Anda di halaman 1dari 12

MAGHFURIS SYAKUR

19008002020010
AUTOMASI DAN KONTROL

1. Apa yang anda ketahui terkait :


a. ISO/IEC-14617
b. ANSI/ISA-84.00.01-2004
c. ANSI/ISA-5.4-1991
d. ISO 10628-1:2014
e. IEC 62443
f. IEC 62832
2. Jelaskan,lengkap dengan gambar terkait hirarki control and antomation dalam sebuah
industry.
3. Gambarkan dan jelaskan posisi Marshalling Cabinet dalam control and automation pada
sebuah industri mulai dari field instrument sampai operator console.

JAWAB:

1.
a. ISO/IEC-14617 adalah perpustakaan simbol grafis untuk diagram yang digunakan dalam
aplikasi teknis.
b. ANSI/ISA-84.00.01-2004 menyediakan beberapa metode untuk menentukan SIL, seperti
Layer of Protection Analysis, yang menggunakan frekuensi kejadian sebagai dasar, atau
Safety Layer Matrix, yang menggunakan informasi yang tersedia dari independent protection
layers (IPLs) sebagai dasar pemilihan SIL untuk SIS.
c. ANSI/ISA-5.4-1991 adalah Informasi yang terkandung dalam Kata Pengantar dan maju
adalah untuk informasi saja dan bukan merupakan bagian dari standar. Standar ini disusun
sebagai bagian dari pelayanan ISA menuju tujuan keseragaman di bidang instrumentasi.
d. ISO 10628-1:2014 menetapkan klasifikasi, konten, dan representasi diagram alir. Selain itu,
ia menetapkan aturan penyusunan diagram alir untuk industri kimia dan petrokimia.
e. IEC 62443 adalah serangkaian standar internasional yang membahas keamanan siber untuk
teknologi operasional dalam sistem otomasi dan kontrol. Standar ini dibagi menjadi beberapa
bagian yang berbeda dan menjelaskan aspek teknis dan terkait proses dari otomasi dan sistem
kontrol keamanan siber.
f. IEC 62832 mendefinisikan prinsip-prinsip umum kerangka Pabrik Digital (kerangka DF),
yang merupakan kumpulan elemen model (model referensi DF) dan aturan untuk memodelkan
sistem produksi.

2. Arsitektur jaringan sistem otomasi bangunan dapat berupa jaringan dengan konfigurasi
yang kompleks. Secara fungsional arsitektur jaringan BAS memiliki ciri yang khas yaitu
terdiri atas beberapa tingkatan/hirarkis fungsi kendali. Hirarki fungsional sistem kendali
dalam BAS umumnya dapat disederhanakan dalam 3 atau 4 level seperti pada Gambar
dibawah .
Sedangkan pada gambar di bawah ini merupakan arsitektur sistem otomasi berdasarkan hierarki.

Berikut adalah penjelasan dari level pada hirarki fungsional otomasi :


1. Pada level terendah terdapat field level, (Field-level) pada umumnya akan terdiri atas
perangkat-perangkat sensor, aktuator, unit-unit kontroler kecil ataupun perangkat En-node
lainnya. Perangkat-perangkat ini terhubung pada secondary network. End-node adalah
jaringan komunikasi yang hanya dapat mengirim atau menerima informasi untuk keperluan
perangkat itu sendiri, namun tidak dapat melalukan/meneruskan informasi ke jaringan lain.
Unit-unit kontroler tingkat bawah (field-controller) seringkali disebut juga local-controller
yang umumnya mengendalikan operasi setiap utilitas bangunan. Unytuk
mengkomunikasikan antara filed level ke Automation level mengunakan filed network,
Field network adalah jaringan yang menghubungkan peralatan filed level dengan
automation level. Tujuan dari jaringan ini adalah menghubungkan aktuator, sesnor dan
peralatan field level lainnya dengan sebuah kontroler.

