkan kain dengan kuat agar saat ibu bangun dari duduk, bayi tidak tergelincir. Pastikan
juga bahwa ikatan yang kuat dari kain berada setinggi dada bayi. Perut bayi jangan sampai
tertekan dan sebaiknya berada di sekitar epigastrium ibu. Dengan cara ini bayi dapat melakukan
pernapasan perut. Napas ibu akan merangsang bayi. Berikut adalah cara memasukkan dan
mengeluarkan bayi dari baju kanguru:2

a) Pegang bayi dengan satu tangan diletakkan di belakang leher sampai punggung bayi.

b) Topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari dan jari-jari lainnya agar kepala bayi tidak
tertekuk dan tidak menutupi saluran napas ketika bayi berada pada posisi tegak;

c) Tempatkan tangan lainnya di bawah pantat bayi.

Posisi bayi dalam posisi kanguru diuraikan sebagai berikut. Bayi didekap erat ke dada ibu
dengan dibalut handuk katun lembut yang dilipat 2 berukuran 1 meter persegi. Balutan handuk
menutupi sampai telinga bayi dan dibawah ketiak ibu sedemikian rupa untuk memfikasasi kepala
dan dada bayi dalam posisi mendongak di dada ibu, memberikan jalur udara terbuka optimal dan
mencegah apnea obstruktif. Panggul diposisikan fleksi dan ditempatkan dalam posisi kodok (frog
position), lengan juga dalam posisi fleksi. Sepotong kain panjang yang melingkari pinggang ibu
menjaga/ menopang bayi dari sisi bawah.2

Bayi dapat memperoleh sebagian besar perawatan yang diperlukan, termasuk minum
selama dalam posisi kanguru. Mereka dibebaskan dari kontak kulit langsung hanya pada saat:1

 Mengganti popok, dibersihkan, dan perawatan tali pusat.

 Pemeriksaan klinis, berdasarkan jadwal rumah sakit, atau jika diperlukan.

Memandikan bayi setiap hari tidak diperlukan dan tidak disarankan. Jika kebiasaan-
kebiasaan setempat memerlukan mandi setiap hari, dan hal itu tidak dapat dihindari maka
6
sebaiknya dilakukan sebentar dan dengan air yang cukup hangat (sekitar 37 °C). Bayi harus
segera dikeringkan, diberikan pakaian minimal, lalu ditempatkan kembali pada posisi kanguru
secepat mungkin. Perawatan bayi dengan kontak kulit langsung dari dada ibu ke bayi memiliki
dampak fisiologis dan stabilitas yang lebih baik daripada bayi yang dirawat di inkubator.2

2. Kangaroo Nutrition (nutrisi)

Posisi kanguru sangat ideal bagi proses menyusui. Dengan melakukan PMK, proses
menyusui menjadi lebih berhasil dan sebagian besar bayi yang dipulangkan memperoleh ASI.
Dengan PMK, proses menyusui menjadi lebih lama. PMK dapat meningkatkan volume ASI yang
dihasilkan ibu. Bayi dengan usia kehamilan 30 minggu dapat memulai proses menyusui. Segera
setelah bayi menunjukkan tanda kesiapan untuk menyusu, dengan menggerakkan lidah dan
mulut, dan keinginan untuk menghisap (seperti menghisap jari atau kulit ibunya), bantu ibu
menempatkan bayi pada posisi melekat yang dirasa cukup baik.2

Meskipun pada beberapa penelitian, PMK dikaitkan dengan lebih lamanya menyusui,
namun bagaimana sebenarnya pengaruh PMK dalam aspek bubungan menyusui antara bayi dan
ibu masih relatif sedikit yang diketahui. Pada studi terbaru yang membandingkan antara ibu yang
melakukan PMK segera setelah lahir selama sedikitnya 45 menit dengan ibu yang membedong
bayinya didapatkan kesimpulan bahwa pengalaman menyusui untuk pertama kalinya lebih
berhasil pada ibu yang melakukan PMK.2

Memberi minum BBLR adalah satu tantangan khusus. Untuk bayi dengan berat lahir
dibawah 1250gram beberapa hari pertama belum dapat minum per oral dan cairan diberikan
melalui infus. Pada saat itu, bayi mendapat perawatan konvensional. Pemberian minum melalui
mulut hendaknya dilakukan segera bila kondisinya memungkinkan dan bayi mampu
melakukannya. Ini biasanya terjadi pada saat bayi mulai mendapat PMK. Hal ini membantu ibu
untuk memproduksi ASI, dan meningkatan pemberian ASI.2

