Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

Pemanfaatan Silika Termodifikasi Kitosan dengan


glisidoksipropiltrimetoksisilan (GPTMS) dari Abu Sekam Padi Sebagai
Adsorben Ion Logam Mn(II) Pada Air Limbah Industri

BIDANG KEGIATAN :

PKM PENELITIAN (PKM-P)

Diusulkan oleh :

Ima Puspita Rini M0312028 Angkatan 2012

Ani M0312009 Angkatan 2012

Syaiful Ahmad M0312071 Angkatan 2012

Sri Mulyatmi M0313068 Angkatan 2013

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

i
ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................i
Halaman Pengesahan .................................................................................................ii
Daftar isi .....................................................................................................................iii
Ringkasan ...................................................................................................................iv
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................1
B. Urgensi ..............................................................................................................2
C. Tujuan Khusus ..................................................................................................2
D. Luaran yang Diharapkan...................................................................................3
E. Manfaat Penelitian ............................................................................................3
BAB 2 Tinjauan Pustaka
A. Abu Sekam Padi ...............................................................................................3
B. Kitosan ..............................................................................................................3
C. glisidoksipropiltrimetoksisilan (GPTMS) ........................................................4
D. Silika Termodifikasi Kitosan ............................................................................4
E. Mangan (Mn) ....................................................................................................5
BAB 3 Metode Penelitian
A. Bahan Penelitian ...............................................................................................5
B. Alat Penelitian ..................................................................................................5
C. Tempat Penelitian .............................................................................................6
D. Tahapan Penelitian............................................................................................6
E. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data ...........................................................8
BAB 4 Biaya dan Jadwal Kegiatan ............................................................................8
Daftar Pustaka ............................................................................................................9
Lampiran ....................................................................................................................11
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota Pelaksana, dan Dosen Pembimbing ..........11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ..........................................................18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas..................21
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti .......................................................20

iii
RINGKASAN

Air sumur merupakan sumber air bersih terbesar yang digunakan di


sebagian masyarakat Indonesia. Namun adanya air sumur yang tergolong dalam
air tanah ini memiliki kendala dalam pemanfaatannya. Kendala yang paling sering
ditemui dalam menggunakan air tanah adalah masalah kandungan zat besi (Fe)
dan mangan (Mn) yang terdapat dalam sumur akibat pencemaran air oleh limbah
hasil industri. Adanya kandungan ion logam khususnya mangan (Mn) dalam air
sumur yang tercemar oleh air limbah industri tersebut tentunya menimbulkan
banyak masalah bagi manusia. Adsorpsi menjadi salah satu metode yang banyak
dipilih sebagai alternatif untuk melakukan proses penghilangan kontaminasi ion
logam berat khususnya Mn tersebut.
Salah satu adsorben alternatif yang bisa dimanfaatkan dalam proses
adsorpsi ion logam Mn tersebut adalah dengan mengoptimalkan silika gel yang
dihasilkan dari prekursor natrium silikat (Na2SiO3) yang disintesis dari abu sekam
padi. Adanya kandungan silika (Si) yang tinggi pada abu sekam padi yang mana
mencapai sekitar 94% membuat abu sekam padi dapat digunakan sebagai
adsorben. Karena selain merupakan material berpori juga mempunyai gugus aktif
yaitu Si-O-Si dan Si-OH. Sedangkan, untuk meningkatkan kemampuan adsorben
silika dapat juga dilakukan dengan memodifikasi permukaan silika dengan gugus
organik. Salah satunya adalah dengan menambahkan senyawa polimer kitosan.
Penggabungan silika dan kitosan tersebut bertujuan untuk mendapatkan adsorben
yang memiliki pori-pori lebih besar dari silika dan gugus aktif yang lebih reaktif
terhadap ion-ion logam berat. Namun, pengikatan senyawa organik seperti kitosan
ke dalam silika secara langsung dinilai kurang efektif sehingga perlu adanya suatu
senyawa penghubung supaya pengikatannya menjadi lebih efektif. Salah satu
senyawa penghubung yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan
glisidoksipropiltrimetoksisilan (GPTMS). GPTMS dipilih karena memliki gugus
yang reaktif yaitu epoksi yang dapat berikatan dengan gugus pada senyawa
organik yang dapat membentuk ikatan yang kuat antara fase organik-anorganik.
Sehingga dengan adanya sintesis silika termodifikasi kitosan dengan GPTMS
sebagai senyawa penghubungnya diharapkan mampu meningkatkan adsorpsi ion
logam khususnya ion logam Mn.

