BR Roo - Da
BR Roo - Da
Pembimbing:
Prof. Dr. dr. Agus Supartoto, Sp.M(K)
dr. Purjanto Tepo Utomo, Sp.M(K)
dr. Banu Aji Dibyasakti, Sp.M
dr. Irene Titin Darajati, Sp.M
dr. Datu Respatika, Ph.D., Sp.M
Degenerasi Neoplasia
Anomali Perkembangan - Kista
• Kista orbita dapat timbul dari berbagai permukaan okular atau
jaringan orbita
• Termasuk kista yang berasal dari epitel konjungtiva atau kelopak
mata, kista teratomatous, kista neural, kista sekunder (mukokel),
kista inflamasi (parasit), dan lesi nonkistik dengan komponen kista
• Kista dermoid adalah jenis kista orbita yang paling umum
Kista Dermoid
• Terperangkapnya superficial ectodermal nests dalam sutura tulang
selama embriogenesis.
• Bermanifestasi pada masa kanak-kanak sebagai massa unilateral di
alis bagian lateral
• Dilapisi oleh epitel skuamosa bertingkat berkeratin
• Mengandung keratin, sebum, dan rambut
Inflamasi
Idiopatik Sekunder
Difus Lokal
Inflamasi Non-Infeksius – IONS
• Gangguan inflamasi yang menempati ruang yang menyerupai
neoplasma
• Penyebab tidak dapat dikenali
• 5% dari lesi orbital
• anak-anak dan orang dewasa.
• Onset mendadak, nyeri
• Respon inflamasi dapat difus atau terlokalisir
Inflamasi Fibrosis
• Fibrosis menggantikan lemak
• Respon inflamasi campuran
orbita
Menembus jaringan
insterstitial otot ekstraokular
Pembesaran otot
Inflamasi Non-Infeksius – Penyakit terkait Immunoglobulin G4
• Kondisi inflamasi yang memiliki ciri khas:
• Lesi tumefaktif pada satu atau lebih organ
• Infiltrasi limfoplasmacytic yang kaya akan sel plasma IgG4-positif
• Derajat fibrosis yang bervariasi, seringkali dalam pola storiform
(lingkaran sel)
• Plebitis obliteratif
• Peningkatan kadar serum IgG4
Inflamasi Non-Infeksius – Penyakit terkait Immunoglobulin G4
Kriteria yang diusulkan untuk penyakit mata terkait IgG4 meliputi :
• Pencitraan yang menunjukkan pembesaran kelenjar lakrimal atau
lesi massa yang melibatkan kelenjar lakrimal, saraf trigeminal, atau
berbagai jaringan mata lainnya
• Pemeriksaan histologis menunjukkan infiltrasi limfoplasmasitik
dengan fibrosis terkait, dan dengan rasio sel plasma IgG4-positif
terhadap IgG-positif ≥40% atau >50 sel plasma IgG4-positif per
high-power field (40× objektif)
• kadar serum IgG4 ≥135 mg/dL
Inflamasi Infeksius – Infeksi Bakteri pada Orbita
• Dapat terjadi melalui:
• Inokulasi langsung (trauma, pembedahan)
• Penyebaran dari infeksi struktur yang berdekatan (sinusitis)
• Penyebaran dari letak yang jauh (bakteremia)
• Infeksi oportunistik (necrotizing fasciitis, mucormycosis)
• Penyebab paling umum dari selulitis orbita adalah infeksi sinus
paranasal
• Organisme penyebab: Haemophilus influenzae, Streptococcus,
Staphylococcus, Clostridium, Bacteroides, Klebsiella, dan spesies
Proteus.
Inflamasi Infeksius – Infeksi Jamur dan Parasit pada Orbita
• Mucormycosis rhinocerebral atau rhino-orbito-cerebral (zygomycosis)
biasanya terjadi pada pasien dengan:
• Diabetes melitus yang tidak terkontrol (terutama pada pasien dengan
ketoasidosis),
• Neoplasma ganas padat
• Luka bakar luas
• Pasien yang menjalani pengobatan dengan agen kortikosteroid
• Pasien dengan neutropenia berat
• Mucormycosis merupakan penyebaran dari infeksi sinus yang berdekatan
• Genus jamur spesifik yang sering terlibat adalah Mucor atau Rhizopus
Inflamasi Infeksius – Infeksi Jamur dan Parasit pada Orbita