3. Kangaroo Support (dukungan)

Bentuk dukungan pada Perawatan Metode Kanguru dapat berupa dukungan fisik maupun
emosional. Dukungan dapat diperoleh dari petugas kesehatan, seluruh anggota keluarga, ibu dan

7
masyarakat. Tanpa adanya dukungan, akan sangat sulit bagi ibu untuk dapat melakukan
Perawatan Metode Kanguru dengan berhasil;2

Wanita hamil sebaiknya sudah diberikan infomasi dan edukasi tentang Perawatan Metode
Kanguru sejak kunjungan antenatal pertama. Saat bayi telah lahir, ibu memerlukan dukungan
dari berbagai pihak, diantaranya berupa:

(1) Dukungan emosional: Ibu memerlukan dukungan untuk melakukan Perawatan


Metode Kanguru. Banyak ibu muda yang mengalami keraguan yang sangat besar untuk
memenuhi kebutuhan bayi pertamanya sehingga membutuhkan dukungan dari keluarga, teman
serta petugas kesehatan. Perawatan Metode Kanguru membuat ibu dapat memenuhi semua
kebutuhan bayi.2

(2) Dukungan fisik: Selama beberapa minggu pertama Perawatan Metode Kanguru,
merawat bayi akan sangat menyita waktu ibu. Istirahat dan tidur yang cukup sangat penting pada
peranannya pada Perawatan Metode Kanguru. Oleh karena itu, ibu memerlukan dukungan untuk
membantu menyelesaikan tugas-tugas rumah.2

(3) Dukungan edukasi: Sangat penting memberikan informasi yang ibu butuhkan agar ia
dapat memahami seluruh proses Perawatan Metode Kanguru dan mengerti bahwa memang
sangat penting. Ibu harus mengetahui manfaat Perawatan Metode Kanguru. Hal ini membuat
Perawatan Metode Kanguru menjadi lebih bermakna dan akan meningkatkan kemungkinan
bahwa ibu akan berhasil menjalankan Perawatan Metode Kanguru baik di rumah sakit ataupun
saat di rumah.2

4. Kangaroo Discharge (pemulangan)

Pemulangan berarti ibu dan bayinya boleh pulang ke rumah dengan tetap menjalani
Perawatan Metode Kanguru di rumahnya. Namun, lingkungan tempat tinggal mereka dapat
sangat berbeda dengan fasilitas unit Perawatan Metode Kanguru di institusi kesehatan yang
selalu dikelilingi oleh para petugas-yang mendukung.2

Mereka akan tetap memerlukan dukungan meskipun tidak sesering dan seintensif seperti
sebelumnya. Lingkungan keluarga sangat penting untuk kesuksesan Perawatan Metode Kanguru.

8
Ibu sebaiknya kembali ke rumah yang hangat, bebas rokok, dan mendapat dukungan
dalam melaksanakan tugas sehari - hari. Jika tidak ada layanan tindak lanjut atau lokasi RS
letaknya jauh, pemulangan dapat ditunda. Oleh karena itu, waktu pemulangan berbeda
tergantung pada besarnya bayi, tempat tidur yang tersedia, kondisi rumah dan kemudahan untuk
follow-up)

Biasanya bayi PMK dapat dipulangkan dari rumah sakit ketika telah memenuhi kriteria di
bawah ini: 2

 Kesehataan bayi secara keseluruhan dalam kondisi baik dan tidak ada apneu atau tanda
infeksi.

 Bayi minum dengan baik.

 Berat bayi selalu bertambah (sekurang-kurangnya 15 gr/kg/hari) untuk sekurang-


kurangnya tiga hari berturut-turut

 Ibu mampu merawat bayi dan dapat datang secara teratur untuk melakukan follow up.