iv
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Air sumur merupakan sumber air bersih terbesar yang digunakan.
Kendala yang paling sering ditemui dalam menggunakan air tanah adalah masalah
kandungan zat besi (Fe) dan mangan (Mn) yang terdapat dalam sumur akibat
pencemaran air oleh limbah hasil industri. Adanya kandungan Besi (Fe) dan
Mangan (Mn) dalam air menyebabkan warna air tersebut berubah menjadi
kuning-coklat setelah beberapa saat kontak dengan udara. Disamping
menimbulkan gangguan kesehatan juga menimbulkan bau yang kurang enak dan
menyababkan warna kuning pada dinding bak kamar mandi serta bercak-bercak
kuning pada pakaian. Oleh karena itu, menurut Permenkes No 907 tahun 2002
dalam Setiyono (2004), kadar Fe dalam air minum maksimum yang
diperbolehkan adalah 0,3 mg/Lt dan kadar Mn dalam air minum yang
diperbolehkan adalah 0,1 mg/Lt.
Apabila kadar Mn melebihi batas yang ditetapkan pada air minum akan
menimbulkan rasa aneh pada minuman dan dapat menyebabkan kerusakan hati.
Gejala lain yang timbul adalah berupa gejala susunan urat syaraf yaitu insomnia,
kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi muka menjadi beku
dan muka tampak seperti topeng (mask). Pemaparan berlanjut maka bicaranya
melambat dan monoton, terjadi hyperrefleksi, clonus pada patella dan tumit, dan
berjalan seperti penderita parkinsonism (Kodoatie, 2010). Maka untuk
mengurangi kadar Mn dalam air dapat dilakukan dengan metode yang berbeda
seperti pemisahan membran, elektrokimia, pertukaran ion, pra konsentrasi, dan
adsorpsi (Naiya, et al., 2009). Adsorpsi menjadi metode yang banyak dipilih
untuk melakukan proses penghilangan kontaminasi ion logam berat khususnya
Mn tersebut.
Salah satu adsorben yang digunakan secara luas adalah silika gel (Jalali,
et al., 2002). Silika gel dapat dihasilkan dari prekursor natrium silikat (Na2SiO3)
yang disintesis dari abu sekam padi. Abu sekam padi merupakan limbah agro
industri yang melimpah di Indonesia. Kelimpahannya yang besar serta
pemanfaatannya yang masih terbatas merupakan alasan pengembangan silika gel
dari abu sekam padi sebagai adsorben alternatif. Selain itu, kandungan silika dari
abu sekam padi sangat tinggi mencapai 94,4% (Siswanto dan Ninik, 2011). Abu
sekam padi dapat digunakan sebagai adsorben karena selain merupakan material
berpori juga mempunyai gugus aktif yaitu Si-O-Si dan Si-OH (Setyaningsih, et
al., 2005). Silika juga merupakan material yang meiliki beberapa kelebihan
seperti sifat kimia dan mekanik yang tinggi, porositas besar, luas permukaan
besar. Untuk meningkatkan kemampuan adsorben silika dapat dilakukan dengan
memodifikasi permukaan silika dengan gugus organik (Hastuti, et al., 2015).
2

Penambahan senyawa polimer seperti kitosan pada silika dapat


mengurangi kelarutan silika dalam air, peningkatan luas permukaan (Zougagh, et
al., 2004 dan Liu, et al., 2007), dan pembentukan pori yang dapat mengikat ion
logam lebih kuat karena kitosan merupakan senyawa polimer yang mempunyai
struktur ringan dan memiliki porositas kecil. Jika permukaan silika berikatan
dengan gugus amina maka dapat meningkatkan kestabilan gugus silanol dan
kereaktifan silika terhadap adsorpsi ion logam (Singhon, et al., 2010). Silika gel
mampu berikatan dengan senyawa organik yang memiliki afinitas baik terhadap
atom Si maupun atom O. Namun, berdasarkan penelitian Terrada et al (1983),
pengikatan senyawa organik ke dalam silika secara langsung kurang efektif
sehingga perlu adanya senyawa penghubung agar pengikatan menjadi lebih
efektif. Sehingga dapat digunakan senyawa penghubung yaitu
glisidoksipropiltrimetoksisilan (GPTMS) karena memliki gugus yang reaktif yaitu
epoksi yang dapat berikatan dengan gugus pada senyawa organik yang dapat
membentuk ikatan yang kuat antara fase organik-anorganik (Chrusciel, et al.,
2015). Selain itu banyak peneliti yang telah menggunakan GPTMS sebagai
senyawa penghubung salah satunya Azmiyawati (2004) yaitu mensintesis silika-
sulfonat dengan GPTMS yang hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan GPTMS
mampu meningkatkan adsorpsi ion logam.
Sintesis silika termodifikasi kitosan dengan GPTMS sebagai senyawa
penghubung dilakukan dengan proses sol-gel. Proses ini dipilih karena relatif
mudah dilakukan tidak memerlukan waktu yang lama dan interaksi antara padatan
dan bahan yang diimobilkan relatif kuat (Sriyanti, et al., 2005)
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian mengenai sintesis
dan karakterisasi silika dari abu sekam padi termodifikasi kitosan dengan GPTMS
sebagai adsorben logam Mangan (Mn).