2. Perangkat jaringan BAS dilevel berikutnya pada umumnya terdiri atas sejumlah perangkat
kendali yang bekerja di level otomasi untuk mengendalikan operasi berbagai utilitas
bangunan seperti HVAC Controller, Lighting Controller, Security System Controller dan
beberapa perangkat antarmuka yang mendukung/support pada level ini seperti misalnya
Modbus device, maupun BACnet. Unit-unit kontroler yang digunakan pada level ini
umumnya dibuat khusus untuk keperluan otomasi bangunan, namun mungkin pula
menggunakan perangkat Programmable Logic Controller/PLC yang umum/biasa/standar
dengan spesifikasi yang sesuai. Pada level ini secondary network menghubungkan dengan
primary network. Secondary network merupakan sub network dari primary network.
Fungsi dari seconadry network adalah menghubungkan antara satu kontroler dengan
kontroler lainnya yang berada pada automation level. Primary network merupakan
pengelola jaringan. Primary network menghubungkan automation level dan management
level dalam sistem otomasi bangunan. Jaringan primer ini dapat berdiri sendiri atau berbagi
dengan LAN regular dalam sebuah bangunan. Biasanya jaringan ini mengkomunikasikan
dengan kabel twisted pair (ISO 8802-3) seperti jaringan yang digunakan pada kantor atau
rumah. Dapat pula di komunikasikan secara WLAN.

3. Management Level
Management level terdiri dari semua peralatan yang mengatur dan memonitor setiap
utilitas yang terdapat pada sistem otomasi bangunan, serta berhubungan dengan operator
dan internet. Contoh perangkat yang terdapat pada management layer adalah database dari
aktifitas setiap utilitas, web server, panel operator, CCS (central control station) dan server
yang menejermahkan pesan dari protocol komunikasi yang berbeda.
3.

Dari lapangan, parameter sebuah proses dibaca dengan menggunakan transmitter. Tipe
dari transmitter ini bisa bermacam-macam, seperti membaca aliran, tekanan, suhu, tinggi dan lain
sebagainya. Gambar dari pressure transmitter seperti ditunjukkan pada gambar dibawah.
Wiring dari transmitter-transmitter yang berada pada satu area yang sama akan menuju
ke field junction box seperti ditunjukkan oleh gambar dibawah.

Selanjutnya, dari field junction box, kabel akan menuju ke rack room dengan
menggunakan cable tray atau ditanam dibawah tanah, tergantung dari desain.
Cable tray ini akan masuk ke dalam rack room melalui bagian bawah bangunan, biasanya
menggunakan raised floor.

Dari raised floor inilah, cable akan dimasukkan ke dalam cabinet-cabinet yang ada di rack
room.
Apabila kabel instrumentnya adalah hardwired, maka ia akan masuk ke
dalam Marshalling Cabinet, dimana luaran dari Marshalling Cabinet, kabelnya diubah
menjadi I/O Extension. Sekangkan, jika memakai fieldbus, maka akan langsung menuju ke PCS
System Cabinet.

Dari Marshalling Cabinet, output dari wiring akan menuju ke PCS/ DCS System
Cabinet, dimana terdapat Controller.
Tiap DCS System Cabinet akan terhubung satu sama lainnya melalui jaringan DCS.
Jaringan DCS ini juga terhubung dengan monitor sehingga operator bisa memantau proses yang
terjadi di lapangan secara real-time.

Selain itu, beberapa equipment dalam bentuk paket yang memiliki unit pengontrolan
tersendiri baik berupa Unit Control Panel (UCP) ataupun Local Control Panel (LCP), misalnya air
compressor, maka akan ada Cabinet khusus untuk memantau parameter proses yang terjadi,
yaitu Network Cabinet. Cabinet ini digunakan untuk mengkonversi kabel komunikasi yang
dipakai equipment tadi sehingga bisa masuk ke dalam jaringan DCS.
Gambar selanjutnya adalah contoh operator work station yang terdapat di dalam control
room.

Di dalam operator work station, terdapat monitor yang bisa digunakan untuk memonitor
proses di lapangan yang disebut Human-Machine Interface (HMI) atau Human Interface
Station (HIS).

Anda mungkin juga menyukai