EVALUASI SKOR 0 SKOR 1 SKOR 2 KETERANGAN


Dukungan Tidak Terkadang
Dukungan baik
sosial ekonomi mendukung mendukung
Produksi ASI
0-11ml 10-20ml 20-30ml SKOR HARUS 2
(perah)
TIDAK UNTUK
Posisi dan Selalu butuh Tidak butuh
Terkadang butuh SUSU
rangkulan bayi bantuan bantuan
FORMULA
Kemampuan
Singkat Sedang Sangat baik
bayi menyusu
Kepercayaan Selalu
Terkadang butuh Tidak butuh
dalam membutuhkan
bantuan bantuan
menangani bayi bantuan
Tambahan
SKOR HARUS 1
berat badan 0-10gram 10-20gram 20-30gram
ATAU 2
bayi per hari
Kepercayaan Tidak percaya Sedikit percaya Sangat percaya
dalam diri diri diri
9
pemberian
vitamin dan zat
besi
Pengetahuan
Tidak tahu Cukup tahu Sangat tahu
PMK
Penerimaan dan
Menerima
penerapan Tidak menerima Menerima semua
sebagian
PMK
Kepercayaan
merawat bayi di Tidak mampu Cukup mampu Sangat mampu
rumah

Pasien dapat dipulangkan jika jumlah skor dari total skor pemulangan penderita ≥17.10

E. Pelaksanaan PMK

PMK dapat dimulai apabila ibu dan bayi sudah merasa cukup sehat. Pada bayi normal
perawatan metode kanguru dapat dilakukan segera setelah pemotongan tali pusat. Bayi
didekapkan kepada ibu untuk mencegah hipotermi dan juga merupakan rangsangan produksi
ASI. Bagi bayi prematur yang tanpa masalah sebenarnya PMK bisa dilakukan segera setelah
lahir. Mengingat BBLR khususnya prematur seringkali dihadapkan dengan kondisi serius seperti
asfiksia, sindrom distres respiratory, dan beberapa masalah lain, maka pelaksanan PMK
sebaiknya ditunda sampai kondisi bayi stabil. Jadi saat untuk memulai PMK bersifat individual
tergantung pada umur kehamilan, berat bayi, kondisi bayi dan kesiapan ibu. Berdasarkan kriteria
tenebut, Anderson membagi pelaksanaan PMK menjadi 4 kategori.2

1. Late kangaroo care, dimulai setelah bayi melalui fase perawatan intensif. Pernapasan
sudah atabil dan bersifat spontan. Perawatan dimulai beberapa hari atau minggu setelah
lahir.

2. Intermediate kangaroo care, dimulai setelah bayi melalui perawatan intensif sekitar 7
hari setelah lahir. Bayi ini dapat mendapat terapi oksigen karma kadang-kadang apneu
dan bradikardi. Bayi dengan ventilator yang belum stabil juga masuk dalam grup ini.

10
3. Early kangaroo care, dilakukan pada bayi yang sudah stabil dan dimulai sesegera
mungkin setelah kondisi bayi stabil. Dilakukan pada hari pertama ataupun 1 sampai 6 jam
pertama setelah lahir.

4. Very early kangaroo care, dimulai setelah bayi diberikan pada menit pertama sampai 90
menit pertama setelah lahir.

Hampir setiap bayi kecil dapat dirawat dengan PMK. PMK pada bayi kecil dapat
dilakukan dalam dua cara :2

1. PMK intermiten: PMK tidak diberikan sepanjang waktu tetapi hanya dilakukan jika ibu
mengunjungi bayinya yang masih berada dalam perawatan di inkubator dengan durasi
minimal satu jam secara terus-menerus dalam satu hari.

2. PMK kontinu: PMK yang diberikan sepanjang waktu yang dapat dilakukan di unit rawat
gabung atau ruangan yang dipergunakan untuk perawatan metode kanguru.

Bayi - bayi dengan penyakit yang berat atau membutuhkan perawatan khusus dapat
menunggu sampai sembuh sebelum dilaksanakan PMK terus-menerus (kontinu). PMK dengan
jangka waktu yang pendek (intermiten) dapat dimulai pada bayi yang dalam proses
penyembuhan tetapi masih memerlukan pengobatan medis (misalnya infus, tambahan oksigen
dengan konsentrasi rendah). Namun, untuk PMK yang kontinu, kondisi bayi harus dalam
keadaan stabil, bayi harus dapat bernapas secara alami tanpa bantuan oksigen. Kemampuan
untuk minum (seperti menghisap dan menelan) bukan merupakan persyaratan utama, karena
PMK sudah dapat dimulai meskipun pemberian minumnya dengan menggunakan pipa lambung.2