B. Urgensi
Keutamaan dari penelitian ini adalah pemanfaatan silika dari abu sekam
padi yang dimodifikasi dengan kitosan menggunakan penghubung
glisidoksipropiltrimetoksisilan (GPTMS) sebagai adsorben logam berat Mn yang
mencemari sistem perairan. Sehingga lebih menekankan pada bagaimana
mengolah suatu limbah menjadi material yang mampu dimanfaatkan untuk
mengatasi pemasalahan limbah lain yang mencemari lingkungan.

C. Tujuan Khusus
Tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengetahui sintesis silika termodifikasi kitosan dengan GPTMS.
2. Mengetahui pengaruh pH larutan Mn, waktu kontak dan variasi komposisi
adsorben terhadap efektivitas penyerapan ion logam mangan (Mn)
3. Untuk mengetahui jenis isoterm adsorpsi dalam mengadsorpsi Mn(II).
3

D. Luaran Yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Silika termodifikasi kitosan dari abu sekam padi diharapkan mampu
menjadi alternatif sebagai adsorben ion logam Mn(II) yang mencemari
sistem perairan
2. Publikasi artikel ilmiah yang akan diterbitkan dalam jurnal terakreditasi
nasional atau internasional.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat program penelitian ini antara lain adalah :
a. Secara Teori
1. Memberikan kontribusi pengetahuan dalam dunia sains khususnya pada
bidang lingkungan
2. Menjadi referensi dalam penelitian lanjutan mengenai aplikasi silika dari
abu sekam padi sebagai adsorben limbah logam berat
b. Secara Praktik
1. Memberikan alternatif dalam mengatasi masalah limbah logam berat
yang mencemari sistem perairan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Abu Sekam Padi


Sekam padi merupakan lapisan keras, kasar, dan berwarna coklat
keemasan yang membungkus butir beras. Pada proses penggilingan gabah, sekam
akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan.
Menurut Harsono (2002) sekitar 20% dari bobot padi adalah sekam padi dan
sekitar 15% dari bobot sekam padi adalah abu sekam yang dihasilkan setiap kali
sekam dibakar. Menurut Houston (1972), sekam padi yang telah mengalami
pembakaran akan berubah menjadi abu sekam padi. Abu yang dihasilkan
berwarna keputih-putihan sebanyak 13,16 - 29,04% dari berat sekam yang dibakar
dan mengandung silika sebagai komponen utama. Pada umumnya kadar silika
dalam abu sekam padi berkisar antara 86,9 - 97,80% (Iswari, 2005).

B. Kitosan
Kitosan memiliki kapasitas adsorpsi yang besar untuk logam berat karena
adanya guggus amino (-NH2) dan gugus hidroksil (-OH). Atom nitogen dan
oksigen memiliki eektron bebas yang dapat bereaksi dengan kation logam (Ghaee,
et al., 2012).
4

Gambar 1. Struktur kitosan (Kaban, 2009)

Kitosan adalah polisakarida amino alam yang melimpah diperoleh dari


deasetilasi kitin. Kitosan memiliki sifat mudah terdegradasi, biocompatible, tidak
beracun, dan memiliki aktivitas anti bakteri serta mudah diperoleh (Kurita, 2006)
serta mampu membentuk kompleks dengan ion logam. Gugus amino-nya dapat
berinteraksi dengan protein dengan ion logam. Gugus amino kitosan dapat
dimodifikasi untuk meningkatkan sifat adsorpsinya, bukan hanya menstabilkan
ktosan dalam larutan asam tetapi juga meningkatkan porositasnya, kelarutan
mekanik, dan kestabilan termal. Kitosan merupakan polimer kationik dengan
adanya gugus amina yang dapat berprotonasi dalam air, sehingga bermuatan
positif yang memberikan kemampuan dapat mengikat muatan negatif yang berada
disekelilingnya seperti lemak, kolesterol, ion logam, protein, dan makromolekul
(Handayani, 2009). Kitosan tidak larut dalam pelarut organik maupun air pada
kondisi netral atau basa tetapi larut dalam medium asam pada pH <6, seperti asam
asetat dan asam format, karena terjadi protonasi dari gugus amino bebas.

C. Glisidoksipropiltrimetoksisilan (GPTMS)
GPTMS juga merupakan penghubung antara senyawa organik dengan
senyawa anorganik (Wang, et al., 2010). Ketika bagian anorganik molekul
GPTMS berperan dengan senyawa anorganik adalah gugus hidroksil nya.
Sedangkan bagian organik pada GPTMS yang berperan dengan senyawa organik
adalah gugus epoksi.
GPTMS merupakan senyawa penghubung yang dapat memberikan reaksi
yang berbeda pada saat proses sol-gel berlangsung. Gugus epoksi pada GPTMS
dapat bereaksi dibawah kondisi asam untuk membentuk unit diol hidrofilik,
sehingga penambahan GPTMS dapat meningkatkan hidrosifilitas pelapisan silika
pada substrat seperti tekstil (Mahltig, et al., 2004 : Maharani, et al., 2012).

D. Modifikasi Silika Termodifikasi Kitosan


Silika gel telah banyak digunakan sebagai adsorben pada proses adsorpsi
disebabkan oleh adanya gugus aktif silanol (-Si-OH) dan siloksan (-Si-O-Si-),
namun bahan ini belum efektif untuk mengadsorpsi ion logam karena atom O
yang merupakan situs aktif pada silika gel berukuran kecil dan memiliki
polarisabilitas yang rendah, sehingga interaksi dengan logam berat yang pada
5

umumnya berukuran besar dan memiliki polarisabilitas yang tinggi secara teoritis
relatif kurang kuat (Wogo dkk., 2011). Berdasarkan kelemahan dari silika, perlu
adanya modifikasi permukaan silika gel.
Modifikasi silika dilakukan dengan penambahan suatu bahan yang
memiliki gugus aktif seperti kitosan. Kitosan adalah poli 2-Amino-2-Deoksi-D-
Glukosa. Rantai kitosan mempunyai gugus fungsi yang dapat digunakan untuk
berikatan dengan logam yaitu amina (-NH) dan hidroksil (-OH). Adanya gugus
fungsi menyebabkan kitosan menjadi reaktif terhadap senyawa lain (Rahmi dan
Julinawati, 2009). Penggabungan silika dan kitosan bertujuan untuk mendapatkan
adsorben yang memiliki pori-pori besar dari silika dan gugus aktif yang reaktif
terhadap ion-ion logam berat dari kitosan.

E. Mangan (Mn)
Mangan adalah logam berwarna abu-abu putih. Mangan adalah unsur
reaktif yang mudah menggabungkan dengan ion dalam air dan udara. Di bumi,
mangan ditemukan dalam sejumlah mineral kimia yang berbeda dengan sifat
fisiknya, tetapi tidak pernah ditemukan sebagai logam bebas di alam (Setiyono,
2014).
Mangan yang bersumber dari aktivitas manusia dapat masuk ke
lingkungan air, tanah, maupun udara (Widowati, 2008). Logam mangan apabila
berada di dalam air biasanya selalu ada bersama-sama dengan logam Fe. Bagi
manusia logam Mangan (Mn) bersifat esensial tetapi juga dalam kandungan
tertentu dapat bersifat toksik. Keberadaanya dalam air tidak saja dapat dideteksi
secara laboratoris tetapi juga dapat dikenali secara organoleptik. Adanya
karakteristik tersebut menyebabkan beberapa peneliti meneliti bagaimana cara
menghilangkan kontaminan logam Mn pada sistem perairan.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah abu sekam padi yang
diperoleh dari daerah Sragen Jawa Tengah, kitosan dari limbah cangkang udang,
Glisodoksipropiltrimetoksisilan (GPTMS), HCl, NaOH, aquades, MnSO4.H2O,
buffer CH3COOH, buffer CH3COONa, Akuabides.

B. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam sintesis silika termodifikasi kitosan adalah hot
plate, furnace, neraca analitik, magnetic stirrer. Alat yang digunakan dalam
proses adsorpsi silika termodifikasi kitosan pada logam berat Mn (II) adalah gelas
beker, labu ukur, pipet volume, shaker, kertas saring whatman, universal test
paper, corong kaca, labu erlenmeyer. Alat yang digunakan untuk karakterisasi
6

material adalah FTIR, SAA. Sedangkan AAS dipergunakan dalam analisa


pengujian hasil adsorpsi.

C. Tempat Penelitian
Penelitian ini direncanakan dan dilaksanakan di Laboratorium MIPA
Terpadu dan Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Tahapan Penelitian
1. Metode Sintesis
a. Pembuatan larutan natrium silikat (Na2SiO3)
Pembuatan Na2SiO3 mengacu pada penelitian Sriyanti et al (2005), sekam
padi dari daerah Sragen, Jawa Tengah dikeringkan dibawah sinar matahari dan
dibersihkan dari kotoran-kotoran pengikut seperti daun-daun padi, pasir, dan
kerikil. Selanjutnya dipanaskan diatas kompor hingga membentuk arang yang
berwarna hitam. Arang dimasukkan kedalam cawan porselen untuk selanjutnya
dipanaskan dalam furnace selama 4 jam dengan temperatur 700 °C. Abu yang
dihasilkan digerus kemudian diayak hingga lolos ayakan 200 mesh.
Abu sekam padi yang telah lolos ayakan 200 mesh sebanyak 20 gram abu
sekam padi dicuci dengan 150 mL HCl 6 M dan dinetralkan dengan akuades (pH
7). Hasil pencucian dikeringkan dalam oven. Abu sekam padi kering kemudian
ditambahkan dengan 158 mL NaOH 4 M, kemudian dididihkan sambil diaduk
dengan pengaduk magnetik hingga diperoleh larutan kental dan berwarna hitam.
Selanjutnya di furnace dengan suhu 500 °C selama 30 menit. Padatan didinginkan
dan direndam dalam 200 mL aquadimineral selama 24 jam dan disaring
menggunakan kertas saring whatman. Filtrat yang diperoleh merupakan natrium
silikat (Na2SiO3) (Nurmasari dan Mujitanti, 2012)
b. Silika tanpa modifikasi
Sebanyak 15 mL larutan natrium silikat (Na2SiO3) ditambah HCl 6 M
sedikit demi sedikit hingga terbentuk gel dan diamkan selama 24 jam. Kemudian
gel ditambahkan 10 mL aquades dan dinetralkan dengan NaOH 1M/HCl 1M
selanjutnya dicuci dengan 20 mL aquades. Kemudian disaring dengan kertas
saring lalu endapan dioven 60 °C selama 6 jam hingga kering. Padatan kering
ditumbuk dan diayak 120 mesh lalu dikarakterisasi dengan FTIR dan SAA
c. Pembuatan larutan kitosan termodifikasi GPTMS
Pembuatan larutan kitosan dilakukan dengan menimbang 2 gram serbuk
kitosan kemudian ditambahkan 100 mL CH3COOH 2% kemudian diaduk secara
konstan menggunakan magnetic stirrer selama 1 jam hingga homogen. Larutan
natrium silikat (Na2SiO3) dicampuran dengan senyawa penghubung GPTMS dan
kitosan. Selanjutnya dilakukan variasi komposisi seperti yang ditunjukkan table
berikut:
7