Ketika bayi telah siap untuk PMK, atur waktu yang tepat bagi ibu dan bayi. Sesi pertama
ini merupakan sesuatu yang penting dan perlu waktu serta penuh perhatian. Sarankan pada ibu
agar menggunakan pakaian yang longgar dan ringan. Gunakan ruang khusus yang cukup hangat
untuk si bayi. Anjurkan ibu untuk membawa suami atau seorang teman pilihannya. Ini akan
memberikan semangat dan rasa aman.2

Kontak kulit langsung sebaiknya dimulai secara bertahap, perlahan-lahan dari perawatan
konvensional ke PMK yang terus-menerus. Kontak yang berlangsung kurang dari 60 menit

11
sebaiknya dihindari, karena pergantian yang sering akan membuat bayi menjadi stres. Lamanya
kontak kulit langsung ditingkatkan secara bertahap sampai kalau mungkin dilakukan terus-
menerus siang dan malam dan hanya ditunda untuk mengganti popok, sambil mengontrol suhu
tubuh bayi.2

Ketika ibu harus meninggalkan bayinya, bayi tersebut dapat dibungkus dengan baik dan
ditempatkan ditempat yang hangat jauh dari hembusan angina, diselimuti dengan selimut hangat
atau jika tersedia ditempatkan dalam alat penghangat. Selama perpisahan antan ibu dan bayi.
anggota keluarga (ayah atau suami, nenek,dll) atau teman dekat dapat juga menolong melakukan
kontak kulit langsung ibu dengan bayi dalam posisi kanguru.2

Semua bayi memerlukan kasih sayang dan perawatan untuk pertumbuhannya. akan tetapi
BBLR lebih memerlukan perhatian agar dapat berkembang normal karena mereka telah
kehilangan atau belum sempat mendapatkan lingkunan intrauterin yang ideal selama berminggu-
minggu atau bahkan berbulan - bulan. Mereka bahkan sangat sensitif terhadap sinar, suara dan
tindakan yang menyakitkan selama perawatan awal. PMK adalah metode ideal sebab bayi
diayun-ayun, dipeluk, dan mendengarkan suara ibunya saat ibu melakukan aktivitas sehari-hari.
Seorang ayah pun dapat menciptakan suasana seperti itu. Para petugas kesehatan memiliki
peranan penting guna mendorong ibu dan ayah agar mau menunjukkan peranan dan cinta mereka
pada bayinya.2

F. Lagkah - langkah Perawatan Metode Kanguru

1. Persiapan Ibu dan bayi

a. Minta ibu mencuci tangan dengan sabun dan air

b. Pakaikan bayi topi dan popok

c. Bila memakai kain penyangga yang mempunyai kantong celana, masukkan kedua kaki
bayi kelubangnya sehingga bayi nampak seperti memakai celana

12
2. Posisi Bayi

a. Ibu meletakkan bayi di antara payudara dengan posisi tegak. Keempat ekstremitas
dalam posisi fleksi (frog-position) dan sebagai patokan adalah xyphoid bayi bertemu
dengan xypboid ibu (dada, leher dan kepala bayi menempati bidang sternum ibu atau
badan bayi menempel dibadan ibu).

Gambar 2.5.1 Posisi Bayi saat Perawatan Metode Kanguru 12

b. Arahkan kepala bayi ke kanan atau ke kiri dengan sedikit tengadah (ekstensi) agar
jalan napas tidak tersumbat.

c. Minta ibu untuk menempatkan tepi kain/selendang pengikat bagian bawah meliputi
bokong bayi (sehingga bayi seperti duduk di atas gendongan) dan menyusuri badan ibu,
kemudian diikat di punggung bawah satu kali dengan kuat, dibawa ke depan melingkari
tubuh dan diikat di bagian depan. Tepi kain/ selendang pengikat bagian atas ditempatkan
di sisi bawah telinga bayi, usahakan dagu sedikit tengadah, selanjutnya tali pengikat
dibawa menyusuri puncak ketiak ibu dan disilangkan pada bagian punggung ibu dengan
kuat, kemudian dibawa ke depan melalui pundak ibu dan dipertemukan dengan ujung tali
pengikat bagian bawah.