Adsorben Na2SiO3 (mol) GPTMS (mol) Kitosan (mol)


A 1,5 0 1,5
B 1,5 1 0,5
C 1,5 1 1
D 1,5 1 1,5

Campuran diaduk dengan magnetic stirrer selama 2 jam kemudian


ditambah HCl 6M sedikit demi sedikit hingga terbentuk gel dan didiamkan selama
24 jam. Selanjutnya gel ditambahkan 10 mL akuades dan dinetralkan dengan
NaOH 1M/HCl 1M selanjutnya dicuci dengan 20 mL aquademineral. Selanjutnya
dioven 60 °C selama 6 jam hingga kering. Padatan yang diperoleh ditumbuk dan
diayak 120 mesh lalu dikarakterisasi menggunakan FTIR dan SAA.

2. Uji Kinerja Adsorpsi Silika Termodifikasi Kitosan pada Ion Logam Mn


(II)
a. Penentuan kondisi optimum adsorpsi silika termodifikasi kitosan
terhadap ion logam Mn dalam larutan model
i. Pembuatan larutan induk Mn (100 ppm)
Larutan (Mn2+ 100 ppm) disiapkan dengan cara mencampurkan 0,3073 g
MnSO4.H2O ke dalam 1000 ml akuades.
ii. Pembuatan larutan standar Mn 0,2 ppm; 1 ppm; 2 ppm; 3 ppm; 4 ppm
Sebanyak 0,1 mL ; 0,5 mL ; 1 mL ; 1,5 mL ; 2 mL larutan Mn 100 ppm
diencerkan dengan akuades ke dalam masing-masing labu ukur 50 mL.
iii. Pembuatan larutan standar Mn 4 ppm
Sebanyak 10 mL larutan induk Mn 100 ppm diencerkan dengan
ditambahkan akuades ke dalam labu ukur 250 mL.
iv. Adsorpsi ion logam Mn pada larutan standar Mn 4 ppm
Sebanyak 0,1 gram silika-kitosan dengan GPTMS variasi 3 komposisi
dimasukkan ke dalam gelas beker. Kemudian ditambahkan 10 mL larutan
model Mn 4 ppm variasi kondisi pH larutan adalah 1-7 dengan
penambahan buffer CH3COOHNa dan CH3COOH. Kemudian distirrer
dengan variasi waktu kontak 30, 60, 90, dan 120 menit. Campuran yang
diperoleh kemudian disaring dengan kertas saring whatman 42. Larutan
yang diperoleh diukur volume sesudah adsorpsi. Kemudian diukur
konsentrasi logam Mangan (Mn) dengan AAS.

b. Uji Efektivitas Adsorben


Uji efektivitas dilakukan setelah diperoleh kondisi optimum adsorpsi
yaitu pada pH, waktu kontak, dan komposisi terbaik adsorben kitosan-silika
dengan GPTMS. 0,1 gram silika, silika-kitosan tanpa GPTMS dan silka-
kitosan dengan GPTMS digunakan untuk menyerap 10 mL larutan Mn
dengan konsentrasi 4 ppm, pH dan waktu kontak optimum.
8

c. Penentuan Isoterm
Sebanyak 0,1 gram silika-kitosan dengan GPTMS pada kondisi
optimum dimasukkan ke dalam gelas beker 25 mL dan ditambahkan larutan
model Mangan (Mn(II)) 2; 4; 6; 8; 10 ppm sebanyak 10 mL kemudian
dilakukan pengadukan dengan kecepatan konstan pada temperatur kamar.
Hasil adsorpsi disaring dengan kertas saring whatman, kemudian filtrat yang
diperoleh diukur dengan AAS untuk mengetahui berapa banyak logam yang
terserap. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis dengan isoterm
Langmuir dan Freundlich.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
dengan metode eksperimental laboratorium meliputi karakterisasi material silika-
kitosan dengan GPTMS menggunakan SAA untuk mengetahui morfologi
permukaan silika, FTIR digunakan untuk mengetahui gugus-gugus fungsi dari
material silika-kitosan dengan GPTMS. Serta untuk analisis data secara kuantitatif
nantnya akan diketahui nilai efektivitas adsorpsi silika-kitosan dengan GPTMS
terhadap ion logam Mn serta penentuan isoterm adsorpsinya.

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

A. Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Rencana Biaya
(Rp)
1. Bahan habis pakai 4.340.000
2. Alat penunjang penelitian 3.120.000
3. Perjalanan sampling raw material 3.000.000
4. Lain-lain : dokumentasi, laporan, publikasi, 1.752.000
akses laboratorium
Total 12.212.000

B. Jadwal Kegiatan

Bulan ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Identifikasi masalah
2 Studi kasus dan literatur
3 Perencanaan eksperimen
9

4 Pembuatan bahan uji di Laboratorium


Kimia FMIPA UNS
5 Pengujian analisis kualitas bahan uji di
Laboratorium MIPA Terpadu, SubLab
FMIPA
6 Analisis hasil eksperimen
7 Pembuatan laporan

DAFTAR PUSTAKA

Azmiyawati, C., 2004. Modifikasi silika gel dengangugus sulfonat untuk


meningkatkan kapasitas adsorpsi Mg(II). JSKA. Vol. VII. No.1 : 11-17
Ghaee,A., Niassar, M.S., Barzin, J., Zarghan, A., 2012. Adsorptiom of Copper
and Nickel Ions On Macroporous Chitosan Membrane : Equilibrium Study.
Applied Surface Science. 258 : 7732-7743
Handayani, Euis. 2009. Sintesa Membran Nanokomposit Berbasis Nanopartikel
Biosilika dari Sekam Padi dan Kitosan sebagai Matriks Biopolimer. Tesis.
Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Harsono, Heru., 2002, Pembuatan Silika Amorf dari Limbah Sekam Padi, Jurnal
Ilmu Dasar., 2(3): 98-103.
Hastuti, S., Nuryono, Agus, K. 2015. L-Arginine-Modified Silica for Adsorption
of Gold(III). Indonessian Journal Chemistry. 15 (2) : 108-115.
Houston, D.F. 1972. Rice, Chemistry, and Technology, Vol. IV. American
Association of Cereal Chemist, Inc., St.Paul, Minnesota.
Iswari, A.R. 2005. Sintesis Silika Gel dari Abu Sekam Padi dengan Asam
Klorida. Skripsi. Semarang : Jurusan Kimia, FMIPA, UNDIP.
Jalali, R., Ghafurian, H., Davarpanah, S.J., and Sepehr, S., 2002, Removal and
Recovery of Lead Using Non Living Biomass of Marine Algae, Journal of
Hazardous Material B92., 253-262.
Kaban, J. 2009. Modifikasi Kimia dari Kitosan dan Aplikasi Produk yang
Dihasilkan. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Kodoatie, Robert J. dan Roestam Sjarief. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta:
Penerbit Andi Offset.
Kurita, K. 2006. Chitin and Chitosan: Functional Biopolymers from Marine
Crustacean. Marine Biotechnology. 8: 203-226
Liu, J., X. Chen, Z. Shao, dan P. Zhou, J., 2007, Preparation and Characterization
ofChitosan/Cu(II) Affinity Membrane for Urea Adsorption, Applied
Polymer Science,90, 1108-1112.
Maharani, D.K., Indriana, K., Nurul, H.A., 2012.Kajian Spektoskopi Infra Merah
Xerogel Komposit Epoksi Silika-Kitosan. Molekul : Vol. 7. No. 1 :61-68
10