13
Gambar 2.5.2 Bayi saat Perawatan Metode Kanguru12

d. Mintalah ibu untuk mengawasi napas/warna kulit/ suhu: pegang telapak kaki bayi
untuk mengeceknya.10

G. Manfaat Perawatan Metode kangguru

Penelitian memperlihatkan PMK bermanfaat dalam menurunkan secara bermakna jumlah


neonatus atau bayi baru lahir yang meninggal, menghindari bayi berat lahir rendah dari
kedinginan (hipotermia), menstabilkan bayi, mengurangi terjadinya infeksi, meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan bayi, meningkatkan pemberian ASI, dan meningkatkan ikatan
(bonding) antara ibu dan bayi.

1) Menurunkan angka kematian neonatal


Terdapat tiga penelitian dengan metodologi pengujian terkontrol secara acak yang
membandingkan PMK dengan perawatan konvensional (menggunakan inkubator). Data
Cochrane menunjukkan bahwa jumlah kematian bayi yang dilakukan PMK lebih sedikit
dibandingkan bayi yang dirawat dalam inkubator. Penelitian di Addis Abeba memperlihatkan
jumlah bayi yang meninggal pada kelompok PMK sebesar 22,5 % sedangkan pada kelompok
non PMK sebesar 38% (p<0,05). Dari kepustakaan di atas jelaslah terlihat bahwa PMK

14
bermanfaat dalam mencegah kematian neonatal. Hal ini dapat dijelaskan lebih lanjut dalam
beberapa manfaat PMK lain di bawah ini.
Manfaat PMK dalam menstabilkan suhu, pernafasan dan denyut jantung bayi Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa PMK dapat menstabilkan suhu, laju pernapasan, dan laju denyut
jantung bayi lebih cepat dari bayi yang dirawat dalam inkubator. Bayi pada PMK merasa
nyaman dan hangat dalam dekapan ibu sehingga tanda vital dapat lebih cepat stabil. Penelitian
oleh Yanuarso di RSCM memperlihatkan bahwa dengan menggunakan metode kanguru, BBLR
akan lebih cepat mencapai kestabilan suhu tubuh dibanding BBLR tanpa PMK (120 menit vs.
180 menit)

2) Mengurangi infeksi
Berbagai penelitian juga telah memperlihatkan manfaat PMK dalam mengurangi kejadian
infeksi pada BBLR selama perawatan. Pada PMK, bayi terpapar oleh kuman komensal yang ada
pada tubuh ibunya sehingga ia memiliki kekebalan tubuh untuk kuman tersebut. Rao dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa jumlah BBLR yang mengalami sepsis sebesar 3,9% pada
kelompok PMK dan 14,8% pada kelompok kontrol (p=0,008). Sedangkan Agudelo dalam
tulisannya menyebutkan manfaat PMK dalam menurunkan infeksi nosokomial pada usia koreksi
41 minggu (RR 0,49, 95% CI 0,25 - 0,93). Manfaat lainnya dengan berkurangnya infeksi pada
bayi adalah bayi dapat dipulangkan lebih cepat sehingga masa perawatan lebih singkat, dan biaya
yang dikeluarkan lebih sedikit.

3) Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi


Manfaat PMK lainnya adalah meningkatkan berat badan, panjang badan dan lingkar kepala
bayi. Penelitian menunjukkan bahwa kenaikkan berat badan, panjang badan dan lingkar kepala
BBLR yang menjalani PMK lebih tinggi secara bermakna dibandingkan BBLR yang mendapat
perawatan dengan metode konvensional. Subedi memperlihatkan bahwa kenaikan berat badan
BBLR dapat mencapai 30 g/hari, sedangkan Gupta menunjukkan kenaikan berat badan yang
mirip yaitu 29 g/hari. Feldman dalam penelitiannya memperlihatkan bahwa BBLR yang
dilakukan PMK memiliki nilai perkembangan yang lebih baik secara bermakna dibandingkan
BBLR dengan metode konvensional.