Naiya,T.K., Chowdury,P., Bhattacharya,A.K., dan Das,S.K. 2009. Saw dust and


neem bark as low-cost natural biosorbent for adsorptive removal of Zn(II)
and Cd(II) ions from aqueous solution. Chemical Engineering Journal 148:
68-79
Nurmasari, R., dan Mujiyanti, D.,R. 2012. Imobilisasi 1,8-
Dihidroxyanthraquinon Pada Silika Gel Melalui Proses Sol-Gel. Sains dan
Terapan Kimia. Vol. 6, No. 1 : 25-34.
Rahmi dan Julinawati. 2009. Application of Modified Khitosan for Adsorben
Ionic Cu2+ Metal in Diesel Oil. Journal Natural. Vol 9(2).
Setiyono, A. 2014. Studi Kadar Mangan (Mn) Pada Air Sumur Gali Di Desa
Karangnunggal Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal
Kesehatan Komunitas Indonesia. 10 (1) : 974-981
Setyaningtyas, Tien., Zusfahair., dan Suyata, 2005, Pemanfaatan Abu Sekam Padi
Sebagai Adsorben Kadmium (II) dalam Pelarut Air. Majalah Kimia
Universitas Jenderal Soedirman., 31(1): 33-41.
Singhon, Rattiya, Jerome Husson, Michael Knorr, dan Myriam Euvrard,
2010,Preparation of Silica-Supported Biosorbents for Copper(II) Removal,
Journal ofDispertion Sience and Technology, 32, 1735-1741.
Siswanto, B dan Ninik, L. 2011. Pemanfaatan Limbah Abu Sekam Padi Menjadi
Natrium Silikat. Jurnal Fluida. 7(1) : 18-22
Sriyanti, Taslimah, Nuryono, dan Narsito, 2005. Sintesis Bahan Hibrida Amino
Silika Dari Abu Sekam Padi Melalui Proses Sol Gel, JKSA. Vol. VIII. No. 1.
April 2005 hal 1-10.
Terrada, K., Matsumoto, K., dan Kimora, H., 1983, Sorption of Copper(II) by
Some Complexing Agents Loaded on Various Support, Anal. Chim. Acta,
153, 237-247.
Wang, Y., Zhongyi, J., Huifeng, L., Dong,Y., 2010. Chitosan Membranes Filled
by GPTMS-modified Zeolite Beta Particles With Low Methanol
Permeability for DMFC. Chemical Engineering and Processing: Process
Intensification. 49:278-285
Widowati,W. 2008. Efek Toksik logam, Pencegahan, dan Penanggulangan
Pencemaran. Grafika : Jogyakarta.
Wogo, H.E., Segu, J.O., dan Ola, P.D. 2011. Sintesis Silika Gel Terimobilisasi
Dithizon melalui Proses Sol-Gel. Sains dan Terapan Kimia. Vol. 5, No. 1:
84-95.
Zougagh, M., Redigolo H., Rios A., dan Valcarel M. 2004, Screening
andConfirmation of PAHs in Vegetable Oil Samples by Use of Supercritical
FluidExtraction in Conjuction with Liquid Chromatography and
Fluorimetric Detection,Analytica Chimica Acta, 525, 265-271.
11
12
13
14
15

Biodata Pembimbing PKM


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Candra Purnawan M.Sc
2 Jenis Kelamin L
3 Bidang Keahlian Kimia
4 NIP 196403052000031002
5 NIDN 0028127803
6 Tempat dan Tanggal Lahir Pamekasan, 28 Desember 1978
7 E-mail Candra_pr@yahoo.com
8 Nomor Telpon/HP 081227142177

B. Riwayat Pendidikan
Jenjang Tahun Nama Lembaga dan Bidang Studi
TK 1985 TK Dharma Wanita, Tlanakan, Pamekasan, Jawa
Timur
SD 1987 SDN Jungcangcang V, Pamekasan, Jawa Timur
SMP 1993 SMPN 1 Pamekasan, Pamekasan, Jawa Timur
SMA 1995 SMUN 1 Pamekasan, Pamekasan, Jawa Timur
S-1 1997 Jurusan Kimia, F.MIPA Universitas Sebelas Maret
Surakarta
S-2 2006 Jurusan Kimia, F.MIPA Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta

C. Pengalaman Penelitian
No. Tahun Judul Penelitian Keterangan

1. 2005 Adsorpsi Logam Krom Pada Limbah Pabrik Penelitian


Tekstil Oleh Zeolit Alam Aktif (anggota) Pemula
JaTeng

2. 2006 Pemanfaatan Logam Berat Limbah Cair Penelitian


Industri Tekstil Untuk Pelapisan Logam Dosen Muda
Besi Dengan Metode Elektroplating (ketua)

3. 2006 Pemanfaatan Minyak Adas Untuk Sintesis Penelitian


Senyawa Anti Karsinogenik Etil P- Pemula
Metoksisinamat (anggota) JaTeng

4. 2006 Selektivitas Pemisahan Ion Logam Cu(II) DIKTI SP4


Melalui Membran Asam Poli(Eugenoksi
Asetat) Dengan Pendukung Gelatin. (ketua)

5. 2008 Kitosan Dari Cangkang Udang Dan Aplikasi Thesis


Kitosan Sebagai Bahan Antibakteri Pada
16

Kain Katun

6. 2009 Modifikasi dan Multifungsi Kitosan: Hibah


Pemanfaatan Sifat Antibakteri Kitosan Strategi
Cangkang Udang sebagai Pengawet dan Nasional
Pembuatan Kemasan Antibakteri (ketua)

7. 2010 Sintesis Resin Kitosan-Vanilin untuk DIPA BLU


Aplikasi Membran Polimer Elektrolit dalam FMIPA UNS
Sel Bahan Bakar (Fuel Cells) (anggota)
8. 2010 Pemanfaatan Komposit SiO2/Kitosan/Ag DIPA BLU
dalam Pembuatan Kain Antibakteri (ketua) LPPM UNS

9. Mekanisme degradasi fotoelektrokatalitik Fundamental


2011 dye pada elektroda lapis tipis TiO2 (DIKTI)
tersensitisasi 4, 4’-dikarboksi 2,2-biperidin
(anggota)