15
4) Meningkatkan keberhasilan pemberian ASI
Pada berbagai penelitian terlihat bahwa PMK sangat erat kaitannya dengan pemberian ASI.
Pada PMK, ASI dapat selalu tersedia dan sangat mudah diperoleh. Hal ini dapat dijelaskan
karena bayi dengan PMK, terlebih pada PMK kontinu, selalu berada di dekat payudara ibu,
menempel dan terjadi kontak kulit ke kulit, sehingga bayi dapat menyusu setiap kali ia inginkan.
Selain itu, ibu dapat dengan mudah merasakan tanda-tanda bahwa bayinya mulai lapar seperti
adanya gerakan-gerakan pada mulut bayi, munculnya hisapan-hisapan kecil serta adanya gerakan
bayi untuk mencari puting susu ibunya. Ibu dapat menilai kesiapan menyusu bayinya dengan
memasukkan jari bersih ke dalam mulut bayi dan menilai isapan mulut bayi. Berikan ASI saat
bayi sudah terjaga dari tidurnya. Bila telah terbiasa melakukan PMK, ibu dapat dengan mudah
memberikan ASI tanpa harus mengeluarkan bayi dari baju kangurunya.

Bayi yang mendapat PMK memperoleh ASI lebih lama dibandingkan bayi yang mendapat
perawatan dengan metode konvensional. Perawatan metode kanguru juga meningkatkan ikatan
(bonding) ibu dan bayi serta ayah dan bayi secara bermakna. Posisi bayi yang mendapat PMK
memudahkan ibu untuk memberikan ASI secara langsung kepada bayinya. Selain itu,
rangsangan dari sang bayi dapat meningkatkan produksi ASI ibu, sehingga ibu akan lebih sering
memberikan air susunya sesuai dengan kebutuhan bayi.
Pada PMK, pemberian ASI dapat dilakukan dengan menyusui bayi langsung ke payudara
ibu, atau dapat pula dengan memberikan ASI perah menggunakan cangkir (cup feeding) dan
dengan selang (orogastric tube). Pemberian ASI pada bayi yang dilakukan PMK umumnya akan
diteruskan di rumah saat dipulangkan, dan lama pemberian ASI lebih panjang. PMK juga
meningkatkan volume ASI yang dihasilkan oleh ibu.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Mahayana, Sagung A. dkk: Faktor Risiko yang Berpengaruh terhadap Kejadian Berat
Badan Lahir Rendah di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesahatan Andalas. 2015.

2. Cutland, Clare. dkk: Low birth weight: Case definition & guidelines for data collection,
analysis, and presentation of maternal immunization safety data. Seattle: Elsevier. 2017.

3. Margaretha, Saur Lidya. Perawatan Metoda Kanguru Pada Bayi Berat Lahir Rendah. Sari
Pediatri, Vol 8. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2006.

4. Syamsu, Andi Farmawati. Pengaruh Perawatan Metode Kanguru terhadap Fungsi


Fisiologis Bayi Pematur dan Kepercayan Diri Ibu dalam Merawat Bayi. The Soedirman
Journal. Volume 8. No.3, November 2013.

5. Deswita, dkk. Pengaruh Perawatan Metode Kanguru terhadap Respons Fisiologis Bayi
Prematur. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 5 No. 5, April 2011.

6. Alasiry, Ema. Perbandingan Frekuensi Tangisan Antara Perawatan Metode Kanguru


Posisi Pmnasi dengan Posisr Lateral Delmbitus Pada Berat Bayi Lahir Rendah. Sari
Pediatri, Vol 13. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012.

7. Kosim, Sholeh, dkk. Buku Ajar Neonatologi Edisi Pertama. Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia. 2008.

8. Suardi, Ruliana. Metode Kanguru Sebagai Pengganti Inkubator Untuk Bayi Berat Lahir
Rendah. Sari Pediatri, Vol 2. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2000.

9. Pramono H. Manfaat Perawatan Metode Kanguru (PMK) dan Penerapannya dalam


Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah dengan Metode Kanguru. Jakarta: PERNASIA.
2006.

10. Madjid, Djauhariah., Alasiry, Ema. dkk. Manual Keterampilan Klinik. Teknik Perawatan
Metode Kanguru. Makassar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. 2015.

17
11. Hanum, Syafrida. Hasanah, Oswati. Elita, Veny. Gambaran Morbiditas Bayi dengan
Berat Badan Lahir Rendah di Ruang Perinatologi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. JOM
PSIK Vol. 1 No. 2 Oktober 2014.

12. Department of Reproductive Health and Research World Health Organization. Kangaroo
Mother Care A Practical Guide. Geneva: WHO. 2013.

18

Anda mungkin juga menyukai