Pemanfaatan Kitosan/Ag/TiO2 dalam Upaya Hibah


Peningkatan Sifat Antibakteri Tekstil untuk Program
10. 2012 Kesehatan (ketua) Sarjana

DIPA BLU
FMIPA

Derivatisasi Kitosan Dalam Upaya Hibah


11. 2013 Peningkatan Sifat Antibakteri Sebagai Unggulan
Pengawet Alami Bahan Pangan Pasca Panen Madya
yang Ramah Lingkungan (ketua)

Preparasi dan Karakterisasi Membran Poli- Hibah


12. 2013 blend Kitosan Vanilin/Polistirena Unggulan
Tersulfonasi untuk Aplikasi Membran Sel Pemula
Bahan Bakar (anggota)

Synthesis Of Polyester From Regenerativ Hibah


13. 2013 Agri-Crop Raw Materials Based On Itaconic kolaborasi
Acid And 1,3-Propanediol Using internasional
Condensation Method (anggota)

Pembuatan Reaktor Pengolahan Limbah Hibah


14. 2013 Tekstil Portable Berbasis Adsorpsi dan Stranas
Fotoelektrodegradasi (Tahun I, anggota)
17
18

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Bahan Penelitian
No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga Satuan Harga Total
(Rp) (Rp)
1. Abu Sekam Padi Kg 10 0 0
2. Kitosan (dd 91%) Kg 1 800.000 800.000
3. GPTMS mL 100 15.000 1.500.000
4. CH3COONa Gr 100 1.250 125.000
5. CH3COOH mL 100 1.100 110.000
6. Aquades L 3 180.000 540.000
7. MnSO4.H2O Gr 10 3.900 390.000
8. HNO3 mL 100 2.000 200.000
9. Larutan standar Mn mL 50 3.000 150.000
10. NaOH Kg 1 25.000 25.000
11. HCL mL 500 400 200.000
12. Kertas Saring 1 pack 200.000 200.000
Whatman
13. Universal Test 1 pack 100.000 100.000
Paper
Sub Total 4.340.000

2. Alat Penunjang Penelitian


No Nama Peralatan Jumlah Harga Harga Total Keterangan
Satuan (Rp)
(Rp)
1. Kertas stiker 1 2.000 2.000 Barang
2. Log book 1 10.000 10.000 Barang
3. Alat tulis 4 2.000 8.000 Barang
4. Box penyimpanan 1 100.000 100.000 Barang
5. Analisa SAA 6 250.000 1.250.000 Jasa analisis
6. Analisa XRF 1 200.000 200.000 Jasa analisis
7. Analisa AAS 250 5.000 1.250.000 Jasa analisis
8. Analisa FT-IR 6 50.000 300.000 Jasa analisis
Sub Total 3.120.000

3. Perjalanan
No Maksud Kota Tujuan Jumlah (Rp)
1. Perjalanan sampling raw Surakarta 600.000
material (limbah Abu sekam (4 org @ 150.000)
19

padi, bahan kimia)


2. Perjalabab sampling raw Cirebon 800.000
material (kitosan) (4 org @ 200.000)
3. Perjalanan Analisis Sampel Yogyakarta 600.000
(XRF) (4 org @ 150.000)
4. Perjalanan analisis sampel Bandung 1.000.000
(SAA) (4 org @ 250.000)
Sub Total 3,000.000

4. Lain-lain
No Kebutuhan Jumlah unit Biaya/unit (Rp) Jumlah (Rp)
1 Akses laboratorium
Fee akses 4 50.000 200.000
laboratorium Kimia
FMIPA UNS
Fee akses 4 50.000 200.000
laboratorium Mipa
Terpadu
2. Publikasi ilmiah
Registrasi 1 pemakalah 1.000.000 1.000.000
Poster 1 buah 100.000 100.000
3. Pembuatan laporan
Kertas 1 rim 40.000 40.000
Tinta 2 botol/pack 90.000 180.000
Penjilidan 4 4.000 16.000
CD + tempat CD 4 4.000 16.000
Sub Total 1.752.000
Total Biaya (Rp) 12.212.000
20

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


N Nama/NIM Progra Bidang Alokasi Uraian Tugas
o m Studi Ilmu Waktu
1. Ima Puspita Kimia- Kimia 8 Koordinasi,sintesi
Rini/M0312028 MIPA Analitik jam/mingg s silika-kitosan
u dengan GPTMS,
karakterisasi
2. Ani/M0312009 Kimia- Kimia 8 Sampling
MIPA Analitik jam/mingg material, sintesis
u silika-kitosan
dengan GPTMS
3. Syaiful Ahmad Kimia- Fisik 8 Pengujian
/M0312071 MIPA Materia jam/mingg efektivitas
l u adsorpsi,
sampling material
4. Sri Kimia- Fisik 8 Pengujian
Mulyatmi/M031306 MIPA Materia jam/mingg efektivitas
8 l u adsorpsi,
sampling material
21

Anda mungkin juga menyukai